DISUSUN OLEH:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas segala
dalam menyelesaikan studi Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Sipil
1. Kedua orang tua serta keluarga besar penulis yang senantiasa mendoakan
agar kami selalu diberikan kekuatan dan kesabaran dalam penyusunan tugas
akhir.
2. Bapak Prof. Ir. H. Lambang Basri Said, M.T., Ph,d., IPM selaku dosen
pembimbing I.
4. Bapak Ir. Rani Bastari Alkam, ST., MT. selaku dosen pembimbing III.
6. Bapak Dr. Ir. Andi Alifuddin, ST., M.T., IPM, sebagai Ketua Program
Makassar.
Makassar.
Tugas Akhir ini sehingga dapat terselesaikan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya kepada
penulis.
ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis meminta saran dan kritik
sehingga proposal ini dapat menjadi lebih baik dan menambah pengetahuan kami
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................ii
LEMBAR KESIAPAN...................................................................... iii
TUGAS AKHIR................................................................................. iv
KATA PENGANTAR.................................................................... v
DAFTAR ISI..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.....................................................................xi
DAFTAR NOTASI.......................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan..............................................................................3
1.4 Batasan Masalah..................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian...............................................................................4
1.5.1 Manfaat Teoritis.........................................................................4
1.5.1 Manfaat Praktis...........................................................................4
1.6 Sistematika Penulisan..........................................................................4
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR NOTASI
L = Jarak
GRAD = Landai jalan
COM = Komersial
RES = Permukiman
RA = Akses terbatas
CS = Ukuran kota
SF = Hambatan samping
I = Fase
c = Waktu siklus
g = Waktu hijau
gmax = Waktu hijau maksimum
gmin = Waktu hijau minimum
GR = Rasio hijau
ALL-RED = Waktu merah semua
AMBER = Waktu kuning
IG = Antar Hijau
LTI = Waktu hilang
1
BAB I
PENDAHULUAN
udara dan suara yang sering kita temui setiap hari di beberapa kota besar di
Indonesia ada yang sudah berada pada tahap yang sangat kritis.
terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang.
Kota Makassar adalah salah satu kota besar dengan perkembangan jumlah
langsung hal tersebut menambah jumlah arus lalu lintas didaerah yang
ditinjau. Oleh karena itu diperlukan adanya manajemen arus lalu lintas yang
tempat terjadinya konflik lalu lintas. Namun dengan tingkat pergerakan yang
2016).
2
Karunrung – Jl. Sungai Saddang Lama Kota Makassar. Pada simpang ini
sering terjadi antrian kendaraan yang panjang pada saat jam sibuk. Pada
juga rumah jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, sehingga pada jam sibuk akan
dan pemodelan pada simpang Jl. Jendral Sudirman – Jl. Karunrung – Jl.
aplikasi PTV Vissim ini dapat digunakan karena hampir menyerupai dari
Jl. Jendral Sudirman – Jl. Karunrung – Jl. Sungai Saddang Lama Kota
software VISSIM.
Indonesia) 1997.
4
lintas.
Daftar Pustaka
diperoleh.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
arus lalu lintas dan infrastruktur yang ada, dan bagaimana mengatur untuk
dan jalan desa yang terintegrasi, dengan mengutamakan hirarki jalan yang
berupa perintah atau larangan. Perintah atau larangan tersebut dapat berupa
jumlah fase.
tinggi.
paralel di dekatnya.
tidak boleh belok. Akan tetapi, harus ada jalan alternatif bagi
3. Penggunaan jalur
kerapatan lalulintas.
berlawanan.
Dapat pula dibuat jalur sendiri masuk ketepi jalan untuk jalur
bus.
dapat memilih jalur yang akan dilalui, kecepatan yang disarankan melalui
2.2. Persimpangan
jalan yang merupakan tempat titik konflik dan tempat kemacetan karena
bertemunya dua ruas jalan atau lebih. Karena merupakan tempat terjadinya
konflik dan kemacetan untuk itu maka perlu dilakukan pengaturan dan
dimana pengemudi harus memutuskan untuk berjalan lurus atau berbelok dan
atau lebih jalan raya dalam satu bidang yang mempunyai elevasi yang
11
simpang dimana jalan yang satu dengan jalan yang lainnya tidak saling
beberapa lengan dan dilengkapi dengan pengaturan sinyal lampu lalu lintas.
sebagai berikut:
utama).
lurus melawan , atau untuk memisahkan gerakan lalu lintas membelok dari
berkonflik.
terganggu.
lalu lintas.
(smp/jam hijau).
(Windarto, 2016).
Arus lalu lintas dari berbagai arah akan bertemu pada suatu titik
dibedakan menjadi dua titik konflik yang meliputi beberapa hal sebagai
berikut:
1. Konflik primer, yaitu konflik yang terjadi antara arus lalu lintas yang
saling memotong.
2. Konflik sekunder, yaitu konflik yang terjadi antara arus lalu lintas
kanan
dengan arus lalu lintas arah lainnya dan atau lalu lintas belok kiri
berikut:
misalnya pada saat suatu arus di ruas jalan A mulai hijau, hingga pada
2. Fase: suatu rangkaian dari kondisi yang diberlakukan untuk suatu arus
atau beberapa arus, yang dapat identifikasi lampu lalulintas yang sama.
Fase 1 Fase 2
Gambar 2.2 Simpang dengan 2 fase
(Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),1997)
Fase 1 Fase 2
Fase 3
Gambar 2.3 Simpang dengan 3 fase
(Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),1997)
Fase 1 Fase 2
16
Fase 3
Fase 4
Gambar 2.4 Simpang dengan 4 fase
(Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),1997)
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dan dibantu dengan aplikasi yang
Arus lalu lintas (Q) untuk setiap gerakan (belok kiri Q LT lurus QST
dan belok kanan QRT) dikonversi dari kendaraan per-jam menjadi satuan
Dimana:
lintas ataupun tanpa pulau lalu lintas dapat ditentukan dengan rumus
berikut ini:
1. Jika WLTOR ≥ 2 m
antrian kendaraan lurus dan belok kanan dalam pendekat selama sinyal
= Min . Wmasuk.......................................................2.2
We = Min . WA
Arus jenuh adalah hasil perkalian dari arus jenuh dasar (So) untuk
Indonesia (MKJI),1997).
dengan:
1. Untuk tipe approach O Arus jenuh dasar didapat dari grafik yang
dengan cara mencari nilai arus dengan lebar approach yang lebih
kendaraan tak bermotor. Faktor ini dapat ditentukan berdasar Tabel 2.4
dibawah ini.
23
dengan:
PRT = QRT/QTOT........................................................................2.8
Keterangan:
QRT = jumlah arus yang belok kanan pada tiap pendekat (smp/jam)
Keterangan:
Keterangan:
QLT = jumlah arus yang belok kiri pada tiap pendekat (smp/jam)
Keterangan:
urutan lengkap dari indikasi sinyal. Penentuan waktu sinyal untuk keadaan
Keterangan:
disarankan oleh MKJI 1997, yang diterangkan dalam tabel 2.5 dibawah
ini.
2 fase 40 – 80
3 fase 50 – 100
4 fase 80 – 130
30
disarankan oleh MKJI 1997, sebagai pertimbangan teknik lalu lintas, yang
lebih kecil dari 10 m, sedangkan pada simpang yang lebarnya lebih dari 10
m, biasanya mempunyai waktu siklus yang lebih besar pula. Waktu siklus
yang lebih rendah dari yang disarankan akan menyebabkan lebih sulit bagi
pejalan kaki untuk menyebrang jalan, hal ini dapat menjadi pertimbangan.
Sedangkan waktu siklus yang lebih besar (> 130 detik) harus
dihindarkan, kecuali untuk kasus yang sangat khusus. Waktu siklus ini
dengan:
setelah lampu merah dan kesulitan bagi pejalan kaki ketika menyebrang
(MKJI),1997).
C = ∑g + LTI.....................................................................................2.14
2.6.8. Kapasitas
Indonesia (MKJI),1997).
dibawah ini:
C = S x g/c.........................................................................................2.15
dengan:
C = kapasitas (smp/jam)
PR = FRCRIT / FR..............................................................................2.16
menerangkan kondisi yang dinilai oleh pengguna jalan. Perilaku lalu lintas
1. Panjang antrian
adalah jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau (NQ) yang
jumlah antrian smp (NQ1) yang merupakan sisa dari fase hijau
Untuk DS ≤ 0,5............................................................................2.17
NQ1 = 0
dengan:
33
DS = derajat jenuh
GR = rasio hijau
C = kapasitas (smp/jam) = S x GR
1 – 𝐺𝑅 Q
𝑁𝑄2 = 𝑐 × × .......................................................2.18
1 − 𝐺𝑅 × 𝑑𝑠 3600
Dengan:
DS = derajat jenuh
NQ = NQ1 + NQ2...............................................................................2.19
34
NQMAX dengan rata-rata area yang ditempati tiap smp (20 m²) dan
2. Kendaraan terhenti
Indonesia (MKJI),1997).
𝑁𝑄
𝑁𝑆 = 0,9× × 3600.................................................................2.21
𝑄×𝑐
dengan:
NSV = Q x NS (smp/jam)............................................................2.22
(MKJI),1997).
𝑵𝑺𝒕𝒐𝒕 =∑𝑵𝒔𝒗/Qtot..............................................................................2.23
3. Tundaan
Keterangan:
DS = Derajat kejenuhan
C = Kapasitas (smp/jam)
37
Penetapan tundaan lalu lintas (DT) bisa dicari dengan Gambar 2.16
berikut ini:
giliran pada suatu simpang dan atau ketika dihentikan oleh lampu
Keterangan:
D = DT + DG
DGTOT = D x Q
DI = Σ (Q x D) / QTOT..........................................................2.26
disimpulkan dari besarnya nilai tundaan yang terjadi. Dalam hal ini
VISSIM diluncurkan pada tahun 1992 dan berkembang sangat baik hingga
saat ini.
kendaraan (yaitu dari motor, mobil penumpang, truk, kereta api ringan dan
kereta api berat). Selain itu, klip video dapat direkam dalam program, dengan
(Windarto, 2016).
berikut:
atau
Shortcut keyboard.
simulasi.
a. FILE
New Untuk membuat program VISSIM baru
Open Membuka File program
Open Layout Baca di tata letak file *.lyx dan berlaku untuk
elemen antarmuka program dan parameter grafis
editor program
Open Baca default file layout *.lyx dan berlaku untuk
Default elemen antarmuka program dan parameter grafis
Layout editor program
Read Additionally Buka File program selain program yang ada
Save Untuk menyimpan program yang sedang dibuka
Save As Menyimpan program ke jalur yang baru atau
menyalin secara manual ke forder baru
Save Layout As Simpan tata letak saat elemen antarmuka program
dan parameter grafis dari editor program ke file layout
*.lyx
Save Layout Simpan tata letak saat elemen antarmuka program
As Default dan parameter grafis dari editor program ke file layout
default.
41
b. EDIT
Undo Untuk kembali keperintah sebelumnya
Redo Untuk kembali keperintah sesudahnya
Rotate Network Masukkan sudut sekitar jaringan yang diputar
Move Network Memindahkan jaringan
User Preferences a. Pilih bahasa antarmuka penggunaan VISSIM
b. Kembalikan pengaturan default
c. Tentukan penyisipan obyek jaringan di jaringan
editor
d. Tentukan jumlah fungsi terakhir dilakukan yang
akan disimpan
c. VIEW
Open New
Tambah baru jaringan editor sebagai daerah lain
Network Editor
Network Objects Membuka jaringan toolbar objek
Levels Membuka toolbar tingkat
Background Membuka toolbar background
Quick View Memuka Quick View
Smart Map Membuka Smart Map
Membuka halaman, menunjukkan pesan dan
Messages
peringatan
Simulation Time Menampilkan waktu simulasi
Simple Network Menyembunyikan dan menampilkan kembali objek
Display berikut:
a. Desired Speed Decisions
b. Reduced Speed Areas
c. Conflict Areas
d. Priority Rules
42
e. Stop Signs
f. Signal Heads
g. Detectors
h. Parking Lots
i. Vehicle Inputs
c. VIEW
j. Vehicle Routes
k. Public Transport Stops
l. Public Transport Lines
m. NodesMeasurement Areas
n. Data Collection Points
o. Pavement Markings
p. Pedestrian Inputs
q. Pedestrian Routes
r. Pedestrian Travel Time Measurement
Semua objek jaringan yang
ditampilkan:
s. Links
t. Background Images
u. 3D Traffic Signals
v. Static 3D Models Vehicles In Networ
d. LIST
Daftar untuk mendefinisikan atau mengedit
Base Data
Base Data
1. Network
2. Intersection
Control
3. Private
Daftar atribut onjek jaringan dengan jenis objek
Transport
jaringan yang dipilih
4. Public
Transport
5. Pedestrians
Traffic
43
e. BASE DATA
Network Setting Pengaturan default untuk jaringan
2D/3D Model
Menentuka ruas untuk kendaraan
Segment
Membuat model 2D dan 3D untuk kendaraan dan
2D/3D Models
pejalan kaki
Functions Percepatan dan perlambatan perilaku kendaraan
f. TRAFFIC
Vehicle Menentukan jenis kendaraan untuk komposisi
Compositions kendaraan
Pendestrians Menentukan jenis pejalan kaki untuk komposisi
Compositions pejalan kaki
Pendestrian OD Menentukan permintaan pejalan kaki atas dasar
Matrix hubungan OD
Dynamic Mendefinisikan tugas parameter
Assigment
g. SIGNAL CONTROL
Membuka daftar Signal Controllers: Menetepakan
Signal Controllers
atau mengedit SC
Signal Conroller
Membuka daftar SC Comunication
Comunication
Fixed Time Signal
Menentukan waktu dalam jaringan
Controllers
h. SIMULATION
Parameter Masukkan parameter simulasi
Continuous Mulai menjalankan simulasi
Single Step Memulai simulasi dalam mode satu langkah
Stop Berhenti menjalankan simulasi
i. EVALUATION
a. Result attribute : mengkonfigurasi hasi
tampilan atribut
Configuration b. Direct output : konfigurasi output ke file atau
database
Database
Mengkonfigurasi koneksi database
Configuration
45
j. PRESENTATION
Camera Position Membuka daftar Camera Position
Storyboards Membuka daftar Storyboards/Keyframes
Merekam simulasi 3D sebagai file video dalam
AVI Recording
format file *.avi
3D Anti-Alising Beralih 3D anti-aliasing
k. HELP
Online Help Membuka Online Help
Menampilkan PTV VISSIM FAQ dihalaman web
FAQ online
dari PTV GROUP
Service
Menampilkan VISSIM & Viswalk Service Pack
Pack
Download Area pada halaman web dari PTV
Downloa
GROUP
d
Menunjukkan bentuk dukungan dari VISSIM
Technical Support Teknis Hotlien pada halaman web dari PTV
GROUP
Membuka folder dengan data contoh dan data
Examples
untuk tujuan pelatihan
Register COM
Mendaftarkan VISSIM sebagai server COM
Server
License Membuka jendela License
About Membuka jendela About
Terkait dengan topik yang dibahas penulis dalam studi tugas akhir ini,
maka dari itu perlu didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis.
44
3. Novia Wikayanti, Penggunaan Software 1. Panjang antrian hasil simulasi VISSIM untuk pendekat Selatan
(2018) Vissim Untuk Analisis sebesar 23.51 m selisih 0.07 m hasil survei lapangan sebesar 23.58
Simpang Bersinyal m, pendekat Barat sebesar 176.98 m selisih 92.15 m dengan hasil
survei lapangan sebesar 84.83 m, pendekat Utara sebesar 34.89 m
selisih 2.05 m dengan hasil survei lapangan sebesar 36.94 m, dan
pendekat Timur sebesar 17.60 m selisih 4.2 m dengan hasil survei
lapangan sebesar 13.40 m.
2. Tundaan hasil simulasi VISSIM untuk pendekat Selatan sebesar
16.22 detik, pendekat Barat sebesar 123.67 detik, pendekat Utara
sebesar 43.58 detik, pendekat Timur sebesar 33.55 detik dan
tundaan rata-rata simpang 37.68 detik
3. Solusi alternatif terbaik hasil simulasi VISSIM adalah pengaturan 2
fase. Hasil panjang antrian untuk pendekat Selatan sebesar 10.97
m, pendekat Barat sebesar 118.30 m, pendekat Utara sebesar 18.31
m, dan pendekat Timur sebesar 9.36 m. Hasil kendaraan henti
untuk pendekat Selatan sebesar 163 kendaraan, pendekat Barat
sebesar 1608 kendaraan, pendekat Utara sebesar 188 kendaraan,
dan pendekat Timur sebesar 98 kendaraan. Hasil Tundaan lengan
untuk pendekat Selatan sebesar 7.49 detik, pendekat Barat sebesar
38.12 detik, pendekat Utara sebesar 8.53 detik, pendekat Timur
sebesar 21.83 detik dan tundaan rata-rata simpang sebesar 17.58
detik.
47
6. Kudrat Kutlimuratov, Pemodelan emisi arus lalu Menganalisis emisi lalu lintas berdasarkan data lalu lintas,
(2021) lintas pada seperti
simpang bersinyal dengan jumlah dan komposisi kendaraan. Kemudian kami menganalisa
PTV vissim emisi pada software PTV vissim. Dua
alternatif persimpangan diusulkan untuk perhitungan emisi lalu
lintas dan kinerja operasional. Alternatif
pertama adalah simpang bersinyal eksisting, bundaran empat
lajur. Alternatif kedua adalah simpang
bersinyal dengan tiga lajur tembus pada masing-masing lajur
tembus, belok kiri dan belok kanan
bersaluran pada semua pendekatan.
Semua faktor yang memperumit harus diatasi dengan
menggunakan model sebelum memilih jenis persimpangan
sebagai opsi optimal untuk persimpangan.
kinerja operasional dan perhitungan emisi lalu lintas dari
simpang bersinyal yang diteliti menggunakan simulasi lalu
lintas mikroskopis. Kamera video yang direkam menghitung
data permintaan lalu lintas. Parameter waktu sinyal
dikumpulkan dan diproses secara manual menggunakan
program PTV vissim. Persimpangan yang diteliti dimodelkan
dalam simulasi mikroskopis VISSIM. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengaturan waktu sinyal dan skema
pentahapan dikaitkan dengan kinerja
operasional dan tingkat emisi simpang bersinyal dengan
mengurangi atau meningkatkan potensi arus lalu lintas.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997) dengan simulasi pada aplikasi PTV
memberikan infirmasi lebar jalan, lebar bahu dan lebar median serta petunjuk
bersinyal Jl. Jendral Sudirman – Jl. Karunrung – Jl. Sungai Saddang Lama
dalam sehari mulai pada pukul 07:00 – 19:00 WITA. Lokasi penelitian lebih
sebagai berikut:
2.) Penentuan titik surveyor dan tiap titik terdapat 4 orang agar
c. Data Penelitian
sebagai berikut:
perencanaan suatu simpang. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
jumlah penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar Tahun
2021.
Metode analisis dalam penelitian ini secara umum terdiri dari dua tahapan
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dan dibantu dengan aplikasi yang
5. Waktu Siklus.
8. Kapasitas
9. Derajat jenuh
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Data Primer
1. Data Kondisi Geometrik Data Jumlah Penduduk (Juta)
2. Kondisi Arus Lalu Lintas Kota Makassar
3. Kondisi Lingkungan Jalan Tahun 2010-2021
4. Waktu Siklus
5. Panjang Antrian
Kompilasi Data
Kecukupan TIDAK
Data
YA
Analisis Data Looping
Vissim
Pembahasan
Selesai
57
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, M. Nur Wahyu. 2021. “Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Pada Jaringan
Jalan Di Kabupaten Gowa Menggunakan Software Vissim.” 3(2): 6.
Yutantinus Adrian Radja Semiun, Nusa Sebayang, Togi Nainggolan. 2014. “No
Evaluasi Kinerja Dua Simpang Bersinyal Berdekatan Menggunakan Program
Ptv Vissim 11 (Studi Kasus : Simpang Jalan Sulfat Dan Simpang Jalan
Ciliwung).” Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Sipil, Itn Malang
Jl. 3(2): 1–46.
Http://Journal.Stainkudus.Ac.Id/Index.Php/Equilibrium/Article/View/
1268/1127.