Anda di halaman 1dari 11

ORBITH VOL. 13 NO.

1 Maret 2017 : 43 – 50

PENERAPAN DARI OP-AMP (OPERATIONAL AMPLIFIER)

Oleh : Lilik Eko Nuryanto


Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto. SH, Tembalang Semarang

Abstrak

Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op-Amp) adalah penguat diferensial yang memiliki
penguatan yang sangat tinggi. Op-Amp tersebut diproduksi secara masal dalam bentuk rangkaian
terpadu dan karena itu harganya murah. Kegunaan dari Op-Amp berasal dari sifat dasar rangkaian
umpan balik yang dengan jumlah besar umpan balik negatifnya, kinerja dari rangkaian tersebut benar-
benar ditentukan oleh komponen umpan baliknya. Rangkaian Op-Amp dianalisis dengan akurasi yang
baik tanpa menggunakan teori umpan balik dengan mengasumsikan bahwa Op-Amp tersebut adalah
ideal. Kehadiran Op-Amp ideal dalam rangkaian penguat membatasi arus dan tegangan diferensial pada
terminal input Op-Amp keduanya menjadi nol. Sebuah rangkaian Op-Amp dasar dan sangat berguna
adalah penguat tegangan pembalik ( (interting voltage amplifier). Rangkaian dasar lain Op-Amp adalah
penguat tegangan non-pembalik (non-inverting voltage amplifier). Rangkaian ini memberikan amplifikasi
tanpa membalik gelombang sinyal.
Kata Kunci : Operational Amplifier, Op-Amp, inverting, non-inverting voltage amplifier, buffer,
feedback, summing, integrator, differensiator

1. Pendahuluan dahulu beberapa sifat-sifat Op-Amp ideal,


1.1. Teori Dasar Op-Amp yaitu :
Penguat Operasional atau Operational a. Perbedaan tegangan input (Vdm) = 0
Amplifier (biasa dikenal dengan Op-Amp) b. Arus input Op-Amp (ia) = 0
merupakan sebuah komponen elektronika c. Penguat lingkar terbuka (AVOL) tak
yang tersusun dari resistor, diode, dan berhingga.
transistor. Penyusunan dari Op-Amp d. Hambatan keluaran lingkar terbuka
tersebut disusun dalam sebuah rangkaian (Ro,ol) nol.
yang terintegrasi atau yang biasa dikenal e. Hambatan masukan lingkar terbuka
dengan Integrated Circuit (IC). Op-Amp (Ri,ol) tak berhingga.
dalam aplikasinya biasa digunakan sebagai f. Lebar pita (bandwidth) tak berhingga
penguat. atau ∆f tak berhingga
g. Common Mode Rejection Ratio
Pada rangkaian, Op-Amp biasa (CMRR) tak berhingga.
dilambangkan seperti pada gambar 1. Pada Op-Amp yang digunakan pada makalah ini,
gambar 1 dapat dilihat bahwa terdapat dua yaitu Op-Amp dengan tipe LM-741. Pada
buah input, yaitu input inverting dan non- Tabel 1 dapat dilihat perbandingan antara
inverting. Pada gambar 1 tersebut, terdapat Op-Amp ideal dengan LM-741.
pula dua sumber masukan sebagai sumber
daya dari Op-Amp tersebut, yaitu tegangan Tabel 1. Perbandingan Op-Amp ideal
positif (+Vcc) dan tegangan negative (- dengan LM-741
Vee).

Op-Amp LM-741 mempunyai 8 kaki yang


Gambar 1. Simbol Op-Amp pada rangkaian mana masing-masing kaki mempunyai
fungsi masing-masing.
Untuk dapat memahami sistem kerja dari
Op-Amp, maka perlu diketahui terlebih

43
Penerapan Dari Op-Amp (Operational Amplifier)........................................Lilik Eko Nuryanto

1.2. Fungsi Operational Amplifier


Penguat operasional atau sering disebut Op-
Amp merupakan komponen elektronika
yangberfungsi untuk memperkuat sinyal
arus searah (DC) maupun arus bolak-balik
(AC). Penguat operasional terdiri atas
transistor, resistor dan kapasitor yang
dirangkai dan dikemas dalam rangkaian
Gambar 2. IC dan Kaki-kaki Op-Amp LM- terpadu (Intregated Circuit).
741
Dalam penggunaannya Op-Amp dibagi
Penjelasan kaki Op-Amp LM-741, yaitu menjadi dua jenis yaitu penguat linier dan
a. Kaki 1 : Offset Null. Kaki ini berfungsi penguat tidak linier. Penguat linier
untuk mengontrol offset tegangan untuk merupakan penguat yang tetap
meminimalkan kebocoran, karena Op- mempertahankan bentuk sinyal masukan,
Amp berjenis differensial. yang termasuk dalam penguat ini antara lain
b. Kaki 2 : Inverting Input.Kaki ini penguat non inverting, penguat inverting,
berfungsi sebagai masukan pada Op- penjumlah diferensial dan penguat
Amp. Sifat keluaran dari masukan instrumentasi. Sedangkan penguat tidak
melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal linier merupakan penguat yang bentuk
keluaran akan berlawanan dengan sinyal sinyal keluarannya tidak sama dengan
masukan. bentuk sinyal masukannya, diantaranya
c. Kaki 3 : Non-Inverting Input. Kaki ini komparator, integrator, diferensiator,
berfungsi sebagai masukan pada Op- pengubah bentuk gelombang dan
Amp. Sifat keluaran dari masukan pembangkit gelombang.
melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal
keluaran akan berfasa sama dengan 1.3. Sejarah Perkembangan OP-AMP
sinyal masukan. Pengembangan rangkaian terpadu IC luar
d. Kaki 4 : V negatif. Kaki ini berfungsi telah ada sejak tahun 1960, pertama telah
sebagai sumber daya tegangan negatif dikembangkan pada “chip” silikon tunggal.
pada Op-Amp agar dapat bekerja. Rangkaian terpadu itu merupakan susunan
e. Kaki 5 : Offset Null. Fungsi kaki ini antara transidator, dioda sebagai penguat
sama dengan kaki 1. beda dan pasangna Darlington. Kemudian
f. Kaki 6 : Output. Kaki ini berfungsi tahun 1963 industri semikonduktor
sebagai keluaran dari Op-Amp. Fairchild memperkenalkan IC OP-AMP
g. Kaki 7 : V positif. Kaki ini berfungsi pertama kali µA 702, yang mana
sebagaisumber daya tegangan positif. merupakan pengembangan IC OP-AMP
h. Kaki 8 : Not Connected. Kaki ini yang lain sebelumnya, dimana tegangan
befungsi pelengkap kemasan standar sumber (Catu Daya) dibuat tidak sama yaitu
komponen 8-pin. Kaki ini tidak +UCC = +12 V dan -UEE = -6 V, dan
terhubung ke manapun pada rangakaian. resistor inputnya rendah sekali yaitu (40
KW) dan gain tegangan (3600 V/V).
Pada makalah kali ini akan dilakukan
beberapa pembahasan penerapan dari Op- IC tipe µA702 ini tidak direspon oleh
Amp (Operational Amplifier) antara lain industri–industri lain karena tidak universal.
sebagai : rangkaian penguat, differensiator, Tahun 1965 Fairchild memperkenalkan IC
integrator, dan comparator. Penjelasan MA709 merupakan kelanjutan sebagai
rangkaian tersebut akan dibahas pada tandingan dari µA702. Dengan banyak
bagian berikutnya. kekhususan tipe µA709 mempunyai
tegangan sumber yang simetris yaitu +UCC

44
ORBITH VOL. 13 NO. 1 Maret 2017 : 43 – 50

= 15 V dan –UEE = -15 V, resistan input AMP lain yaitu µA791 merupakan OP-
yang lebih tinggi (400 KW) dan gain AMP sebagai penguat daya (Power
tegangan yang lebih tinggi pula (45.000 Amplifier) dengan kemampuan arus output
V/V). 1A. Dan IC OP-AMP µA776 adalah OP-
IC µA709 merupakan IC linear pertama AMP yang multi guna bisa diprogram.
yang cukup baik saat itu dan tidak Generasi–generasi yang akhir inilah yang
dilupakan dalam sejarah dan merupakan banyak dijumpai dalam pameran–pameran
generasi OP-AMP yang pertama kali. untuk pemakaian–pemakaian khusus.
Generasi yang pertama OP-AMP dari
Motorola yaitu MC1537. IC linear dalam pengembangannya tidak
cukup hanya disitu saja bahkan sudah
Beberapa hal kekurangan OP-AMP dibuat blok–blok sesuai keperluan seperti
generasi pertama yaitu : untuk keperluan konsumen (audio, radio
a. Tidak adanya proteksi hubung singkat. dan TV), termasuk keperluan industri
Karena OP-AMP sangat rawan terhadap seperti (timer, regulator dan lain-lainnya).
hubung singkat ke grounding, maka Bahkan belakangan ini dikembangkan OP-
seharusnya proteksi ini penting. AMP dengan teknologi BI-FET dan “laser
b. Suatu kemungkinan problem “latch up”. trimming”. Karena dengan teknologi BI-
Tegangan output dapat di “latch up” FET lebar band bisa ditekan dan “slew
sampai pada beberapa harga yang karena rate” cepat, bersama ini pula bias arus
kesalahan dari perubahan inputnya. rendah dan offset input arus rendah. Contoh
c. Memerlukan Jaringan frekuensi tipe OP-AMP BI–FET LF351, dan LF353
eksternal sebagai kompensasi (dua dengan input bias (200 pA) dan offset arus
kapasitor dan resistor) untuk operasi (100 pA), bandwidth gain unity yang besar
yang stabil. (4 MHZ), dan “slew rate” yang cepat
(13V/MS) dan ditambah lagi pin kaki–
Selanjutnya tahun 1968 teknologi OP-AMP kakinya sama dengan IC µA741 (yang
dikembangkan oleh Fairchild dengan IC ganda) dan IC MC1458.
µA741 yang telah dilengkapi proteksi
hubung singkat, stabil, resistor input yang Industri Motorola melanjutkan
lebih tinggi (2 MW), gain tegangan yang pengembangan OP-AMP dengan teknologi
ekstrim (200.000 V/V) dan kemampuan “Trimming dan BI-FET“ (disingkat
offset null (zerro offset). OP-AMP 741 TRIMFET) untuk memperoleh kepresisian
termasuk generasi kedua dan IC yang lain karakteristik input dengan harga yang
juga termasuk OP-AMP generasi kedua rendah, ontoh
yaitu LM101, LM307, µA748 dani MC34001/MC34002/MC34004 masing–
MC1558 merupakan OP-AMP yang masing adalah OP-AMP tunggal, ganda dan
berfungsi secara umum sebagaimana berjumlah empat (guard).
LM307. Untuk tipe – tipe OP-AMP yang
khusus seperti mengalami peningkatan dari 2. Penerapan Operational Amplifier
segii kegunaan atau fungsinya seperti : 2.1. Penguat Tegangan Pembalik
LM318 (dengan kecepatan tinggi sekitar 15 (Inverting Voltage Amplifier)
MHZ). Lebar band kecil dengan “slew rate” Rangkain Op-Amp dasar yang
50 V/µS. IC µA 771 merupakan OP-AMP menyediakan penguatan tegangan
dengan input bias arus yang rendah yaitu membalik ini ditunjukkan pada Gambar 3.
200 pA dan “slew rate” yang tinggi 13 Ini adalah rangkaian yang sangat berguna
V/µS. Lalu µA714 yaitu IC OP AMP yang yang juga menyediakan landasan untuk
presisi dengan noise rendah (1,3 µA/10C), rangkaian-rangkaian Op-Amp lainnya. Dari
offset tegangan yang rendah (75 µV), offset gambar rangkaian tersebut menunjukkan
arus yang rendah (2,8 nA). Tipe IC OP- bahwa rangkaiannya adalah suatu rangkaian

45
Penerapan Dari Op-Amp (Operational Amplifier)........................................Lilik Eko Nuryanto

umpan balik karena resistor R2 Tegangan output adalah :


menyediakan jalur umpan balik dari output
ke input Op-Amp. Umpan balik tersebut 𝑅
𝑉0 = − 𝑅2 𝑉𝑖 ............ (1)
adalah jenis umpan balik negatif karena 1

simyal umpan baliknya dihubungkan ke


terminal pembalik (diberi label ‘–‘). dimana R1= resistansiinput, dan R2 =
resistansi umpan balik (feedback resistor).

Penguatan tegangan dari penguat ditentukan


dari rasio antara R2 dan R1, yaitu:
𝑉 𝑅
𝐴𝑣 = − 𝑉𝑜 = − 𝑅2 ............ (2)
𝑖 1

Tanda negatif menunjukkan bahwa


Gambar 3. Penguat Tegangan Pembalik keluaran adalah pembalikan dari
masukan. Contohnya jika R2 adalah 100K
Sebuah penguat pembalik menggunakan Ω dan R1 adalah 1K Ω, maka nilai
umpan balik negatif untuk membalik dan penguatan adalah -100KΩ / 1K Ω, yaitu -
menguatkan sebuah tegangan.Resistor R2 100.
melewatkan sebagian sinyal keluaran
kembali ke masukan. Karena keluaran tak- Impedansi input dan output dari rangkaian
sefase sebesar 180°, maka nilai keluaran penguat pembalik pada Gambar 3 juga
tersebut secara efektif mengurangi besar sangat menarik. Impedansi output pada Op-
masukan.Ini mengurangi penguatan Amp ideal adalah nol dan oleh karena itu
keseluruhan dari penguat dan disebut impedansi output pada rangkaian penuhnya
dengan umpan balik negatif. adalah nol.
Pada prinsipnya sebuah penguat
operasional (operational amplifier) ideal Impedansi output, Zo = 0 Ω
memiliki impedansi masukan yang sangat
besar hingga dinyatakan sebagai impedansi Impedansi input pada rangkaian tersebut
masukkan tak terhingga (infinite input ditentukan dengan rasio Zi = Vi / i1,
impedance). Kondisi penguat operasional sedangkan i1= Vi / Ri , sehingga
yang memiliki impedansi masukan tak
terhingga tersebut menyebabkan tidak Impedansi input, Zi = Ri
adanya arus yang melewati masukkan
membalik (inverting input) pada penguat 2.2. Penguat Tegangan Tak-Pembalik
opersional. keadaan tak berarus pada (Non-Inverting Voltage Amplifier)
masukan membalik tersebut membuat Penguat Non-Inverting Voltage Amplifier
tegangan jatuh diantara masukan membalik merupakan kebalikan dari penguat
dan masukkan tak membalik bernilai 0 inverting, dimana input-nya dimasukkan
Volt. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pada input non-inverting sehingga polaritas
tegangan pada masukan membalik adalah output akan sama dengan polaritas input
bernilai 0 Volt karena kondisi masukan tak tetapi memiliki penguatan yang tergantung
membalik (non-inverting input) yang di dari besarnya Rfeedback (R2) dan Rinput
hubungkan ke rel netral/ ground. Kondisi (R1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar
masukan membalik (inverting input) yang 4.
memiliki tegangan 0Volt tersebut
dinyatakan sebagai pentanahan semu
(Virtual Earth/ Ground).

46
ORBITH VOL. 13 NO. 1 Maret 2017 : 43 – 50

Rangkaian komparator merupakan aplikasi


Op-Amp yang mana rangkaian tersebut
berada dalam keadaan loop terbuka dan
tidak linear. Keluaran dari rangkaian ini
tidak berbanding lurus dengan masukan.
Keluaran berupa +Vcc/-Vcc atau High/Low.

Prinsip dasar rangkaian ini, yaitu


Gambar 4. Penguat Tegangan Non- membandingkan nilai masukan pada
Inverting inverting dan non-inverting. Jika kaki non-
inverting dianggap sebagai referensi,maka
Rumus penguatan penguat non-pembalik nilai keluaran bergantung pada masukan
adalah sebagai berikut: kaki inverting.

Rangkaian komparator pada gambar 5


merupakan komparator dengan
histerisis.Komparator dengan histerisis
atau dengan kata lain: bertujuan untuk meminimalkan efek noise
yang terjadi.
.......... (3)

Sehingga penguatan tegangan untuk


penguat non-inverting ini adalah :
𝑉 𝑅
𝐴𝑣 = − 𝑉𝑜 = 1 + 𝑅2 ............ (4)
𝑖 1
Gambar 5. Rangkaian Komparator
Dengan demikian, penguat non-pembalik
memiliki penguatan minimum bernilai 1. 2.4. Rangkaian Integrator
Karena tegangan sinyal masukan terhubung
langsung dengan masukan pada penguat PenguatIntegrator ini mengintegrasikan
operasional maka impedansi input bernilai tegangan masukan terhadap waktu, dengan
Zin = ∞, dan impedansi output, Zo = 0 Ω. persamaan:

2.3. Rangkaian Pembanding


(Comparator) ............ (5)
Merupakan salah satu penerapan yang
memanfaatkan penguatan terbuka (open- di mana adalah waktu dan adalah
loop gain) penguat operasional yang sangat tegangan keluaran pada .
besar. Ada jenis penguat operasional Sebuah integrator dapat juga dipandang
khusus yang memang difungsikan semata- sebagai penapis pelewat-tinggi (high
mata untuk penggunaan ini dan agak passfilter) dan dapat digunakan untuk
berbeda dari penguat operasional lainnya rangkaian penapis aktif.
dan umum disebut juga dengan komparator.

Komparator membandingkan dua tegangan


listrik dan mengubah keluarannya untuk
menunjukkan tegangan mana yang lebih
tinggi.
Gambar 6. Rangkaian Integrator

47
Penerapan Dari Op-Amp (Operational Amplifier)........................................Lilik Eko Nuryanto

Penguatan tegangan keseluruhan (Av)


adalah :
𝑍
𝐴𝑣 = − 𝑍2 ............ (6)
1

Kemungkinan variasi untuk Z2 dan Z1 dapat


dieksplorasi. Salah satu pilihan adalah
menggunakan sebuah resistor untuk Z1 dan Gambar 8. Rangkaian Differensiator
sebuah kapasitor Z2 seperti ditunjukkan
pada Gambar 6 yang mana bertindak seperti Persamaan keluaran dari rangkaiantersebut,
rangkaian integrator, dimana : yaitu :

1
Z1= R dan 𝑍2 = − jωC ............ (7) ............ (10)

2.5. Rangkaian Penguat Penjumlah 3. Hasil Pengukuran Percobaan


(Summing Amplifier) Operational Amplifier
Penguat penjumlah menjumlahkan Sinyal Output Dan Sinyal Input Inverting
beberapa tegangan masukan, dengan Amplifier dapat dilihat pada Gambar 9.
persamaan sebagai berikut:
Dalam percobaan untuk mendapatkan
bentuk sinyal output dan sinyal input
seperti diatas dapat digunakan
......... (8) osciloscopedoble trace dengan input A
osciloscope dihubungkan ke jalur input
Sebagai contoh, jika resistor dengan nilai penguat membalik (inverting amplifier) dan
sama dipilih, katakan RA = RB = RC = R1, input B osciloscope dihubungkan ke jalur
maka : output penguat mebalik tersebut. Dengan
alat ukur osciloscope yang terhubung
seperti ini dapat dianalisa perbandingan
......... (9) sinyal input dengan sinyal output rangkaian
penguat membalik (inverting amplifier)
Jadi, tegangan output sama dengan jumlah secara lebih life dalam berbagai perubahan
dari seluruh tegangan inputnya di-skala sinyal input.
dengan faktor (-R2/R1).

Gambar 9. Sinyal Output Dan Sinyal Input


Inverting Amplifier
Gambar 7. Penguat Penjumlah (Summing)
Hasil percobaan untuk rangkaian Inverting
2.6. Rangkaian Differensiator Voltage Amplifier dapat dilihat pada Tabel
Rangkaian differensiator memiliki keluaran 2.
yang sama dengan keluaran rangkaian
penapis lolos tinggi (High Pass Filter). Tabel 2. Tabel Percobaan Penguat Inverting
Keluaran dari rangkaian ini merupakan (Vcc = 11,6 V)
differensial dari masukan. Rangkaian
differensiator dapat dilihat pada Gambar 8.

48
ORBITH VOL. 13 NO. 1 Maret 2017 : 43 – 50

Dengan faktor penguatannya (dari


persamaan 4) :

Untuk Rangkaian Non-Inverting dengan :


R1 = 100 Ω
R2 = 220 Ω Rangkaian inverting akan menguatkan
sinyal masukan dan sinyal keluarannya
Sinyal Masukan dan Sinyal Keluaran pada akan memiliki fasa yang berbeda 1800
Rangkaian Non-Inverting tersebut dapat dengan sinyal masukannya. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 10. dilihat pada Gambar9. Besar penguatannya
adalah 2,2 kali. Oleh karena itu, jika diberi
tegangan masukan sebesar 2 volt akan
dihasilkan tegangan keluaran sebesar 4,4
volt. Hasil tegangan keluaran yang
diperoleh melalui osiloskop maupun
perhitungan menggunakan rumus
penguatan menunjukkan hasil yang sama.
Rangkaian non-inverting akan menguatkan
sinyal masukan dan sinyal keluarannya
akan memiliki fasa yang sama dengan
Gambar 10. Sinyal Masukan dan Sinyal
sinyal masukannya. Hal ini dapat dilihat
Keluaran pada Rangkaian Non-Inverting
pada Gambar10. Besar penguatannya
adalah 3,2 kali. Oleh karena itu, jika diberi
Tabel 3. Tabel Vpp dan Volt/Div
tegangan masukan sebesar 1,4 volt akan
pada Rangkaian Non-Inverting
dihasilkan tegangan keluaran sebesar 4,4
Vpp (Div) Volt/Div volt. Hasil tegangan keluaran yang
Channel 1 1,4 1 diperoleh melalui osiloskop maupun
Channel 2 4,4 1 perhitungan menggunakan rumus
penguatan memiliki perbedaan nilai. Nilai
Tegangan pada channel 1 (Vin) tegangan berdasarkan perhitungan adalah
sebesar 4,48 volt. Hal ini disebabkan karena
kurangnya ketelitian pada osiloskop yang
Tegangan pada channel 2 (Vout)
digunakan.

4. Penutup
Dari persamaan (3), dapat dihitung
Penguat Operasional (Operational
tegangan keluaran yang dihasilkan adalah
Amplifier / Op-Amp) adalah penguat
sebesar
diferensial yang memiliki penguatan yang
sangat tinggi. Op-Amp tersebut diproduksi
secara masal dalam bentuk rangkaian
terpadu dan karena itu harganya murah.
Kegunaan dari Op-Amp berasal dari sifat
dasar rangkaian umpan balik yang dengan

49
Penerapan Dari Op-Amp (Operational Amplifier)........................................Lilik Eko Nuryanto

jumlah besar umpan balik negatifnya, impedansi inputnya yang sangat tinggi dan
kinerja dari rangkaian tersebut benar-benar sehingga berguna sebagai penyangga
ditentukan oleh komponen umpan baliknya. sumber sinyal tegangan dengan signifikan
Rangkaian Op-Amp dianalisis dengan impedansi-diri.
akurasi yang baik tanpa menggunakan teori Jika tegangan amplifikasi tidak diperlukan
umpan balik dengan mengasumsikan bahwa maka dengan menetapkan R1 = ∞ dan R2 =
Op-Amp tersebut adalah ideal. Kehadiran 0, akan menghasilkan rangkain kesatuan
Op-Amp ideal dalam rangkaian penguat penyangga (unity buffer) yang sangat
membatasi arus dan tegangan diferensial sederhana yang mempertahankan sifat
pada terminal input Op-Amp keduanya penyangga tersebut tetapi
menjadi nol. Kendala ini ketika disertakan membuangtahanan umpan balik eksternal
dengan persamaan untuk rangkaian seputar R1 dan R2.
Op-Amp mengizinkan kinerja rangkaian
yang akan mudah dianalisis. Rangkaian penguat baik inverting maupun
Sebuah rangkaian Op-Amp dasar dan non-inverting dapat digunakan untuk
sangat berguna adalah penguat tegangan menguatkan sinyal masukan.
pembalik ( (interting voltage amplifier).
Dual Power supplay biasanya diperlukan
Untuk rangkaian penguat tegangan untuk Op-Amp. Ini harus betul-betul
membalik ini: terhubung dan dengan nilai tegangan yang
Penguatan Tegangan = - R2 / R1 sesuai. Tegangan listrik harus berada di
Impedansi Input = R1 Ω kisaran kerja Op-amp dan cukup besar
Impedansi Output =0Ω untuk memungkinkan ayunan sinyal
dimana R1= resistansiinput, dan R2 = maksimum pada input dan outputOp-Amp.
resistansi umpan balik (feedback resistor)
DAFTAR PUSTAKA
Pentanahan semu (virtual earth) dalam Horrocks, D.H., 1985, Feedback Circuits
rangkaian dapat digunakan untuk and Op. Amps., England : Van
menyediakan sifat menjumlahkan selama Nostrand Reinhold (UK) Co. Ltd,
lebih dari satu masukan. Juga R2 dan R1 Chap. 6, 97 – 114.
dapat digeneralisasi untuk impedansi Z2 dan Malvino, Albert, 2007, Electronic
Z1 dan ini memungkinkan rangkaian yang Principles, New York :
akan dibuat yang melakukan operasi lain McGrawHill, Chap. 10, 249 – 293.
pada sinyal input, seperti integrasi terhadap Ilmu. Teori Dasar Penguat Operational.
waktu. [Online]. Tersedia :
http://www.ilmu.8k.com/pengetahua
Rangkaian dasar lain Op-Amp adalah n/opamp.html. [17 Desember 2011].
penguat tegangan non-pembalik (non- Trensains. Operational Amplifier.
inverting voltage amplifier). [Online]. Tersedia :
Untuk rangkaian non-inverting voltage http://trensains.com/op_amp.htm . [17
amplifie ini: Desember 2011].
Tegangan Gain = 1 + R2 / R 1
Input Impedance =∞Ω
Output Impedance =0Ω
dimana R1= resistansiinput, dan R2 =
resistansi umpan balik (feedback resistor)

Rangkaian ini memberikan amplifikasi


tanpa membalik gelombang sinyal.
rangkaian ini memiliki sifat penting bahwa

50
(IJACSA) International Journal of Advanced Computer Science and Applications,
Vol. 7, No. 1, 2016

Design and Simulation of a Low-Voltage Low-Offset


Operational Amplifier
Babak Gholami
Department of Electrical Engineering
Kazeroon Branch, Islamic Azad University
Kazeroon, Iran

Abstract—In many applications, offset of the OP-AMPs


should be canceled to high accuracy be accomplished. In this SW1
work, an asymmetrical differential input circuit with active DC
offset rejection circuit was implemented to minimize the
systematic offset of the amplifier. The proposed OP-AMPs show Vin
that the systematic offset voltages is less than 80 µV. SW2 Coffset Vout

Keywords—component; formatting; style; styling; insert SW4

I. INTRODUCTION
The CMOS Op-Amp is an important building block of
linear and switched-capacitor circuits. However, mismatch of
the devices causes an offset voltage, which limits the high- SW3
precision application. Commonly, the offset sources of OP- Fig. 1. Typical Offset Compensation Circuit
AMPs are categorized as systematic offset and random offset.
The systematic offset happens because of the channel length II. CIRCUIT DESCRIPTION
modulation of transistors and the value of the offset voltages The proposed OP-AMP is composed of three parts:
are the functions of the input and output common mode Asymmetrical differential input stage, Common Mode
voltages [1, 2, 3]. For example, in the formal OP-AMPs, the Feedback (CMFB) stage and output stage. In input stage, there
channel length modulation of transistor shows the systematic are cross-coupled input devices, M 1 , M 2 , M 3 and M 4 and tail
offset. However, the channel length modulation is current sources, M 5 and M 6 . Input devices have asymmetrical
unimportant, with no feedback, the output common mode differential structure. It means that W/L of M 1 and M 3 is
voltage ever shows the fixed voltage level and doesn’t follow larger than that of M 2 and M 4 , so the transconductance (g m )
the change of the input common mode voltage level. This of M 1 and M 3 is larger than that of M 2 and M 4 . The proposed
difference between the input and output common mode level CMFB circuit is shown in figure 3. The first stage is the
shows very small systematic offset voltages. The systematic combination of M 9 -M 12 and current sources M 14 -M 17 [10, 8].
offset can be minimized by controlling bias current of input
stage to sustain the input and output common mode in same VDD
level. M7 M8
The general method of offset cancelation of OP-AMPs is
the feedback-capacitor circuit as shown in Fig.1 [7]. At first,
as the switch 1 and 2 are turned on, the offset voltage is stored Vin-
Vin+
in C offset. Then the offset of V OUT is omitted when the
switch 1 and 2 are turned off and the switch 3 and 4 are turned M1 M2 M3 M4
on. But this circuit has some disadvantages of large capacitor,
and many CMOS switches which is the source of the
switching error. In this work, a continuous time asymmetrical
differential input circuit with common mode feedback circuit M5 M6
which can minimize the offset of OP-AMPs is presented.
Fig. 2. Input Stage

337 | P a g e
www.ijacsa.thesai.org
(IJACSA) International Journal of Advanced Computer Science and Applications,
Vol. 7, No. 1, 2016

The second stage is the combination of M 14 -M 19 . Long VDD


channel NMOS transistors are used for input stage to
Vbias4 M29 M30
minimize the differential pair nonlinearity and to insert more M23
input voltage swing. They also minimize the V bias caused by M24
M31 M32
the transistor mismatch among M 9 -M 12 . The common-mode
level of the input and the output could be detected and M39
M33 C1
amplified by the DC offset rejection circuit, and changed to M25 M34 Vout
the feedback signal for current sinks of the amplifier. This is a M35 M38
C2
negative feedback network. M27
M40
Vbias5 M26
By adjusting the current of the current sinks, the input and M28 M36 M37

the output common-mode voltage would be maintained in


same level to minimize the systematic offset. The difference
between input and output common-mode level will be
amplified. In the proposed circuit, the sum of drain currents, Fig. 4. Output Circuit
I M5 and I M6 is constant. Therefore, small signal differential
mode open loop voltage gain of input stage is given by: IV. SIMULATION CIRCUIT
Figure 5 shows the AC responses of the proposed OP-
A vd,input-stage = -(g m(M3) +g m(M4) ).(r o(M8) II r o(M3) II r o(M4) ) AMP while driving a 2 pF load. It shows 60 dB open-loop
Where g m is the transconductance and r o is the output gain, 63.5° phase margin, and 2.82 MHz unity gain
resistance of transistor. The total small signal open loop bandwidth. DC sweep analysis of the amplifier connected in
differential mode voltage gains are given by: an inverting unity-gain configuration is shown in figure 6. The
A vd = (A vd,CMFB-stage ). (A vd,input-stage ). (A vd,output-stage ) simulation results showed good following characteristic
between Vin and Vout , and the offset voltage less than 80 µV
VDD by averaging.

ISS M20 M21 M22


Vin+
M11 Vin-
M9 M10 M12
M13 Fig. 5(a)

M15
M14 Vbias1

M16 Vbias2
M17
M18 Vbias3
M19
Fig. 5(b)
Fig. 5. Simulation Result of Frequency Response:
Fig. 3. DC Offset Rejection Circuit (a) Magnitude, (b) Phase

III. OUTPUT STAGE


The class-AB output stage shown in Figure 4, is composed
of an output buffer. Transistor M 23 -M 26 form two floating
current sources to provide bias current of branches, which
confirm the transistor M 33 , M 34 , M 35 and M 36 work in
saturation region. Their gate voltages are provided by two
biasing branches respectively. The current signal I IN1 and I IN2
are subtracted through current mirror and amplified by push-
pull stage [10, 2].

Fig. 6. The Simulation Result of the Following Characteristic

338 | P a g e
www.ijacsa.thesai.org
(IJACSA) International Journal of Advanced Computer Science and Applications,
Vol. 7, No. 1, 2016

ACKNOWLEDGEMENT
We gratefully acknowledge the support and comments
from the editor and the reviewers, respectively. This work is in
part supported by Islamic Azad University- Kazeroon Branch.
REFERENCES
[1] B. Razavi, Design of Analog CMOS Integrated Circuits, McGraw-Hill,
2002, pp.291-336.
[2] D. A. Johns and K. Martin, Analog Integrated Circuit Design, New
York: John Wiley & Sons, Inc., 1997, pp.221-251.
[3] J. H. Huijsing, R. Hogervorst and K. J. de Langen, “Low power low
voltage VLSI operational amplifiers cells”, IEEE Transactions on
Circuits and Systems I, vol. 42, pp.841-852, Nov. 1995.
Fig. 7. The Simulation Result of the Offset Tunning Range [4] J. Y. Zhang, L. Wang and B. Li, “Design of Low Offset Low Power
CMOS Amplifier for Biosensor Application”, J Biomed Sci Eng, vol. 2,
TABLE I. PERFORMANCE SUMMARY pp.538-542, 2009.
[5] K. T. Lim, S. J. Kim and O. K. Kwon, “The OP-Amplifier with offset
CMOS Technology 0.18µm cancelation circuit”, IEEE, pp.445-447, 2003.
Supply 1.5V [6] P. E Allen and D. R Holberg, CMOS Analog Circuit Design, Second
Gain 60dB Edition, New York, Oxford University Press Inc., 2002, pp.352-415.
Phase Margin 62° [7] P. Kakoty, “Design of a high frequency low voltage CMOS operational
Unity Gain Bandwidth 2.73 MHz amplifier”, Int. j. VLSI des. commun. Syst, vol. 2, pp.3680-3692, March
Input Offset Voltage 80µV 2011.
[8] R. Jacob Baker, CMOS Circuit Design, Layout and Simulation, 2nd ed,
Wiley-IEEE Press, 2004, pp.863-904.
V. CONCLUSION [9] S. Franco, Design with Operational Amplifiers and Analog Integrated
An offset cancellation technique that uses an asymmetrical Circuits, McGraw-Hill College, 1988, pp.60-92.
[10] S. Sheikhaei, S. Mirabbasi, and A. Ivanov, “A 0.35m CMOS
differential input circuit with active DC offset rejection circuit Comparator Circuit For High-Speed ADC Applications”, IEEE, vol. 6,
has been presented. Simulation results show that Op-Amp pp.6134 - 6137,2005.
offset voltage is less than 80µV in entire operating voltage [11] Y. Tsividis, Operation and Modeling of the MOS Transistor, 2nd ed,
range. Boston, MA: McGraw-Hill, 1998, pp.123-154.

339 | P a g e
www.ijacsa.thesai.org

Anda mungkin juga menyukai