PENGUAT OPERASI
OLEH
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alah SWT, karena atas berkat dan rahmatnya
penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Penguat Operasi ini. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas yang diajukan oleh bapak Abdul Rais selaku dosen mata
kuliahElektronika Lanjutan. Makalah ini juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan
pembaca khususnya penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Abdul Rais selaku dosen pengampu
matakuliah Elektronika Lanjutan , kepada orangtua penulis dan terimakasih kepada seluruh
teman-teman terkasih Fisika Dik D 2015 yang telah memberikan bantuan dan masukan dalam
penyelesaian makalah ini. Serta penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang
turut andil dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat berguna untuk pembaca, khususnya kepada penulis. Penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan di
masa yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
Konfigurasi dengan masukan diferensial dan keluaran tunggal banyak digunakan dalam
industri elektronika. Setiap orang yang terlibat dalam elektronika mau tak mau harus
memahami kegunaan op-amp, mengetahui karakteristiknya, mampu mengenali konfigurasi
dasar rangkaian op-amp dan mampu bekerjasama dengannya.
1.3. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, Maka tujuan dari pemulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui apa saja dasar dasar penguat operasi
2. Mengetahui apa itu polaritas tegangan input/output op-amp
3. Mengetahui apa itu Gain Op-Amp
4. Mengethui Apa itu Offset Nuling
5. Mengetahui Bagaimana Respon Frekuensi Op-Amp
BAB II
PEMBAHASAN
a. Terminal masukan
Om-amp mempunyai 2 terminal masukan yang masing-masing bertanda (-) dan (+). Kedua
masukan ini disebut terminal masukan diferensial, karena tegangan keluaran Vo bergantung pada
perbedaan tegangan antara kedua terminal masukan tersebut. Jika terminal masukan (-) mendapat
tegangan lebih positip dari pada terminal masukan (+) maka keluaran Vo negatif, jika terminal
masukan (-) lebih negatif dari pada terminal masukan (+) maka Vo positif. Jadi polaritas tegangan
pada terminal masukan (-). Oleh sebab itu terminal masukan (-) ini dikenal dengan masukan yang
membalik (Inverting Input) V (-). Dan sebalik terminal masukan (+) disebut terminal masukan yang
tidak membalik (Non-Inverting) V (+).
b. Terminal keluaran
Meskipun op-amp mempunyai 2 terminal masukan, ia hanya mempunyai satu terminal keluaran.
Ujung terminal ini dihubung ke beban. Beban (RL) dari op-amp dihubungkan dengan terminal
keluaran dan ground (GND).
Terminal-terminal op-amp yang harus dihubungkan ke catu daya agar op-amp dapat bekerja
ditandai dengan (+) V dan (-) V. Terminal (+) dihubungkan ke sumber tegangan positif, sedang
terminal (-) dihubungkan ke sumber tegangan negatif. Ini berlaku jika op-amp memang dimaksudkan
untuk digunakan dengan sistem suplai tiga polaritas (+), (-) dan (0). Jika op-amp hendak digunakan
dengan sistem catu daya yang mempunyai dua polaritas (+) dan (0) atau (GND), maka terminal
negatif op-amp dihubung ke (0) atau (GND). Penggunaan sistem catu daya jenis ini menyebabkan
terminal keluaran op-amp akan berada setengah tergangan suplai (1/2 VCC) pada saat tidak ada
perbedaan tegangan diantara kedua terminal masukannya. Harus diingat pula bahwa ada op-amp yang
hanya dapat dioperasikan pada tegangan positip dan GND saja sehingga dioperasikan pada tegangan
tiga polaritas, akan merusak op-amp.
d. Terminal kompensasi
Tidak semua op-amp mempunyai terminal kompensasi. Terminal kopensasi ini biasanya dua
buah, digunakan untuk menangani masalah off set karena watak op-amp yang tidak sesuai dengan
kondisi idealnya.
Idealnya , gai dari suatu op amp adaalah tak terhingga , namun dalam prakteknya ,
gainnya dapat mencapai 200.000 dalam mode simpel (Mode Loop Terbuka). Dalam Mode
simpel terbuka tidak ada umpan balik (feed back) dari output ke inputnya dan gain tegangan
(Av) adalah maksimum, Seperti di tunjukkan pada gambar 2.3a. Dalam suatu rangkaian
praktek , suatu beda tegangan yang sangat kecil pada inputnya menyebabkan tegangan
outputnya berayun mendekati level tegangan catu maksimum. Tegangan maksimum pada
outputnya akan menjadi sekitar 90% dari tegangan catu, karena jatuh tegangan (voltage drop)
internal dari op-amp tersebut. Outputnya dikatakan berada pada titik jenuh
(saturasi/saturation) dan dapat dinyatakan (untuk salah satu polaritas) oleh +V sat dan Vsat.
Sebagai contoh , suatu rangkaian op amp dalam mode simple terbuka menggunakan tegangan
catu 15 V akan memiliki ayunan outputnya dari +13,5 V ke -13,5 V. Dengan rangkaian
yang seperti ini, op amp tersebut akan sangat tidak stabil dan outputnya akan menjadi 0 V
untuk suatu beda tegangan 0 v diantara inputnya, atau tegangan outputnya akan berada pada
nilai ektrim lainnya
Mode operasi dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp) dapat diset dalam beberapa
mode penguatan sebagai berikut.
Gambar 2.3.a
Tanda minus menunjukkan bahwa rangkaian op amp itu adalah dalam konfigurasi inverting
dan diabaikan untuk perhitungan
Mode Penguat 1
Secara ideal , tegangan output dari suatu op amp seharusnya adalah nol ketika
tegangan pada kedua impunya adalah nol atau sama besar. Namun, karena gain tinggi dari op
amp, suatu ketidak seimbangan rangkaian yang kecil dari input transistor-transistornya dapat
menyebabkan adanya tegangan offset output yang kecil. Dalam suatu rangkaian kritis, offset
ini dapat menyebabkan tegangan error pada outputnya. Suatu metode menyeimbangkan
output op amp , disebut offset nulling, adalah menggunakan suatu potensiometer yang di
rangkaikan ke salah satu inputnya sehingga dia dapat membawa kembali tegangan output ke
nol ketika perbedaan tegangan pada input-inputnya adalah nol. Beberapa jenis op amp
memiliki kaki kaki (pins) offset nulling