Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SENI PERAN TEATER TRADISIONAL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
KELAS X IPS 5:

Nama ketua kelompok :


1. Moh. Hendro

Nama-nama anggota kelompok :


2. Cahyo Agung Widodo
3. Donny Kurniawan
4. Nurafifa
5. Sastra Raditya
6. Suci Ramadani

SENI BUDAYA
SMA NEGERI 3 PALU
2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Seni Peran Teater
Nasional”. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang seni teater.

Kami menyadari bahwa makalah Seni Peran Teater Nasional ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah Seni Peran Teater Nasional ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridai segala usaha kita. Amin.

Palu, 5 November 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
A. Pengertian Seni Teater......................................................................... 2
B. Fungsi Seni Teater............................................................................... 3
C Unsur-unsur Seni Teater...................................................................... 4
D. Jenis-jenis Teater................................................................................. 7
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 9
A. Kesimpulan.......................................................................................... 9
B. Saran.................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah
satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan
perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan
adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang
merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis (indah) yang
disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk
aktivitas atau rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat memperoleh
kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita
terima.

Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan


batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol
estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual.
Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi
seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai
seni. Konsep yang muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang
pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut terhadap seni.

Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan
teater tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada
amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang
berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian seni teater?
2. Apa fungsi seni teater?
3. Apa saja unsur-unsur seni teater?
4. Apa saja jenis-jenis seni teater?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni Teater


Dalam sejarahnya, kata “Teater” berasal dari bahasa Inggris theater atau
theatre, bahasa Perancis théâtre dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον).
Secara etimologis, kata “teater” dapat diartikan sebagai tempat atau gedung
pertunjukan. Sedangkan secara istilah kata teater diartikan sebagai segala hal
yang dipertunjukkan di atas pentas untuk konsumsi penikmat.

Selain itu, istilah teater dapat diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti
sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti sempit dideskripsikan sebagai
sebuah drama (perjalanan hidup seseorang yang dipertunjukkan di atas
pentas, disaksikan banyak orang dan berdasarkan atas naskah yang tertulis).
Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala adegan peran yang
dipertunjukkan di depan orang banyak, seperti ketoprak, ludruk, wayang,
sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya.

Dalam perkembangannya, istilah teater selalu dikaitkan dengan kata drama.


Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat yang pada
prinsipnya keduanya merupakan istilah yang berbeda. Drama merupakan
istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “draomai” yang berarti
bertindak atau berbuat dan dalam bahasa Perancis “drame” menjelaskan
tingkah laku kehidupan kelas menengah.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan


langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran
atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari
drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh
penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau salah satu unsur
dari teater.

2
B. Fungsi Seni Teater
Peranan seni teater telah mengalami pergeseran seiring dengan
berkembangnya teknologi. Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana
upacara maupun hiburan, namun juga sebagai sarana pendidikan. Sebagai
seni, teater tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat sebagai hiburan
semata, namun juga berperan dalam nilai afektif masyarakat. Adapun
beberapa fungsi seni teater, di antaranya meliputi:
1. Teater sebagai Sarana Upacara
Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan
kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater
yang berfungsi untuk kepentingan upacara tidak membutuhkan penonton
karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri. Di
Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal
dengan istilah teater tradisional.
2. Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku
dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek
suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama.
Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam
bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.
3. Teater sebagai Media Hiburan
Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah
teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal.
Sehingga harapannya penonton akan terhibur dengan pertunjukan yang
digelar.
4. Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara
individual. Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang
harmonis. Jika suatu teater dipentaskan diharapkan pesan-pesan yang
ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton.

3
C. Unsur-unsur Seni Teater
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara
lain:
1. Unsur Internal
Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana
keberlangsungan pementasan suatu teater. Tanpa unsur internal internal
tidak akan ada suatu pementasan teater. Oleh karena itu, unsur internal
dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal,
meliputi:
a. Naskah atau Skenario
Naskah atau Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog
nantinya akan dipentaskan. Naskah menjadi salah satu penunjang
yang menyatukan berbagai macam unsur yang ada.
b. Pemain
Pemain merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam
sebuah pertunjukan teater. Pemain berperan dalam menghasilkan
beberapa unsur lain, seperti unsur suara dan gerak. Ada tiga jenis
pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu
dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain
biasanya disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.
c. Sutradara
Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena
sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik
pembuatan atau pementasan teater. Sutradara menjadi otak dari
jalannya suatu cerita, misalnya mengarahkan para aktor, membedah
naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan
dan lain-lain.
d. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai
estetika dari sebuah pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi unsur
penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti, tata
lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.

4
e. Properti
Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam
pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi,
dan lain sebagainya.
f. Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:
1) Tata Rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan
tokoh teater agar lebih sesuai dengan karakter yang akan
diperankan;
2) Tata Busana adalah pengaturan pakaian pemain agar
mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian
yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda dengan
pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
3) Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung;
4) Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.
2. Unsur Eksternal
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang
berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan.
Unsur eksternal di antaranya, yaitu:
a. Staf Produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan
dengan pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di
bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari mereka adalah sebagai
berikut:
1) Produser/ pimpinan produksi;
2) Mengurus semua hal tentang produksi;
3) Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas,
program kerja dan lain sebagainya.
b. Sutradara/Derektor
1) Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
2) Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
3) Mencari dan menyiapkan aktor;

5
4) Menyiapkan make up dan juga menyetting segala sesuatu yang
dipegang oleh bagian desainer beserta kru.
c. Stage Manager
1) Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
2) Membantu sutradara.
d. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat
atau suasana, properti atau perlengkapan pementasan, kostum, tata
lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain (seperti: audio).
e. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang
bagian desainer, di antaranya:
1) Bagian pentas/tempat;
2) Bagian tata lampu (lighting);
3) Bagian perlengkapan dan tata musik.
D. Jenis-jenis Teater
1. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa
peninggalannya ditemukan di makam-makam India Kuno, Mesir, dan
Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau kisah-
kisah yang bersifat religius (keagamaan). Berbagai jenis boneka
dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan
sementara boneka tongkat digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari
bawah. Marionette atau boneka tali, digerakkan dengan cara
menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan.

Selain itu, contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertunjukan
wayang kulit. Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di
belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di
layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan
tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang
secara langsung.

6
Beralih ke luar negeri, pertunjukan Boneka Bunraku dari Jepang mampu
melakukan banyak sekali gerakan sehingga diperlukan tiga dalang untuk
menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dan duduk persis di depan
penonton. Dalang utama mengendalikan kepala dan lengan kanan. Para
pencerita bernyanyi dan melantunkan kisahnya.
2. Drama Musikal
Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni
tari, musik, dan seni peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga
unsur tersebut dibandingkan dialog para pemainnya. Kualitas pemainnya
tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui untaian kalimat
yang diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari.
Disebut drama musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar
belakangnya merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, dan
tata pentas. Drama musikal yang cukup tersohor ialah kabaret dan opera.
Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang digunakan. Dalam
opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan
lagu yang dinyanyikan disebut seriosa. Sedangkan dalam drama musikal
kabaret, jenis musik dan lagu yang dinyanyikan bebas dan biasa saja.
3. Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang
berdasarkan pada dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater
dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan.
Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat sedetail mungkin.
Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat.
Fokus pertunjukan teater dramatik ialah menarik minat dan rasa penonton
terhadap situasi cerita yang disajikan. Dalam teater dramatik, laku aksi
pemain sangat ditonjolkan. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain
hingga membentuk keseluruhan cerita.

7
4. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan pertunjukan teater yang dibuat
berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya
dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba untuk diperankan di atas pentas.
Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih
mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain
biasanya bersifat teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang
sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud.
Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi seniman untuk
mengekspresikan kreativitasnya dalam menerjemahkan makna puisi ke
dalam tampilan lakon dan tata artistik di atas pentas.
5. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan teater dengan unsur utamanya
adalah gerak dan ekspresi wajah pemainnya. Dalam pementasannya,
penggunaan dialog sangat minimal atau bahkan dihilangkan seperti
dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring perkembangannya, pemain
teater dapat bebas bergerak mengikuti suasana hati (untuk karakter
tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh dasarnya untuk menarik minat
penikmat. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan
pertunjukan dengan berbasis gerak secara mandiri muncul.

Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini adalah
pantomim. Sebagai sebuah pertunjukan yang sunyi karena tidak
menggunakan suara, pantomim mencoba mengungkapkan ekspresinya
melalui tingkah laku gerak dan mimik para pemainnya. Makna pesan
yang hendak direalisasikan dipertunjukkan dalam bentuk gerak.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas
panggung dan disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan
bagian atau salah satu unsur dari teater. Teater berkaitan langsung dengan
pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran atau naskah cerita
yang akan dipentaskan.

Dalam menjalankan sebuah seni pertunjukan teater memerlukan langka-


langkah yang tepat seperti menentukan ide pementasan, menentukan jenis
produksi, menentukan tempat produksi, memperkirakan keadaan pasar,
memperkirakan kebutuhan SDM, alat, bahan, dan biaya, memperkirakan cara
memperoleh biaya dan permodalan, memperkirakan metode dan strategi
pemasaran, menyusun organisasi/staf produksi, menyusun kebutuhan alat dan
bahan, serta menyusun RAB (Rencana Anggaran Biaya), menyusun jadwal
kegiatan (schedule), dan menyusun proposal.
B. Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu
kepada semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentang seni
teater) dengan mendalami isi makalah ini. Khususnya kepada kaum muda
agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap
penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu
negara yang hebat dalam dunia seni.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://kritikseni2.blogspot.co.id/2015/09/seni-teater.html

(Jumat, 5/11/21 14:15)

https://id.wikipedia.org/wiki/Teater

(Jumat, 5/11/21 14:15)

http://kepo-luh.blogspot.co.id/2014/03/pergelaran-seni-teater.html

(Jumat,5/11/21 14:15)

http://aisanura.blogspot.co.id/2014/06/seni-tari-teater.html

(Jumat, 5/11/21 14:15)

http://www.bimbie.com/manfaat-mengadakan-pagelaran-seni-teater.htm

(Jumat, 5/11/21 14:15)

http://www.bimbie.com/manfaat-mengadakan-pagelaran-seni-teater.htm

(Jumat, 5/11/21 14:15)

10

Anda mungkin juga menyukai