Anda di halaman 1dari 19

DRAMA

Indonesia
Our Best Team

FATMA ZAKIA SHINTA


SHINTA SAFIRA
20120013 20120010
RHESTY FAUZIAH
20120002

MUHAMMAD ARIF
BUDIMAN
20120001
MATERI YANG AKAN DI
BAHAS

1 Teater Modern di Indonesia

2 Perkembangan Sastra Drama Indonesia

3 Peta Bumi Sastra Drama Indonesia

Perkembangan Terjemahan Sastra Drama


4 Asing di Indonesia
1.Masa Perintisan Teater Modern

Dalam buku Boen,S Oemarjati


dinyatakan bahwa teater tertua
kita dimulai oleh Komedi
Stamboel pada tahun 18 91.Dan
asal usul teater ini ternyata dari
Penang ,Malaysia.
1.1 Teater Bangsawan
Pada tahun 1870-an di Penang,Malaysia, bermain rombongan
teater dari India,dengan mempergunakan Bahasa Inidia dan oleh
penduduk Melayu setempat dinamai “wayang parsi”

Meskipun dari teater bangsawan ini berkembang banyak bentuk


teater di Indonesia,dan sebaliknya di Malaysia terus berkembang
dalam garis lurus ,namun sedikit sekali pengaruh teater baru di
Indonesia terhadap teater bangsawan di Malaysia.Rupanya
masing-masing bentuk tadi telah menemukan tempatnya sediri di
lingkungan masyarakat.
1.2 Komedi Stamboel
Komedi Stambul didirikan sekitar tahun 1891 pendirinya adalah August Mahieu
seorang indo- Prancis kelahiran Surabaya (1860-1906).Dialah rupanya pengambil
inisiatif pembentukan rombongan teater
Komedi Stambul mencoba menyajikan khasanah cerita Barat, seperti
Hamlet ,Romeo and Juliet,Carmen ,Satoe Saoedagar daru Venetie dan ternyata
berhasil mengembalikan minat penonton.Terutama sekali cerita yang menyajikan
permainan anggar atau perkelahian dengan pedagang amat disukai penonton

1.3 Teater Opera


Tahun 1908 dikalangan masyarakat Cina timbul “ opera derma” atau Tjoe Tee Hie.
sebuah perkumpulan sosial Cina peranakan di Weltervreden pada tahun 1908
mencari derma untuk perkumpulannya dengan menyelenggarakan pementasan
tetater.
Naskah yang diperankan mengenai cerita lama Cina, tetapi justru bersifat realisme,
yakni menggambarkan keadaan masyarakat cina peranakan pda masa itu.
2. KEBANGKITAN TEATER MODERN INDONESIA
Seperti sudah diuraikan, bahwa asal muasal bentuk teater
baru di kota-kota besar di Indonesia, yang dikelola secara
profesional, mula-mula banyak mengambil unsur-unsur teater
bangsawan yang menirunya pula dari teater wayang parsi alias
Mendu.
Unsur teater "Barat" belum banyak masuk. Para pekerja
teater dan para pekerja teater dan para penontonnya berasal dari
lingkungan bukan terpelajar. Aspek hiburan berupa gemerlapnya
kostum, spectacle, lawakan, nyanyian dan tarian masih amat
ditekankan.
Bahan dasar cerita tidak begitu dipentingkan, sehingga per tunjukan
dapat berjalan amat lamban dan berkepanjangan,
sehingga satu lakon dapat selesai setelah beberapa hari per
tunjukan.
2.1 Miss Riboest's Orion
Pembaharuan yang dilakukan Orion berupa
1. Pembagian episode, atau bedrijf, atau adegan dan babak, lebih diperingkas
dari pembagian yang umum terjadi pada stambul.
2. Adegan memperkenalkan diri para tokoh-tokohnya sebelum main di
hapuskan.
3. selingan berupa nyanyian dacerita juga dihapuskan.
4. sebuah lakon diselesaikan dalam satu malam pertunjukan tarian di tengah
adegan saja.
2.2 The Malay Opera “Darnadella”
Boen S Oemarjati mencatat bahwa adalah 21 Juni 1926, yakni di tengah-tengah
masa kejayaan Orion. Berdiri dikota Sidoardjo. Pendirinya ialah Willy
Klimanoff alias A. Piedro, seorang Rusia Putih kelahiran Penang.
Melihat saat kelahirannya, nampak bahwa motivasi keras adalah menyaingi
kepopuleran Orion, dan tidak bisa dielakkan pula lahirnya Dardanellar meniru
sukses Orion.
2.3 Awal Teater Modern
Seperti sudah diuraikan, bahwa teater baru yang muncul
di kalangan masyarakat kota di Indonesia adalah teater
profesional. Sejak dari rombongan teater Jaafar dalam tahun 1880-an, kemudian teater
Stambul milik August Mahieu pada tahun 1891, teater opera Soei Ban Lian di kalangan
masyarakat
Cina-peranakan pada tahun 1911, teater Miss Riboet's Orion
pada tahun 1925 dan teater Dardanella pada tahun 1925
sampai masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942,
semua itu adalah teater profesional yang hampir tiap malam harus berpentas untuk mencari
makan bagi anggota-
anggotanya. Jadi sekitar 50 tahun hidupnya teater profesional
di Indonesia.
3.MASA PERKEMBANGAN TEATER MODERN
3.1 Teater Zaman Jepang (1942-1945)
• Kegiatan Teater Profesional
• Kegiatan Teater Amatur
• Campur Tangan Jepang
• Peralihabn Teater Profesional ke Teater Amatur

3.2 Teater indonesia Tahun 1950-an
• Pelopor Sandiwara Maya
• grup-grup Teater permulaan
• kademi Teater
• Zaman Emas Teater
• Kritik Teater Tahun 1950-an

3.3 Teater Indonesia Tahun1960-an
• Lanjutan Zaman Emas Teater (1958-1963)
• Fastiva Teater
• Teater dan Kegiatan Keagamaan
• Teror Lekra
• organisasi Teater Nasional
• Kritik Teater 1960-an
4. TEATER INDONESIA MUKTAKHIR

4.1 Teater Indonesia Setelah 1965


setelah tahun 1965 semarngat pernbaharuan semacam itu berkembang. namun gejala-gejalanya baru nampak
tahun 1968. Ini dapat dimaklumi lantaran situasi politik perubahan Orde Lama ke Orde Baru masih dalam
prosesnya)
Juga situasi budaya dan seni dari tahun 1966 sampai 1968 masih bertumpu dari suasana budaya lama. Hal ini
nampak dalam bidang teater modern Indonesia. Kegiatan teater modern masih didominasi oleh tiga kota besar,
yakni Yogyakarta, Bandung dan Jakarta seperti tahun 1950-an akhir.
4.2 perintis-perintis Pembaharuan
Puncak dari segala usaha pembaharuan ini adalah pementasan teater minikata Rendra dikelola yang
pulang da Amerika Serikat pada tahun 1967 dan langsung membentuk
organisasi teater baru yang dinamainya Bengkel Teater, masih berpusat di Yogya. Ke dalam bengkel teater ini
masuk Arifin c Noer, Putu Wijaya, Syubah Pada bulan April 1968 Bengkel Teater mementaskan Bip Bop dan
nomor-nomor lainnya seperti Piip, Di manakah Kau Saudaraku Rambate Rate Rata, Vigrnet Katakana.
Asa dan sebagainya.
4.3 Dewan Kesenian Jakarta
berdirinya Taman Ismail MarzUki di bawah pengelolaan Dewan Kesenian Jakarta. menyediakan gedung-
gedung teater dengan peraiatan modern yang belum pernah dibangun di Indonesia sebelunya,) kecuali Gedung
Kesenian Jakarta yang dibangun Belanda abad 19.
4. TEATER INDONESIA MUKTAKHIR

4.4 Ciri- Ciri Teater Mutakhir


Muhammad Gunawan menulis sebuah karangan panjang pada tahun 1973 yang merupakan tanggapan atas
ceramah Rustandi Kartakusumah yang berjudul “Sebuah Pembelaan Untuk Teater Indonesia Mutakhir” yang
dinilai absurd dan kebarat-baratan.
4.5 Sayembara Naskah dan Terjemahan Drama
Tahun 1972 dibuka bank daskah DKJ untuk menyelenggarakan sayembara menulis naskah. Sayembara ini
berhasil menemukan penulis penulis baru.
4.6 TIM sebagai Pusat Pendidikan Teater
Gencarnya pementasan di TM oleh grup grup teater terkemuka dengan pola dan gaya yang beragam oleh
tokoh terkemuka namun sebenarnyya TIM bukan hanya tempat menggelar teater indonesia kontemporer tapi
juga semacam studio untuk segala eksperimen.
4.7 Isu Teater Avant Garde
Pesatnya perkembangan teater di jakarta baik dalam jumlah maupun mutu mengakibatkan timbulnya berbagai
diskusi teater. Pada tahun 1973 Dewan Kesenia Jakarta menyelenggarakan diskusi dengan mengemukakan
dua pembicaraan utama
4.8 Zaman Emas Kedua Teater Indonesia
Tahun 1968-1988 di TAMAN Ismail Marzuki hampir sebulan sekali terdapat pementasan oleh teater terkenal.
Hampir 20 tahun jika dinilai dari segi obyektif terdapat 102 naskah asli dan 109 naskah terjemahan
4. TEATER INDONESIA MUKTAKHIR

4.9 Kritik teater 1970-an dan 1980-an


Kritik teater dan kritik seni pada umumnya di Indonesia merupakan masalah. Hampir semua
pekerja teater tidak puas dengan kritik teater yang di trulis di berbagai harian dan majalah
umum dalam ruang budaya mereka ada tahun 1970-an terutama pada utu tulisan kritik dan
dasar pandangan penulisan kritik.
Perkembangan kritik dasawarsa 1980-an adalah saling kritik anatr pakar pakar teater
sendiri. Sedangkan untuk pementasan teater oleh yang lebih muda.

4.10 Generasi Muda Teater Indonesia


Tokoh tokoh teater indonesia pada tahun 1970-1980-an brada dimasa kejayaan. Pada maa
ini juga bermunculan lah grup grup teater baru yang menunukkan potensi yang lebih dari
senior mereka namun tetap bercermin pada teater sebelumnya.

4.11 Masalah Publik Teater


Masalah publik teater masih sangat gawat dan menjadi bencana nasional karna perbedaan
jumlah penonton sesuai teater yang mereka mainkan \.
Peta Bumi Sastra Drama Indonesia

1. Sastra drama melayu- rendah (1891-1940)


Teater modern indonesia adalah produk dari kota di indonesia yang bersifat
pluralistik, ekonomi, modernis mengakibatkan permintaan bentuk teater sesuai
budaya mereka. Rombongan drama pertama bernama Komendie Stamboel di
Surabat 1991. awanya drama hanya mementingkan sifat hiburan dibanding
pesan yang ingin di sampaikan penulis pada ceritanya namun setelah
menyaksikan drama luar penulis indonesia mulai membentuk teater sendiri.

2. Sastra drama poedjangga baroe


Bebasari pada tahun 1926 penulisnya adalah Roestam Effendi yang dikenal
sebagai penyair pujangga baroe. Berbeda dengan dengan drama tionghoa yang
kebanyakan dialog ditulis dalam prosa maka bebasari berbentuk sajak lebih
mementingkan gaya sastra dibanding dramatiknya
Peta Bumi Sastra Drama Indonesia
3. Sastra Drama Zaman Jepang
ciri ciri pertunjukkan drama ini adalah bekerja tanpa naskah drama berdialog tetapi hanya garis
besar saja yang diselingi nyanyian dan lawakan atau tarian di tengah tengah pergantian babak.
Dengan demikian sastra drama ini justru muncul bukan dari kalangan profesional tapi rombongan
amatir.

4. Sastra Drama Sesudah Kemerdekaan


Antara tahun 1945-1950 indonesia sibuk mempertahankan kedaulatan dari serangan belanda.
Adanya pergolakan politik sehingga memberi peluang sedikit bagi sastrawan indonesia untuk
berkarya secara normal.
• Dasarwasa 1950-an
• Dasarwasa 1960-an

5. Sastra Drama Mutakhir


Teater mutakhir tidak dapat dipisahkan dengan drama apalagi adanya TMI membuat laju kesenian
meningkat. Drama drama sayembara ini rata rata tidak memiliki cerita drama anti plot, non linear,
cerita tidak di mulai dsari A – Z. Adegan satu samal lain tidak ada hubungannya, tidak ada sebab
akibat, tokoh tidak jelas identitasnya dan tidak ada perkembangan watak sama sekali
Perkembangan Terjemahan Sastra Drama Asing di Indonesia

1. Latar Belakang
Kehadiran teater barat tidak bisa dipisahkan dari kehadiran bangsa belanda di indonesia.
Namun munculnya teater di indonesia baru pada tanggal 20 juni 1757 ketika seorang letnan
dua asal pperancis Gabriel Besse du Pouget yang bergerak dalam bisnis losmen diizinkan
pemerintah membuka gedung komedi dan mementaskan lakon.
Pada tahun 1950-an makin berkembang grup grup teater amatir di beberapa kota besar di
jawa. Permintaan naskah teater terjemahan barat. Namun setelah ada TMI kebanyakan
teater mementaskan cerita mereka sendiri

2. Keadaan Naskah Sastra Drama


Sejak muncul naskah modern di indonesia telah terkumpul 400 naskah drama asli indonesia.
Drama I yang diterbitkn pusat dokumentasi H.B. Jassin tercatat 360 naskah. Drama II
diperkirakan 400 naskah yang memuat naskah untuk anak anak, drama televisi dan drama
radio.
Sementara itu tercatat jumlh sastra drama dunia dan terjemahannya 296 judul naskah.
Perkembangan Terjemahan Sastra Drama Asing di Indonesia

3. Perkembangan Sastra Drama Terjemahan


Kegiatan penerjemahan dilakukan sebagai luapan kehendak kaum terpelajar
memajukan penulisan sastra drma indonesia. Bukan hanya kedudkan sastra
drama menjadi penting tetapi segi lainjuga perlu di benahi mulai segi
pemeranan, artistik, pementasan, teoritik teater modern. Dari datag sementara
ini apat dihitung naska sastra drama terjemahan sebayak 296

4. Mengapa Sastra Drama Terjemahan


a. Kurannya naskah asli yag memadai secara teatrikal
b. Berkembangnya pengetahuan secara teoritik teatrikal di lingkungan teater
c. Naskah naskah sastra drama asing mengandung tema tema humanisme
universal
Kesimpulan
1. Minat terhadap penerjemahan sastra drama asing dimulai di lingkungan peminat sastra yang menginginkan adanya
"kemajuan” dalam lingkungan pekerja teater profesional (1910-an). Sastra drama asing lebih dahulu dikenal oleh
lingkungan sastra daripada oleh lingkungan teater. Terjemahan dan saduran sastra drama asing sebelum perang dunia
keduahanya terjadi di lingkungan sastrawan.
2. Pementasan naskah-naskah sastra drama asing baru terjaditahun 1955 ketika berkembang kelompok-kelompok teater amatur
dari lingkungan kaum terpelajar (mahasiswa) dan setelah berdirinya lembaga-lembaga pendidikan modern Naskahserta
grup-grup studi teater. “Zaman emas” pemen. tasan naskah-naskah asing terjadi antara tahun 1955 - 1970. .
3. naskah sastra drama asing menarik perhatian kaum pekerja teater modern Indonesia tahun 1950-an karena persediaan
naskah-naskah sastra drama asli masih kurang jumlahnya secara kualitas. Di samping itu kualitas teatrika naskah-naskah
asing yang sudah terkenal akan mengurangi beban yang ditimbulkan oleh aspek naskah.Kredo “humanisme-universal”
dalam kesenian tahun 1950-an mempermudah penerimaan secara wajar
4. naskah-naskah asing manapun sebagai persoalan-persoalan kemanusiaan yang umum dan langgeng. Bentuk pementasan
menurut naskah asing ataupun bentuk saduran dapat diterima secara wajar.
5. Meskipun jumlah sastra drama asing dalam terjemahan Indonesia hampir sama banyaknya dengan sastra drama asli, yakni
berbanding 3:4, pengaruhnya terhadap penulisan sastra drama Indonesia kurang begitu nampak, kecuali pada masa
setelah tahun 1970-an yang kebanyakan berupa naskah-naskah non-konvensional.
6. Pementasan sastra drama asing di Indonesia banyak menghasilkan karya-karya pentas yang penting dalam sejarah teater
modern Indonesia.
7. Sastra drama asing yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia hampir seluruhnya diterjemahkan dari bahasa Inggris. Inilah
sebabnya naskah-naskah drama Inggris dan Amerika Serikat menduduki tempat tertinggi, di samping dari Prancis. Ini
menunjukkan bahwa intensitas terjemahan baru terjadi setelah kemerdekaan (1950-an). Ada 4 negara penting yang
menjadi pilihan untuk terjemahan, yakni : Amerika, Inggris, Prancis dan Rusia Klasik. Terjemahan naskah-naskah
Jerman sebagai negara favorit kelima terjadi setelah tahun 1966 (Orde Baru).
Thank You
See you on next presentation

Anda mungkin juga menyukai