Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH TEATER

MODERN DI
INDONESIA
Kelompok 3:
1. Dinar Febrianti (A310170182)
2. Emma P (A310170190)
3. Inneke Dyah A (A310170193)
4. Asti Mrihartini (A310170194)
5. Nurul Arifin (A310170198)
6. FirmanFajar A (A310170207)
PENGERTIAN TEATER
MODERN
Teater modern adalah sebuah karya
yang merupakan curahan perasaan si pengarang
yang biasanya kita kenal sebagai seorang sutradara
kalau dalam perfilman (teater yang bersumber dari
teater tradisional, tetapi gaya penyajiannya sudah
dipengaruhi oleh teater barat).
Teater modern ini sering kita temui
dalam kehidupan sehari-hari dan mengisahkan
kehidupan sehari-hari karena teater modern ini
banyak dicurahkan dalam bentuk film. Teater
modern ini banyak dikenal dan disukai oleh banyak
orang karena selain banyak nya teater ini
menyelimuti hidup masyarakat teater modern
ini juga menyenangkan dan ceritanya tidak bertele-
tele dan tidak monoton.
CIRI-CIRI TEATER MODERN
1. Panggung tertata rapi dengan jenis peralatan
yang lebih kompleks dibandingkan dengan
teater tradisional.
2. Umumnya pementasan teater modern
dilaksanakan di sebuah gedung tertutup.
3. Terdapat pengaturan akan jalur cerita yang
dipentaskan.
4. Jumlah peserta lebih banyak dibandingkan
teater tradisional.
5. Tidak banyak interkasi yang dilakukan antara
penonton dengan pemain.
UNSUR-UNSUR TEATER
MODERN
1. Naskah/Skenario
2. Pemain/Pemeran/Tokoh
3. Sutradara
4. Properti
5. Penataan
6. Penonton
SEJARAH TEATER MODERN DI
INDONESIA
Teater modern sebagai budaya serapan dari Barat masuk ke
Nusantara melalui bangsa Eropa, khususnya Belanda, yang pada saat
itu menguasai berbagai sektor kebudayaan masyarakat. Munculnya
teater modern ke dalam wilayah budaya Nusantara tidak sekaligus,
tetapi secara bertahap melalui bentuk-bentuk pertunjukan kelompok
teater profesional.
Menurut catatan sejarah, bentuk teater Eropa yang pertama
kali ditampilkan terjadi pada saat bangsa Indonesia dikuasai oleh
Inggris pada tahun 1812. Tahun 1814 baru terdapat bentuk kegiatan
teater Barat yang pertama di Batavia ketika tentara Inggris
membangun gedung teater yang terbuat dari bambu. Lakon pertama
yang dipentaskan pada tahun itu adalah ”The Hair at Law”. Setelah
itu, berturut-turut dipentaskan lakon-lakon besar karya William
Shakespeare seperti “Hamlet, Prince of Denmark”. Masyarakat
sekitar gedung tersebut menyebut tempat itu sebagai Gedung Teater
Militer Inggris.
Ketika Inggris kalah dari Belanda, gedung teater
tersebut kemudian diambil alih oleh bangsa Belanda dan
direnovasi dan menjadi cikal bakal perkembangan teater di
Hindia Belanda. Perkumpulan teater pertama yang dibentuk
tahun 1817 dinamakan sebagai Ut Desint. Kelompok ini
menjadi kelompok profesional dan menjadi inspirasi bagi
terbentuknya kelompok-kelompok teater profesional lainnya
di Jawa. Gedung teater peninggalan Inggris pun telah diubah
pula menjadi gedung teater permanen yang diberi
nama Schouwburg atau Comediegebouw, yang dalam bahasa
Indonesia berarti Gedung Kesenian.
Di gedung inilah kemudian digelar sejumlah pementasan
teater standar dengan gaya Eropa, serta menampilkan karya-
karya besar dunia seperti Othello dan Saudagar dari
Venesia yang keduanya karya William Shakespeare.
Kelompok teater Ut Desint ini bertahan cukup lama, yakni
sekitar 20 tahun. Pada tahun 1882, teater Ut Desint berakhir
karena sejumlah permasalahan politis serta pertentangan
budaya di kalangan orang-orang Belanda.
Kebangkitan teater modern di Hindia Belanda mulai lagi
dengan munculnya kelompok-kelompok teater profesional. Jakob
Sumardjo mengemukakan perkembangan teater di Indonesia dalam
beberapa periode sebagai berikut.
 Masa Perintisan Teater Modern (1885 – 1925) yang terbagi atas
periode:
 Teater Bangsawan (1885 – 1902)
 Teater Stamboel (1891 – 1906)
 Teater Opera (1906 – 1925)
 Masa Kebangkitan Teater Modern (1925 – 1941) yang terbagi atas
periode:
 Teater Miss Riboet Orion (1925)
 Teater Opera Dardanella (1926 – 1934)
 Awal Teater Modern Indonesia (1926)
 Masa Perkembangan Teater Modern (1942 – 1970) yang terdiri atas
periode:
 Teater Zaman Jepang (1942 – 1945)
 Teater Tahun 1950-an
 Teater Tahun 1960-an
 Masa Pertumbuhan Teater Mutakhir (1970 – 1980-an)
 Masa Perintisan Teater Modern (1885-1925)
 Teater Bangsawan
Pada sekitar tahun 1870an rombongan teater dari India
datang ke Indonesia tepatnya di Penang. Mereka diberi
nama oleh penduduk setempat sebagai “wayang parsi,”
ketika pulang ke India seluruh peralatan panggung dijual
kepada Mamak Pushi sebagai pemodal. Mamak Pushi
bekerjasama dengan seorang seniman panggung bernama
Bey Kassim, lalu mendirikan rombongan sandiwara
melayu pada tahun 1885 yang diberinama “Pushi Indera
Bangsawan of Penang.” Itulah rombongan sandiwara
melayu pertama. Mereka sering diundang berpentas
dikalangan bangsawan, mungkin itu sebabnya mereka
sering disebut sebagai “Sandiwara Bangsawan.”
 Teater Stamboel
Sekitar tahun 1891 sebuah kelompok sandiwara
didirikan di Surabaya yang bernama “Komedie Stamboel,”
pendirinya seorang Indo-Perancis bernama August Mahieu.
 Teater Opera
Pada tahun 1908 masyarakat keturunan Cina di
Indonesia timbul sebuah bentuk sandiwara yang diberi
nama “Opera Derma” atau Tjoe Tee Hie. Biasanya lakon
yang dipentaskan saduran dari naskah Cina.
 Masa Kebangkitan Teater Modern (1925-1941)
 Miss Riboet Orion
Miss riboet orion didirikan pada tahun 1925 dan dipimpin
oleh Tio Tik Djien. Mereka terkenal melakukan beberapa
perubahan dalam struktur pementasan yang mereka gelar.
 Dardanella Opera
Willy Klimanov mendirikan Dardanela Opera di Sidoarjo
pada 21 Juni 1926. Tujuan didirikan Dardanella Opera adalah
untuk menyaingi Miss Riboet Orion. Pada tahun 1926 disebut
juga dari awal teater modern Indonesia.
 Masa Perkembangan Teater Modern
 Teater di zaman Jepang
Tidak banyak diketahui prkembangan teater pada zaman
Jepang, yang jelas pada saat itu bentuk teater professional yang
hidup dan berkembang pada sekitar tahun1870-1942 telah
berubah menjadi teater propaganda. Semua tema harus untuk
kepentingan tentera kekaisaran Jepang.
 Teater tahun 50-an dan 60-an
Usmar ismail mendirikan Akademi Teater Nasional Indonesia
di Jakarta pada tahun 1955. Salah satu murid dari Usmar ismal,
Teguh karya mendirikan Teater Populer pada tahun 1968. Murid
Teguh karya N. Riantiarno mendirikan Teater Koma pada tahun
1977. Sementara itu WS Rendra mendirikan Bengkel Teater di
Jogja pada tahun 1967. Arifin C. Noer mendirikan Teater Ketjil
1968. Putu Wijaya mendirikan Teater Mandiri di Jakarta tahun
1974. Sedangkan Jim adilimas dan Suyatna anirun mendirikan
Studiklub Teater Bandung tahun 1958.
 Masa teater mutakhir 1970-an sampai 1980-an Masa
teater mutakhir 1970-an sampai 1980-an
Pada tahun 1977 murid Teguh karya N. Riantiarno
mendirikan Teater Koma.
TOKOH-TOKOH TEATER MODERN DI
INDONESIA
 Arie Batubara  Ratna Riantiarno
 George Kamarullah  Asrul Sani

 Jose Rizal Manua  Wawan Sofwai

 Arifin C. Noer  Remy Sylado

 W.S. Rendra  Putu Wijaya

 Norbertus Riantiarno  Yudhi Soenarto


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai