Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEATER

Guru pengampu :
Faisal Agung, S.Pd

Disusun oleh :
1. Elya sasena
2. Patmawati
3. Aji Kanata
4. Arif rahmansyah
5. Demi vaulin
6. Wahyudi

SMA NEGERI 2 SUKADANA


JLN. TANJUNG PURA
TAHUN AJARAN 2023/2024
SEMESTER GENAP
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiaran tuhan yang maha esa karena dengan
rahmat. Serta taufik dan hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan makalah teater ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan kami berterima kasih pada bapak Faisal
Agung S.Pd selaku guru pengampu seni teater yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran seni budaya. Kami
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
teater ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberiksan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah teater
ini sehingga kami mengharapkan kritis dan saran yang bersifat membangun demi
menyempurnakan makalah ini

Sukadana, 04 Februari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..…… 2


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..….. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………. 4
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………… 4
C. Tujuan …………………………………………………………………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Karya Cipta Teater ……………………………………………………….. 5
B. Jenis-jenis Teater ………………………………………………………………….. 5
C. Teknik Pengungkapan Gagasan …………………………………………………... 7
D. Prosedur Berkarya Teater …………………………………………………………. 8
E. Menyusun Naskah Drama ……………………………………………………….... 8
F. Analisis Naskah Drama …………………………………………………………… 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………. 11
B. Saran ……………………………………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….. 12

3
BAB I
PEMDAHULUAN

A. Latar belakang

Kata tater atau drama


berasal dari bahasa
Yunani ”theatrom” yang
berarti seeing Place
(Inggris). Tontonan drama
memang menonjolkan
percakapan (dialog) dan
gerak-gerik para pemain
(aktif) di panggung.
Percakapan dan gerak-
gerik itu memperagakan
cerita yang tertulis dalam
4
naskah. Dengan demikian,
penonton dapat langsung
mengikuti dan
menikmati cerita tanpa
harus membayangkan.
Teater sebagai tontotan
sudah ada sejak zaman
dahulu. Bukti tertulis
pengungkapan bahwa
teater sudah ada sejak
abad kelima SM. Hal ini
didasarkan temuan naskah
teater kuno di Yunani.

5
Kata tater atau drama
berasal dari bahasa
Yunani ”theatrom” yang
berarti seeing Place
(Inggris). Tontonan drama
memang menonjolkan
percakapan (dialog) dan
gerak-gerik para pemain
(aktif) di panggung.
Percakapan dan gerak-
gerik itu memperagakan
cerita yang tertulis dalam

6
naskah. Dengan demikian,
penonton dapat langsung
mengikuti dan
menikmati cerita tanpa
harus membayangkan.
Teater sebagai tontotan
sudah ada sejak zaman
dahulu. Bukti tertulis
pengungkapan bahwa
teater sudah ada sejak
abad kelima SM. Hal ini
didasarkan temuan naskah
teater kuno di Yunani.
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu
unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia
selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala
aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki nilai

7
estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam
bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan
sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima.
Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik para
pemain (aktif) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu memperagakan cerita yang
tertulis dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat langsung mengikuti dan menikmati
cerita tanpa harus membayangkan.Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu.
Bukti tertulis pengungkapan bahwa teater sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini
didasarkan temuan naskah teater kuno di Yunani.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Konsep Dari Karya Cipta Teater ?
2. Seperti Apa Jenis-Jenias Teater ?
2. Bagaimana Teknik Pengungkapan Gagasan ?
3. Bagaimana Cara Pembuatan dan Menganalisis Naskah Drama ?
4. Seperti Apa Prosedur Karya Cipta Teater ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang teater adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Konsep Dari Karya Cipta Teater
2. Mengetahui Jenis-Jenias Teater
3. Mengetahui Teknik Pengungkapan Gagasan
4. Mengetahui Cara Pembuatan dan Menganalisis Naskah Drama
5. Mengetahui Prosedur Karya Cipta Teater

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Karya Cipta Teater


Nilai karya teater dan karya seni lainya terletak pada keunikanya.istilah lain bisa
disebut orisinal.artinya karya seni itu tidak ada duanya dan belum pernah diciptakan atau
digagas orang lain sebelumnya. Suatu yang unik adalah sesuatu dari pada yang lain, utuh
ciptaan seseorang (seniman) atau kelompok seniman yang tergabung dalam suatu produk

8
karya seni. Keutuhan, orisinalitas, keunikan merupakan hal-hal yang menjadi target capaian
dalam proses karya cipta seni. Keunikan bukan semata-mata dambaan seorang atau kelompok
pencipta seni, melainkan juga harapan dan tuntutan apresiator seni.
Sebuah karya senit eater diproduksi untuk disajikan kemasyarakat(penonton).antara
karya yang di ciptakan oleh penggarap dengan penonton, terselip sebuah tujuan,yaitu
komunikasi.apa yang dikomunikasikan adalah ide-ide atau gagasan-gagasan seni.
Komunikasi bisa terwujud apabila ada kesesuaian antara karya cipta teater dengan apresiasi
penonton nya. Dengan kata lain bahawa antara karya senit teater dengan penontonya harus
ada kesesuaian. Oleh karena demikian, dalam penyajian teater senantiasa mempertimbangkan
unsur-unsurnya hingga terwujud sebuah komunikasi.
B. Jenis-jenis Teater
1. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak zaman kuno. Sisa peninggalannya
ditemukan di makam-makam India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai
untuk menceritakan legenda atau kisah-kisah yang bersifat religius (keagamaan).
Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai
di tangan sementara boneka tongkat digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari
bawah. Marionette atau boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan kayu
silang tempat tali boneka diikatkan.

2. Drama Musikal
Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni tari,
musik, dan seni peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga unsur tersebut
dibandingkan dialog para pemainnya. Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai pada
penghayatan karakter melalui untaian kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui
keharmonisan lagu dan gerak tari. Disebut drama musikal karena dalam
pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya merupakan kombinasi antara gerak
tari, alunan musik, dan tata pentas.

3. Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasarkan
pada dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter
secara psikologis sangat diperhatikan. Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat

9
sedetail mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan
ketat. Fokus pertunjukan teater dramatik ialah menarik minat dan rasa penonton
terhadap situasi cerita yang disajikan.

4. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya
sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba
untuk diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka
teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitis di atas pentas. Gaya akting
para pemain biasanya bersifat teatrikal. Tata panggung dirancang sedemikian rupa
untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud.

5. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan teater dengan unsur utamanya adalah gerak
dan ekspresi wajah pemainnya. Dalam pementasannya, penggunaan dialog sangat
minimal atau bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring
perkembangannya, pemain teater dapat bebas bergerak mengikuti suasana hati (untuk
karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh dasarnya untuk menarik minat
penikmat. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan
dengan berbasis gerak secara mandiri muncul.

C. Teknik Pengungkapan Gagasan


Teknik pengungkapan gagasan-gagasan dalam teater banyak tertumpu pada pemain.
Pemain adalah unsur pokok dalam teater,sedangkan yang lainnya adalah unsur pendukung
untuk memperkuat permainan.jika unsur pokoknya jelek maka pertunjukan tersebut bisa
dikatakan gagal.baginpemeran ada 3 hal yang harus dilakukan dalam proses pencarian
karakter tokoh yang sesuai dengan lakon.Maksud observasi adalah untuk mengadakan
pendekatan terhadap tokoh-tokoh-tokoh cerita yang terdapat dalam naskah.Misalnya jika
cerita tentang binatang. Kalian amati dengan cermat jenis-jenis binatang yang diceritakan
dalam lakon dikebun binatang. Bagaimana perilaku binatang-binatang tersebut,bagaimana

10
suaranya,serta seluruh gerak-geriknya secara cermat. Setelah memahami betul tentang
perilaku binatang yang diobservasi,kemudian mengadakan latihan. Dalam proses Latihan
terdiri dari tiga cara.
Hal lainnya yang dibutuhkan bagi calon pemeran adalah melakukan Latihan yang
meliputi:
1. Olah tubuh,yaitu melatih anggota badan agar mencapai kelenturan.Jika sudah
lentur,maka akan dengan mudah dengan mudah menirukan gerak-gerak apa saja tanpa
merasa kaku dan nyeri di otot.Misalnya,seorang pemain memerankan seekor kera dengan
jalannya yang merangkak,sesekali meloncat,dan naik keatas pohon.Pemain yang
memerankan.tokoh kera tersebut sejak muncul diatas panggung sampai akhir permainan
harus berjalan merangkak,meloncat,bahkan bergelayunan diatas pohon.Jika tida berlatih
dengan baik maka peran kera tersebut tidak akan mirip dan tidak menutup kemungkinan
akan akan terasa sakit otot karena tidak terbiasa dalam Latihan.
2. Olah vokal (olah suara).bagaimana jika seekor kera berdialog dengan teman-teman
kera lainya?
Apakah dibarengi dengan menggeram sambil memperlihatkan giginya?apakah sambil
menggaruk-garuk badanya karena gatal banyak kutu? Suara harus terlatihsedemikian
rupa agar suara aslinya tidak Nampak terdengar lagi. Sehingga suara yang betul-betul
terdengar suara tokoh yang ada dalam cerita.suara juga butuh kelenturan dan butuh
keterbiasaan, jika tidak maka akan menimbulkan serak dan tidak akan mencapai tokoh
cerita diharapkan. Pada dasarnya seluruh pancaindra harus diolah dan dilatih untuk
mewujudkan peran-peran yang sesuai dengan keinginan naskah.
3. Olah sukma, yaitu melatih daya konsentrasi agar terbiasa dalam memusadkan fikiran
terhadap sesuatu. Dengan penuh konsetrasi maka akan terhindar dari lupa dialog atau
lupa blocking (permainan tempat), serta gestur (sikap badan).jika terbiasa mengolah
sukma untuk konsetrasi, maka kan cepat hapal, cepat faham termasuk menerima
pelajaran baru.sebaliknya, jika tidak dapat konsentrasi karena tidak terlatih, maka akan
sulit mengerti apa pun.
Dalam memerankan tokoh-tokoh cerita harus dilakukan secara wajar. Tidak
berlebihan (over acting) baik dialok maupun gerak atau aksi. Ada macam-macam gerak
yang dilakukan oleh actor atau aktris diatas pentas. Gerak-gerak tersebut pentin
dilakukan oleh pemain untuk menegaskan watak atau karakter yeng dibawakannya.
Tampa gerak, akan berkesan stati, namun terlalu gerak juga akan berkesan over.
Dibawah ini ada macam-macam gerak yang dilakukan pemain dalam pertunjukan drama.
Movement:perpindahan tempat pemain dalam suatu tempat ketempat lain.
Gestures: Gerakan badan dengan anggotanya, kekiri,kekanan, berputar kebelakan dengan
salah satu kaki sebagai porosnya.
Business: Gerakan-gerakan kecil yang dilakukan oleh tangan, jari, dan kepala.
Gait: Gerakan besar misalnya cara berjalan.
Detail: Gerakan-gerakan yang lebih kecil, misalnya: kedip mata, menarik nafas,
mengernyitkan alis, dan sebagainya.
11
D. Prosedur Berkarya Teater
Selain konsep gagasan dan Teknik pengungkapan,dalam berkarya teater,dibutuhhkan
prosedur yang benar menurut kekhasan karaya cipta teater.prosedur yang dimaksud adalah:
1. Tujuan penciptaan,
2. Media pengungkapan, dan
3. Tatakelola proses produksi teater
Tujuan penciptaan teater adalah mengomunikasikan gagasan kehidupan melalui
petunjukan teater. Media pengungkapannya terjadi atas Bahasa perbal dan Bahasa non
perbal.sedangkan tata Kelola adalah rangkai yan cara, startegi, dan Teknik produksi untuk
mewujudkan gagasan artistik yang diharapkan.
Kerja kolektif biasanya diawali dengan menghimpun orang-orang yang berminat
untuk diajak kerja sama dalam produksi teater.biasanya didahului pemberitahuan lewat suara
atau langsung untuk mengandakan rapat. Didlam rapat, pimpinan, dalam hal ini bisa saja
sutradara akan mengemukakan gagasannya tentang pememtasan teater. Setelah gagasannya
disetujui oleh perserta rapat, maka dilanjutkan dengan pembentukan tim produksi. Dalam
pemilihan peran dan para penata biasanya dilakukan oleh sutradara sendiri, karena sutradara
orang yang mempunyai gagasan untuk menggarap naskah. Sutarada orang yang memahami
peran-peran tokoh yang terdapat dalam cerita yang akan didramakan.tim produksi dipilijh
berdasarkan demokrasi, sedangkan tim artistic dipilih berdasarkan kemampuan dan kemauan.
E. Menyusun Naskah Drama
Naskah atau lakon dibuat oleh seorang penulis naskah (sastrawan). Dia adalah
seniman utama, karena dengan karya sastranya bisa mengilhami para insan teater untuk
mewujudkan sebuah karya petinjukan. Para sastrawan membuat naskah atau lakon drama
dengan maksud untuk dipentaskan. Oleh karena itu ada penulis naskah yang merangkap
sebagaisutradara, sebab penilis tersebut lebih tahu tentang maksud isi naskah atau lakon yang
ditulisnya. Ada pula penulis naskah yang hanya mampu dan mampu dalam menciptakan
naskah, tapi kurang bagus menyutradarainya dalam bentuk pertunjukan.
Apa yang terdapat dalam naskah? Didalam naskah terdapat gagasan-gagasan
pengarang tentang pengalan batinnya yang ingin disampaikan kepada penonton. Gagasan
atau bisa juga disebut ide pengarang apa bila dirinci terdiri dari: satuan-satuan kecil, yaitu
nilai-nilai kehidupan yang dialami pengarang yang ingin dikomunikasikan kepada
masyarakat. Nilai-nilai kehidupan tersebut sangat banyak,karena itu tidak seluruh nilai dalam
kehidupan bisa disajikan dalam suatu naskah yang dibuatnya, hanya beberapa nilai saja.
Seperangkat nilai itu Bersatu menjadi sebuah gagasan atau ide. Gagasan-gagasan atau ide-ide
tadi menjadi sebuah tema.
Didalam naskah ada tokoh-tokoh cerita peran-peran yang menghidupkan naskah itu
sendiri. Tokoh-tokoh cerita tersebut bila diklasifikasi menjadi:
1. Peran utama yang disebut protagonist,
2. Peran lawan yaitu antagonis,
3. Peran ketiga yang mendukung protaginis atau antagonis yang disebut pritaginis,dan
4. Peran pembantu

12
Didalam naskah terdapat jenis Bahasa yang digunakan, yaitu ada yang puitis
(menggunakan Bahasa puisi ) dan ada pula yang menggunakan Bahasa keseharian. Naskah
hanyalah bahan baku pergelaran teater selanjutnya mau ditaksirkan seperti apa? Mau
disajikan bagaimana? Semuannya bergantung pada konsep sutradara sekarang giliran kamu
untuk mencoba membuat naskah sendiri atau mengkreasikan naskah yang sudah ada menjadi
karya petunjukan teater.
F. Analisis Naskah Drama
Dalam menganalisis sebuah naskah drama, yang harus kamu perhatikan adalah: judul
naskah, pengarang, temanya, serta dimana keunikanya? Naskah atau sastra drama merupakan
karya seorang sastrawan yang memiliki bakat dibidang penulisan naskah drama. Tidak semua
sastrawan mampu membuat atau mencipta sastra drama sebubungan dengan bakat dan
minatnya.
Sastra drama adalah khayalan pengarang tentang kehidupan manusia. Para penonton
dram juga sadar bahwa yang ditontonya hanyalah fiksi, bukan realitas sebenarnya,namun
kadang-kadang penonton hanyut dalam jalinan cerita sehingga ikut sedih, gembira, haru,
marah, dan berbagai perasaan lainnya sesuai dengan cerita yang disajikan. Barang kali
disitulah uniknya karya sastra drama.
Pertama yang harus diperhatikan adalah stuktur cerita. Adegan mana yang kan
disimpan pada bagian akhir. Hal ini harus dipertimbangkan demi terwijidnya sebuah struktur
dramatic yang menarik.
Kedua adalah karakter,yaitu perwatakan yang terdapat dalam tokoh-tokoh cerita yng
kamu buat. Apakah akan menghairkan tokoh jahat dengn perangai yang buruk atau
sebaliknya. Selain itu, beberapa tokoh yang terdapat dalam cerita ata naskah yag kamu buat.
Apakah dalam naskah yang kamu buat itu hanya ada satu tokoh, sehingga dimainkan oleh
satu orang, ataubeberapa tokoh sehingga memrlukan beberapa orang pemain. Disamping itu
beberapa babak drama yang akan kamu buat.apakah hanya satu babak yang terdiri dari
beberapa adegan?atau lebih dari satu babak yang sudah barang tentu harus disesuaikan
dengan kemampuan kerja tim.
Ketiga adalah diksi (Bahasa) yang dimaksud dengan diksi disini adalah Bahasa verbal
atau Bahasa kata-kata yang diucapkanoleh pemain sebagai salah satu Bahasa ungkap dalam
drama.
Keempat, yang harus diperhatikan dalam Menyusun naskah drama adalah ide atau
gagasan.gagasan. apa yang ingin disampaikan kepada penonton?”
Kelima, yang harus diperhatikan dalam naskah drama adalah perlengkapan.ada jenis
perlengkapan dalam pertunjukan drama, yaitu perlengkapan yang digunakan oleh para
pemain (actor dan aktris) dan perlengkapan panggung yang biasanya disimpan diatas
panggung sebagai perlengkap dalam pertunjukan drama. Perlengkapan yang digunakan oleh
pemain lazim disebut handprop, sedangkan perlengkapan panggung lazim disebut stageprop.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung
dan disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau salah satu

14
unsur dari teater. Teater berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama”
berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang akan dipentaskan.
Dalam menjalankan sebuah seni pertunjukan teater memerlukan langka-langkah yang
tepat seperti menentukan ide pementasan, menentukan jenis produksi, menentukan tempat
produksi, memperkirakan keadaan pasar, memperkirakan kebutuhan SDM, alat, bahan, dan
biaya, memperkirakan cara memperoleh biaya dan permodalan.

B. SARAN
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada
semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentang seni teater) dengan mendalami
isi makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi
bisa diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut
sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni

DAFTAR PUSTAKA

Makalah SENI Teater 1 - MAKALAH SENI TEATER DI SUSUN OLEH: AGUS TATIA NATASYA AINI M.
IKRAM DERIAN - Studocu

Makalah Seni Teater ⋆ DOC | PDF ⋆ Download Contoh Makalah Seni Budaya Lengkap
(lalacomputer.com)

15

Anda mungkin juga menyukai