Anda di halaman 1dari 3

Sejarah seni rupa Indonesia

Nama : NADIRA RAMADHANI


Nim : 19027076
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
PRODI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Materi / pokok penjelasan

o Seni rupa era revolusi


o Seni rupa lekra
o Dan seni rupa masa manikebu

Penyajian

ERA REVOLUSI

Selama masa Revolusi, sampai bangsa Indonesia merdeka, berperan padan presiden repuplik
Indonesia suekarno dalam mendukung seni . Pada zaman ini berbagai monument didirikan
antara lain tugu nasional ( monas ), monument selamt dating ,patung pembebasan irian barat,
patung pak tani, patung dirgantara dan lainnya, sebagian besar adalah karya Edy Sunarso dari
Yogyakarta. Strata social pada zaman orde baru.

Berakhirnya penjajahan Jepang dan tibanya Hari Kemerdekaan telah menggairahkan hati para
pelukis. Ketika repuplik ini di proklamasikan 1945, banyak pelukis ambil bagian. Gerbong-
gerbong dan kereta di tulis “merdeka atau mati!”. Itulah karya anak-anak expersegi. Kata-katta
itu diambil dari pidato Bung Karno, lahirnya Pancasila 1juni 1945. Saat itulah affandi dapat tuas
membuat poster itu idenya Bung Karno, gambar orang yang di rantai tapi rantainya sudah
putus. Yang dijadikan model adalah pelukis dullah. Yang harus ditulis dalam poster itu, muncul
penyair Chairil Anwar.Dan selesaikan poster bersejarah itu. Sekelompok pelukis-pelukis
memperbanyaknya dan dikirim de daerah-daerah.

Pada 6 september 1948 bertempat di Amsterdam sewaktu peringatan sewaktu penobatan ratu
belanda, digelar seyembara melukis dan basoeki Abdullah berhasil mengalahkan 87 pelukis
eropa dan amerika. Dan dia berhasil keluar sebagai pemenang. Basoeki banyak mengadakan
pameran diluar dan didalam negri, antara lain karyanya pernah dipamerkan di Bangkok
(Thailand), Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris Portugal, dan Negara-negara lainnya. Lebih
kurang 22 negara yang memiliki lukisan Basoeki Abdullah. Dia menetap di Thailand dan
diangkat sebagai pelukis istana Raja Bhubimol Adulyadej.

Di tanah air, dengan kepindahan iibukota Negara ke Yogyakarta sejumlah seniman di temukan
dari Jakarta dan Bandung turut juga hijrah. Pada 1946 berdirilah anggar seniman masyarakat di
Yogyakarta di pimpin oleh Affiandi sebagai pertemuan seni lukis pertama yang potensial. Tidak
lama kemudian namanya di ganti menjadi Seniman Indonesia Muda (SIM) dank li ini pimpinan
beralih ke S Sudjojono, Hendra, Sudarso, Trubua, Dullah, Kartono Yudhokusumo, D Joes dan
Zaini. Pameran sebagai hasil melukis bersama digelar pada waktu-waktu tertentu dalam
sanggar saja.
Pada 1947 sebagian anggota SIM pindah ke Surakarta, termasuk S Sudjojono, sang ketua .
anggota bertambah dengan Trisno Sumardjo, Soeman aeaffendi, Sasongko, suparto Mardian,
Wakidjan dan Srihardi. Terbit pula suatu patung pahlawan berada di taman segitiga Menteng ini
dibuat pematung kenamaan Rusia bernama Matvel Manizer dan Otto Manizer.Patung ini
dihadiahkan oleh pemerintah Uni Soviet pada saat itu kepada pemerintah repuplik Indonesia
sebagai meifestasi dari ersahabatan kedua bangsa. Patung ini di buat dari bahan perunggu qdi
buat di Uni Soviet dan kemudian didatangkan ke Jakarta dengan kapal laut di resmikan oleh
presiden Suekarnopada tahun 1963. Dengan menempelkan plakat pada voetstuk bersembunyi
“Bangsa yang menghargai pahlawannya adalah bangsa yang besar”

Era Revolusi kemerdekaan di Indonesia membuat banyak pelukis indnesia beralih dari tema-
tema romantisme menjadi cenderung kea rah tema-tema kerakyatan. Obyek lukisan yang
hanya berhubungan dengan keindahan alam Indonesia di anggap sebagai tema yang cocok dan
revolusi. Para pelukis kemudian beralihke pada potret nyata kehidupan masyarakat kelas
bawah dan perjuangan menghadapi penjajah. Dimasa revolusi Basoeki Abdullah tidak berada di
tanah air. Bisa jadi merasa terpojokkan dengan serangan-serangan pedas karyanya. Dia
mendalami seni lukis di Eropa . Sempat pula bermukin di Italia dan Prancis untuk belajar
langsung dari para pelukis dengan reputasi dunia.

Perkumpulan seni lukis lain yang sudah berdiri di Yogyakarta sejak 1945. Dengan kegiatan
diadakan kursus menggambar serta pembuatan poster-poster adalah pusat tenaga pelukis
Indonesia (PTPI) dengan ketuanya Djajengasmoro dan anggota-anggota Sindusisworo (ex
persegi) Indrosugondo dan Prawito. Meski berbeda perkumpulan , mereka kerap menggelar
pameran bersama. Pada 1948, misalnya, SIM dsn pelukis rakyat mengadakan pameran
bersama. Sekolah menengah Guru Gambar didirikan di Yogyakartaoleh djajenggasmoro
bersama R.J. Katamsi yang juga banyak melahirkan kader-kader pelukis muda.

Di Surakarta berdiri pula himpunan budaya Surakarta (HBS) dengan ketuanya Dr Moerdowo
sejak 1945 dan perkumpulan seni lukis Pelangi yang ketuai Sularko 1948-an berusaha
direvitalsasi dengan menggelar pameran akbar karya para anggotanya Jaihan, Didik Suardi,
Remy Silado, Srihardi Sudarsono,dan lain-lain. Para anggota HBS tersebar di seluruh penjuru
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai