Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SENI BUDAYA

tentang
“SENI TEATER”

DISUSUN OLEH:

1. ESI MUTI AYU


2. RENTI
3. ZUL FAZLIANDI
4. ELA ARISKA
5. ADIS RODIAH HASNAH
6. AKIS SAPUTRA
7. LASMIATI HARMINI
8. BAYU ANGGARA

KELAS IX

SMPN 3 BUNUT

TP. 2018/ 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Seni
Budaya tentang “Seni Teater” sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Seiring penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada


guru mata pelajaran Seni Budaya yang telah membimbing kami, dan semua pihak
yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini dan untuk pelajaran bagi kami semua dalam penyusunan selanjut
nya.

Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Teater Mancanegara ................................................................................ 2
B. Karya Drama Mancanegara .................................................................... 4
C. Pameran dan Pergelaran.......................................................................... 7

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan ............................................................................................. 10
2. Saran ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu
unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia
selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan
segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni. Seni
memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang
dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat
memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang
kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan
batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari
penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual. Kedalaman dan kompleksitas
seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita
dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi sesuai dengan latar
belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut terhadap seni.
Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan teater
tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin
disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan
sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial yang
berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama,
kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.
Sehingga untuk memahami lebih dalam lagi mengenai teater di makalah ini
sengaja disusun dan di kemas dengan judul “Seni Teater”. Seperti apa pembahasannya,
mari kita telusuri pembahasan selanjutnya

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi teater mancanegara ?
2. Apa definisi karya drama mancanegara ?
3. Apa definisi pameran dan pergelaran ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui definisi teater mancanegara
2. Mengetahui definisi karya drama mancanegara
3. Mengetahui definisi pameran dan pergelaran

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEATER MANCANEGARA
1. Drama/Teater di Indonesia
Teater di Indonesia secara umum terbagi menjadi dua bagian, teater tradisional
dan teater modern. Teater tradisional tidak mengenal naskah tertulis, ceritanya hanya
disampaikan oleh sutradara sesaat menjelang pementasan.
Teater modern merupakan teater Indonesia yang sudah mendapat pengaruh dari
teater barat. Naskah tersebut bias berupa naskah terjemahan dari barat atau naskah
ciptaan sendiri. Drama/teater modern baik di Indonesia maupun di Mancanegara
merupakan ekspresi seni yang semarak yang mendapat dukungan kuat dari pada
pendukungnya baik berupa sanggar-sanggar di luar sekolah maupun teater sekolah
yang berupa ekstrakurikuler. Teater modern sangat memperhitungkan area tempat
main, dekor, tata cahaya, tata busana, tata rias dan tata suara
Contoh-contoh kelompok teater modern di Indonesia adalah Bengkel Teater (W.S
Rendra), Teater Popular (Teguh Karya), Teater Sar (Budi Sotong), Teater Kubur
(Dindon W.S.), Teater Koma (N. Rian Tiarno), Teater Mandiri (Putu Wijaya) dan
lain-lain.
2. Drama/Teater Mancanegara
Di zaman Yunani purba (100 SM-300 SM) teater berkembang dengan bagus
sekali dan banyak melahirkan karya besar. Sesudah Roma jatuh, mulailah abad
pertengahan (abad kegelapan). Pada masa ini seni teater pun mengalami
kemunduran.
Seni teater bangkit lagi setelah zaman Renaisans (sekitar tahun 1500M-1700M).
Mimpi ditengah malam musim panas dan sebagainya. Pada masa ini naskah-naskah
drama berbentuk puitis dengan dialog panjang-panjang. Pada era modern,
perkembangan teater terjadi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Tokoh
teater Jerman adalah : Bertorld Brecht (three penny opera, mother courage, the good
woman of setzuan).

1. Cina
Salah satu bentuk drama yang terkenal dari Cina adalah Opera Peking. Drama baru ini
menggabungkan beberapa gaya pertunjukan, seperti lagu-lagu rakyat sekitar, dialek
lokal, opera tepuk (pemusiknya membuat ritme dengan memukul 2 batang kayu) dan
sejenis musik yagn disebut Pihuang.

2
Naskah opera peking biasanya merupakan revisi dari drama zaju atau kungu. Aktor
opera peking paling terkenal pada abad-20 adalah Mei Lanfang. Seorang spesialis
peran wanita yang memperkenalkan opera peking pada dunia barat di tahun 1930-an.
Panggung opera ini sederhana, para ksatria menggunakan jubah satin dengan bordiran
dan 4 bendera segitiga dipunggungnya. Pemain jing mengecet wajah mereka dengan
aneka warna atau pola abstrak hitam putih yang menggambarkan karakter tertentu.
2. Jepang
Noh dan Kabuki adalah dua jenis drama tradisional Jepang yang paling terkenal.
Konsep estetika utama Noh terdiri dari Yugen (gelap, misterius, kesedihan yang
indah). Drama noh yang tersisa ada sekitar 250, sebagian besar merupakan drama
yang ditulis setelah Zoemi meninggal.
Panggung noh merupakan panggung kayu persegi yang beratap dengan sebuah
jembatan masuk. Para aktor melakukan pantonim, tarian dan puisi. Beberapa diantara
mereka menggunakan topeng kecil yang elegan.
Kabuki lahir pada zaman ketika Jepang menutup dirinya terhadap dunia luar (awal
abad-17). Ia membawakan tarian dan satir sensual yang disebut kabuki (kesejajaran
yang berbahaya).
Pertunjukan kabuki bisa berlangsung sehari karena terdiri dari episode yang sangat
banyak, menampilkan adegan tari dan perkelahian yang spektakuler, pegantian
kostum yang cepat. Para pemain wanita dilarang naik panggung sejak 1629 karena
alasan penampilan mereka mengundang pikiran kotor, menggantikannya juga dilarang
pada 1652.
3. Thailand
Pada masa lalu di Kerajaan Thailand para raja, anggota kerajaan, dan bangsawan
memiliki kelompok penghibur tersendiri. Sebagian pemain teater ini menggunakan
topeng. Sendratari Thailand ini dikenal dengan nama Khan.
Karakter yang paling terkenal adalah tutsakan (rahwana). Setiap langkah memiliki arti
dan diiringi oleh musik, narasi, dan lagu yang sesuai. Gerakannya dilatih berulang-
ulang hingga benar-benar mendarah daging.
4. India
Drama tradisi India juga dibedakan menjadi dua jenis. Drama atau teater Sansekerta
merupakan jenis drama klasik yang besar dilingkungan bangsawan. Teater modern
pun bermunculan sebagai perkembangan bentuk-bentuk drama berikut ini :
- Svang
Svang adalah bentuk teater India Utara yang menitikberatkan pada nyanyian.
- Khayal
Khayal merupakan kombinasi dari lagu, tari dan drama. Diperkirakan mulai
dipentaskan pada awal abad ke-18.

3
- Bhaval
Bhavai adalah teater rakyat Gujarat yang berasal dari abad ke-19. Bhavai merupakan
drama keliling yang terdiri dari serangkaian drama dengan panjang dan tema yang
bervariasi, yang ditampilkan melalui akting, tarian dan nyanyian.
- Jatra
Jatra berasal dari Bengal yang juga ditampilkan dalam bihai dan orrisa. Jatra
merupakan pertunjukan ditempat terbuka dengan alat musik utama khol, drum
bersuara rendah yang dikhususkan bagi pertunjukan ditempat terbuka. Jatra
digambarkan sebagai “operasi suci”. Secara tradisional semua perannya dimainkan
oleh laki-laki namun kini wanita mulai dilibatkan.
- Tamasha
Tamsaha adalah bentuk utama dari teater maharadhtra yang dimulai sejak abad ke-16.
Goyangan ini masih dipertahankan hingga kini namun telah dimotivasikan.
- Burrabatha
Burrabatha berasal dari anthrax Pradesh. “katha” berarti cerita dan “burra” berarti
instrumen gesek yang berleher panjang dan berkepala labu yang dipakai oleh
pemimpin teater untuk mengiringi nyanyian dan tariannya.
- Veethi Nakata
Veethi nakata yang berarti “drama jalanan” sangat popular di Andra Pradesh, ini
adalah pertunjukan ditempat terbuka yang bermula pada abad ke-12 dan seiring waktu
dipengaruhi oleh Vira Savite. Cerita dari legenda Dewa Siwa dan cerita Puranik
dikembangkan.
5. Eropa
Selain bentuk drama kuno dari Yunani, pertunjukan drama yang terkenal di Eropa
adalah Epora. Epora merupakan jenis drama klasik yang merupakan pertunjukan
teater yang diiringi musik.
Penyanyi Epora diiringi oleh orchestra. Biasanya musik pertama yang dimainkan
adalah overture (musik penghantar) yang terdiri dari beberapa dari potongan lagu
yang ada dalam pertunjukan. Penyanyi solo memainkan peran utama pada saat
klimaks. Para penyanyi akan mengekspresikan perasaannya dalam lagu-lagu sendu.

B. KARYA DRAMA MANCANEGARA


1. Bentuk Pementasan Drama
Pementasan drama merupakan kesenian yang sangat kompleks. Sebab, seni
drama bukan hanya saja melibatkan banyak seniman, melaikan juga mengandung
banyak unsur. Unsur-unsur itu saling mendukung dan merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari keutuhan pementasan drama. Karena itu, semua unsur

4
pementasan drama harus ada dan harus digarap dengan baik. Jika salah satu unsur
tidak ada bisa, mengakibatkan pementasan drama tidak akan pernah terwujud.
Apa unsur-unsur pementasan drama itu? Sedikitnya ada sembilan unsur drama,
yaitu naskah, pemain, sutradara, tata rias, tata busana, tata panggung, tata lampu, dan
penonton.
Naskah Drama
Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Dalam naskah
tersebut termuat nama-nama tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh,
dan keadaan panggung yang diperlukan.
Bentuk naskah drama dan susunannya berbeda dengan naskah cerita pendek atau
novel. Naskah cerita pendek atau novel berisi cerita lengkap dan langsung tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi. Sebaliknya naskah drama tidak mengisahkan cerita
langsung. Penuturan ceritanya diganti dengan dialog para tokoh. Jadi naskah drama
itu mengutamakan ucapan-ucapan atau pembicaran para tokoh.
Permainan drama dibagi dalam babak demi babak. Setiap babak mengisahkan
perstiwa tertentu. Peristiwa itu terjadi di tempat tertentu, dalam waktu tertentu, dan
suasana tertentu pula. Dengan pembagian seperti itu, penonton memperoleh
gambaran yang jelas bahwa setiap peristiwa berlangsung di tempat, waktu, dan
suasana yang berbeda.
Untuk memudahkan para pemain drama, naskah drama ditulis selengkap-
lengkapnya, bukan saja berisi percakapan, melaikan juga disertai keterangan atau
petunjuk. Petunjuk itu, misalnya gerakan-gerakan yang dilakukan pemain, tempat
terjadinya peristiwa, benda-benda peralatan yang diperlukan setiap babak, dan
keadaan panggung setiap babak.
Pemain
Pemain adalah orang yang memeragakan cerita. Berapa banyak pemain yang
dibutuhkan dalam drama, tergantung dari banyaknya tokoh yang terdapat dalam
naskah drama yang akan dipentaskan. Sebab, setiap tokoh akan diperankan oleh
seorang pemain.
Agar berhasil memerankan tokoh-tokoh tadi, maka pemain harus dipilih secara
tepat. Jika dalam drama itu pemainnya campuran, untuk menentukan pemain tentu
lebih mudahdaripada tidak campuran. Yang dimaksud pemain campuran adalah para
pemain terdiri dari anak-anak, remaja, dan orang tua. Juga pemain laki-laki dan
perempuan.
Dalam upaya memilih pemain drama yang tepat, cara berikut ini dapat
diterapkan.Naskah yang sudah dipilih harus dibaca berulang-ulang agar semuanya
dapat memahaminya. Dari dialog para tokoh dapat diketahui watak tiap-tiap tokoh

5
dalam naskah drama itu. Setelah diketahui watak tiap tokoh, kemudian memilih
pemain yang cocok dan mampu memerankan masing-masing tokoh.
Selain mempertimbangkan watak, perlu juga untuk mempertimbangkan
perbandingan usia dan perkiraan perawakan (postur).
Kemampuan pemain menjadi pertimbangan penting pula. Sebaiknya dalam
memilih pemain haruslah yang mempunyai kepintaran. Artinya, dalam waktu yang
tidak terlalu lama bdalam berlatih, dia sudah bisa memerankan tokoh seperti yang
dikehendaki naskah.
Sutradara
Sutradara adalah pempinan dalam pementasan drama. Sebagai pemimpin yang
bertanggung jawab terhadap kesuksesan pementasan drama, ia harus membuat
perencanaan dan melaksanakannya. Tugas seorang sutradara sangat banyak dan
beban tanggung jawabnya cukup berat. Sutradara harus memilh naskah, menetukan
pokok-pokok penafsiran naskah, memilih pemain, melatih pemain, bekerja dengan
staf, dan mengkoordinasikan setiap bagian. Semua itu harus dilakukan dengan
cermat. Bila pementasan drama berjalan lancar, menarik, dan memuaskan penonton,
sutradara menjadi orang pertama yang berhak mendapat pujian. Dan begitupun
sebaliknya, jika pementasan crama tidak berjalan lancar yang menyebabkan
penonton kecewa, sutradara pasti yang menjadi sasaran kemarahan.
Tata Rias
Tata rias adalah cara mendandani atau memakepi para pemain. Orang yang
mengerjakan tata rias disebut penata rias. Penata rias boleh seorang pria, boleh juga
seorang wanita. Karena yang dilihat adalah keahliannya dalam bidang tata rias. Alat-
alat rias itu, berupa bedak, pemerah bibir, bubuk hitam dari arang, pensil alis, gelung
palsu, kumis palsu, dan lem.
Tata Busana
Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain baik bahan, model, maupun cara
mengenakannya. Tata rias sebenarnya memilki hubungan yang erat dengan tata rias.
Karena itu, tugas mengatu pakaian pemain sering dirangkap penata rias. Artinya,
penata rias sekaligus juga menjadi penata busana. Dengan kata lain, tata rias dan tata
busana merupakan dua hal yang saling berhubungan dan saling mendukung.
Tata Panggung
Panggung adalah tempat para aktor memeragakan lakon drama. Sebagai area
pertunjukan, biasanya panggung dibuat edikit lebih tinggi daripada lantai. Sering
pula lebih tinggi daripada tempat duduk penonton agar penonton yang pling jauh
masih dapat melihat dan menyaksikan pertunjkan drama tersebut dengan jelas.

6
Tata Lampu
Tata lampu adalah pengaturan cahaya di panggung. Karena itu, tata lampu erat
hubungannya dengan tata panggung. Pengaturan cahaya di panggung memang harus
disesuaikan dengan keadaan panggung yang digambarkan. Di rumah orang miskin, di
rumah orang kaya, semuanya memerlukan penyesuaian. Demikian pula dengan
waktu terjadinya, apakah pagi, siang, atau malam.
Tata Suara
Tata suara bukan hanya pengatura pengeras suara ( sound system ), melainkan
juga musik pengiring. Musik pengiring diperlukan agar suasana yang digambarkan
terasa lebih menyakinkan bagi para penonton.
Penonton
Penonton termasuk unsur penting dalam pementasan drama. Bagaimana
sempurnanya persiapan, kalau idak ada penonton rasanya drama tidak akan
dimainkan. Jadi, segala unsur drama yang telah disebutkan sebelumnya pada
akhirnya semuanya untuk penonton. Kesuksesan sebuah drama biasanya dapat diukur
dari banyak-sedikitnya penonton.

C. PAMERAN DAN PERGELARAN


1. Pengertian Pameran
Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan atau menunjukan hasil
karya seni rupa atau hasil produksi kepada masyarakat luas. Pameran adalah cara
untuk melakukan komunikasi antara pencipta karya dan penikmat karya seni rupa.
Pameran bersifat Statis/diam : Pameran lukisan, pameran patung, pameran bunga.
2. Pengertian Pergelaran
Pergelaran/Pementasan merupakan kegiatan untuk memperkenalkan atau
menunjukan hasil karya seni musik, tari, teater/drama dan lainnya kepada
masyarakat luas. Pergelaran adalah cara untuk melakukan komunikasi antara
pencipta karya dan penikmat karya .
Pergelaran Teater secara umum, adalah proses komunikasi atau peristiwa
interaksi antara karya seni dengan penontonya yang dibangun oleh suatu sistem
pengelolaan, yakni manajemen seni pertunjukan. Manajemen Seni Pertunjukan dapat
dipahami sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan seorang pengelola seni
(pimpinan produksi) dalam memberdayakan sumber-sumber (potensi) yang ada
berdasarakan fungsi- fungsi manajemen (POAC) secara efektif dan efisien guna
mencapai tujuan seni.

7
3. Manfaat Pameran atau Pergelaran

a. Melatih mengapresiasi karya


b. Melatih tanggung jawab
c. Melatih mengevaluasi karya
Pengertian Pameran dan Pagelarand. Membangkitkan motivasi
e. Melatih kegiatan bersama
f. Melatih mandiri

4. Tujuan Pameran atau Pergelaran

a. Menawarkan karya kepada masyarakat


b. Berkomunikasi dengan masyarakat
c. Memberikan Informasi Kepada msyarakat
d. Melatih masyarakat untuk ber- apresiasi

5. Fungsi Pameran atau Pergelaran

a. Sarana Apresiasi
b. Sarana Rekreasi
c. Sarana Edukasi/Pendidikan
d. Sarana ajang prestasi

6. Istilah-Istilah dalam Pameran atau Pergelaran

a. Pameran/Pergelaran
b. Exhibition
c. Eksposisi/Pertunjukan
d. Festival/Perayaan/Pesta
e. Show
f. Bazar/Pameran dan menjual karya

7. Perlengkapan Pameran atau Pergelaran :

a. Karya Seni
b. Dekorasi/tata ruang
c. Meubeler
d. Sound system
e. Tempat/Ruang
f. Buku Katalog
g. Tempat Display

8
h. Buku Tamu dan buku Kesan/Pesan

8. Perencanaan Pameran atau Pergelaran :

a. Pembuatan denah ruang


b. Penataan karya/penampilan
c. Seleksi karya
d. Penata Ruang/tempat

9. Cara-Cara Melakukan Apresiasi merupakan :

a. Mengamati
b. Menghayati
c. Memahami
d. Menanggapi
e. Menilai
f. Implementasi/Penerapan

10. Tempat Pameran atau Pergelaran ada 2 yaitu :

a. Pergelaran Tertutup : Tempat pergelaran di dalam gedung


b. Pergelaran Terbuka : Tempat pergelaran di luar gedung

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Teater di Indonesia secara umum terbagi menjadi dua bagian, teater tradisional
dan teater modern. Teater tradisional tidak mengenal naskah tertulis, ceritanya hanya
disampaikan oleh sutradara sesaat menjelang pementasan.

Seni teater bangkit lagi setelah zaman Renaisans (sekitar tahun 1500M-1700M).
Mimpi ditengah malam musim panas dan sebagainya. Pada masa ini naskah-naskah
drama berbentuk puitis dengan dialog panjang-panjang. Pada era modern, perkembangan
teater terjadi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Tokoh teater Jerman
adalah : Bertorld Brecht (three penny opera, mother courage, the good woman of
setzuan).

Sembilan unsur drama, yaitu naskah, pemain, sutradara, tata rias, tata busana, tata
panggung, tata lampu, dan penonton.

Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan atau menunjukan hasil


karya seni rupa atau hasil produksi kepada masyarakat luas. Pameran adalah cara untuk
melakukan komunikasi antara pencipta karya dan penikmat karya seni rupa. Pameran
bersifat Statis/diam : Pameran lukisan, pameran patung, pameran bunga.

Pergelaran/Pementasan merupakan kegiatan untuk memperkenalkan atau


menunjukan hasil karya seni musik, tari, teater/drama dan lainnya kepada masyarakat
luas. Pergelaran adalah cara untuk melakukan komunikasi antara pencipta karya dan
penikmat karya .

B. SARAN

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai
Teater Mancanegara, Karya Drama Mancanegara, dan Pameran serta Pergelaran.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://angelvaniafrans.blogspot.com/2016/03/teater-mancanegara-drama-teater-adalah.html?m=1
https://www.senibudayaku.com/2017/03/pengertian-teater-dan-jenis-jenis-teater-di-
indonesia.html?m=1
http://patragading13.blogspot.com/2016/11/apresiasi-seni-teater-mancanegara.html?m=1
http://sma-senibudaya.blogspot.com/2015/02/pengertian-pameran-dan-pagelaran.html?m=1
https://othersidemiku.wordpress.com/2012/08/15/unsur-unsur-pementasan-drama/

11

Anda mungkin juga menyukai