Anda di halaman 1dari 31

OPERATIONAL AMPLIFIER

(Laporan Praktikum Elektronika)

Oleh

Mentari Kirana Nariswari


2017041002

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR DAN INTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
Judul Percobaan : Operational Aamplifier

Tanggal Percobaan : 22 November 2021

Tempat percobaan : Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi

Nama : Mentari Kirana Nariswari

NPM : 2017041002

Jurusan : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : I (Satu)

Bandar Lampung, 22 November 2021


Mengetahui,
Asisten

Mei Suryani
NPM.1817041014
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman yang seperti sekarang ini dengan berkembangnya teknologi dan


globalisasi telah merambah kesegala bidang kehidupan manusia tak terkecuali di
bidang elektronika yang perannya sangat penting dalam kehidupan manusia. Salah
satunya Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp memiliki
arti salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik.
Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor
yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk
menghasilkan penguatan yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam
bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan
Penguat Operasional. Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-
Amp dapat terdiri dari hanya 1 (satu) rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari
beberapa rangkaian Op-Amp. Jumlah rangkaian Op-Amp dalam satu kemasan IC
dapat dibedakan menjadi Single Op-Amp, dual Op-Amp dan Quad Op-Amp. Ada
juga IC yang didalamnya terdapat rangkaian Op-Amp disamping rangkaian utama
lainnya. Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input
Inverting dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran).
Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai
kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai
sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai
input keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output. Maka dari
itu sangat penting dilakukan percobaan Operational Amplifier ini bertujuan untuk
lebih memahami pengertian, fungsi dan prinsip kerja dari Operational Amplifier.
B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.


1. Mahasiswa mampu membuat berbagai rangkaian Operational Amplifier
2. Mahasiswa mampu menggunakan rangkaian Operational Amplifier untuk
berbagai kebutuhan.
3. Mahasiswa mampu menganalisa secara perhitungan rangkaian operational
amplifier.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penguat Op-AMP

Penguat operasional adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa


tingkat dan konfigurasi penguat diferensial. Penguat operasional memiliki dua
input (+ dan -) dan satu output serta memiliki penguatan DC yang tinggi dengan
impedansi input (zI) tinggi dalam orde mega ohm (MΩ) dan impedansi output (zo)
rendah sekitar 100Ω. Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional
memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif
(+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground). Tipe-tipe
penguat operasional ini banyak digunakan dalam rang-kaian, karena penguat ini
mempunyai fungsi yang serbaguna, dan mempunyai karakteristik yang ideal.
Rangkaian dasar op-amp terlihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Rangkaian dasar OP-AMP


Dalam penerapannya, seringkali dijumpai penguat model inverting, non-inverting
dan penyangga (buffer). Khusus untuk penguat operasional sebagai buffer atau
penyangga adalah suatu rangkaian yang mengisolasi sinyal input dari suatu beban
oleh tingkat penguatan tegangan yang digunakan, tanpa pembalikan phase dan
berfungsi sebagai sirkuit yang ideal dengan impedansi input yang tinggi dan
impedansi output yang rendah. Tegangan output yang dihasil-kan sama dengan
tegangan input sesuai persamaan 2 :
Vo=V1 ……………………………………………………………….(1)
Sedangkan gambar rangkaian buffer terlihat seperti Gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4. Rangkaian buffer Sistem ini sering dikenal dengan penguat berumpan
balik satu satuan (unity feed back sistem). Dalam sistem ini digunakan Op-Amp
IC 741 karena mempunyai karakteristik yang sangat khas seperti Gain »; Zin »;
Zout « yang dapat memeuhi kebutuhan sebagai komponen pengisolasi yang dapat
diandalkan.+ (I Made Sudana, 2010).

B. Penguat Operational Yang Ideal

Satu penguat operasional atau operational amplifier dalam bahasa Inggris, sering
disingkat sebagai Op-Ar.rp, biasa dikenal sebagai sebuah IC, di mana banyak
transistor digabungkan dalam satu kristal semikonduktor. Dengan memakai
teknologi IC banyak transistor dan komponen elektronik lain bisa digabungkan
menjadi satu komponen dengan berbagai sambungan dan sifat tertentu yang cukup
canggih. Rangkaian Op-Amp dalam IC modern merupakan pendekatan yang baik
untuk sifat Op-Amp ideal. Sifat dari suatu Op-Amp ideal bisa dijelaskan sebagai
berikut. Satu Op-Amp merupakan suatu penguat diferensial dengan penguatan
yang tak berhingga. Satu penguat diferensial adalah suatu penguat yang
mempunyai dua masukan dan voltase pada keluaran tergantung dari perbedaan
potensial antara kedua masukannya. Berarti terdapat persamaan sebagai berikut.
V out =(V input 1−V input 2 ) A……………………………………..(2)
Di mana A adalah faktor penguatan. Karena penguatan A dari Op-Amp tak
berhingga, maka terdapat persamaan untuk Op-Amp:
V out =( V input 1−V input 2 ) ∞ ………………………………….(3)
dapat dilihat bahwa besar dari output menjadi positif tak berhingga ketika input 1
lebih besar daripada input 2 dan besar dari output menjadi negatif tak berhingga
ketika input I lebih kecil daripada input 2. Berarti ketika input 2tinggi, output
rendah, sebab itu input 2 disebut inverting input atau masukan membalik dan
dalam skema rangkaian biasanya ditandai dengan tanda "-", ketika input I tinggi,
output tinggi, sebab itu input I disebut non - inverting input ata,u masukan tak
membalik dan dalam skema rangkaian biasanya ditandai dengan tanda "+". Jelas
bahwa voltase keluaran dari setiap rangkaian terbatas, maka ketika keluaran dari
Op-Amp harusnya positif tak berhingga, keluaran sebenarnya memiliki nilai
maksimal yang bisa tercapai dalam rangkaian Op Amplifier (Richard Blocher,
2004)

C. Karakteristik Op-AMP

Karakteristik Faktor Penguat atau Gain pada Op-Amp pada umumnya ditentukan
oleh Resistor Eksternal yang terhubung diantara Output dan Input pembalik
(Inverting Input). Konfigurasi dengan umpan balik negatif (Negative Feedback) ini
biasanya disebut dengan Closed-Loop configuration atau Konfigurasi Lingkar
Tertutup. Umpan balik negatif ini akan menyebabkan penguatan atau gain menjadi
berkurang dan menghasilkan penguatan yang dapat diukur serta dapat
dikendalikan. Tujuan pengurangan Gain dari Op-Amp ini adalah untuk
menghindari terjadinya Noise yang berlebihan dan juga untuk menghindari respon
yang tidak diinginkan. Sedangkan pada Konfigurasi Lingkar Terbuka atau Open-
Loop Configuration, besar penguatannya adalah tak terhingga (∞) sehingga
besarnya tegangan output hampir atau mendekati tegangan Vcc.

Gambar 2. Closed-loop Configuration dan Open-loop Configuration


Secara umum, Operational Amplifier (Op-Amp) yang ideal memiliki karakteristik
sebagai berikut :
 Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
 Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
 Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
 Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
 Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
 Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Pada dasarnya, kondisi Op-Amp ideal hanya merupakan teoritis dan hampir tidak
mungkin dicapai dalam kondisi praktis. Namun produsen perangkat Op-Amp
selalu berusaha untuk memproduksi Op-Amp yang mendekati kondisi idealnya ini.
Oleh karena itu, sebuah Op-Amp yang baik adalah Op-Amp yang memiliki
karakteristik yang hampir mendekati kondisi Op-Amp Ideal (Anshori, 2017).

D. Resistor

Resistor adalah suatu komponen yang banyak dipakai di dalam rangkaian kompo
input (vi). Kemampuan resistor membatasi kecilnya nilai satuan Ohm (Ω) yang
dimiliki elektronika. Fungsi utamanya adalah membatasi (restrict) aliran arus
listrik. Fungsi lainnya sebagai Resistor (R) pembagi tegangan (voltage divider),
yang menghasilkan tegangan panjar maju (forward bias) dan tegangan panjar
mundur (reverse bias), sebagai pembangkit potensial output (vo), dan potensial.
Merujuk pada hukum Ohm : I = V/R, semakin besar nilai tahanan/resistan (R),
semakin kecil arus (I) yang dapat mengalir. Besar kecilnya nilai satuan Ohm yang
dimiliki oleh resistor dapat dihitung dengan melihat pita (band) warna yang
terdapat pada badan resistor. Mengikuti gambar 10, jika pita pertama berwarna
kuning, pita kedua berwarna ungu, pita ketiga berwarna coklat, pita keempat
berwarna emas, nilai satuan Ohm dari resistor tersebut adalah 47 x 101 = 470
dengan toleransi 5%. Harap diingat, warna kuning menunjukkan angka 4, warna
ungu menunjukkan angka 7, warna coklat menunjukkan angka 1, dengan demikian
faktor pengali = 101 , jika pita ketiga berwarna merah, faktor pengali = 102 ,
demikian seterusnya.

Gambar 3. Resistor
Gambar di atas merupakan gambar resistor (Agah dan Farid, 2013)
III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut

Gambar 4. Sumber Tegangan Searah

Gambar 5. Signal Generator

Gambar 6. Protoboard

Gambar 7. Kabel Penghubung


Gambar 8. Resistor

Gambar 9. IC Op-Amp LM741

Gambar 10. Multimeter

B. Prosedur Percobaan

Rangkaian Penguat Non-Inverting


1. Memperhatikan dan membuat rangkain berikut.

Gambar 13. Rangkaian Penguat Non-Inverting


2. Mengukur dan mencatat actual resistor 1k ohm.
3. Menyambungkan Vp ke titik A, lalu catat nilai Vin dan Vo.
4. Menyambungkan Vp ke titik B, lalu catat nilai Vin dan Vo.
5. Menyambungkan Vp ke titik C, lalu catat nilai Vin dan Vo.
6. Menyambungkan Vp ke titik D, lalu catat nilai Vin dan Vo.
7. Mencatat dan menganalisis hubungan Vout dan Vin

Rangkaian Penguat Inverting

1. Memperhatikan  rangkaian berikut

Gambar 14. Rangkaian Penguat Inverting

2. Mengukur dan mencatat nilai aktual  resistor yang digunakan


3. Menyambungkan Vp ke titik A, lalu catat nilai Vin dan Vo.
4. Menyambungkan Vp ke titik B, lalu catat nilai Vin dan Vo.
5. Mencatat dan menganalisis hubungan Vout dan Vin
6. Memasang generator sinyal sebagai Vin dengan frekuensi 500 Hz, lalu mengatur
generator sinyal sehingga menghasilkan output op-amp 4V peak to peak.
7. Mencatat tegangan Vin peak to peak dan pastikan menyeting osiloskop
menggunakan DC coupling, serta menganalisa hubungan Vout dan Vin.

Rangkaian Summer

1. Membuat rangkaian berikut


2. Menambahkan tegangan yang berbeda pada masing-masing kaki input
3. Memberikan nilai tertentu pada masing-masing resistor sesuia yang diinginkan

Gambar 15. Rangkaian Summer


4. Mengukur dan mencatat nilai aktual resistor yang digunakan
5. Menghubungkan kaki V1,V2 dan V3 dengan tegangan yang berbeda, dan
memperhatikan besaranya output menggunakan multimeter.
6. Memberikan tegangan negative pada kaki V2,dan memperhatikan besarnya
tegangan output.
7. Membuka sambungan dari titik V1, dan memberikan sinyal dengan frekuensi
500 Hz, lalu melihat besarnya sinyal keluaran menggunakan osiloskop.
DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Mukhtar Lutfi. 2017. Modul Pengoperasian Motor ServoUntuk SMK.


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Komplek Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.

Blocher, Richard, 2004. Elektronika Dasar. Andi : Yogyakarta

Sudana, I Made. 2010. Alat Ukur Kadar Air Dalam Tanah (Soil Tester) Berbasis
Mikrokontroler T89C51. Jurnal Teknik Elektro. Vo. 2 No.1.

Sutiagah, Agah dan FaridMulyana. 2013. Teknik Kelistrikan dan Elektronika


Instrumentasi. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan :
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai