Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ANNISA AMALIA

NPM : 1901071007
JURUSAN : TADRIS IPS
SEMESTER : 3

SOAL UTS
PEMBELAJARAN TERPADU

Petunjuk:
Jawablah soal di bawah ini dengan mengambil berbagai referensi yang dapat
dipertanggungjawabkan! Jawaban diprint dalam kertas A4 tuliskan Nama, NPM,
Jurusan, dan Semester! Tugas dikumpulkan paling lambat tanggal 03 Desember 2020.

1. Jelaskan pengertian, karakteristik dan langkah-langkah pembelajaran terpadu!


(30)
2. Uraikan tentang landasan teoritis dan empiris pembelajaran terpadu! (20)
3. Jelaskan urgensi dan tujuan pembelajaran terpadu! (25)
4. Bagaimana eksistensi guru dan peserta didik dalam pembelajaran terpadu? (25)

JAWABAN:

1. Pembelajaran terpadu adalah konsep yang merujuk pada pendekatan


pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa, sehingga siswa akan memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman secara langsung dan
dapat menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Menurut IIF Khoirun Ahmadi DKK mengemukakan bahwa ciri pembelajaran
terpadu yakni:
1.    Pembelajaran berpusat pada anak (student centered),
2.    Proses pembelajaran yang mengutamakan pemberian pengalaman
langsung,
3.    Pemisahan antar bidang studi tiak terlihat jelas.
4.    Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses
pembelajaran.
5.    mempunyai sifat luwes.
6.    memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak.
Menurut Depdikbud (1996:3), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses
mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu: holistik, bermakna,
otentik, dan aktif.

a.    HOLISTIK
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran
terpadu memungkinkann siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala
sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa lebih arif dan bijak di
dalam menyikapi atau mengahdapi kejadian yang ada di depan mereka.
b.    BERMAKNA
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai aspek seperti yang dijelaskan di
atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang
berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada
kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata dari semua
konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya
akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya, hal ini
akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu
menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang
muncul dalam kehidupannya.
c.    OTENTIK
Pembelajaran terpadu memungkinkan  siswa memahami secara langsung
prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara
langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar
pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatya lebih
otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui
eksperimen. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, sedangkan siswa
bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pemberitahuan.
d.    AKTIF
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran,
baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya
hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan
kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar.
Dengan demikaian, pembelajaran terpadu bukan hanya sekedar merancang
aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajran yang saling terkait.
Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati
bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara
bersama melalui pengembangan tema tersebut.
Sementara itu menurut Prabowo langkah-langkah pembelajaran terpadu
yaitu:
a. Tahap perencanaaan
1. Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang
dipadukan.
2. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompotensi dasar dan
indikator.
3. Menentukan sub keterampilan yang di padukan.
4. Merumuskan indikator hasil belajar.
5. Menentukan langkah-langkah pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
1.    Pengelolaan kelas.
2.    Kegiatan proses.
3.    Kegiatan pencatatan data.
4.    Diskusi.
c. Evaluasi
1)   Evaluasi proses
a)        Ketepatan hasil pengamatan
b)        Ketepatan penyusunan alat dan bahan
c)        Ketepatan menganalisa data
2)   Evaluasi hasil
Ø Penguasaan konsep-konsep sesuai indikator
3)   Evaluasi psikomotorik
Ø Penguasaan penggunaan alat ukur

2. Pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang


dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang Pendidikan, mulai dari
tingkat SD/MI sampai dengan SMA/MA, model pembelajaran ini pada
hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan
menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.
a. Landasan pemikiran
Pembelajaran terpadu dikembangkan dengan landasan pemikiran yaitu:
 Progresivisme, menyatakan bahwa pembelajaran seharusnya
berlangsung secara alami, tidak artifisial.
 Konstruktivisme, menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri
oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar
bermakna.
 Developmentally appropriate, menyatakan bahwa pembelajaran harus
disesuaikan dengan perkembangan usia dan individu yang meliputi
perkembangan kognisi, emosi, minat, dan bakat siswa.
b. Landasan normatif
Landasan normatif, menghendaki bahwa pembelajaran terpadu hendaknya
dilaksanakan berdasarkan gambaran ideal yang ingin dicapai oleh tujuan
pembelajaran.
c. Landasan praktis
Landasan praktis, bahwa pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan
memperhatikan situasi dan kondisi praktis yang dipengaruhi terhadap
kemungkinan pelaksanaannya mencapai hasil yang optimal.

3. Urgensi pembelajaran terpadu adalah dimana pembelajaran terpadu sangat


memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya yang holistik
dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun
emosionalnya. Pembelajaran terpadu sangat penting untuk diterapkan di sekolah
dasar. Mengapa demikian? Karena pembelajaran ini memiliki banyak nilai dan
manfaat, yang diantaranya adalah:
a. Penggabungan beberapa kompetensi dasar dan indikator dapat terjadi
tumpang tindih materi sehingga dapat dikurangi dan bahkan dapat
dihilangkan,
b. Isi/materi pelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, sehingga siswa
dapat melihat hubungan-hubungan yang lebih bermakna,
c. Siswa lebih fokus dan tidak pecah-pecah, karena materi yang disajikan lebih
terpadu, sehingga penguasaan materi pelajaran akan semakin baik dan
meningkat,
d. Memperkaya transfer belajar (transfer of learning) siswa, karena isi pelajaran
diterapkan dari dunia nyata di sekitar kehidupan siswa.

Tujuan pembelajaran terpadu adalah:


a. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
b. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata
pelajaran dalam tema yang sama.
c. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan.
d. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan
berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik.
e. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi
nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran
yang lain.
f. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan
dalam konteks tema yang jelas.
g. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara
terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan
bahkan lebih dan atau pengayaan.
h. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat tumbuh kembangkan dengan
mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

Selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah diterapkan, diharapkan


siswa juga dapat:
a. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.
b. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan
informasi.
c. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi,
komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.
d. Meningkatkan gairah dalam belajar.
e. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

4. Eksistensi Guru dan Peserta Didik


1.      Eksistensi Guru
Pada umumnya guru-guru yang mengajar disiplin ilmu tertentu seperti
fisika, biologi, kimia, ekonomi, sosiologi, dan geografi akan kesulitan
beradaptasi ke dalam pengintegrasian bidang yang memiliki latar belakang
komprehensif, karena mereka yang memiliki latar belakang satu bidang ilmu
umumnya tidak menguasai bidang lain, begitu pula sebaliknya. Di samping
itu, pembelajaran terpadu juga menimbulkan konsekuensi terhadap
berkurangnya beban jam pelajaran yang diemban guru-guru yang tercakup ke
dalam bidang kajian yang serumpun, sementara ketentuan yang berkaitan
dengan kewajiban atas beban jam mengajar untuk setiap guru masih tetap.
Untuk itu, dalam pembelajaran terpadu dapat dilakukan dua cara, yakni:
a.  Team Teaching
Pembelajaran terpadu diajarkan dengan cara team; satu topik pembelajaran
dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Team teaching memiliki model
bermacam-macam, mulai dari model kolaboratif, kooperatif, maupun
parsial.
Kelebihan sistem ini ialah:
(1)   Pencapaian KD pada setiap topik efektif karena dalam tim terdiri atas
beberapa yang ahli di dalam ilmu-ilmu di bidangnya,
(2)   Pengalaman dan pemahaman peserta didik lebih kaya daripada dilakukan
oleh seorang guru karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai
konsep dan pengalaman, dan
(3)   Peserta didik akan lebih cepat memahami karena diskusi akan berjalan
dengan narasumber dari berbagai disiplin ilmu.
Kelemahan sistem ini antara lain adalah jika tidak ada koordinasi, maka
setiap guru dalam tindakan akan saling mengandalkan sehingga pencapaian
KD tidak akan terpenuhi, jika kurang persiapan guru juga akan tersendat-
sendat karena skenario tidak berjalan semestinya sehingga para guru tidak
tahu apa yang akan dilakukan di kelas. Yang terpenting adalah kerjasama
antar guru serumpun di sekolah dalam membuat perencanaan
pembelajaran, mulai dari silabus, RPP, hingga kesepakatan dalam
penilaian.
b.  Guru Tunggal
Pembelajaran dengan seorang guru merupakan hal yang ideal dilakukan,
karena: (1) satu bidang ilmu merupakan satu mata pelajaran; (2) guru dapat
merancang skenario pembelajaran sesuai dengan topik yang ia kembangkan
tanpa ada konsolidasi terlebih dahulu dengan guru lain; serta (3) tidak ada
potensi saling mengandalkan.

2.      Eksistensi Peserta Didik


Dilihat dari aspek peserta didik, pembelajaran terpadu memiliki peluang
untuk pengembangan kreativitas akademik. Hal ini disebabkan karena model
ini menekankan pada pengembangan kemampuan analisis terhadap konsep-
konsep yang dipadukan, karena dapat mengembangkan kemampuan asosiasi
konsep dan aplikasi konsep, kemampuan asosiatif, serta kemampuan
eksploratif dan elaborative.
Selain itu pembelajaran terpadu dapat mempermudah dan memotivasi
peserta didik untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami
hubungan antar konsep, pengetahuan, dan tindakan yang terdapat dalam
beberapa indikator dan KD. Secara psikologis, pebelajaran terpadu
menggiring anak untuk berpikir secara luas dan mendalam untuk menangkap
dan memahami hubungan-hubungan konseptual yang disajikan guru.
Pembelajaran terpadu perlu dilakukan dengan variasi metode yang tidak
membosankan. Aktivitas pembelajaran harus lebih banyak berpusat pada
peserta didik agar dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya.

Anda mungkin juga menyukai