Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG

OP-AMP CLOSE LOOP AMPLIFIER

Disusun Oleh:

Muhammad Ghazi Allawie


(4242201074)

Politeknik Negeri Batam


Jurusan Elektro

Prodi Teknologi Rekayasa Elektronika

2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu
jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searah yang memiliki faktor penguatan
sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat diferensial merupakan suatu penguat
yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukannya.

Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling
banyak digunakan adalah rangkaian seri. Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu
memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal tapa perlu
memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya.

Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna..Contoh penggunaan
penguat operasional adalah untuk operas matematika sederhana seperti penjumlahan dan
pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti
komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta pengembangan alat komunikasi

Selain itu aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang elektronika audio, pengatur
tegangan de, tapis aktif. penyearah presisi, pengubah analog digital dan pengubah digital ke analog,
pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci. kendali otomatik, computer analog,
elektronika nuklir, dan lain-lain

1.2 Tujuan
 Menjelaskan Pengertian Operational Amplifier.
 Menjelaskan Bentuk dan Simbol Operational Amplifier.
 Menjelaskan Karakteristik Op-amp.
 Menjelaskan Macam-Macam Op-Amp.
 Menjelaskan Prinsip Kerja Op-Amp.
 Menjelaskan Pengaplikasian Penguat Inverting dan Non Inwxting.
1.3 Manfaat
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari mempelajari op amp closed-
loop amplifier, yaitu:

1. Pemahaman yang mendalam tentang operasional amplifier (op amp):


Mempelajari op amp closed-loop amplifier akan memberikan pemahaman yang
lebih dalam tentang karakteristik, prinsip kerja, dan kegunaan operasional
amplifier. Anda akan belajar tentang parameter op amp, seperti penguatan
tegangan, impedansi input/output, dan tingkat distorsi.

2. Desain rangkaian elektronik yang presisi:


Op amp closed-loop amplifier merupakan rangkaian yang sangat fleksibel dan
sering digunakan dalam desain rangkaian elektronik presisi, seperti dalam
aplikasi yang membutuhkan penguatan sinyal yang akurat dan stabil. Dengan
mempelajari op amp closed-loop amplifier, Anda akan dapat merancang dan
mengoptimalkan rangkaian dengan memperhatikan faktor-faktor seperti
penguatan, impedansi, dan stabilitas.

3. Analisis sinyal:
Dalam mempelajari op amp closed-loop amplifier, Anda akan belajar tentang
analisis sinyal dan karakteristiknya dalam domain waktu dan frekuensi. Anda
akan memahami bagaimana op amp closed-loop amplifier dapat digunakan
untuk memanipulasi, mengubah, atau mengolah sinyal masukan menjadi sinyal
keluaran yang diinginkan.

4. Pemecahan masalah:
Pemahaman yang baik tentang op amp closed-loop amplifier akan
mempersenjatai Anda dengan keterampilan pemecahan masalah yang kuat.
Anda akan dapat menganalisis dan memecahkan masalah yang terkait dengan
penguatan sinyal, distorsi, atau stabilitas dalam rangkaian op amp.

5. Aplikasi luas dalam elektronika:


Op amp closed-loop amplifier digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi
elektronika, termasuk dalam sistem audio, instrumen pengukuran, komunikasi,
kontrol, dan elektronika industri. Dengan mempelajari op amp closed-loop
amplifier, Anda akan mendapatkan pemahaman yang berharga dalam
mengaplikasikan dan mengintegrasikan op amp dalam berbagai konteks aplikasi
ini.

6. Pengembangan karir:
Pengetahuan dan keterampilan dalam memahami dan merancang op amp
closed-loop amplifier dapat menjadi aset yang berharga dalam karir di bidang
elektronika, desain rangkaian, atau industri yang berkaitan dengan teknologi dan
sinyal. Kemampuan untuk merancang dan menganalisis rangkaian dengan op
amp closed-loop amplifier akan memberikan keunggulan kompetitif dalam
bidang pekerjaan dan pengembangan profesional.

Dengan demikian, mempelajari op amp closed-loop amplifier dapat memberikan


manfaat yang luas dalam pemahaman elektronika, desain rangkaian presisi,
analisis sinyal, pemecahan masalah, aplikasi luas dalam elektronika, dan
pengembangan karir di bidang teknologi dan sinyal.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Operational Amplifier

Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC
Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor,
Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi schingga memungkinkannya untuk
menghasilkan Gain (penguatan) yang. tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia,
Op-Amp atauOperational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.

Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-Amp dapat terdiri dari hanya 1 (satu)
rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari beberapa rangkaian-Op-Amp. Jumlah rangkaian Op-Amp
dalam satu kemasan IC dapat dibedakan menjadi Single Op-Amp, dual Op-Amp dan Quad Op-Amp. Ada
juga IC yang didalamnya terdapat rangkaian Op-Amp disamping rangkaian utama lainnya.

Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input Inverting dan satu Input
Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran). Sebuah Op-Amp juga memiliki dua koneksi catu
daya yaitu satu untuk catu daya positif dan satu lagi untuk catu daya negatif. Bentuk Simbol Op-Amp
adalah Segitiga dengan garis-garis Input, Output dan Catu dayanya seperti pada gambar dibawah ini.
Salah satu tipe IC Op-Amp yang populer adalah IC 741.
2.2 Bentuk Dan Simbol Operational Amplifier

Berikut dibawah ini adalah simbol dan bentuk IC Op-Amp

Simbol Op-Amp Konfigurasi Pin IC Op-Amp

Bentuk IC OP-AMP

Terminal yang terdapat pada Simbol Op-Amp (Operational Amplifier/penguat operasional) diantaranya
adalah :

1. Masukan non-pembalik (Non-Inverting) +


2. Masukan pembalik (Inverting) -
3. Keluaran Vout
4. Catu daya positif + V
5. Catu daya negatif -V

Simbol op-amp standar dinyatakan dengan sebuah segitiga, seperti tampak pada Gambarl. Terminal-
terminal masukan ada pada bagian atas segitiga. Masukan membalik dinyatakan dengan tada minus (-).
Tegangan DC atau AC yang dikenakan pada masukan in akan digeser fasanya 1800 pada keluaran.
Masukan tak membalik dinyatakan dengan tanda plus (+). Tegangan DC atau AC yang diberikan pada
masukan ini akan sefasa dengan keluaran. Terminal keluaran diperlihatkan pada bagian puncak segitiga.
Terminal-terminal catu dan kaki-kaki lainnya untuk kompensasi frekuensi atau pengaturan nol
diperlihatkan pada sisi atas dan sisi bawah segitiga. Kaki-kaki ini tidak selalu diperlihatkan dalam
diagram skematis, tapi secara implisit sudah dinyatakan Hubungan daya mudah dipahami, hubungan-
hubungan kaki lainnya belum tentu terpakai semuanya.
2.3 Karakteristik Op-Amp

Karakteristik Faktor Penguat atau Gain pada Op-Amp pada umumnya ditentukanoleh Resistor
Eksternal yang terhubung diantara Output dan Input pembalik (Inverting Input). Konfigurasi dengan
umpan balik negatif (Negative Feedback) ini biasanya disebut dengan Closed-Loop configuration atau
Konfigurasi Lingkar Tertutup. Umpan balik negatif in akan menyebabkan penguatan atau gain menjadi
berkurang dan menghasilkan penguatan yang dapat diukur serta dapat dikendalikan. Tujuan pengurangan
Gain dari Op-Amp ini adalah untuk menghindari terjadinya Noise yang berlebihan dan juga untuk
menghindari respon yang tidak dinginkan. Sedangkan pada Konfigurasi Lingkar Terbuka atau Open-
Loop Configuration, besar penguatannya adalah tak terhingga (co) sehingga besarya tegangan output
hampir atau mendekati tegangan Vcc.

Secara umum, Operational Amplifier (Op-Amp) yang ideal memiliki karakteristik


sebagai berikut :
• Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
• Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
• Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
• Impedansi Output (Output Impedance) atau Zout = 0 (nol)
• Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = co (tak terhingga)
• Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Pada dasarnya, kondisi Op-Amp ideal hanya merupakan teoritis dan hampir tidak mungkin
dicapai dalam kondisi praktis. Namun produsen perangkat Op-Amp selalu berusaha untuk
memproduksi Op-Amp yang mendekati kondisi idealnya ini. Oleh karena itu, sebuah Op-Amp
yang baik adalah Op-Amp yang memiliki karakteristik yang hampir mendekati kondisi Op-Amp
Ideal.

2.4 Macam–Macam Op-Amp

Op-amp memiliki berbagai macam jenis dan tipenya berdasarkan rangkaiannya.


Berikut ini akan dijelaskan beberapa tipe op-amp yang biasa digunakan:

2.4.1. Penguat Pembalik (Inverting Amplifier)

Penguat ini dinamakan penguat inverting karena masukan dari penguat tersebut adalah
masukan non inverting dari Op Amp. Sinyal keluaran yang dihasilkan ole penguat jenis
in sefasa dengan sinyal masukannya. Gambar 3 menunjukkan rangkaian dari penguat
inverting.

Penguat in memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran memiliki beda fasa sebesar 180°.
Pada rangkaian penguat yang ideal memiliki syarat bahwa tegangan masukan sama
dengan 0 dan impedansi masukan tak terhingga.Sehingga dari rangkaian tersebut dapat
diperoleh rumus penguat adalah sebagai Berikut:
Substitusi persamaan (2) dan (3) ke persamaan (1)sehingga diperoleh:

Tanda (-) negatif menunjukan terjadi pembalikan pada keluarannya atau memiliki beda
fasa sebesar 180 dengan masukannya .

2.4.2. Penguat Non Inverting

Penguat in dinamakan penguat non inverting karena masukan dari penguat

tersebut adalah masukan non inverting dari Op Amp. Sinyal Keluaran yang

dihasilkan oleh penguat jenis ini sefasa dengan sinyal masukannya. Gambar 4.
menunjukkan rangkaian dari penguat non inverting

Penguat tersebut dinamakan penguat non-inverting karena masukan dari penguat


tersebut adalah masukan non-inverting dari Op Amp. Tidak seperti penguat

inverting, sinyal keluaran penguat jenis in sefasa dengan sinyal masukannya.

Seperti pada rangkaian penguat inverting syarat ideal sebuah penguat adalah
tegangan masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak terhingga. sehingga

dari rangkaian tersebut dapat diperoleh rumus penguat adalah sebagai berikut :
2.5 Prinsip Kerja Op-Amp

Prinsip kerja Operational Amplifier (Op-Amp) adalah dengan membandingkan


nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting). Intinya jika kedua input
bernilai sama maka output Op-amp tidak ada atau sama dengan Nol dan apabila
terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op-amp akan memberikan
tegangan output.

2.6 Pengaplikasian Penguat Inverting dan Non Inverting

Amplifier pembalik memiliki gain yang lebih tinggi. Dalam membalikkan


penguat, input dan output berada di luar fase 180 derajat, penguat pembalik
sebagian besar digunakan dalam rangkaian osilator untuk memenuhi kriteria
barkaushen sehingga dihasilkan osilasi berkelanjutan.

Di sisi lain, amplifier non-pembalik digunakan sebagai buffer untuk


pencocokan impedansi dimana beban impedansi rendah dapat dihubungkan ke
sumber impedansi tinggi sehingga tidak ada distorsi pada output amplifier karena
ketidakcocokan impedansi.
Catatan: Semua amplifier dirancang untuk memiliki impedansi input yang
tinggi dan impedansi keluaran yang rendah schingga pencocokan impedansi sangat
diperlukan dalam kasus amplifier bertingkat dan amplifier bertingkat.
Ketika OPAMP digunakan dalam loop tertutup, ada hubungan linear antara
input dan output.
Keuntungan OPAMP dalam mode pembalik diberikan oleh - (Rf / Ri) di
mana R$ adalah resistor umpan balik dan Ri adalah resistor input. Tanda negatif
adalah karena pergeseran fasa 180 derajat antara input dan output. Mode pembalik
memberikan semua keuntungan dari umpan balik negatif. Terlebih lagi dalam mode
pembalik memberikan landasan virtual. Impedansi input dalam mode in sangat
tinggi. Oleh karena itu dalam mode pembalik, OPAMP digunakan sebagai penguat
tegangan.

Dalam mode non inverting, gain diberikan oleh (1 + (Rf / Ri)). Karena umpan
balik positif, OPAMP dapat digunakan sebagai osilator. Dalam mode ini, OPAMP
digunakan sebagai pengikut tegangan. Antara input dan output, kabel terhubung
(antara terminal output dan inverting) dan tegangan diterapkan pada non inverting
dan ground.
Keuntungan dari impedansi input tinggi diperoleh dalam mode ini. Karena
impedansi input yang tinggi, sumber dan beban disolasi.
Ada banyak aplikasi OPAMP dalam mode loop terbuka sebagai detektor zero
crossing dan banyak lagi:
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

- Power Supply DC (1 Buah) - Komparator (1 Buah)

- Multimeter Digital (2 Buah) - LED (2 Buah)

- Resistor 330Ω (1 Buah) - Kabel (Secukupnya)

3.2 Gambar Rangkaian

Gambar 5 Rangkaian Close Loop Op-Amp


3.3 Langkah Praktikum

- Membuat rangkaian seperti gambar ke-5

- Mengatur tegangan input inverting dan non-inverting

- Mengamati perbandingan antara tegangan inverting dan non-inverting

- Memahami hasil perbandingan antara tegangan inverting dan non inverting


BAB IV

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Praktikum

GAMBAR 4.1.1 Rangkaian Inverting


GAMBAR 4.1.2 Non-inverting

4.2 Pembahasan

Pada gambar 4.1.1 adalah rangkaian penguat inverting karena bisa kita lihat bahwa tegangan
inverting lebih tinggi daripada tegangan non-inverting sehingga menghasilkan output bernilai 0
dan menghidupkan led yang katodanya terhubung pada output op-amp dan anodanya terhubung
pada positif sumber, pada rangkaian ini arusnya mengalir masuk menuju output op-amp.

Pada gambar 4.1.2 adalah rangkaian penguat non-inverting karena bisa kita lihat bahwa tegangan
inverting lebih tinggi daripada tegangan non-inverting sehingga menghasilkan output yang sama
atau hampir sama dengan tegangan sumber dan menghidupkan led yang anodanya terhubung
pada output op-amp dan katodanya terhubung pada negatif sumber, pada rangkaian ini arusnya
mengalir keluar dari output op-amp.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum diatas dapat diambil kesimpulan yaitu:

- Jika nilai input inverting lebih tinggi dari input non-inverting maka output pada op-
amplifier adalah 0, dan jika nilai input non-inverting lebih tinggi dari input inverting maka
output pada op-amplifier adalah sama atau mendekati tegangan sumber.

- Rangkaian ini dapat digunakan sebagai rangkaian pembandingan atau penstabil tegangan apabila kita
menginginkan tegangan yang tetap tidak berubah-ubah.
contoh :Line Follower

5.2 Saran

Bedasarkan hasil dari praktikum diatas disarankan agar selalu memeriksa komponen sebelum
dipakai, membaca materi dan data sheet sebelum melakukan praktikum serta melakukan
praktikum dengan hati-hati dan teliti agar komponen tidak cepat rusak atau short.
Daftar Pustaka;

Malvino, Albert. Paul. 2004. PRINSIP-PRINSIP ELEKTRONIKA. Jakarta.


Penerbit Salemba Teknika

Nilsson, James W. 1986.ELECTRIC CIRCUIT. Canada:ADDISSON WESLEY


Sutanto. 1994. Rangkaian Elektronika. Jakarta:Seri Catatan Kuliah

Anda mungkin juga menyukai