Anda di halaman 1dari 5

Modul 04: Op-Amp

Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis

Reza Rendian Septiawan


March 3, 2015

Op-amp merupakan suatu komponen elektronika inverting, kaki masukan non-inverting, dan kaki
aktif yang dapat menguatkan sinyal dengan tingkat keluaran. Namun karena op-amp termasuk dalam
penguatan yang tinggi. Op-amp banyak digunakan kategori komponen aktif, op-amp membutuhkan
untuk membangun blok rangkaian yang jauh lebih koneksi catu daya yang terdiri dari koneksi dengan
kompleks. Op-amp itu sendiri merupakan sebuah tegangan positif dan negatif.
komponen yang terdiri dari banyak resistor, dioda,
dan transistor yang dikemas dalam satu kemasan
terintegrasi. Namun kita tidak perlu membahas
atau mengetahui secara detail fungsi dan cara kerja
dari komponen-komponen yang berada di dalam
op-amp itu sendiri, yang terpenting adalah kita
mengetahui bagaimana cara kerja mendasar dari
op-amp itu sendiri.

Gambar 1: Simbol dari op-amp pada rangkaian (di-


1 Alat dan Komponen ambil dari buku ”Fundamentals of Analog Circuits,
2nd edition” oleh Thomas L. Floyd dan David
1. Osiloskop Buchla).
2. Multimeter
Op-amp ideal memiliki karakteristik impedansi
3. Signal generator diantara kedua kaki masukannya adalah tak hingga
sehingga tak membebani rangkaian yang memberi
4. Catu daya DC sinyal masukan, memiliki penguatan loop terbuka
yang besarnya tak hingga, dan memiliki impedansi
5. Kabel jumper
keluaran yang sama dengan nol. Namun pada prak-
6. IC op-amp dan soketnya teknya, tak ada op-amp yang ideal. Di dunia nyata,
karakteristik dari op-amp ideal biasanya didekati
7. project board oleh devais op-amp yang memiliki impedansi ma-
sukan yang tinggi, penguatan tegangan yang tinggi,
8. Resistor dan kapasitor pita respon frekuensi penggunaan yang lebar, serta
impedansi keluaran yang rendah, sehingga bisa di-
asumsikan op-amp tersebut mendekati karakteris-
2 Teori Singkat tik dari op-amp ideal. Beberapa op-amp yang
umum berada di pasaran adalah IC LM741, OP177,
2.1 Op-amp
AD8041, TL061, TL071, dan TL081. Beberapa je-
Dalam skema rangkaian, op-amp biasa dilam- nis IC ada yang memiliki lebih dari satu op-amp
bangkan seperti tampak pada Gambar 1. Kaki- diskret dalam satu devais IC, antara lain IC TL082
kaki utama dari op-amp terdiri dari kaki masukan dan TL084 yang masing-masing memiliki 2 dan 4

1
Modul 04: Op-Amp halaman 2

op-amp dalam satu IC. akan menjadi mudah. Akibat penggunaan umpan
balik negatif inilah op-amp dapat bekerja sebagai
penguat sinyal.

2.2 Op-amp Sebagai Penguat Non-


Inverting
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, untuk
membuat op-amp sebagai rangkaian penguat mem-
Gambar 2: Contoh dari kaki keluaran IC op-amp butuhkan jalur umpan balik negatif. Salah satu
TL082 (diambil dari datasheet TL082 oleh ST Elec- rangkaian penguat paling sederhana dari op-amp
tronics). adalah rangkaian penguat non-inverting. Skema
rangkaian penguat ini dapat dilihat pada Gambar
4.
Cara kerja op-amp secara mendasar adalah se-
bagai devais penguat diferensial dengan penguatan
yang tak hingga. Perbedaan sinyal masukan yang
sangat kecil pada kedua kaki masukan op-amp da-
pat membuat keluaran dari op-amp langsung ter-
saturasi pada rangkaian op-amp yang terbuka. Hal
ini menyebabkan keluaran dari op-amp menjadi
tidak linear dan tidak stabil.

Gambar 4: Rangkaian penguat non-inverting pada


op-amp (diambil dari buku ”Fundamentals of Ana-
log Circuits, 2nd edition” oleh Thomas L. Floyd
dan David Buchla).

Dengan memberikan sinyal masukan Vin pada


kaki non-inverting dan memberikan umpan balik
negatif Vf pada kaki inverting yang berasal dari
sinyal keluaran Vout , maka op-amp akan stabil
pada kondisi tegangan masukan di kaki inverting
Gambar 3: Perbedaan masukan yang kecil pada V− sama dengan tegangan masukan di kaki non-
kaki op-amp akan membuat op-amp tersaturasi inverting V+ .
pada rangkaian terbuka (diambil dari buku ”Fun-
damentals of Analog Circuits, 2nd edition” oleh Vin = V+ = V− = Vf (1)
Thomas L. Floyd dan David Buchla).
Namun dari rangkaian tersebut kita dapat melihat
bahwa tegangan umpan balik Vf merupakan fraksi
Untuk membuat keluarannya menjadi stabil, dari tegangan keluaran V
out yang dilewatkan pada
dibutuhkan rangkaian umpan balik negatif yang pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resis-
akan memberikan sebagian fraksi sinyal dari kaki tor R dan R , sehingga kita dapat menuliskan
f i
keluaran menuju kaki masukan inverting dari op-
amp. Dengan membuat jalur umpan balik negatif Ri
ini akan membuat sinyal yang masuk ke kaki in- Vf = Vout (2)
Rf + Ri
verting menjadi sama dengan sinyal yang masuk ke
kaki non-inverting. Dengan menggunakan asumsi Sehingga kita dapat menuliskan bahwa besarnya
ini, maka proses analisis rangkaian pada op-amp penguatan dari rangkaian penguat non-inverting

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital


Modul 04: Op-Amp halaman 3

adalah sebagai berikut Besarnya arus yang melewati jalur umpan balik
negatif dapat dituliskan sebagai berikut
Vout Rf
A= = +1 (3) V− − Vout −Vout
Vin Ri If = = (6)
Rf Rf
2.3 Op-amp Sebagai Penguat Invert- Sehingga didapatkan penguatan dari rangkaian
ing penguat inverting adalah sebagai berikut

Konfigurasi lainnya dari op-amp sebagai penguat Vout Rf


A= =− (7)
dengan menggunakan jalur umpan balik negatif Vin Ri
adalah sebagai penguat inverting. Pada konfig- Akibat fasa dari sinyal keluaran yang terbalik den-
urasi ini, sinyal masukan Vin akan diberikan pada gan fasa sinyal masukan, maka rangkaian ini dina-
kaki masukan inverting dari op-amp seteleh mele- makan rangkaian penguat inverting.
wati hambatan Ri , sedangkan kaki masukan non-
inverting dihubungkan dengan ground sehingga
tegangan di kaki non-inverting V+ maupun di kaki 2.4 Op-amp Sebagai Komparator
inverting V− akan sama dengan nol. Kondisi ini dengan Histeresis
disebut dengan virtual ground. Seperti biasa, sinyal
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, prinsip
keluaran Vout dari kaki keluaran diumpan balik dasar dari op-amp adalah untuk membandingkan
melewati hambatan Rf menuju kaki masukan in- masukan dari kedua kaki inputnya. Jika terdapat
verting. Konfigurasi penguat inverting dapat dil-
perbedaan sedikit saja antara kedua kaki masukan-
ihat pada Gambar 5. Pada rangkaian penguat nya, akan mengakibatkan kondisi keluaran dari op-
amp langsung berubah, membuat op-amp menjadi
tidak stabil akibat adanya gangguan noise latar
belakang. Selain itu terdapat juga beberapa kon-
disi yang membutuhkan op-amp sebagai kompara-
tor dengan titik batas on dan off yang berbeda.
Kondisi ini membutuhkan op-amp sebagai kom-
parator dengan histeresis antara titik nyala dan
mati dari keluarannya. Untuk membuat op-amp
sebagai komparator dengan histeresis, dibutuhkan
jalur umpan balik positif dari kaki keluaran op-amp
menuju kaki masukan non-inverting dengan sinyal
Gambar 5: Rangkaian penguat inverting pada op- masukan diberikan pada kaki masukan inverting.
amp (diambil dari buku ”Fundamentals of Analog Kaki keluaran dari op-amp dapat bernilai
Circuits, 2nd edition” oleh Thomas L. Floyd dan ±V
out(max) , sehingga kaki masukan non-inverting
David Buchla). dapat bernilai

inverting, arus yang berasal sinyal masukan yang R2


V+ = (±Vout(max) ) (8)
melewati hambatan Ri adalah R1 + R2

Vin − V− Vin Saat kaki keluaran bernilai +Vout(max) , maka kaki


Ii = = (4) masukan non-inverting akan bernilai
Ri Ri
R2
Akibat dari kondisi virtual ground dan impedansi V+ = VU T P = (+Vout(max) ) (9)
R1 + R2
masukan yang tinggi, maka tidak ada arus yang
akan masuk ke op-amp dan semua arus akan sehingga sinyal masukan pada kaki inverting harus
diteruskan ke rangkaian umpan balik negatif bernilai lebih besar dari nilai tegangan tersebut un-
tuk dapat memicu kondisi off dari op-amp. Tegan-
Ii = If (5) gan batas ini dinamakan tegangan ambang batas

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital


Modul 04: Op-Amp halaman 4

3 Percobaan
3.1 Op-amp Sebagai Penguat Non-
Inverting
1. Susun rangkaian seperti pada Gambar 4. Gu-
nakan catu daya ±15 V teregulasi yang telah
dibuat.

2. Berikan sinyal masukan dari Signal Generator


dengan rentang dari 20 Hz − 100 kHz. Am-
Gambar 6: Rangkaian komparator dengan histere- ati sinyal keluaran dan masukannya. Hitung
sis pada op-amp (diambil dari buku ”Fundamen- penguatannya.
tals of Analog Circuits, 2nd edition” oleh Thomas
L. Floyd dan David Buchla). 3. Ulangi untuk 5 konfigurasi hambatan Ri
dan Rf yang berbeda. Tampilkan kurva pen-
guatannya dalam satu gambar.

atas (upper threshold point, UTP ). Sedangkan saat


keluaran dari op-amp berada pada kondisi LOW 3.2 Op-amp Sebagai Penguat Invert-
(−Vout(max) ), maka kaki masukan non-inverting ing
akan bernilai 1. Susun rangkaian seperti pada Gambar 5. Gu-
nakan catu daya ±15 V teregulasi yang telah
R2 dibuat.
V− = VLT P = (−Vout(max) ) (10)
R1 + R2
2. Berikan sinyal masukan dari Signal Generator
dengan rentang dari 20 Hz − 100 kHz. Am-
sehingga sinyal masukan pada kaki inverting harus ati sinyal keluaran dan masukannya. Hitung
turun melewati nilai tegangan tersebut untuk da- penguatannya.
pat memicu op-amp menjadi kondisi on. Tegan-
gan batas ini dinamakan tegangan ambang batas 3. Ulangi untuk 5 konfigurasi hambatan Ri
bawah (lower threshold point, LTP ). Akibat kon- dan Rf yang berbeda. Tampilkan kurva pen-
disi titik nyala dan mati dari op-amp yang berbeda, guatannya dalam satu gambar.
maka rangkaian ini dinamakan rangkaian kompara-
tor dengan histeresis.
3.3 Op-amp Sebagai Summing Am-
plifier
1. Susun rangkaian seperti pada Gambar 5. Gu-
nakan catu daya ±15 V teregulasi yang telah
dibuat.

2. Berikan sinyal masukan dari Signal Genera-


tor dengan rentang dari 1 kHz − 10 kHz.
Sambungkan SG dengan rangkaian pembagi
tegangan. Sambungkan keluaran langsung
Gambar 7: Respon op-amp pada rangkaian kom- dari SG dan keluaran dari pembagi tegangan
parator histeresis terhadap sinyal masukan (diam- ke rangkaian penguat inverting dengan nilai
bil dari buku ”Fundamentals of Analog Circuits, Ri yang berbeda. Amati sinyal masukan dan
2nd edition” oleh Thomas L. Floyd dan David keluarannya. Hitung penguatannya.
Buchla).
3. Ulangi untuk 5 konfigurasi hambatan Ri1
dan Ri2 yang berbeda.

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital


Modul 04: Op-Amp halaman 5

4. Ulangi dengan menggunakan dua buah SG se-


hingga bisa divariasikan nilai frekuensinya.

3.4 Op-amp Sebagai Penguat Invert-


ing Bertingkat
1. TL082 memiliki dua buah op-amp diskret
dalam satu IC. Susun dua buah rangkaian in-
verting bertingkat.
2. Berikan sinyal masukan dari Signal Generator
dengan rentang dari 1 kHz − 10 kHz.
3. Ulangi untuk 5 konfigurasi hambatan Ri dan
Rf yang berbeda untuk masing-masing op-
amp.

Referensi
[1] Thomas L. Floyd dan David Buchla. Funda-
mentals of Analog Circuits, 2nd edition. 2001.
Prentice Hall.

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital

Anda mungkin juga menyukai