MAKALAH
KESENIAN BUTON UTARA
OLEH:
ICAL
N1A1 16 062
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Maksud dan Tujuan Penulisan......................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Lagu Daerah Masyarakat Buton ...................................................... 2
B. Seni Tari Masyarakat Buton ............................................................ 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang penyusunan makalah ini merupakan bentuk kepedulian
kami terhadap kesenian buton, yang jika tidak mendapatkan perhatian serius
kemungkinan akan mengalami kepunahan. Oleh karena itu, dengan segala
keterbatasan kemampuan yang dimiliki, kami berupaya sedemikian rupa
menyusun makalah ini , dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi
generasi ke depan , juga berupaya untuk melestarikan kesenian buton itu
sendiri.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. Tari Pergaulan
Tari Pergaulan terdiri atas:
1. Tari Tompa
2. Tari Alionda
Tari ini sangat digemari oleh masyarkat Kolensusu / masyarkat
Kabupaten Buton Utara. Tarian ini dimainkan oleh laki-laki dan
perempuan. Tarian ini sangat menggambarkan pengawasan wanita
remaja, termasuk usaha pemuda remaja dalam mencari pasangan
hidupnya.
3. Tari
Wabelo Tari ini berasal dari Katobengke. Tari Wabelo
menggambarkan keadaan masyarakat dalam mencari pasangan hidup,
adat negeri mengatur masyarakat, menaati aturan kehidupan. Tarian
ini dimainkan oleh remaja putri.
4. Tari Bosu
c. Tari Pengobatan
Tari ini mengambarkan suka duka puteri raja dalam masyarakat
semua puteri yang dewasa diadatkan harus menjalani adat posuo selama
8 hari siang dan malam.
d. Tari Penjemputan
1. Tari Galangi
Tari Galangi adalah tarian yang dimainkan oleh Komponyia
(Pasukan inti Kesultanan). Komponyia terdiri atas 11 kelompok,
masing–masing kelompok terdiri atas 7 orang, sehingga secara
keseluruhan berjumlah 77 orang. Mereka adlah pasukan inti
Kesultanan. Dari 11 regu atau 35 orang menjadi pasukanpengawal
pribadi sultan, 4 regu atau 14 orang menjadi pasukan pengawal
pribadi Sapati dan 2 regu (14 orang).
3
e. Tari Hiburan dan Tari Bela Diri
1. Tari Manguru
Tari Manguru dan Tari Mencei adalah tari perang yang ada
dihampir seluruh wilayah Kabupaten Buton. Tarian tersebut
merupakan tarian rakyat yang diperagakan pada pesta – pesta rakyat
seperti : pesta panen. Namun pada hakekatnya, tarian Manguru
Mencei adalah sarana latihan perang – perangan agar rakyat selalu
terbiasa melakukan adegan – adegan perang.
Tari Manguru terdiri dari 2 orang yang masing – masing
menggunakan senjata keris atau pedang sedang tari Mencei dilakukan
secara massal. Belakangan lahir pula suatu tarian rakyat, yaitu tarian
Bela Diri dengan tangan kosong yang disebut “Balaba”. Tarian ini
banyak dinikmati masyarakat terutama generasi muda.
2. Tari Lariangi
Tari Lariangi diperagakan beberapa orang gadis dengan pakaian
adat khusus, semula dapat ditampilkan dalam Istana Sultan (Kamali)
dan hanya ditonton oleh para pejabat tinggi Kesultanan atau tamu
agung tertentu. Sedangkan tari Linda dan Alionda dapat di saksikan
oleh masyarakat umum.
Ketika paham tasawuf berkembang pesat di Buton ternyata
sangat mempengaruhi moral dan kepribadian masyarakat Buton
khususnya masyarakat Wolio, hingga menyebabkan tergesernya
ketiga jenis tarian tersebut dari lingkungan istana maupun dari
masyarakat luas. Tarian Lariangi kemudian dipindahkan ke Barata
Kaledupa, Linda ke Barata Wuna, dan Alionda ke Barata Kolencusu
(Kalisusu). Disanalah ketiga jenis tarian tradisional tersebut
dilestarikan dan masih terpelihara baik hingga saat ini.
3. Tari Katambe
Tari ini berasal dari Waborobo, merupakan tarian perang.
Pemainnya satu lawan satu atau lebih. Tari ini dimainkan saat pesta
panen.
4
4. Tari Pencak Silat
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hal diatas dapat diambil kesimpulan bahwa , di pulau buton banyak
sekali berbagai macam jenis lagu dan tarian yang tidak kalah menarik dari
pulau-pulau yang lain, oleh karena itu dengan adanya jenis tari-tarian dan lagu
yang beragam kita di tuntun agar tetap melestarikan kesenian-kesenian yang
dimiliki pulau buton.
B. Saran
Dengan mengambil kesimpulan diatas, saran yang dapat kami berikan
yaitu bagi teman-teman sekalian setelah melihat makalah ini, diharapkan,
dapat membuat lagi berbagai macam karya makalah-makalah yang memuat
tentang kesenian buton, agar bersama-sama menunjukkan betapa masih
banyaknya kesenian buton yang menarik, sehingga kesenian buton dapat
dikenal oleh seluruh dunia.
6
DAFTAR PUSTAKA
Safulin, La Ode, Rustam Awat & Aris Mahmud. 2009. Akhlak dan Budaya Buton.
http://www.wacananusantara.org/suku-buton/ (diakses tanggal 20 Desember
2018)