Anda di halaman 1dari 23

Nama : Rifdah adilah achsani

NIM : 126210211037
Kelas : TBIN 5B

APRESIASI DRAMA

1. Konsep drama, Sejarah drama dan karakteristik drama


Konsep drama
Teater merupakan bentuk seni yang mencerminkan kehidupan masyarakat
melalui aksi manusia dengan tubuh dan suara. Istilah "drama" berasal dari
Yunani, artinya perbuatan atau tindakan, sementara "teater" juga berasal
dari Yunani yang merujuk pada pertunjukan dan penonton. Awalnya,
drama di Barat muncul dalam konteks upacara keagamaan di lapangan
terbuka, dengan perkembangan menuju oratoria dan seni berbicara yang
memperhatikan intonasi. Sebagai genre sastra, drama menampilkan dialog
atau percakapan di antara tokoh-tokoh dalam naskah dengan penampilan
fisik yang menggambarkan situasi tersebut.
Sejarah drama
• Drama klasik
Drama klasik merujuk pada drama pada zaman Yunani dan
Romawi yang terkenal hingga kini. Teater Yunani, yang pertama kali
permanen dibangun sekitar 2.300 tahun yang lalu, memiliki struktur
tanpa atap dalam bentuk setengah lingkaran, disebut Amphitheater,
dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak.
Naskah lakon teater Yunani menjadi yang pertama menciptakan dialog
di antara para karakter.
• Drama abad pertengahan
Pada Abad Pertengahan, Gereja Katolik memiliki pengaruh besar
terhadap drama, yang sering disertai dengan nyanyian para rabib dan
koor. Pementasan dramanya melibatkan pageant atau kereta yang
digunakan sebagai panggung, sering ditarik keliling kota. Drama ini
berfokus pada cerita-cerita Alkitab dan menjadi bagian dari perayaan
hari-hari besar umat Kristen. Para pemain menggunakan tempat di
bawah kereta untuk menyembunyikan peralatan dan menciptakan efek
tipuan. Teater Abad Pertengahan memiliki ciri khas seperti pentas
kereta, dekor yang sederhana dan simbolis, serta pementasan simultan
yang berbeda dengan drama modern. Perayaan hari besar keagamaan
dengan pertunjukkan jalan dan prosesi masih diselenggarakan hingga
saat ini di berbagai belahan dunia.
• Zaman itali
Teater Italia memiliki struktur-struktur bangunan dan panggung-
panggung arsitektural. Panggung-panggung itu dihiasi setting-setting
perspektif yang dilukis. Letak panggung dipisahkan dengan
auditorium oleh lengkung prosenium. Di Inggris dan Spanyol, tidak
terdapat permain wanita dalam pementasaan teater mereka. Tradisi
tersebut berlangsung sampai kira-kira tahun 1587. Pusat-pusat
aktivitas teater di Italia adalah istana-istana dan akademi. Di gedung-
gedung teater milik para bangsawan inilah depentaskan naskah-naskah
yang meniru drama-drama klasik. Para aktor kebanyakan pegawai-
pegawai istana dan pertunjukan diselenggarakan dalam pesta-pesta
istana.
• Zaman prancis
Teater abad ke-17 di Spanyol dan Prancis memiliki perkembangan
yang berbeda. Di Spanyol, drama agama berkembang di wilayah utara
dan barat setelah pengusiran kekuasaan Arab. Drama ini menjadi
media untuk "menghistorikan" bekas jajahan Arab dan berkembang
sebagai sarana dakwah agama. Lope de Rueda menjadi pelopor drama
sekuler di Spanyol dengan mendirikan gedung teater permanen.
Profesionalisme dalam teater baru muncul setelah kematiannya pada
tahun 1580-an. Di Prancis, teater abad ke-17 meneruskan tradisi teater
abad pertengahan dengan menekankan pertunjukan dramatik yang
bersifat seremonial dan ritual kemasyarakatan. Dramawan Prancis
cenderung menggabungkan drama klasik dengan tema-tema sosial
yang terkait dengan budaya kaum terpelajar. Abad ke-17 juga
menyaksikan pengenalan wanita dalam rombongan pertunjukan di
Prancis dan Inggris. Di Amerika, teater kolonial mulai muncul dengan
penggunaan sandiwara dan aktor Inggris. Abad ke-18 menjadi masa
keemasan pertama bagi teater kaum bangsawan dengan tokoh terkenal
seperti Pierre Corneille, Jean Racine, Moliere, Voltaire, Denis Diderot,
dan Beaumarchais.
• Zaman jerman
Pada awal abad ke-19, perkembangan teater romantik terjadi antara
tahun 1800-1850, dipengaruhi oleh melemahnya gagasan neoklasik
dan dampak dari Revolusi Prancis. Revolusi Prancis membawa
perubahan struktural dan pola hidup di Prancis, memicu gerakan baru
dalam dunia teater dan mendorong terciptanya formula baru untuk
penulisan tema dan karakter dalam naskah lakon. Di Jerman, terjadi
pergerakan teater besar yang dikenal sebagai romantik, dipimpin oleh
August Wilhelm Schlegel, seorang penulis Jerman yang mengagumi
Shakespeare dan menerjemahkan sejumlah besar naskah lakonnya.
Tokoh-tokoh terkenal pada periode ini termasuk Gotthold Ephraim
Lessing, Wolfgang Von Goethe, dan Christhop Friedrich Von Schiller.
• Zaman modern
Teater abad ke-20, gedung-gedung pertunjukan modern memiliki
efek-efek khusus dan teknologi baru. Orang datang ke gedung
pertunjukan tidak hanya untuk menyaksikan teater melainkan juga
untuk menikmati musik, hiburan, pendidikan, dan mempelajari hal-hal
baru. Rancangan-rancangan panggung termasuk pengaturan panggung
arena, atau yang disebut saat ini. Teater di Tengah-tengah Gedung.
Dewasa ini, beberapa cara untuk mengekspresikan karakter-karakter
berbeda dalam pertunjukan-pertunjukan (di samping nada suara) dapat
melalui musik, dekorasi, tata cahaya, dan efek elektronik. Gaya-gaya
pertunjukan realistis dan eksperimental ditemukan dalam teater
Amerika saat ini.
Perkembangan drama di Indonesia
• Drama atau teater tradisional
Drama tradisional yaitu bentuk drama yang bersumber dari tradisi
lingkungannya. Drama tradisional ini merupakan hasil kreatifitas
berbagai suku bangsa Indonesia di beberapa daerah. Dasar cerita yang
digunakannya bersumber dari sastra lama seperti pantun, syair,
dongeng, legenda atau sastra lisan daerah lainnya. Karena bertolak dari
sastra lisan inilah, maka drama tradisional dipentaskan tanpa
menggunakan naskah. Semua dialog serta gerak laku aktor di atas
panggung diungkapkan secara spontan dan hanya mengandalkan
improvisasi. Dalam penyajiannya, drama tradisional ini juga
dilakukan dengan menari menyanyi dengan diiringi oleh tetabuhan
serta sisipan lelucon, dagelan, atau banyolan. Kemunculan drama
tradisional di Indonesia sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh
unsur-unsur pembentuk teater tradisional yang berbeda-beda,
tergantung dari kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-
cara di mana teater tradisional lahir.
• Drama atau teater rakyat
Drama atau Teater Rakyat merupakan jenis drama yang
berkembang dan hidup di tengah masyarakat pedesaan. pada
umumnya dilakukan secara spontan dengan cerita-cerita yang hidup di
daerah tersebut. Cerita-cerita tersebut biasanya diambil dari cerita
lisan atau diambil dari sastra lisan. Seperti drama tutur, dalam
pertunjukkannya jenis drama ini juga dilengkapi dengan musik
tradisional, tari- tarian, serta lagu. Jenis drama ini juga dikenal begitu
akrab dengan penontonnya. Humor atau banyolan selalu spontan
muncul sebagai dialog segar dari para aktor yang kadang bisa dijawab
oleh para penontonnya. Contoh Randai dari Sumatera Barat, lenong
dan topeng Blantek dari Jakarta, Ludruk dari jawa timur, ketoprak dari
jawa tengah, Ubrug dan Longser.
Karakterisitik drama
1) Dalam dimensi sebagai seni pertunjukan, drama dapat memberi
pengaruh emosional yang lebih besar dan terarah kepada penikmat jika
dibanding dengan genre sastra lainnya.
2) Bentuk yang khusus dari drama ialah keseluruhan peristiwa
disampaikan melalui dialog.
3) Konflik kemanusiaan menjadi syarat mutlak.
4) Sutradara, aktor, dan pendukung pementasan harus secara arif
menafsirkan dan berusaha setuntas mungkin untuk memvisualisasikan
tuntutan teks drama.
5) Dalam penerjemahan teks drama ke dalam unsur visualisasi terasa
lebih intens.
6) Keterkaitan dimensi sastra dengan seni pertunjukan mengharuskan
para aktor (pemain) menghidupkan tokoh-tokoh yang digambarkan
oleh pengarang lewat kata-kata yang diucapkan tokoh-tokoh pemain
dalam bentuk dialog dan menggambarkannya lewat gerak dan perilaku
sebagai gambaran watak tokoh yang diperankannya.
7) Keunggulan dimensi seni pertunjukan pada drama adalah peristiwa
dapat disaksikan langsung secara konkret.
8) Pengarang tidak secara leluasa mengembangkan kemampuan
imajinasinya di dalam drama
2. Naskah drama & bedah naskah
Pengertian
Naskah drama adalah suatu rangkaian percakapan dalam tulisan yang
tersusun sedemikion rupo dengan mempertimbangkan: alur, tokoh,
penokohan, perwatakan, setting/latar, tema, amanat, dialog, don petunjuk
teknis/teks somping. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Suhorso (2011) “Naskah adalah korongon
masih ditulis tangan dan belum diterbitkan“.
Ciri-ciri naskah drama
Ciri-ciri naskah drama yang baik menurut Satoto, (2012:8) adalah sebagai
berikut.
1) Dapat atau mudah dipentaskan sesuai dengan situasi dan kondisinya
2) Memberikan kekayaan batin, memberikan kegarahan hidup
3) Menciptakan situasi yang memerlukan jawaban serta meningkatkan
daya imajinasi
4) Terdapat konflik-konflik
5) Melontarkan persoalan-persoalan yang harus dijawab oleh para
penonton
6) Dialognya tidak terlalu panjang dan bertele-tele
7) Temo diambil dari dunia realitas atau nyata, tetapi digarap secara
imajiner
8) Memenuhi persyaratan-persyaratan teatreal.
Cara menulis naskah drama
• Menentukan jenis drama
• Menentukan tema drama
• Ciri-ciri naskah drama yang baik menurut Satoto, (2012:8) adalah
sebagai berikut.
• Dapat atau mudah dipentaskan sesuai dengan situasi dan kondisinya
• Memberikan kekayaan batin, memberikan kegarahan hidup
• Menciptakan situasi yang memerlukan jawaban serta meningkatkan
daya imajinasi
• Terdapat konflik-konflik
• Melontarkan persoalan-persoalan yang harus dijawab oleh para
penonton
• Dialognya tidak terlalu panjang dan bertele-tele
• Temo diambil dari dunia realitas atau nyata, tetapi digarap secara
imajiner
• Memenuhi persyaratan-persyaratan teatreal.
Unsur pembangun naskah drama
• Tema
• Tokoh
• Alur
• Setting
• Amanat
• Dialog
• Petunjuk teknis

3. Tata pentas drama


Tata panggung
Tata panggung atau tata pentas sendiri sering disebut sebagai
scenery atau latar belakang tempat pentas lakon. Untuk merancang tata
panggung yang baik, penting memperhatikan komposisi dan
keseimbangan panggung. Selain itu, penataan panggung harus mengacu
pada prinsip-prinsip dalam menata pentas.
Jenis-jenis panggung
a. Panggung Proscenium merupakan panggung konvensional yang ideal
yang memiliki ruang indah atau bingkai gambar melalui mana
penonton nyaman menyaksikan lakon pementasan
b. Panggung Portable artinya panggung tanpa layar muka. Karena layar
tidak ada, adegan-adegan dapat diakhiri dengan mematikan lampu
(black out) Panggung semacam ini dapat dibuat di dalam maupun di
luar gedung tiengan menggunakan podium, platform yang dipasang
kokoh di atas kuda-kuda
c. Panggung Arena: dapat dibuat di dalam maupun di luar panggung asal
dapat digunakan dengan memadal
d. Panggung Terbuka: peritas sebenarnya lahir di udara terbuka. Lakon-
lakon panggung terbuka memiliki sesuatu yang baru Lakon-lakon
tersebut berbeda dan unik, sebab sutradara lebih menyukai
"keamanan dari suatu panggung dalam gedung Namun demikian
banyak lakon dapat disajikan dengan wajar dengan panggung terbuka
dan setting alam.
e. Mobil Pertunjukan Keliling dengan sebuah mobil yang diperlengkapi
sesuai kebutuhan, dan perlengkapan Intnk (perlampuan) disesuaikan
dengan ruangan yang ada dalam mobil, sebuah group teater dapat
mementaskan lakon dengan berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lain
Properti
Properti memiliki arti sendiri di dalam sebuah pementasan drama,
bisa dibilang properti juga sebagai alat pendukung kesuksesan di dalam
pementasan drama. Semua digunakan untuk menunjang pementasan
drama. Properti yang dapat kita gunakan di atas panggung harus
memenuhi syarat pertunjukan, biasanya ada properti yang di larang
digunakan dalam pementasan, seperti: api, air dan bahan yang tidak bisa
hilang.
Tata rias
Tata rias adalah usaha seseorang untuk mempercantik diri, khususnya
pada bagian wajah. Tata rias pada seni pertunjukan sangat diperlukan
untuk menggambarkan atau menentukan watak di atas pentas.
❖ Fungsi tata rias
• Menyempurnakan penampilan wajah.
• Menggambarkan karakter tokoh.
• Memberi efek gerak pada ekspresi pemain.
• Menegaskan dan menghasilkan garis-garis
• wajah sesuai dengan tokoh.
• Menambah aspek dramatik.
❖ Jenis tata rias
• Rias jenis, yaitu rias yang mengubah peran, misalnya peran laki-
laki diubah menjadi peran perempuan Rias bangsa, yaitu rias yang
mengubah kebangsaan seseorang, misalnya orang Jawa diubah
menjadi orang Cina atau sebaliknya,
• Rias usia, yaitu rias yang mengubah usia seseorang misalnya orang
muda berperan sebagai orang tua atau sebaliknya.
• Rias tokoh, yaitu rias yang membentuk tokoh tertentu yang sudah
memiliki ciri fisik yang harus ditiru Misalnya, seorang pemuda
bisa berperan sebagai superman
• Rias watak, rias sesuai dengan watak peran. Misalnya tokoh
sombong, pelacur, penjahat dan lain-lain. Rias temporal, yaitu rias
dibedakan karena waktu tertentu. Misalnya rias sehabis mandi,
bangun tidur, pesta, sekolah, dsb
• Rias aksen, yaitu rias yang hanya memberi tekanan kepada pelaku
yang mempunyai anaisis sama dengan tokoh yang dibawakan.
• Rias loka. Yaitu rias yang ditentukan oleh tempat atau hal yang
menimpa pesan saat itu. Misalnya rias tokoh yang dibawakan
Tata busana
Tata busana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang
menyertai untuk menggambarkan tokoh. Menurut Ernaawati kata busana
diambil dari dari bahasa Shansekerta "bhusana". Namun dalam bahasa
Indonesia terjadi pergeseran arti busana menjadi padanan pakaian
Meskipun demikian, pengertian busana dan pakaian merupakan dua hala
yang berbeda. Busana merupakan segala sesuatu yang kita pakai mulai
dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Fungsi tata busana :

• Mencitrakan keindahan penampilan


• Membedakan satu pemain dengan pemain yang lain
• Menggambarkan karakter tokoh
• Memberikan efek gerak pemain Memberikan efek dramatik.
Tata Cahaya
Pada panggung pertunjukan istilah 'tata cahaya' identik dengan
penataan lampu untuk keperluan pertunjukan yang diatur dan
dikoordinasikan sesuai dengan naskah cerita, dalam arti "cahaya bukan
sekedar penerangan belaka namun dikaitkan dengan kepentingan untuk
mencapai suatu kualitas penyajian, pemanfaatan gelap terang dijadikan
sebagai penguat perupaan yang secara inderawi memberikan ilusi
tersendiri, memberikan respon dan kesan tersendiri". Dengan demikian
pencapaian kesan tentang tempat, waktu dan saat dari kejadian dapat
terpenuhi.

Fungsi tata Cahaya yaitu :

• Penerangan: secara sederhana dapat dikatakan sebagai


kemampuan untuk melihat apa yang terjadi di atas panggung.
Pencahayaan tidak akan efektif jika penonton tidak bisa melihat
karakter diatas panggung, kecuali memang dimaksudkan
demikian.
• Kesan bentuk: menguatkan persepsi terhadap kesan bentuk diatas
panggung, terutama untuk elemen elemen panggung yang bersifat
tiga dimensi.
• Fokus: mengarahkan perhatian penonton ke area tertentu diatas
panggung atau mengalihkan perhatian mereka dari sesuatu kepada
sesuatu yang lain.
• Menciptakan suasana: intensitas dan warna cahaya mampu
menciptakan kesan/suasana (hati/jiwa). Cahaya lampu merah yang
cerah memiliki efek yang benar benar berbeda dari cahaya biru
lembut.
• Lokasi dan saat/waktu: menetapkan atau mengubah kesan ruang
dan waktu. Cahaya biru dapat mengesankan waktu malam,
sedangkan cahaya jingga dan merah dapat mengesankan saat
matahari terbit atau terbenam.
• Proyeksi elemen panggung: pencahayaan dapat digunakan untuk
memproyeksikan pemandangan atau berfungsi sebagai latar
belakang pemandangan di atas panggung.
• Komposisi: pencahayaan dapat digunakan untuk membentuk
komposisi dari area panggung dengan hanya menampilkan bidang
panggung yang ingin diperlihatkan kepada penonton
Tata music
Tata Suara adalah suatu kesatuan bunyi-bunyian beserta sarananya
yang dipergunakan untuk kebutuhan teater. Satuan bunyi-bunyian yang
dimaksud merupakan satu kesatuan dari sarana bunyi yang disusun atau
dibuat oleh manusia dan berasal dari sumber bunyi di luar manusia.
Memang dapat dimungkinkan bahwa suara manusia dapat merupakan
materi dari kesatuan bunyi-bunyian tersebut. Misalnya suara manusia di
luar arena yang menggambarkan suara angin ribut, ilustrasi lagu, dan
sebagainya

Kelemahan :
Pemilihan bunyi atau suara haruslah sesuai dengan konsep lakon.
Suara sangat besar pula pengaruhnya terhadap perasaan. Keadaan sunyi
dapat menimbulkan perasaan asing. Suara rendah dapat menimbulkan
perasaan sedih. Demikian pula suara-suara lainnya dengan berbagai
macam pengaruhnya. Seni teater merupakan seni yang bersifat auditif
visual. Oleh karenanya antara apa yang dilihat serta yang didengar harus
pula terdapat unsur keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Ketiga
unsur ini diperlukan supaya antara apa yang dilihat (acting, Lighting,
scenery) dan apa yang didengar merupakan satu kesatuan yang bulat
berdasarkan ide sentral yang terarah dan terpadu Suatu ilustrasi musik
tidak sesuai dengan situasi dramatis yang dibeberkan melalui akting serta
sarana pentas yang lain. Hal ini terjadi dikarenakan adanya beberapa
kelemahan antara lain:
• Kurang atau bahkan sama sekali tidak mempelajari naskah.
• Kurangnya pengetahuan elementer tentang perihal musik atau
sumber bunyi.
• Musik atau ilustrasi yang lain dibunyikan pada saat-saat yang
kurang tepat.
Bila dibandingkan dengan perlengkapan pentas yang lainnya, maka
perbedaan sebenarnya hanya terletak pada materi pokok saja. Tata rias
dan busana serta dekorasi pada dasarnya bermateri pokok benda. Tata
lampu materi pokoknya cahaya untuk tata suara materi pokoknya adalah
bunyi atau suara. Namun ketiga materi pokok ini mempunyai peranan
yang sama. Pada suatu saat suara dapat berfungsi seperti sebuah follow
spot yang mengikuti ke mana saja tokoh bergerak.
4. Menejemen pra-produksi pementasan drama
Agar pertunjukan atau pementasan teater berjalan dengan aman, sukses,
lancar, dan berhasil, maka diperlukan adanya kerjasama antara pekerja seni
(pelaku seni teater). Guna mewujudkan kerjasama yang baik dibutuhkan yang
namanya “manajemen”. Dapat dimaknai bahwasannya manajemen produksi
merupakan manajemen yang dijalankan dengan baik guna membantu org
anisasi dapat berjalan dengan lancar dan tercapai tujuan keberhasilan yang
diinginkan.
Tim artistic dalam pementasa
1) Sutradara
Sutradara merupakan penanggung jawab kreatif utama dalam produksi
film. Berkontribusi di segala aspek, mulai dari penentuan plot dan alur
cerita, memilih pemeran, memilih kru kru utama, menentukan bloking
pemeran, pe ngembangan karakter, memilih lokasi yang dibutuhkan
cerita, referensi musik, pergerakan kamera, pilihan shot, dan hal hal
kreatif lainnya.
2) Penulis
Bersama sutradara, mengembangkan cerita dari coretan hingga menjadi
naskah. Ia bertugas memastikan cerita dapat bergerak dengan baik. la
juga mengembangkan karakter karakter dalam film agar believable dan
relatable dengan penonton.
3) Tata Panggung
Tata panggung adalah pengaturan pemandangan di panggung selama
pementasan berlangsung. Tujuannya tidak sekadar supaya permainan
bisa dilihat penonton tetapi juga menghidupkan pemeranan dan suasana
panggung.
4) Tata Cahaya.
Tata cahaya atau lampu adalah pengaturan pencahayaan di daerah
sekitar panggung yang fungsinya untuk menghidupkan permainan dan
suasana lakon yang dibawakan, sehingga menimbulkan suasana
istimewa.
5) Tata musik.
Tata musik adalah pengaturan musik yang mengiringi pementasan teater
yang berguna untuk memberi penekanan pada suasana permainan dan
mengiringi pergantian babak dan adegan.
6) Tata Suara.
Tata suara adalah pengaturan keluaran suara yang dihasilkan dari
berbagai macam sumber bunyi seperti; suara aktor, efek suasana, dan
musik. Tata suara diperlukan untuk menghasilkan harmoni.
7) Tata Rias.
Tata rias dan tata busana adalah pengaturan rias dan busana yang
dikenakan pemain. Gunanya untuk menonjolkan watak peran yang
dimainkan dan bentuk fisik pemain bisa terlihat jelas penonton.
Keberadaan tata artistik dalam pementasan teater sangatlah vital. Tanpa
pengetahuan dasar artistik seorang sutradara atau pemain teater tidak
akan mampu menampilkan kemampuannya dengan baik.
Tim non-artistik
Manajemen non artistik ini merupakan bagian yang sangat penting dalam
pementasan drama. Pendukung non artistik adalah orang- orang yang
bekerja di luar bidang seni seperti direktur, sekretaris, bendahara,
delegasi, transportasi, desain produksi, humas, sponsorship, Liaison
Officer (LO), konsumsi, dokumentasi, riset, dan sosial media. Manajemen
non artistik bertugas untuk menunjang agar pementasan drama dapat
berjalan lancar. Dalam manajemen non artistik atau tim produksi dibagi
menjadi beberapa tugas, yaitu :
1. Pimpinan Produksi
Pimpinan produksi atau produser bertugas mengatur, mengelola atau
memanajemen, dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
dalam produksi pementasan drama.
2. Sekretaris
Sekretaris bertugas mencatat dan menulis rancangan atau persiapan
kegiatan, surat menyurat, membuat proposal kegiatan, dan juga semua
yang berhubungan dengan administrasi kesekretarisan.
3. Bendahara
Bendahara bertugas mengatur dan memanajemen keuangan selama pra-
produksi, produksi, pasca produksi, dan juga laporan keuangan
pementasan drama.
4. Koordinator Latihan
Koordinator latihan bertugas mengatur jadwal latihan para aktor yang
ikut terlibat dalam produksi pementasan drama.
5. Desain dan Publikasi
Desain dan publikasi bertugas menyebarluaskan acara atau pementasan
drama kepada orang banyak. Tah hanya bertugas menyebarluaskan
acara, desain dan publikasi juga membuat poster, banner, tiket, dan
konten yang akan dipublikasikan kepada orang banyak. Mereka juga
mempublikasikan proses pra- produksi, produksi, dan pasca produksi.
6. Dokumentasi
Dokumentasi bertugas mendokumentasikan pada pra-pementasan, saat
pementasan, dan pasca pementasan baik dalam bentuk foto maupun
video.
Humas bertugas membicarakan tentang tempat pementasan, tempat
latihan, dan berbagai hal yang berkaitan dengan hubungan kepada
masyarakat.
7. Sirkulasi Tiket
Sirkulasi tiket bertugas untuk mempromosikan dan menjual tiket
pementasan kepada sasaran penonton maupun masyarakat umum.

5. Manajemen produksi dan pementasan drama


Pengertian
Manajemen produksi dalam konteks pementasan drama atau teater
adalah proses pengelolaan sumber daya dan kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan produksi pementasan tersebut. Proses ini meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan
pengendalian kegiatan yang berkaitan dengan produksi pementasan.
Manajemen produksi terdiri dari dua bagian utama, yaitu manajemen
artistik yang mengurusi masalah kesenian dan manajemen non artistik
yang mengurusi masalah produksi seperti keuangan, publikasi, dan
promosi. Kualitas pementasan yang baik sangat bergantung pada
manajemen produksi yang efektif dan efisien.
Fungsi dan peran
Nano Riantiarno membahas manajemen produksi drama, terbagi
menjadi aspek artistik (seni pertunjukan) dan non artistik. Aspek non
artistik melibatkan organisasi, koordinasi, perencanaan produksi,
publikasi, promosi, penonton, urusan karcis, keuangan, dan bagian umum.
Manajemen artistik fokus pada penyutradaraan, tata panggung, dekorasi,
busana, rias, sinar, dan musik. Manajemen non artistik menitikberatkan
pada administrasi teater, terutama keuangan dan pemerolehan dana
melalui publikasi. Teori manajemen produksi melibatkan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian.
Manajemen produksi drama berperan dalam mendukung penyelenggaraan
dan menciptakan produk teater berkualitas sesuai anggaran. Manajemen
produksi seni pertunjukan mencakup optimalisasi pengelolaan sumber
daya untuk menciptakan produk seni yang bermakna. Pentingnya
manajemen disorot sebagai elemen krusial bagi kesuksesan organisasi,
karena tanpa itu, upaya akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan sulit.
Unsur-unsur
❖ Pelaku (pemain)
Pemain merupakan unsur penunjang yang sangat esensi dalam
menentukan
keberhasilan sebuah pertunjukan drama. Seorang pemain
memerankan tokoh cerita dalam naskah pertunjukan harus
memiliki berbagai kompetensi sebagai berikut:
a. Kemampuan Berekspresi
b. Kemampuan Menganalisis Naskah Drama
c. Kemampuan Mentransformasi
❖ Penggiat
a. Sutradara
Baik buruknya pementasan teater sangat ditentukan
oleh kerja sutradara, meskipun unsur–unsur lainnya (staf
produksi) juga berperan tetapi masih berada di bawah kewenangan
sutradara yaitu sutradara konseptor, sutradara diktator, sutradara
koordinatr, dan sutradara paternalis.

b. Staff Produksi

Staf produksi atau seksi adalah kelompok tim atau individual


yang berkenaan itu dengan pimpinan produksi sampai seluruh
bagian yang terdapat di bawahnya. Seksi-seksi dalam manajemen
produksi berfungsi dan bertugas sesuai tanggung jawab yang
diberikan oleh pimpinan Produksi.

❖ Pendanaan
Urusan pendanaan bertanggung jawab terhadap
penyediaan dana yang dibutuhkan dalam proses dan pelaksanaan
pementasan seni pertunjukan.
❖ Sarana prasarana
Sarana prasarana ini meliputi pengadaan barang dan alat
guna kebutuhan pergelaran. Untuk memenuhi kebutuhan sarana
prasarana dalam bidang artistik, seorang penata, biasanya
melakukan inventarisasi barang dan alat yang dimiliki sekolah,
atau dengan cara meminjam barang atau alat dari
perorangan/sanggar seni atau juga dengan sengaja barang dan alat
yang dibutuhkan harus dibuat karena faktor kesulitan barang dan
alat sulit didapat.
Dasar Perencanaan
❖ Perencanaan
Perencanaan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan
sebelum usaha dimulai hingga proses usaha masih berlangsung.
Perencanaan ini meliputi, naskah dan anggaran yang akan
dikeluarkan untuk pementasan drama. Selain itu, perencanaan ini
juga dimulai dengan menentukan pimpinan produksi dan sutradara
utama.
❖ Pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai keseluruhan proses
orang-orang, alat, tugas dan tanggung jawab serta wewenang
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan menjadi
satu kesatuan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
❖ Pengarahan
Pengarahan adalah tindakan yang membuat organisasi
berjalan menuju sasaran perencanaan manajerial, melibatkan
supervisor sebagai penasihat dan evaluator. Job description adalah
panduan untuk koordinator dan anggota dalam menjalankan tugas.
Semakin jelas job description diberikan dan dibuat, maka semakin
mudah koordinator dan anggota setiap divisi untuk melaksanakan
tugas sesuai dengan tujuannya
❖ Pengendalian
Pengendalian atau pengawasan adalah kegiatan manajer
atau pimpinan dalam mengupayakan agar pekerjaan sesuai dengan
perencanaan yang ditetapkan dan tujuan yang telah ditentukan.
yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pada pengendalian
manajemen dipegang oleh pimpinan produksi dengan menentukan
target penyelesaian tugas yang sudah ditentukan. Pengendalian
kegiatan pada prinsipnya adalah mekanisme yang berfungsi untuk
menjamin dan memastikan tercapainya sasaran.
Sistem dan Proses
❖ Perencanaan
• Menentukan sutradara
• Menentukan naskah
• Menentukan skala pementasan
• Menentukan jadwal Latihan
❖ Pelaksanaan Latihan
Pelaksanaan pementasan drama melibatkan serangkaian
latihan yang meliputi membedah naskah, memilih pemain, olah
vokal, olah tubuh, olah sukma, dan pelatihan adegan. Tujuan dari
latihan ini adalah untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
pementasan.
❖ Pelaksanaan Pementasan
Pelaksanaan pementasan drama harus dilakukan sesuai
jadwal dan memerlukan kerja sama tim yang baik. Proses produksi
melibatkan analisis naskah, penilaian kelayakan pementasan,
penyesuaian kontekstual dialog, dan inovasi panggung.

6. Manajemen Paska Produksi Pementasan Drama.


Pengertian
Pascaproduksi pementasan merupakan tahap yang dilakukan
setelah tahap produksi selesai dilaksanakan. Tahap pascaproduksi
pementasan drama adalah bagian dari sebuah proses pembuatan drama
yang sudah ditampilkan atau dipentaskan. Pascaproduksi pementasan
merupakan kegiatan akhir dari pelaksanaan pementasan drama yang
dilakukan, dimana semua peralatan & kebutuhan pentas yang telah
dipakai dalam pementasan harus dikembalikan pada tempat atau pada
pemiliknya secara tertib & aman, dengan melakukan chek and rechek
sesuai daftar peralatan atau sarana prasarana yang dibawa atau dipinjam.
Tahap paska produksi pementasan drama
• Mengevaluasi kinerja
• Mengelola pertunjukan
• Mendokumentasi kinerja
• Merekfleksikan kinerja
• Membongkar set
• Menutup produksi
Evaluasi
Evaluasi pasca produksi pementasan drama krusial untuk
meningkatkan kualitas dan memastikan sesuai standar. Metode evaluasi
melibatkan preview, compositing, color correcting, dubbing, musik, dan
sound effects, dengan pertimbangan faktor seperti durasi pementasan, tim
produksi, lokasi, biaya editing di dalam dan di luar studio, jarak dan
jumlah tempat, serta pemain. Studi dokumentasi merekam proses produksi
untuk memberikan umpan balik objektif berupa saran dan koreksi,
membantu mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sebagai pedoman
untuk kegiatan berikutnya. Penilaian disampaikan dengan santun, tanpa
pengaruh rasa suka atau tidak suka terhadap lakon atau pelakon, dan
evaluasi dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.

7. Konsep Apresiasi Drama


Hakikat Apresiasi Drama
Apresiasi drama ialah kegiatan membaca, menonton, menghayati,
memahami, atau menghargai karya drama (Efendi, 2002: 3.)
Persiapan Apresiator Drama
Kegiatan mengapresiasi drama akan berlangsung optimal kalau
apresiator mempunyai bekal yang memadai untuk melakukannya.
Semakin lengkap dan maksimal bekalnya, akan semakin baik kegiatan
apresiasi yang dilakukannya. Bekal yang dimaksud adalah
• Bekal pengetahuan
• Bekal pengalaman
• Bekal kesiapan diri
Pembelajaran Apresiasi Drama
Pembelajaran apresiasi drama di sekolah melibatkan pengajaran
teori dan pengalaman praktis drama. Hal ini mencakup pemahaman
terhadap naskah dan pertunjukan drama, dengan penekanan pada aspek
afektif, seperti emosi dan penghayatan. Pembelajaran drama membantu
mengembangkan keterampilan berbicara, mendengarkan, membaca, dan
menulis, yang saling terkait. Tujuan utama adalah agar siswa dapat
memahami, menikmati, dan membaca drama dengan lancar, serta
memahami drama terjemahan dari bahasa asing. Selain itu, pembelajaran
sastra drama juga bertujuan untuk membentuk karakter siswa,
menanamkan cinta terhadap sastra, dan kemampuan untuk menghargai
dan menilai karya sastra.
Tahapan apresiasi drama
• Tahapan Pendahuluan
• Tahap Penentuan Sikap Praktis
• Tahap Introduksi
• Tahap Penyajian
• Tahap Diskusi
• Tahap Pengukuhan
Unsur-unsur pementasan drama
Drama merupakan bentuk seni sastra yang memvisualkan
peristiwa kehidupan melalui pementasan, melibatkan sejumlah unsur
penting yang berperan dalam membentuk narasi, mengembangkan
karakter, dan menyampaikan pesan kepada penonton.
Metode Apresiasi Drama
Dikatakan pada pengertiannya, mengapresiasi drama merupakan salah
satu bentuk apresiasi atau cara menghargai sebuah karya sastra
(Setiyaningsih, 2015). kemampuan dalam menghayati sebuah drama lalu
mengapresiasinya dapat ditempuh dengan beberapa metode. Adapun
metode apresiasi drama, yaitu:
• Apresiasi secara langsung
• Kegiatan apresiasi sastra secara tidak langsung
• Apresiasi secara dokumentatif
Tahapan Apresiasi Drama
Pada tahapan apresiasi drama ini membahas tentang berbagai langkah
dalam mengapresiasi drama, dengan menekankan empat keterampilan
berbahasa, yaitu:
• Menyimak
• Berbicara
• Membaca
• Menulis
Proses apresiasi drama melibatkan kesadaran dan keterlibatan
personal siswa, di mana mereka harus menemukan dan memahami nilai
artistik dalam drama yang mereka saksikan. Terdapat dua bentuk apresiasi
drama, yaitu
• reseptif
• Produktif
Ada juga empat pendekatan yang dapat digunakan dalam
mengapresiasi drama dan langkah-langkah apresiasi drama meliputi
pengenalan, pemahaman, penghayatan, penikmatan, dan penerapan. Pada
akhirnya, proses ini diharapkan akan membawa perubahan sikap pada
pembaca, yang muncul dari penemuan nilai-nilai dan pesan moral dalam
karya drama.

Anda mungkin juga menyukai