Abstrak- Semua orang tidak pernah lepas dari kebutuhan akan listrik. Peralatan elektronika
sebagian besar menggunakan Op-Amp yang dimanfaatkan sebagai penguat sensor,pengeras suara,
menguatkan sinyal, mengitegrasikan sinyal. Mempelajari Op-Amp merupakan hal penting untuk
mengetahui peranannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut dilakukan
praktikum aplikasi linier operational amplifier dengan menggunakan rangkaian inverting,non
inverting dan voltage follower. Sebuah rangkaian dasar pada Op-Amp adalah penguat tegangan
pembalik (inverting foltage follower) dan penguat tegangan non-pembalik(non-inverting foltage
follower).
1 100 1 3 3 3
6
1 200 1 3 3 3
4
1 20000 1 3 3 3
2
1 30000 1 2,8 2,8 2,8
0
1 40000 1 2,2 2,2 2,2 1 10 100 1000 10000 100000
1 50000 1 2 2 2 frekuensi
1 60000 1 2 2 2
1 80000 1 1,8 1,8 1,8
1 100000 1 1,6 1,6 1,6 Gambar 4.2 Grafik Hubungan Frekuensi dan
Gain(dB) Rangkaian Non-Inverting.
0,6
V. KESIMPULAN
0,4
0,2
Dari data yang diperoleh bahwa OpAmp jika
digunakan sebagai penguat inverting dan non-
0 inverting mempunyai batas ambang yang
1 10 100 1000 10000 100000 menyebabkan signal keluaran mengalami
frekuensi distorsi. Pada rangkaian inverting gelombang
yang dihasilkan membalik 180º dari gelombang
masukan
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Frekuensi dan
Gain(Db) pada Rangkain foltage follower.
REFERENCES
Ketiga grafik yang dihasilkan pada praktikum
[1]Nuryanto,Lilik Eko.2017. Penerapan Dari
rangkaian inverting dan noninverting
Op-Amp (Operasional Amplifier). Jurnal
menunjukkan bahwa grafik menurun seiring 13(1),950-1805.
bertambahnya frekuensi yang diberikan. Ini [2]Sutrisno.1986.Elektronika:Teori Dasar dan
menunjukkan bahwa ada batas ambang pada Penerapannya Jilid 1.Bandung : ITB.
Op-Amp, sehingga signal keluaran yang