Anda di halaman 1dari 12

Tonil: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema Copyright © 2019 by

2019, Vol. 16, No. 2, 112-123. Teater FSP - ISI Yogyakarta

SOSIOLOGI DRAMA JALAN MENYEMPIT


KARYA JONI FAISAL
Ita Lufiana
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Abstrak: Naskah drama Jalan Menyempit merupakan naskah karya Joni Faisal
yang mencoba mengritik kondisi sosial dan politik yang terjaadi di wilayah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk: pertama, mengetahui struktur drama dari Jalan
Menyempit; kedua, untuk mengetahui kondisi sosial historis konkret dari drama
Jalan Menyempit. Penelitian ini menggunakan teori sosiologis drama. Prinsip dasar
sosiologi drama adalah kenyataan bahwa penciptaan drama Jalan Menyempit
dipengaruhi oleh kondisi sosial historis tempat karya itu diciptakan. Berdasarkan
hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa naskah drama Jalan Menyempit
memunculkan peristiwa dengan tema sosial, nilai-nilai material akan mempengaruhi
kondisi kehidupan masyarakat. Penulis juga ingin mengkritik kondisi sosial-politik
yang terjadi di Jakarta, yang digambarkan dalam dialog dialog tokoh.

Kata kunci: naskah drama, sosiologi drama, sosiohistoris

Abstract: Jalan Menyempit is a manuscript written by Joni Faisal who tries to


criticize the social and political conditions that occur in the Jakarta area. This study
aims to: first, find out the drama structure of Jalan Menyempit; second, to find out
the concrete historical social conditions of the drama Jalan Menyempit. This
research uses the sociological theory of drama. The basic principle of drama
sociology is the fact that the creation of the Jalan Menyempit drama influenced by
the historical social conditions in which the work was created. Based on the
research results, it can be concluded that the drama Jalan Menyempit raises events
with social themes, material values will affect the living conditions of the
community. The author also wants to criticize the socio-political conditions that
occur in Jakarta, which are portrayed in the dialogue dialogue of figures.

Keyword: drama script, drama sociology, social-historical

Pendahuluan drama panjang (tiga sampai lima babak)


Teater merupakan cabang dari seni (Sumardjo & Saini, 1992). Kekayaan naskah
pertunjukan yang selalu berkembang di sastra drama Indonesia menunjukan bahwa
Indonesia. Teater dan drama mempunyai teater di Indonesia cukup semarak
istilah yang berbeda.Teater untuk perjalanan hidupnya. Teater merupakan
menunjukan persoalan pementasan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan
sedangkan istilah drama memfokuskan pada bangsa Indonesia, baik sebelum kebudayaan
permasalahan naskah, teks, unsur cerita. Indonesia berkenalan dengan kebudayaan
Oleh karena itu, drama bisa dikatakan barat ataupun sesudahnya. Munculnya teater
bagian dari karya sastra (Hasanuddin, 2015). Barat di Indonesia sekitar pertengahan abad
Dalam sebuah karya sastra drama Indonesia 19 dikalangan masyarakat Belanda
yang terdapat di Pusat Dokumentasi H.B kemudian berkembang di kalangan
Jassin, jika dikumpulkan lebih dari 400 masyarakat Tionghoa dan akhirnya masuk di
karya drama pendek (satu babak) maupun lingkungan masyarakat kota Indonesia.
Salah satu aspek teater barat yang

112
113

membedakan dengan teater tradisional oleh pementasan amatir, rombongan


Indonesia adalah tersedianya naskah drama. profesional tidak menggunakannya.
Teater tradisional Indonesia tidak pernah Memasuki zaman jepang sensor sendenbu
menuliskan naskah pementasannya. Seluruh sangat keras, diharuskan menggunakan
karya sastra klasik Indonesia hanya dipenuhi naskah. Rombongan profesional terpaksa
belajar membaca, perkumpulan amatir
oleh bentuk prosa dan puisi. Dengan tidak kaget karena terdiri atas kaum
berkembangnya bentuk teater Barat di terpelajar. Bagi para profesional
Indonesia, maka berkembang pulalah bentuk merupakan kemajuan, tetapi bukan karena
sastra drama. keinsyafan. Sedangkan pada zaman kini
Penerbitan buku sastra drama rombongan profesional membuang
Indonesia sangat kurang, karena tradisi kembali naskah. Organisasi amatir setia
teater tradisional Indonesia tidak mengenal pada naskah, tetapi sering mengabaikan
naskah drama, sehingga masyarakat hanya pengarang atau penyadur.” (Harimawan,
mengenal drama sebagai pertunjukan dan 1986)
bukan sebagai karya sastra. Minat
masyarakat yang terlalu kecil untuk mau Jadi, naskah drama di Indonesia
membaca drama sebagai sastra ini membuat hingga saat ini masih dipakai untuk
para penerbit dua tiga kali berpikir sebelum penciptaan teater, meskipun banyak group
berani menerbitkan buku drama. Penerbit yang tidak menggunakan naskah. Naskah
banyak menyiarkan karya sastra seperti drama Indonesia paling awal Bebasari
novel, puisi, cerpen dan esai (Sumardjo & (1926) karya Roestam Effendi (Oemarjati,
Saini, 1992). Peranan surat kabar dalam 1971). Penulis dikenal sebagai penyair
penyiaran menunjukan bahwa minat Pujangga Baru. Naskah drama Bebarsari
masyarakat untuk membaca naskah drama belum pernah dipentaskan ketika melihat
sangat kurang. Sastra drama seolah-olah dari berbagai referensi (Sumardjo & Saini,
hanya penting bagi sutradara dan para 1992) Naskah drama di Indonesia dapat
pemain saja. disimpulkan bahwa masih tergolong muda
Perkembangan sastra drama Indonesia usianya.
berdasarkan periodesasi, menyatakan Perkembangan sastra drama Pujangga
sebagai berikut: Baru (1926-1939), masih menekankan pada
“Pada awalnya drama merupakan kegiatan unsur sastra, dan mengangkat peristiwa-
untuk ritual keagamaan, yaitu sebelum peristiwa sejarah bangsa. Pada zaman
abad ke 20. Tak ada naskah dan pentas, Jepang (1941-1945) dikenal sebagai zaman
yang ada ialah naskah-naskah cerita sandiwara yang tidak menggunakan naskah
rakyat dan kisah yang turun-temurun drama, berdialog dengan garis besar cerita.
disampaikan secara lisan oleh ayah Pemerintah Jepang yang diwakili Sadenbu
kepada anaknya. Drama-drama rakyat, mulai mendirikan Perserikatan Oesaha
istana, keagamaan, di arena, dibawah atap Sandiwara Djawa dan menyensor keras
atau lapangan terbuka. Permulaan abad ke
setiap pementasan. Pada saat itu mulailah
20, karena pengaruh drama barat, cara
pemanggungannya staging, timbul setiap pementasan harus disertai naskah
bentuk-bentuk drama baru seperti komidi drama. Karya-karya yang ditulis pada zaman
stambul, tonil, opera, wayang orang, ini, yaitu Taufan di Atas Asia, Intelek
ketoprak, ludruk dan lain-lainnya. Tidak Istimewa, Dewi Reni, Insan Kamil, Rogaya,
menggunakan naskah, tetapi dan Mambang Laut (El Hakim atau Abu
menggunakan pentas dengan panggung Hanifah); Citra, Liburan Seniman, Api,
berbingkai. Pada zaman pujangga baru Mutiara dari Nusa Laut, Mekar Melati,
muncul naskah drama asli yang dipakai Tempat yang Kosong, dan Pamanku (Usmar
114

Ismail) ; Kami Perempuan Antara Bumi dan drama keagamaan lahir. Pada akhir
Langit (Kemuning di Waktu Dahulu), Jinak- dasawarsa 1960 terjadi suatu peristiwa yang
jinak Merpati (Hantu Perempuan), Barang kontroversial oleh Rendra, membuat
Tidak Berharga (Armijn Pane); Kejahatan pertunjukan “mini kata” yang cukup
Membalas Dendam, Jibaku Aceh, Dokter mempunyai pengaruh besar terhadap karya
Bisma (Idroes); serta Tuan Amin (Amir drama Indonesia. Kemudian memasuki
Hamzah) (lihat Hasanuddin, 2015). dasawarsa 1970 muncul gelombang naskah
Pada drama Zaman sesudah drama yang “anti sastra” yaitu naskah drama
kemerdekaan pada dasawarsa 1950 yang baru lengkap menjadi “drama” jika
berkembang rombongan drama amatir yang dipentaskan. Pada 1970 munculah periode
bersandar pada sastra drama dan pementasan baru pada penulisan naskah drama. Naskah
berdasarkan patokan-patokan teater modern drama untuk memenuhi pementasan tidak
Barat. Sastra drama pada tahun 1950-an untuk di baca. Dewan Kesenian Jakarta,
kebanyakan drama satu babak. Karya-karya setelah tahun 1970 selalu melaksanakan
pada tahun 1950-an yaitu Bentrokan dalam Sayembara Penulisan Naskah Drama,
Asmara, Pakaian dan Kepalsuan (Achdiat sehingga lahir banyak pengarang drama
Karta Miharja), Lakbok, Kapten Syaf (Aoh yang tersebar yang bertujuan untuk
K Hadimaja), Candra Kirana, Genderang memenuhi kebutuhan pementasan.
Barathayuda (Sri Murtono), Bunga Yang Para pengarang pemenang Lomba
Merah Merah Semua, Bunga Yang Putih Penulisan Naskah Drama di Indonesia
Putih Semua (Rustandi Kartakusuma), setelah 1970-an yaitu Akhidiat, Noorca M.
Dokter Kambuja (Trisno Sumarjo), Jalan Massardi, Putu Wijaya, dan Ikranegara. Putu
Mutiara (Sitor Situmorang), Tanjung Sari, Wijaya dengan karya Aduh merupakan salah
Kusuma Negara (Slamet Mulyana), Bunga satu karya yang pernah dikaji oleh peneliti.
Semerah Darah, Orang-orang di Tikungan Sebuah sayembara-sayembara penulisan
Jalan (Rendra), Awal dan Mira, Bunga drama saat ini tidak saja diselenggarakan di
Rumah Makan, Di Langit Ada Bintang Jakarta, tetapi juga dikota-kota provinsi di
(Utuy Tatang Sontani), Malam Jahanam, Indonesia ikut menyemarakan pertunjukan,
Barabah, Malam Pengantin di Bukit Kera pertumbuhan, perkembangan drama dan
(MotinggoBusye), Bung Besar (Misbach teater Indonesia (Hasanuddin, 2015).
Yusa Biran), Jembatan Gondolayu,(Nasyah Pada 2017, Direktorat Kesenian,
Jamin), Domba-domba Revolusi (Bambang Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Sularo), Nona Maryam, Bulan di Langit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Merah, Saat Sungai Barito Kering (Kirjo menyelenggarakan Lomba Penulisan
Mulyo), Merdeka yang Terdampar, Tak Naskah Lakon Teater. Tujuan Lomba
Usah Kau Tangisi, Kami Tak Punya Apa- Penulisan Naskah Lakon tersebut adalah
apa Lagi (Yusac Muscar), Buah Delima dan agar masyarakat mendapat kesempatan
Bulan Bujur Sangkar, Taman-taman, dan mengenal naskah-naskah lakon secara
Tamu (Iwan Simatupang) (Hasanuddin, langsung dan memberikan apresiasi atau
2015). mengembangkan dalam bentuk pertunjukan
Dasawarsa 1960-an beberapa penulis (Farid, 2017). Dalam Lomba Penulisan
drama pada 1950 berkurang, tidak menulis Naskah Lakon yang menjadi pemenang
drama lagi kecuali Utuy Tatang Sontani. antara lain Jalan Menyempit karya Joni
Gejala lain yang menonjol pada masa ini Faisal, Jalan Ke Tumbang Samba karya
adalah berkembangan drama-drama Raudal Tanjung Banua, Sarekat Djin karya
terjemahan dari Barat. Begitu juga drama- Pinto Anugerah, Kawin Toa karya Rano
115

Sumarno, Lila Tatkala Ginda karya Azaro Dan Mira oleh Utuy Tatang Sontani,
Verdo Nuari, Rumah Tamak karya Reza Goncangan Pertama oleh WS Rendra
Ghazali, Janger Merah karya Ibed Surgana (Sumarjo, 1992). Jadi karya sastra drama
Yuga, Dara karya Bintang Pradipta, Re Jalan Menyempit karya Joni Faisal tentu saja
Cura-Cura karya Tio Vovan S dan Raja berkaitan dengan konteks sosial pengarang
Maling karya Galih Mulyadi. Lomba dan masyarakatnya, sehingga naskah Jalan
Penulisan Naskah Lakon tersebut Joni Faisal Menyempit cocok dan relevan untuk dikaji
dengan naskah Jalan Menyempit meraih secara sosiologi drama.
Pemenang Terbaik I. Joni Faisal saat ini
tinggal di pinggiran kota Jakarta yaitu di Tujuan Penelitian
kota Banten Tangerang. Penelitian bertujuan untuk:
Naskah drama Jalan Menyempit karya 1. Mendiskripsikan dan menganalisis
Joni Faisal mengungkapkan permasalahan struktur drama Jalan Menyempit karya
yang sedang aktual dalam masyarakat. Joni Faisal.
Dalam catatan dan kesimpulan juri juga 2. Mendiskripsikan dan menganalisis
menuliskan bahwa lakon Jalan Menyempit faktor-faktor sosiologis yang
karya Joni Faisal menggambarkan parodi berpengaruh terhadap penciptaan drama
situasi komedi tentang kondisi sosial ihwal Jalan Menyempit karya Joni Faisal.
tafsir dan konflik keagamaan, perilaku
masyarakat modern serta korupsi dan Tinjauan Pustaka
dampaknya. Joni Faisal juga berusaha Teoritikus sastra Renne Wellek &
mengkritisi kecenderungan manusia kini Austin Warren mengatakan drama termasuk
yang sangat tergantung kepada teknologi salah satu genre karya sastra disamping
informatika sehingga mengabaikan tradisi. novel, puisi, dan cerpen. Senada dengan
Selain itu, konflik-konflik yang dihadirkan Wellek & Warren, H.B Jassin pun
berupa ketimpangan sosial masyarakat yang menganggap drama seperti halnya karya
berada didaerah gedung-gedung yang fiksi, yakni bisa digolongkan sebagai karya
menjulang tinggi. Bagaimanapun pengarang sastra. Boen Oemarjati (1971) mengatakan
adalah anggota kelompok masyarakat. bahwa istilah drama dan teater berasal dari
Dengan demikian, dalam pemilihan kebudayaan barat. Di Yunani istilah
karyanya tentu saja dapat dipengaruhi oleh “drama” dan “teater” awalnya muncul
lingkungan hidupnya. Begitu juga naskah sebagai bagian dari upacara agama, yakni
drama yang lahir di Indonesia kebanyakan pemujaan terhadap para dewa. Pada zaman
berhubungan dengan konteks sosial. Naskah Aechylus makna kata “drama” telah
drama yang berhubungan dengan konteks terkandung pengertian kejadian, risalah,
sosial yang pernah ada yaitu, Pak Dullah in karangan. Drama dapat juga dilihat sebagai
Ekstremis oleh Achdiat Kartamihardja, terjemahan kata draomai dalam bahasa
Runtuhnya Sebuah Impian oleh Mohammad Yunani yang berarti sesuatu yang telat
Ali, Penggali Kapur oleh Kirdjomulyo, diperbuat. H.B Jasin menyebut drama
Orang-orang Baru Dari Banten oleh sebagai rentetan kejadian yang merupakan
Pramoedya Ananta Toer, Domba-Domba cerita. Sementara itu Panuti Sudjiman
Revolusi oleh B. Soelarto, Tamu Malam oleh menyebut drama sebagai karya sastra yang
M. Balfas, Lapar oleh Mohammad Ali, bertujuan menggambarkan kehidupan
Gerbong oleh Agam Wispi, Pertahanan dengan mengemukakan tikaian dari emosi
Terakhir oleh Sitor Situmorang, Sayang Ada lewat lakuan dan dialog. Sapardi Djoko
Orang Lain oleh Utuy Tatang Sontani, Awal Darmono mengatakan drama memang
116

cukup dekat dengan cerita rekaan atau fiksi. desakan emosional atau rasional dari
Beberapa pengertian seperti alur, tema, masyarakat. Kesusastraan harus dipelajari
latar, penokohan, dan konflik bisa berdasarkan ilmu sosial atau sosiologi.
dikenakan pada keduanya. Jadi, drama Antara sosiologi dan sastra sesungguhnya
adalah karya sastra yang mengandung berbagi masalah yang sama, sebab sebuah
aspek sastra dan aspek teater sekaligus. karya sastra merupakan suatu keseluruhan
Soebagio Sastrowardoyo mengatakan kata-kata yang kait-mengait secara masuk
bahwa drama merupkan karangan yang akal. Sastra dipahami seperti halnya
dapat menyinggung dan menghadapkan sosiologi yang juga berurusan dengan
manusia kepada kita soal-soal kehidupan manusia dan masyarakat tertentu yang
yang besar, bertautan dengan masalah- memperjuangkan masalah-masalah yang
masalah kehidupan yang besar, seperti sama, yaitu tentang sosial budaya, ekonomi,
masalah hidup dan mati, masalah kemauan dan politik. Keduanya merupakan bentuk
dan nasib, masalah hak dan kewajiban, sosial yang mempunyai objek manusia.
masalah kemasyarakatan dan individu, serta Berdasarkan teori Marx yang
masalah Tuhan dan kemanusiaan. dikembangkan oleh Taine, bertolak dari
Berdasarkan dari beberapa istilah drama anggapan bahwa sebuah karya seni,
dapat disimpulkan bahwa drama termasuk termasuk karya lakon, dapat dilihat dari
salah satu cabang seni sastra dan dapat bahan materialnya, yakni ras, waktu, dan
diambil kejelasan bahwa yang paling lingkungan. Waktu yang dimaksud Taine
substansial dari drama adalah konflik. adalah jiwa suatu zaman. Naskah drama
Naskah drama yang lahir di Indonesia yang ditulis pada tahun 40-an akan berbeda
kebanyakan berhubungan dengan konteks dengan naskah drama yang ditulis pada 60-
sosial. Roucek dan Warren mengatakan an. Karena zaman tersebut mempunyai
bahwa sosiologi adalah ilmu yang kondisi kehidupan sosial yang berbeda.
mempelajari hubungan antara manusia Karl Marx juga mengatakan bahwa
dalam kelompok-kelompok. Oleh karena drama merupakan refleksi masyarakat dan
itu sering sekali sosiologi disebut ilmu yang sekaligus dipengaruhi oleh kondisi sejarah.
berhubungan dengan gejala-gejala Dramawan Bertold brecht pun mengatakan
kemasyarakatan. Drama pun erat berurusan bahwa seorang pengarang tidak dapat
dengan manusia dalam masyarakat. Drama bersikap netral. Jadi ia harus
diciptakan oleh anggota masyarakat untuk memperjuangkan kepentingan kaum buruh.
dinikmati dan dimanfaatkan oleh Berdasarkan penjabaran mengenai
masyarakat. Drama itu berada dan berasal teori sosiologi dan drama keduanya
dari masyarakat. Pendekatan terhadap karya berbicara tentang segi-segi kemasyarakatan.
drama yang mempertimbangkan segi-segi Dengan adanya kesamaan obyek maka
kemasyarakatan disebut sebagai sosiologi pendekatan sosiologi drama menjadi
drama. Istilah sosiologi drama pada pertimbangan bagi sebuah karya sastra.
dasarnya sama dengan sosiologi sastra,
sebab drama pada dasarnya termasuk karya Metode
sastra. Jadi membahas sosiologi drama Metode penelitian merupakan proses
dengan sosiologi sastra itu sama saja. mengkaji secara sistematis yang ditujukan
Drama juga bisa dikatakan sebuah pada peneliti supaya bisa menjadi alat bantu
karya sastra. Jakob Sumardjo dan Saini dalam meneliti, maka penelitian ini dibedah
(1992) mengatakan bahwa sastra dibentuk dengan menggunakan metode content
oleh anggota masyarakat berdasarkan analysis. Nuryanto mengatakan bahwa
117

metode content analysis merupakan metode Analisis Alur


yang dikembangkan secara khusus untuk Alur menyajikan peristiwa-peristiwa
meneliti fenomena-fenomena simbolik atau kejadian-kejadian kepada pembaca
dengan tujuan untuk menggali dan tidak hanya dalam sifat kewaktuan atau
mengungkapkan fenomena lain yang temporalnya, tetapi juga dalam hubungan-
teramati yang merupakan isi, makna, dan hubungan yang sudah diperhitungkan.
unsur esensial karya sastra. Metode ini Dengan demikian, alur membuat pembaca
menyiratkan pengertian bahwa kegiatan sadar terhadap peristiwa-peristiwa yang
intelektual yang terpenting adalah membuat dihadapi atau dibacanya, tidak hanya sub
inferensi atau kesimpulan mengenai sasaran elemen-elemen yang jalin-menjalin dalam
kajiannya. Menurut Nuryanto (Sahid, 2012) rangkaian temporal, tetapi sebagai pola yang
metode content analysis memiliki langkah majemuk dan memiliki hubungan kausalitas
kerja sebagai berikut: atau sebab akibat. Alur adalah rangkaian
a. Tahap inventarisasi, yakni peristiwa yang satu dengan yang lain
menginventarisasi unsur-unsur dihubungkan dengan hukum sebab akibat.
pembentuk struktur drama seperti Alur merupakan bagian dari struktur
tema, dialog, alur, tokoh, dan latar pada pembangunan cerita dalam sebuah karya
lakon Jalan Menyempit karya Joni sastra dalam hal ini drama Jalan Menyempit.
Faisal. Unsur alur dalam drama dapat
b. Tahap identifikasi, yaitu mengungkapkan rangkaian peristiwa yang
mengidentifikasikan bentuk-bentuk satu dengan yang lain. Alur adalah
kondisi sosial dalam lakon Jalan rangkaian peristiwa yang satu dengan yang
Menyempit karya Joni Faisal. lain dihubungkan dengan hukum sebab
c. Tahap klasifikasi, yaitu akibat. Persitiwa pertama dalam lakon
mengklasifikasikan dan pengkategorian menyebabkan terjadinya peristiwa kedua,
keseluruhan penelitian data yang telah peristiwa kedua menyebabkan terjadinya
terkumpul. peristiwa ketiga, dan demikian seterusnya,
d. Tahap interprestasi, yakni hasil dari hingga pada dasarnya peristiwa terakhir
inventarisasi, identifikasi, dan ditentukan terjadinya oleh peristiwa pertama
mengklasifikasikan, data di analisis (Sumarjo, 1992).
berdasarkan refleksi kondisi sosial Menentukan model alur drama Jalan
yang ada dalam lakon Jalan Menyempit sebagai karya sastra sulit
Menyempit karya Joni Faisal dipahami, tetapi penelaahan yang suntuk
sehingga alur drama dapat diketahui. Tentu
Hasil dan Pembahasan saja tidak mungkin jika diterapkan analisis
Sosiologi Drama Jalan Menyempit Karya alur drama konvensional untuk drama Jalan
Joni Faisal Menyempit sebab ketika tokoh-tokoh dalam
Analisis struktur terhadap karya drama drama Jalan Menyempit tidak hanya
diperlukan karena merupakan tahap mempermasalahkan jenazah yang tidak bisa
menginterprestasikan naskah drama secara melewati gang saja, ada yang
menyeluruh. Unsur dalam teks drama mempermasalahkan pekerjaan pejabat
merupakan yang membentuk struktur. Unsur pemerintahan yang sesukanya, dan
dalam drama tersebut meliputi alur, tema, menggambarkan masa depan anak-anak
penokohan, latar dan dialog. Naskah drama yang sudah tidak ada lagi lahan bermain.
Jalan Menyempit karya Joni Faisal di Terletak dalam kutipan dialog berikut:
uraikan sebagai berikut: Peristiwa Dramatik 1 (PD-1) Gang
Unsur Intrinsik Drama Jalan Menyempit sempit menuju makam
118

Sekelompok anak bermain Keranda, Para pengantar jenazah, Pembawa


menggelindingkan ban motor bekas di Payung, Pembawa Sapu, Penjual minuman,
lahan sisa yang berada di tengah-tengah Penjaga Makam, Jenazah. Tokoh dalam
himpitan gedung-gedung yang menjulang. lakon Jalan Menyempit dapat dikategorikan
Peristiwa tersebut menunjukan bahwa ke dalam tokoh dengan identitas tak jelas,
hampir tidak ada ruang bermain bagi anak- tokoh tidak memakai nama. Kecuali tokoh
anak. Peristiwa tersebut dapat dilihat dalam Hansip dan Pak lurah bisa di Identifikasi
dialog berikut: secara konvensional. Beberapa Tokoh tanpa
“GANG SEMPIT DIMANA KIRI DAN nama mempunyai akibat akan sulit
KANANNYA ADALAH BANGUNAN
menentukan jumlah pemain drama Jalan
TEMBOK PERMANEN. DI UJUNG
GANG YANG TAK TAMPAK OLEH Menyempit sebab tokoh yang akan
PENONTON ADALAH AREAL mendukung drama tersebut tidak dapat
PEMAKAMAN UMUM. diketahui dengan segera, sebab tokohnya
Anak 3 : Ngapain malu? Kita harus hanya disebut Para Pengantar Jenazah.
bangga. Mereka gang motor….Kita Gang Sehingga, tidak diketahui jelas jumlah
Kuburan (Faisal, 2017)” pemainnya.
Tokoh dalam lakon Jalan Meyempit
Analisis Penokohan beberapa tidak dapat diidentifikasikan
Tokoh merupakan salah satu unsur sebagai tokoh protagonis atau antagonis.
yang penting di samping dialog dan alur. Karakter tokoh sulit didentifikasi sesuai
Tokoh dapat menyampaikan pesan lewat kategori aspek-aspek yang terdapat pada
dialog-dialog yang menginformasikan lakon konvensional, sebab kakarter tokoh
berbagai peristiwa yang menyebabkan tidak memiliki kejelasan aspek fisiologi,
konflik dan bergeraknya alur cerita. sosiologi, dan psikologi. Karakter tokoh
Harymawan (1986) menyebut tokoh adalah menunjukkan reaksi dan sikap terhadap
bahan yang paling aktif menjadi penggerak peristiwa keranda jenazah yang tidak bisa
jalan cerita. Benturan pemikiran dan memasuki Gang. Tokoh yang ditampilkan
kepentingan yang berbeda antar tokoh dalam lakon Jalan Menyempit tidak
diwujudkan oleh pengarang dalam bentuk menunjukkan karakter individu tertentu,
yang berbeda sehingga menciptakan watak tetapi menunjukkan sikap keadaan
atau karakter tertentu. masyarakat pada umumnya tenhadap sesuatu
Menganalisis watak tokoh cerita dapat hal. Karakter tokoh yang menggambarkan
diamati melalui jalan pikirannya, keadaan di keadaan masyarakat, bukan karakter tokoh
sekitar tokoh, reaksi seorang tokoh terhadap tertentu. Karakter tersebut dapat dianalisis
suatu kejadian, pandangan seorang tokoh berdasarkan dialog-dialog di bawah ini :
terhadap tindakan-tindakan tokoh lain dan “TAK LAMA ORANG-ORANG
bentuk lain tokoh itu sendiri (Harrymawan, MEMBAWA KERANDA SAMBIL
1993; Yudiaryani, 2015). Tokoh merupakan MELAFALKAN DZIKIR DATANG.
salah satu unsur yang penting di samping MEREKA BERJALAN DITEMPAT
dialog dan alur. Benturan pemikiran dan SEOLAH-OLAH PERJALANAN
kepentingan yang berbeda antar tokoh MASIH JAUH. KELUARGA JENAZAH
YANG TERDIRI DARI LAKI-LAKI
diwujudkan oleh pengarang dalam bentuk
DAN PEREMPUAN. ADA YANG
yang berbeda sehingga menciptakan watak MEMBAWA BUNGA-BUNGA, ADA
atau karakter tertentu. PULA YANG MEMBAWA PAPAN
Tokoh drama Jalan Menyempit NISAN.
beberapa memakai penokohan tanpa nama, Pengusung Keranda 1 : Udah saya
hanya disebutkan Anak, Pengusung bilang, nggak perlu dzikir!
119

Pengusung Keranda 2 : Lha, bukannya MENYILANG PANGGUNG


harus dzikir? TERDAPAT DI GANG SEMPIT
Pengusung Keranda 1: Hadist dari mana DIMANA KIRI DAN KANANNYA
yang bilang begitu? ADALAH BANGUNAN TEMBOK
Pengusung Keranda 2: Ustad ngajiku PERMANEN. DI UJUNG GANG YANG
mengajarkan pada kami. TAMPAK OLEH PENONTON
Pengusung Keranda 1: Itu bid’ah! ADALAH AREAL PEMAKAMAN
Pengusung Keranda 2: Kamu yang tak UMUM. HANYA PLANK MENEMPEL
paham sunnah! DITEMBOK BERTULISKAN TANAH
Pengusung Keranda 1: Lebih baik diam! WAKAF KUBURAN YANG
Pengusung Keranda 2: Lebih baik MENANDAKAN ITU AREAL
menyebut nama-Nya dari pada marah- PEMAKAMAN. SEMENTARA DI
marah!” (Faisal, 2017). SEKITARNYA ADALAH GEDUNG-
GEDUNG MENJULANG. AREAL
Analisis Latar YANG KITA LIHAT SEKARANG
Latar atau setting adalah dunia yang ADALAH LAHAN SISA DITENGAH-
dihadapi oleh tokoh-tokoh cerita sehingga TENGAH HIMPITAN GEDUNG-
membuat tokoh menjadi problematic (Sahid, GEDUNG, DARI SEBUAH KAMPUNG
YANG BELUM DIBANGUN.“
2004). Setting bukan hanya menunjukan
tempat dan waktu tertentu tetapi juga hal-hal
Joni Faisal memilih latar tersebut
yang hakiki dari suatu wilayah tertentu
karena berdasarkan wawancara dengan Joni
sampai pada macam debunya, pemikiran
faisal, mengatakan bahwa,”Pada suatu
rakyatnya, kegilaan mereka, gaya hidup
ketika saya makan bersama teman di daerah
mereka, kecurigaan mereka dan sebagainya.
mampang Jakarta, saya melihat diantara
Dari setting wilayah tertentu menghasilkan
gedung-gedung menjulang tinggi, tapi saya
perwatakan tokoh tertentu, tema tertentu.
melihat sebuah gang sempit, saya penasaran
Riris K. Sarumpaet berpendapat
lalu saya masuk dalam Gang tersebut
bahwa latar adalah segala keterangan yang
ternyata ada sebuah makam didalam ujung
berhubungan dengan ruang, waktu, serta
Gang tersebut”. Pengalaman batin
suasana terjadinya peristiwa (Sarumpaet,
pengarang biasanya akan mempengaruhi
1997). Jadi unsur latar merupakan salah
dalam sebuah karya.
satu unsur yang penting disamping alur,
dialog, tema, dan tokoh karena latar
Analisis Dialog
memberikan gambaran kepada pembaca atau
Bentuk dasar drama adalah dialog.
penonton mengenai tempat, waktu dan
Dialog membentuk struktur bangunan
suasana yang terjadi dalam karya sastra
drama, yang merupakan identitas dan
lakon.
pembeda dengan struktur karya sastra yang
Lakon Jalan Menyempit menunjukan
lain. Fungsi dialog dalam drama tentu saja
latar ruang yang berada di lingkungan yang
sangat penting dan kompleks sebab dialog
padat dengan rumah penduduk, diantara
merupakan aspek utama dalam
rumah tersebut banyak bangunan gedung-
drama.Dialog berfungsi untuk
gedung tinggi menjulang dan di areal
mengembangkan irama dan suasana lakon.
kampung hampir tidak ada lahan tanah yang
Jadi secara ringkas empat fungsi dialog
luas. Jika Latar tersebut dapat dilihat pada
adalah: Merangkaikan cerita,
keterangan di naskah Jalan Menyempit
Mengembangkan perwatakan tokoh,
sebagai berikut:
mengembangkan irama atau suasana lakon.
“TAMPAK DITENGAH-TENGAH
MENUJU KEBELAKANG ATAU
120

Pada drama konvensional dialog tersebut disebabkan struktur lakon


berfungsi merangkaikan cerita, bangunannya berupa dialog, sehingga
menumbuhkan konflik dan mengembangkan monolog perlu diformulasikan dalam bentuk
karakter tokoh-tokohnya. Hal ini berbeda dialog. Bentuk monolog ditampilkan dalam
dengan dialog drama inkonvensional Joni bentuk dialog atau dialog yang dimodifikasi
Faisal seperti drama Jalan Menyempit yang atas dasar monolog. Dialog lakon Jalan
tidak mengembangkan karakter tokoh. Menyempit menunjukkan bahwa dialog
Dialog dalam drama Jalan Menyempit merupakan modifikasi dari monolog, seperti
diucapkan oloh tokoh-tokoh yang tidak jelas kutipan berikut ini :
karakternya, karena hanya disebut : Anak, “JENAZAH DIKERANDA SEOLAH-
Pengusung Keranda, Para pengantar OLAH BANGUN DENGAN MEMAKAI
jenazah, Pembawa Payung, Pembawa Sapu, PIYAMA BERJALAN SENDIRI
Penjual minuman, Hansip, Pak Lurah, PERLAHAN MEMASUKI GANG
Penjaga Makam, Jenazah. SEMPIT.
Jenazah: Mengapa hal sepele jadi besar?
Dialog dalam lakon Jalan Menyempit Yang sepi jadi ramai. Yang sendiri jadi
terlihat lebih bebas dan diucapkan oleh keroyokan?Ah, mereka semua tak berfikir
tokoh-tokohnya dan dapat diucapkan oleh soal hakikat, Yang dipikirkan hanya
tokoh manapun, sebab tokoh-tokohnya kepentingan masing-masing. Merasa
hanya disebut Anak, Pengusung Keranda, paling menang sendiri. Nama Tuhan
Para pengantar jenazah, Pembawa Payung, dibawa kemana-mana. Tapi mereka
Pembawa Sapu, Penjual minuman, Hansip, semua seperti tak ber Tuhan” (Faisal,
Pak Lurah, Penjaga Makam, Jenazah, 2017).
sehingga dialog masing-masing tokoh dapat
saling dipertukarkan. Demikian juga, jika Analisis Tema
posisi dialog dipertukarkan tidak akan Tema adalah makna cerita, gagasan
mempengaruhi alur, jalan cerita dan sentral, atau dasar cerita. Tema merupakan
penokohan atau dialog dalam lakon Jalan gagasan sentral, yakni sesuatu yang hendak
Menyempit tersebut. diperjuangkan dalam dan melalui karya
Dialog dalam drama Jalan Menyempit fiksi. Tema lebih merupakan sebagai sejenis
juga memakai Monolog (monologue) yaitu komentar terhadap subjek atau pokok
pengucapan seorang aktor atau aktris masalah, baik secara eksplisit maupun
sendirian di atas pentas tanpa diselingi oleh implisit. Jadi didalam tema terkandung sikap
aktor/aktris lainnya. Sesungguhnya monolog pengarang terhadap subjek atau pokok cerita
adalah kata hati yang diformulasikan dalam (Sayuti, 2000).
bentuk cakapan. Kata hati dalam bentuk Tema cerita memiliki nilai khusus dan
cakapan atau cakapan batin dalam novel umum seperti halnya arti pusat pengalaman
biasanya disebut gaya stream of manusia. Tema memberikan kekuatan dan
consciousness, arus kesadaran; sedangkan kesatuan kepada peristiwa-peristiwa yang
Dujardin menyebutnya sebagai gaya Ie diterangkan dan menceritakan sesuatu
monolague interiur, yaitu suatu teknik kepada seseorang tentang kehidupan pada
penceritaan yang untuk secara langsung umumnya.
memperkenalkan kepada pembaca, Lakon Jalan Menyempit karya Joni
kehidupan batin tokoh-tokohnya Faisal bercerita tentang para pengusung
tanpaintervensi atau komentar dari keranda yang mempunyai kendala pada saat
pengarang. Cakapan batin dalam lakon tidak mengantar jenazah ke pemakaman. Kendala
berbentuk monolog tetapi dialog. Hal tersebut yaitu disebabkan jalan gang yang
sempit sehingga para pengusung keranda
121

tidak bisa lewat. Para pengusung keranda berkaitan dengan nilai sosial dari
mulai gelisah akan kondisi lingkungan yang masyarakat. Drama mengangkat masalah
sempit, sehingga perdebatan diantara kehidupan manusia merupakan suatu proses
pengusung keranda terjadi. Selain itu sosial atau suatu kenyataan sosial (Sahid,
suasana sekitar gang yang penuh dengan 2004). Berkaitan dengan hal tersebut
anak-anak bermain, penjual minuman yang lahirnya drama Jalan Menyempit lahir pada
marah-marah, menggambarkan kondisi masa gencar-gencarnya politik di Indonesia
lingkungan yang padat. tentang perdebatan agama. Drama tersebut
Pengusung keranda mencoba menunjukan waktu dan latar yang cukup
melaporkan kejadian tersebut kepada Pak jelas yaitu pada tahun 2017 pada saat kasus
lurah, namun yang terjadi tidak ada respon perdebatan Ahok tentang pelecehan agama.
yang baik. Pak Lurah beserta Hansip hanya Jakarta juga tak luput dari kerawanan
sibuk pada kepentingan sendiri, cenderung konflik sosial. Dibeberapa kelurahan sering
tidak memberikan solusi. Akhirnya terjadi kerusuhan antar masyarakat. Bahkan,
pengusung keranda bertemu dengan salah akibat konflik sering kali terjadi perebutan
satu anak yang sedang bermain dan orang lahan.
tua dari anak tersebut adalah penjaga Daerah Ibukota Jakarta merupakan
makam. Anak memanggil orang tuanya miniatur Indonesia. Semua suku bangsa,
ternyata alhasil penjaga makam saat ini juga agama, kepercayaan, budaya, dan kelas
sama saja, ada orang meninggal malah di sosial ada di Jakarta. Dampak dari hal
jadikan bisnis online. Pak lurah sebagai tersebut, konflik sosial dengan jenis konflik
pemimpin ditempat kerja hanya sibuk main berbasis agama, politik, sumber daya
catur, mau bergerak atau membantu ekonomi, antar aparat negara, keributan
masyarakatnya kalau sekiranya antar warga, setiap saat bisa terjadi di daerah
menguntungkan bagi kepemimpinannya. Ibukota.
Ditengah-tengah orang bersatu untuk tujuan
tertentu, ada saja yang saling membenci, Kritik Sosial
mencurigai dan iri. Satu sama lain tidak Damono (2002) memaparkan bahwa
peduli bahkan sejangkal tanah ke makam karya sastra dapat menampilkan gambaran
pun tidak diberi. kehidupan masyarakat. Berbagai hal atau
Dapat disimpulkan bahwa tema Drama peristiwa dalam masyarakat dapat
Jalan Menyempit adalah tema sosial, nilai- mempengaruhi pemikiran pengarang atau
nilai material akan mempengaruhi kondisi mengendap dalam pikirannya sehingga
kehidupan masyarakat. Pengarang lahirnya sebuah karya. Karya sastra dalam
merealisasikan itu melalui tokoh pemimpin hal ini adalah drama Jalan Menyempit karya
masyarakat yaitu Pak Lurah. Pak Lurah mau Joni Faisal.
ikut bergabung dan membantu masyarakat, Berkat kemampuan dan kepekaan
ketika hal tersebut di anggap seorang pengarang, dapat menghasilkan
menguntungkan. karya yang bermanfaat bagi masyarakat.
Banyak karya drama yang bernilai tinggi
Kondisi Sosial Historis dan Pengaruhnya yang didalamnya menampilkan pesan-pesan
Terhadap Drama Jalan Menyempit kritik sosial.
Karya drama secara sosiologis Menuangkan kritik sosial dalam
berkaitan dengan konteks sosial budaya bentuk karya drama adalah salah satu bentuk
masyarakatnya. Seberapa pun besarnya penyampaian kritik sosial secara tidak
unsur imajinatif suatu drama, namun ia tetap langsung terhadap kondisi sosial yang
122

sedang terjadi. Pengarang menyuarakan pengarang selalu memanfaatkan bahan


tanggapan yang berbentuk kritik sosial dan karyanya dari peristiwa kehidupan sosial.
mewakili masyarakat untuk mengemukakan Karya drama mengangkat persoalan
keluhan dan harapan masyarakat. kehidupan, sedangkan kehidupan manusia
Drama Jalan Menyempit penuh merupakan proses sosial atau suatu
dengan konflik-konflik sosial. Tokoh dalam kenyataan sosial. Dengan demikian,
lakon tersebut adalah mereka yang menjadi sesuatunya bisa sebagai bentuk usaha
korban dari arus modernisasi. Nilai material menanggapi realitas disekitarnya,
menjadikan tujuan hidupnya. Secara menanggapi realitas dan menciptakan
sosiologis, Joni Faisal adalah anggota kembali realitas (Sahid, 2004). Relevansinya
masyarakat. Untuk itu, bahan yang dipilih dengan permasalahan yang dibahas maka
untuk karyanya tentu saja dipengaruhi oleh konteks sosial budaya yang terjadi yaitu di
lingkungan hidupnya. Jadi bisa dikatakan daerah Mampang Jakarta.
unsur imajinatif dalam karya Jalan Dengan demikian, berdasarkan
Menyempit walau sekecil apapun analisis diatas menjadi sangat jelas bahwa
dipengaruhi oleh kondisi sosial. drama Jalan Menyempit karya Joni Faisal
Kondisi sosial yang kongkret seperti tidak lahir begitu saja. Drama Jalan
yang sudah dipaparkan sebelumnya Menyempit lahir dari fakta-fakta kondisi
merupakan faktor-faktor sosiologis sosial dan politik yang terjadi di wilayah
penyebab Joni Faisal menulis karya Jalan Jakarta.Kejadian-kejadian yang terjadi di
Menyempit. Sudah dipaparkan bahwa arus Jakarta telah ikut berpengaruh terhadap
modernisasi telah menyebabkan terjadinya penulisan naskah drama Jalan Menyempit.
perubahan sosial yang membawa dampak
negativ terhadap individu maupun kelompok Simpulan
masyarakat. Perubahan sosial yang nampak Berdasarkan analisis data dapat
jelas adalah perubahan dibidang moral dan disimpulkan beberapa hal berikut. Pertama:
perilaku manusia. Manusia modern Struktur drama Jalan Menyempit terdiri
cenderung lebih mementingkan kepentingan beberapa unsur intrinsik yang membentuk,
material daripada hal-hal yang bersifat yaitu Alur, Penokohan, Latar, Dialog, Tema.
kemanusiaan. Sudah tentu hal-hal tersebut Alur drama Jalan Menyempit berpola
biasa terjadi di kota-kota besar. lingkaran spiral, ingin berbicara bahwa
Mengkaji naskah drama Jalan konflik yang terjalin belum selesai,
Menyempit ini sebenarnya pengarang ingin kemudian karakter tokoh yang dapat dilihat
menyentil masyarakat yang begitu mudah dalam Drama Jalan Menyempit adalah Pak
diperdaya dengan hal-hal remeh yang Lurah dan Hansip, selain itu tidak dapat di
sebenarnya bisa diselesaikan, namun identifikasi karakter tokohnya, sehingga
masyarakat lebih suka ribut dan menambah- dalam penokohan naskah drama Jalan
nambah masalah dengan jalan pikiran yang Menyempit yang tidak dapat di identifikasi
sempit. Jadi permasalahan-permasalahan karakter tokohnya termasuk dalam naskah
sosial tersebutlah yang ada dalam naskah inkonvensional.
drama Jalan Menyempit. Pengarang sengaja Kedua: Drama Jalan Menyempit
ingin menyampaikan penyimpangan dalam menunjukan latar ruang yang berada di
kepemimpinan di masyarakat dan masalah- lingkungan yang padat dengan rumah
masalah sosial di masyarakat. Walaupun penduduk, diantara rumah tersebut banyak
karya drama Jalan Menyempit imajinatif, bangunan gedung-gedung tinggi menjulang
dan di areal kampung hampir tidak ada
123

lahan tanah yang luas. Dialog lakon Jalan dari masyarakat. Drama Jalan Menyempit
Menyempit difungsikan untuk karya Joni Faisal tidak lahir begitu saja.
mengembangkan rangkaian peristiwa dalam Drama Jalan Menyempit lahir dari fakta-
lakon menjadi lebih kaya dengan Variasi fakta kondisi sosial dan politik yang terjadi
peristiwa. di wilayah Jakarta.Kejadian-kejadian yang
Ketiga: Tema Drama Jalan Menyempit terjadi di Jakarta telah ikut berpengaruh
adalah tema sosial, nilai-nilai material akan terhadap penulisan naskah drama Jalan
mempengaruhi kondisi kehidupan Menyempit.
masyarakat. Pengarang merealisasikan itu
melalui tokoh pemimpin masyarakat yaitu Daftar Pustaka
Pak Lurah. Pak Lurah mau ikut bergabung Damono, S.J. (2002). Sosiologi Sastra
dan membantu masyarakat, ketika hal Sebuah Pengntar Ringkas. Jakarta:
tersebut di anggap menguntungkan. Dependikbud.
Keempat: Kondisi sosial historis yang Farid, H. (2017). 10 Lakon Indonesia 2017
konkrit dan pengaruhnya terhadap Pemenang Lomba Penulisan Naskah
penciptaan karya drama Jalan Menyempit. Lakon Teater 2017. Jakarta: Direktorat
Joni Faisal menulis bersamaan dengan Jenderal Kebudayaan Kementerian
suasana politik yang sedang ramai dengan Pendidikan dan Kebudayaan Republik
goreng-menggoreng agama, terutama Indonesia.
maraknya pelecehan agama oleh Ahok alias Harymawan. (1986). Dramaturgi. Bandung:
BTP (Basuki Tjahaja Purnama). Kasus PT. Remaja Rosdakarya.
perebutan lahan yang terjadi pada tahun Hasanuddin, WS. (2015). Drama Karya
2017 di Jakarta dan jauh sebelum itu Joni Dalam Dua Dimensi. Bandung:
Faisal pernah diajak kawan di daerah Buncit Angkasa.
Mampang makan disebuah daerah padat Oemarjati, B. (1971). Bentuk Lakon Dalam
dibelakang perkantoran. Joni Faisal melihat Sastra Indonesia, Jakarta: Gunung
di dalam Gang tersebut ada areal makam. Agung.
Kelima: Konteks sosial dalam naskah Sahid, N. (2004). Semiotika Teater,
drama Jalan Menyempit menjelaskan Yogyakarta: Lembaga Penelitian
masalah sosial masyarakat yang begitu Institut Seni Indonesia.
besar. Latar pendidikan, persoalan ekonomi, Sahid, N. (2008). Sosiologi Teater,
ketimpangan sosial, arus modernisasi yang Yogyakarta: Prastista.
juga mendukung dalam penciptaan karya Sahid, N. (2012). Panggung, Bandung:
drama Jalan Menyempit. Sekolah Tinggi Seni Indonesia.
Keenam: Dalam drama ini, pengarang Sayuti, S, A. (2000). Perkenalan dengan
ingin menyentil masyarakat yang begitu Prosa Fiksi, Yogyakarta : Gama
mudah diperdaya dengan hal-hal remeh Media.
yang sebenarnya bisa diselesaikan, namun Sumardjo, J & Saini K.M. (1986). Apresiasi
masyarakat lebih suka ribut dan menambah- Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia.
nambah masalah dengan jalan pikiran yang Sumardjo, J & Saini K.M. (1992).
sempit. Perkembangan Teater Modern dan
Ketujuh: Karya drama secara Sastra Drama Indonesia. Bandung:
sosiologis berkaitan dengan konteks sosial PT. Citra Aditya Bakti.
budaya masyarakatnya. Seberapa pun Yudiaryani. (2015). WS Rendra Dan Teater
besarnya unsur imajinatif suatu drama, Mini Kata.Yogyakarta: Galang
namun ia tetap berkaitan dengan nilai sosial Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai