Anda di halaman 1dari 24

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam dunia Fisika terdapat banyak media pembelajaran untuk memahami
teori-teori Fisika yang ada. Salah satu media pembelajaran Fisika adalah pesawat
Atwood. Pesawat Atwood adalah seperangkat alat yang biasa digunakan untuk
mendemonstrasikan hukum kedua Newton. Alat ini diciptakan oleh George
Atwood, seorang ahli matematika dari Inggris, pada tahun 1784.
Perkembangan zaman yang terjadi memberikan pengaruh pula terhadap
perkembangan teknologi. Kini banyak teknologi yang dikembangkan dengan
sistem kendali otomatis dan mikrokontroler sehingga mampu menciptakan alat
yang praktis dan efisien. Para peneliti di bidang keilmuannya terus melakukan
penelitian mengenai fenomena-fenomena alam yang sekiranya dapat diterapkan
menggunakan sistem otomatis sehingga dapat mempermudah kehidupan manusia.
Dalam teknologi kaitannya dengan kepraktisan informasi telah banyak
menerapkan kemajuan teknologi yang ada yaitu alat-alat yang berhubungan
dengan alat ukur analog di laboratorium menjadi alat ukur digital yang lebih
praktis dan efisien. Dalam penggunaannya peralatan laboratorium sekolah masih
banyak yang bersifat manual, sehingga menimbulkan kerugian waktu dan biaya
Fenomena fisika sangatlah banyak ditemui, salah satunya fenomena gerak jatuh
bebas. Fenomena gerak jatuh bebas merupakan fenomena jatuhnya benda dari
keadaan diam pada ketinggian tertentu. Galileo menyatakan bahwa fenomena
benda yang jatuh bebas akan memiliki percepatan yang sama jika tidak terdapat
hambatan. Percepatan ini disebut percepatan gravitasi (g) (Ridho et al., 2020).
Salah satu solusi yang diprediksi dapat menghasilkan data parameter gerak
yang lebih akurat ialah menggunakan perangkat lunak Tracker. Tracker
merupakan perangkat lunak/software untuk menganalisis gerak benda melalui
video, sehingga dapat dihasilkan parameter perubahan posisi, paramater
kecepatan, percepatan, energi kinetik, energi potensial dan parameter lainnya yang
dimiliki objek yang bergerak. Penggunaan perangkat lunak ini bukanlah metode
yang asing untuk menganalisis gerak (Nugraha et al., 2017).
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

1.2. Tujuan Percobaan


1.2.1. Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Kami dapat memahami Penggunaan Pesawat Atwood dalam penentuan
tetapan grafitasi.
1.2.2. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat Menjelaskan peristiwa Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB) dan Gerak Lurus Beraturan (GLB).
2. Kami dapat Menentukan percepatan.
3. Kami dapat Menentukan nilai grafitasi.
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pesawat Atwood


Pesawat Atwood merupakan alat eksperimental yang digunakan untuk
memahami konsep kinematika dan dinamika rotasi benda tegar. Pesawat Atwood
pada dasarnya terdiri dari kawat atau tali yang setiap ujungnya terpasang beban
dengan massa yang berbeda dan disambungkan ke katrol.
Prinsip dari pesawat Atwood sendiri yaitu beban dengan massa yang paling
besar (M1+m) mulanya diposisikan lebih tinggi dibandingkan dengan beban yang
massanya rendah (M2). Tinggi dari M1+m akan diukur terlebih dahulu. Dengan
begitu saat M1+m dijatuhkan ke bawah, M2 akan tertarik ke atas akibat efek
percepatan gravitasi dari M1+m karena keduanya terhubung oleh kawat pada
katrol. Waktu yang dibutuhkan untuk M1+m saat kecepatan awalnya sama dengan
nol hingga M1+m berhenti bergerak akan diukur secara manual dengan
stopwatch. Sehingga pengguna pesawat Atwood dapat mengukur kecepatan dan
percepatan pada benda yang diamati.
Namun pengukuran waktu secara manual tersebut belum bisa menghasilkan
hasil yang akurat. Ini disebabkan eksperimen manual masih mengandalkan
peaktifan dan penonaktifan pengamatan semata.
Sensor RPR-220 adalah sensor reflektif yang terdiri dari pemancar
inframerah dan fototransistor. Sensor ini sesuai untuk mendeteksi suatu objek
jarak dekat. Pada umumnya prinsip kerja sensor RPR-220 sama dengan sensor
inframerah lainnya. Sinar dari pemancar akan terpantul dan pantulannya
diteruskan ke penerima atau dalam hal ini fototransistor. Praktik ini bertujuan
untuk dapat merancang dan membuat sistem alat ukur waktu otomatis pesawat
Atwood menggunakan sensor Line Tracking, menentukan nilai percepatan dan
kecepatan menggunakan sistem alat yang telah dibangun, dan menentukan momen
inersia katrol dengan eksperimen. Harapannya, sensor pada sistem alat otomatis
ini dapat mendeteksi pergerakan beban dan mengukur waktu beban pada pesawat
Atwood dengan lebih akurat dan presisi (Budiman et al., 2020).
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 2.2.1 Rancangan Sistem Alat ((Budiman et al., 2020).

2.2. Gerak Translasi


Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus.
Dapat pula gerak ini disebut suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang
sama terjadi perpindahan yang besarnya sama. Gerak lurus dikelompokan menjadi
Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
dibedakan dengan ada tidaknya percepatan (Wasino et al., 2013).
2.2.1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Menurut Marthen Kanginan (2006: 63-64) Gerak Lurus Beraturan (GLB)
adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam gerak ini kecepatannya tetap atau
tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh adalah kelajuan kali waktu
Secara matematis dinyatakan dalam persamaan:
s = v t................................................................................................(2.2.1)
2.2.2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek,
dimana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang
tetap. Pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum II Newton.
vt = v0+ a t........................................................................................(2.2.2)
vt2 = v0 2 + 2 a s..............................................................................(2.2.3)
s = v0 t+ ½ a t2.................................................................................(2.2.4)
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2.3................................................................................................................ Besara
n Fisis
Besaran fisis yang didefenisikan sesuai dengan hubungannya dengan
besaranbesaran lain yang disebut besaran turunan. Ada pula besaran yang tidak
bergantung pada besaran lain yang disebut besaran dasar (fundamental). Untuk
setiap besaran dasar ini ditetapkan suatu satuan baku (standard). Misalnya untuk
besaran dasar panjang ada standar meter dan untuk besaran massa ada standar
kilogram dan sebagainya. Pemilihan satuan baku suatu besaran bergantung pada
system satuan yang digunakan. Misalnya, jika digunakan sistem satuan Inggris
(British System), sistem satuannya untuk besaran dasarnya antara lain: panjang
dengan satuan kaki (foot), waktu dengan satuan sekon, gaya dengan satuan
pound, suhu dengan satuan Fahrenheit.
Ilmuwan memerlukan persetujuan mengenai besaran dasar yang digunakan
dan satuan bakunya agar dapat berkomunikasi dengan baik, yang disepakati pada
mulanya adalah sistem yang dikenal dengan system MKS. Besaran dasarnya
adalah: panjang dengan satuan meter (m), massa dengan satuan kilogram (Kg),
waktu dengan satuan sekon. Kemudian ditambah dengan besaran dasar arus
listrik dengan satuan ampere (A)(Sani, 2012).
Sistem Internasional (SI) suatu sistem yang merupakan bentuk modern
dari sistem MKS, telah berkembang meliputi seluruh bidang fisika dengan
besaran dan satuan dasar sebagai berikut:
1. Panjang, dalam meter (m)
2. Massa, dalam kilogram (kg)
3. Waktu, dalam sekon (s)
4. Arus listrik, dalam ampere (A)
5. Suhu, dalam Kelvin (K)
6. Banyaknya bahan, dalam dalam mol (mol)
7. Intensitas, dalam candela (cd)
SI juga menggunakan dua buah satuan pelengkap, yakni: sudut bidang,
dalam radian (rad) dan sudut ruang, dalam steradian (sr). Misalnya massa
didefenisikan secara operasional menggunakan neraca berlengan sama, sebagai
berikut: “Jika benda diletakkan di salah satu piringan dan standar (atau salinan-
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

salinannya) diletakkan di piringan yang lainnya dan neraca tetap berada dalam
keseimbangan, maka kedua benda tersebut dikatakan sama massanya”. Dengan
cara ini massa suatu benda dapat dinyatakan dalam kelipatan massa baku yaitu
standar kilogram (Sani, 2012).

2.4. Momen Inersia


Momen inersia adalah sifat yang dimiliki oleh sebuah benda untuk
mempertahankan posisinya dari gerak rotasi atau dapat juga diartikan sebagai
ukuran kelembaman benda yang berotasi atau berputar pada sumbunya. Besarnya
momen inersia secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
I = mr2..............................................................................................(2.2.5)
Dengan I adalah momen inersia, m adalah massa benda, dan r adalah jarak
benda dari sumbu putar sehingga momen inersiaya dapat dinyatakan sebagai
berikut :
I = m1r1 2 + m2r2 2 + m3r3 2 + … = mr2........................................(2.2.6)

2.4.1............................................................................................................... Penent
uan Momen Inersia Secara Teori
Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi
terhadap porosnya. Untuk menentukan momen inersia dari keping logam
berbentuk segiempat secara teori, dapat dilakukan dengan cara mengukur Panjang,
lebar dan tebal dari keping dan juga menimbang massanya. Jika Panjang A, lebar
B, tebal C dan massanya M, Momen inersia untuk sumbu rotasi yang melalui
pusat massa dan tegak lurus terhadap penampangny adalah :
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 2.2.2 Keping segi empat (Sani, 2012)

2.4.2. Penentuan momen inersia secara eksperimen


Momen inersia benda juga dapat ditentukan secara eksperimen, yaitu dengan
dengan menggantungkan benda pada tali dan digantungkan pada statif. Jika
benda diberi sedikit simpangan dari posisi setimbangnya dengan cara
memutar benda (dengan sudut kecil), maka tali akan terpuntir. Jika benda
dilepaskan, maka benda akan mengalami gerak harmonic anguler (sudut,
disebabkan oleh momen gaya punter dari tali.
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 2.2.3 Penentuan momen inersia secara eksperimen (Sani, 2012)


2.5. Gerak Rotasi
Gerak rotasi adalah gerak melingkar secara melingkar suatu benda pada
porosnya pada suatu lintasan yang melingkar. Bila sebuah benda mengalami gerak
rotasi melalui porosnya momen inersia adalah representasi kelembaman benda
yang bergerak. Rotasi semakin besar dan momen inersia mengecil (Putri et al.,
2020).
Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda
tersebut bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus yang
disebut sumbu rotasi.
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 2.2.2 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak
pada garis lurus (Efendi, 2020)
2.5.1. Kecepatan Sudut Dan Percepatan Sudut

Gambar 2.2.3 Benda pejal yang melakukan gerak rotasi murni (Efendi, 2020)
Gambar di atas memperlihatkan sebuah benda pejal yang melakukan gerak
rotasi murni dengan sumbu tetap (sumbu z) yang tegak lurus bidang xy. Setiap
partikel mengalami gerak rotasi terhadap titik O. Oleh karena itu untuk
menyatakan posisi titik P lebih baik digunakan koordinat polar (r,θ). Dalam
keadaan ini, r tetap konstan dan yang berubah adalah θ.
Bila partikel bergerak dari θ = 0 rad ke titik P partkel telah menempuh
lintasan sejauh panjang busur s, dimana :
s = r θ.....................................................................................................(2.2.7)
dimana θ dalam radian ( 2π rad = 360o atau 1 rad ≈ 57,3o )
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 2.2.4 Partikel bergerak dari titik P ke Q (Efendi, 2020)


Untuk rotasi dengan sumbu tetap, setiap patikel pada benda pejal tersebut
mempunyai kecepatan sudut yang sama dan percepatan sudut yang sama. Jadi ω
dan α merupakan karakteristik keseluruhan benda pejal tersebut.
Arah dari ω dapat dicari dengan aturan arah maju sekrup putar kanan. dan
arah α sama dengan arah dω/dt yang sama dengan arah ω bila dipercepat dan
berlawanan dengan arah ω bila diperlambat (Efendi, 2020).

Gambar 2.2.5 Panjang lintasan yang ditempuh partikel (Efendi, 2020)


Panjang lintasan yang telah ditempuh partikel adalah s dan sudut yang telah
disapu θ. Jari-jari lintasan partikel adalah r yang berharga konstan.
2.5.2. Torsi Pada Sebuah Partikel.
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 2.2.6 Torsi Pada Sebuah Partikel (Efendi, 2020)


Torsi oleh gaya F pada sebuah partikel didefinisikan τ = r x F Atau τ = F (r sinθ) =
F r1
dimana F⊥ adalah : komponen F yang tegak lurus r dan r⊥ adalah : komponen r
yang tegak lurus F
2.5.3. Dinamika Rotasi Benda Tegar

Gambar 2.2.7 Dinamika Rotasi Benda Tegar (Efendi, 2020)


Sebuah benda berotasi dengan sumbu putar adalah sumbu z. Sebuah gaya F
bekerja pada salah satu partikel di titik P pada benda tersebut.
2.5.4. Menggelinding

Gambar 2.2.8 Gambar bola menggelinding (Efendi, 2020)


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Misalkan sebuah silinder menggelinding pada bidang datar. Pusat massa


silinder bergerak dalam garis lurus, sedang titik-titik yang lain lintasannya sangat
komplek (cycloid).
Tampak pada ruas kanan, suku pertama menyatakan energi kinetik rotasi
murni dengan sumbu melalui pusat massa, dan suku kedua menyatakan energi
kinetik gerak translasi murni dengan kecepatan pusat massanya. Jadi gerak
menggelinding dapat dipandang sebagai gabungan gerak rotasi murni dan gerak
translasi murni.

2.6. Hukum Newton


Hukum Newton merupakan suatu meteri yang membahas mengenai
hubungan antara gaya internal dan eksternal yang bekerja pada sebuah benda dan
gerak yang ditimbulkan dan merupakan konsep dasar yang digunakan untuk
memahami konsep fisika yang lain. Apabila siswa tidak memahami materi hukum
Newton, maka pada materi berikutnya siswa akan mengalami kesulitan. Beberapa
penelitian mengungkapkan bahwa selama ini siswa mengalami kesulitan dan
permasalahan dalam mengenali gaya pada materi hukum Newton. Hal ini
disebabkan karena konsep gaya dan gerak memiliki konsep yang abstrak sehingga
sulit untuk dipahami oleh siswa Selain itu, materi hukum Newton memiliki
karakteristik yang unik untuk dipelajari dalam proses pembelajaran, materi hukum
Newton sangat mudah untuk diungkapkan, namun sering menimbulkan kesalahan,
kesulitan bahkan miskonsepsi pada siswa jika siswa tidak memahami materi
tersebut dengan baik (Sari et al., 2018).

2.6.1. Hukum Newton I


Pandangan bahwa gaya adalah penyebab benda bergerak telah diyakini oleh
Aristoteles sejak tahun 350 sebelum masehi. Menurut Aristoteles, keadaan
alamiah dari sebuah benda adalah diam, dan suatu gaya diperlukan untuk
membuat benda tersebut bergerak. Dua ribu tahun kemudian pandangan ini
diperbaharui oleh Galileo yang menyimpulkan bahwa keadaan alamiah sebuah
benda adalah diam atau bergerak dengan kecepatan tetap (keadaan setimbang).
Untuk mengubah kecepatan gerak benda dibutuhkan gaya luar, tetapi untuk
mempertahankan kecepatan tidak dibutuhkan gaya luar sama sekali. Prinsip ini
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

kemudian oleh Newton diangkat sebagai hukum yang pertama dari ketiga hukum
geraknya. Newton menyajikan hukum pertamanya dalam ungkapan kata-kata
sebagai.
“Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus
beraturan kecuali jika ia dipaksa untuk mengubah keadaan itu oleh gaya-gaya
yang berpengaruh padanya”
Kenyataan bahwa tanpa gaya luar suatu benda akan tetap diam atau tetap
bergerak lurus beraturan sering dinyatakan dengan memberikan suatu sifat benda
yang disebut inersia (kelembaman) dan kerangka acuan dimana hukum ini berlaku
disebut kerangka inersia. Dalam hukum I Newton tersirat pula bahwa tidak ada
perbedaan antara pengertian tidak ada gaya yang sama sekali dengan ada gaya-
gaya yang resultannya nol. Dengan demikian, bentuk lain pemyataan hukum I
Newton adalah “Jika tidak ada resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda, maka
percepatan benda adalah nol”. Untuk lebih meyakinkan kamu tentang berlakunya
hukum ini dalam kehidupan sehari-hari, bacalah dengan cermat “Sabuk
Pengaman” untuk mendapatkan penjelasan bagaimanakah cara mencegah bahaya
yang ditimbulkan oleh kelembaman tubuhmu (Shofiyah, 2020).

∑ 𝑓 = 0..............................................................................................(2.2.7)

Keterangan:

∑F = Resultan gaya (Kg m/s2).

2.6.2. Hukum Newton II


Hukum I Newton digunakan untuk kasus atau permasalahan benda yang
memiliki resultan gaya nol. Namun Hukum I Newton tidak dapat
diimplementasikan pada kasus benda yang memiliki gaya total yang bekerja pada
benda tersebut. Seperti contoh, sebuah balok yang meluncur pada bidang miring
dengan permukaan kasar. Selama balok tersebut turun gaya gesek menyebabkan
kecepatan balok tersebut berkurang dan akhirnya berhenti. Dimana gaya gesek
dapat disebut sebagai gaya luar yang menyebabkan kuantitas gerak suatu benda
berubah. Pemyataan inilah yang menjadi dasar Hukum II Newton.
Berbagai pengamatan menunjukkan bahwa untuk menghasilkan perubahan
kecepatan yang sama, objek yang berbeda memerlukan "besaran" efek eksternal
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

yang berbeda. Di sisi lain, dengan pengaruh luar yang sama, perubahan kecepatan
pada benda ternyata berbeda. Jadi terdapat besaran intrinsik (diri) dalam benda
yang menentukan besarnya pengaruh luar yang dapat mengubah kondisi gerak
benda tersebut. Jumlah ini sebanding dengan jumlah dan jenis zatnya. Besaran
intrinsik benda ini kemudian disebut massa inersia, dilambangkan dengan m.
Massa inersia (atau sering disebut dengan massa) memberikan ukuran derajat
inersia atau derajat inersia suatu benda. Satuan massa adalah kilogram, dalam
satuan SI. Makin besar massanya, makin sulit menghasilkan perubahan kondisi
gerak benda.
Hukum II Newton menyatakan hubungan antara gaya dan perubahan
keadaan gerak secara kuantitatif. Newton menyebutkan itu: “kuantitas perubahan
kecepatan gerak suatu partikel sama dengan resultan gaya yang bekerja pada
partikel tersebut”. Dalam kehidupan sehari-hari, pernyataan Newton tersebut
dapat diartikan sebagai momentum p yang didefinisikan sebagai: p=mv dengan m
adalah massa partikel dan v adalah kecepatannya. Dalam mekanika klasik pada
umumnya massa partikel adalah tetap (Shofiyah, 2020).
∑ 𝑓 = m . a.........................................................................................(2.2.8)
Keterangan:
a= Percepatan Benda (m/s2), m= Massa Benda (kg), f= Gaya (N).
Kesimpulan dari persamaan diatas yaitu arah percepatan benda sama
dengan arah gaya yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya percepatan
sebanding dengan gayanya, jadi apabila gayanya konstan maka percepatan yang
timbul itu juga akan konstan. Bila pada benda gaya bekerja maka benda-benda
akan mengalami percepatan.Persamaan gaya untuk percepatan yang tetap :

Vt = Vo + a t
......................................................................................................................(2.2.9)
Xt = Xo + Vot + 1 a t2
V2 = Vo2 + 2a (X1 – Xo)

Keterangan:

Vo = Kecepatan Awal (m), Vt = Pecepatan akhir (m/s), a = Percepatan


(m/s2), t = Waktu (s), s = Jarak yang ditempuh (m)

2.6.3. Hukum Newton III


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan sebagai hasil interkoneksi


antara dua benda. Jika benda A dikenakan gaya oleh B, maka benda B akan
dikenakan gaya oleh benda A. Pasangan gaya ini dikenal sebagai pasangan aksi-
reaksi. Menurut Hukum Ketiga Newton:
Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan, yang satu disebut aksi dan
yang lain disebut reaksi, sedemikian rupa sehingga aksi = reaksi.
Mana yang disebut gaya aksi dan mana yang disebut gaya reaksi tidaklah
hal penting. Namun yang terpenting adalah kedua-duanya ada.
Pasangan gaya disebut sebagai pasangan gaya aksireaksi manakala
mempunyai sifat-sifat: (1) sama besar, (2) arahnya berlawanan, dan (3) bekerja
pada benda yang berbeda. Jika pasangan gaya aksi-reaksi sudah memenuhi ketiga
sifat ini, maka disebut telah memenuhi bentuk lemah hukum III Newton.
Sedangkan jika pasangan gaya aksi-reaksi dapat memenuhi sifat tambahan yaitu
(4) mereka terletak dalam satu garis lurus, maka pasangan gaya aksi-reaksi
tersebut disebut memenuhi bentuk kuat hukum III Newton (Shofiyah, 2020).

𝑓𝑎𝑘𝑠𝑖 = - 𝑓𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖........................................................................................(2.2.10)

Keterangan :
Faksi = Arah, Freaksi = Gaya (N), (-) = Gaya yang berlawanan.

2.7 Gaya
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang terjadi terhadap suatu benda.
Gaya dapat menimbulkan perubahan posisi, gerak atau perubahan bentuk pada
benda. Gaya termasuk ke dalam besaran Vektor, karena memiliki nilai dan arah.
Sebuah Gaya disimbolkan dengan huruf F (Force) dan Satuan Gaya dalam SI
(Satuan Internasional) adalah Newton disingkat dengan N. Pengukuran gaya dapat
dilakukan dengan alat yang disebut dinamometer atau neraca pegas. Untuk
melakukan sebuah gaya diperlukan usaha (Tenaga), semakin besar gaya yang
hendak dilakukan, maka semakin besar pula Usaha (tenaga) yang harus
dikeluarkan. (David, 2014).
Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi,
dan juga berubah arah. Besar kecilnya atau kuat lemahnya gaya harus kita
keluarkan untuk suatu kegiatan, tergantung pada jenis kegiatannya. Sebuah gaya
disimbolkan dengan huruf F singkatan dari Force secara singkat gaya merupakan
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

besaran vektor. Selain besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika dibagi
menjadi dua kelompok yaitu besaran vektor dan besaran skalar. Besaran vektor
adalah besaran yang mempunyai besar dan arah. Contohnya perpindahan,
kecepatan, percepatan gaya. Besaran skalar adalah besaran fisika yang
mempunyai besar saja dan tidak mempunyai arah. Contohnya massa, jarak, waktu,
dan volume. Besaran vektor dinontasikan dengan huruf diatasnya. Ada anak
panah atau huruf dicetak tebal. Untuk menghitung resultan dari vektor dapat
menggunakan metode jajar genjang poligon dan analitik.

2.7.1. Sifat-sifat gaya


Gaya memiliki beberapa sifat seperti berikut;
1. Gaya dapat mengubah arah gerak benda.
2. Gaya dapat mengubah bentuk benda.
3. Gaya dapat mengubah posisi benda dengan cara mengerakkan atau
memindahkannya.
4. Gaya dapat membuat benda diam menjadi bergerak.
5. Besar kecilnya gaya dapat diukur dengan menggunakan alat ukur
yang disebut dengan Dinamo-Meter.

2.7.2. Macam - macam Gaya 


1. Berdasarkan sentuhannya dengan benda, gaya dibagi menjadi 2, yaitu;
a) Gaya Sentuh
Gaya Sentuh adalah gaya yang bekerja dengan sentuhan. Artinya suatu
gaya akan menghasilkan efek apabila terjadi sentuhan dengan benda yang
akan diberikan gaya tersebut, apabila tidak terjadi sentuhan, maka gaya tidak
akan bekerja pada benda. Gaya ini akan muncul ketika benda bersentuhan
dengan benda lain yang menjadi sumber gaya. Contohnya, ketika seseorang
hendak memindahkan meja, maka ia harus menyentuh menja tersebut
kemudian mendorongnya ke tempat tujuan,  pada kasus ini terjadi sentuhan
antara manusia sebagai sumber gaya, dan meja sebagai target yang henda
diberikan gaya. Apabila tidak terjadi sentuhan antara keduanya maka meja
tidak akan berpindah sesuai keinginan.
b) Gaya Tak Sentuh
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gaya Tak Sentuh adalah gaya yang akan bekerja tanpa terjadinya
sentuhan. Artinya efek dari gaya yang dikeluarkan oleh sumber gaya tetap
dapat dirasakan oleh benda walaupun mereka tidak bersentuhan. Contohnya
adalah Gaya Magnet dan Gaya Gravitasi, pada gaya magnet, ketika kita
meletakkan besi di dekat magnet (tanpa bersentuhan), maka  besi tersebut
akan tertarik ke arah magnet karena merasakan efek dari gaya yang
dikeluarkan oleh magnet tersebut.
2. Berdasarkan jenis gaya secara umum dikenal 6 Jenis gaya utama, yaitu :
a. Gaya otot
Sesuai dengan namanya gaya gesek merupakan gaya yang dilakukan
oleh makhluk hidup yang memiliki otot. Gaya timbul dari koordinasi dari
struktur otot dengan rangka tubuh. Gaya Otot Termasuk ke dalam kelompok
Gaya Sentuh. Contohnya adalah seseorang yang mengangkat  batu. Untuk
mengangkat batu tersebut, otot di dalam tubuhnya  berkoordinasi sehingga
mampu menggerakan tangan untuk mengangkat  batu.

b. Gaya Pegas
Gaya Pegas adalah gaya dihasilkan oleh sebuah pegas. Gaya pegas
disebut  juga gaya lenting pulih yang terjadi karena adanya sifat keelastisan
suatu  benda. Gaya Pegas termasuk ke dalam kelompok Gaya Sentuh. Gaya
Pegas timbul karena pegas dapat memapat dan merenggang sehingga
bentuknya dapat kembali seperti semula setelah terjadi gaya tersebut.
Contohnya adalah ketika seseorang pemanah menarik anak panah
kebelakang, maka busur pada panah tersebut akan mengikuti arah busur yang
ditarik, kemudian setelah anak panah dilepaskan, maka pegas pada busur
panah akan kembali ke bentuk semulanya. Contoh lainnya adalah ketapel,
sistem kerjanya sejenis dengan busur panah (Mundilarto, 2009).

c. Gaya Tegangan Tali


Gaya tegangan tali adalah gaya yang terjadi pada saat tali dalam
keadaan tegang dan tegangan tali dilambangkan dengan huruf T. Benda
yang disatukan atau dihubungkan dengan bantuan tali, baik secara vertikal
ataupun horizontal akan menghasilkan suatu gaya tegangan tali yang
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

terjadi dan tegangan tali seperti ini memiliki kegunaan dalam


kehidupansehari-hari. pada sebuah gaya tegangan tali, arah gayanya
bergantung pada suatu titik pada benda yang ditinjau dan arahnya bisa ke
atas, bawah, kanan ataupun kiri. Variasi ini juga dipengaruhi oleh
percepatan gravitasi yang terjadi pada suatu tegangan tali dan suatu tali
memiliki kekuatan tersendiri, tergantung dalam bahan baku
pembuatannya.
d. Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang bekerja pada benda yang
bergerak melingkar yang arahnya selalu menuju pusat lingkaran. Gaya
sentripetal ini berfungsi untuk mengubah arah gerak benda supaya tetap
bergerak melingkar. Gaya sentripetal memiliki besar yang sebanding
dengan kuadrat kecepatan linear/tangensial suatu benda dan berbanding
terbalik dengan jari-jari lintasan. Gaya sentripetal bukan jenis gaya baru,
tetapi merupakan gaya total yang arahnya menuju pusat lingkaran. Gaya
sentripetal harus diberikan oleh benda lain, misalnya ketika kita memutar
bola yang terikat pada salah satu ujung tali, kita menarik tali tersebut dan
tali memberikan gaya pada bola sehingga bola berputar. Contohnya pada
mainan bandul yang diputar secara vertikal maupun horizontal akan
mengalami gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran.
e. Gaya Sentrifugal
Gaya sentrifugal adalah lawan dari gaya sentripetal. Gaya
sentrifugal merupakan efek semu yang timbul ketika sebuah benda
melakukan gerak melingkar. Gaya sentrifugal memiliki besar yang sama
dengan gaya sentripetal, hanya saja arahnya berbeda. Kedua gaya ini
mengakibatkan adanya keseimbangan pada benda yang berada pada
lintasan melingkar. Arah gerak sentrifugal ini adalah menjauhi pusat
putaran. Sebagai contohnya adalah ketika sebuah bandul diputar kemudian
tali bandul putus maka bandul tersebut akan bergerak menjauhi pusat
putaran.
f. Gaya Gravitasi
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gaya gravitasi adalah gaya yang berasal dari gaya tarik bumi.
Besarnya gaya gravitasi yang dialami oleh benda bergantung pada massa
benda tersebut. Semakin besar massanya, maka gaya tarik gravitasinya
pun semakin besar. Ada beberapa teori gravitasi yang mengatakan bahwa
ini terjadi karena adanya partikel “gravitron” di dalam setiap atom. Atau
ada teori yang mengatakan karena massa bumi sangat besar berbanding
benda-benda yang berada di atasnya sehingga akan menimbulkan gaya
tarik. Beberapa contoh dari gaya gravitasi yaitu: kita berjalan tetap
menampak di tanah, bola yang melambung tinggi akan kembali ke tanah,
batu yangdilempar akan jatuh ketanah dan kursi yang tidak melayang-
layang.
g. Gaya Apung
Gaya apung adalah Gaya ke atas yang dikerjakan oleh fluida (zat
cair) yang melawan Gaya berat dari suatu benda yang direndam.
sesuatuSaat menimbang batu di dalam air, berat batu yang diukur pada
timbangan pegas lebih kecil daripada saat menimbang batu di
udara( bukan di air). Massa batu yang diukur dengan timbangan lebih kecil
karena ada gaya apung yang mendorong batu ke tas. Efek yang sama akan
terasa ketika kita mengangkat sesuatu di dalam air. Batuan atau apapun
akan terasa ringan saat diangkat ke air. Hal ini bukan berarti sebagian batu
atau benda yang diangkat sehingga berat batu menjadi lebih lebih kecil,
melainkan karena gaya apung. Arah gaya apung adalah ke atas alias arah
gaya angkat kita berikan pada batu agar batu atau benda apapun yang
mengangkutnya di dalam air menjadi lebih ringan. Sebagai contoh, kapal
layar dapat mengapung di permukaan laut karena pengaruh gaya apung.
Gaya apung ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli matematika
yunani.
h. Gaya Listrik
Gaya listrik adalah Gaya yang dialami oleh objek bermuatan yang berada
dalam Medan listrik. Rumusan Gaya listrik kadang sering dipetukarkan
dengan hukum Coulomb. Padahal gaya listrik bersifat lebih umum
ketimbang hukum tersebut, yang hanya berlaku untuk dua buah muatan
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

titik. Gaya yang dimiliki oleh benda bermuatan listrik. Contoh Gaya yang
terjadi pada alat-alat elektronik seperti kipas angin, setrika dan sebagainya.
Di sekitar benda bermuatan listrik terdapat Medan listrik, demikian juga
halnya dengan benda yang bermuatan listrik statis (tidak mengalir). Medan
listrik merupakan daerah di sekitar benda bermuatan listrik, di mana Gaya
listrik berupa tarikan masih bekerja. Benda-benda tertentu yang berada di
dalam Medan listrik akan ditarik oleh benda bermuatan listrik tersebut.
i. Gaya Coulomb
Gaya coulomb apabila terdapat dua benda bermuatan listrik maka
akan menimbulkan gaya diantara keduanya, yakni tarik menarik atau tolak
menolak yang besarnya akan sebanding lurus dengan hasil kali nilai kedua
muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda
tersebut. Hukum ini pertama kali ditemukan oleh ilmuan fisika asal
perancis, Charles Augustin de Coulom pada tahun 1780-an. Coulomb
melakukan percobaan dengan menggunakan sebua neraca toris untuk
mengetahui besarnya gaya yang bekerja pada dua buah objek yang
memiliki muatan listrik. Dari penelitiannya, didapatkan teori listrik statstis
yang diberi nama Hukum Coulomb tersebut. Tidak hanya itu, kontribusi
coulomb juga diabadikan sebagai nama dalam sistim satuam internasional
yakni satuan muatan listrik Coulomb (C). Hukum Coulomb menjelaskan
bahwa gaya yang dihasilkan oleh interaksi oleh antara kedua muatan akan
bernilai sama.
j. Gaya Lorentz
Gaya Lorentz adalah Gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik
yang bergerak atau Gaya ditimbulkan oleh arus listrik yang berada dalam
suatu Medan magnet (Wasino, 2013). Gaya Lorentz merupakan gabungan
antara Gaya elektrik dan Gaya magnetik pada suatu Medan
elektromagnetik. Jika ada sebuah penghantar yang dialiri arus listrik dan
penghantar tersebut berada dalam Medan magnetic maka timbul Gaya
yang disebut Gaya magnet atau Gaya Lorentz. Arah Gaya Lorentz selalu
tegak lurus dengan arus listrik dan induksi magnetik yang ada. Arah Gaya
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

ini mengikuti arah maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan
listrik kearah Medan magnet.
k. Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi diantara dua benda yang
yang saling bersentuhan. Sebagian besar ilmuan menyatakan bahwa gaya
gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda yang akan bergerak. Gaya gesek adalah gaya yang
ditimbulkan akibat permukaan benda yang saling bergesekan. Dari beberapa
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya gesek adalah gaya yang
disebabkan karena adanya gaya yang berarah melawan gerak benda akibat
sentuhan antara dua benda.
Gaya gesek merupakan gaya yang arahnya selalu berlawanan dengan
arah gerak benda atau arah gaya luar. Gaya gesek termasuk kedalam
kelompok gaya sentuh. Besar kecilnya gaya gesekan ditentukan oleh
halus atau kasarnya suatu permukaan benda. Semakin halus suatu
permukaan benda, maka semakin kecil gaya gesekan yang timbul sehingga
memebuat gaya yang dibutuhkan untuk membuat suatu benda tersebut
bergerak semakin kecil juga.
Secara mikroskopis, gaya gesek bisa disebabkan oleh interaksi melalui
terbangunnya gaya ikat antara molekul-molekul yang berada dipermukaan
suatu benda dengan molekul-molekul pada permukaan benda yang lain ketika
keduanya saling bersentuhan. Gaya gesek antar benda padat yang dapat
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah gesekan antara tanah dengan
sepatu yang kita pakai. Antara benda cair dan padat juga dapat terjadi gaya
gesek, misalya saat kita berenang, maka akan terjadi gaya gesek antara sang
perenang dengan air. Misalnya gaya gesek yang terjadi pada pesawat terbang
dan udara. Gaya gesek juga memliki arah gerak yang berlawanan dengan
kecenderungan benda yang bergerak (Mundilarto, 2009).
Gaya gesek dapat terjadi pada benda yang memiliki permukaan halus
maupun kasar. Semakin halus permukaan benda, maka semakin kecil gaya
geseknya. Sebaliknya, semakin kasar permukaan benda maka semakin besar
gaya geseknya. Kemudian pada benda yang memiliki permukaan licin tetap
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

dapat terjadi gaya gesek meskipun sangat kecil. Contohnya apabila batu yang
sama dengan jumlah gaya luar yang sama di gerakan pada 2 permukaan, satu
di lantai keramik (halus), satu lagi di lantai semen (kasar), maka pergerakan
batu dilantai keramik akan lebih cepat dan mudah dibandingkan pergerakan
batu pada lantai semen. Macam macam gaya antara lain, yaitu:
a) Gaya Gesek Statis
Gaya gesekan yang bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan,
ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek statis. Dapat
dikatakan bahwa gaya gesek merupakan gaya yang timbul sejak benda
diberi gaya hingga sesaat sebelum benda mulai bergerak. Gaya gesek statis
yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda
dapat mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesek antara dua
permukaan akan berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar
benda bergerak dengan laju tetap.
Gaya gesek statis juga terjadi apabila gaya luar yang diberikan
kepada benda nilainya sama dengan gaya gesekan yang terjadi
sehingga benda tersebut akan diam tidak bergerak karena resultan
(penjumlahan) adapun gaya yang terjadi padanya sama dengan nol.
Contohnya, ketika ada sebuah benda diletakkan pada bidang miring dan
benda tersebut kita tahan dengan tangan, maka benda itu tidak akan
bergerak (tetap diam) karena resultan gaya dari tangan kita sama dengan
resultan gaya gesek yang terjadi. Namun apabila kita melepaskannya,
maka benda tersebut akan kembali bergerak.
b) Gaya Gesek Kinetik
Gaya gesek kinetik adalah gaya yang bekerja pada dua permukaan
benda yang bersentuhan ketika benda tersebut bergerak. Gaya gesek kinetik
memiliki lambing fk. Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan benda
lain, gaya gesekan bekerja berlawanan arah terhadap kecepatan benda.
Gaya gesek yang terjadi ketika benda dalam keadaan bergerak.
Gaya gesek kinetik terjadi ketika nilai gaya gesek selalu lebih kecil
dibandingkan gaya luar yang bekerja padanya, sehingga gaya luar menang
dan membuat benda tersebut bergerak. Contohnya adalah gaya gesek
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

antara permukaan mobil dengan aspal ketika mobil bergerak, maka


gaya gesek yang terjadi akan lebih kecil dari gaya mesin sehingga
mobil akan mampu bergerak(Agung dan Nugroho 2008).
c) Gaya Mesin
Gaya mesin adalah gaya yang dihasilkan oleh kerja mesin, seiring
berkembangnya teknologi mesin yang dibuatpun semakin canggih. Gaya
mesin sangat membantu dalam meringankan aktivitas manusia. Contohnya
adalah kerja mobil dan motor.
d) Gaya Gravitasi Bumi (Gaya Berat)
Gaya gravitasi bumi adalah gaya tarik bumi terhadap seluruh benda
bermassa yang terdapat pada permukaannya. Kita pasti sudah mengetahui
bahwa dengan adanya gravitasi bumi, maka kita dapat berdiri tanpa
masalah dipermukaannya. Apabila tidak terdapat gaya gravitasi bumi, maka
setiap benda akan melayang seperti halnya di luar angkasa.
e) Gaya Magnet
Gaya magnet adalah gaya pada magnet yang mampu menarik
benda-benda tertentu. Benda yang mampu ditarik oleh magnet disebut
benda magnetis, pada umumnya terbuat dari besi atau baja, ataupun
logam lainnya. Gaya magnet juga dapat menarik benda meskipun tanpa
menyentuhnya, oleh karena itu gaya magnet termasuk juga ke dalam
kelompok gaya tak sentuh. Contohnya adalah sebuah paku apabila
didekatkan ke sebuah magnet, maka ia akan tertarik ke arah magnet
tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa paku merupakan benda yang
bersifat magnetis atau kedua kutub dapat saling menarik dan menolak
(Ngadinem, 2013).
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Aulia Hanifa, Ahmad Aminudin, and Maman Budiman. 2020. “Sistem
Alat Ukur Waktu Otomatis Dengan Sensor Line Tracking Pada Media
Pembelajaran Pesawat Atwood.” Prosiding Seminar Nasional Fisika 6(0):
160–65.
Efendi, Asnal. 2020. “Rotasi Murni.” : 1–17.
Ngadinem, N. 2013. “Penggunaan Media KIT IPA Untuk Meningkatkan
Kemampuan Siswa Dalam Memahami Materi Gaya Magnet.”
Nugraha, Firman et al. 2017. “Eksperimen Pesawat Atwood Berbasis Pengolahan
Aplikasi Tracker Untuk Mengamati Fenomena Gerak Lurus Beraturan Dan
Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Pembelajaran Fisika Sma.” VI:
SNF2017-EER-15-SNF2017-EER-20.
Putri, Eka, Dian Nata, and Miftahul Khoiri. 2020. “MOMEN INERSIA
KATROL.” : 3–6.
Ridho, M R, B Ajidewantara, and Nurdiyanti. 2020. “Analisis Korelasi Kecepatan
Dan Percepatan Saat Gerak Lurus Menggunakan Pesawat Atwood Berbasis
Arduino Dengan Sensor Logam.” Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNF)
4: 57–61. https://fisika.fmipa.unesa.ac.id/proceedings/index.php/snf/article/
view/135.
Sani, Ridwan Abdullah. 2012. “Pengembangan Laboratorium Fisika.”
Sari, Parno, and Taufiq. 2018. “Pemahaman Konsep Dan Kesulitan Siswa SMA
Pada Materi Hukum Newton.” Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan 3(10): 1323–30.
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/11663.
Wasino, Arif Maftukhin, and Eko Setyadi Kurniawan. 2013. “Pengembangan
Pesawat Atwood Berbasis Sensor LDR ( Light Dependent Resistor ) Sebagai
Alat Peraga GLB Dan GLBB.” Radiasi 3(2): 107–11.

Anda mungkin juga menyukai