Anda di halaman 1dari 4

LOG IN SIGN UP

Sinyal Keluaran Operating Amplifier (Op Amp) pada Inverting


dan Non Inverting

Emy Aditya
 

JURNAL FISIKA LABORATORIUM INSTRUMENTASI 1

Analisa Sinyal Keluaran Operational Amplifier (LM741) 


 pada Penguatan Inverting dan Non – Inverting
Emy Aditya, Rachmadani Achaddiad  
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: emy11@mhs,physics.its.ac.id

memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja


 —   Telah dilakukan percobaan Operational Amplifi er  
Abstrak  dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu
(Op Amp) dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik
yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan
penguatan inverting dan non inverting pada op amp (LM 741)
berdasarkan sinyal keluaran pada osiloskop. Operational tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah ( ground ).
Amplifier 
  (Op Amp) merupakan rangkaian terintegrasi yang
berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial.
Penguat operasional memilki dua masukan dan satu keluaran
serta memiliki penguatan DC yang tinggi yaitu penguatan
  dan non-inverting.  Dalam percobaan ini terdiri dari 2
inverting 
 jenis rangkaian yaitu rangkaian inverting dan non inverting dan
didapatkan penguatan atau gain hingga 10 kali penguatan.
Untuk mendapatkan penguatan maka dapat dilakukan dengan
variasi R i  dan R f.  Frekuensi yang diberikan pada rangkaian
yaitu 100 Hz, 10 kHz, dan 100 kHz. Berdasarkan data yang telah
didapatkan pada percobaan kali ini dapat diambil kesimpulan
bahwa karakteristik penguatan inverting yaitu bentuk sinyal
keluarannya terbalik dengan sinyal input namun amplitudonya
besar sedangkan karakteristik penguatan non inverting yaitu Gambar 1 Simbol penguat operasional
penguatannya dapat diketahui dengan bertambah tingginya Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai
amplitudo dan bentuk sinyalnya sama seperti sinyal awal. aplikasi karena memiliki beberapa keunggulan seperti
Pengaruh frekuensi yaitu semakin besar frekuensi yang
 penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang tinggi,
diberikan pada rangkaian op amp meliputi inverting dan non
inverting menyebabkan respon penguatan tidak maksimal.  impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut
Kata Kunci   — inverti ng, non inverti ng , op amp   ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:[2]

I.  PENDAHULUAN a.  Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop


voltage gain) AVOL =  
O  perational Amplifier atau yang di singkat op-amp
merupakan salah satu komponen analog yang sering  b.  Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO 
digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. =0
Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah c.  Hambatan masukan (input resistance) R I =  
rangkaian inverter, non-inverter, buffer, adder (penjumlah), d.  Hambatan keluaran (output resistance) R O = 0
integrator dan differensiator. Penguat operasional (op-amp) e.  Lebar pita (band width) BW =  
adalah penguat diferensial dengan dua masukan dan satu f.  Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
keluaran yang mempunyai penguatan tegangan yang amat g.  Karakteristik tidak berubah dengan suhu
5
tinggi, yaitu dalam orde 10 . Oleh karena itu, penguat
operasional lebih banyak digunakan dengan loop tertutup Op-amp pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan: penguat
daripada dalam lingkar terbuka.Pada Op-Amp, memiliki 2 diferensial impedansi masukan tinggi, penguat tegangan
rangkaian feedback   (umpan balik) yaitu feedback negatif dan  berpenguatan tinggi dengan penggeser level (sehingga
feedback positif dimana feedback negatif pada op-amp keluaran dapat berayun positif atau negatio, dan penguat
memegang peranan penting. Secara umum, umpan balik keluaran impedansi rendah.
 positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpan balik
negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian
terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi
 penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat
operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta

JURNAL FISIKA LABORATORIUM INSTRUMENTASI 2

Percobaan yang dilakukan terdiri dari 2 macam rangkaian


 penguatan yaitu rangkaian inverting dan rangkaian non-
inverting .
 A.   Rangkaian Inverting
Langkah pertama yang dilakukan yakni merangkai alat
seperti pada gambar di bawah ini. Kemudian diberikan
tegangan input dari power supply sebesar 12 volt. Selanjutnya
rangkaian dihubungkan pada osiloskop, namun sebelumnya
Gambar 2. Blok diagram op amp osiloskop harus dikalibrasi terlebih dahulu agar sinyal
keluaran hasil penguatan dapat dilihat dengan baik. Penguatan
dilakukan dengan memvariasi Rf, dilakukan penguatan
sebanyak 10 kali penguatan. Persamaan yang digunakan untuk
mendapatkan penguatan serta teganagan output yaitu rumus 1.
Frekuensi yang diberikan oleh signal generator pada
rangkaian yaitu 100 Hz, 10 kHz, dan 100 kHz berfungsi untuk
mengetahui sinyal keluaran serta tegangan keluaran.

Gambar 3. Symbol skematis op amp

Pada Inverting amplifier, input dengan outputnya


 berlawanan polaritas. Sehingga terdapat tanda minus pada
rumus pengatnya. Penguat inverting ini biasanya lebih kecil
dari nilai besaran dari I. untuk rumus tegangan keluaran : Gambar 5. Rangkaian Inverting
 B.   Rangkaian Non Inverting
   = −    ..........................(1) Untuk rangkaian non inverting , langkah- langkahnya sama
seperti rangkaian inverting yang berbeda hanya rangkaiannya.
Besarnya hasil penguatan dan tegangan keluaran setelah
melewati op amp dapat dilihat pada persamaan 2.

Gambar 4. Rangkaian inverting amplifier

Rangkaian non-inverting ini hamper sama dengan rangkaian


inverting hanya perbedaannya adalah terletak pada tegangan
inputnya dari masukan noninverting. Hasil tegangan outputnya
akan selalu positif. Untuk rumus tegangan keluaran sebagai Gambar 6. Rangkaian Non - Inverting
 berikut[3]
   = 1 +    ………………………… (2)  III.  HASIL DAN PEMBAHASAN
   = 1 +   ………………………… (2)  III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan
Dari percobaan ini bertujuan untuk mengetahui bentuk sinyal
data berupa gambar sinyal keluaran dengan variasi frekuensi
keluaran op amp pada penguatan inverting dan n on inverting.
yang diberikan oleh sinyal generator, serta didapatkan
tegangan output hasil penguatan. Penguatan dilakukan dengan
II.  METODE variasi resistor  feedback   (Rf), dengan penguatan hingga 10
kali meliputi rangkaian inverting dan non inverting. Op Amp
Dalam percobaan ini alat dan bahan yang digunakan adalah yang digunakan yakni IC Op-Amp LM741 yang kemudian
IC op-amp LM741, resistor 1k   sebagai resistor tetap(Ri) diukur nilai Vout pada setiap variasi nilai resistor variabel
dan resistor 10 k   sebagai resistor  feedback   (Rf)  ,  signal
 generator , catu daya(power supply), osiloskop, dan VOM.

JURNAL FISIKA LABORATORIUM INSTRUMENTASI 3

( Rf) dan frekuensi dari signal generator yang diberikan pada 10 100 hz 0.6 2.54
rangkaian.
Dari percobaan ini, data yang didapatkan berupa gambar 10 100khz 0.2 0.36
grafik osiloskop sebelum dan sesudah penguatan dengan Op 2 10 khz 0.6 1.2
Amp serta nilai tegangan Vmax, Vmin pada sinyal input dan
2 100 hz 0.6 1.2
sinyal output.
2 100khz 0.6 0.6
A.   Op Amp sebagai penguat n on- I nvertin g
Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah
 penguat yang memiliki masukan yang dibuat melalui input
non-inverting . Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian
ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Pada rangkaian
non inverting, bentuk sinyal masukan dan sinyal keluaran
adalah sama, hanya tegangan output yang berbeda
dikarenakan mengalami penguatan. Bentuk sinyal masukan
dan keluaran yaitu sinusoidal dikarenakan sumber yang
digunakan berasal dari generator AC. Berdasarkan data yang

telah didapatkan,
hasil tegangan pada penguat
maupun non-inverting
sinyal input dan output dapat
tidak dilihat
terjadi
 pembalikan artinya setelah nilai inputan dikuatkan dari
tegangan positif menghasilkan tegangan positif pula. Penguat
Op-Amp yang stabil juga dibuat dengan umpan balik negatif.
Adapun data yang kami dapat sebagai berikut;

Vin Vout
Gain  Frekuensi 
max mV) max (V)
2 10 khz 0.6 1.2
2 100 hz 0.6 1.2
2 100khz 0.6 0.6
3 10 khz 0.6 1.8
3 100 hz 0.6 1.8
3 100khz 0.6 1.4
4 10 khz 0.6 1.96
Berdasarkan tabel data yang kami peroleh dapat dilihat
4 100 hz 0.6 1.92
 bahwa penguatan n on inverting yang terjadi tidak semuanya
4 100khz 0.6 1.5 mengalami penguatan yang sempurna atau persis dengan
5 10 khz 0.6 2.34  perhitungan berdasarkan teori. Padahal karakteristik
 penguatan non inverting pada op amp adalah menguatkan
5 100 hz 0.6 2.4
tegangan input, jika ditinjau dari rangkaian ketika melakukan
5 100khz 0.2 0.88  penguatan non invering maka tegangan input dihubungkan
6 10 khz 0.6 2.54 dengan pin non inverting pada op amp, dan pin inverting di
groundkan. Dan yang perlu diperhatikan agar penguatan yang
6 100 hz 0.6 2.54
terjadi pada op amp maksimal maka tegangan yang diberikan
6 100khz 0.2 0.44  pada pin (Vcc + dan Vcc-) harus diperhitungkan secara teliti
7 10 khz 0.6 2.54 agar penguatan yang terjadi maksimal, dikarenakan Vcc (+
dan -) merupakan batas atau range penguatan, jika penguatan
7 100 hz 0.6 2.54 yang terjadi melebihi batas tegangan Vcc maka yang terjadi
7 100khz 0.4 1.96 yakni pelemahan pada sinyal keluaran dan tegangan keluaran.
8 10 khz 0.2 0.34 Adapun faktor lain yang mempengaruhi penguatan pada op
amp yaitu pengaturan resistor feedback   (Rf), pengaturan nilai
8 100 hz 0.6 2.54 Rf tidak boleh dilakukan ketika masih tersambung pada
8 100khz 0.2 1.18 rangkaian meskipun tanpa ada tegangan yang mengalir, karena
9 10 khz 0.6 2.54 akan mengganggu nilai Rf untuk penguatan, dan pada
 percobaan ini kami melakukan hal tersebut sehingga hasil
9 100 hz 0.6 2.54  penguatan seperti pada tabel kurang maksimal atau tidak
9 100khz 0.6 1.56 sesuai dengan hasil perhitungan teori.
10 10 khz 0.4 2.54

Search Semiconductor Here


Transistor Diode Capacitor MOSFET IGBT Amplifier

ALLDATASHEET.COM OPEN

JURNAL FISIKA LABORATORIUM INSTRUMENTASI 4

DOWNLOAD PDF
Adapaun pengaruh frekuensi yang diberikan terhadap
rangkaian penguatan non inverting yaitu, semakin besar
mengalami penguatan yang sempurna atau persis dengan
 perhitungan berdasarkan teori. Padahal karakteristik
frekuensi pada rangkaian non inverting,maka nilai tegangan  penguatan inverting pada op amp adalah menguatkan tegangan
keluaran (Vout) hasil penguatan menjadi semakin kecil, hal ini input namun pembalik artinya penguatan yang terjadi natinya
dikarenakan parameter op amp LM 741 memiliki unity-gain memiliki nilai tegangan output yang negatif atau berbeda
 frequency sebesar 1 MHz. dengan bentuk sinyal tegangan input, jika ditinjau dari
rangkaian ketika melakukan penguatan invering maka
B.   Op Amp sebagai penguat I nverti ng
tegangan input dihubungkan dengan pin inverting pada op
Disebut penguat inverting karena setiap saat polaritas amp, dan pin non inverting di groundkan. Penguatan yang
keluaran selalu berlawanan dengan polaritas masukannya. tidak sempurna atau tidak semuanya sesuai dengan
Ketika diberi tegangan masukan (+) maka tegangan keluaran  perhitungan teori dikarenakan faktor pengaturan nilai resistor
 bernilai (-).Tanda (-) memperlihatkan bahwa polaritas Vo  feedback   (Rf), dikarenakan saat pengukuran (Rf) yang
 berkebalikan dengan Vin. Adapun data yang kami dapat dari  befungsi sebagai variasi penguatan, pengukuran dilakukan
 percobaan rangkaian inverting sebagai berikut; dalam kondisi Rf masih terhubung dengan rangkaian
meskipun tanpa tegangan yang mengalir. Pada tabel diatas
 Frekuensi  Vin Vout dapat dilihat bahwa semakin besar frekuensi yang diberikan
Gain
max mV) max (V)  pada rangkaian penguat inverting maka penguatan yang terjadi
10 10 kHz 0.36 -3.6 mengalami pelemahan atau penguatan yang tak maksimal. .
10 100 kHz 0.24 -2.4 Response penguatan op-amp melemah seiring dengan
menaiknya frekuensi sinyal input.
10 100 hz 0.368 -3.80
9 10 kHz 0.24 -3.82

9 100 kHz 0.344 -3.08


9 100 hz 0.48 -1.6
8 10 kHz 0.24 -1.920
8 100 kHz 0.24 -1.880
8 100 hz 0.24 -1.920
7 10 kHz 0.24 -1.920
7 100 kHz 0.2 -1.480
7 100 hz 0.232 -1.640
6 10 kHz 0.24 -1.440
6 100 kHz 0.28 -1.240
6 100 hz 0.232 -1.440
5 10 kHz 0.24 -1.240
5 100 kHz 0.254 -1.660
5 100 hz 0.24 -1.2
4 10 kHz 0.232 -1
4 100 kHz 0.256 -0.96
4 100 hz 0.232 -1.04 IV.  KESIMPULAN
3 10 kHz 0.248 -0.56 Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat
3 100 kHz 0.248 -0.76 diambil kesimpulan bahwa karakteristik penguatan inverting
3 100 hz 0.224 -0.76 yaitu bentuk sinyal keluarannya terbalik dengan sinyal input
namun amplitudonya besar sedangkan karakteristik penguatan
2 10 kHz 0.248 0.56 non inverting yaitu penguatannya dapat diketahui dengan
2 100 kHz 0.248 0.56  bertambah tingginya amplitudo dan bentuk sinyalnya sama
2 100 hz seperti sinyal awal. Pengaruh frekuensi yaitu semakin besar
0.248 0.56
frekuensi yang diberikan pada rangkaian op amp meliputi
10 kHz
frekuensi yang diberikan pada rangkaian op amp meliputi
1 10 kHz 0.24 0.32 inverting dan non inverting menyebabkan respon penguatan
1 100 kHz 0.24 0.32 melemah atau kurang maksimal.
1 100 hz 0.24 0.32
Berdasarkan tabel data yang kami peroleh dapat dilihat UCAPAN TERIMA KASIH
 bahwa penguatan inverting yang terjadi tidak semuanya
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten Fisika

Find new research papers in:

Physics

Chemistry

Biology

Health Sciences

Ecology

Earth Sciences
Cognitive Science

Mathematics

Computer Science

Anda mungkin juga menyukai