Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Tugas Makalah Seni Budaya, adapun Materi yang kami bahas dalam
penyusunan makalah ini adalah “ Seni Teater”
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan kemampuan
yang kami miliki, serta mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga karya ilmiah Bahasa Indonesia ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua sebagai pembaca yang budiman, khususnya
Pelajar SMA Negeri 7 Kabupaten Tangerang.
Penyusun,
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Identifikasi Teater Tradisional ............................................................................ 4
2. Konsep Teater Tradisional .................................................................................. 5
3. Teknik Pementasan Teater Tradisional ............................................................... 6
4. Peran Dan Fungsi Anggota Kepanitiaan Dalam Pementasan Teater .................. 7
2
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Setiap segi kehidupan manusia tidak terlepas dari kesenian. Dan kesenian itu sendiri
tidak pernah mati dan menghilang atau pun habis termakan zaman/waktu. Baik itu seni
bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias (make-up), seni busana (costum), seni
dekorasi (scenery) seni suara atau musik, seni tata lampu (lighting), seni tari dan koreografi,
seni rupa, maupun seni pertunjukan/pentas. Salah satu seni pertunjukan yang masih disukai
masyarakat pada saat ini ialah teater. Teater merupakan seni pertunjukan yang banyak
dikenal dengan berbagai istilah seperti “drama”, “sandiwara” dan yang lainnya. Namun
sebenarnya pengertian teater lebih luas dari sekedar drama. Menurut Herman. J. Waluyo
dalam bukunya Drama Teori Dan Pengajarannya, Drama merupakan tiruan kehidupan
manusia yang di proyeksikan diatas pentas. Dengan kata lain drama merupakan potret
kehidupan manusia, potret suka duka, pahit manis, hitam putih kehidupan manusia
Berbeda halnya dengan teater yang menyangkut seluruh kegiatan dan proses menuju
pementasan. Baik itu pemilihan naskah, penggarapan, pelatihan, ataupun pementasan dan
penikmatan pentas. Seperti dikemukakan oleh H. Soediro Satoto bahwa teater merupakan
istilah lain dari drama, tetapi dalam arti yang lebih luas yakni meliputi; proses pemilihan
naskah, penafsiran, penggarapan, penyajian/pementasan dan proses pemahaman atau
penikmatan dipublik.
Secara etimologis teater berasal dari bahasa Yunani yaitu “theatron” yang
diturunkan dari kata “Theaomai” yang berarti takjub melihat ataupun memandang. Di
Medan, perkembangan teater dapat dicatat mulai dari teater tradisional, teater transisi, dan
teater modern (kontemporer). Sedangkan teater transisi merupakan teater yang ditandai
dengan pemisahan unsur-unsur tari, musik, dan lawakan. Teater ini lebih dikenal dengan
sebutan “sandiwara” atau “tonil”. Pertunjukan pada masa transisi ini dikenal dengan
Bangsawan atau Stambul yang mendapat apresiasi dari penduduk yang mayoritas suku
melayu. Sedangkan teater modern di Medan ditandai dengan adanya naskah pementasan
yang dipergunakan sebagai suatu hasil karya sastra dalam pertunjukan. Pada masa teater
modern ini, teater yang dipertontonkan telah dibatasi dan dijalankan berdasarkan naskah
yang disusun oleh penulis naskah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
C. Ceritanya Monoton
Cerita teater tradisional biasanya monoton, tidak beragam dan tidak bervariasi seperti
bervariasinya kehidupan manusia. Biasanya cerita diambil dari cerita rakyat daerah
setempat, seperti dongeng, hikayat, atau cerita kepahlawanan (epos) daerah setempat. Ini
berbeda dengan teater modern yang ceritanya lebih bervariasi. Teater modern bercerita
tentang segala aspek kehidupan manusia, seperti keagamaan, ekonomi, kemasyarakatan
dan budaya
4
6. Konsep Teater Tradisional
Salah satu ciri esensial dari teater tradisional ialah proses kreatifnya didukung oleh
system kebersamaan, tidak ada penonjolan “Individu” sebagai pencipta “karya”, yang lahir
dan muncul ialah bahwa karya tersebut dilakukan bersama, semua dikerjakan bersama.
Teater tradisonal Indonesia pada umumnya adalah tidak menggunakan naskah cerita yang
lengkap seperti naskah dalam teater modern, naskah yang ada hanya garis besar cerita.
Cerita yang akan dimainkan hanya di tuturkan dan di- cerita kan oleh pimpinan rombongan
secara garis besarnya saja, dan pemain mengembangkannya secara improvisasi. Hal ini
tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangnya. Ke- lebihannya adalah memberikan
keleluasaan bagi pemain untuk mengembangkan permainan sebebasnya sesuai dengan ke-
mampuan improvisasinya, dan menuntut pemain untuk hapal cerita di luar kepala. Tetapi
kelemahannya cerita tidak ter- kontrol baik waktu maupun batasan dialog tiap peran. Tanpa
ada nya naskah, karya seni yang merupakan ekspresi dan ide seniman tidak dapat
terdokumentasikan. Meskipun memainkan teater tradisional sebaiknya kalian menaskahkan
ide-ide cerita yang dimainkan. Memang pada akhir-akhir ini usaha untuk me lakukan
penulisan naskah-naskah dari teater tradisonal terus dilakukan oleh kalangan akademisi dari
berbagai perguruan tinggi.
Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003,
sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan
yang indah dan sangat berharga. G.A.J. Hazeu mengatakan bahwa wayang dalam
bahasa/kata Jawa berarti: bayangan.
Makyong
Makyong adalah seni teater tradisional masyarakat Melayu yang sampai sekarang
masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai dramatari dalam forum
internasional. Makyong dipengaruhi oleh budaya Hindu-Buddha Thai dan Hindu-
Jawa.
5
Nama makyong berasal dari mak hyang, nama lain untuk dewi sri, dewi padi.
Makyong adalah teater tradisional yang berasal dari Pulau Bintan, Riau. Makyong
berasal dari kesenian istana sekitar abad ke-19 sampai tahun 1930-an. Makyong
dilakukan pada siang hari atau malam hari. Lama pementasan ± tiga jam
Randai
Randai adalah kesenian (teater) khas masyarakat Minangkabau, Sumatra Barat yang
dimainkan oleh beberapa orang (berkelompok atau beregu). Randai dapat diartikan
sebagai “bersenang-senang sambil membentuk lingkaran” karena memang pemainnya
berdiri dalam sebuah lingkaran besar bergaris tengah yang panjangnya lima sampai
delapan meter. Cerita dalam randai, selalu mengangkat cerita rakyat Minangkabau,
seperti cerita Cindua Mato, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat
lainnya.
Ludruk
Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni
panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Ludruk merupakan
suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan
disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari
(cerita wong cilik), cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan
lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.
B. Teater Boneka
Teater tradisional yang tergolong dalam teater boneka, biasanya media utamanya
menggunakan boneka atau tiruan dari benda atau mahluk hidup yang dijadikan alat untuk
6
menyampaikan cerita atau lakon. Biasanya tokoh yang menghidupkan lakon dengan
media boneka disebut dengan dalang.
C. Teater Manusia.
Teater manusia yakni pementasan teater tradisional atau pun non tradisional
dimana manusia sebagai media utama dalam melakukan aksi seni peran di atas pentas
yang dijalin oleh sebuah lakon dengan beberapa unsur artistik pentas sebagai
pendukungnya.
Dengan demikian, secara teknis pementasan teater tradisional yang yang tumbuh
dan berkembang bersifat kedaerahan memiliki keragaman dan keunikan dalam
pementasannya. Dengan keragaman jenis, bentuk dan teknik pementasan teater
tradisional yang kamu ketahui. Kita patut bersyukur dikaruniai kekayaan seni teater yang
tidak dimiliki bangsa lain.
8. Peran dan fungsi anggota kepanitiaan dalam pementasan ialah sebagai berikut
ini :
1) Ketua :
Membuat proposal serta mengurus perizinan
Memantau kegatan yang dilaksanakan oleh masing-masing seksi atau bisa juga
disebut dengan controlling
Mengarahkan secara umum yang akan dilaksanakan oleh seksi-seksi
Membuat konsep, mengambil keputusan, serta mempertanggungjawabkan tugas-tugas
secara umum yang dilaksanakan oleh semua seksi
Membagi tugas kepada setiap koordinator seksi
Menambahkan anggota panitia baru
3) Tugas Sekretaris :
Mendampingi kegiatan ketua
Mengerjakan secara administratif mengenai hal-hal yang harus dicatat atau diolah
secara administratif
Melakukan pencatatan segala keputusan atau kebijaksaan yang telah ditetapkan oleh
ketua hasil musyawarah
Mengurus surat-surat baik formil maupun nonformil yang dibutuhkan dalam
pergelaran
Membuat laporan kegiatan sebelum dan sesudah penyelenggaraan
7
4) Bendahara :
Menampung, menyimpan, membukukan uang yang ada
Mengeluarkan uang yang dibutuhkan dalam pembiayaan yang telah disetujui oleh
ketua
Bertanggungjawab terhadap keuangan yang dipegangnya untuk pementasan
Membuat laporan keuangan
Memegang seluruh bukti pengeluaran
7) Sie Keamanan :
Menjaga peralatan dan kelengkapan kesekretariatan
Menjaga keamanan pada saat kegiatan usaha dana atau pertandingan
Mengamankan pelaksanaan pergelaran dari sejak persiapan sampai selesai
Menghubungi atau mencari bantuan keamanan aparat sesuai dengan kebutuhan
8
11) Tugas sie Tata Suara :
Mengatur sewa menyewa sound system
Mengatur suara dan volumenya
Menyediakan microfon cadangan
Mengatur system suara sesuai dengan kebutuhan
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar
menggunakan tubuhnya sebagai tidak utama untuk menyatakan dirinya yang
diwujudkan dalam suatu karya yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan
rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Proses
munculnya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu
daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater
tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat,
sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir.
Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer
tidak terlepas dari namanya yang ditetapkan sebagai pengkordinasi
pementasan. Sehingga seorang menjadi seorang sutradara harus menguasai apa-apa
yang harus dilakasanakan dengan baik/tidaknya pementasan tergantung dari seorang
sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki peran yang sangat penting
dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni pertunjukan pasti
dipertunjukkan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya adalah
masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau
argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
10