Anda di halaman 1dari 8

SENI BUDAYA

( PENGERTIAN SENI )

Oleh : Thoriq Afif, S.Pd

SMA NEGERI 1 KEJAYAN


A. Sejarah Seni
Sejarah Seni atau yang lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Art
History merupakan Sebuah studi/belajar untuk mempelajari perkembangan seni dan
konteks gayanya.
Untuk lebih lengkap bisa buka link https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_seni
Menurut Cabangnya Seni dibagi menjadi 4 cabang :
1. Seni Rupa.

Seni yang hanya dapat dinikmati secara visual,namun sebenarnya juga dapat
dinikmati melalui indra peraba. seni rupa terdiri dari 2 jenis yaitu 2 dimensi (panjang
dan lebar) contohnya: lukisan,karikatur,desain,sketsa serta 3 dimensi (Volume)
Contohnya : patung,relief,mangket,miniatur
2. Seni Musik
Seni yang hanya dapat dinkmati melalui auditorial saja,dimana hanya ada 2 jenis
seni vokal dan seni instrumen yang biasanya digabungkan dan akan terbentuk
sebuah lagu.
3. Seni Tari.
Seni yang dapat dinikmati dengan dua cara yaitu auditorial dan visual,karena selain
menari yg terlihat oleh visual seni tari juga pasti diiringi dengan alunan musik yg
dapat dinikmati oleh indra pendengaran.
4. Seni Drama atau Teater
Sama dengan seni tari yang dpat dinkmati dengan auditorial dan visual,seni drama
berisi tentang sebuah cerita atau peran yang melibatkan berbagai unsur seperti
make up dan musik.

B. Pengertian seni rupa


Pengertian seni rupa adalah salah satu bentuk karya seni visual dengan
menggunakan media yang dapat dilihat dan diraba yang mengandung estetika
yaitu bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat
merasakannya. Istilah seni rupa yang dalam bahasa Inggris disebut fine art,
mengacu pada bentuk seni yang dipraktekkan terutama untuk nilai estetika dan
keindahannya daripada nilai fungsionalnya (seni untuk seni).

C. Sejarah Seni Rupa


Seni rupa merupakan jenis seni yang sudah ada dalam masa prasejarah seperti
periode Acheulian dengan adanya patung Venus dari Berekhat Ram (patung
basaltik, 230.000-700.000 SM) dan Venus dari Tan-Tan (patung kuarsit, 200.000-
500.000 SM ) serta lukisan di gua Chauvet (30.000 SM).
Pada era peradaban Mediterania kuno, termasuk budaya Yunani, Romawi dan
Bizantium, serta seni Carolingian, Ottonian, Romawi, dan Gothik pada abad
pertengahan, seniman dianggap hanya sebagai pekerja terampil. Baru pada saat
masa Renaisans, profesi “seniman” diangkat ke tingkat yang lebih tinggi, karena
mencerminkan pentingnya unsur “seni desain” .
Mulai abad ke-16 berdiri sekolah seni rupa bagi orang yang ingin menjadi
seniman professional. Dua sekolah (akademi) yang paling awal adalah Academy
of the Art of Design di Florence ( Accademia dell’Arte del Disegno ) dan Akademi
Seni Rupa Roma (Accademia di San Luca). Institusi pendidikan ini mengajarkan
jenis seni akademis yang sangat tradisional, yang didasarkan pada prinsip-
prinsip seni Renaisans, yang mengatur hal-hal seperti materi pelajaran, bentuk,
pesan, komposisi, warna dan sebagainya.

D. Mengenal Seni Rupa Murni

Mengenal lebih jauh seni rupa murni– Secara global terjemahan seni rupa di
dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun karena mengikuti perkembangan
dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni
rupa murni.
Istilah ini kemudian digabungkan dengan desain dan kriya sehingga akhirnya masuk
ke dalam bahasan visual arts.
Seni murni adalah seni yang dikembangkan untuk dinikmati keindahannya saja
tanpa memperdulikan sisi kegunaannya.
Dengan kalimat lain dijelaskan, dalam seni murni sisi yang diutamakan lebih kepada
sifat estetikanya dibandingkan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.
Seni murni tidak untuk dimanfaatkan sebagai alat bantu lain. Yang dimanfaatkan
pada seni ini adalah nilai keindahannya.

Cinta akan keindahan adalah rasa.


Penciptaan keindahan adalah seni.

Ada 4 seni rupa dalam sejarahnya :


a. Seni Rupa Murni Zaman Prasejarah
Zaman prasejarah meliputi zaman batu dan zaman logam.
Pada zaman dulu dalam sejarah, dikatakan bahwa manusia zaman batu dan logam
sudah mulai menciptakan karya seni. Karya-karya tersebut antara lain berupa
lukisan dan patung.
Lukisan zaman prasejarah dibuat pada dinding-dinding gua tempat mereka tinggal.
Bahan yang digunakan berupa pewarna dari tumbuhan. Motif-motifnya berupa
gambar cap tangan, hewan buruan, manusia dan dewa-dewa.
Sedangkan arca dalam kehidupan masa pra sejarah dibuat untuk tujuan
penyembahan/ritual. Patung ini terbuat dari bahan batu atau kayu dan mempunyai
bentuk yang masih kasar.

b. Seni Rupa Murni Zaman Klasik


Masa Hindu Buddha masuk dalam periode zaman klasik.
Pada masa ini di Indonesia dikuasai dua agama besar sehingga menimbulkan corak
pada karya-karya seni yang dihasilkan.
Perkembangan manusia pada zaman ini sudah maju. Mereka hidup menetap,
membuat permukiman, bertani dan beternak.
Karena sudah tidak nomaden maka mereka mempunyai waktu luang sehingga
memanfaatkannya untuk membuat karya seni.
Ada banyak karya seni yang dihasilkan, salah satunya berupa karya seni rupa murni
berbentuk patung dan lukisan.
Lukisan pada zaman ini sudah lebih detail dan halus. Patung digunakan sebagai
penghormatan kepada para dewa dalam kepercayaan agama.
Sedangkan lukisan pada zaman ini dapat kita lihat dalam relief berbagai candi di
Nusantara. relief ini mengandung pengajaran baik buruk, sejarah, ajaran agama dan
lain sebagainya.

c. Seni Rupa Murni Zaman Islam

Kategori yang ketiga adalah masa penyebaran agama Islam. Sama seperi dua
agama pendahulunya, Islam juga agama yang mempunyai sisi seni sehingga
menimbulkan corak pada karya seni yang dihasilkan.
Diantara karya-karya tersebut adalah kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis huruf
arab, utamanya ayat al Quran sehingga menjadi lebih indah. Kaligrafi diaplikasikan
pada hiasan masjid, nissan, sampul buku dan lain sebagainya.
d. Seni Rupa Murni Modern

Zaman ini dihitung mulai masuknya imperialisme barat ke Indonesia. Ciri khas seni
zaman ini adalah hasil karya yang lebih bebas dan tidak terikat banyak aturan.
Contoh karya seni zaman ini adalah guci cina (cinderamata Belanda untuk penguasa
lokal), lukisan pemandangan dan patung.

E. Mengenal Seni Rupa Terapan


Lain halnya dengan seni rupa Murni, seni terapan selain berfokus pada nilai-nilai
keindahan (estetika) juga benar-benar memperhatikan nilai praktis atau kegunaan
dari suatu karya dalam menunjang kebutuhan hidup manusia. Seni ini mengalir dan
menyatu dalam benda-benda yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan sehari-
hari. Adapun beberapa contoh seni rupa terapan antara lain rumah, dekorasi,
busana, dan seni kriya

a. Rumah atau bangunan

Rumah Jembatan
b. Dekorasi

Dekorasi Pernikahan

Spot Foto

c. Busana

Costum
d. Seni Kriya

Kerajinan tangan

Anda mungkin juga menyukai