Anda di halaman 1dari 20

PERCOBAAN

GERAK MELINGKAR BERATURAN

LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Fisika Dasar 1
Yang dibina oleh Dr. Nasikhudin, S.Pd, M.Sc

Oleh:
Syafiq Anthoni Syarbin
PFD05 / AC / Kel 5
190321624102

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
NOVEMBER 2019
PERCOBAAN GERAK MELINGKAR BERATURAN

A. Tujuan

Pada kesempatan kali ini, praktikum yang dilakukan adalah praktikum gerak
melingkar beraturan. Pada praktikum gerak melingkar beraturan ini, ada beberapa
tujuan yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Beberapa tujuan tersebut yaitu mahasiswa
mampu mencari hubungan antara gaya sentripetal (F) dengan jejari lintasan benda yang
bergerak melingkar, mampu menerapkan teori ralat pada saat menentukan hasil ukur
besaran- besaran fisika tersebut diatas, serta mampu menerapkan teori grafik pada saat
mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan besaran- besaran
fisika yang tersebut diatas .

B. Latar Belakang

Pada dasarnya semua gerakan adalah berlintasan lengkung. Gerak lurus


sebenarnya adalah pendekatan dari gerak lengkung. Gerak lengkung merupakan
pelajaran yang berdasarkan kenyataan. Pada praktikum kali ini yang dipelajari adalah
gerak lengkung istimewa. Gerak lengkung istimewa tersebut adalah gerak melingkar
beraturan. Suatu benda bermassa m bergerak dengan lintasan berupa lingkaran dengan
jari-jari r, dan berkelajuan tetap v.

Gerak melingkar beraturan merupakan gerak dari suatu partikel yang bergerak
dengan kecepatan konstan dalam lintasan melingkar dengan radius r. Partikel tersebut
𝑣2
akan memiliki kecepatan sebesar 𝑎 = . Percepatan ini disebut percepatan sentripetal
𝑟

karena 𝑎 diarahkan ke pusat lingkaran. Lebih jauh lagi, 𝑎 selalu tegak lurus v. (Serway,
Raymond A., Jr, John W. Jewett. 2009)

Pada gerak melingkar beraturan tidak ada komponen percepatan linear terhadap
lintasan, karena jika ada maka lajunya akan berubah. Karena percepatan linear alias
tangensial memiliki hubungan dengan percepatan sudut, maka percepatan sudut juga
tidak ada dalam gerak melingkar beraturan, yang ada hanya percepatan yang tegak lurus
terhadap lintasan, yang menyebabkan arah kecepatan linear berubah-ubah. (Kanginan,
Marthen. 2010)
Hukum Newton bekerja dalam gerak lurus maupun gerak melingkar.
Berdasarkan persamaan Hukum Newton didapatkan persamaan berikut :

𝐹 = 𝑚. 𝑎
Fs = m.𝑎s
𝑣2 𝑣2
𝑎s= , maka 𝐹 = 𝑚. 𝑟 .
𝑟
2𝜋𝑟 𝑚.4𝜋 2 .𝑟
Karena 𝑣 = , disubstitusikan menjadi : 𝐹𝑠 =
𝑇 𝑇

Dari persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa gaya sentripetal (Fs) berbanding
lurus dengan jari-jari lintasan benda dan berbanding terbalik dengan periode.

C. Alat dan Bahan

Di dalam percobaan ini alat dan bahan yang dibutuhkan adalah meja putar listrik
untuk tempat atau alas memutarnya benda, stopwatch digunakan untuk menghitung
berapa waktu yang diperlukan benda untuk berputar sebanyak 10 kali, massa beban
dengan berbagai variasi massa, mistar berfungsi untuk mengukur jari – jari, neraca
teknis yang digunakan untuk menimbang berapa massa beban, benang yang berfungsi
untuk mengikat massa beban dengan statip, statip digunakan untuk menggantung benda
dengan neraca pegas, serta neraca pegas yang digunakan untuk menghitung gaya yang
ditimbulkan benda selama berputar.

D. Prosedur Percobaan

Dalam melakukan percobaan gerak melingkar beraturan ini, langkah pertama


yang harus kita lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu, merangkai set
alat percobaan sesuai dengan gambar 1.
Pegas

Statip Lempeng
Putar

Kontrol
Saklar Bola Kecepatan

Gambar 1. Set Alat Percobaan Gerak Melingkar Beraturan

Setelah Menyiapkan set alat percobaan, langkah selanjutnya adalah menimbang


massa beban dengan neraca teknis dan mencatatnya ke lembar pengamatan. Kemudian
mengatur statip dan pegas berada tegak lurus pada pemutar. Selanjutnya memasang tali
pada pegas dilanjutkan pada statip dan massa pegas, pastikan tali yang sudah dipasang
sudah benar dan kuat agar benda tidak terlempar keluar pada saat benda diputar. Jika
set alat sudah selesai, selanjutnya menyalakan saklar dan menekan tombol on. Benda
akan memutar. Lalu menunggu benda memutar dengan stabil terlebih dahulu baru
kemudian melakukan pengamatan. Membiarkan benda berputar 10 kali, dan
menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk benda untuk berputar 10 kali, serta
mengamati neraca pegasnya. Setelah 10 kali berputar, mematikan saklar lalu mengukur
jejari dengan menarik beban hingga neraca pegas menunjukkan angka yang ditunjuk
saat benda berputar 10 kali tadi, kemudian mengukur jejari dari pusat massa beban
hingga pusat lingkaran pemutar. Menuliskan hasil percobaan tadi di lembar pegamatan.
Mengulangi langkah – langkah tadi sebanyak data yang diperlukan dengan
memvariasikan jejari.
E. Data Pengamatan

Setelah melakukan percobaan, dapat disajikan data pengamatan sebagai berikut :

Massa beban : 60 gram = 0,06 kg

NO r (meter) 1/r F (Newton) Putaran (n) T (Sekon)


1. 0,220 4,5454 0,500 10 10,19
2. 0,170 5,8823 0,400 10 10,68
3. 0,135 7,4074 0,325 10 10,59
4. 0,090 11,1111 0,225 10 10,66
5. 0,055 18,1818 0,150 10 10,47

Variabel Bebas : Jari Jari (r)


Variabel Terikat : Gaya Sentripetal (Fs)
Variabel Kontrol : Massa Beban (m)
NST Neraca : 0,005 kg
NST Stopwatch : 0,1 s
NST Mistar : 0,001 m
NST Pegas : 0,05 N

F. Analisis Data
a. Metode analisis

Pada percobaan gerak melingkar beraturan ini, metode yang telah kami
gunakan adalah metode kuantitatif. Metode ralat yang dipakai pada percobaan ini
yaitu ralat grafik, ralat rambat, dan ralat kuadrat terkecil. Ralat grafik digunakan
untuk mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dimana
persamaan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

𝑚𝑣 2 2𝜋𝑟
𝐹𝑠 = , Dengan 𝑣 =
𝑟 𝑇

2𝜋𝑟 2
𝑚( 𝑇 )
𝐹𝑠 =
𝑟
𝑚. 4𝜋 2 . 𝑟 2 /𝑇 2
𝐹𝑠 =
𝑟
𝑚. 4𝜋 2 . 𝑟
𝐹𝑠 =
𝑇2

Dalam percobaan ini digunakan ralat rambat dengan rumus sebagai berikut

2 2 2
𝜕𝐹𝑠 2 𝜕𝐹𝑠 2 𝜕𝐹𝑠 2

𝑺𝐹𝑠 = | ∆𝑚| + | ∆𝑟| + | ∆𝑡|
𝜕𝑚 3 𝜕𝑟 3 𝜕𝑇 3

𝜕𝐹𝑠 𝜕 𝑚. 4𝜋 2 . 𝑟
= . = 4𝜋 2 . 𝑟. 𝑇 −2
𝜕𝑚 𝜕𝑚 𝑇2

𝜕𝐹𝑠 𝜕 𝑚. 4𝜋 2 . 𝑟
= . = 𝑚. 4𝜋 2 . 𝑇 −2
𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑇2

𝜕𝐹𝑠 𝜕 𝑚. 4𝜋 2 . 𝑟
= . = −8𝑚. 𝜋 2 . 𝑟. 𝑇 −3
𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝑇2

2 2
2 2
𝑺𝐹𝑠 = √|4𝜋 2 . 𝑟. 𝑇 −2 . . ∆𝑚| + |𝑚. 4𝜋 2 . 𝑇 −2 . . ∆𝑟| + |−8𝑚. 𝜋 2 . 𝑟. 𝑇 −3 . ∆𝑡|2
3 3

Dengan :

1
∆𝑚 = 2 . 0,005 𝑘𝑔 = 0,0025 𝑘𝑔

1
∆𝑟 = 2 . 0,001 𝑚 = 0,0005 𝑚

1
∆𝑡 = 2 . 0,1 𝑠 = 0,05 𝑠

Dengan Ralat Relative

𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛


𝑅=| |
𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛

𝑠𝐹
𝑅= × 100%
𝐹𝑠

Selain menggunakan ralat rambat, dalam percobaan ini juga digunakan Metode
Kuadrat Terkecil, dengan rumusan sebagai berikut
(∑ 𝑦)(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑥𝑦) 𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑎̅ = 2 , 𝑏̅ =
𝑛(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥) 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

2
1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 ∑(𝑥𝑦) ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)
̅̅̅
𝑆 𝑦 = √ |∑ 𝑦 2− |
𝑛−2 2
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

∑ 𝑥2 𝑛
̅̅̅ ̅̅̅
𝑆𝑎 = 𝑆 ̅̅̅𝑏 = 𝑆
̅̅̅
𝑦√ 2, 𝑆 𝑦√ 2
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥) 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

Dengan Ralat Grafik sebagai berikut


∆𝑦0
𝑏0 = ∆𝑥0
∆𝑦2
𝑏1 = ∆𝑥2
∆𝑦0
𝑏2 = ∆𝑥0

𝑏1 = │𝑏0 -𝑏1 │
𝑏2 = │𝑏0-𝑏2 │
𝑏1 +𝑏2
𝛥𝑏= 2
𝛥𝑏
Ralat Relatif = x 100%
𝑏0

b. Sajian Hasil

Percobaan 1

2 2 2
−8𝑚𝜋 2 𝑟 2 4𝜋 2 𝑟 2 4𝑚𝜋 2 2
𝑆𝐹𝑠 = √| × × ∆𝑇| + | 2 × × ∆𝑚| + | 2 × × ∆𝑟|
𝑇3 3 𝑇 3 𝑇 3

2 2 2
−8(0,06)(3,14)2 (0,22) 2 4(3,14)2 (0,22) 2 4(0,06)(3,14)2 2
= √| 3
× × 0,05| + | 2
× × 0,0025| + | × × 0,0005|
1,019 3 1,019 3 1,0192 3

= √|−0,03280042021|2 + |0,01392651174|2 + |0,00075962791|2

= √0,00107586756 + 0,00019394772 + 0,00000057703

= √0,00127039231

= 0,03564256317
4𝑚𝜋 2 𝑟
𝐹𝑠 =
𝑇2

4 × 0,06 × 3,142 × 0,22


=
1,0192

= 0,50135442298

𝑆𝐹𝑠
Ralat relatif = × 100%
𝐹𝑠

0,03564256317
= × 100%
0,50135442298

= 7,10925475985% (3AP)

Jadi, pada percobaan 1 didapatkan Fs = 0,501 ± 0,0356 dengan ralat relative sebesar
7,11% (3 AP)

Percobaan 2

2 2 2
−8𝑚𝜋 2 𝑟 2 4𝜋 2 𝑟 2 4𝑚𝜋 2 2
𝑆𝐹𝑠 = √| × × ∆𝑇| + | 2 × × ∆𝑚| + | 2 × × ∆𝑟|
𝑇3 3 𝑇 3 𝑇 3

2 2 2
−8(0,06)(3,14)2 0,17 2 4(3,14)2 (0,17) 2 4(0,06)(3,14)2 2
= √| 3
× × 0,05| + | 2
× × 0,0025| + | × × 0,0005|
1,068 3 1,068 3 1,0682 3

= √|−0,02511059176|2 + |0,00979657918|2 + |0,00069152323|2

= √0,00063054181 + 0,00009597296 + 0,00000047820

= √0,00072699297

= 0,02696280731

4𝑚𝜋 2 𝑟
𝐹𝑠 =
𝑇2

4 × 0,06 × 3,142 × 0,17


=
1,0682
= 0,35267685056

𝑆𝐹𝑠
Ralat relatif = × 100%
𝐹𝑠

0,02696280731
= × 100%
0,35267685056

= 7,64518773384 % (3AP)

Jadi, pada percobaan 2 didapatkan Fs = 0,352 ± 0,0269 dengan ralat relative sebesar
7,65% (3 AP)

Percobaan 3

2 2 2
−8𝑚𝜋 2 𝑟 2 4𝜋 2 𝑟 2 4𝑚𝜋 2 2
𝑆𝐹𝑠 = √| × × ∆𝑇| + | × × ∆𝑚| + | × × ∆𝑟|
𝑇3 3 𝑇2 3 𝑇2 3

2 2 2
−8(0,06)(3,14)2 0,135 2 4(3,14)2 (0,135) 2 4(0,06)(3,14)2 2
= √| × × 0,05| + | × × 0,0025| + | × × 0,0005|
1,0593 3 1,0592 3 1,0592 3

= √|−001793185287|2 + |0,00791243008|2 + |0,00070332711|2

= √0,00032155134 + 0,00006260654 + 0,00000049446

= √0,00038465256

= 0,01961256144

4𝑚𝜋 2 𝑟
𝐹𝑠 =
𝑇2

4 × 0,06 × 3,142 × 0,135


=
1,0592

= 0,28484748292
𝑆𝐹𝑠
Ralat relatif = × 100%
𝐹𝑠

0,01961256144
= × 100%
0,28484748292

= 6,88528515048% (3 AP)

Jadi, pada percobaan 3 didapatkan Fs = 0,284 ± 0,0196 dengan ralat relative sebesar
6,88% (3 AP)

Percobaan 4

2 2 2
−8𝑚𝜋 2 𝑟 2 4𝜋 2 𝑟 2 4𝑚𝜋 2 2
𝑆𝐹𝑠 = √| × × ∆𝑇| + | × × ∆𝑚| + | × × ∆𝑟|
𝑇3 3 𝑇2 3 𝑇2 3

2 2 2
−8(0,06)(3,14)2 0,09 2 4(3,14)2 (0,09) 2 4(0,06)(3,14)2 2
= √| × × 0,05| + | × × 0,0025| + | × × 0,0005|
1,0663 3 1,0662 3 1,0662 3

= √|−0,01172060889|2 + |0,00520590378|2 + |0,00069412050|2

= √0,00013737367 + 0,00002710143 + 0,000000481803

= √0,00016495591

= 0,01284351627

4𝑚𝜋 2 𝑟
𝐹𝑠 =
𝑇2

4 × 0,06 × 3,142 × 0,09


=
1,0662

= 0,18741253621

𝑆𝐹𝑠
Ralat relatif = × 100%
𝐹𝑠

0,01284351627
= × 100%
0,18741253621
= 6,85307212307% (3AP)

Jadi, pada percobaan 4 didapatkan Fs = 0,187 ± 0,0128 dengan ralat relative sebesar
6,85% (3 AP)

Percobaan 5

2 2 2
−8𝑚𝜋 2 𝑟 2 4𝜋 2 𝑟 2 4𝑚𝜋 2 2
𝑆𝐹𝑠 = √| × × ∆𝑇| + | 2 × × ∆𝑚| + | 2 × × ∆𝑟|
𝑇3 3 𝑇 3 𝑇 3

2 2 2
−8(0,06)(3,14)2 0,055 2 4(3,14)2 (0,055) 2 4(0,06)(3,14)2 2
= √| 3
× × 0,05| + | 2
× × 0,0025| + | × × 0,0005|
1,047 3 1,047 3 1,0472 3

= √|−0,00755965408|2 + |0,00329789909|2 + |0,00071954162|2

= √0,00005714836 + 0,00001087613 + 0,00000051774

= √0,00006854223

= 0,00827902349

4𝑚𝜋 2 𝑟
𝐹𝑠 =
𝑇2

4 × 0,06 × 3,142 × 0,055


=
1,0472

= 0,11872436734

𝑆𝐹𝑠
Ralat relatif = × 100%
𝐹𝑠

0,00827902349
= × 100%
0,11872436734

= 6,97331447492% (3AP)

Jadi, pada percobaan 5 didapatkan Fs = 0,118 ± 0,00827 dengan ralat relative sebesar
6,97% (3 AP)
Ralat Kuadrat Terkecil
Hubungan Fs dengan r
No x=r x2 y=F y2 xy xy2

1. 0,22 0,0484 0,5 0,25 0,11 0,0121


2. 0,17 0,0289 0,4 0,16 0,068 0,004624
3. 0,135 0,018225 0,325 0,105625 0,043875 0,001925
4. 0,09 0,0081 0,225 0,050625 0,02025 0,00041
5. 0,055 0,003025 0,15 0,0225 0,00825 0,000068
∑ 0,67 0,10665 1,6 0,58875 0,250375 0,01912714062

2 (∑𝑦)2 −2∑𝑥(∑𝑥𝑦)∑𝑦+𝑛(∑𝑥𝑦)2
̅̅̅ = √ 1 (∑𝑦 2 − ∑𝑥
𝑆𝑦 )
𝑛−2 𝑛∑𝑥 2 −(∑𝑥)2

1 0,10665(2,56)−2(0,67)(0,250375)1,6+5(0,06268764062)
=√3 (0,58875 − )
5(0,10665)−0,4489

1 0,273024−0,536804+5(0,06268764062)
= √3 (0,58875 − )
5(0,10665)−0,4489

= √0,000011300133

= 0,003361567

𝑛 ∑(𝑥𝑦)−∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏̅ = 𝑛 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2

5(0,250375) − (0,67)(1,6)
=
5(0,10665) − (0,4489)
1,251875 − 1,072
=
0,53325 − 0,4489
0,179875
=
0,08435
= 2,13248369887

̅̅̅√ 2 𝑛
̅̅̅ = 𝑆𝑦
𝑆𝑏 𝑛∑𝑥 −∑(𝑥)2

5
= 0,003361567√5(0,10665)−0,4489
= 0,0258811894

̅̅̅
∆𝑆𝑏
Ralat relatif = × 100%
𝑏

0,0258811894
= × 100%
2,13248369887

= 1,21% (3 𝐴𝑃)

Jadi, didapatkan nilai 𝑏 = 2,13 ± 0,0258 dengan ralat relative sebesar 1,21%

(𝑦)(𝑥 2 )−(𝑥)(𝑥𝑦)
𝑎̅ = 𝑛(𝑥2 )−(𝑥)2

(1,6)(0,10665) − (0,67)(0,250375)
=
5(0,10665) − (0,4489)
0,17064 − 0,16775125
=
0,53325 − 0,4489
0,00288875
=
0,08435
= 0,03418639053

∑𝑥 2
̅̅̅
𝑆𝑎 = ̅̅̅
𝑆𝑦√𝑛∑𝑥 2 −∑(𝑥)2

0,10665
= 0,003361567√5(0,10665)−0,4489

= 0,00377989432

̅̅̅
∆𝑆𝑎
Ralat relatif = × 100%
𝑎

0,00377989432
= × 100%
0,03418639053

= 11,056% (2 𝐴𝑃)

Jadi, didapatkan nilai 𝑎̅ = 0,034 ± 0,0037 dengan ralat relative sebesar 11%

Dari analisis diatas, dapat diketahui persamaan grafiknya, yaitu

Y = 2,31x + 0,034
Hubungan antara F dan r
0.6
y = 2.1325x + 0.0342
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3

Metode Ralat Grafik


Grafik hubungan 𝐹𝑠 dengan r.
Dengan :
𝑥 = jari-jari (r)
𝑦 = gaya sentripetal (𝐹𝑠 )

Percobaan ke- 𝑥 (m) 𝑦 (N)


1 0,055 0,11
2 0,09 0,18
3 0,135 0,28
4 0,17 0,35
5 0,22 0,5
Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara gaya sentripetal
dengan jari-jari.

F
0.6

0.5 y = 2.3278x - 0.0279


0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Ralat Grafik
0,2−0,1 0,1
X= = = 0,005
20 20

0,2−0,1 0,1
Y= = = 0,005
20 20

∆ 𝑥0 = 4 x 0,005 = 0,02

∆ 𝑦0 = 8 x 0,005 = 0,04

∆𝑦 0,04
𝑏0 = ∆ 𝑥0 = 0,02 = 2
0

∆ 𝑥1 = 5 x 0,005 = 0,025

∆ 𝑦1= 8 x 0,005= 0,04

∆𝑦 0,04
𝑏1 = ∆ 𝑥1 = 0,025 = 1,6
1

∆ 𝑥2 = 2 x 0,005 = 0,01

∆ 𝑦2 = 7 x 0,005 = 0,035

∆𝑦 0,035
𝑏2 = ∆ 𝑥2 = =3,5
2 0,01

∆𝑏 1 = |𝑏0 − 𝑏1 |

= |2 − 1,6|

= 0,4

∆𝑏2 = |𝑏0 − 𝑏2 |

= |2 − 3,5|

= 1,5

∆𝑏 1 + ∆𝑏2
∆𝑏 = | |
2

0,4+1,5
=| |
2

= 0,95

∆𝑏
Ralat relatif = 𝑏0
x 100 %
0,95
= 𝑥 100 %
2

= 47% ( 2 AP)

Jadi nilai b = 2,0 ±0,9 N dengan ralat relatif 47 % (2 AP)

G. Pembahasan
Pada percobaan gerak melingkar beraturan ini, data yang perlu didapatkan yaitu
massa beban (m), jari-jari lintasan(r), gaya sentripetal (Fs), waktu untuk menempuh 10
kali putaran(t), dan periode (T). Massa beban (m) dalam percobaan ini dibuat selalu
tetap, dimana massa beban yang didapatkan sebesar 0,06 kg. Sedangkan jari-jari
lintasan (r) dibuat selalu berbeda sebanyak 5 kali. Massa beban (m) bertindak sebagai
variabel terkontrol, jari-jari lintasan (r) bertindak sebagai variabel bebas, dan gaya
sentripetal (Fs) yang ditunjukkan oleh neraca pegas bertindak sebagai variabel terikat.
Pada data 1, panjang jari jari lintasan adalah 0,22 𝑚 dan pada neraca pegas
menunjukkan gaya sentripetal (𝐹𝑠 ) sebesar 0,5 𝑁. Pada data 2, panjang jari jari lintasan
adalah 0,17 𝑚 dan pada neraca pegas menunjukkan gaya sentripetal (𝐹𝑠 ) sebesar 0,4 𝑁.
Pada data 3, panjang jari jari lintasan adalah 0,135 𝑚 dan pada neraca pegas
menunjukkan gaya sentripetal (𝐹𝑠 ) sebesar 0,325 𝑁. Pada data 4, panjang jari jari
lintasan adalah 0,09 𝑚 dan pada neraca pegas menunjukkan gaya sentripetal (𝐹𝑠 )
sebesar 0,225 𝑁. Pada data 5, panjang jari jari lintasan adalah 0,055 𝑚 dan pada neraca
pegas menunjukkan gaya sentripetal (𝐹𝑠 ) sebesar 0,15 𝑁.
Dari hasil data tersebut, dapat diketahui bahwa jari-jari yang bertindak sebagai
variabel bebas dan gaya sentripetal yang bertindak sebagai variabel terikat berbanding
lurus. Apabila jari-jari lintasan kecil, maka gaya sentripetalnya juga kecil, tetapi jika
jari-jari lintasan besar, maka gaya sentripetalnya juga besar. Hal tersebut sesuai dengan
𝑚.4𝜋2 .𝑟
persamaan 𝐹𝑠 = , dimana pada hasil percobaan menunjukkan bahwa besarnya
𝑇2

gaya sentripetal yang bekerja sebanding dengan panjang jari-jari lintasan.

Dengan menggunakan metode ralat grafik, didapatkan persamaan yaitu


𝑦 = 0,2132𝑥 + 0,0342, dimana nilai 𝑎̅ = 0,034 ± 0,0037 dengan ralat relative sebesar
11% (2AP) dan nilai 𝑏 = 2,13 ± 0,0258 dengan ralat relative sebesar 1,21% (3AP).
Dengan menggunakan metode ralat rambat, pada percobaan pertama didapatkan Fs =
0,501 ± 0,0356 dengan ralat relative sebesar 7,11% (3 AP). Pada percobaan kedua
didapatkan nilai Fs = 0,352 ± 0,0269 dengan ralat relative sebesar 7,65% (3 AP). Pada
percobaan ketiga didapatkan Fs = 0,284 ± 0,0196 dengan ralat relative sebesar 6,88%
(3 AP). Pada percobaan keempat didapatkan nilai Fs = 0,187 ± 0,0128 dengan ralat
relative sebesar 6,85% (3 AP). Pada percobaan kelima didapatkan nilai Fs = 0,118 ±
0,00827 dengan ralat relative sebesar 6,97% (3 AP).

H. Kesimpulan

Dari percobaan ini kami dapat menyimpulkan bahwa, Gerak melingkar


beraturan adalah adalah gerak yang lintasannya berupa lingkaran dengan kecepatan
sudut konstan. Setelah melakukan praktikum gerak melingkar beraturan, dapat
disimpulkan bahwa gaya sentripetal (Fs) dengan jari-jari lintasan benda (r) berbanding
lurus dimana jika jari-jari lintasan benda besar maka gaya sentripetal yang dihasilkan
juga besar, begitu sebaliknya. Jari- jari lintasan benda (r) bertindak sebagai variabel
bebas dan gaya sentripetal (Fs) bertindak sebagai variabel terikat. Pada percobaan ini,
metode ralat yang digunakan yaitu ralat grafik, ralat rambat, dan ralat kuadrat terkecil.
Dimana untuk ralat rambat persamaan yang digunakan yaitu :

2 2 2 2 2 2
𝑆𝐹𝑠 = √|4𝜋 2 . 𝑟. 𝑇 −2 . 3 . ∆𝑚| + |𝑚. 4𝜋 2 . 𝑇 −2 . 3 . ∆𝑟| + |−8𝑚. 𝜋 2 . 𝑟. 𝑇 −3 . 3 . ∆𝑡|

𝑚.4𝜋 2 .𝑟
𝐹𝑠 = 𝑇2
𝑆𝐹𝑠
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = × 100%
𝐹𝑠

Sedangkan untuk metode ralat kuadrat terkecil persamaan yang digunakan yaitu :

1 𝑥2 (𝑦)2 −2𝑥(𝑥𝑦)𝑦+𝑛(𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √𝑛−2 |𝑦 2 − |
𝑛𝑥 2 −(𝑥)2

𝑥2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√𝑛𝑥 2 −(𝑥)2

(𝑦)(𝑥 2 )−(𝑥)(𝑥𝑦)
𝑎= 𝑛𝑥2 −(𝑥)2

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√𝑛𝑥 2 −(𝑥)2

𝑛𝑥𝑦−𝑥𝑦
𝑏 = 𝑛𝑥 2 −(𝑥)2
Metode ralat grafik, digunakan saat mencari hubungan antara variabel bebas
(jari-jari lintasan benda) dan variabel terikat ( gaya sentripetal).

Dengan menggunakan metode ralat grafik, didapatkan persamaan yaitu


𝑦 = 0,2132𝑥 + 0,0342, diman nilai 𝑎̅ = 0,034 ± 0,0037 dengan ralat relative sebesar
11% (2AP) dan nilai 𝑏 = 2,13 ± 0,0258 dengan ralat relative sebesar 1,21% (3AP).
Dengan menggunakan metode ralat rambat, pada percobaan pertama didapatkan Fs =
0,501 ± 0,0356 dengan ralat relative sebesar 7,11% (3 AP). Pada percobaan kedua
didapatkan nilai Fs = 0,352 ± 0,0269 dengan ralat relative sebesar 7,65% (3 AP). Pada
percobaan ketiga didapatkan Fs = 0,284 ± 0,0196 dengan ralat relative sebesar 6,88%
(3 AP). Pada percobaan keempat didapatkan nilai Fs = 0,187 ± 0,0128 dengan ralat
relative sebesar 6,85% (3 AP). Pada percobaan kelima didapatkan nilai Fs = 0,118 ±
0,00827 dengan ralat relative sebesar 6,97% (3 AP).

I. Rujukan

Giancoli, Douglas C.. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga

Kanginan, Marthen. 2010. Physics 1A For Senior High School Grade X 1st Semester.
Jakarta : Penerbit Erlangga.

Serway, Raymond A. & Jr, John W. Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi
6. Jakarta : Salemba Teknika

Tim Praktikum Fisika Dasar 1. 2016. Modul Praktikum Fisika Dasar 1. Malang :
FMIPA UM
J. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai