BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan
suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searah yang memiliki bati
(faktor penguatan) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat diferensial
merupakan suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari
kedua masukannya. Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu
dan yang paling banyak digunakan adalah rangkaian seri. Penguat operasional dalam bentuk
rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal
tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat didalamnya.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna. Contoh
penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti
penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada
penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta pengembangan
alat komunikasi. Selain itu, aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang elektronika audio,
pengatur tegangan DC, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog digital dan pengubah
digital ke analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, kendali otomatik,
computer analog, elektronika nuklir, dan lain-lain.
Percobaan penguat operasional ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 April 2012,
pukul 13.00- 16.30 di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Penguat Operasional (Op-amp)
Penguat operasional (op-amp) adalah sebuah penguat instan yang bisa langsung dipakai
untuk benyak aplikasi penguatan. Sebuah Op amp biasanya berupa IC (Integrated Circuit).
Pengemasan Op amp dalam IC bermacam-macam, ada yang berisi satu op amp (contoh : 741),
dua op amp (4558, LF356), empat op amp (contoh = LM324, TL084), dll.
Penguat Operasional atau disingkat Op-amp adalah merupakan sutu penguat differensial
berperolehan sangat tinggi yang terterkopel DC langsung yang dilengkapi dengan umpan. Oleh
karena itu, penguat operasional lebih banyak digunakan dengan loop tertutup daripada dalam
lingkar terbuka.
Pada gambar 2.1 dapat dilihat bahwa terminal 1 dan 2 adalah terminal masukan dan terminal
3 adalah terminal keluaran. Kebanyakan penguat operasional membutuhkan catu daya DC
dengan dua polaritas untuk dapat beroperasi. Terminal 4 disambungkan ke tegangan positif (+V)
dan terminal 5 disambungkan ke tegangan negatif (-V).
a. Impedansi masukan tak terhingga. Penguat yang ideal diharapkan tidak menarik arus masukan,
artinya tidak ada arus yang masuk kedalam terminal 1 maupun 2 (I1 = I2 = 0).
b. Impedansi keluaran sama dengan nol. Terminal 3 merupakan keluaran penguat operasional,
idealnya diharapkan bertindak sebagai terminal keluaran sebuah sumber sumber tegangan ideal.
Tegangan antara terminal 3 dengan ground akan selalu sama dengan A, dimana A adalah faktor
penguatan sebuah penguat operasional.
c. Penguatan loop terbuka tak terhingga. Apabila dioperasikan pada loop terbuka (tidak ada umpan
balik dari keluaran ke masukan), maka sebuah penguat opersaional ideal mempunyai gain
(penguatan) yang besarnya tak terhingga.
C. Metode Praktikum
1. Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 6.1. sebagai berikut:
Tabel 6.1. Alat dan Bahan Percobaan Rangkaian Operasional
No
Resistor
Potensiometer
Pencatu Daya
Osiloskop
Multimeter
Saklar
Pembangkit isyarat AC
2. Prosedur Kerja
a) Pada Rangkaian Pembalik
Prosedur kerja pada rangkaian ini yaitu:
1) Menyusun rangkaian pembali Op- amp DC sepperti pada gambar 6.1. Dengan
menggunakan sumber DC variabel sebagai catu daya untuk .
2) Membuat rangkaian pembagi tegangan seperti terlihat pada gambar 6. 1. Untuk
mendapatkan VIN variabel, yaitu dengan mengatur hambatan potensio RB. Mengatur sumber
DC masukan untuk menghasilkan syarat sebesar 0,1 V DC.
3) Menghidupkan IC dengan menghubungkannya dengan catu daya. Tegangan keluaran yang
terukur (dengan multimeter) pada kaki – kaki RL adalah sebesar V.
4) Bagaimana polaritas keluaran dibandingkan dengan isyarat masukan?
Gambar 6.1 Rangkaian Op-Amp DC
10) Dengan menggunakan osiloskop tampilkan isyarat masukan (Ch.1) dan isyarat keluaran
pada kaki-kaki RL (Ch.2).
Ch.1 (isyarat masukan)
Time/Div = ..........................
Volt/Div = ..........................
Vp-p = ..........................
11) Dengan menggunakan rumus tegangan, maka kita dapat menghitung besarnya penguat
tegangan.
12) Dengan menggunakan rumus resistor, maka kita dapat menghitung besarnya penguatan
tegangan.
13) Dengan menggunakan kedua Channel pada osiloskop, amati hubungan fase masukan dan
keluaran.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Data Pengamatan
Data pengamatan yang di lakukan dapat di lihat pada Tabe 6.2. Berikut:
Tabel 6.2. Data Pengamatan Pembalik dan Tak Membalik
No
Vin (Volt)
Rin (K
Rf
(
Vout
Vin
Teori
Praktek
Teori
Praktek
1
100
-
2
6
200
-
3
300
2. Analisis Data
1) Tegangan Keluaran (Inverting Op-Amp)
a) Secara Teori
Vout =
=
= - 60 Volt.
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Table 6.3. Berikut ini:
Tabel 6.3. Analisis Data Tegangan Keluaran Inverting Op- Amp.
No
Vin (Volt)
Rin ()
Rf ()
Vout (Volt)
1
100.000
200.000
- 60
2
200.000
300.000
- 90
3
300.000
400.000
- 120
Vin (Volt)
Rin ()
Rf ()
Av (Kali)
1
3
100.000
2.000.000
- 20
2
200.000
3.000.000
- 15
3
300.000
4.000.000
- 13,3
Vin (Volt)
Rin ()
Rf ()
Vout (Volt)
1
100.000
2.000.000
63
2
200.000
3.000.000
96
3
9
300.000
4.000.000
129
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 6.6. Berikut:
Tabel 6.6. Analisis Data Penguat Tegangan Non- Inverting Op-Amp
No
Vin (Volt)
Rin ()
Rf ()
Av (Kali)
1
3
100.000
2.000.000
21
2
200.000
3.000.000
16
3
300.000
4.000.000
14,3
3. Pembahasan
Penguat inverting merupakan suatu penguat yang keluarannya selalu berlawanan fase
dengan masukannya. Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk
membalik dan menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rt melewatkan sebagian sinyal keluaran
kembalik ke masukan. Karena keluaran tidak sefase sebesar 1800, maka nilai keluaran tersebut
secara efektif mengurangi besar masukan. Ini mengurangi bati keseluruhan dari penguat dan di
sebut umpan balik negatif. Masukan yang di balik menghasilkan keluaran yang diperkuat namun
berbeda fasenya yaitu masukan positif menghasilkan keluaran negatif yang diperkuat. Jika
sebgian masukan ini kembali keujung masukan sebagai umpan balik negatif, penguatannya (lain)
berkurang. Penguat tak membalik (Non-Inverting) merupakan suatu penguat dimana tegangan
keuaran mempunyai polaritas yang sama dengan tegangan masukan, sehingga jika isyarat
masukan di hubungkan dengan masukan tak membalik pada sinyal masukan di beri pemasukan
tak membalik maka isyarat keluaran akan sefase. Rangkaian penguat tak membalik pada sinyal
masukan di berikan masukan tak membalik kemudian keluarannya di berikan kembali dengan
masukan pembalik melalui rangkaian umpan balik yang terbentuk dari resistor masukan dan
resistor umpan balik tersebut membentuk sebuah rangkaia pembagi tegangan yang mengurangi
tagangan keluaran dan menghubungkan tegangan keluaran yang telah berkurang tersebut pada
masukan membalik.
Pada praktikum elektronika dasar kali ini di lakukan percobaan penguat operasional
(pembalik dan tak membalik), dimana pada praktikum ini di lakukan dengan tiga perlakuan,
pertama menyusun rangkaian Op- Amp pembalik dan tak membalik sederhana untuk syarat DC
dengan menggunakan sumber DC variabel sebagai catu daya dan menunjukan besar penguat
arus dengan memasang resistor dan menyusun penguat operasional sederhana dengan tingkat
penguatan tertentu.
Perlakuak ke dua yaitu menghitung besar penguat tegangan dengan menggunakan
osiloskop. Pada rangkaian pembalik untuk tegangan masukan yang di gunakan yaitu sebesar 3
volt, 6 volt, dan 9 volt nilai dari percobaan yang di lakukan di peroleh nilai penguat tegangan
berturut- turut sebesar -20 kali, - 15 kali, dan -13,3 kali. Pada pada percobaan rangkaian tak
membalik yang di lakukan di peroleh penguat tegangan berturut- turut sebesar 21 kali, 16 kali,
dan 14,3 kali penentuan tegangan keluaran dan penguat tegangan pada rangkaian ini di lakukan
secara teori.
Dari data yang ada menunjukn bahwa niai pada rangkaian pembalik tegangan masukan
lebih besar di bandingkan dengan nilai pada tegangan keluaran, dimana nilai tegangan
keluarannya bernilai minus. Hal ini menunjukan bahwa data yang di peroleh sesuai dengan teori,
dimana secara teori menyatakan bahwa tegangan masuka lebih besar dari pada tegangan
keluaran. Nampun pada percobaan rangkaian tak membali di peroleh nilai tegangan masukan
yang lebih kecil di bandingkan dengan nilai pada tegangan keluarannya. Data ini menunjukan
hasil yang di peroleh tidak sesuaian dengan teori. Ketidak sesuaian ini kemungkinana besar di
sebabkan oleh kekurang telitian praktikan dalam mengukur atau alat yang di gunakan suda tidak
berfungsi dengan baik.
Franco, Sergio, 2002. Design with operasional amplifiers dan analog integrated circuit. McGraw.san
fransisco.
Kurniawan, 2014. Rangkaian Inverting Op- Amp. http:// Penguat Op- Amp (inverting
op-amp) dan (non- inverting)- Elektronika. Html. [Diakses tanggal 15 mei
2015 Pukul 09.00 WITA].
Robert F. 1994. Penguat operasional dan rangkaian terpadu linear. Erlangga. Jakarta.
http://sanphysicsedc.blogspot.com/2016/01/laporan-eldas-penguat-operasional.html
PENGUAT OPERASIONAL
A. TUJUAN
Untuk mendemonstrasikan bagaimana sebuah Op-Amp Inverting (membalik) digunakan sebagai
penguat dalam suatu rangkaian DC dan AC sederhana
B. DASAR TEORI
Penguat Operasional atau Op-Amp adalah penguat diferensial dengan dua masukan dan satu
keluaran yang mempunyai penguatan yang amat tinggi, yaitu dalam orde 105.
Sifat-Sifat Ideal Op-Amp
Gambar 13.1 lambang Op-Amp
Tampak adanya dua masukan, yaitu masukan membalik (INV) dan masukan tak membalik
(NON-INV). Masukan mebalik diberi tanda minus (-) dan masukan tak membalik diberi tanda
positif (+). Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik maka daerah frekuansi
tengah isyarat keluaran berlawana fasa atau berlawanan tanda dengan isyarat masukan.
Sebaliknya jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik, maka isyarat
keluaran akan sefasa atau
Pada umumnya op-amp menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan beda tegangan
isyarat antara kedua masukannya. Op-amp semacam ini dikenal sebagai op-amp biasa ada pula
op-amp yang menghasilkan tegangan isyarat keluaran sebanding dengan beda arus masukan. Op-
amp semacam ii dikenal dengan sebutan op-amp biasa.
Disamping Op-Amp biasa ada pula op-amp yang menghasilkan tegangan isyarat keluaran
sebanding dengan beda arus masukan. Op-amp semacam ini dikenal sebagai op-amp Norton.
Satu contoh op-amp Norton adalah IC LM 3900 buatan national semiconductor. Satu macam lagi
adalah op-amp yang menghasilkan arus keluaran yang sebanding dengan beda tegangan isyarat
antara kedua masukannya. Op-amp semacam ini disebut penguat transkonduktansi operasional
(Operational Transconductanse Amplifier – OTA). Satu contoh OTA adalah IC CA3080 buatan
RCA.
Penguatan menggunakan op-amp
- Penguat membalik
Gambar 13.3 Penguat membalik
- Penguat tak membalik
Gambar 13.6 Penguat tak membalik
- Penguat jumlah
Gambar 13.9 Rangkaian penguat jumlah
(Sutrisno, 1987: 117-123)
Gregorian R dan Temes G (1986) pada bukunya yang berjudul “Analog MOS Integrated Circuits
For Signal Processing” menyatakan bahwa penguat operasional ideal memiliki karakteristik
sebagai penguatan tegangan diferensial tak berhingga, resistans masukan yang besar, resistans
keluaran nol, tidak tergantung pada frekuensi (bandwidth tak berhingga), tidak terpengaruh oleh
temperatur dan tidak memiliki distorsi atau derau.
Elmunsyah (1994) pada skripsinya yang berjudul “Perancangan Penguat Kerja CMOS Untuk
Beban Resistansi Rendah“ menyatakan bahwa dalam teknologi CMOS, perancang rangkaian
mempunyai keluwesan yang lebih besar daripada teknologi bipolar untuk menyesuaikan sifat-
sifat tiap devais terhadap peranannya pada suatu rangkaian (Beauty, 2009: 17).
Penguat operasinal atau disebut dengan op-amp (operational amplifier) adalah suatu beda
(penguat diferensial) yang mempunyai penguatan tegangan sangan tinggi dengan impedansi
masukan tinggi dan imoedansi keluaran rendah. Op-amp merupakan rangakian terintegrasi yang
dikemas dalam bentuk chip, sehingga sangat praktis penggunaanya. Penggunaan op-amp sangat
luas termasuk diantaranya sebagai osilator, filter dan rangkaian instrumentasi.
- Penguat beda
Penguat beda atau differensial amplifier merupakan rangkaian yang banyak dipakai dalam
rangkaian terintergrasi termasuk op-amp. Pada prinsipnya rangkaian penguat beda terdiri atas
dua buah emitor yang dihubungkan jadi satu. Umumnya masukan penguat beda ada dua buah
(berasal dari masing-masing transistor) dan keluarannya ada satu atau dua buah (berasal dari
salah satu atau kedua transistor).
- Analisis DC
Analisis DC dilakukan pada satu sisi transistor , dengan asumsi bahwa kedua transisitir adalah
identik. Rangkaian ekuivalen DC untuk satu sisi transistor adalah trelihat pada gambar.
Gambar 42. Rangkaian Ekivalen DC
- Analisis AC
Analisi AC dilakukan untuk menentukan faktor penguatan common-mode (AC). Untuk itu kedua
masukan harus dibuat sama yakni V1=V2. Rangakian satu sisi transisitor untuk common-mode
adalah pada gambar berikut:
Gambar 43. Rangkaian pada common mode
First in operational (here atter op-amp) is a differential input, single ended, output amplifier, as
shown symbolically in figure 1.1. this device is an amplifier intended for use with eksternal
feedback element. Whwre these element determine the resultan function, or operation.
Figure 1-1. The ideal op-amp and its attributes
This give rise to the name, “operational amplifier” denoting an amplifier that, by viutue
of different feedback kroups, can perform a variety of operation. At this point not that for
concern with any virtual technologic to implement the amplifier. Attention is toused more on the
behavioral natire of this building blook device (James Bryant, et all, 2004: 5)
D. PROSEDUR KERJA
1. merangkai alat seperti pada gambar (gunakan baterai 1,5V sebagai sumber tegangan)
2. mengatur potensio sedemikian rupa, sehingga keluarannya merupakan masukan Vin=0,1
volt
3. mengatur keluaran Vout dan mencatatnya
4. mengulangi prosedur 1-3 dengan Vin 0,15 volt
5. merangkai alat seperti pada gambar
6. mengatur sumber tegnagan audio generator sehingga keluarannya o,1 Vpp dengan
frekuensi 1 KHz. Keluaran audio generator tersebut merupakan masukan Vin dari rangkaian
penguat AC (gunakan osiloskop untuk pengukuran).
E. LEMBAR DATA
1. Grafik Yang Dihasilkan
a) Rangkaian DC
Pada Percobaan ini praktikan gagal melakukan pengukuran terhadap Vout pada osiloskop.
b) Rangkaian AC
- Vin = 0,1 Vpp
Vin
Vout
1
0,1 V
- (gagal)
2
0,15 V
- (gagal)
b) Rangkaian (2b)
No
Vin
Vout
Ain
1
0,1 Vpp
0,7 Vpp
7
2
0,15 Vpp
0,7 Vpp
4,67
F. PEMBAHASAN
Kita ketahui Op-amp merupakan suatu penguat gandengan langsung yang memperkuat sinyal
arus searah (DC) atau tegangan yang berubah-rubah terhadap satuan waktu.
Isi dari sebuah OP-Amp terdiri dari puluhan transistor, resistor dan kapasitor yang dikemas
dalam suatu rangkaian terpadu, sehingga Op-Amp dapat disebut juga rangkaian terpadu (IC=
Integrated Circuit).
G. KESIMPULAN
Penguat Op-Amp inverting (membalik) dapat digunakan sebagai penguat dalam suatu rangkaian
DC maupun AC sederhana. Dimana nantinya akan dihasilkan Vout yang lebih besar dari pada
Vin yang diberikan
H. DAFTAR PUSTAKA
Beauty, dkk. 2009. Jurnal EECC15 Vol III. No. 2. Perancangan rangkaian terpadu penguat
Operasional untuk pengatur Nada. Malang: UB
Bryant, James, dkk. 2004. Op-Amp Application. Oxford: Elsevier
Surjono, HD. 2009. Elektronika Lanjut. Jember: Cerdas Ulet Kreatif
Sutrisno. 1987. Elektronik Terori dan Penerapannya. Bandung : ITB
https://kakauciha.blogspot.com/2017/02/laporan-elektronika-dasar-2-penguat_14.html