TRENDIN
LANGGANAN
kewenangan
keterampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya
tingkatan MEMBUAT SEBUAH NEW M
LIST WITH WORD
dalam masyarakat (Daniel bell, 1973) Dari pengertian tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa profesi
April 19, 2018
merupakan pekerjaan yang tidak sembarang orang
bisa melakukannya dan dari pengertian tersebut
memerlukan
persyaratan khusus antara lain dikemukakan berikut ini:
5. Memungkinkan
perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. (Drs. Moh. Ali, 1985).
B.
Pengertian
dan Syarat-syarat Profesi Kependidikan
Profesi menunjukan
lapangan yang khusus dan mensyaratkan studi dan penguasaan pengetahuan
khusus
yang mendalam. Profesi kependidikan
dalam hal ini, guru merupakan suatu profesi karena dia
memiliki 4
persyaratan yang telah dibahas sebelumnya, jadi dapat kita simpulkan
bahwapengertian dari
RaflisKosasi
(1999) bahwa suatu pekerjaan atau jabatan dapat disebut
profesi bila pekerjaan atau
jabatan
itu dilakukan dengan :
1. Melayani masyarakat merupakan karier
yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak berganti-ganti
pekerjaan).
2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai
(tidak setiap orang
melakukannya).
penelitian)
mendudukinya)
6. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur oleh
orang lain).
8. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap layanan
yang akan
diberikan.
9. Menggunakan administrator
untuk memudahkan profesi, relatif bebas dari supervise dalam jabatan
(misalnya dokter memakai tenaga administrasi untuk mendata klien, sementara tidak ada
supervise dari
luar terhadap pekerjaan dokter sendiri).
13. Mempunyai
status sosial dan ekonomi yang tinggi.
Adapun syarat-syarat sebuah profesi dapat disebut profesi kependidikan antara lain
:
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual/
ilmu pengetahuan.
2. Jabatan
yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan
yang memisahkan anggota mereka dari
orang awam. Anggota
–anggota suatu profesi menguasai bidang ilmu yang
membangun keahlian
( S1 di LPTK).
4. Jabatan yang memerlukan “latihan dalam Jabatan”
yang berkesinambungan.
hampir setiap
tahun guru melakukan berbagai pelatihan profesional. Malahan pada saat sekarang
bermacam – macam pendidikan profesional tambahan diikuti guru – guru dalam
menyetarakan
6.
Jabatan yang menentukan
standarnya sendiri.
Karenajabatan
guru menyangkut hajat orang banyak, maka baku untuk jabatan guru
ini sering
tidak diciptakan oleh anggota profesi sendiri. Baku
jabatan guru masih sangat banyak diatur oleh
termotivasi
oleh keinginan untuk membantu orang lain, bukan
disebabkan oleh keuntungan ekonomi
8.
Jabatan yang mempunyai
organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat
Semua profesi mempunyai organisasi profesional yang
kuat untuk dapat mewadahi tujuan bersama
dan melindungi anggotanya. Di Indonesia
telah ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang
yang
melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan, yakni sebagai berikut:
Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan,
pengetahuan, emosi,dan perasaan.
Tenaga semiprofesional merupakan tenaga kependidikan yang
berkualifikasi pendidikan tenaga
kependidikan D3
atau setara telah berwenang mengajar secara mandiri tetapi masih harus melakukan
konsultasi dengan tenaga kependidikan
yang lebih tinggi jenjang profesionalnya, baik dalam hal
perencanaan, pelaksanaan, penilaian, maupun pengendalian pengajaran.
Perkembangan tidak
lepas dari sejarahnya untuk itu perkembangan profesi kependidikan dapat
dibagi
menjadi beberapa periodisasi, yakni :
1. Masa Penjajahan
meupakan bagian
sejarah profesi kependidikan. Pada zaman penjajahan, guru tampil dan ikut
mewarnai perjuangan bangsa indinesia. Bahkan pada tahun 1912 mereka mendirikan
organisasi
belanda berakhir
karena semangat nasionalisme yang tinggi.
semua
organisasi dianggap membahayakan. Peran guru pada masa penjajahan amatlah
penting karena
terbuka dan
maksimal. Pada 24-25 November 1945 diselenggarakan Kongres Guru Indonesia di
1989).
DenganadanyaKongres
Guru Indonesia, makasemua guru yang ada di Indonesia
Bahkanpadakelanjutannya, 25
November yang diperingatisebagaiHari Guru Nasional. MelaluiKepres No. 78
tahun
1994, kiprah PGRI semakinbersinar. Namunkiprah PGRI
terseretdalamkepentinganpenguasakarenakedekatannyadenganpartaipolitiktertentu.
Pada
zaman reformasi, guru
lebihberaniberekspresiuntukmenyampaikanaspirasidankeluhannya,
akhirnyadiresponpemerintah.
Pemerintahmenempatkanpeningkatankesejahteraan guru
dalamkontekskompetensi. Guru
yang
dulunyabelumsepenuhnyadianggapprofesiakhirnyadiakuisebagaiprofesiolehPresidenSusiloBambangYudhoyon
opadatanggal
2 Desember 2004.
Organisasi profesi
kependidikan adalah suatu wadah yang memayungi guru dan menyatukan
gerak
langkah anggotanya berdasarkan misi-misi yang ada di organisasi serta
melindungi masyarakat
Organisasi profesi
kependidikan selain sebagai ciri suatu profesi kependidikan, sekaligus juga
fungsi peningkatan
kemampuan profesional profesi ini. Kedua fungsi tersebut dapat diuraikan
berikut
ini.
Kelahiran suatu
organisasi profesi tidak terlepas dari motif yang mendasarinya, yaitu
dorongan
yang menggerakkan para profesional untuk membentuk suatu organisasi
keprofesian.
ekstrinsik. Secara
intrinsik, para profesional terdorong oleh keinginannya mendapatkan kehidupan
yang layak, sesuai dengan tugas profesi yang diembannya, bahkan mungkin mereka
terdorong oleh
secara
teoritis sangat sulit dihadapi dan diselesaikan secara individual. Kesadaran
atas realitas ini
pengguna jasa
kependidikan. Dengan mempersatukan potensi tersebut diharapkan organisasi
profesi ini.
b. Fungsi Peningkatan
Kemampuan Profesional.
pengemban
profesi kependidikan. Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun
1992,
kemampuan
mengerjakan pekerjaan kependidikan. Guru yang memiliki kemampuan atau
kecakapan
untuk mengerjakan pekerjaan kependidikan disebut dengan guru yang kompeten.
Peningkatan kemampuan
profesional tenaga kependidikan berdasarkan Kurikulum 1994
dapat dilakukan
melalui dua program, yaitu program terstruktur dan tidak terstruktur. Program
terstruktur
adalah program pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan yang dibuka
berdasarkan kebutuhan tertentu sesuai dengan tuntutan waktu dan lingkungan yang
ada. Terlingkup
1) Penataran
tingkat nasional dan wilayah.
2) Supervisi
yang dilaksanakan oleh pengawas atau pejabat yang terkait seperti Kepala
Sekolah,
Kepala Bidang.
3) Pembinaan
dan pengembangan sejawat, yaitu dengan sesama tenaga kependidikan sejenis
melalui forum komunikasi, seperti MGI.
4) Pembinaan
dan pengembangan individual, yaitu upaya atas inisiatif sendiri dengan
partisipasi
dalam seminar, loka karya, dan yang lainnya.
2. Jenis-Jenis
Organisasi Kependidikan.
organisasi profesi
kependidikan di indonesia berkembang pesat bagaikan tumbuhan di musim
penghujan. Sampai sampai ada sebagian pengemban profesi pendidikan yang tidak
tahu menahu
organisasi lain
yang disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang didirikan atas anjuran
(IPBI), Himpunan
Serjana Administrasi Pendidikan Indonesia (HSPBI), dan lain-lain, hubungannya
secara formal dengan PGRI juga belum tampak secara nyata, sehingga belum
didapatkan kerjasama
Cikal bakal
organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB)
tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun
1932.Tujuan
Indonesia.
c) Wahana
untuk meningkatkan integritas bangsa dalam menjamin terpeliharanya keutuhan,
kesatuan, dan persatuan bangsa.
d) Berperan
aktif memperjuangkan tercapainya tujuan nasional dalam mencerdaskan
kehidupan
bangsa.
e) Wadah
bagi para guru dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan, dan membela
hak
asasinya baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan pemangku
profesi
kependidikan.
f) Wahana
untuk memberikan perlindungan dan membela kepentingan guru dan tenaga
2) Makna
dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi Profesi :
a)
Wahana memperjuangkan
peningkatan kualifikasi dan kompetensi bagi guru.
b)
Wahana mempertinggi
kesadaran dan sikap guru dan tenaga kependidikan dalam
meningkatkan mutu
profesi dan pelayanan kepada masyarakat.
c)
Wahana menegakkan dan
melaksanakan kode etik dan ikrar guru Indonesia.
d) Wahana
untuk melakukan evaluasi pelaksanaan sertifikasi, lisensi, dan akreditasi bagi
pengukuhan kompetensi profesi guru.
e)
Wahana pembinaan bagi
Himpunan Profesi dan Keahlian Sejenis di bidang pendidikan yang
menyatakan diri
bergabung atau bermitra dengan PGRI.
f)
Wahana untuk
mempersatukan semua guru dan tenaga kependidikan di semua jenis,
jenjang, dan
satuan pendidikan guna mneningkatkan pengabdian dan peran serta dalam
pembangunan nasional.
g)
Wahana untuk mewujudkan
pengabidan secara nyata melalui anak lembaga dan badan
khusus.
h)
Wahana untuk mengadakan
hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan,
organisasi yang bergerak
dalam bidang pendidikan, dan atau organisasi kemasyarakatan
umumnya dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan dan kebudayaan.
3) Makna
dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi Ketenagakerjaan :
a)
Wahana untuk
memperjuangkan terwujudnya hak-hak guru dan tenaga kependidikan.
b)
Wahana untuk
memperjuangkan kesejahteraan guru yang berupa: imbal jasa, rasa aman,
hubungan
pribadi, kondisi kerja dan kepastian karier.
c)
Wahana untuk mewujudkan
prinsip dan pendekatan ketenagakerjaan dalam upaya
meningkatkan harkat dan
martabat guru melalui peningkatan kesejahteraan anggota.
d) Wahana
untuk memperkuat kedudukan, wibawa dan martabat guru serta kesetiakawanan
organisasi.
e)
Wahana untuk membela
dan melindungi guru sebagai pekerja.
f)
Wahana untuk membina
dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan organisasi
ketenagakerjaan baik
lokal, regional maupun global.
4) Makna
dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi yang Mandiri :
a)
Menjalin kerjasama
dengan semua pihak atas dasar kemitrasejajaran, saling menghormati
dan berdiri
di atas semua golongan.
b)
Menggali dan
mengembangkan potensi baik sumber daya manusia maupun sumber daya
keuangan dan
sumber daya organisasi lainnya yang tidak tergantung dari pihak manapun.
c)
Membangun transparansi
dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan organisasi dengan
menempatkan
iuran anggota sebagai sumber utama pembiayaan organisasi.
5) Makna
dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi yang Non Partisan :
a) PGRI
tidak menjadi bagian dari partai politik manapun dan tidak berafiliasi dengan
partai
manapun.
b) PGRI
memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk menentukan pilihan politiknya
secara
merdeka.
c) PGRI
selalu menjalin hubungan baik dengan seluruh partai dan komponen masyarakat
dalam
memajukan pendidikan nasional.
Misi
PGRI adalah:
1)
Menjaga,
mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, membela dan
1945.
2)
Berperan aktif dalam pembangunan
nasional di bidang pendidikan dan kebudayaan yang
berlandaskan asas demokrasi,
keterbukaan, pengakuan terhadap hak asasi manusia,
4)
Melaksanakan,
mengamalkan, mempertahankan dan menjunjung tinggi kode etik profesi guru
Indonesia.
5)
Membangun sikap kritis
terhadap kebijakan pendidikan yang tidak memihak kepada
kepentingan masyarakat.
6)
Melaksanakan dan
mengelola organisasi berdasarkan tata kelola yang baik (goodgovermance).
7)
Memperjuangkan
perlindungan hukum, profesi, dan kesejahteraan anggota PGRI.
8)
Mewujudkan PGRI sebagai
organisasi profesi yang mempunyai kewenangan akreditasi,
sertifikasi, dan
lisensi pendidik dan tenaga kependidikan.
9)
Memperkuat solidaritas,
soliditas, demokratisasi, dan kemandirian organisasi di semua
level/tingkatan.
10) Menyamakan
persepsi, visi, dan misi para guru/pendidik dan tenaga kependidikan sebagai
pilar
utama pembangunan pendidikan nasional.
11) Mewujudkan
PGRI sebagai organisasi yang memiliki kekuatan penekan (pressuregroup), pemikir
(thinker), dan pengendali (control).
berada di suatu
sanggar/kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk saling
berkomunikasi,
MenurutMangkoesapoetra
(2004:1) MGMP merupakan forum atauwadahprofesional guru matapelajaran yang
beradapadasuatuwilayahkebupaten/kota/kecamatan/sanggar/gugussekolah.
Tujuandiselenggarakannya
MGMP menurutpedoman MGMP (2004: 2) adalah:
1) Tujuan
umum.
profesionalisme
guru.
2) Tujuan
khusus.
a) Memperluas
wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam upaya mewujudkan
pembelajaran
yang efektif dan efisien.
b) Mengembangkan
kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses pembelajaran yang
menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan siswa
c) Membangun
kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra guru dalam melaksanakan proses
Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia (ISPI) merupakan organisasi profesi pendidikan. ISPI
Tags PENGETAHUAN
Facebook Twitter
RELATED POSTS
Artikel ingin bagus, tapi ada syarat Kritik terhadap RME dan Perbedaan Jadikan Penderitaan Sebagai
lucu. Pandangan Tantangan
PENGETAHUAN - March 22, 2021 PENGETAHUAN - March 21, 2021 Motivasi - January 18, 2021
POSTING KOMENTAR
0
Komentar
Review Kanojo Okarishimasu (Rent a Anime Buku Principles of Instructional Design Fourth Edition Doraemon Dubbing Indone
Girlfriend) November 02, 2020
Chord Gitar Motivasi Movie PENGETAHUAN
May 24, 2021
Quotes Sosial