Anda di halaman 1dari 13

Nama : Rifdah adilah achsani

NIM : 126210211037
Kelas : TBIN 5B

APRESIASI DRAMA

1. Konsep drama, Sejarah drama dan karakteristik drama


Konsep drama
Teater merupakan bentuk seni yang mencerminkan kehidupan
masyarakat melalui aksi manusia dengan tubuh dan suara. Istilah "drama"
berasal dari Yunani, artinya perbuatan atau tindakan, sementara "teater"
juga berasal dari Yunani yang merujuk pada pertunjukan dan penonton.
Sejarah drama
• Drama klasik
Drama klasik merujuk pada drama pada zaman Yunani dan
Romawi yang terkenal hingga kini. Teater Yunani, yang pertama kali
permanen dibangun sekitar 2.300 tahun yang lalu, memiliki struktur
tanpa atap dalam bentuk setengah lingkaran, disebut Amphitheater,
dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak.
• Drama abad pertengahan
Teater Abad Pertengahan memiliki ciri khas seperti pentas kereta,
dekor yang sederhana dan simbolis, serta pementasan simultan yang
berbeda dengan drama modern. Perayaan hari besar keagamaan
dengan pertunjukkan jalan dan prosesi masih diselenggarakan hingga
saat ini di berbagai belahan dunia.
• Zaman itali
Teater Italia memiliki struktur-struktur bangunan dan panggung-
panggung arsitektural. Panggung-panggung itu dihiasi setting-setting
perspektif yang dilukis. Letak panggung dipisahkan dengan
auditorium oleh lengkung prosenium. Di Inggris dan Spanyol, tidak
terdapat permain wanita dalam pementasaan teater mereka. Tradisi
tersebut berlangsung sampai kira-kira tahun 1587.
• Zaman prancis
Teater abad ke-17 di Spanyol dan Prancis memiliki perkembangan
yang berbeda. Dramawan Prancis cenderung menggabungkan drama
klasik dengan tema-tema sosial yang terkait dengan budaya kaum
terpelajar. Abad ke-17 juga menyaksikan pengenalan wanita dalam
rombongan pertunjukan di Prancis dan Inggris.
• Zaman jerman
Di Jerman, terjadi pergerakan teater besar yang dikenal sebagai
romantik, dipimpin oleh August Wilhelm Schlegel, seorang penulis
Jerman yang mengagumi Shakespeare dan menerjemahkan sejumlah
besar naskah lakonnya. Tokoh-tokoh terkenal pada periode ini
termasuk Gotthold Ephraim Lessing, Wolfgang Von Goethe, dan
Christhop Friedrich Von Schiller.
• Zaman modern
Teater abad ke-20, gedung-gedung pertunjukan modern memiliki
efek-efek khusus dan teknologi baru. Orang datang ke gedung
pertunjukan tidak hanya untuk menyaksikan teater melainkan juga
untuk menikmati musik, hiburan, pendidikan, dan mempelajari hal-hal
baru. Rancangan-rancangan panggung termasuk pengaturan panggung
arena, atau yang disebut saat ini. Teater di Tengah-tengah Gedung.
Perkembangan drama di Indonesia
• Drama atau teater tradisional
Drama tradisional yaitu bentuk drama yang bersumber dari tradisi
lingkungannya. Drama tradisional ini merupakan hasil kreatifitas
berbagai suku bangsa Indonesia di beberapa daerah. Dasar cerita yang
digunakannya bersumber dari sastra lama seperti pantun, syair,
dongeng, legenda atau sastra lisan daerah lainnya.
• Drama atau teater rakyat
Drama atau Teater Rakyat merupakan jenis drama yang
berkembang dan hidup di tengah masyarakat pedesaan. pada
umumnya dilakukan secara spontan dengan cerita-cerita yang hidup di
daerah tersebut. Cerita-cerita tersebut biasanya diambil dari cerita
lisan atau diambil dari sastra lisan. Seperti drama tutur, dalam
pertunjukkannya jenis drama ini juga dilengkapi dengan musik
tradisional, tari- tarian, serta lagu.
Karakterisitik drama
1) Dalam dimensi sebagai seni pertunjukan, drama dapat memberi
pengaruh emosional yang lebih besar dan terarah kepada penikmat jika
dibanding dengan genre sastra lainnya.
2) Bentuk yang khusus dari drama ialah keseluruhan peristiwa
disampaikan melalui dialog.
3) Konflik kemanusiaan menjadi syarat mutlak.
4) Sutradara, aktor, dan pendukung pementasan harus secara arif
menafsirkan dan berusaha setuntas mungkin untuk memvisualisasikan
tuntutan teks drama.
5) Dalam penerjemahan teks drama ke dalam unsur visualisasi terasa
lebih intens.
6) Keterkaitan dimensi sastra dengan seni pertunjukan mengharuskan
para aktor (pemain) menghidupkan tokoh-tokoh yang digambarkan
oleh pengarang lewat kata-kata yang diucapkan tokoh-tokoh pemain
dalam bentuk dialog dan menggambarkannya lewat gerak dan perilaku
sebagai gambaran watak tokoh yang diperankannya.
7) Keunggulan dimensi seni pertunjukan pada drama adalah peristiwa
dapat disaksikan langsung secara konkret.
8) Pengarang tidak secara leluasa mengembangkan kemampuan
imajinasinya di dalam drama

2. Naskah drama & bedah naskah


Pengertian
Naskah drama adalah suatu rangkaian percakapan dalam tulisan yang
tersusun sedemikion rupo dengan mempertimbangkan: alur, tokoh,
penokohan, perwatakan, setting/latar, tema, amanat, dialog, don petunjuk
teknis/teks somping.
masih ditulis tangan dan belum diterbitkan“.
Ciri-ciri naskah drama
1) Dapat atau mudah dipentaskan sesuai dengan situasi dan kondisinya
2) Memberikan kekayaan batin, memberikan kegarahan hidup
3) Menciptakan situasi yang memerlukan jawaban serta meningkatkan
daya imajinasi
4) Terdapat konflik-konflik
5) Melontarkan persoalan-persoalan yang harus dijawab oleh para
penonton
6) Dialognya tidak terlalu panjang dan bertele-tele
7) Temo diambil dari dunia realitas atau nyata, tetapi digarap secara
imajiner
8) Memenuhi persyaratan-persyaratan teatreal.
Cara menulis naskah drama
• Menentukan jenis drama
• Menentukan tema drama
Unsur pembangun naskah drama
• Tema
• Tokoh
• Alur
• Setting
• Amanat
• Dialog
• Petunjuk teknis

3. Tata pentas drama


Tata panggung
Tata panggung atau tata pentas sendiri sering disebut sebagai
scenery atau latar belakang tempat pentas lakon.
Jenis-jenis panggung
a. Panggung Proscenium
b. Panggung Portable
c. Panggung Arena
d. Panggung Terbuka
e. Mobil Pertunjukan Keliling
Properti
Properti memiliki arti sendiri di dalam sebuah pementasan drama,
bisa dibilang properti juga sebagai alat pendukung kesuksesan di dalam
pementasan drama. Semua digunakan untuk menunjang pementasan
drama.
Tata rias
Tata rias adalah usaha seseorang untuk mempercantik diri, khususnya
pada bagian wajah. Tata rias pada seni pertunjukan sangat diperlukan
untuk menggambarkan atau menentukan watak di atas pentas.
❖ Fungsi tata rias
• Menyempurnakan penampilan wajah.
• Menggambarkan karakter tokoh.
• Memberi efek gerak pada ekspresi pemain.
• Menegaskan dan menghasilkan garis-garis
• wajah sesuai dengan tokoh.
• Menambah aspek dramatik.
❖ Jenis tata rias
• Rias jenis
• Rias usia
• Rias tokoh
• Rias watak
• Rias aksen.
• Rias loka
Tata busana
Tata busana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang
menyertai untuk menggambarkan tokoh. Menurut Ernaawati kata busana
diambil dari dari bahasa Shansekerta "bhusana". Namun dalam bahasa
Indonesia terjadi pergeseran arti busana menjadi padanan pakaian
Meskipun demikian, pengertian busana dan pakaian merupakan dua hala
yang berbeda. Busana merupakan segala sesuatu yang kita pakai mulai
dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Fungsi tata busana :

• Mencitrakan keindahan penampilan


• Membedakan satu pemain dengan pemain yang lain
• Menggambarkan karakter tokoh
• Memberikan efek gerak pemain Memberikan efek dramatik.
Tata Cahaya
Pada panggung pertunjukan istilah 'tata cahaya' identik dengan
penataan lampu untuk keperluan pertunjukan yang diatur dan
dikoordinasikan sesuai dengan naskah cerita, dalam arti "cahaya bukan
sekedar penerangan belaka namun dikaitkan dengan kepentingan untuk
mencapai suatu kualitas penyajian, pemanfaatan gelap terang dijadikan
sebagai penguat perupaan yang secara inderawi memberikan ilusi
tersendiri, memberikan respon dan kesan tersendiri". Dengan demikian
pencapaian kesan tentang tempat, waktu dan saat dari kejadian dapat
terpenuhi.

Fungsi tata Cahaya yaitu :

• Penerangan
• Kesan bentuk
• Fokus
• Menciptakan suasana
• Lokasi dan saat/waktu
• Proyeksi elemen panggung.
• Komposisi
Tata music
Tata Suara adalah suatu kesatuan bunyi-bunyian beserta sarananya
yang dipergunakan untuk kebutuhan teater. Satuan bunyi-bunyian yang
dimaksud merupakan satu kesatuan dari sarana bunyi yang disusun atau
dibuat oleh manusia dan berasal dari sumber bunyi di luar manusia.
Memang dapat dimungkinkan bahwa suara manusia dapat merupakan
materi dari kesatuan bunyi-bunyian tersebut. Misalnya suara manusia di
luar arena yang menggambarkan suara angin ribut, ilustrasi lagu, dan
sebagainya

4. Menejemen pra-produksi pementasan drama


Agar pertunjukan atau pementasan teater berjalan dengan aman, sukses,
lancar, dan berhasil, maka diperlukan adanya kerjasama antara pekerja seni
(pelaku seni teater). Guna mewujudkan kerjasama yang baik dibutuhkan yang
namanya “manajemen”. Dapat dimaknai bahwasannya manajemen produksi
merupakan manajemen yang dijalankan dengan baik guna membantu org
anisasi dapat berjalan dengan lancar dan tercapai tujuan keberhasilan yang
diinginkan.
Tim artistic dalam pementasa
1) Sutradara
2) Penulis
3) Tata Panggung
4) Tata Cahaya.
5) Tata musik.
6) Tata Suara.
7) Tata Rias.
Tim non-artistik
Manajemen non artistik ini merupakan bagian yang sangat penting dalam
pementasan drama. Pendukung non artistik adalah orang- orang yang
bekerja di luar bidang seni seperti direktur, sekretaris, bendahara,
delegasi, transportasi, desain produksi, humas, sponsorship, Liaison
Officer (LO), konsumsi, dokumentasi, riset, dan sosial media. Manajemen
non artistik bertugas untuk menunjang agar pementasan drama dapat
berjalan lancar. Dalam manajemen non artistik atau tim produksi dibagi
menjadi beberapa tugas, yaitu :
1. Pimpinan Produksi
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Koordinator Latihan
5. Desain dan Publikasi
6. Dokumentasi
7. Sirkulasi Tiket
5. Manajemen produksi dan pementasan drama
Pengertian
Manajemen produksi dalam konteks pementasan drama atau teater
adalah proses pengelolaan sumber daya dan kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan produksi pementasan tersebut. Proses ini meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan
pengendalian kegiatan yang berkaitan dengan produksi pementasan.
Fungsi dan peran
Nano Riantiarno membahas manajemen produksi drama, terbagi
menjadi aspek artistik (seni pertunjukan) dan non artistik. Aspek non
artistik melibatkan organisasi, koordinasi, perencanaan produksi,
publikasi, promosi, penonton, urusan karcis, keuangan, dan bagian umum.
Manajemen artistik fokus pada penyutradaraan, tata panggung, dekorasi,
busana, rias, sinar, dan musik. Manajemen non artistik menitikberatkan
pada administrasi teater, terutama keuangan dan pemerolehan dana
melalui publikasi. Teori manajemen produksi melibatkan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian.
Manajemen produksi drama berperan dalam mendukung penyelenggaraan
dan menciptakan produk teater berkualitas sesuai anggaran. Manajemen
produksi seni pertunjukan mencakup optimalisasi pengelolaan sumber
daya untuk menciptakan produk seni yang bermakna. Pentingnya
manajemen disorot sebagai elemen krusial bagi kesuksesan organisasi,
karena tanpa itu, upaya akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan sulit.
Unsur-unsur
❖ Pelaku (pemain)
❖ Penggiat
a. Sutradara
b. Staff Produksi
❖ Pendanaan
Urusan pendanaan bertanggung jawab terhadap
penyediaan dana yang dibutuhkan dalam proses dan pelaksanaan
pementasan seni pertunjukan.
❖ Sarana prasarana
Sarana prasarana ini meliputi pengadaan barang dan alat
guna kebutuhan pergelaran.
Dasar Perencanaan
❖ Perencanaan
Perencanaan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan
sebelum usaha dimulai hingga proses usaha masih berlangsung..
❖ Pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai keseluruhan proses
orang-orang, alat, tugas dan tanggung jawab serta wewenang
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan menjadi
satu kesatuan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
❖ Pengarahan
Pengarahan adalah tindakan yang membuat organisasi
berjalan menuju sasaran perencanaan manajerial, melibatkan
supervisor sebagai penasihat dan evaluator.
❖ Pengendalian
Pengendalian atau pengawasan adalah kegiatan manajer
atau pimpinan dalam mengupayakan agar pekerjaan sesuai dengan
perencanaan yang ditetapkan dan tujuan yang telah ditentukan.
Sistem dan Proses
❖ Perencanaan
• Menentukan sutradara
• Menentukan naskah
• Menentukan skala pementasan
• Menentukan jadwal Latihan
❖ Pelaksanaan Latihan
Pelaksanaan pementasan drama melibatkan serangkaian
latihan yang meliputi membedah naskah, memilih pemain, olah
vokal, olah tubuh, olah sukma, dan pelatihan adegan. Tujuan dari
latihan ini adalah untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
pementasan.
❖ Pelaksanaan Pementasan
Pelaksanaan pementasan drama harus dilakukan sesuai
jadwal dan memerlukan kerja sama tim yang baik. Proses produksi
melibatkan analisis naskah, penilaian kelayakan pementasan,
penyesuaian kontekstual dialog, dan inovasi panggung.

6. Manajemen Paska Produksi Pementasan Drama.


Pengertian
Pascaproduksi pementasan merupakan tahap yang dilakukan
setelah tahap produksi selesai dilaksanakan. Tahap pascaproduksi
pementasan drama adalah bagian dari sebuah proses pembuatan drama
yang sudah ditampilkan atau dipentaskan.
Tahap paska produksi pementasan drama
• Mengevaluasi kinerja
• Mengelola pertunjukan
• Mendokumentasi kinerja
• Merekfleksikan kinerja
• Membongkar set
• Menutup produksi
Evaluasi
Evaluasi pasca produksi pementasan drama krusial untuk
meningkatkan kualitas dan memastikan sesuai standar. Metode evaluasi
melibatkan preview, compositing, color correcting, dubbing, musik, dan
sound effects, dengan pertimbangan faktor seperti durasi pementasan, tim
produksi, lokasi, biaya editing di dalam dan di luar studio, jarak dan
jumlah tempat, serta pemain.

7. Konsep Apresiasi Drama


Hakikat Apresiasi Drama
Apresiasi drama ialah kegiatan membaca, menonton, menghayati,
memahami, atau menghargai karya drama (Efendi, 2002: 3.)
Persiapan Apresiator Drama
Kegiatan mengapresiasi drama akan berlangsung optimal kalau
apresiator mempunyai bekal yang memadai untuk melakukannya.
Semakin lengkap dan maksimal bekalnya, akan semakin baik kegiatan
apresiasi yang dilakukannya. Bekal yang dimaksud adalah
• Bekal pengetahuan
• Bekal pengalaman
• Bekal kesiapan diri
Pembelajaran Apresiasi Drama
Pembelajaran apresiasi drama di sekolah melibatkan pengajaran
teori dan pengalaman praktis drama. Hal ini mencakup pemahaman
terhadap naskah dan pertunjukan drama, dengan penekanan pada aspek
afektif, seperti emosi dan penghayatan.
Tahapan apresiasi drama
• Tahapan Pendahuluan
• Tahap Penentuan Sikap Praktis
• Tahap Introduksi
• Tahap Penyajian
• Tahap Diskusi
• Tahap Pengukuhan
Unsur-unsur pementasan drama
Drama merupakan bentuk seni sastra yang memvisualkan
peristiwa kehidupan melalui pementasan, melibatkan sejumlah unsur
penting yang berperan dalam membentuk narasi, mengembangkan
karakter, dan menyampaikan pesan kepada penonton.
Metode Apresiasi Drama
Dikatakan pada pengertiannya, mengapresiasi drama merupakan salah
satu bentuk apresiasi atau cara menghargai sebuah karya sastra
(Setiyaningsih, 2015). kemampuan dalam menghayati sebuah drama lalu
mengapresiasinya dapat ditempuh dengan beberapa metode. Adapun
metode apresiasi drama, yaitu:
• Apresiasi secara langsung
• Kegiatan apresiasi sastra secara tidak langsung
• Apresiasi secara dokumentatif
Tahapan Apresiasi Drama
Pada tahapan apresiasi drama ini membahas tentang berbagai langkah
dalam mengapresiasi drama, dengan menekankan empat keterampilan
berbahasa, yaitu:
• Menyimak
• Berbicara
• Membaca
• Menulis
Proses apresiasi drama melibatkan kesadaran dan keterlibatan
personal siswa, di mana mereka harus menemukan dan memahami nilai
artistik dalam drama yang mereka saksikan. Terdapat dua bentuk apresiasi
drama, yaitu
• reseptif
• Produktif

Anda mungkin juga menyukai