Anda di halaman 1dari 30

September 03, 2014

FUNGSI OP AMP ELEKTRONIKA

IC OP AMP
ELEKTRONIKA 3A

Awal dari penggunaan penguat operasional adalah tahun 1994-an, ketika sirkuit elektronika dasar dibuat
dengan menggunakan tabung vakum untuk melakukan operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, integral, dan turunan. Istilah penguat operasional itu sendiri baru digunakan pertama kali
oleh John Ragazzini dan kawan - kawan dalam sebuah karya tulis yang dipublikasikan pada tahun 1947.

A. Pengertian OP AMP
OP AMP adalah singkatan dari operasional amplifier merupakan salah satu komponen analog yang sering
digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. IC OP AMP adalah piranti solid-state yang mampu
mengindra dan memperkuat sinyal, baik sinyal DC maupun sinyal AC .

adapun aplikasi OP AMP yang pling sering di gunakan adalah:


-rangkaian inverting
-non inverting
-integrator
-differensiator

Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat
elektronika dengan sambatan (coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor penguatan atau dalam bahasa
Inggris: gain) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional pada umumnya tersedia
dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah seri.

Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna. Contoh penggunaan penguat
operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap
tegangan listrik hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan
distorsi rendah.

Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik
penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya.

B. fungsi OP AMP

Fungsi op amp adalah sebagai penguat dan pengindra sinyal masukkan baik DC maupun AC juga sebagai
penguat differensiasi impedansi masukkan tinggi, penguat keluaran impedansi rendah. op amp banyak
digunakan dalam perangkat elektronik sebagai penguat ,sensor, mengeraskan suara, menguatkan sinyal, dan
mengitegrasikan sinyal.

Karakteristik penguat operasional ideal adalah:

1. Bati tegangan tidak terbatas.

2. Impedansi masukan tidak terbatas.

3. Impedansi keluaran nol.

4. Lebar pita tidak terbatas.


5. Tegangan ofset nol (keluaran akan nol jika masukan nol)

Gambar karakteristik penguat ideal :

Bentuk IC OP AMP :

Pada Op amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif dan feedback positif
dimana feedback negatif pada op amp memegang peranan penting . secara umum ,feedback positif akan
menghasilkan osilasi sedangkan feedback negatif menghasilkan penguatan yang dapat diukur.

Simbol penguat operasional pada rangkaian :

1. Masukan non-pembalik V+
2. Masukan pembalik V_
3. Keluaran Vout
4. Catu daya positif Vs+
5. Catu daya negatif Vs-
C. Karakteristik Dasar OP AMP

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya Op-amp adalah sebuah differential
amplifier (penguat diferensial), yang mana memiliki 2 input masukan yaitu input inverting (V-) dan input non-
inverting(V+), Rangkaian dasar dari penguat diferensial dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:
Gambar 1 : Penguat Diferensial

Pada rangkaian diatas, dapat diketahui tegangan output (Vout) adalah Vout = A(v1-v2) dengan A adalah
penguatan dari penguat diferensial ini. Titik input v1 dikatakan sebagai input non-iverting, sebab tegangan vout
satu phase dengan v1. Sedangkan sebaliknya titik v2 dikatakan input inverting sebab berlawanan phasa dengan
tengangan vout.

gambar 2 (a) : Diagram Blok Op-Amp

gambar 2 (b) : Diagram Schematic Simbol Op-Amp

Simbol op-amp adalah seperti pada gambar 2 (b) dengan 2 input, non-inverting (+) dan input inverting (-).
Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply (+Vcc dan –Vee) namun banyak juga op-amp dibuat dengan single
supply (Vcc – ground). Simbol rangkaian di dalam op-amp pada gambar 2 (b) adalah parameter umum dari sebuah
op-amp. Rin adalah resitansi input yang nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi output dan
besar resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah nilai penguatan open loop dan nilai idealnya tak
terhingga.

Saat ini banyak terdapat tipe-tipe op-amp dengan karakterisktik yang spesifik. Op-amp standard type 741
dalam kemasan IC DIP 8 pin. Untuk tipe yang sama, tiap pabrikan mengeluarkan seri IC dengan insial atau nama
yang berbeda. Misalnya dikenal MC1741 dari motorola, LM741 buatan National Semiconductor, SN741 dari
Texas Instrument dan lain sebagainya. Tergantung dari teknologi pembuatan dan desain IC-nya, karakteristik satu
op-amp dapat berbeda dengan op-amp lain.

FUNGSI DAN KARAKTERISTIK PENGUAT OPERASIONAL (OP AMP)

Penguat operasional atau op-amp adalah rangkaian elektronik yang dirancang dan dikemas secara khusus sehingga
dengan menambahkan komponen luar sedikit saja dapat dipakai untuk berbagal keperluan. Hingga kini, op-amp yang
dibuat dan komponen-komponen diskrit dan dikemas dalam rangkaian tersebut masih dirasakan begitu mahal oleh para
insinyur atau teknisi yang pernah menggunakannya. Namun, kini dengan teknologi rangkaian terpadu (IC) yang telah
ditingkatkan, op-amp dalam bentuk kemasan IC menjadi jauh lebih murah dan amat luas pemakaiannya.

Pada mulanya op-amp digunakan untuk rangkaian perhitungan analog, rangkaian pengaturan dan instrumentasi. Fungsi
utamanya adalah untuk melakukan operasi linier matematika (tegangan dan arus), integrasi dan penguatan.

Kini op-amp dapat dijumpai di mana saja, dálam berbagai bidang: reproduksi suara, sistem komunikasi, sistem
pengolahan digital, elektronik komersial, dan, aneka macam perangkat hobyist.

Dalam konfigurasinya kita akan menemukan op-amp dengan masukan dan keluaran tunggal, masukan dan keluaran
diferensial, atau masukan diferensial dan keluaran tunggal. Konfigurasi terakhir ini banyak digunakan dalam industri
elektronika.

Konflgurasi ini juga akan dipakai sebagai kerangka landasan dalam modul ini. Setiap orang yang terlibat dalam
elektronika mau tak mau harus memahami kegunaan op-amp, mengetahui karakteristiknya, mampu mengenali
konfigurasi dasar rangkaian op-amp dan mampu bekerjasama dengannya.

APAKAH OP-AMP ITU?

Op-amp IC adalah peranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal masukan baik DC maupun AC.

Op-amp IC yang khas terdiri atas tiga rangkaian dasar, yakni penguat diferensial impedansi masukan tinggi, penguat
tegangan penguatan tinggi, dan penguat keluaran impedansi rendah (biasanya pengikut emiter push-pull).

Penguat Diferensial Sebagai Dasar Penguat Operasional

Penguat diferensial adalah suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua
masukannya. Berikut ini adalah gambar skema dari penguat diferensial sederhana:
Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction Transistor) yang identik / sama persis
sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal,
apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2
dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga Vod = 0.

Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 – V2. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai
sesuai dengan besar penguatan Transistor.

Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade). Keluaran penguat
diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan
total (Ad) adalah hasil kali antara penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial
kedua (Vd2).

Dalam penerapannya, penguat diferensial lebih disukai apabila hanya memiliki satu keluaran. Jadi yang diguankan
adalah tegangan antara satu keluaran dan bumi (ground). Untuk dapat menghasilkan satu keluaran yang tegangannya
terhadap bumi (ground) sama dengan tegangan antara dua keluaran (Vod), maka salah satu keluaran dari penguat
diferensial tingkat kedua di hubungkan dengan suatu pengikut emitor (emitter follower).

Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka keluaran dari pengikut emiter dihubungkan dengan suatu konfigurasi
yang disebut dengan totem-pole. Dengan menggunakan konfigurasi ini, maka tegangan keluaran X dapat berayun secara
positif hingga mendekati harga VCC dan dapat berayun secara negatif hingga mendekati harga VEE.

Apabila seluruh rangkaian telah dihubungkan, maka rengkaian tersebut sudah dapat dikatakan sebagai penguat
operasional (Operational Amplifier (Op Amp)). Penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini akan dilakukan pada sub bab
berikut.

Perhatikan, lazimnya op-amp, memerlukan catu positif dan catu negatif. Karena catunya demikian, tegangan
keluarannya dapat berayun positif atau negatif terhadap bumi.

Karakteristik op-amp yang terpenting adalah:


Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis dapat diabaikan.
Penguatan lup terbuka - amat tinggi.
Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh pembebanan.

Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:

¨ Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ~

¨ Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0

¨ Hambatan masukan (input resistance) RI = ~

¨ Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0

¨ Lebar pita (band width) BW = ~

¨ Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik

¨ Karakteristik tidak berubah dengan suhu

Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkin dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para
pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas.
Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal.
Simbol op-amp standar /dinyatakan dengan sebuah segitiga, seperti tampak pada Gambar diatas. Terminal-terminal
masukan ada pada bagian atas segitiga. Masukan membalik dinyatakan dengan tanda minus (-). Tegangan DC atau AC
yang dikenakan pada masukan ini akan digeser fasanya 180 derajat pada keluaran.

Masukan tak membalik dinyatakan dengan tanda plus (+). Tegangan DC atau AC yang diberikan pada masukan ini akan
sefasa dengan, keluaran. Terminal keluaran diperlihatkan pada bagian puncak segitiga.

Terminal-terminal catu dan kaki-kaki lainnya untuk kompensasi frekuensi atau pengaturan nol diperlihatkan pada sisi
atas dan sisi bawah segitiga. Kaki-kaki ini tidak selalu diperlihatkan dalam diagram skematis, tapi secara implisit sudah
dinyatakan.
Hubungan daya mudah dipahami, hubungan-hubungan kaki lainnya belum tentu. terpakai semuanya.

Tipe op-amp atau nomor produk berada di tengah-tengah segitiga. Rangkaian umum yang bukan menunjukkan op-amp
khusus memiliki simbol-simbol A1, A2, dan seterusnya, atau OP-1, OP-2, dan seterusnya.
Meskipun kita dapat menggunakan op-amp tanpa mengetahui secara tepat apa yang terjadi di dalamnya, tetapi akan
lebih baik bila karakteristik kerjanya kita pahami dengan mempelajari rangkaian internalnya.

Gambar diatas menunjukkan diagram skematis IC op-amp 741 yang populer. Op-amp lainnya tak berbeda. Resistor dan
kapasitor diusahakan sedikit mungkin dalam perancangan IC ini dan kalau mungkin digunakan transistor.

Kapasitor kopling tidak dipakai di sini sehingga rangkaian dapat memperkuat sinyal DC sebagaimana sinyal AC. Kapasitor
30 pF yang diperlihatkan akan memberikan kompensasi frekuensi internal, kelak akan dibicarakan pula dalam bab ini.

Op-amp pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan: penguat diferensial impedansi masukan tinggi, penguat tegangan
berpenguatan tinggi dengan penggeser level (sehingga keluaran dapat berayun positif atau negatio, dan penguat
keluaran impedansi rendah.
*****

FUNGSI OP-AMP

Mode loop terbuka

Idealnya, penguatan op-amp adalah tak berhingga, namun kenyataannya penguatan op-amp hanya mencapai kurang
lebih 200.000 dalam modus lup terbuka. Dalam keadaan demikian tidak ada umpan balik dari keluaran menuju masukan
dan penguatan tegangan (Av) maksimum, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini.

Dalam rangkaian praktisnya, adanya perbedaan tegangan sedikit saja pada masukan-masukannya akan menyebabkan
tegangan keluaran berayun menuju level maksimum catu.

Tegangan maksimum keluaran kurang lebih 90 % tegangan catu, karena. ada jatuh tegangan internal pada op-amp.
(Lihat Gambar skematik dari op amp 741 diatasdan perhatikan komponen Q14, R9, R10, dan Q20).
Keluaran dikatakan berada dalani keadaan saturasi (jenuh), dan dapat dinyatakan (salah satu) sebagai + Vsat atau -Vsat.
Sebagai contoh, rangkaian op-amp dalam modus lup terbuka dengan catu ( 15 V akan menghasilkan ayunan keluaran
antara -13,5 V sampai +13,5 V.

Dengan tipe rangkaian seperti ini op-amp amat tidak stabil, keluaran akan 0 V untuk selisih masukan 0 V juga,tapi bila
ada sedikit beda tegangan pada masukannya, maka keluaran akan berada pada salah satu dari kedua level tegangan di
atas.

Modus lup terbuka terutama dijumpai pada rangkaian pembanding tegangan dan rangkaian detektor level.

Mode loop tertutup

Keserbagunaan op-amp dibuktikan dalam penerapannya pada berbagai tipe rangkaian dalam modus lup tertutup,
seperti diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini.

Komponen luar digunakan untuk memberikan umpan balik keluaran pada masukan membalik. Umpan balik akan
menstabilkan rangkaian pada umumnya dan menurunkan derau.

Penguatan tegangan (Av) akan lebih kecil daripada (<) penguatan maksimum.dalam modus lup terbuka.

Mode penguatan terkontrol

Penguatan lup tertutup harus dapat dikendalikan pada satu nilai tertentu dalam rangkaian praktis.
Dengan menambahkan sebuah resistor Rin pada masukan membalik seperti pada dibawah ini, penguatan op-amp dapat
diatur.

Perbandingan resistansi RF terhaadap Rin menentukan penguatan tegangan rangkaian dan besarya dapat dihitung
dengan rumus :

Rf
Av = ————
Rin

tanda minus menunjukkan bahwa op-amp merupakan. Konfigurasi membalik tanda ini diabaikan dalam perhitungan
misalkan Rin = 10 k( dan RF = 100 k( tegangan masukan 0,01 V akan menghasilkan tegangan keluaran 0,1 V. Bila R ini
diubah menjadi 1 k( maka A, bertambah menjadi 100. Kini tegangan masukan sebesar 0,01 V akan menghasilkan
tegangan keluaran 1V.

Mode penguatan satu

Bila RF dan Rin sama besar, maka Av sama dengan 1, atau penguatannya satu. Hubungan langsung dari keluaran menuju
masukan juga menghasilkan penguatan satu, seperti terlihat pada Gambar dibawah ini.

Dalam konfigurasi tak membalik ini, tegangan keluaran. sama dengan tegangan masukan dan Av, sama dengan + 1.

Berbagai tipe penguatan ini akan digunakan dalam rangkaian rangkaian dasar selanjutnya dalam artikel ini untuk lebih
memperjelas Anda akan fungsi-fungsi op-amp.

Salah satu fungsi yang penting untuk diingat adalah hubungan polaritas masukan terhadap keluaran. Tegasnya,
dikatakan bahwa bila masukan membalik lebih positif dibandingkan dengan masukan tak membalik, maka keluaran akan
negatif. Demikian pula, jika masukan membalik lebih negatif dibandingkan dengan masukan tak membalik, maka
keluaran akan positif. Gambar di bawah ini menunjukkan fungsi yang penting ini, dengan .masukan tak membalik
dibumikan atau nol volt.

*******
KARAKTERISTIK DAN PARAMETER OP-AMP

Jika Anda paham akan karakteristik dan parameter peranti elektronik, tentunya akan lebih mudah bagi Anda untuk
memahami penggunaannya dalam rangkaian. Dengan.mengetahui apa-apa yang bisa diharapkan . dari sebuah op-amp,
Anda akan dibantu dalam merancang dan memperbaiki rangkaian yang menggunakan op-amp.

Pasal ini akan menjelaskan informasi-inforimasi yang bertalian dengan karakteristik dan prameter op amp yang dipakai
dalam rangkaian pada umumnya.

Impedansi masukkan

Idealnya impedansi masukkan op amp adalah tak terhingga, namun dalam kenyataannya hanya mencapai 1 M( atau
lebih, berberapa op amp khusus ada yang memiliki impedansi masukkan 100 M (semakin tinggi impendansi masukkan
semaikin baik penampilan op amp tersebut, pada frekuensi tinggi kapasitansi masukkan op amp banyak berpengaruh
lazimnya kapasitansi ini kurang dari 2 pF, bila sebuah terminal masukkan op amp dibumikan.

Impedansi Keluaran

Idealnya, impedansi keluaran adalah nol. Kenyataannya, berbeda beda untuk setiap op-amp. Impedansi keluaran
bervariasi antara 25 sampai ribuan ohm. Untuk kebanyakan pemakaian, impedansi keluaran dianggap nol, sehingga op-
amp akan dianggap berfungsi sebagai sumber tegangan yang mampu memberikan arus dari berbagai macam beban.
Dengan impedansi masukan yang tinggi dan impedansi keluaran yang rendah op-amp akan berperan sebagai peranti
penyesuai impedansi.

Arus Bias Masukan

Secara teoritis impedansi masukan tak berhingga. besarnya, sehingga seharusnya tak ada arus masukan. Namun, akan
ada sedikit arus masukan, pada khususnya dalam ordo pikoampere sampai mikroampere. Harga rata-rata kedua arus ini
dikenal sebagai arus bias masukan. Arus ini dapat menggoyahkan kestabilan op-amp, sehingga mempengaruhi keluaran.
Pada umumnya makin rendah arus bias masukan, kian rendah pula kelabilannya. Op-amp yang menggunakan transistor
efek medan (FET) pada masukan-masukannya memiliki arus bias masukan terendah.

Tegangan Offset Keluaran

Tegangan offset keluaran (tegangan kesalahan) disebabkan oleh arus bias masukan. Bila tegangan kedua masukan sama
besar, keluaran op-amp akan nol volt. Namun jarang ditemukan kejadian seperti ini, sehingga pada keluarannya
akan ada sedikit tegangan. Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan teknik penolan offset, yaitu dengan menambahkan
arus atau tegangan offset masukan.

Arus Offset Masukan

Kedua arus masukan seharusnya sama besar sehingga tegangan keluarn nol. Tapi ini tidak mungkin, karena itu harus
ditambahkan arus offset masukan untuk menjaga supaya keluaran tetap nol volt. Dengan perkataan lain, untuk.
memperoleh keluaran nol volt, sebuah masukan mungkin menarik arui lebih besar daripada lainnya. Arus offset ini dapat
mencapai 20 mA.

Tegangan Offset Masukan

idealnya, tegangan keluaran op-amp nol manakala tegangan kedua masukan nol. Namun, berkenaan dengan penguatan
op-amp yang tinggi, adanya sedikit ketakseimbangan dalam rangkaian akan mengakibatkan munculnya tegangan
keluaran. Dengan memberikan sedikit tegangan offset pada sebuah masukannya, tegangan keluaran dapat dinolkan
kembali.
Penolan Offset

Ada bermacam-macam cara pemberian tegangan offset masukan untuk menolkan kembali tegangan keluaran. Pabrik-
pabrik op-amp telah memasukkan hal ini ke dalam perhitungan dan dalam. lembaran data mereka telah diberikan
rekomendasi terbaik untuk op-amp-op-amp tertentu. Gambar dibawah ini menunjukkan cara menolkan op-amp yang
khas. Terminal-lerminal offset nol telah diperlihatkan dalam Gambar sebelumnya.

Prosedur berikut menjelaskan urutan kerja penolan tegangan keluaran.

Pastikan bahwa rangkaian telah dilengkapi dengan komponenkomponen yang dihutuhkan, termasuk rangkaian penolan.
(Rangkaian penolan biasanya tidak ditunjukkan dalam diagram skematisnya).

Perkecil sinyal masukan sampai nol. Bila resistor masukan seri kira-kira 1% lebih tinggi daripada impedansi sumber
sinyal, tak perlu diapa-apakan lagi keadaan ini. Bila resistor seri sama atau lebih kecil daripada impedansi sumber,
gantilah setiap sumber Resistor pengatur tegangan-offset dengan resistor yang sepadan dengan impedansinya.

Hubungkan beban pada terminal keluaran.

Masukan catu DC dan tunggulah beberapa menit agar rangkaian mantap keadaannya.

Hubungkan sebuah voltmeter yang peka (mampu memberikan pembacaan beberapa milivolt) atau Osiloskop yang
dikopel DC pada beban untuk membaca tegangan kelu'aran (Vout).

Putarlah resistor variabel sampai Vout terbaca nol.

Lepaskan setiap komponen tambahan pada masukan dan hubungkan kembali masukan-masukan sumber, pastikan tidak
menyentuh resistor pengatur tegangan offset, karena dapat mengubah nilainya.

Pengaruh Temperatur

Perubahan temperatur mempengaruhi semua peranti solid state, tak terkecuali op-amp. Rangkaian DC yang
menggunakan op-amp cenderung lebih rentan terhadap pengaruh ini dibandingkan rangkaian AC.
Perubahan temperatur dapat menyebabkan perubahan arus offset dan tegangan offset, inilah yang disebut geseran.
Drift yang disebabkan oleh temperatur akan mengganggu setiap ketakseimbangan op-amp yang telah diatur
sebelumnya, akibatnya pada keluaran akan terjadi kesalahan.

Kompensasi Frekuensi

Karena penguatan op-amp yang tinggi dan adanya pergeseran fasa antar rangkaian internal, maka pada frekuensi tinggi
tertentu sebagian sinyal keluaran akan diumpankan kembali ke dalam masukan, sehingga terjadi osilasi.

Tidak jarang orang menambahkan kapasitor kompensasi pada op-amp, entah secara internal maupun eksternal,
tujuannya adalah untuk mencegah osilasi ini dengan jalan menurunkan penguatan op-amp ketika frekuensi dinaikkan.

Laju Lantingan

Laju lantingan atau slew rate adalah laju perubahan maksimum tegangan keluaran op-amp. Laju ini dinyatakan sebagai:

Perubahan laju tegangan keluar

g = ——————–––––––––––––––––——

Perubahan waktu

Op-amp 741 serba guna memiliki laju lantingan 0,5 V/(s, yang berarti tegangan keluaran maksimum dapat berubah 0,5 V
dalam I (s. Kapasitansi membatasi kemampuan "pelantingan" ini dan keluaran akan mengalami penundaan setelah
diumpankan masukan, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 7. Lebih kerap lagi, kapasitor kompensasi frekuensi,
entah internal maupun eksternal, menyebabkan pembatasan kemampuan laju lantingan di dalam op amp

Pada frekuensi-frekuensi tinggi atau pada laju perubahan sinyal yang tinggi, pembatasan-laju lantingan lebih sering
terjadi. Laju lantingan adalah parameter penampilan -sinyal besar. Biasanya laju lantingan dinyatakan pada penguatan
satu. Op-amp dengan laju lantingan lebih tinggi memiliki lebar-jalur yang lebih besar.

Tanggapan Frekuensi Penguatan op-amp turun terhadap kenaikan frekuensi. Penguatan yang.diberikan pabrik biasanya
dinyatakan pada nol Hertz atau DC. Gambar 8 menunjukkan kurva penguatan tegangan terhadap tanggapan frekuensi.
Dalam modus lup terbuka, penguatan turun amat cepat sejalan dengan peningkatan frekuensi. Bila frekuensi naik 10 kali
maka penguatan turun menjadi 1/10 kalinya. Titik breakover terjadi pada 70,7% penguatan maksimum. Lazimnya lebar-
jalur dinyatakan pada titik di mana penguatan turun 70,7% dari skala maksimumnya. Karena itu, lebar-jalur lup terbuka
sekitar 10 Hz untuk contoh ini. Untungnya, op-amp biasanya memerlukan umpan balik yang sifatnya degeneratif dalam
rangkaian-rangkaian penguat. Umpan balik inilah yang memperlebar jalur rangkaian. Untuk penguatan lup tertutup
sebesar 100, lebar-jalur meningkat sampai kira-kira 100 kHz. Bila penguatan diturunkan menjadi l0, lebar-jalur akan
melebar menjadi 100 kHz, Titik penguatan satu terjadi pada 1 MHz, titik ini disebut frekuensi penguatan satu. Frekuensi
penguatan satu merupakan titik acuan, pada titik inilah kebanyakan op-amp dinyatakan oleh pabriknya. Perkalian
Penguatan Lebar jalur Perkalian penguatan lebar-jalur atau gain-bandwidth product (GBP) sama saja dengan frekuensi
penguatan satu. Sifat ini tidak hanya memberitahu kita akan frekuensi atas yang bermanfaat, tetapi juga memungkinkan
kita menentukan lebar-jalur lebar-jalur frekuensi) pada suatu nilai penguatan yang diketahui. Sebagai contoh lihat
Gambar dibawah yang menunjukkan kurva tanggapan frekuensi untuk op-amp yang dikompensasi frekuensi, seperti
741), bila Anda mengalikan penguatan dan lebar-jalur dari suatu rangkaian tertentu, hasil yang diperoleh akan sama
dengan frekuensi penguatan satu:

penguatan dan lebar-jalur dari suatu rangkaian tertentu, hasil yang diperoleh akan sama dengan frekuensi penguatan
satu:

GBP = penguatan x lebar-jalur = frekuensi penguatan satu

= 100 x 10 kHz = 1000000 Hz (1 MHz)

atau

GBP = 10 x 100 kHz = 1000000 Hz (1 MHz)

Karena itu bila kita ingin mengetahui batas atas frekuensi atau lebar jalur suatu rangkaian dengan penguatan sebesar
100, tinggal kita bagi saja frekuensi penguatan satu dengan penguatannya:

Frekuensi penguatan satu

Lebar jalur = ——————––––––––––––––

Penguatan

1000000

BW = ———— = 10 Khz

100

Derau

Sebagaimana rangkaian elektronika lainnya, op-amp juga peka terhadap derau. Derau luar dijangkitkan oleh peranti
listrik atau berasal dari derau bawaan komponen-komponen elektronik (resistor, kapasitor, dan sebagainya) yang
beroperasi dalam daerah frekuensi dari 0,01 Hz sampai beberapa MHz.
Derau luar ini dapat ditindas asalkan rangkaian dirakit dengan benar. Derau internal opamp ditimbulkan oleh
komponen-komponen internal, arus bias, dan juga drift. Derau-derau ini ikut diperkuat oleh op-amp, sebagaimana
halnya tegangan offset dan tegangan sinyal. Penguatan derau dinyatakan dalam

penguatan derau = 1 + RF/Rin

Derau internal dapat diperkecil dengan menggunakan resistor masukan seri dan resistor umpan bahk sekecil mungkin
yang masih memenuhi persyaratan rangkaian. Pemintasan resistor umpan balik dengan sebuah kapasitor kecil (3 pF)
juga akan menurunkan penguatan derau pada frekuensi-frekuensi tinggi.

Perbandingan Penolakan Modus Sekutu (CMAR = Common Mode Rejection Ratio)

CMRR adalah suatu sifat yang bertalian dengan penguat diferensial. Bila tegangan-tegangan yang sama fasanya
diumpankan ke dalam masukan-masukan penguat, keluaran akan nol. Hanya perbedaan tegangan pada masukan yang
akan menghasilkan keluaran. Sebagai contoh, sinyal 1020 Hz diberikan pada masukan membalik op-amp, seperti terlibat
pada Gambar dibawah ini. Frekuensi yang sama diberikan pada masukan tak membalik tapi fasanya berbeda 180
derajat.

Ini adalah sinyal diferensial. Tapi, sinyal 1020 Hz tadi telah tercemari oleh derau jala-jala 60 Hz. Sinyal 60 Hz ini sefasa
pada kedua masukannya dan menyatakan sinyal modus sekutu. Penguat diferensial cenderung menolak sinyal modus
sekutu 60 Hz ini sambil menguatkan sinyal diferensial 1020 Hz.

Kemampuan suatu op-amp untuk memperkuat sinval diferensial sambil menindas sinyal modus sekutu disebut
perbandingan penolakan modus sekutu (CMRR). Perbandingan ini dinyatakan dalam :

Ad

CMRR = ————

Acm

Dengan Ad adalah penguatan diferensial dan & Acm adalah penguatan modus sekutu. CMRR biasanya dinyatakan dalam
desibel, dan tinggi nilainya kian baik tingkat penolakannya.

Perlindungan Hubung Singkat

Op-amp dapat menjangkitkan arus yang membahayakan bila keluarannya terhubung singkat ke bumi, +Vc atau -Vc, dari
catu, kecuali bila dilengkapi perlindungan hubung singkat. Transistor Q15 yang diperlihatkan dalam Gambar skema op
amp 741 adalah peranti pembatas arus yang memberikan perlindungan ini. Kebanyakan tipe op-amp belakangan ini
dilengkapi dengan pelindung hubung singkat semacam ini, namun tipe-tipe lama belum dilengkapi.
Pembatasan Listrik

Seperti juga peranti-peranti solid state yang lain, op-amp memiliki kendala-kendala listrik yang tak boleh dilanggar, agar
mereka bekerja dengan benar dan tidak terjadi perusakan. Kendala ini biasanya disebut dengan tarif maksimum absolut.

Catu daya ± V. Tegangan maksimum yang masih aman yang boleh dikenakan pada peranti, termasuk catu positif dan
negatif. Disipasi daya. Besarnya panas yang masih aman yang dapat dilepaskan oleh peranti untuk suatu pengoperasian
yang kontinyu dalam selang waktu yang diberikan

Tegangan masukan diferensial. Tegangan masukan dalam batas aman yang boleh diberikan di antara kedua masukan
tanpa Tegangan masukan. Tegangan maksimum- yang masih dapat diberikan di antara terminal-terminal masukan dan
bumi. Besarnya tegangan masukan ini tak boleh melampaui tegangan catu (biasanya 15 V).

Lama hubung singkat keluaran. Selang waktu op-amp dapat bertahan terhadap, hubung singkat langsung dari terminal
keluaran ke bumi atau ke terminal catu. lainnya.

Kisar temperatur pengoperasian. Daerah temperatur di mana opamp akan bekerja sesuai dengan spesifikasi yang
diberikan. Peranti komersial bekerja pda 0 – 70oC, peranti industri bekerja pada -25 – 85 o C, dan peranti militer bekerja
pada -55 – 125o C.

Kisar temperatur penyimpanan. Batas-batas temperatur penyimpanan yang masih aman, lazimnya -65 – 150o C.
Temperatur kaki. Temperatur di mana peranti dapat bertahan dalarn selang waktu tertentu. ketika proses penyolderan
kaki-kaki terminal sedang berlangsung. Tarif ini biasanya 300o C untuk selang waktu 10- - 60 detik.

A. Karakteristik Op-amp
Op-amp adalah salah satu rangkaian terintegrasi (IC, integrated circuit) yang banyak digunakan pada sistem
instrumentasi, khususnya untuk pembuatan pengkondisi sinyal.

Gambar 1 menunjukkan simbol Op-amp. Op-amp banyak dipilih karena:

1. bentuknya praktis (kecil), tidak memerlukan ruang yang banyak

2. kehandalan tinggi

3. mudah penggunaannya

4. mudah diperoleh di pasaran.

Gambar 1. Penguat Operasional (Op-amp)

(a) Simbol; (b) rangkaian pengganti Op-amp

V+ : masukan tak membalik ; Zin : impedansi input

V : masukan membalik ; Zout : impedansi output

Vo : tegangan keluaran ;A : penguatan loop terbuka

Karakteristik ideal op-amp adalah sebagai berikut:


1. Penguatan loop terbuka tak hingga, sehingga V+ = V.

2. Impedansi input (Zin ) tak hingga, sehingga op-amp tidak menarik arus dari sumber.

3. Impedansi output (Zout ) nol, sehingga tegangan output konstan meskipun beban berubah.

4. Penguatan loop terbuka (A) tak hingga.

Karakteristik real op-amp adalah sebagai berikut:

1. Masukan V+ dan V menghasilkan keluaran Vo =A(V+  V) dimana penguatan loop terbuka A harganya terbatas dan
berbanding terbalik dengan frekuensi. Harga perkalian A.f berkisar antara 0,1 s.d 10 MHz

2. Impedansi masukan terbatas, sekitar 1 M untuk IC bipolar atau 106 M untuk IC-fet

3. Pada saat V+ = V, tegangan output tidak sama dengan nol. Tegangan ini dikenal sebagai tegangan ofset. Tegangan ofset
terjadi karena ketidakseimbangan arus dan tegangan di dalam IC.

4. Masukan V+ dan V tidak mengambil arus bias yang sama. Hal ini juga menimbulkan tegangan ofset.

5. Arus keluaran terbatas, berkisar antara 10mA pada tegangan Vo = 10 Volt.

Selisih antara tegangan tak membalik (V+) dan tegangan tak membalik (V) disebut sebagai tegangan deferensial V = V+

 V. Dari sifat ke-1 diperoleh dimana A besar sekali , sehingga V kecil sekali. Pada diode ideal V = 0 atau V+

= V. Tabel 1 menunjukkan parameter penting yang menunjukkan karakteristik beberapa IC yang banyak digunakan
dalam sistem instrumentasi.
Slew Rate (V/s)
V/T (V/C)

o range (Volt)
Kode Produksi

KETERANGAN
Max Suply (V)
Min Suply (V)
GBW (MHz)
Vofs (mV)

Ib (nA)
Kelas

LM358 BJT 7 7 100 2 1 3 32 3 General purpose

LF 351 FET 7 10 0,2 4 13 5 18 3 General purpose

LM 356 BJT 2 5 0,05 5 10 5 20 3 General purpose

741 BJT 5 10 300 1 0,5 5 18 3 Industry Standard

LM 308A BJT ,05 5 10 1 1 5 15 3 Low offset

TLC 251 BiFET 8 2 0,001 0,12 0,04/4 1 16 3 Low power

LM 318 BJT 4 0,5 15 70 5 20 3 Higher frequency

421 BJT 5 15 10 1 0,5 3 30 3 Quad low power,


high speed

OP 07 BJT 0,01 0,2 3 0,6 0,2 3 18 3 Presicion low


power

B. Penguat Membalik
Gamba 2 . Op-amp sebagai penguat

Skema rangkaian penguat membalik ditunjukkan pada gambar 2a. Dengan menggunakan pendekatan op-amp ideal
maka tidak ada arus yang masuk ke op-amp, sehingga R1 dan R2 membentuk pembagi tegangan. Berlaku persamaan:

(1)

Definisikan parameter A sebagai penguatan loop terbuka, dimana dan G sebagai penguatan loop tertutup

, maka dengan menyelesaikan persamaan (1) akan diperoleh

Vo R1  Vi R1 = Vx (R1 + R2)  Vi(R1 + R2)

Vo R1 + (R1 + R2) =  Vi R2

(R1 A + R1 + R2) =  Vi R2

(2)

Sedangkan R3 berfungsi untuk meminimumkan ofset-DC,

(3)

C. Penguat Tak Membalik


Skema rangkaian penguat tak membalik ditunjukkan pada gambar 2b.

Dengan menggunakan pendekatan op-amp ideal, maka Vx = Vi . Sementara itu R1 dan R2 membentuk pembagi tegangan
sehingga berlaku:
(4)

Untuk mendapatkan tegangan ofset minimum maka harus dipilih R1//R2 = Ri dimana Ri adalah resistnasi input.

Jika R2 dibuat sama dengan nol maka diperoleh penguat tak membalik dengan penguatan satu (gambar 2c). Rangkaian
semamacm ini dikenal sebagai buffer atau penyangga tegangan, memiliki karakteristik: (1) impedansi input sangat tinggi,
(2) impedansi output sangat rendah dan (3) penguatan loop tertutup sama dengan satu.

D. Penguat Deferensial
Skema rangkaiana penguat deferensial ditunjukkan pada gambar 3. Rangkaian ini berguna untuk menguatkan selisih
antara dua tegangan masukan (V2  V1).

Gambar 3. Penguat deferensial

(a) Skema rangkaian

(b) Simbol penguat deferensial

Dengan menggunakan pendekatan diode ideal maka V+ = V = Vx. Op-amp ideal tidak menarik arus dari sumber sehingga
R1 dar R2 membentuk pembagi tegangan, den=mikian juga R3 dan R4. Tegangan Vx jika dihitung dari rangkaian V1 :

Tegangan Vx jika dihutung dari rangkaian V2 :

Solusi dari kedua persamaan di atas adalah:

(5)
Jika dipilih resistor sedemikian rupa sehingga R1 = R3 dan R2 = R4 , maka persamaan 5 menjadi

(6)

Gambar 4. Pengukuran CMRR

(a) pengukuran penguatan Gd

(b) pengukuran penguatan Gc

Untuk mendapatakan tegangan ofset yang minimum maka harus dipilih resistor sedemikian rupa sehingga R1//R2 =
R3//R4

CMRR (Common Mode Rejection Ratio)

Idealnya penguat deferensial hanya menguatkan selisih antara kedua sinyal input (V2  V1) atau ‘deferent-mode signal’.
Namun pada umumnya penguat deferensial juga menguatkan ‘common-mode signal’ yaitu sinyal rata-rata dari kedua
input (V1 + V2)/2. CMRR didefinisikan perbandingan antara penguatan tegangan sinyal deferent-mode terhadap
penguatan tegangan sinyal common-mode. Penguat yang baik mensyaratkan CMRR yang sangat tinggi. Untuk
memperbaiki CMRR penguat deferensial dapat dilakukan dengan menambah penguat non inverting dengan penguatan
satu (G = 1) pada masing-masing input penguat diferensial, sehingga terbentuk penguat instrumentasi (Gambar 5).

Pengukuran CMRR secara sederhana dapat ditunjukkan pada gambar 4. Pertama berikan sinyal input kepada input tak
membalik, sedangkan input membalik digroundkan (Gambar 4a). Hitung penguatan derefent-mode (Gd) dengan
membandingkan hasil pengukuran sinyal output dan sinyal input. Langkah kedua berikan sinyal input bersama-bersama
kepada kedua input penguat deferensial (Gambar 4b). Hitung penguatan Common-mode (Gc) dengan membandingkan
hasil pengukuran sinyal output dan sinyal input. Selanjutnya CMRR dihitung sebagai CMRR = Gd / Gc .

E. Penguat Instrumentasi
Penguat instrumentasi disusun atas tiga buah op-amp seperti ditunjukkan pada gambar 4. Op-amp A1 dan A2 bertindak
sebagai buffer dan A3 sebagai penguat deferensial. Dengan menggunakan pendekatan diode ideal dimana tegangan kaki
membalik V sama dengan tegangan kaki tak membalik (V+) maka tegangan pada R1 merupakan selisih antara V1 dan V2,
dinyatakan dengan V = V1  V2 . Sementara itu arus yang mengalir pada R1 : . Karena op-amp ideal tidak menarik

arus dari sumber maka arus pada R2 sama dengan arus pada R1. Tegangan output masing-masing buffer dapat
dinyatakan dengan:

V1’ = V1 + i.R2 = V1 +
V2’ = V2  i.R2 = V2 

Output kedua buffer ini merupakan input bagi penguat deferensial A3:

(V1’  V2’) = V1 +  V2 +

= (V1  V2) + 2 V

(V1’  V2’) = V (7)

Karena op-amp A3 juga tidak menarik arus dari sumber maka i1 = i2 , i3 = i4 dan Vx = Vy , maka

(8)

Gambar 4. Penguat instrumen-tasi

Dari persamaan i3 = i4 dapat diturunkan persamaan:


(9)

Substitusikan (9) ke (8), diperoleh

(10)

Hubungan input-ouput pada penguat deferensial A3 dapat juga dinyatakan dengan:

Vo = AD (V2’  V1’)

Vo = AD V2’  AD V1’ (11)

dimana AD menyatakan penguatan dari penguat deferensial A3. Dengan membandingkan persamaan (10) dan (11), maka
syarat perlu agar kedua persamaan tersebut mempunyai solusi adalah

Solusi persamaan tersebut adalah

(12)

Pembahasan di atas menunjukkan adanya persyaratan yang harus dipenuhi dalam rangkaian penguat instrumentasi
bahwa perbandingan resistansi R4/R3 dan R6/R5 harus sama.

Selanjutnya dari persamaan (7) dan (11) dapat dicari solusi untuk Vo

Vo = AD (V2’  V1’)
Gambar 6. Optimasi CMRR pada penguat instrumentasi

Karakteristik penguat instrumentasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Impedansi input sangat tinggi.

2. CMRR tinggi.

3. Penguatan sangat besar dan presisi.

Konfihurasi dua buah penguat tak membalik pada bagian input dengan sebuah resistor umpan balik bersama (R1) selain
memberikan impedansi input sangat tinggi juga menyebabkan rangkaian ini mempunyai CMRR yang cukup besar.
Optimasi CMRR dapat dilakukan dengan menambahkan sebuah resistor variabel Rc (Gambar 6). Tunning dapat dilakukan
dengan memberikan input bersama seperti gambar 6, atur Rc sehingga diperoleh Vo yang sekecil mungkin.

F. Komparator
Salah satu aplikasi dari Op-amp yang sangat luas penggunaannya dalam instrumentasi adalah komparator. Rangkaian ini
berguna untuk membandingkan amplitudo dua buah sinyal, jika +Vin dan Vin masing-masing menyatakan amplitudo
sinyal input tak membalik dan input membalik, Vo dan Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan
saturasi, maka prinsip dasar dari komparator adalah

+Vin  Vin maka Vo = Vsat+

+Vin < Vin maka Vo = Vsat

Beberapa tipe komparator yang banyak dijual di pasaran antara lain

LM 311 : single cheap voltage comparator

LM 319 : high speed dual comparator

LM 339 : low power low offset voltage quad comparator

Rangkaian dasar komparator dengan catu tegangan tungggal ditunjukkan pada gambar 1a, rangkaian yang lebih lengkap
(gambar 1b) menggunakan catu tegangan ganda dan rangkaian balance untuk memperbaiki unjuk kerja terutama jika
bekerja dengan input frequensi rendah. Rs dan Rs’ sebesar 10k s.d 100 k jika input dihubungkan pada jaringan resistip.
Pada Vin tertentu perlu dipasang C1 antara 100 pF s.d 1000 pF untuk mendapatkan output yang lebih baik. Trimpot 5k
befungsi sebagai umpan balik positip, jika tidak dipasang maka pin 5 dan 6 harus dihubung singkat.
Gambar 7 Rangkaian komparator

(a) komparator dengan supply tegangan tunggal

(b) komparator dengan rangkaian balance

A. PENGERTIAN OP-AMP

Penguat operasional (bahasa Inggris: operational


amplifier) atau yang biasa disebut op-amp
merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan
Hambatan (bahasa Inggris: coupling) arus searah
yang memiliki bati (faktor penguatan atau dalam
bahasa Inggris: gain) sangat besar dengan dua
masukan dan satu keluaran. Penguat operasional
pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit
terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah seri 741.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna. Contoh penggunaan
penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan
pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti
komparator dan osilator dengan distorsi rendah.
Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang mendekati
karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di
dalamnya.

B. KARAKTERISTIK OP/AMP

Karakteristik penguat operasional ideal adalah :


1) Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = 
2) Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
3) Hambatan / Impedansi masukan (input resistance) RI = 
4) Hambatan / Impedansi keluaran (output resistance) RO = 0
5) Lebar pita (band width) BW = 
6) Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
7) Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkin dapat dicapai
dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang
memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik
harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu
persatu tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp.

1. Penguatan Tegangan Lingkar Terbuka


Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan diferensial
Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang diterapkan padanya
seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal, penguatan tegangan lingkar terbuka adalah:

AVOL = Vo / Vid = 
AVOL = Vo/(V1-v2) = 

Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan
masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk
divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti
adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid. Dalam
kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB).

Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang
diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang
amplitudonya sangat kecil.

2. Tegangan Ofset Keluaran


Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga tegangan keluaran dari
Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga
VOO = 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR
(common mode rejection) ideal.

Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan


dalam penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset V OO biasanya berharga
sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan umpan balik maka harga VOO akan menjadi
cukup besar untuk menimbulkan saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu
diterapakan tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan
Vid = 0, tegangan keluaran VO juga = 0.

3. Hambatan Masukan
Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di antara
kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak berhingga. Tetapi
dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah antara 5 k hingga 20 M,
tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan
balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka
hambatan masukan Op Amp akan meningkat.

Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan.
Semakin besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam
menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar, maka
sumber sinyal masukan tidak terbebani terlalu besar.

4. Hambatan Keluaran
Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam
yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan
keluaran RO Op Amp adalah = 0. Apabula hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op
Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran
yang kecil sangat diharapkan.

Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm
hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka
harga hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal.

5. Lebar Pita
Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana tegangan
keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat amplitudo
tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga. Tetapi
dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan.
Sebagian besar Op Amp serba guan memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya
diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp yang
khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp jenis ini juga harus
didukung komponen eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat bekerja
dengan baik.

6. Waktu Tanggapan
Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran
untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0
detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah.

Tetapi dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak
langsung berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro
detik hal ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah
perubahan masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi
kondisi steady state. Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.

7. Karakteristik Terhadap Suhu


Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya
apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal, karakteristiknya tidak
berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp pada
umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan.

C. RANGKAIAN DASAR OP/AMP


. Aplikasi Penguat Operasional :

1. Pembanding (Comparator)
Comparator adalah penggunaan op amp sebagai pembanding antara tegangan yang masuk
pada input (+) dan input (-).

Jika input (+) lebih tinggi dari input (-) maka op amp akan mengeluarkan tegangan positif
dan jika input (-) lebih tinggi dari input (+) maka op amp akan mengeluarkan tegangan negatif.
Dengan demikian op amp dapat dipakai untuk membandingkan dua buah tegangan yang berbeda.

Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya untuk


menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi.

di mana Vs adalah tegangan catu daya dan penguat operasional beroperasi di antara + Vs dan −
Vs.)

2. Penguat Pembalik (Inverting)


Penguat pembalik adalah penggunanan op amp sebagai penguat sinyal dimana sinyal
outputnya berbalik fasa 180 derajat dari sinyal input.

ditempatkan di antara masukan non-pembalik dan bumi. Walaupun tidak dibutuhkan, hal
ini mengurangi galat karena arus bias masukan.
Bati dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu:

Tanda negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan.

3. Penguat tidak membalik (Non Inverting)


Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier) merupakan penguat sinyal dengan
karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input.
Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) dapat dibangun menggunakan penguat
operasional, karena penguat operasional memang didesain untuk penguat sinyal baik membalik
ataupun tak membalik. Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat
isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi
masukan dari rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) berharga sangat tinggi
dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm.

Rangkaian diatas merupakan salah satu contoh


penguat tak-membalik menggunakan sumber tegangan DC simetris. Dengan sinyal input yang
diberikan pada terminal input non-inverting, maka besarnya penguatan tegangan rangkaian
penguat tak membalik diatas tergantung pada harga Rin dan Rf yang dipasang. Besarnya
penguatan tegangan output dari rangkaian penguat tak membalik diatas dapat dituliskan dalam
persamaan matematis sebagai berikut:
Apabila besarnya nilai resistor Rf dan Rin rangkaian penguat tak membalik diatas sama-
sama 10KOhm makabesarnya penguatan tegangan dari rangkaian penguat diatas dapat dihitung
secara matematis sebagai berikut:

4. Penguat Differensial

Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang telah dikalikan
dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu sebesar Rf/R1 untuk R1 = R2
dan Rf = Rg. Penguat jenis ini berbeda dengan diferensiator. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:

5. Differensiator
Kalau komponen C pada rangkaian penguat inverting di tempatkan di depan, maka akan
diperoleh rangkaian differensiator. Dengan analisa yang sama seperti rangkaian integrator, akan
diperoleh persamaan penguatannya :

Vout = -RC dvin/dt ...(7)

Rumus ini secara matematis menunjukkan bahwa tegangan keluaran v out pada rangkaian
ini adalah differensiasi dari tegangan input vin. Contoh praktis dari hubungan matematis ini
adalah jika tegangan input berupa sinyal segitiga, maka outputnya akan mengahasilkan sinyal
kotak.

Bentuk rangkain differensiator adalah mirip dengan rangkaian inverting. Sehingga jika
berangkat dari rumus penguat inverting G = -R2/R1 dan pada rangkaian differensiator diketahui
R2 = R dan R1 = Zc = 1/ωC maka jika besaran ini disubtitusikan akan didapat rumus penguat
differensiator

G(ω) = -ωRC …(8)

Dari hubungan ini terlihat sistem akan meloloskan frekuensi tinggi (high pass filter),
dimana besar penguatan berbanding lurus dengan frekuensi. Namun demikian, sistem seperti ini
akan menguatkan noise yang umumnya berfrekuensi tinggi. Untuk praktisnya, rangkain ini dibuat
dengan penguatan dc sebesar 1 (unity gain). Biasanya kapasitor diseri dengan sebuah resistor
yang nilainya sama dengan R. Dengan cara ini akan diperoleh penguatan 1 (unity gain) pada nilai
frekuensi cutoff tertentu.

Mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan terhadap waktu dengan persamaan:

di mana Vin dan Vout adalah fungsi dari waktu. Pada dasarnya diferensiator dapat juga
dibangun dari integrator dengan cara mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak
dilakukan karena harga induktor yang mahal dan bentuknya yang besar. Differensiator dapat juga
dilihat sebagai tapis pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif.

Contoh Soal Menghitung Rangkaian Op-Amp Pembalik


Contoh soal
1. Sebuah rangkaian op-amp pembalik seperti gambar di bawah memiliki nilai-nilai yaitu:
tahanan feed back = 330 kΩ; tahanan input = 1 kΩ; dan tegangan input = 17 mV. Hitung berapa
perolehan tegangan (Av), tegangan output (Vout) dan tegangan catu daya (Vcc) pada rangkaian
tersebut?

Penyelesaian:
Diketahui:
Rf = 330 kΩ = 330.000 Ω
Rin = 1 kΩ = 1.000 Ω
Vin = 17 mV = 0,017 V
Av = − Rf ÷ Rin = − 330.000 ÷ 1.000 = − 330
Vout = Av × Vin = − 330 × 0,017 V = − 5,61 V

Apabila input yang diberikan adalah +17 mV, maka output yang dihasilkan adalah − 5,61 V. Hal ini
mengasumsikan bahwa tegangan catu daya (Vcc) yang digunakan memungkinkan output bergerak mencapai
nilai itu. Sebuah catu daya ±6V terlalu kecil untuk itu, oleh karenanya membutuhkan catu daya dengan rating
tegangan setidaknya ±8V (atau sekitar ±150% × Vout), untuk menguatkan tegangan input sebesar 17 mV.

Sehingga diperoleh Av = − 330; Vout = − 5,61 V; Vcc = ±8 V.


2. Rangkaian seperti gambar contoh soal 1, diketahui: Rin = 4k7Ω; Rf = 220 kΩ; dan Vin = 50
mV. Hitung Av, Vout dan Vcc.
Penyelesaian:
Av = − Rf ÷ Rin = − 220.000 ÷ 4.700 = − 46,8
Vout = Av × Vin = − 46,8 × 0,050 V = − 2,34 V
Vcc = ±150% × Vout = ±150% × −2,34 V = ±3,51 V

maka didapatkan Av = − 46,8; Vout = −2,34 V; Vcc = ±3,51 V.

BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan :

1. Operational Amplifier atau yang biasa disingkat Op-Amp adalah salah satu komponen analog
yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi elektronika.

2. Aplikasi Ap-Omp yang sering digunakan adalah aplikasi rangkaian inverter, non-inverter,
diferensiator, dan integrator.

3. Pada dasarnya Op-amp adalah sebuah Differntial Amplifier yang memiliki 2 input masukan
yaitu input inverting (V-) dan input non-inverting (V+).

4. Beberapa penggunaan umum dari penguat operasional dalam contoh sirkuit:


a. Komparator (pembanding)
b. Penguat pembalik
c. Penguat non-pembalik
d. Diferensial

Anda mungkin juga menyukai