oleh :
Kelompok :
oleh :
Kelompok :
1. Thania Ardilla 2112004
2. Virana Agusti Salsadilla Ibrahim 2112026
3. Yana Evani Kawanti 2112017
Dosen Pengampu,
BAB I
DASAR TEORI
1.1 Impuls
Impuls gaya F yang bekerja pada sebuah partikel sama dengan perubahan
momentum partikel. Dari definisi ini kita bisa melihat bahwa impuls adalah sebuah besaran
vektor yang besarnya sama dengan luas daerah dibawah kurva gaya –waktu. Kita asumsikan
bahwa gaya berubah terhadap waktu dan tidak nol selama selang waktu ∆𝑡 = 𝑡𝑓 - 𝑡𝑖. Arah vektor
impuls sama dengan arah perubahan momentum. Impuls memiliki dimensi momentum yaitu
ML/T. Perhatikan bahwa impuls bukanlah besaran dari suatu partikel, melainkan ukuran seberapa
besar suatu gaya eksternal mengubah momentum partikel, itu berarti momentum dipindahkan
kepada partikel tersebut oleh suatu penyebab eksternal (Raymond A. Serway, 2014:389)
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “Jika tidak ada gaya luar yang
bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total
sesudah tumbukan”. Ketika memperhatikan persamaan ini kita harus menggunakan arah
kecepatan tiap benda. Dengan memperhatikan analisis gaya tumbukan ternyata sesuai dengan
pernyataan hukum Newton III. Kedua benda akan saling menekan dengan gaya F yang sama
besar, tetapi arahnya berlawanan. Akibat adanya gaya aksi dalam selang waktu ∆𝑡 tersebut,
kedua bola akan saling melepaskan diri dengan kecepatan masing – masing sebesar 𝑣1′ dan 𝑣2′ .
penurunan rumus secara umum dapat dilakukan dengan meninjau gaya interaksi saat terjadi
tumbukan berdasarkan hukum Newton III.
Impuls yang terjadi selama interval waktu ∆𝑡 adalah 𝐹1 ∆𝑡 = −𝐹2 ∆𝑡 . kita ketahui
bahwa 𝐼 = 𝐹∆𝑡 = ∆𝑝 , maka persamaan nya menjadi seperti berikut
∆𝑝1 = −∆𝑝2
𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′
Jumlah momentum awal sama dengan jumlah momentum akhir. (Edi, susanto,
2015)
1.2 Momentum
1.3 Tumbukan
Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu
berlaku hukum kekekalan energi mekanik, sebab sebagian energi mungkin diubah menjadi
energi bentuk lain, misalnya panas atau bunyi, akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk
benda. Macam tumbukan yaitu:
Tabel 1. Data massa, kecepatan awal dan kecepatan akhir pada tumbukan 1
Glider 1 Glider 2
Variasi Kecepatan Kecepatan Kecepatan Kecepatan
Massa (kg) Massa (kg)
awal (m/s) akhir (m/s) awal (m/s) akhir (m/s)
1 1 -0,677 0,355 2 0,902 -0,656
2 2 -0,307 0,191 1 0,533 -0,355
3 1 -0,113 0,0609 1 0,555 -0,454
4 2 -0,204 0,775 2 0,099 -0,123
5 1 -0 0,620 3 0,722 -0
Tabel 5. Data massa, kecepatan awal dan akhir pada tumbukan 2
Glider 1 Glider 2
Variasi Kecepatan Kecepatan Kecepatan Kecepatan
Massa (kg) Massa (kg)
awal (m/s) akhir (m/s) awal (m/s) akhir (m/s)
1 1 0,34 0 1 0 0,019
2 2 0,34 0 1 0 0,018
3 1 0,34 0 2 0 0,019
4 3 0,49 0 2 0 0,019
5 2 0,66 0 4 0 0,019
Tabel 9. Data massa, kecepatan awal dan akhir pada tumbukan 3
Glider 1
Variasi Kecepatan Kecepatan
Massa (kg)
awal (m/s) akhir (m/s)
1 1 0,284 0,538
2 2 0,134 0,060
3 3 0,676 0,017
4 4 0,676 0
5 4 0,708 0,015
BAB III
HASIL PENGAMATAN
∆𝑉′
𝑒 = −
∆𝑉
(𝑉2 ′ − 𝑉1 ′)
= −
𝑉2 − 𝑉1
𝑉1 ′ − 𝑉2 ′
= − → 0 ≤ 𝑒 ≤ 1
𝑉2 − 𝑉1
𝑃1 = 𝑚1 𝑣1 P1′ = 𝑚1 𝑣1 ′
𝑃2 = 𝑚2 𝑣2 P2′ = 𝑚2 𝑣2 ′
𝑃𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 = 𝑃1 + 𝑃2 𝑃𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 = 𝑃1 ′ + 𝑃2 ′
Sebelum tumbukan Sesudah tumbukan
Variasi P glider 1 P glider 2 P sistem P glider 1 P glider 2 P sistem
(kg m/s) (kg m/s) (kg m/s) (kg m/s) (kg m/s) (kg m/s)
1 -0,67 1,804 1,134 0,355 -1,312 -0,975
2 -0,614 0,533 -0,081 0,382 -0,355 -0,027
3 -0,113 0,555 0,442 0,060 -0,454 -0,394
4 -0,408 0,198 -0,21 1,555 -0,246 1,304
5 0 2,166 2,166 0,620 0 0,62
Tabel 4. Data energy kinetic sebelum dan sesudah tumbukan pada tumbukan 1
1 1
EKsebelum = 𝑚1 (𝑣1 )² + 2 𝑚2 (𝑣2 )²
2
1 1
EKsetelah = 2 𝑚1 (𝑣1 ′)² + 2 𝑚2 (𝑣2 ′)²
1 0,584 0,493
2 0,047 -0,026
3 0,147 -0,101
4 0,781 0,585
5 0,0514 0,1922
Tabel 6. Data koefisien restitusi pada tumbukan 2
𝑉1 ′ − 𝑉2 ′
𝑒 = −
𝑉2 − 𝑉1
𝑃1 = 𝑚1 𝑣1 P1′ = 𝑚1 𝑣1 ′
𝑃2 = 𝑚2 𝑣2 P2′ = 𝑚2 𝑣2 ′
𝑃𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 = 𝑃1 + 𝑃2 𝑃𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 = 𝑃1 ′ + 𝑃2 ′
1 1
EKsebelum = 𝑚1 (𝑣1 )² + 2 𝑚2 (𝑣2 )²
2
1 1
EKsetelah = 2 𝑚1 (𝑣1 ′)² + 2 𝑚2 (𝑣2 ′)²
1 0,0578 0,0001805
2 0,1156 0,000162
3 0,0578 0,000361
4 0,36015 0,000361
5 0,4356 0,000722
𝑉1 ′ − 𝑉2 ′
𝑒 = −
𝑉2 − 𝑉1
Tabel 11. Data momentum glider 1, glider 2, dan system sebelum tumbukan pada
tumbukan 3
Momentum sebelum
𝑃1 = 𝑚1 𝑣1
𝑃2 = 𝑚2 𝑣2
𝑃𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 = 𝑃1 + 𝑃2
Sebelum tumbukan
Variasi P glider 1 P glider 2 P sistem
(kg m/s) (kg m/s) (kg m/s)
1 0,284 0 0,284
2 0,268 0 0,268
3 2,028 0 2,028
4 2,704 0 2,704
5 2,832 0 2,832
Tabel 12. Data energy kinetic sebelum dan sesudah tumbukan pada tumbukan 3
1 1
EKsebelum = 𝑚1 (𝑣1 )² + 2 𝑚2 (𝑣2 )²
2
1 1
EKsetelah = 𝑚1 (𝑣1 ′)² + 2 𝑚2 (𝑣2 ′)²
2
1 0,040328 0,144722
2 0,017956 0,017956
3 0,685464 0,685464
4 0,913952 0,913952
5 1,002528 1,002528
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisa
Analisa yang kami dapatkan selama proses praktikum impuls dan momentum
adalah sebagai berikut,
Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu
berlaku hukum kekekalan energi mekanik, sebab sebagian energi mungkin diubah menjadi
energi bentuk lain, misalnya panas atau bunyi, akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk
benda. Macam tumbukan yaitu:
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Lenting sempurna, e = 1
2. Lenting sebagian, 0 < e < 1
3. Tak lenting, e = 0
4. Hukum kekekalan momentum: momentum awal = momentum akhir
5.2 Saran