Anda di halaman 1dari 20

“MEMBENTUK KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)

PESERTA DIDIK PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013”

MAKALAH

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Perencanaan Pembelajaran

Oleh, Kelompok 6:

Pusniati (17 0205 0072)

Ramla Dewi (17 0205 0071)

Syela Rachmat (17 0205 0079)

Dosen Pembimbing:

Dr. St. Marwiyah, M.Ag.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah guna
memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran yang berjudul “Membentuk
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Peserta Didik pada Implementasi
Kurikulum 2013”.

Makalah ilmiah ini telah kami susun semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat membuat makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Membentuk Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Peserta Didik pada Implementasi Kurikulum 2013” ini
dapat memberikan manfaat berupa ilmu maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palopo, 28 Maret 2019

Penyusun.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan....................................................................................................... 2

BAB II: MEMBENTUK KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)
PESERTA DIDIK PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 ............ 3

A. Membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Pembelajaran
Kurikulum 2013....................................................................................... 3
B. Membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Berdasarkan
Penerapan Metode Quantum Learning................................................... 5
C. Membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Berdasarkan
Penerapan Metode Quantum Teaching.................................................. 8
D. Prosedur Pembentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) 11
E. Menerapkan Pendekatan Saintifik (Saintific Approach) Dalam Membentuk
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).............................. 13
F. Menilai Ketercapaian Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) 14

BAB III: PENUTUP....................................................................................... 15

A. Kesimpulan........................................................................................... 15
B. Saran..................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan seorang guru dalam implementasi kurikulum 2013 sangatlah besar, sebab untuk
mengetahui sukses tidaknya implementasi kurikulum 2013 terutama dalam aktivitas
pembelajaran yang disajikan, dalam implementasinya sangat menunjang kepiawaian, daya
paham dan keprofesionalan guru dalam melaksanakannya. Implementasi pelaksanaan
pembelajaran pada kurikulum 2013 pada dasarnya dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran
terintegrasi untuk menunjang ketercapaian pembentukan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang berguna bagi setiap diri pribadi peserta didik.

Pembelajaran terintegrasi sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang dapat


memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Konsep pembelajaran
terintegrasi ini sangat diperlukan guna membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) yang tentunya sangat berhubungan dengan masalah kehidupan peserta didik.
Untuk itu, pentingnya seorang guru dalam implementasi kurikulum 2013 untuk membentuk
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai langkah upaya dalam
mempersiapkan peserta didik sekaligus untuk menghasilkan generasi bangsa yang unggul dan
berkarakter.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam
pembelajaran kurikulum 2013?
2. Bagaimana membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
berdasarkan penerapan metode Quantum Learning?
3. Bagaimana membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
berdasarkan penerapan metode Quantum Teaching?
4. Bagaimana prosedur pembentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompentensi Dasar
(KD)?
5. Bagaimana menerapkan mendekatan saintifik (saintific approach) dalam membentuk
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)?
6. Bagaimana menilai ketercapaian Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) dalam pembelajaran kurikulum 2013
2. Untuk mengetahui bagaimana membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) berdasarkan penerapan metode Quantum Learning
3. Untuk mengetahui bagaimana membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) berdasarkan penerapan metode Quantum Teaching
4. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pembentukan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompentensi Dasar (KD)
5. Untuk mengetahui bagaimana menerapkan mendekatan saintifik (saintific approach)
dalam membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
6. Untuk mengetahui bagaimana menilai ketercapaian Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD)

2
BAB II

MEMBENTUK KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)


PESERTA DIDIK PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

A. Membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam


Pembelajaran Kurikulum 2013

Pelaksanaan pembelajaran disetiap satuan pendidikan pada dasarnya dijalankan menurut


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Pendidikan Dasar dan Menengah yang menjelaskan bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,


menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Lebih lanjut dalam isi peraturan tersebut dikemukakan prinsip-prinsip pembelajaran pada
kurikulum 2013 yang relevan dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
Pendidikan, sebagaimana berikut ini.

1. Peserta didik yang dulunya diberi tahu menuju peserta didik yang mencari tahu.
2. Dari guru yang menjadi satu-satunya sumber belajar menuju kegiatan belajar berbasis
aneka sumber belajar.
3. Dari penerapan pendekatan tekstual menuju proses pembelajaran sebagai penguatan
terhadap pembelajaran yang menekankan pada pendekatan saintifik (saintific
approach).
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi
5. Dari pembelajaran parsial/terpisah menuju pembelajaran tematik/terpadu (integrated
learning).
6. Dari pembelajaran yang menekankan pada jawaban kebenaran yang bersifat tunggal
menuju pembelajaran yang menekankan pada jawaban kebenaran yang bersifat multi
dimensi.
7. Dari pembelajaran verbalisme (ceramah) menuju pembelajaran aplikatif.
8. Dari pembelajaran yang mengedepankan perkembangan kemampuan soft skills
(intelegensi dan mental) menuju pembelajaran yang meningkatkan dan

3
menyeimbangkan antara perkembangan kemampuan hard skills (fisikal) dan
kemampuan soft skills (intelegensi dan mental).
9. Dari pembelajaran transfer ilmu pengetahuan yang mengedepankan pada kemampuan
hafalan menuju pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.
10. Dari pembelajaran yang mengutamakan perkembangan intelegensi menuju
pembelajaran yang menyelaraskan perkembangan intelegensi dengan penamaan nilai-
nilai melalui penguatan pemberian keteladanan (ing karso sung tulodo), membangun
kemauan belajar (ing madya mangun karso) dan pengembangan kreatifitas peserta
didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).
11. Pembelajaran yang lebih terfokus pada pendidikan sekolah menuju pembelajaran
yang berupaya mengolaborasikan tiga ranah pendidikan yakni keluarga (pendidikan
informal), pendidikan sekolah (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan
nonvformal).
12. Proses pembelajaran yang menganut prinsip bahwa siapapun bisa dijadikan guru dan
siapa saja adalah peserta didik serta dimana saja adalah kelas.
13. Pembelajaran yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi.
14. Pembelajaran yang mengakui tanpa mendeskriminasikan perbedaan individual peserta
didik serta latar belakang budayanya.

Untuk kepentingan tersebut, sudah menjadi keharusan bagi guru untuk menguasai
prinsip-psrinsip pembelajaran yang dimaksudkan tadi serta bagaimana memlih dan
menerapkan model, metode dan strategi yang sesuai dengan relevansinya dengan penerapan
pendekatan saintifik (saintifik appoarch) serta memanfaatkan sumber belajar dan media
pembelajaran yang sesuai termasuk dalam hal menilai hasil belajar peserta didik secara
efektif pada implementasi kurikulum 2013.

Seiring dalam perkembangannya, pembelajaran yang mampu mengembangkan sikap dan


kreatifitas peserta didik tidak jauh berbeda dengan pengaplikasian pembelajaran dengan basis
pembelajaran PAILKEM (Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan). Pembelajaran dengan mengacu pada basis pembelajaran PAILKEM dalam
proses implementasinya memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek
pedagogis, psikologis dan didaktis metodis secara berkesinambungan.

4
Aspek pedagogis menunjuk pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam
suatu lingkungan pendidikan. Aspek psikologid menunjuk pasa kenyataan bahwa peserta
didik pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda sehingga menuntut
pengaplikasian pembelajaran dilakukan secara bervariasi. Aspek diktatis metodis menunjuk
pada pengaturan belajar peserta didik oleh guru untuk dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, karena itu, sangat menuntut kecermatan dan kesanggupan guru dalam
menentukan secara tepat jenis belajar manakah yang paling berperan dan bisa memengaruhi
perkembangan belajar peserta didiknya berdasarkan tetapan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapainya

B. Membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Berdasarkan


Penerapan Metode Quantum Learning

Pembentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam pembelajaran
dapat diterapkan melalui metode quantum learning sebagaimana hasil pengembangan Bobbi
De Porter dan Mike Hernacki yang menyebutkan quantum learning sebagai suatu metode
belajar yang menawarkan kegiatan belajar sambil bermain (Porter & Hernacki, 2006).

Metode quantum learning meski secara pengaplikasian dapat memberikan kenyamanan


belajar bagi peserta didik tetapi inti penerapan metode ini dapat mempertajam pemahaman
dan daya ingat serta membuat kegiatan belajar sebagai proses yang bermakna dan
bermanfaat.

Namun perlu untuk diketahui bahwa tidaklah mudah untuk menerapkan metode ini
secara sederhana. Prinsip yang paling utama adalah menuntut persiapan yang matang melalui
penkajian berbagai hal yang menyangkut proses pembelajaran yang mampu mendongkrak
terciptanya suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dengan mamasukkan
unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, empati dan emosi yang sehat, termasuk
dapat dilakukan dengan memberikan sugesti positif dengan cara:

1. Memosisikan peserta didik secara nyaman.


2. Menghadirkan instrumen musik saat belajar yang menurut berbagai hasil penelitian
yang mengantarkan pikiran manusia dalam zona kenyamanan (alfa zone)
3. Meningkatkan partisipasi peserta didik.
4. Memperlihatkan gambar-gambar yang mengandung pesan pendidikan.

5
Beranjak dari hasil keberhasilan metode quantum learning, kemudian sehingga
dirangkum sedikitnya terdapat tujuh kunci keunggulan metode ini dalam pembentukan
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), sebagaimana berikut:

1. Hidup dalam integritas.


2. Belajar dari kegagalan.
3. Bertutur kata dengan niat yang baik.
4. Komitmen.
5. Membangun kepedulian atas dasar memiliki.
6. Fleksibel dan situasional
7. Keseimbangan (balances)

Pemahaman akan keefektifan penerapan metode quantum learning untuk kepentingan


pembentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) ini memungkinkan guru,
peserta didik dan siapa saja yang terlibat didalam proses penerapannya, dapat melakukan
pembelajaran secara optimal dan menyenangkan yang pada umumnya dapat direalisasikan
dengan mengacu pada beberapa upaya berikut ini:

1. Bangun Niat yang Kuat

Membangun niat yang kuat tentu sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sebab
dapat menumbuhkan minat, motivasi dan semangat belajar peserta didik sekaligus sebagai
faktor penunjang dalam menyukseskan ketercapaian tujuan kegiatan pembelajaran.

2. Tata Lingkungan Belajarnya

Ketercapaian sasaran pembentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
melalui metode quantum learning sangat dipengaruhi dengan suasana lingkungan belajar
yang kondusif bagi peserta didik, sehingga penataan lingkungan belajar yang kondusif dapat
memberikan kenyamanan belajar dan dapat mencegah kebosanan belajar peserta didik.

3. Memupuk Sikap Juara

Diyakininya penerapan metode quantum learning ini efektif untuk ketercapaian


Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) bahwa pujian positif yang diberikan guru
dapat menumbuhkan sugesti positif sehingga akan mendorong lahirnya sikap juara bagi
peserta didik.

6
4. Bebaskan Gaya Belajarnya

Dalam metode quantum learning memberikan pengajaran secara tepat dan sesuai dengan
gaya belajar peserta didik akan berpengaruh pada keberhasilan pencapaian tujuan dan
kompetensi tertentu

5. Hadirkan Kebiasaan Mencatat

Untuk menghadirkan kebiasaan ini, dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol


tulisan yang bermakna dan mudah dimengerti oleh peserta didik dalam arti peserta didik
dalam pelaksanaan pembelajaran diminta untuk senantiasa mencatat garis-garis besar materi
ajar yang dipelajarinya.

6. Bangun Keinginan Membaca

Dengan membaca akan menambah pemahaman dan wawasan berpikir pembacanya sebab
sangat disayangkan apabila guru tidak menghadirkan kebiasaan ini untuk peserta didiknya.

7. Arahkan Peserta Didik Menjadi Lebih Kreatif

Pada kurikulum 2013 diterapkannya pendekatan saintifik (saintific approach) dalam


pembelajaran untuk menjadikan peserta didik lebih kreatif dalam mengembangkan ide-
idenya.

8. Latih Daya Ingat (Memori) Peserta Didik

Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar, sehingga peserta didik perlu dilatih
untuk memiliki kekuatan daya ingat yang baik.

9. Keunggulan Metode Quantum Learning


a. Pembelajarannya berpangkal pada psikologi kognitif dan bersifat humanitis, namun
bukan pembelajaran yang bersifat nativistis (yang menyatakan bahwa pembentukan
kompetensi individu peserta didik terbentuk secara alami dan telah dibawa sejak lahir)
b. Pembelajaran lebih konstruktivistis dan lebih memusatkan perhatian pada interaksi
pembelajaran yang bermutu dan bermakna.
c. Sengat menekankan pada percepatan belajar peserta didik (student accelerated)
dengan berfokus pada taraf keberhasilan yang tinggi.

7
d. Menekankan pada kealamiahan kegiatan belajar dan kewajaran proses pembelajaran
dalam arti pembelajaran yang diciptakan bukan sekadar dalam keadaan yang dibuat-
buat (bersifat artifisial).
e. Penerapan model pembelajarannya memadukan konteks dengan isi pembelajaran.
f. Pembelajaran yang memusatkan pada perhatian dan pembentukan keterampilan
akademis dan keterampilan hidup (life skills).
g. Pembelajaran yang menempatkan nilai-nilai dan keyakinan sebagai bagian penting
dalam proses pembelajaran.
h. Mengutamakan keberagaman dan kebebasan berpikir dan berkarya secara edukatif.

10. Kelemahan Metode Quantum Learning


a. Membutuhkan pengalaman belajar yang nyata dalam arti bukan pembelajaran yang
tekstual, tetapi pembelajaran yang bersifat kontekstual.
b. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta
didik apabila dalam implementasinya tidak didasari dengan pemilihan strategi
manajemen kelas yang baik.
c. Biasanya menyulitkan guru dalam melakukan pengidentifikasian terhadap
keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

C. Membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Berdasarkan


Penerapan Metode Quantum Teaching

Untuk membangun pengetahuan salah satu cara yang dapat dilakukan yakni dengan
menerapkan metode quantum teaching. Cara pembelajaran ini dikenal dengar istilah
TANDUR yang merupakan singkatan dari kata tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,
Ulangi dan rayakan sebagai salah satu gaya mengajar yang memberdayakan peserta didik
untuk lebih berprestasi dan memperluas keterampilan serta membangun motivasi belajar
peserta didik sehingga guru akan memperoleh kepuasan dari kegiatan pengajarannya.Terkait
cara pembelajaran yang diakronimkan dengan istilah TANDUR ini secara lebih lanjut
dipaparkan berikut ini.

1. Tumbuhkan (Growing up)

Secara umum konsep tumbuhkan pada dasarnya upaya melibatkan peseta didik agar
tertarik dan penasaran akan bermaknanya suatu ilmu pengetahuan bagi dirinya.

8
2. Alami (Experiencing)

Konsep 'alami' mengandung pengertian bahwa melibatkan peserta didik dalam berbagai
pengalaman belajar dapat memicu timbulnya hasrat alami daya pikir peserta didik untuk
menjelajahi manfaat suatu ilmu pngetahuan yang diperolehnya.

3. Namai (Labelling)

Konsep 'namai' pada intinya mengajarkan suatu konsep dan melatih keterampilan
berpikir peserta didik.Umumnya konsep penamaan ini sering dijumpai pada kegitan ini
pembeljaan yang ditandi dengan munculnya rasa penasaran peserta didik dan penuh
pertanyaan sehingga muncul hasrat untuk memberikan suatu identitas ,memberi pnguatana
dan mendifiniskan atau mndemostrasikan akan sesuatu hal yang dipertanyaakannya.

4. Demonstrasikan (Demonstrating)

Inti implementasikan konsep 'demontrasi'ini yakni memberikan kesempatan atau peluang


bagi peserta didik untuk menunjukan bahwa mereka paham terhadap materi yang
dipelajarinya dan ataukah untuk sekedar menunjukan bahwa merka setuju atau menyanggah
suatu konsep bahasan materi ajar yang diterimanya.

5. Ulangi (Repeating)

Konsep ini dilaksankan untuk memperkuat apa yang sudah dijelaskan atau yang telah
dipelajarinya. Biasanya untuk konsep pengulagan ini ditandai dengan upaya-upaya untuk
memeroleh kejelasan lebih lanjut, apakah dengan cara mempertanyakan kembali dan ataukah
hanya sekadar ingin memperoleh penjelasan lebih lanjut .

6. Rayakan (Celebrating)

Konsep ''rayakan'' sering kali dijumpai di penghujung kegiatan pembelajaran yang


memang sengaja diperuntukkan untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Beberapa manfaat
yang dirasakan untuk konsep rayakan ini yakni untuk memberikan apresiasi terhadap
tuntasnya kegiata pembelajaran yang dilakukan, menghormati hasil usaha belajar dan
ketekunan belajarannya serta memberikann rasa puas dan bergembira akan kesuksesan
belajar yang diraih selama kegiatan pembelajran.

9
Berikut ini secara terperinci dikemukakan beberapa keunggulan dan kelemahan dari
penerapan metode quantum teaching dalam pengajaran yang beriorientasi pada pembentukan
kompetensi inti (KI) dan kompetensi Dasar (KD).

7. Keunggulan Metode Quantum Teaching


a. Memberi pembimbing kepada peserta didik untuk berpikir kreatif dan produktif.
b. Melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga perhatian mereka dapat
diamati secara teliti.
c. Gerakan dan proses pembelajaran dapat dipertunjukkan secara langsung sehingga
tidak terlalu banyak membutuhkan keterangan-keterangan kecuali yang betul-betul
menunjang.
d. Proses pembelajaran dapat berlangsung dalam suasana nyaman,tenag ,aman dan
menyenangkan.
e. Peserta didik dapat terdorong lebih aktif pada aktivitas: (1) mengamati (observing);
(2) menanya (questioning); (3) mencoba (experimenting); (4) menalar
(associanting);dan (5) mengomunikasikan atau membangun jejaring
(communicating/networking).
f. Membiasakan peserta didik dalam menyesuaikan teori dan kenyataan dengan
mencoba melakukannya sendiri.
g. Melatih membiasakan guru untuk berpikir kreatif dan inovatif sesuai dengan tuntunan
quantum teaching.
h. Pelajaran akan mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik karena dilakukan
dalam kondisi tenang dan menyenangkan.

8. Kelemahan Metode Quantum Teachin


a. Memerlukan perencanaan yang matang dan waktu pembelajaran yang cukup panjang
sehingga terkadang berpotensi menganggu pembelajaran lainnya.
b. Memerlukan peralatan, tempat dan biaya yang memadai yang mungkin jarang tersedia
disekolah.
c. Perayaan yang dilakukan sebagai usaha untuk mengapresiasikan perolehan prestasi
peserta didik yang cenderung dapat menganggu suasana kelas yang lain.
d. Menuntut ketelitian dan kesabaran sebab persoalan ini kadang sering diabaikan
sehingga wajar apabila ada sesuatu yang diharapkan tidak tercapai secara optimal.

10
D. Prosedur Pembentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Menurut Franco (Mulyasa,2014), untuk menjamin kelangsungan standar proses sehingga


pmbentukan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) dapat berjalan lancer dan
mencapai hassil yang efektif, maka serangkaian tahapan yang saling terhubung. Rangkaian
tahapan tersebut terdiri tiga tahap yakni: (1) Pre implementation activitie; (2) Implementation
activities; dan (3) post implementation activities.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran, pembentukan


kompetensi inti (KI) dan kompetensi Dasar(KD) mencakup tiga tahap kegiatan yaitu: (1)
membuka pembelajaran sebagai kegiatan awal pembelajaran; (2) membentuk kompetensi inti
(KI) dan kompetensi dasar (KD) sebagai kegiatan inti dari implementasi pembelajaran; dan
(3) menutup pelajaran sebagai kegiatan akhir pembelajaran.

1. Membuka Pembelajaran

Guru dalam mengawali kegiatan pembelajaran sedikitnya terdapat tiga hal yang perlu
dilakukan dalam pelaksanaannya, yaitu:

a. Menciptakan iklim belajar

Menciptakan iklim belajar biasanya sudah dimulai sebelum memasuki proses


pembelajaran dan untuk keperluan pembentukan kompetensi peserta didik. Apabila iklim
belajar yang diciptakan dapat mendukung kegiatan pembelajaran yang diikuti peserta didik ,
maka ada kecenderungan mereka akan senang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan iklim belajar yang
dapat menghindari timbulnya kebekuan proses interaksi edukatif antara peserta didik dengan
guru. salah satunya adalah melaksanakan proses interaksi edukatif yang diselingi dengan
kegiatan ''ice breaking''.

b. Membina keakraban

Perlunya membina keakraban dalam pembelajaran agar tercipta harmonisasi


pembelajaran untuk kepentingan pembentukan kompetensi peserta didik yang diharapkan.
Pembinaan keakraban ini bertujuan untuk mengkondisikan peserta didik agar mereka siap
melakukan kegiatan belajar.

c. Mengupayakan pemberian tes awal (Pre test)

Kegiatan pre test dilakukan sebelum kegiatan pengajaran diberikan. Pre test memiliki
banyak kegunaan dalam menjajaki proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.fungsi pre
test ini dalam pembelajaran dapat diuraikan seperti berikut:

11
1) Sebagai kegiatan menguji tingkatan pengetahuan peserta didik terhadap materi
pelajaran yang akan disampaikan.
2) Sebagai upaya untuk menyiapkan peserta didik dalam belajar.
3) Untuk mengukur tingkat kemajuan peserta didik.
4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran di mulai.

2. Membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai Kegiatan
Inti Pembelajaran

Membentuk kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sebagai kegiatan inti
implementasi pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara
aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya dan untuk perwujudannya perlu dilakukan dalam
suasana tenang dan menyenangkan.

Untuk itu beragam cara yang dapat dilakukan guru terkait perlibatan peserta didik dalam
membentuk kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sebagai aspek penting dalam
kegiatan inti pembelajaran seperti berikut ini.

a. Guru menjelaskan kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik,cara belajar
kelompok yang akan dijalankan termasuk pula hal-hal yang harus dikerjakan peserta
didik dalam belajarnya secara individual.
b. Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis sesuai dengan buku
pedoman guru dan member kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya sampai
mana materi standar tersebut benar-benar dipahaminya.
c. Peserta didik mengkaji buku teks untuk menganalisis materi standar atau asumsi
belajar yang akan dipelajari.
d. Membagikan lembaran kegiatan belajar kepada setiap peserta didik.
e. Guru memantau dan memeriksa kegiatan belajar peserta didik pada saat mengerjakan
lembar kegiatan sekaligus memberikn bantuan dan arahan bagi mereka yang
memerlukan.
f. Memeriksa hasil pengerjaan tugas peserta didik dan membahasnya.
g. Kekeliruan dan kesalahan jawaban dapat diperbaiki oleh peserta didik dan apabila
terdapat hal-hal yang kurang jelas dalam pembahasannya, guru memberi kesempatan
bertanya agar peserta didik dapat memeroleh penjelasan lebih lanjut.

12
h. Hendaknya dalam kegiatan implementasinya menyesuaikan dengan pendekatan dan
model pembelajaran yang direkomendasikan dan dilatihkan.

3. Menutup Pembelajaran

Menutup pembelajaran merupakan kegiatan akhir pembelajaran yang diwujudkan dalam


bentuk capaian dari hasil tindakan pembelajaran. Pada kegiatan akhir pembelajaran dapat
dilakukan penilaian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar yang
dicapai oleh peserta didik. Di samping itu, dalam kegiatan akhir pembelajaran dapat pula
dilakukan dengan memberikan tugas tambahan kepada peserta didik.

Biasanya dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran melalui pemberian post test berfungsi
untuk menganalisis dan mengetahui:

a. Sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang telah diprogramkan.


b. Tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan.
c. Kompetensi inti (KI) dan kompetensi Dasar (KD) serta tujuan-tujun yang dapat
dikuasai oleh peserta didik termasuk yang belum dikuasainya.
d. Peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial dan peserta didik yang perlu
diberikan pengayan serta untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan
tugas belajar sesuai dengan buku pedoman.
e. Bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen-komponen buku
pedoman dan proses pembelajaran yang telah dilakukan.

E. Menerapkan Pendekatan Saintifik (Saintific Approach) Dalam Membentuk


Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Pembelajaran yang dilakukan dengan berbasis pada pendekatan saintifik menekankan


pada keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan belajar yang kemungkinan merekan
untuk secara aktif melakukan kegiatan : (1) Mengamati (observing), (2) Menanya
(questioring), (3) Mencoba (experimenting), (4) Menalar (associating), (5)
Mengomunikasikan atau membangun jejaring (communicating/networking).

Lebih jelasnya terkait kemampuan yang ditekankan dalam pendekatan saintifik ini, baik
yang berkaitan dengan kemampuan personal maupun kemampuan interpersonal peserta didik

13
dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran PAIKEM dengan ketentuan prosedur untuk
kegiatan pelaksanaannya dapat dijalankan sebagai berikut :

1. Memberikan Pemanasan dan Persepsi Awal (Apersepsi)


2. Melakukan Penjelajahan Materi (Eksplorasi)
3. Konsolidasi Pembelajaran
4. Pembentukan Sikap dan Keterampilan
5. Memberikan Penilaian Formatif

F. Menilai Ketercapaian Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan belajar peserta didik dapat dilakukan
dengan menilai ketercapaian Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Untuk
kepentingan tersebut, dapat dilakukan berdasarkan hasil analisis terhadap serangkaian
aktivitas belajar yang telah dilakukan dan terhadap tugas-tugas belajar sebagaimana yang
tertuang dalam buku pedoman guru dan buku pedoman peserta didik dan begitu pula dalam
capaian hasil tes, ulangan harian dan portofolio yang kemudian dijadikan sebagai bahan
refleksi dan tindak lanjut terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peranan seorang guru dalam implementasi kurikulum 2013 sangatlah besar, sebab untuk
mengetahui sukses tidaknya implementasi kurikulum 2013 terutama dalam aktivitas
pembelajaran yang disajikan. Untuk membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) dalam pembelajaran kurikulum 2013 sudah menjadi keharusan bagi guru untuk
menguasai prinsip-psrinsip pembelajaran yang dimaksudkan tadi serta bagaimana memlih
dan menerapkan model, metode dan strategi yang sesuai dengan relevansinya dengan
penerapan pendekatan saintifik (saintifik appoarch) serta memanfaatkan sumber belajar dan
media pembelajaran yang sesuai termasuk dalam hal menilai hasil belajar peserta didik secara
efektif pada implementasi kurikulum 2013.

Untuk metode yang digunakan, Pembentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) dalam pembelajaran dapat diterapkan melalui metode quantum learning.
Pemahaman akan keefektifan penerapan metode quantum learning untuk kepentingan
pembentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) ini memungkinkan guru,
peserta didik dan siapa saja yang terlibat didalam proses penerapannya, dapat melakukan
pembelajaran secara optimal dan menyenangkan. Selain quantum learning, Untuk
membangun pengetahuan salah satu cara lain yang dapat dilakukan yakni dengan
menerapkan metode quantum teaching.

Dalam pembelajaran, ada pula prosedur pembentukan kompetensi inti (KI) dan
kompetensi Dasar (KD) mencakup tiga tahap kegiatan yaitu: (1) membuka pembelajaran
sebagai kegiatan awal pembelajaran; (2) membentuk kompetensi inti (KI) dan kompetensi
dasar (KD) sebagai kegiatan inti dari implementasi pembelajaran; dan (3) menutup pelajaran
sebagai kegiatan akhir pembelajaran.

Setelah proses pembelajaran dan langkah-langkahnya dapat dicapai dengan baik, guru
perlu mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan belajar peserta didik dapat dilakukan
dengan menilai ketercapaian Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

15
B. Saran

Sebab peranan seorang guru dalam implementasi kurikulum 2013 sangatlah besar, maka
dari itu kami menyarankan untuk guru dan calon guru agar dapat semaksimal mungkin
membentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam pembelajaran
kurikulum 2013. Untuk meningkatkan tingkat keberhasilan proses tersebut, guru dapat
menggunakan pendekatan saintifik (saintifik appoarch) sebagai pendekatannya, juga metode
quantum learning dan quantum teaching.

16
DAFTAR PUSTAKA

Marwiyah, St, dkk. 2018. Perencanaan Pembelajaran Kontemporer Berbasis


Penerapan Kurikulum 2013. Yogyakarta: Deepublish.

17

Anda mungkin juga menyukai