LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Fisika Dasar 1
Yang dibina oleh Dr. Nasikhudin, S.Pd, M.Sc
Oleh:
Syafiq Anthoni Syarbin
PFD05 / AC / Kel 5
190321624102
A. Tujuan
Pada kesempatan kali ini, praktikum yang dilakukan adalah praktikum gerak
melingkar beraturan. Pada praktikum gerak melingkar beraturan ini, ada beberapa
tujuan yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Beberapa tujuan tersebut yaitu mahasiswa
mampu mencari hubungan antara gaya sentripetal (F) dengan jejari lintasan benda yang
bergerak melingkar, mampu menerapkan teori ralat pada saat menentukan hasil ukur
besaran- besaran fisika tersebut diatas, serta mampu menerapkan teori grafik pada saat
mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan besaran- besaran
fisika yang tersebut diatas .
B. Latar Belakang
Gerak melingkar beraturan merupakan gerak dari suatu partikel yang bergerak
dengan kecepatan konstan dalam lintasan melingkar dengan radius r. Partikel tersebut
𝑣2
akan memiliki kecepatan sebesar 𝑎 = . Percepatan ini disebut percepatan sentripetal
𝑟
karena 𝑎 diarahkan ke pusat lingkaran. Lebih jauh lagi, 𝑎 selalu tegak lurus v. (Serway,
Raymond A., Jr, John W. Jewett. 2009)
Pada gerak melingkar beraturan tidak ada komponen percepatan linear terhadap
lintasan, karena jika ada maka lajunya akan berubah. Karena percepatan linear alias
tangensial memiliki hubungan dengan percepatan sudut, maka percepatan sudut juga
tidak ada dalam gerak melingkar beraturan, yang ada hanya percepatan yang tegak lurus
terhadap lintasan, yang menyebabkan arah kecepatan linear berubah-ubah. (Kanginan,
Marthen. 2010)
Hukum Newton bekerja dalam gerak lurus maupun gerak melingkar.
Berdasarkan persamaan Hukum Newton didapatkan persamaan berikut :
𝐹 = 𝑚. 𝑎
Fs = m.𝑎s
𝑣2 𝑣2
𝑎s= , maka 𝐹 = 𝑚. 𝑟 .
𝑟
2𝜋𝑟 𝑚.4𝜋 2 .𝑟
Karena 𝑣 = , disubstitusikan menjadi : 𝐹𝑠 =
𝑇 𝑇
Dari persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa gaya sentripetal (Fs) berbanding
lurus dengan jari-jari lintasan benda dan berbanding terbalik dengan periode.
Di dalam percobaan ini alat dan bahan yang dibutuhkan adalah meja putar listrik
untuk tempat atau alas memutarnya benda, stopwatch digunakan untuk menghitung
berapa waktu yang diperlukan benda untuk berputar sebanyak 10 kali, massa beban
dengan berbagai variasi massa, mistar berfungsi untuk mengukur jari – jari, neraca
teknis yang digunakan untuk menimbang berapa massa beban, benang yang berfungsi
untuk mengikat massa beban dengan statip, statip digunakan untuk menggantung benda
dengan neraca pegas, serta neraca pegas yang digunakan untuk menghitung gaya yang
ditimbulkan benda selama berputar.
D. Prosedur Percobaan
Statip Lempeng
Putar
Kontrol
Saklar Bola Kecepatan
F. Analisis Data
a. Metode analisis
Pada percobaan gerak melingkar beraturan ini, metode yang telah kami
gunakan adalah metode kuantitatif. Metode ralat yang dipakai pada percobaan ini
yaitu ralat grafik, ralat rambat, dan ralat kuadrat terkecil. Ralat grafik digunakan
untuk mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dimana
persamaan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
𝑚𝑣 2 2𝜋𝑟
𝐹𝑠 = , Dengan 𝑣 =
𝑟 𝑇
2𝜋𝑟 2
𝑚( 𝑇 )
𝐹𝑠 =
𝑟
𝑚. 4𝜋 2 . 𝑟 2 /𝑇 2
𝐹𝑠 =
𝑟
𝑚. 4𝜋 2 . 𝑟
𝐹𝑠 =
𝑇2
Dalam percobaan ini digunakan ralat rambat dengan rumus sebagai berikut
2 2 2
𝜕𝐹𝑠 2 𝜕𝐹𝑠 2 𝜕𝐹𝑠 2
√
𝑺𝐹𝑠 = | ∆𝑚| + | ∆𝑟| + | ∆𝑡|
𝜕𝑚 3 𝜕𝑟 3 𝜕𝑇 3
𝜕𝐹𝑠 𝜕 𝑚. 4𝜋 2 . 𝑟
= . = 4𝜋 2 . 𝑟. 𝑇 −2
𝜕𝑚 𝜕𝑚 𝑇2
𝜕𝐹𝑠 𝜕 𝑚. 4𝜋 2 . 𝑟
= . = 𝑚. 4𝜋 2 . 𝑇 −2
𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑇2
𝜕𝐹𝑠 𝜕 𝑚. 4𝜋 2 . 𝑟
= . = −8𝑚. 𝜋 2 . 𝑟. 𝑇 −3
𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝑇2
2 2
2 2
𝑺𝐹𝑠 = √|4𝜋 2 . 𝑟. 𝑇 −2 . . ∆𝑚| + |𝑚. 4𝜋 2 . 𝑇 −2 . . ∆𝑟| + |−8𝑚. 𝜋 2 . 𝑟. 𝑇 −3 . ∆𝑡|2
3 3
Dengan :
1
∆𝑚 = 2 . 0,005 𝑘𝑔 = 0,0025 𝑘𝑔
1
∆𝑟 = 2 . 0,001 𝑚 = 0,0005 𝑚
1
∆𝑡 = 2 . 0,1 𝑠 = 0,05 𝑠
𝑠𝐹
𝑅= × 100%
𝐹𝑠
Selain menggunakan ralat rambat, dalam percobaan ini juga digunakan Metode
Kuadrat Terkecil, dengan rumusan sebagai berikut
(∑ 𝑦)(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑥𝑦) 𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑎̅ = 2 , 𝑏̅ =
𝑛(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥) 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
2
1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 ∑(𝑥𝑦) ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)
̅̅̅
𝑆 𝑦 = √ |∑ 𝑦 2− |
𝑛−2 2
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)
∑ 𝑥2 𝑛
̅̅̅ ̅̅̅
𝑆𝑎 = 𝑆 ̅̅̅𝑏 = 𝑆
̅̅̅
𝑦√ 2, 𝑆 𝑦√ 2
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥) 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)
𝑏1 = │𝑏0 -𝑏1 │
𝑏2 = │𝑏0-𝑏2 │
𝑏1 +𝑏2
𝛥𝑏= 2
𝛥𝑏
Ralat Relatif = x 100%
𝑏0
b. Sajian Hasil
Percobaan 1
2 2 2
−8𝑚𝜋 2 𝑟 2 4𝜋 2 𝑟 2 4𝑚𝜋 2 2
𝑆𝐹𝑠 = √| × × ∆𝑇| + | 2 × × ∆𝑚| + | 2 × × ∆𝑟|
𝑇3 3 𝑇 3 𝑇 3
2 2 2
−8(0,06)(3,14)2 (0,22) 2 4(3,14)2 (0,22) 2 4(0,06)(3,14)2 2
= √| 3
× × 0,05| + | 2
× × 0,0025| + | × × 0,0005|
1,019 3 1,019 3 1,0192 3
= √0,00127039231
= 0,03564256317
4𝑚𝜋 2 𝑟
𝐹𝑠 =
𝑇2
= 0,50135442298
𝑆𝐹𝑠
Ralat relatif = × 100%
𝐹𝑠
0,03564256317
= × 100%
0,50135442298
= 7,10925475985% (3AP)
Jadi, pada percobaan 1 didapatkan Fs = 0,501 ± 0,0356 dengan ralat relative sebesar
7,11% (3 AP)
Percobaan 2
2 2 2
−8𝑚𝜋 2 𝑟 2 4𝜋 2 𝑟 2 4𝑚𝜋 2 2
𝑆𝐹𝑠 = √| × × ∆𝑇| + | 2 × × ∆𝑚| + | 2 × × ∆𝑟|
𝑇3 3 𝑇 3 𝑇 3
2 2 2
−8(0,06)(3,14)2 0,17 2 4(3,14)2 (0,17) 2 4(0,06)(3,14)2 2
= √| 3
× × 0,05| + | 2
× × 0,0025| + | × × 0,0005|
1,068 3 1,068 3 1,0682 3
= √0,00072699297
= 0,02696280731
4𝑚𝜋 2 𝑟
𝐹𝑠 =
𝑇2
𝑆𝐹𝑠
Ralat relatif = × 100%
𝐹𝑠
0,02696280731
= × 100%
0,35267685056
= 7,64518773384 % (3AP)
Jadi, pada percobaan 2 didapatkan Fs = 0,352 ± 0,0269 dengan ralat relative sebesar
7,65% (3 AP)
Percobaan 3
2 2 2
−8𝑚𝜋 2 𝑟 2 4𝜋 2 𝑟 2 4𝑚𝜋 2 2
𝑆𝐹𝑠 = √| × × ∆𝑇| + | × × ∆𝑚| + | × × ∆𝑟|
𝑇3 3 𝑇2 3 𝑇2 3
2 2 2
−8(0,06)(3,14)2 0,135 2 4(3,14)2 (0,135) 2 4(0,06)(3,14)2 2
= √| × × 0,05| + | × × 0,0025| + | × × 0,0005|
1,0593 3 1,0592 3 1,0592 3
= √0,00038465256
= 0,01961256144
4𝑚𝜋 2 𝑟
𝐹𝑠 =
𝑇2
= 0,28484748292
𝑆𝐹𝑠
Ralat relatif = × 100%
𝐹𝑠
0,01961256144
= × 100%
0,28484748292
= 6,88528515048% (3 AP)
Jadi, pada percobaan 3 didapatkan Fs = 0,284 ± 0,0196 dengan ralat relative sebesar
6,88% (3 AP)
Percobaan 4
2 2 2
−8𝑚𝜋 2 𝑟 2 4𝜋 2 𝑟 2 4𝑚𝜋 2 2
𝑆𝐹𝑠 = √| × × ∆𝑇| + | × × ∆𝑚| + | × × ∆𝑟|
𝑇3 3 𝑇2 3 𝑇2 3
2 2 2
−8(0,06)(3,14)2 0,09 2 4(3,14)2 (0,09) 2 4(0,06)(3,14)2 2
= √| × × 0,05| + | × × 0,0025| + | × × 0,0005|
1,0663 3 1,0662 3 1,0662 3
= √0,00016495591
= 0,01284351627
4𝑚𝜋 2 𝑟
𝐹𝑠 =
𝑇2
= 0,18741253621
𝑆𝐹𝑠
Ralat relatif = × 100%
𝐹𝑠
0,01284351627
= × 100%
0,18741253621
= 6,85307212307% (3AP)
Jadi, pada percobaan 4 didapatkan Fs = 0,187 ± 0,0128 dengan ralat relative sebesar
6,85% (3 AP)
Percobaan 5
2 2 2
−8𝑚𝜋 2 𝑟 2 4𝜋 2 𝑟 2 4𝑚𝜋 2 2
𝑆𝐹𝑠 = √| × × ∆𝑇| + | 2 × × ∆𝑚| + | 2 × × ∆𝑟|
𝑇3 3 𝑇 3 𝑇 3
2 2 2
−8(0,06)(3,14)2 0,055 2 4(3,14)2 (0,055) 2 4(0,06)(3,14)2 2
= √| 3
× × 0,05| + | 2
× × 0,0025| + | × × 0,0005|
1,047 3 1,047 3 1,0472 3
= √0,00006854223
= 0,00827902349
4𝑚𝜋 2 𝑟
𝐹𝑠 =
𝑇2
= 0,11872436734
𝑆𝐹𝑠
Ralat relatif = × 100%
𝐹𝑠
0,00827902349
= × 100%
0,11872436734
= 6,97331447492% (3AP)
Jadi, pada percobaan 5 didapatkan Fs = 0,118 ± 0,00827 dengan ralat relative sebesar
6,97% (3 AP)
Ralat Kuadrat Terkecil
Hubungan Fs dengan r
No x=r x2 y=F y2 xy xy2
2 (∑𝑦)2 −2∑𝑥(∑𝑥𝑦)∑𝑦+𝑛(∑𝑥𝑦)2
̅̅̅ = √ 1 (∑𝑦 2 − ∑𝑥
𝑆𝑦 )
𝑛−2 𝑛∑𝑥 2 −(∑𝑥)2
1 0,10665(2,56)−2(0,67)(0,250375)1,6+5(0,06268764062)
=√3 (0,58875 − )
5(0,10665)−0,4489
1 0,273024−0,536804+5(0,06268764062)
= √3 (0,58875 − )
5(0,10665)−0,4489
= √0,000011300133
= 0,003361567
𝑛 ∑(𝑥𝑦)−∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏̅ = 𝑛 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2
5(0,250375) − (0,67)(1,6)
=
5(0,10665) − (0,4489)
1,251875 − 1,072
=
0,53325 − 0,4489
0,179875
=
0,08435
= 2,13248369887
̅̅̅√ 2 𝑛
̅̅̅ = 𝑆𝑦
𝑆𝑏 𝑛∑𝑥 −∑(𝑥)2
5
= 0,003361567√5(0,10665)−0,4489
= 0,0258811894
̅̅̅
∆𝑆𝑏
Ralat relatif = × 100%
𝑏
0,0258811894
= × 100%
2,13248369887
= 1,21% (3 𝐴𝑃)
Jadi, didapatkan nilai 𝑏 = 2,13 ± 0,0258 dengan ralat relative sebesar 1,21%
(𝑦)(𝑥 2 )−(𝑥)(𝑥𝑦)
𝑎̅ = 𝑛(𝑥2 )−(𝑥)2
(1,6)(0,10665) − (0,67)(0,250375)
=
5(0,10665) − (0,4489)
0,17064 − 0,16775125
=
0,53325 − 0,4489
0,00288875
=
0,08435
= 0,03418639053
∑𝑥 2
̅̅̅
𝑆𝑎 = ̅̅̅
𝑆𝑦√𝑛∑𝑥 2 −∑(𝑥)2
0,10665
= 0,003361567√5(0,10665)−0,4489
= 0,00377989432
̅̅̅
∆𝑆𝑎
Ralat relatif = × 100%
𝑎
0,00377989432
= × 100%
0,03418639053
= 11,056% (2 𝐴𝑃)
Jadi, didapatkan nilai 𝑎̅ = 0,034 ± 0,0037 dengan ralat relative sebesar 11%
Y = 2,31x + 0,034
Hubungan antara F dan r
0.6
y = 2.1325x + 0.0342
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
F
0.6
0.3
0.2
0.1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Ralat Grafik
0,2−0,1 0,1
X= = = 0,005
20 20
0,2−0,1 0,1
Y= = = 0,005
20 20
∆ 𝑥0 = 4 x 0,005 = 0,02
∆ 𝑦0 = 8 x 0,005 = 0,04
∆𝑦 0,04
𝑏0 = ∆ 𝑥0 = 0,02 = 2
0
∆ 𝑥1 = 5 x 0,005 = 0,025
∆𝑦 0,04
𝑏1 = ∆ 𝑥1 = 0,025 = 1,6
1
∆ 𝑥2 = 2 x 0,005 = 0,01
∆ 𝑦2 = 7 x 0,005 = 0,035
∆𝑦 0,035
𝑏2 = ∆ 𝑥2 = =3,5
2 0,01
∆𝑏 1 = |𝑏0 − 𝑏1 |
= |2 − 1,6|
= 0,4
∆𝑏2 = |𝑏0 − 𝑏2 |
= |2 − 3,5|
= 1,5
∆𝑏 1 + ∆𝑏2
∆𝑏 = | |
2
0,4+1,5
=| |
2
= 0,95
∆𝑏
Ralat relatif = 𝑏0
x 100 %
0,95
= 𝑥 100 %
2
= 47% ( 2 AP)
G. Pembahasan
Pada percobaan gerak melingkar beraturan ini, data yang perlu didapatkan yaitu
massa beban (m), jari-jari lintasan(r), gaya sentripetal (Fs), waktu untuk menempuh 10
kali putaran(t), dan periode (T). Massa beban (m) dalam percobaan ini dibuat selalu
tetap, dimana massa beban yang didapatkan sebesar 0,06 kg. Sedangkan jari-jari
lintasan (r) dibuat selalu berbeda sebanyak 5 kali. Massa beban (m) bertindak sebagai
variabel terkontrol, jari-jari lintasan (r) bertindak sebagai variabel bebas, dan gaya
sentripetal (Fs) yang ditunjukkan oleh neraca pegas bertindak sebagai variabel terikat.
Pada data 1, panjang jari jari lintasan adalah 0,22 𝑚 dan pada neraca pegas
menunjukkan gaya sentripetal (𝐹𝑠 ) sebesar 0,5 𝑁. Pada data 2, panjang jari jari lintasan
adalah 0,17 𝑚 dan pada neraca pegas menunjukkan gaya sentripetal (𝐹𝑠 ) sebesar 0,4 𝑁.
Pada data 3, panjang jari jari lintasan adalah 0,135 𝑚 dan pada neraca pegas
menunjukkan gaya sentripetal (𝐹𝑠 ) sebesar 0,325 𝑁. Pada data 4, panjang jari jari
lintasan adalah 0,09 𝑚 dan pada neraca pegas menunjukkan gaya sentripetal (𝐹𝑠 )
sebesar 0,225 𝑁. Pada data 5, panjang jari jari lintasan adalah 0,055 𝑚 dan pada neraca
pegas menunjukkan gaya sentripetal (𝐹𝑠 ) sebesar 0,15 𝑁.
Dari hasil data tersebut, dapat diketahui bahwa jari-jari yang bertindak sebagai
variabel bebas dan gaya sentripetal yang bertindak sebagai variabel terikat berbanding
lurus. Apabila jari-jari lintasan kecil, maka gaya sentripetalnya juga kecil, tetapi jika
jari-jari lintasan besar, maka gaya sentripetalnya juga besar. Hal tersebut sesuai dengan
𝑚.4𝜋2 .𝑟
persamaan 𝐹𝑠 = , dimana pada hasil percobaan menunjukkan bahwa besarnya
𝑇2
H. Kesimpulan
2 2 2 2 2 2
𝑆𝐹𝑠 = √|4𝜋 2 . 𝑟. 𝑇 −2 . 3 . ∆𝑚| + |𝑚. 4𝜋 2 . 𝑇 −2 . 3 . ∆𝑟| + |−8𝑚. 𝜋 2 . 𝑟. 𝑇 −3 . 3 . ∆𝑡|
𝑚.4𝜋 2 .𝑟
𝐹𝑠 = 𝑇2
𝑆𝐹𝑠
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = × 100%
𝐹𝑠
Sedangkan untuk metode ralat kuadrat terkecil persamaan yang digunakan yaitu :
𝑥2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√𝑛𝑥 2 −(𝑥)2
(𝑦)(𝑥 2 )−(𝑥)(𝑥𝑦)
𝑎= 𝑛𝑥2 −(𝑥)2
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√𝑛𝑥 2 −(𝑥)2
𝑛𝑥𝑦−𝑥𝑦
𝑏 = 𝑛𝑥 2 −(𝑥)2
Metode ralat grafik, digunakan saat mencari hubungan antara variabel bebas
(jari-jari lintasan benda) dan variabel terikat ( gaya sentripetal).
I. Rujukan
Giancoli, Douglas C.. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga
Kanginan, Marthen. 2010. Physics 1A For Senior High School Grade X 1st Semester.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Serway, Raymond A. & Jr, John W. Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi
6. Jakarta : Salemba Teknika
Tim Praktikum Fisika Dasar 1. 2016. Modul Praktikum Fisika Dasar 1. Malang :
FMIPA UM
J. LAMPIRAN