ELEKTRONIKA TEERINTEGRASI
(PENGUAT OP-AMP)
D
I
S
U
S
U
N
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita
sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta
semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak
mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya laporan
praktikum ini. Harapan saya semoga laporan yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan
serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah
ini menjadi lebih baik lagi.
Dimas Sitepu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap alat elektronika yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari mempunyai
beragam banyaknya komponen elektronika baik yang aktif maupun yang tidak aktif.
Semua hal tersebut sudah menjadi sebuah keharusan pada semua alat elektronika
tersebut. Mulai dari komponen yang terkecil sampai yang besar mempunyai peranan
penting dalam mengatur skema dan komposisi arus dan tegangan dalam sebuah rangkaian
elektronika.
Salah satu komponen elektronika yang perlu untuk kita ketahui adalah IC (Integrator
Circuit). IC merupakan salah satu komponen elektronika yang terdiri dari beribu
komponen elektronika yang lainnya dengan kemasan yang lebih kecil. Komponen yang
dimaksud adalah beragam resistor, kapasitor dan tentunya transistor. Dalam hal
penggunaan dan pemanfaatannya, IC tidak jauh berbeda dengan transistor yakni sebagai
penguat rangkaian.
Prinsip kerja sebuah operasional amplifier ( Op-Amp ) adalah membandingkan nilai
kedua input (input inverting dan non-inverting) , apabila kedua input bernilai sama maka
output Op-Amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka
output Op-Amp akan memberikan tegangan output. Operasional amplifier dibuat dari
penguat differensial dengan 2 input sebagai penguat operasinal ideal.
Dalam hal rangkaian, IC dapat dirangkai menjadi rangkaian inverter, non- inverter,
buffer, adder (penjumlah), integrator dan differensiator. Namun pada percobaan kali ini,
akan digunakan rangkaian inverting dan non inverting. Oleh karenanya, sangat
diperlukan yang namanya percobaan untuk mengetahui grafik serta sifat dari kedua jenis
rangkaian ini.
1.3 TUJUAN
Gambar (1.a) menunjukkan sebuah op – amp dasar dengan dua input dan satu output.
Setiap masukan menghasilkan satu polaritas atau fase yang berlawanan dengan
outputnya, bergantung pada sinyal input yang diterapkan apakah pada input positif (+)
atau negatif (-). Umumnya Op – Amp memerlukan pencatuan daya ganda positf (+VCC)
– ground – negatif(- VCC). Terdapat dua terminal pada bagian input, yaitu terminal input
membalik (Inverting) dan terminal input tak membalik (Non – Inverting
Sebuah Op – Amp ideal memiliki karakteristik berikut.
3.1 Penguatan tegangan rangkaian terbuka Av,OL sangat tinggi dan idealnya tak
berhingga.
3.2 Resistansi intrinsik input ri, diukur antara terminal input inverting dan terminal input
noninverting adalah tinggi dan idealnya tak berhingga.
3.3 Resistansi intrinsik output ro, dengan melihat dari bagian terminal output, adalah
sangat rendah dan idealnya mencapai nol.
Rangkaian penguat membalik pada Gambar 2(a), terminal input noninverting (+)
dihubungkan dengan ground. Sebuah resistor R1 menghubungkan sinyal masukan dengan
terminal input inverting. Sebuah resistor umpan balik (feedback) Rf dihubungkan dari
terminal output ke terminal input inverting.
Jika diasumsikan Op – Amp adalah ideal, besar Vi adalah nol dan resistansi input
intrinsik ri tak berhingga (rangkaian terbuka) sehingga arus input Ii juga nol seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.2(b). Titik penjumlahan, yaitu titik A, idealnya berada pada
titik potensial gorund. Beda potensial pada (R1 + Rf) adalah (Vin + Vout) dan arus I
mengalir dari terminal input ke terminal output dan masuk ke Op – Amp. dengan asusmsi
di atas, diperoleh persamaan untuk penguatan penguat inverting sebagai berikut :
Dengan memperhatikan lagi Gambar 4.2(a), dapat dikatakan bahwa Vin menghasilkan
sebuah arus I dalam R1. Arus ini mengalir berlanjut melalui Rf dan menghasilkan beda
potensial Vout yang sama dengan IRf . Jika logika ini dibalik, dapat dikatakan bahwa
Vout menghasilkan sebuah arus I yang mengalir melalui Rf dan menghasilkan beda
potensial pada R1 yang sama dengan Vin. Dengan demikian, tegangan output
menghasilkan sebuah arus umpan balik (feedback).
Rangakaian pada Gambar 4.3a menunjukkan sebuah rangkaian Op – Amp yang bekerja
sebagai penguat tak membalik (non – inverting amplifier) atau pelipat tegangan konstan.
Dengan melakukan penyelidikan pada rangkaian, terlihat bahwa polaritas Vout sama
dengan polaritas Vin, dengan demikian Vout sefase dengan Vin. Untuk menentukan
penguatan tegangan rangkaian, dapat digunakan rangkaian setara pada Gambar 5.3b.
Perhatikan bahwa beda potensial pada ujung-ujung R1 adalah Vin selama Vi = 0, ini
haruslah sama dengan tegangan output. Jika Vi adalah selisih antara dua tegangan input
Vin dan IR1, diperoleh :
maka diperoleh penguatan tegangan yang dihasilkan oleh penguat non inverting :
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan:
2. Dalam analisis penguatan IC dalam hal ini OP-AMP digunakan seperangkatan rangkaian
penguat membalik (inverting) dan penguatan tak membalik tak membalik (non inverting).
Hal ini dilakukan karena analisisnya lebih sederhana dari model penguatan lainnya.
3. Adapun cara menghiting penguatan inverting maupun non inverting masing dapat
ditentukan berdasarkan persamaan, Av = -Rf / R1 dan Av = 1 + Rf / R1.
DAFTAR PUSTAKA
Boylestad, R., & Nashelsky, L. (1989). Electronic Devices and Circuit Theory, Fourth
Edition. Delhi : Prentice Hall of India.
Bakrie, Haris, Abdul & Saleh, Muh.. 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 2.
Makassar Laboratorium Fisika FMIPA UNM.