Anda di halaman 1dari 9

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.4 No.1 Edisi April 2018
PERLUNYA PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
(Ditinjau Dari Aspek Psikologis, Sosial Budaya dan Perkembangan Iptek)
Oleh:
Siti Aisyah, S.Pd.I., M.Pd
Fakultas Pendidikan IPS dan Bahasa
Sa4167505@gmail.com

Abstrak
Bimbingan dan konseling sangat penting di sekolah karena bimbingan dan konseling merupakan usaha
membantu murid-murid agar dapat memahami dirinya, yaitu potensi dan kelemahan-kelemahan diri. Usaha
membantu itu merupakan usaha profesional yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang khusus, dan
kepribadian yang sesuai untuk profesi tersebut. Latar belakang perlunya pelayanan bimbingan konseling di
sekolah ditinjau dari beberapa aspek yaitu Aspek Psikologis terdiri dari: Masalah perkembangan individu,
perbedaan individu, kebutuhan individu, masalah belajar, masalah penyesuain diri dan kelainan tingkah laku.
Aspek Sosial Budaya, dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan merupakan faktor yang mempengaruhi
perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia
hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan
dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat
mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi
individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku dan
kepribadian individu yang bersangkutan. Aspek Perkembangan IPTEK Di era ini ilmu pengetahuan, informasi
dan teknologi berkembang sangat pesat. Oleh karena itu, diperlukannya Bimbingan dan Konseling, agar
individu dapat mengetahui dampak positif dan negatifnya dari perkembangan tersebut.
Kata Kunci : Pelayanan Bimbingan Koseling, Aspek Psikologis, Sosial Budaya, Perkembangan Iptek

1. PENDAHULUAN Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional,


Bimbingan dan Konseling merupakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak
kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus
Manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang
persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran
yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain dan penelitian yang mendalam. Dengan adanya
muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan
satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun pengembangan layanan bimbingan dan konseling,
kemampuannya. Manusia perlu mengenal dirinya baik dalam tataran teoritik maupun praktek, dapat
sendiri dengan sebaik-baiknya. Karena dengan semakin lebih mantap dan bisa
mengenal dirinya sendiri, mereka akan dapat dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan
bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi para
yang ada pada pada dirinya. penerima jasa layanan (klien).
Menurut pakar bimbingan, bimbingan Agar aktivitas dalam layanan bimbingan
yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk
menerus dan sistematis dari pembimbing kepada penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak,
yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam khususnya pihak para penerima jasa layanan (klien)
pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri maka pemahaman dan penguasaan tentang
dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat landasan bimbingan dan konseling khususnya oleh
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri para konselor tampaknya tidak bisa ditawar-tawar
dengan lingkungan. Sedangkan konseling lagi dan menjadi mutlak adanya. Berbagai
merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai kesalahkaprahan dan kasus malpraktek yang terjadi
pelayanan maupun sebagai teknik. Konseling dalam layanan bimbingan dan konseling selama ini,
menurut Rochman Natawidjaja yaitu satu jenis seperti adanya anggapan bimbingan dan konseling
pelayanan yang merupakan bagian terpadu dari sebagai “polisi sekolah”, atau berbagai persepsi
bimbingan. Konseli merupakan bagian terpadu dari lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan dan
bimbingan dua orang individu, dimana konselor konseling,- sangat mungkin memiliki keterkaitan
berusaha membantu konseli untuk mencapai erat dengan tingkat pemahaman dan penguasaan
pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan konselor.tentang landasan bimbingan dan
dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada konseling. Dengan kata lain, penyelenggaraan
waktu yang akan datang (Ketut Sukardi, 2008:2-5). bimbingan dan konseling dilakukan secara asal-
Layanan bimbingan dan konseling asalan, tidak dibangun di atas landasan yang
merupakan bagian integral dari pendidikan di seharusnya. Oleh karena itu, dalam upaya
memberikan pemahaman tentang landasan bimbingan dan konseling, khususnya bagi para
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 1
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.4 No.1 Edisi April 2018
konselor, melalui tulisan ini akan dipaparkan lingkungan lainnya. Tentu atas bantuan konselor.
tentang beberapa landasan yang menjadi pijakan Usaha membantu itu merupakan usaha profesional
dalam setiap gerak langkah bimbingan dan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan
konseling. yang khusus, dan kepribadian yang sesuai untuk
profesi tersebut. Karena itu untuk memperoleh
2. PEMBAHASAN derajat profesional yang baik, maka diperlukan
LATAR BELAKANG PERLUNYA pendidikan khusus (Sofyan, 2007:9).
PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI Bimbingan dan Konseling adalah
SEKOLAH pemberian bantuan kepada para peserta didik baik
Kebutuhan akan layanan bimbingan dalam secara individual maupun kelompok mengenai
proses pendidikan berkaitan erat dengan hakekat permasalahan-permasalahan yang dihadapi agar
makna dan fungsi pendidikan dalam keseluruhan mereka dapat mandiri dan berkembang secara
aspek kehidupan. Di samping itu kebutuhan optimal. Adapun latar belakang perlunya
layanan bimbingan juga berkaitan erat dengan Bimbingan Konseling dapat dibedakan menjadi
pandangan akan hakekat dan karakteristik subyek beberapa faktor diantaranya:
didik. Hadirnya layanan bimbingan dalam proses A. Ditinjau dari Aspek Psikologis
pendidikan adalah apabila kita memandang bahwa Psikologi merupakan kajian tentang
pendidikan merupakan upaya untuk mencapai tingkah laku individu. Psikologis dalam bimbingan
perwujudan manusia sebagai suatu keseluruhan dan konseling berarti memberikan pemahaman
(Mohammad Surya, 1988:2). Di sekolah, kegiatan tentang tingkah lakuk individu yang menjadi
bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh sasaran layanan (klien). Hal ini sangat penting
pejabat fungsional yang secara resmi dinamakan karena bidang garapan bimbingan dan konseling
Guru Pembimbing (atau Guru Kelas di sekolah adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku klien
dasar). Dengan demikian, kegiatan bimbingan dan yang perlu dirubah atau dikembangkan apabila ia
konseling di sekolah merupakan kegiatan atau hendak mengatasi masalah-masalah yang
pelayanan fungsional yang bersifat profesional atau dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan
keahlian dengan dasar keilmuan dan teknologi yang dikehendakinya. Apakah tingkah laku
(Prayitno, 1999:1). individu itu? Secara sederhana dapat diberi batasan
Istilah bimbingan dapat diartikan dengan bahwa tingkah laku adalah gerak-hidup individu
berbagai cara. Menurut pandangan Shertzer dan yang dapat dijumpai di dalam kamus bahasa dan
Stone bimbingan sebaiknya diartikan sebagai kata kerja bentukan menggambarkan tingkah laku
proses membantu orang-perorang untuk memahami tertentu. Jenis dan jumlah tingkah laku manusia
dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Proses terus berkembang sesuai dengan perkembangan
menunjuk pada gejala bahwa sesuatu akan berubah budaya mereka. Tingkah laku individu tidak terjadi
secara berangsur-angsur selama kurun waktu dalam keadaan kosong, melainkan mengandung
tertentu, karenanya bimbingan bukanlah suatu latar belakang, latar depan, sangkut paut dan isi
peristiwa yang terjadi sekali saja, melainkan tertentu. Lagi pula tingkah laku itu berlangsung
mencakup sejumlah tahap yang secara berangkaian dalam kaitannya dengan lingkungan tertentu yang
membawa ke tujuan yang ingin dicapai. (Yusuf, mengandung di dalamnya unsur-unsur waktu,
2009:157-158) Membantu disini berarti tempat dan berbagai kondisi lainnya. Suatu tingkah
memberikan pertolongan dalam menghadapi dan laku merupakan perwujudan dari hasil interaksi
mengatasi tantangan serta kesulitan yang timbul antara keadaan interen individu dan keadaan
dalam kehidupan manusia, seperti yang dilakukan ekstern lingkungan. Untuk keperluan bimbingan
oleh seorang profesional di bidang psikiatri, dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang
psikologi dan konseling. Orang-perorangan psikologi perlu dikuasai, yaitu tentang: Motif dan
menunjuk pada individu atau orang tertentu yang motivasi, pembawaan dasar dan lingkungan,
dibantu. Mengingat kenyataan bahwa bimbingan di perkembangan individu, belajar, balikan dan
Indonesia , seperti dibanyak negara lain terutama penguatan dan kepribadian (Prayitno dan Erman
diberikan kepada para siswa di sekolah ( W.S. Amti 1994:156-15).
Winkel, 1997:1). Latar belakang psikologis dalam
Bimbingan dan konseling sangat penting Bimbingan Koseling memberikan pemahaman
di sekolah karena bimbingan dan konseling tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran
merupakan usaha membantu murid-murid agar (klien). Hal ini sangat penting karena bidang
dapat memahami dirinya, yaitu potensi dan garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah
kelemahan-kelemahan diri. Jika hal-hal itu laku klien, yaitu tingkah laku yang perlu diubah
diketahuinya dan dipahaminya dengan baik, maka atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang
murid itu tentu mempunyai rencana untuk dihadapi (Prayitno dan Erman Amti, 2004:170).
mengarahkan dirinya kearah realisasi diri yang Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan
mempertimbangkan kenyataan sosial dan berada dalam proses perkembangan, memiliki
kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan
lingkungannya. Di samping itu, peserta didik
senantiasa mengalami berbagai perubahan sikap dan tingkah lakunya. Proses perkembangan tidak
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 2
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.4 No.1 Edisi April 2018
selalu berlangsung secara linier (sesuai dengan arah penyesuaian dirinya di dalam masyarakat. Melalui
yang diharapkan atau norma yang dijunjung layanan bimbingan dan penyuluhan siswa dibantu
tinggi), tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya
stagnasi atau diskontinuitas perkembangan Dalam dengan baik (Mohamad Surya, 1988:13).
proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subyek Dilihat dari proses dan fase
didik, merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan perkembangannya para siswa berada pada fase
segala karakterisrtiknya. Siswa sebagai individu masa remaja. Masa ini ditandai dengan berbagai
yang dinamis dan berada dalam proses perubahan menuju kearah tercapainya kematangan
perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam berbagai aspek seperti biologis, intelektual,
dalam interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai emosional, sikap, nilai dan sebagainya. Para siswa
pribadi yang unik, terdapat perbedaan individual yang berada pada masa transisi dari akhir masa
antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Di anak-anak dan memasuki masa remaja sebagai
samping itu, siswa sebagai pelajar, senantiasa persiapan memasuki dunia dewasa. Dalam situasi
terjadi adanya perubahan tingkah laku sebagai ini siswa akan mengalami berbagai goncangan
hasil proses belajar. Hal tersebut merupakan yang akan mempengaruhi seluruh pola perilakunya,
beberapa aspek psikologis dalam pendidikan yang dan secara langsung ataupun tidak langsung dapat
bersumber pada siswa sebagai subyek didik, dan mempengaruhi proses belajarnya. Masa belajar di
dapat menimbulkan berbagai masalah. Timbulnya sekolah merupakan masa transisi, masa tercapainya
masalah-masalah psikologis menuntut adanya kematangan, dan masa persiapan untuk mencapai
upaya pemecahan melalui pendekatan psikologis taraf perkembangan melalui pemenuhan tugas-
pula. Upaya ini dilakukan melalui bimbingan dan tugas perkembangan secara optimal. Pelayanan
penyuluhan. Berikut ini akan diuraikan mengenai bimbingan dan penyuluhan merupakan komponem
beberapa masalah psikologis yang merupakan latar pendidikan yang dapat membantu para siswa dalam
belakang perlunya bimbingan di sekolah. proses perkembangannya. Demikianlah
pemahaman terhadap masalah perkembangan
a. Masalah Perkembangan Individu dengan prinsip-prinsipnya akan merupakan
Sejak individu terbentuk sebagai suatu kebutuhan yang mendasar bagi pelaksanaan
organisme, yaitu pada masa konsepsi yang terjadi pelayanan bimbingan dan penyuluhan (Mohamad
dalam kandungan ibu, individu terus tumbuh dan Surya,1988:13).
berkembang. Proses ini berlangsung terus hingga
individu mengakhiri hayatnya. Proses pertumbuhan b. Masalah Perbedaan Individu
dan perkembangan yang berlangsung dengan cepat Keunikan individu mengandung arti
terutama nampak sejak lahir yaitu pada masa bahwa tidak ada dua orang individu yang sama
kanak-kanak, masa sekolah dan masa pemuda serta persis di dalam aspek-aspek pribadinya, baik aspek
permulaan masa dewasa. jasmaniah maupun rokhaniah. Individu yang satu
Tujuan dari proses pertumbuhan dan berbeda dan individu yang lainny. Timbulnya
perkembangan ini adalah mencapai kedewasaan perbedaan individu ini dapat kita kembalikan
yang sempurna. Proses perkembangan dipengaruhi kepada faktor pembawaan dan lingkungan sebagai
oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun dari komponem utama bagi terbentuknya keunikan
luar. Dari dalam dipengaruhi oleh pembawaan dan individu. Perbedaan pembawaan akan
kematangan, dan dari luar dipengaruhi oleh faktor memungkinkan perbedaan individu meskipun
lingkungan. Perkembangan dapat berhasil baik jika dengan lingkungan sama. Dan sebaliknya
faktor-faktor tersebut dapat saling melengkapi. lingkungan yang berbeda akan memungkinkan
Untuk mencapai perkembangan yang baik harus timbulnya perbedaan individu meskipun
ada asuhan yang terarah. Asuhan dalam pembawaannya sama. Di sekolah seringkali tampak
perkembangan dengan melalui proses belajar sering masalah perbedaan individu ini, misalnya ada siswa
disebut pendidikan (Mohamad Surya, 1988:13). yang sangat cepat dan ada yang lambat belajar, ada
Pendidikan sebagai salah satu bentuk yang cerdas, dan ada yang berbakat dalam bidang
lingkungan, bertanggung jawab dalam memberikan tertentu, dan sebagainya. Kenyataan ini akan
asuhan terhadap proses perkembangan individu. membawa konsekuensi bagi pelayanan pendidikan,
Bimbingan dan penyuluhan akan merupakan khususnya yang menyangkut bahan pelajaran,
bantuan individu dalam memperoleh penyesuaian metode mengajar, alat-alat pelajaran, penilaian, dan
diri sesuai dengan tingkat perkembangannya. pelayanan lain. Di samping itu, perbedaan
Dalam konsepsi tentang tugas perkembangan perbedaan ini seringkali banyak menimbulkan
dikatakan bahwa setiap periode tertentu terdapat masalah-masalah baik bagi siswa itu sendiri
sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus maupun bagi lingkungan. Siswa akan menghadapi
diselesaikan. Berhasil tidaknya individu dalam kesulitan dalam penyesuaian diri antara keunikan
menyelesaikan tugas-tugas tersebut akan dirinya dengan tuntutan dalam lingkungannya. Hal
berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya dalam ini disebabkan karena pada umumnya program
pendidikan memberikan pelayanan atas dasar
ukuran-ukuran pada umumnya atau rata-rata Beberapa segi perbedaan individual yang
(Mohamad Surya, 1988:13). perlu mendapat perhatian ialah perbedaan dalam:
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 3
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.4 No.1 Edisi April 2018
1. Kecerdasan Pengenalan terhadap jenis dan tingkat
2. Kecakapan kebutuhan siswa sangat diperlukan bagi usaha
3. Hasil belajar membantu mereka. Program bimbingan dan
4. Bakat konseling merupakan salah satu usaha kearah itu.
5. Sikap
6. Kebiasaan d. Masalah Penyesuaian Diri dan Kelainan
7. Pengetahuan Tingkah Laku
8. Kepribadian Kegiatan atau tingkah laku pada
9. Cita-cita hakikatnya merupakan cara pemenuhan kebutuhan.
10. Kebutuhan Banyak cara yang dapat ditempuh individu untuk
11. Minat memenuhi kebutuhannya, baik cara-cara yang
12. Pola-pola dan tempo perkembangan wajar maupun yang tidak wajar, cara-cara yang
13. Ciri-ciri jasmaniah disadari maupun yang tidak disadari. Yang penting
14. Latar belakang lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan ini, individu
Data tentang perbedaan-perbedaan harus dapat menyesuaikan antara kebutuhan
tersebut akan besar sekali manfaatnya bagi usaha dengan segala kemungkinan yang ada dalam
bantuan yang diberikan kepada siswa di sekolah. lingkungan, disebut sebagai proses penyesuaian
diri. Individu harus menyesuaikan diri dengan
c. Masalah Kebutuhan Individu berbagai lingkungan baik lingkungan sekolah,
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya rumah maupun masyarakat. Proses penyesuaian
tingkah laku individu. Individu bertingkah laku diri ini banyak sekali menimbulkan berbagai
karena ada dorongan untuk memenuhi masalah terutama bagi diri individu sendiri. Jika
kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya individu dapat berhasil memenuhi kebutuhannya
mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu sesuai dengan lingkungannya dan tanpa
sendiri. Jika individu berhasil dalam memenuhi menimbulkan gangguan atau kerugian bagi
kebutuhannya, maka dia akan merasa puas, dan lingkungannya, hal itu disebut “well adjusted” atau
sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kebutuhan penyesuaian yang baik. Dan sebaliknya jika
ini akan banyak menimbulkan masalah baik bagi individu gagal dalam proses penyesuaian diri
dirinya maupun bagi lingkungan. Dengan tersebut, disebut “maladjusted” atau salah sesuai.
berpegang kepada prinsip bahwa tingkah laku Dalam hal ini sekolah hendaknya memberikan
individu merupakan cara dalam memenuhi bantuan agar setiap siswa dapat menyesuaikan diri
kebutuhannya, maka kegiatan belajar pada dengan baik dan terhindar dan timbulnya gejala
hakikatnya merupakan perwujudan usaha gejala tidak sesuai. Sekolah hendaknya
pemenuhan kebutuhan tersebut. Sekolah hendaknya menempatkan diri sebagai suatu lingkungan yang
menyadari hal tersebut, baik dalam mengenal memberikan kemudahan-kemudahan untuk
kebutuhan-kebutuhan pada diri siswa, maupun tercapainya penyesuaian yang baik. Sebagaimana
dalam memberikan bantuan yang sebaik-baiknya telah dikatakan bahwa jika individu gagal dalam
dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut. memperoleh penyesuaian diri, maka ia akan sampai
Seperti telah dikatakan di atas, kegagalan dalam pada suatu situasi tidak sesuai. Gejala-gejala tidak
memenuhi kebutuhan ini akan banyak sesuai ini akan dimanifestasikan dalam bentuk
menimbulkan masalah-masalah bagi dirinya. Pada tingkah laku yang kurang wajar atau yang sering
umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis disebut sebagai bentuk kelainan tingkah laku.
kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan Kenyataan kelainan tingkah laku ini sering tampak
biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Beberapa seperti tingkah laku agresif, rasa rendah diri,
diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita bersifat bandel, haus perhatian, mencuri dan
perhatikan ialah kebutuhan: (Mohamad Surya, sebagainya. Gejala-gejala semacam itu seringkali
1988:16). banyak menimbulkan berbagai masalah. Tentu saja
1. Memperoleh kasih sayang hal itu tidak dapat dibiarkan terus, karena akan
2. Memperoleh harga diri banyak menganggu baik bagi individu itu sendiri
3. Untuk memperoleh pengharapan yang maupun bagi lingkungan. Mereka yang
sama menunjukkan gejala-gejala kelainan tingkah laku
4. Ingin dikenal mempunyai kecendrungan untuk gagal dalam
5. Memperoleh prestasi dan posisi proses pendidikannya. Oleh karena itu diperlukan
6. Untuk dibutuhkan orang lain adanya suatu usaha nyata untuk menanggulangi
7. Merasa bagian dari kelompok gejala-gejala tersebut. Dalam hal ini bimbingan dan
8. Rasa aman dan perlindungan diri konseling memberikan peranan yang cukup penting
9. Untuk memperoleh kemerdekaan diri (Mohamad Surya, 1988:17-18).
e. Masalah Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan,
kegiatan belajar merupakan kegiatan inti.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas,
pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan dengan melalui kegiatan
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 4
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.4 No.1 Edisi April 2018
belajar. Secara psikologis belajar dapat diartikan Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi
sebagai suatu proses memperoleh perubahan dan melingkupi individu berbeda-beda sehingga
tingkah laku untuk memperoleh pola-pola respons menyebabkan perbedaan pula dalam proses
yang baru yang diperlukan dalam interaksi dengan pembentukan perilaku dan kepribadian individu
lingkungan secara efisien. Dalam proses belajar yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam
dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sosial-budaya ini tidak “dijembatani”, maka tidak
sendiri maupun bagi pengajar. Beberapa masalah mustahil akan timbul konflik internal maupun
belajar, misalnya bagaimana menciptakan kondisi eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat
yang baik agar perbuatan belajar berhasil, memilih terhadap proses perkembangan pribadi dan perilaku
metode dan alat-alat yang tepat sesuai dengan jenis individu yang besangkutan dalam kehidupan
dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi pribadi maupun sosialnya. Dalam proses konseling
siswa, menyesuaikan proses belajar dengan akan terjadi komunikasi interpersonal antara
keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis konselor dengan klien, yang mungkin antara
kesulitan belajar, dan sebagainya.bagi siswa konselor dan klien memiliki latar sosial dan budaya
sendiri, masalah–masalah belajar yang mungkin yang berbeda. Pederson dalam Prayitno (2003)
timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih mengemukakan lima macam sumber hambatan
cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, yang mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan
belajar kelompok, mempersiapkan ujian, memilih penyesuain diri antar budaya, yaitu : (a) perbedaan
mata kuliah yang cocok dan sebagainya. Jelas bahasa; (b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe;
bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah- (d) kecenderungan menilai; dan (e) kecemasan.
masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh Kurangnya penguasaan bahasa yang digunakan
sipelajar. Sekolah mempunyai tanggung jawab oleh pihak-pihak yang berkomunikasi dapat
yang besar dalam membantu siswa agar mereka menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal
berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya pun sering kali memiliki makna yang berbeda-
sekolah memberikan bantuan kepada siswa dalam beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang.
mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam Stereotipe cenderung menyamaratakan sifat-sifat
kegiatan belajar. Disinilah letak penting dan individu atau golongan tertentu berdasarkan
perlunya program bimbingan dan penyuluhan prasangka subyektif (social prejudice) yang
untuk membantu agar mereka berhasil belajar biasanya tidak tepat. Penilaian terhadap orang lain
(Mohamad Surya, 1988:18). disamping dapat menghasilkan penilaian positif
tetapi tidak sedikit pula menimbulkan reaksi-reaksi
B. Ditinjau dari Aspek Sosial Budaya negatif. Kecemasan muncul ketika seorang
Salah satu dimensi kemanusian itu adalah individu memasuki lingkungan budaya lain yang
“dimensi kesosialan”. Sebagai mahkluk sosial unsur-unsurnya dirasakan asing. Kecemasan yanmg
manusia tidak pernah dapat hidup seorang diri. berlebihan dalam kaitannya dengan suasana antar
Dimanapun dan bilamanapun hidup senantiasa budaya dapat menuju ke culture shock, yang
membentuk kelompok hidup terdiri dari sejumlah menyebabkan dia tidak tahu sama sekali apa,
anggota guna menjamin baik keselamatan, dimana dan kapan harus berbuat sesuatu. Agar
perkembangan maupun keturunan. Dalam komuniskasi sosial antara konselor dengan klien
kehidupan berkelompok itu, manusia harus dapat terjalin harmonis, maka kelima hambatan
mengembangkan ketentuan yang mengatur hak dan komunikasi tersebut perlu diantisipasi.
kewajiban masing-masing individu sebagai sebagai Terkait dengan layanan bimbingan dan
anggota demi ketertiban pergaulan sosial mereka. konseling di Indonesia, Moh. Surya
Ketentuan itu berupa perangkat nilai, norma sosial mengetengahkan tentang tren bimbingan dan
maupun pandangan hidup yang terpadu dalam konseling multikultural, bahwa bimbingan dan
sistem budaya yang berfungsi sebagai rujukan konseling dengan pendekatan multikultural sangat
hidup para pendukungnya. Rujukan itu, melalui tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti
proses belajar, diwariskan kepada generasi penerus Indonesia. Bimbingan dan konseling dilaksanakan
yang akan melestarikannya (Prayitno, 1994: 171). dengan landasan semangat bhinneka tunggal ika,
Dimensi kesosialan dan dimensi yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan
kebudayaan merupakan faktor yang mempengaruhi bimbingan dan konseling hendaknya lebih
perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang
merupakan produk lingkungan sosial-budaya secara nyata mampu mewujudkan kehidupan yang
dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik harmoni dalam kondisi pluralistik (Syamsu Yusuf
dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola dan A. Nurishan Juntika, 2006:57).
perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya Semakin derasnya perubahan sosial dan
yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam makin kompleksnya keadaan masyarakat akan
memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat meningkatkan derajat rasa tidak aman bagi remaja
mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. dan pemuda. Kehidupan yang terlalu berorientasi
pada kemajuan dalam bidang material (pemenuhan
kebutuhan biologis) telah menelantarkan
supraemperis manusia sehingga terjadi pemiskinan ruhaniyah dalam dirinya. Kondisi ini ternyata sangat
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 5
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.4 No.1 Edisi April 2018
kondusif bagi berkembangnya masalah- masalah membantu para siswa baik sebagai pribadi maupun
pribadi yang terekspresikan dalam suasana sebgai calon anggota masyarakat. Sebagai suatu
psikologis yang kurang nyaman perasaan cemas, lembaga pendidikan formal, sekolah
stress, perasaan terasing serta sering terjadi bertanggungjawab untuk mendidik dan
penyimpangan moral dalam sistem nilai. Masalah menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri
yang muncul akibat sampingan gaya hidup modern di masyarakat dan mampu memecahkan masalah
adalah : yang dihadapinya. Kegiatan belajar mengajar
1. Ketegangan fisik dan psikis merupakan salah satu diantara kegiatan yang
2. Kehidupan yang serba rumit diberikan oleh sekolah, namun sesungguhnya
3. Kekhawatiran/ kecemasan akan masa depan, kegiatan itu saja belum cukup memadai dan
mungkin tidak manusiawinya hubungan antar menyiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat
individu. dengan berhasil. Oleh karena itu sekolah
4. Makin tidak manusiawinya hubungan antar hendaknya memberikan bantuan secara pribadi
individu kepada siswa agar mampu memecahkan masalah
5. Merasa terasing dari anggota keluarga dan yang dihadapinya. Siswa hendaknya dibantu agar
anggota masyarakat lain apa yang mereka terima di sekolah dapat
6. Merenggangnya hubungan kekeluargaan merupakan bekal untuk menjadi anggota
7. Terjadinya penyimpangan moral dan sistem masyarakat yang mandiri dan mampu memecahkan
nilai masalah-masalah yang dihadapinya (Mohamad
8. Hilangnya identitas diri (Rusdi Muslim, Suara Surya, 1988:1-2).
Pembaharuan,9 Oktober 1993) Pada faktor sosio kultural, timbul
Atas dasar keadaan tersebut, sekolah semacam kesadaran tentang kemungkinan besarnya
sebagai suatu lembaga pendidikan formal harus pengaruh perubahan-perubahan dan masalah-
bertanggung jawab untuk mendidik dan masalah yang timbul sebagai akibat dari
menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri perkembangan zaman dan kemajuan masyarakat
di masyarakat dan mampu memecahkan berbagai terhadap produk suatu lembaga pendidikan.
masalah yang dihadapinya. Kegiatan belajar dan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pemebelajaran merupakan salah satu kegiatan yang juga dipandang telah menimbulkan perubahan
diberikan di sekolah, namun itu belum memadai dalam berbagai segi kehidupan seperti segi sosial,
dalam membantu siswa mengatasi berbagai ekonomi, politik dan lain sebagainya.
permasalahan yang dialaminya dan menyiapkan Perkembangan berbagai lapangan kerja, masalah
siswa terjun dimasyarakat dengan berhasil. Oleh pengangguran dan lainya merupakan dampak dari
karena itu, sangatlah diperlukan adanya layanan masalah perkembangan teknologi yang pesat.
bimbingan dan konseling di sekolah, yang secara Tidak semua individu dapat berhasil mengatasi
khusus diberi tugas dan tanggung jawab untuk masalah-masalah yang timbul. Peserta didik harus
memberi bantuan kepada siswa dalam memecahkan dipersiapkan untuk mengatasi tantangan yang
berbagai masalah, baik masalah belajar, timbul dan masalah-masalah yang dihadapi kelak
penyesuaian diri, maupun masalah-maslah pribadi setelah selesai dari program pendidikan yang
yang apabila dibiarkan akan menghambat ditempuh. Lembaga pendidikan dipandang tidak
tercapainya tujuan belajar siswa di sekolah. bisa menutup mata terhadap perkembangan zaman
Perkembangan zaman banyak dan kehidupan masyarakat yang dinamis, ia
menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam seharusnya mempunyai tanggung jawab untuk
berbagai segi kehidupan dalam masyarakat. membantu peserta didik agar berhasil
Perkembangan zaman modern menimbulkan menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat.
berbagai masalah yang menyangkut dengan Layanan bimbingan dan konseling akan membantu
kompleksnya jenis-jenis dan syarat-syarat para peserta didik melalui bimbingan karir,
pekerjaan, jenis dan pola kehidupan, jenis dan penelusuran minat dan bakat untuk mempersiapkan
kesempatan pendidikan, persaingan antar individu, diri agar peserta didik merasa siap untuk terjun
dan sebagainya. Dengan demikian individu dituntut kelapangan pekerjaan dan masyarakat setelah
lebih mampu menghadapi berbagai masalah seperti mereka menyelesaikan studinya (Hallen A, 2002:
masalah penyesuain diri, masalah pemilihan 28-30).
pekerjaan, masalah perencanaan dan pemilihan
pendidikan, masalah hubungan sosial, masalah C. Ditinjau dari Aspek Perkembangan IPTEK
keluarga, masalah keuangan dan masalah-masalah Pelayanan bimbingan dan konseling
pribadi. Dapat dimaklumi bahwa tiap individu merupakan kegiatan profesional yang memiliki
dapat berhasil dengan sebaik-baiknya mengatasi dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-
masalah-masalah yang dihadapinya itu. Sekolah terinya, pelaksanaan kegiatannya maupun
tidak dapat melepaskan diri dari situasi kehidupan pelayanan-pelayanan itu secara berkelanjutan.
masyarakat, dan mempunyai tanggung jawab untuk a. Keilmuan Bimbingan dan Konseling
Ilmu sering juga disebut “ilmu
pengetahuan” merupakan sejumlah pengetahuan

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 6


Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.4 No.1 Edisi April 2018
yang disusun secara logis dan sistematis. sumbangan dan seiring pula dengan perkembangan
Pengetahuan ialah sesuatu yang diketahui melalui budaya manusia pendukung pelayanan bimbingan
panca indra dan pengolahan oleh daya pikir. dan konseling itu. Penelitian adalah jiwa dari
Dengan demikian ilmu bimbingan dan konseling perkembangan ilmu dan teknologi. Apabila
adalah berbagai pengetahuan tentang bimbingan pelayanan bimbingan dan konseling diinginkan
dan konseling yang tersusun secara logis dan untuk berkembang dan maju maka penelitian harus
sistematik. Sebagai layanan ilmu-ilmu yang lain, dilakukan (Prayitno dan Erman Amti 1994:179-
ilmu bimbingan dan konseling mempunyai objek 182).
kajiannya sendiri, metode penggalian ilmu Di era ini ilmu pengetahuan, informasi
pengetahuan yang menjadi ruang lingkupnya dan dan teknologi berkembang sangat pesat. Oleh
sistematika pemaparannya. Objek kajian bimbingan karena itu, diperlukannya Bimbingan dan
dan konseling ialah uapaya bantuan yang diberikan Konseling, agar individu dapat mengetahui dampak
kepada individu yang mengacu pada keempat positif dan negatifnya dari perkembangan tersebut.
fungsi pelayanan yang tersebut terdahulu (fungsi Lewat Bimbingan dan Konseling, individu
pemahaman, pencegahan, pengentasan dan diarahkan kepada dampak positif dari IPTEK yang
pemeliharaan/pengembangan. Segenap hal yang lebih ditujukan pada penerapan teknologi yang
berkenaan dengan upaya bantuan itu (termasuk di harus dimilliki dan dikuasai karena semakin
dalamnya karakteristik individu yang memperoleh kompleksnya jenis-jenis dan syarat pekerjaan serta
layanan, jenis layanan dan kegiatan, kondisi persaingan antar individu. Dengan perkembangan
pelayanan dan lain-lain. Diungkapkan, dipelajari teknologi yang sangat pesat, timbul dua masalah
seluk-beluk dan sangkut pautnya, ditelaah latar penting yang menyebabakan
belakang dan kemungkinan masa depan, dan pada kerumitan struktur dan keadaan masyarakat ialah:
akhirnya disusun secara logis. Cara 1. Penggantian sebagian besar tenaga kerja
mengungkapkan pengetahuan tentang bimbingan dengan alat-alat mekanis-elektronik, dan hal
dan konseling dingunakan dengan cara ini mau tidak mau menyebabkan
pengamatan, wawancara, analisis dokumen.sejak pengangguran.
awal gerakan bimbingan dan konseling 2. Bertambahnya jenis-jenis pekerjaan dan
menekankan pentingnya logika, pemikiran, jabatan baru yang menghendaki keahlian
pertimbangan dan pengolahan lingkungan seacara khusus dan memerlukan pendidikan khusus
ilmiah. Dalam kaitan itu McDaniel mengemukakan pula bagi orang-orang yang hendak
bahwa konselor adalah seorang ilmuan, karena menjabatnya.( Mujib, Latar Belakang
mendsarkan teori, pendekatan, dan tindakan- Perlunya Bimbingan dan Konseling di
tindakannya pada kaedah-kaedah keilmuan. Di Sekolah)
samping itu konselor juga disebut sebagai seniman Perkembangan dalam bidang teknologi
(Prayitno dan Erman Amti 1994:179-180). komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi
b. Peran Ilmu Lain dan Teknologi dalam konselor dalam penguasaan teknologi dalam
Bimbingan dan Konseling melaksanakan bimbingan dan konseling. Dengan
Bimbingan konseling merupakan ilmu teknologi jaringan tersebut tidak hanya mata kuliah
yang bersifat multi referensial artinya ilmu dengan atau bidang studi saja yang bisa memanfaatkan
rujukan berbagai ilmu yang lain. Salah satu ilmu teknologi tinggi ini, melainkan hampir sebagian
dan perangkat teknologi yang berkembang amat besar proses belajar mengajar termasuk BK
cepat dewasa ini, yaitu komputer, secara langsung (Bimbingan Konseling) atau Bimbingan Karier
dimanfaatkan pula dalam pelayanan bimbingan dan sudah bisa memanfaatkan teknologi tinggi ini.
konseling. Sejak tahun 1980-an peranan komputer Seperti kita ketahui bahwa saat ini BK belum
itu telah banyak dikembangkan. Bidang yang dikatakan materi, sehingga tidak semua sekolah di
banyak memanfaatkan komputer adalah bimbingan Indonesia memberikan jam yang cukup untuk
karier dan bimbingan /konselor pendidikan. Selain materi BK ini, karena berbagai alasan. Dengan
keuntungan aspek-aspek teknis yang dapat dipetik demikian apakah dengan tidak tersedianya waktu
dari penggunaan komputer itu, menurut Gaushel, yang cukup peran Guru BK akan berhasil?
ialah meningkatnya motivasi klien untuk mengikuti Siapapun pasti akan menjawab tidak. Dengan
layanan/kegiatan konseling. Serta keuntungan- argumen apapun jika waktu yang tersedia tidak
keuntungan lainnya dalam kegiatan testing dan cukup atau tidak sesuai seperti yang diharapkan,
administrasi pelayanan bimbingan dan konseling maka jangan harap apa yang disampaikan bisa
secara menyeluruh (Prayitno dan Erman Amti mengenai sasarannya. Oleh karena itu peranan
1994:179-181). teknolgi bisa menjawab kekurangan waktu tersebut
c. Pengembangan Bimbingan dan Konseling (Mujib, Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan
dalam Penelitian Konseling di Sekolah)
Bimbingan dan konseling, baik teori Salah satu tantangan guru BK yaitu
maupun praktek pelayanannya, bersifat dinamis dihadapi pilihan yang terus berubah (over choise).
dan berkembang. Seiring dengan berkembangnya Para siswa sekarang lebih dahsyat lagi menerima
ilmu-ilmu yang memberikan yang memberikan pengaruh global. Kondisi ini menuntut guru BK
tidak boleh ketingalan IPTEK.
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 62
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.4 No.1 Edisi April 2018
Informasi dunia bisa dilakukan kapan sosial-budaya dapat Lewat Bimbingan
kerja, cara belajar saja dan dimana saja mengakibatkan dan Konseling,
dan menghadapi tanpa dibatasi ruang tersingkir dari individu diarahkan
masalah sosial harus dan waktu. Dengan lingkungannya. kepada dampak
mampu diakses guru demikian peran Lingkungan sosial- positif dari IPTEK
BK lewat berbagai teknologi tinggi budaya yang yang lebih ditujukan
cara. Sekolah dalam dunia melatarbelakangi dan pada penerapan
ataupun lembaga pendidikan melingkupi individu teknologi yang harus
wajib menyiapkan khususnya berbeda-beda dimilliki dan
SDM calon guru BK Bimbingan dan sehingga dikuasai karena
agar kompetensinya Konseling sangat menyebabkan semakin
relevan dengan dibutuhkan untuk perbedaan pula kompleksnya jenis-
kebutuhan mendapatkan hasil dalam proses jenis dan syarat
masyarakat. Guru yang sesuai dan pembentukan pekerjaan serta
BK harus bisa maksimal. perilaku dan persaingan antar
menyelesaikan kepribadian individu individu
masalah di sekolah 3. PENUTUP yang bersangkutan.
dan juga berperan di A. Kesimpulan 3. Aspek B. Saran
masyarakat maupun Latar Perkembangan Hendaknya
memecahkan belakang perlunya IPTEK guru Bimbingan
masalah keluarga. pelayanan bimbingan Di era ini Konseling benar-
Guru BK di sekolah konseling di sekolah ilmu pengetahuan, benar berfungsi
harus berkreasi ditinjau dari informasi dan dalam mengatasi
mengatasi tantangan beberapa aspek teknologi masalah- masalah
masa depan anak- 1. Aspek Psikologis berkembang sangat yang muncul di era
anak yang makin terdiri dari: pesat. Oleh karena kontemporer ini.
kompleks. Guru BK Masalah itu, diperlukannya Dan guru Bimbingan
menjadi pendamping perkembangan Bimbingan dan Konseling harus
siswa guna individu, Konseling, agar mempunyai keahlian
membangun potensi, perbedaan individu dapat dan solusi dalam
memotivasi belajar individu, mengetahui dampak memecahkan
serta mencairkan kebutuhan positif dan negatifnya masalah yang
faktor penghalang individu, masalah dari perkembangan dihadapi siswa.
kemajuan siswa. belajar, masalah tersebut.
Terkait sasaran penyesuain diri DAFTAR
layanan makin dan kelainan PUSTAKA
kompleks, tingkah laku. A, Hallen. (2002).
diperlukan 2. Aspek Sosial Bimbingan dan
pelayanan BK yang Budaya Konseling.
profesional. Salah Dimensi Jakarta:
satu syarat pekerjaan kesosialan dan Ciputat Pers.
profesional itu dimensi kebudayaan Ketut Sukardi,
adanya komitmen merupakan faktor Dewa, dan
menerapkan yang mempengaruhi Desak P.E.
keahlian. Lembaga perilaku individu. Nila
ataupun sekolah Seorang individu Kusumawat
harus selalu pada dasarnya i. Proses
menyiapkan guru merupakan produk Bimbingan
BK yang adaptif lingkungan sosial- Dan
dengan perubahan budaya dimana ia Konseling
iptek sehingga teori hidup. Sejak Di Sekolah.
yang dipelajari lahirnya, ia sudah Jakarta:
relevan dengan tugas dididik dan Rineka
BK. Dengan dibelajarkan untuk Cipta. 2008.
teknologi khususnya mengembangkan Mohamad Surya.
jaringan komputer pola-pola perilaku (1988).
baik Intranet sejalan dengan Dasar-
maupun Internet tuntutan sosial- dasar
proses belajar budaya yang ada di Penyuluhan
mengajar, proses sekitarnya. Konseling.
interaksi antara Kegagalan dalam Jakarta:
konselor dan klien memenuhi tuntutan Direktorat
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 63
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.4 No.1 Edisi April 2018
Jenderal Nurihsan.
Pendidika (2009).
n Tinggi. Landasan
Prayitno dan Bimbingan
Erman Dan
Amti. Konseling.
(1999). Bandung:
Dasar– Remaja
Dasar Rosdakary
Bimbinga a.
n Dan Mujib, Latar
Konseling. Belakang
Jakarta: Perlunya
Rineka Bimbingan
Cipta. dan
----------------- Konseling
Panduan Sekolah,
Kegiatan http://wikip
Pengawas endidikan.
an blogspot.co
Bimbinga .id/2014/
n dan 12/latar-
Konseling belakang-
di Sekolah. perlunya-
Jakarta: bimbingan-
Rineka dan.html.
Cipta. di akases
2001 tanggal 10
Sofyan. (2007). Februari
Konseling 2018.
Individual Rusdi Muslim,
Teori dan Suara
Praktek. Pembaharu
Bandung: an,9
Alfa Beta. Oktober
2007. 1993 di
Tohirin. (2013). akses
Bimbinga tanggal 10
n Dan Februari
Konseling 2018.
Di
Sekolah
Dan
Madrasah
(Berbasis
Integrasi).
Jakarta:
Raja
Grafindo
Persada.
Winkel. (1997).
Bimbinga
n dan
Konseling
di Institusi
Pendidika
n. Jakarta:
Grasindo.
1997
Yusuf, Syamsu,
dan A.
Juntika

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 64


Selatan

Anda mungkin juga menyukai

  • BK 2
    BK 2
    Dokumen15 halaman
    BK 2
    Mellani Pratama Latif
    Belum ada peringkat
  • Tgs.
    Tgs.
    Dokumen20 halaman
    Tgs.
    Mellani Pratama Latif
    Belum ada peringkat
  • Bahan Ajar Yg 1
    Bahan Ajar Yg 1
    Dokumen8 halaman
    Bahan Ajar Yg 1
    Mellani Pratama Latif
    Belum ada peringkat
  • Desain Pembelajaran
    Desain Pembelajaran
    Dokumen6 halaman
    Desain Pembelajaran
    Mellani Pratama Latif
    Belum ada peringkat