Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ELEKTRONIKA LANJUTAN

PENGUAT OPERASI

OLEH

1. SAHIRA AWANIS 4151121052


2. NATALIA SITANGGANG 4153121044
3. RIANDA SINAGA 4151121057
4. RIKA MAWARNI 4152121038
5. NURKHOLILA 4152121034
6. SUKARDI WIDODO 4152121042

KELAS FISIKA DIK D 2015

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alah SWT, karena atas berkat dan rahmatnya
penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Penguat Operasi ini. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas yang diajukan oleh bapak Abdul Rais selaku dosen mata
kuliahElektronika Lanjutan. Makalah ini juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan
pembaca khususnya penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Abdul Rais selaku dosen pengampu
matakuliah Elektronika Lanjutan , kepada orangtua penulis dan terimakasih kepada seluruh
teman-teman terkasih Fisika Dik D 2015 yang telah memberikan bantuan dan masukan dalam
penyelesaian makalah ini. Serta penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang
turut andil dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat berguna untuk pembaca, khususnya kepada penulis. Penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan di
masa yang akan datang.

Medan, 14 Marer 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Penguat operasional atau op-amp adalah rangkaian elektronik yang dirancang dan
dikemas secara khusus, sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit saja dapat
dipakai untuk berbagai keperluan. Namun, kini dengan teknologi rangkaian terpadu (IC) yang
telah ditingkatkan, op-amp dalam bentuk kemasan IC menjadi jauh lebih murah dan amat
luas pemakaiannya.

Pada mulanya op-amp digunakan untuk rangkaian perhitungan analog, rangkaian


pengaturan dan instrumentasi. Fungsi utamanya adalah untuk melakukan operasi linier
matematika (tegangan dan arus), integrasi dan penguatan. Kini op-amp dapat dijumpai di
mana saja, dlam berbagai bidang: reproduksi suara, sistem komunikasi, sistem pengolahan
digital, elektronik komersial, dan aneka macam perangkat hobi. Dalam konfigurasinya kita
akan menemukan op-amp dengan masukan dan keluaran tunggal, masukan dan keluaran
diferensial, atau masukan diferensial dan keluaran tunggal.

Konfigurasi dengan masukan diferensial dan keluaran tunggal banyak digunakan dalam
industri elektronika. Setiap orang yang terlibat dalam elektronika mau tak mau harus
memahami kegunaan op-amp, mengetahui karakteristiknya, mampu mengenali konfigurasi
dasar rangkaian op-amp dan mampu bekerjasama dengannya.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Maka Penulis merumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas, yaitu:
1. Apa saja Dasar Dasar Penguat Operasi ?
2. Apa itu Polaritas Tegangan Input/Output Op-Amp ?
3. Apa itu Gain Op-Amp ?
4. Apa itu Offset Nuling ?
5. Bagaimana Respon Frekuensi Op-Amp ?

1.3. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, Maka tujuan dari pemulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui apa saja dasar dasar penguat operasi
2. Mengetahui apa itu polaritas tegangan input/output op-amp
3. Mengetahui apa itu Gain Op-Amp
4. Mengethui Apa itu Offset Nuling
5. Mengetahui Bagaimana Respon Frekuensi Op-Amp
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Dasar Dasar Penguat Operasi


Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang
terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting
dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk
mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp).
Pada dasarnya operasional amplifier (Op-Amp) merupakan suatu penguat diferensial yang
memiliki 2 input dan 1 output.

Op-amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-mcam


atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali disebut sebagai
rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp) merupakan komponen
elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk IC dan memiliki
simbol sebagai berikut :

Gambar 1 : Simbol Op-Amp

Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai


kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai sama maka
output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka
output Op-amp akan memberikan tegangan output. Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat
dari penguat diferensial dengan 2 input. Sebagai penguat operasional ideal , operasional
amplifier (Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai berikut :

Impedansi Input (Zi) besar =


Impedansi Output (Z0) kecil= 0
Penguatan Tegangan (Av) tinggi =
Band Width respon frekuensi lebar =
V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada besarnya V1.
Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung temperatur / suhu.
2.2. Polaritas Tegangan Input/Output Op-Amp

a. Terminal masukan

Om-amp mempunyai 2 terminal masukan yang masing-masing bertanda (-) dan (+). Kedua
masukan ini disebut terminal masukan diferensial, karena tegangan keluaran Vo bergantung pada
perbedaan tegangan antara kedua terminal masukan tersebut. Jika terminal masukan (-) mendapat
tegangan lebih positip dari pada terminal masukan (+) maka keluaran Vo negatif, jika terminal
masukan (-) lebih negatif dari pada terminal masukan (+) maka Vo positif. Jadi polaritas tegangan
pada terminal masukan (-). Oleh sebab itu terminal masukan (-) ini dikenal dengan masukan yang
membalik (Inverting Input) V (-). Dan sebalik terminal masukan (+) disebut terminal masukan yang
tidak membalik (Non-Inverting) V (+).

b. Terminal keluaran

Meskipun op-amp mempunyai 2 terminal masukan, ia hanya mempunyai satu terminal keluaran.
Ujung terminal ini dihubung ke beban. Beban (RL) dari op-amp dihubungkan dengan terminal
keluaran dan ground (GND).

c. Terminal suplay daya

Terminal-terminal op-amp yang harus dihubungkan ke catu daya agar op-amp dapat bekerja
ditandai dengan (+) V dan (-) V. Terminal (+) dihubungkan ke sumber tegangan positif, sedang
terminal (-) dihubungkan ke sumber tegangan negatif. Ini berlaku jika op-amp memang dimaksudkan
untuk digunakan dengan sistem suplai tiga polaritas (+), (-) dan (0). Jika op-amp hendak digunakan
dengan sistem catu daya yang mempunyai dua polaritas (+) dan (0) atau (GND), maka terminal
negatif op-amp dihubung ke (0) atau (GND). Penggunaan sistem catu daya jenis ini menyebabkan
terminal keluaran op-amp akan berada setengah tergangan suplai (1/2 VCC) pada saat tidak ada
perbedaan tegangan diantara kedua terminal masukannya. Harus diingat pula bahwa ada op-amp yang
hanya dapat dioperasikan pada tegangan positip dan GND saja sehingga dioperasikan pada tegangan
tiga polaritas, akan merusak op-amp.

d. Terminal kompensasi
Tidak semua op-amp mempunyai terminal kompensasi. Terminal kopensasi ini biasanya dua
buah, digunakan untuk menangani masalah off set karena watak op-amp yang tidak sesuai dengan
kondisi idealnya.

2.3. Gain (Penguat) Op-Amp

Idealnya , gai dari suatu op amp adaalah tak terhingga , namun dalam prakteknya ,
gainnya dapat mencapai 200.000 dalam mode simpel (Mode Loop Terbuka). Dalam Mode
simpel terbuka tidak ada umpan balik (feed back) dari output ke inputnya dan gain tegangan
(Av) adalah maksimum, Seperti di tunjukkan pada gambar 2.3a. Dalam suatu rangkaian
praktek , suatu beda tegangan yang sangat kecil pada inputnya menyebabkan tegangan
outputnya berayun mendekati level tegangan catu maksimum. Tegangan maksimum pada
outputnya akan menjadi sekitar 90% dari tegangan catu, karena jatuh tegangan (voltage drop)
internal dari op-amp tersebut. Outputnya dikatakan berada pada titik jenuh
(saturasi/saturation) dan dapat dinyatakan (untuk salah satu polaritas) oleh +V sat dan Vsat.
Sebagai contoh , suatu rangkaian op amp dalam mode simple terbuka menggunakan tegangan

catu 15 V akan memiliki ayunan outputnya dari +13,5 V ke -13,5 V. Dengan rangkaian

yang seperti ini, op amp tersebut akan sangat tidak stabil dan outputnya akan menjadi 0 V
untuk suatu beda tegangan 0 v diantara inputnya, atau tegangan outputnya akan berada pada
nilai ektrim lainnya

Mode operasi dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp) dapat diset dalam beberapa
mode penguatan sebagai berikut.

Mode Loop Terbukap


Pada mode loop terbuka besarnya penguatan tegangan adalah tak berhingga (), sehingga
besarnya tegangan output hampir dan bisa dikatakan mendekati
Vcc. Expresi matematika pada penuat operasional mode loop
terbuka adalah.

Sehingga tegangan output Vcc

Gambar 2.3.a

Mode Loop Tertutup

Pada mode loop tertutup besarnya penguatan tegangan (Av)


adalah besar tetapi tidak mecapai nilai maksimalnya dan dapat
dituliskan sebagai berikut.

Mode Penguatan Terkendali

Pada mode operasi penguatan terkendali besarnya penguatan


dari operasional amplifier (Op-Amp) dapat ditentukan dari
nilai resistansi feedback dan input. Sehingga nilai penguatan
tegangan (Av) pada mode operasi ini dapat dituliskan sebgai
berikut.

Sehingga besarnya tegangan output adalah :

Tanda minus menunjukkan bahwa rangkaian op amp itu adalah dalam konfigurasi inverting
dan diabaikan untuk perhitungan
Mode Penguat 1

Mode operasi penguatan 1 pada operasional amplifier (Op-


Amp) sering disebut dengan istilah buffer (penyangga). Hal ini
karena pada mode ini tidak terjadi penguatan tegangan (Av)
bernilai 1. Konfigurasi ini berfungsi untuk memperkuat arus
sinyal sehingga tidak drop pada saat diberikan beban terhadap sinyal input. Besarnya
tegangan output (Vout) sama dengan tegangan input (Vin) karena penguatan
tegangan (Av) operasional amplifier (Op-Amp) bernilai 1.

2.4. Offset Nulling

Secara ideal , tegangan output dari suatu op amp seharusnya adalah nol ketika
tegangan pada kedua impunya adalah nol atau sama besar. Namun, karena gain tinggi dari op
amp, suatu ketidak seimbangan rangkaian yang kecil dari input transistor-transistornya dapat
menyebabkan adanya tegangan offset output yang kecil. Dalam suatu rangkaian kritis, offset
ini dapat menyebabkan tegangan error pada outputnya. Suatu metode menyeimbangkan
output op amp , disebut offset nulling, adalah menggunakan suatu potensiometer yang di
rangkaikan ke salah satu inputnya sehingga dia dapat membawa kembali tegangan output ke
nol ketika perbedaan tegangan pada input-inputnya adalah nol. Beberapa jenis op amp
memiliki kaki kaki (pins) offset nulling

Anda mungkin juga menyukai