Anda di halaman 1dari 15

Laporan Akhir

Praktikum Fisika Lanjutan

EM1 – Torsi Magnetik

Nama : Ahmad Basyir Najwan


Rekan Kerja : Nabila Shananda
Yudho Ahmad Fahreza

Hari/Tanggal : Kamis, 30 September 2021

Departemen Fisika
Universitas Indonesia
2021
I. Hasil dan Pengolahan Data
Berikut adalah data-data yang didapatkan dari eksperimen pada tiap percobaan.
A. Percobaan 1 (Eksperimen statis: torsi magnetik sama dengan torsi gravitasi)
Tabel 1. Data Percobaan 1
𝐿 (cm) 𝐼 (A) 𝑟 (m) 𝐵 (T)
2.6 2 0.05285 0.00272
3.75 2.3 0.06435 0.003128
5.05 2.6 0.07735 0.003536
6.3 2.9 0.08985 0.003944

Gambar 1. Percobaan 1: Grafik 𝑟 vs 𝐵

Gambar 2. Hasil Perhitungan dengan Metode Regresi untuk Percobaan 1


𝒓

𝑳
⃗⃗⃗
𝑩 ⃗𝑩
⃗⃗
⃗⃗
𝝁 ⃗⃗
𝝁

𝒎𝐛 𝒈
Ketika setimbang vertikal Ketika setimbang horizontal

Gambar 3. Diagram Gaya pada Percobaan 1


Pada keaadaan setimbang vertikal, arah momen magnet searah dengan medan magnet
yaitu keatas dan torsi yang dihasilkan bernilai nol sehingga cue ball berada dalam
keadaan setimbang. Pada kondisi ini gaya gravitasi total dari cue ball dan beban plastik
diseimbangkan oleh gaya dari bantalan udara. Kemudian ketika beban plastik digeser
menjauhi cue ball, gaya berat pada beban plastik akan memberikan torsi pada sistem
cue ball-beban plastik dan diseimbangkan oleh torsi magnetik. Pada kesetimbangan
horizontal, dengan menggunakan Hukum I Newton untuk keseimbangan rotasi akan
didapatkan

∑ 𝜏⃗ = 0

⃗⃗ + 𝑟⃗ × 𝑊
𝜇⃗ × 𝐵 ⃗⃗⃗⃗ = 0
𝜇
𝜇𝐵 sin 90° 𝑘̂ − 𝑚b 𝑔𝑟 sin 90° 𝑘̂ = 0 ⟹ 𝑟 = 𝐵
𝑚𝑏 𝑔
dimana 𝑘̂ adalah vektor satuan yang arahnya keluar dari bidang kertas.
Dengan menggunakan metode regresi didapatkan nilai 𝑚 = 30.3922 mT −1 dan Δ𝑚 =
0.5199 mT −1. Diketahui 𝑚b = 0.00132 kg, 𝑔 = 9.81 ms−2 sehingga
𝜇 = 𝑚b 𝑔𝑚 = (0.00132 kg)(9.81 ms −2 )(30.3922 mT −1 ) = 0.394 NmT −1
Δ𝜇 = 𝑚b 𝑔Δ𝑚 = (0.00132 kg)(9.81 ms −2 )(0.5199 mT −1 ) = 0.007 NmT −1
Kesalahan relatifnya adalah
Δ𝜇 0.007 NmT −1
𝐾𝑅 = | | × 100% = | | × 100% = 1.78%
𝜇 0.394 NmT −1
Sehingga didapatkan nilai momen magnetik untuk magnet di dalam cue ball sebesar
𝜇 = (0.394 ± 0.007 ) NmT −1

B. Percobaan 2 (Osilasi harmonik pendulum sferis)


Tabel 2. Data Percobaan 2
𝐼 (A) 𝑡10 (s) 1/𝐵 (T −1 ) 𝑇 2 (s2 )
0.5 26.21 1470.58824 6.869641
1 17.98 735.294118 3.232804
1.5 14.5 490.196078 2.1025
2 12.45 367.647059 1.550025
2.5 11.4 294.117647 1.2996
3 10.05 245.098039 1.010025
3.5 9.39 210.084034 0.881721
4 8.53 183.823529 0.727609

Gambar 4. Percobaan 2: Grafik 𝑇 2 vs 1/𝐵

Gambar 5. Hasil Perhitungan dengan Metode Regresi untuk Percobaan 2


𝜽
⃗⃗⃗
𝑩 ⃗⃗⃗
𝑩
⃗⃗
𝝁 ⃗⃗
𝝁

Ketika setimbang vertikal Ketika tersimpang sebesar 𝜃

Gambar 6. Diagram Percobaan 2


Tinjau ketika sistem tersimpang. Menggunakan Hukum II Newton untuk gerak rotasi
akan kita dapatkan

∑ 𝜏⃗ = 𝐼𝛼⃗

⃗⃗ = 𝐼𝜃̈(−𝑘̂)
𝜇⃗ × 𝐵
𝑑2𝜃
𝜇𝐵 sin 𝜃 𝑘̂ = −𝐼 𝑘̂
𝑑𝑡 2
𝑑 2 𝜃 𝜇𝐵
+ sin 𝜃 = 0
𝑑𝑡 2 𝐼
Untuk simpangan osilasi yang kecil, kita bisa hampiri sin 𝜃 ≈ 𝜃
𝑑 2 𝜃 𝜇𝐵
+ 𝜃=0
𝑑𝑡 2 𝐼
𝑑2 𝜃 𝜇𝐵
2
+ 𝜔2 𝜃 = 0 ⟹ 𝜔2 =
𝑑𝑡 𝐼
2𝜋
𝜔=
𝑇
4𝜋 2
𝜔2 =
𝑇2
4𝜋 2 4𝜋 2 1
𝑇2 = ⟹ 𝑇 2
= 𝐼
𝜔2 𝜇 𝐵

Dengan menggunakan metode regresi didapatkan nilai 𝑚 = 0.00448715 Ts 2 dan


Δ𝑚 = 0.00006662 Ts2 . Diketahui 𝑚b = 0.142 kg, 𝑑 = 0.0537 m sehingga
2 2
2 0.0537 m 2
𝐼 = 𝑚b 𝑟 = (0.142 kg) ( ) = 4.09 × 10−5 kgm2
5 5 2
4𝜋 2 𝐼 4𝜋 2 (4.09 × 10−5 kgm2 )
𝜇= = = 0.360 NmT −1
𝑚 0.00448715 Ts 2
4𝜋 2 𝐼 4𝜋 2 (4.0948398 × 10−5 kgm2 )
Δ𝜇 = Δ𝑚 = (0.00006662 Ts2 )
𝑚2 (0.00448715 Ts2 )2
= 0.005 NmT −1
Kesalahan relatif
Δ𝜇 0.005 NmT −1
𝐾𝑅 = | | × 100% = | | × 100% = 1.39%
𝜇 0.360 NmT −1
Sehingga didapatkan nilai momen magnetik untuk magnet di dalam cue ball sebesar
𝜇 = (0.360 ± 0.005)NmT −1

C. Percobaan 3 (Gaya magnet pada sistem pegas)


Tabel 3. Data Percobaan 3 Bagian 1
𝑛 (buah) 𝐿 (cm) 𝑚bp (kg) Δ𝑧 (m)
Acuan 5 Acuan Acuan
1 4.4 0.001 0.006
2 3.8 0.002 0.012
3 3.2 0.003 0.018
4 2.5 0.004 0.025

Gambar 7. Percobaan 3: Grafik Δ𝑧 vs 𝑚


Gambar 8. Perhitungan dengan Metode Regresi untuk Percobaan 3 Bagian 1

Sesuai dengan Hukum Hooke untuk pegas, kita akan dapatkan


𝐹 = 𝑘Δ𝑧
𝑔
𝑚bp 𝑔 = 𝑘Δ𝑧 ⟹ Δ𝑧 = 𝑚
𝑘 bp
Dengan menggunakan metode regresi didapatkan nilai 𝑚 = 6.3 mkg −1 dan Δ𝑚 =
0.1732 mkg −1 sehingga
𝑔 (9.81 ms −1 )
𝑘= = = 1.56 kgs −1
𝑚 (6.3 mkg −1 )
𝑔 (9.81 ms −1 )
Δ𝑘 = 2 Δ𝑚 = −1 2
(0.1732 mkg −1 ) = 0.04kgs −1
𝑚 (6.3 mkg )
Kesalahan Relatif
Δ𝑘 0.04 kgs −1
𝐾𝑅 = | | × 100% = | | × 100% = 2.56%
𝑘 1.56 kgs −1
Sehingga besar konstanta pegas adalah
𝑘 = 1.56 ± 0.04 N/m

Tabel 4. Data Percobaan 3 Bagian 2


𝐼 (A) 𝐿 (cm) 𝜕𝐵/𝜕𝑧 (Tm−1 ) Δ𝑧 (m)
Acuan 11.2 Acuan Acuan
0.5 11.4 0.00845 0.002
1 11.6 0.0169 0.004
1.5 11.8 0.02535 0.006
2 12 0.0338 0.008
2.5 12.3 0.04225 0.011
3 12.6 0.0507 0.014
3.5 12.9 0.05915 0.017

Gambar 9. Percobaan 3: Grafik Δ𝑧 vs 𝜕𝐵/𝜕𝑧

Gambar 10. Perhitungan dengan Metode Regresi untuk Percobaan 3 Bagian 2

Pada keadaan setimbang, ketika magnet berada di berada di medan magnet non-
uniform, gaya yang diberikan oleh medan magnet adalah
𝐹⃗B = ∇(𝜇⃗ ⋅ 𝐵
⃗⃗ )
∂ 𝜕𝐵
𝐹⃗B = (𝜇𝐵(𝑧))(−𝑗̂) ⟹ 𝐹⃗B = −𝜇 𝑗̂
∂z 𝜕𝑧
Dimana 𝑗̂ adalah vektor satuan yang arahnya ke atas. Gaya ini akan diseimbangkan oleh
gaya pegas yang arahnya ke atas sehingga
𝐹⃗B + 𝐹⃗p = 0
𝜕𝐵 𝜇 𝜕𝐵
−𝜇 𝑗̂ + 𝑘Δ𝑧𝑗̂ = 0 ⟹ Δ𝑧 =
𝜕𝑧 𝑘 𝜕𝑧
Dengan menggunakan metode regresi didapatkan nilai 𝑚 = 0.295585 m2 T −1 dan
Δ𝑚 = 0.01363 m2 T −1 sehingga
𝜇 = 𝑘𝑚 = (1.56 kgs −1 )(0.295585 m2 T −1 ) = 0.461 Tm2
Δ𝜇 = 𝑘Δ𝑚 + 𝑚Δ𝑘
= (1.56 kgs −1 )(0.01363 m2 T −1 ) + (0.295585 m2 T −1 )(0.04 kgs−1 )
= 0.033 Tm2
Kesalahan relatif
Δ𝜇 0.033 Tm2
𝐾𝑅 = | | × 100% = | | × 100% = 7.16%
𝜇 0.461 Tm2
Sehingga didapatkan nilai momen magnetik untuk magnet di dalam cue ball sebesar
𝜇 = (0.461 ± 0.033 ) NmT −1
Rangkuman nilai momen magnet dari ketiga percobaan
Tabel 5. Nilai Momen Magnet Masing-masing Percobaan
Percobaan Ke- 𝜇 (Nm/T) Δ𝜇 (Nm/T) 𝐾𝑅
1 0.394 0.007 1.78%
2 0.360 0.005 1.39%
3 0.461 0.033 7.16%

II. Analisis
A. Percobaan 1 (Eksperimen statis: torsi magnetik sama dengan torsi gravitasi)
Pada percobaan 1, eksperimen ditujukan untuk mengukur momen magnet dari magnet
di dalam cueball yang dilakukan dengan menggunakan keadaan statis yaitu ketika torsi
magnetik diseimbangkan oleh torsi gaya berat beban plastik. Mulanya cueball, batang,
dan beban plastik di posisikan pada keadaan vertikal. Hal ini mungkin dilakukan jika
diberikan medan magnet uniform dan nilainya cukup besar sehingga torsi dari gaya
berat batang dan beban plastik akan dilawan oleh torsi magnetik sedemikian hingga
posisi cueball, batang, dan beban plastik vertikal dan gaya berat seluruhnya akan
dilawan oleh gaya dari bantalan udara. Karena itulah eksperimen dimulai dengan
memberikan arus sebesar 2 A pada kumparan agar kondisi vertikal ini bisa tercapai.
Pada keadaan setimbang vertikal ini juga, momen magnetik pada magnet di dalam
cueball mengarah ke atas, sama seperti arah medan magnet sehingga torsi magnetik
bernilai nol yang sama dengan torsi gaya berat yang juga bernilai nol.

Kemudian, beban plastik digeser menjauhi cueball sehingga torsi gaya berat membesar
sampai ketika batang dan beban plastik berada dalam keadaan setimbang horizontal.
Pada keadaan ini torsi gaya berat sama dengan torsi magnetik. Momen magnet dan
medan magnet serta gaya berat dan lengan momen masing-masing saling tegak lurus
sehingga didapatlah persamaan seperti yang digunakan pada bagian hasil.

Medan magnet divariasikan dengan mengubah besar arus dan lengan momen
divariasikan dengan menambah jarak beban plastik dari cueball sehingga didapat
pasangan nilai arus dan lengan momen. Nilai arus ini bisa di konversi menjadi besar
medan magnet. Sedemikian hingga dengan menggunakan metode regresi dan beberapa
perhitungan sederhana didapatlah momen magnet NdFeB di dalam cueball sebesar
0.394 ± 0.007 Nm/T dengan ketidakpastian relatif sebesar 1.78%. Hasil ini cukup
bagus karena kesalahan relatifnya cukup kecil.

Percobaan 1 ini juga mengklarifikasi bahwa ketika suatu dipol magnet diletakkan di
dalam medan magnet uniform, maka akan muncul torsi magnetik namun tidak muncul
gaya magnetik. Hal ini dibuktikan oleh berubahnya nilai momen magnetik ketika besar
medan magnet diubah.

B. Percobaan 2 (Osilasi harmonik pendulum sferis)


Pada percobaan 2, juga ditujukan untuk mengukur momen magnet dari magnet di dalam
cueball namun kali ini menggunakan metode osilasi harmonik pendulum sferis. Kali
ini, masih di dalam medan magnet uniform, namun batang dan beban plastik dilepas
dari cueball dan cueball kembali diposisikan agar handle-nya vertikal. Kemudian
cueball diberikan simpangan yang kecil sehingga berosilasi secara harmonik dan bisa
dihitung periode osilasinya.

Pada perhitungan periode osilasi, sebelumnya dihitung waktu untuk 10 kali osilasi
sehingga periode osilasi adalah waktu untuk 10 osilasi ini dibagi dengan 10. Periode
osilasi ini bisa divariasikan dengan mengubah besar magnet uniform yaitu dengan
mengubah besar arus yang melalui kumparan sehingga didapatlah pasangan nilai
periode dan medan magnet. Selanjutnya, dengan menggunakan metode regresi dan
beberapa perhitungan sederhana didapatlah momen magnet NdFeB di dalam cueball
sebesar 0.360 ± 0.005 Nm/T dengan kesalahan relatif 1.39%. Hasil ini cukup bagus
karena kesalahan relatif yang didapat cukup kecil.

Mengingat bahwa percobaan 1 dan 2 mengukur nilai momen magnet dari magnet yang
sama yaitu magnet NdFeB di dalam cueball, maka seharusnya didapatkan bahwa
momen magnet dari percobaan 1 dan 2 bernilai sama, atau paling tidak nilainya cukup
dekat. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan 1 dan 2 dapat diklarifikasi
bahwa kedua percobaan menghasilkan nilai 𝜇 yang cukup dekat yaitu 0.394 ±
0.007 Nm/T pada percobaan 1 dan 0.360 ± 0.005 Nm/T dimana keduanya berada
dalam orde yang sama. Selisih dari keduanya adalah sebesar 0.034 Nm/T ± 0.002.
Nilai ini memang cukup kecil namun juga cukup signifikan.

Mengapa 𝜇 pada percobaan 1 dan 2 bisa berbeda padahal diukur untuk magnet yang
sama? Hal ini bisa dikarenakan adanya faktor yang tidak dimasukkan ke dalam
perhitungan. Pada percobaan 1 misalnya, gaya berat oleh batang dimana beban plastik
berada dan handle cueball diabaikan padahal pada kenyataannya juga menyumbangkan
gaya berat pada torsi yang melawan torsi magnetik. Hal ini membuat perhitungan
menjadi sedikit melenceng dari nilai sebenarnya walau cukup kecil memang. Kemudian
pada percobaan 2, perlu diingat bahwa osilasi yang terjadi sebenarnya tidak harmonik
namun jika sudut simpangan cukup kecil osilasi akan menjadi harmonik. Ketika
percobaan dilakukan, simpangan yang diberikan bisa saja terlalu besar untuk osilasi
harmonik sehingga hasil yang didapat dari perhitungan sedikit melenceng dari nilai
sebenarnya. Kemudian, pada percobaan 2 juga mungkin terdapat gesekan udara
mengingat eksperimen tidak dilakukan pada ruang vakum dan cueball berada di atas
bantalan udara. Karena adanya faktor-faktor inilah nilai momen magnet dari percobaan
1 dan 2 bisa berbeda sebesar 0.034 ± 0.02 Nm/T.

Percobaan 2 ini juga mengklarifikasi bahwa ketika suatu dipol magnet diletakkan di
dalam medan magnet uniform, akan muncul torsi magnetik dan tidak muncul gaya
magnet. Hal ini dibuktikan dengan cueball yang melakukan osilasi harmonik ketika
diberikan simpangan sudut yang kecil dari posisi kesetimbangannya.

C. Percobaan 3 (Gaya magnet pada sistem pegas)


Pada percobaan 3, magnet yang momen magnetnya akan diukur sekarang berbeda
dengan magnet pada percobaan 1 dan 2. Kali ini, momen magnet akan diukur dengan
menggunakan metode gaya pada magnet yang berada di pemberat pegas.

Pertama diukur dulu besar konstanta pegas yang digunakan dengan memvariasikan
beban pegas dan mengukur pertambahan panjang pegas. Kemudian dengan
menggunakan metode regresi dengan persamaan hooke untuk hubungan pertambahan
panjang pegas dan massa beban serta sedikit perhitungan sederhana didapatlah besar
konstanta pegas sebesar 1.56 ± 0.04 kg/s.

Selanjutnya pegas diberikan medan magnet non uniform sehingga muncul gaya
magnetik pada magnet yang terpasang pada pemberat pegas. Ketika gradien medan
magnet divariasikan nilainya dengan memvariasikan besar arus yang melalui
kumparan, gaya pada pegas juga akan bervariasi yaitu ditandai dengan pertambahan
panjang pegas. Pertambahan panjang pegas dapat diukur dengan mengukur
pertambahan panjang batang penahan yang ada di atas tutup. Kenapa tidak diukur
langsung saja? Hal ini dikarenakan posisi magnet harus terus diposisikan tepat di
tengah-tengah kumparan sehingga akan lebih mudah mengukur pertambahan panjang
pegas dari batang penahan. Berdasarkan hal-hal tadi, akan didapatkan pasangan nilai
pertambahan panjang pegas dan gradien medan magnet. Selanjutnya dengan dengan
metode regresi dan beberapa perhitungan sederhana didapat nilai momen magnetnya
sebesar 0.461 ± 0.033 Nm/T.

Nilai momen magnet yang didapat dari percobaan 3 ini cukup jauh dibandingkan
dengan nilai momen magnet yang didapat dari percobaan 1 dan 2. Hasil ini cukup
masuk akal karena memang magnet yang diukur momen magnetnya berbeda. Hasil ini
ini juga menandakan bahwa momen magnet dari magnet pada pemberat pegas lebih
besar dari momen magnet dari magnet di dalam cueball.

Percobaan 3 ini juga mengklarifikasi kebenaran bahwa ketika suatu dipol magnet
diletakkan di dalam medan magnet non uniform, maka pada dipol magnet tersebut akan
muncul gaya magnetik. Hal ini dibuktikan dengan adanya pertambahan panjang pegas
pada pegas ketika gradien medan magnet diubah dengan mengubah besar arus pada
kumparan.
III. Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, praktikan dapat menyimpulkan beberapa
kesimpulan berikut
1. Pengukuran momen magnet NdFeB di dalam cueball dapat dicari menggunakan
metode eksperimen statis (percobaan 1) dan metode osilasi harmonic pendulum sferis
(percobaan 2).
2. Torsi magnetik yang terjadi pada dipol magnet di dalam medan magnet sejenis
berbanding lurus dengan besar medan magnet.
3. Kuadrat periode osilasi dipol magnet di dalam medan magent sejenis berbanding
terbalik dengan medan magnet.
4. Di dalam suatu medan magnet sejenis (uniform) tidak ada gaya pada dipol magnet, yang
ada hanya torsi magnetik.
5. Di dalam gradien suatu medan magnet terdapat resultan gaya pada dipol magnet yang
ditandai dengan pertambahan panjang pegas.

IV. Referensi
1. Griffiths, D. J. (2021). Introduction to Electrodynamics (January 1, 2012) (4th
Edition). PHIL.
2. Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2018). Fundamentals of Physics (11th ed.).
Wiley.
3. Laboratorium Fisika Lanjutan UI. (2021). Modul EM1 – Torsi Magnetik. Depok:
Universitas Indonesia.
4. Najwan, Ahmad Basyir. (2019). Modul 3 – Dinamika Gerak Translasi dan Rotasi.
Banjarbaru: Dimensi Sains.
5. QS Study. (2021). Define Uniform and Non-Uniform Magnetic Field. Diakses pada 30
September 2021 dari https://qsstudy.com/physics/define-uniform-non-uniform-
magnetic-field.
Tugas Akhir

Kita telah melakukan percobaan 1 dengan mengambil kondisi setimbang pada sudut = 90°

terhadap garis vertikal. Apakah kita dapat mengambil kondisi setimbang pada sudut lain? Jika

ya, apakah kita akan memperoleh hasil momen magnet 𝜇 yang sama?

Jawab:

Apakah kita dapat mengambil kondisi setimbang pada sudut lain? Jawabannya ya bisa.

Persamaan yang digunakan pada metode regresi pun akan tetap sama yaitu

𝜇
𝑟= 𝐵
𝑚𝑏 𝑔

dimana 𝑟 = 𝐿 + 𝑑/2 dengan 𝐿 adalah jarak beban plastik ke permukaan cueball dan 𝑑 adalah

diamater cueball. Hasil ini bisa diturunkan sebagai berikut.

Tinjau sistem dalam keadaan setimbang vertikal dan keadaan setimbang pada sudut 𝜙

𝒓 𝒓′

⃗𝑩
⃗⃗ ⃗𝑩
⃗⃗ 𝝓
⃗⃗ 𝒎𝐛 𝒈
⃗⃗
𝝁 𝝁
𝑳

Ketika setimbang vertikal Ketika setimbang pada sudut 𝜙

Pada keadaan setimbang ketika sudut 𝜙, dengan menggunakan Hukum I Newton untuk

kesetimbang rotasi akan diperoleh

∑ 𝜏⃗ = 0

⃗⃗ + 𝑟⃗ × 𝑊
𝜇⃗ × 𝐵 ⃗⃗⃗⃗ = 0

𝜇𝐵 sin 𝜙 − 𝑟 ′ 𝑚𝑏 𝑔 sin 90° = 0

Mengingat bahwa 𝑟 ′ = 𝑟 sin 𝜙 maka


𝜇𝐵 sin 𝜙 − 𝑟 sin 𝜙 𝑚𝑏 𝑔 = 0

𝜇
𝜇𝐵 = 𝑟𝑚𝑏 𝑔 ⟹ 𝑟 = 𝐵
𝑚𝑏 𝑔

Dengan demikian, akan diperoleh nilai momen magnetik yang sama.

Anda mungkin juga menyukai