OLEH
FAKULTAS TEKNIK
MAKASSAR
2023
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Course (AC-WC)’’.
menyelesaikan studi setara (S1) pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Selama pembuatan Tugas Akhir ini penulis dapatkan bantuan dari berbagai
pihak masukan-masukan dan tuntunan dalam penulisan yang membuat tulisan ini
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
• Kedua orang tua penulis yang iklas mendoakan, meemberikan petunjuk, nasehat
baik yang tidak ternilai harganya, Semoga amal beliau keduanya mendapat
balasan dari Allah SWT, dan diberikan kekuatan, kesehatan dan keselamatan di
• Bapak Dr. Ir. H. Mukhtar Tahir, MT. selaku Dekan Fakultas Teknik
v
• Bapak Dr. Ir. Andi Alifuddin, S.T., M.T., IPM, selaku Ketua Program Studi
• Ibu Dr. Ir. Hj. Asma Massara, MT, Bapak Dr. Ir. Andi Alifuddin, S.T., MT.,
IPM, dan Dr. Bulgis, S.T., M.T.selaku dosen pembimbing yang senantiasa
• Bapak Prof. Dr. Ir. H. Lambang Basri Said, M.T., Ph.D., IPM. Sebagi
• Ibu Dr. Ir. Hj. Asma Massara, M.T. selaku Kepala Laboratorium Bahan
keluarga besar Laboratorium Bahan Perkerasan Jalan dan, keluarga besar A5,
dan Dimensi 2020 yang senantiasa memberikan dorongan dan bantuan hingga
• Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan masukan sehinga Tugas
Penulis mengharapkan koreksi dan saran atas kekurangan dari tulisan ini
Akhir kata semoga semua bantuan dan amal baik tersebut mendapatkan
vi
Makassar, Oktober 2023
Penulis,
vii
DAFTAR ISI
viii
2.4.4 Gradsi Agregat ...............................................................23
2.5 Serat Polypropylene ...................................................................24
2.6 Pengujian Marshall Test ............................................................25
2.6.1 Stabilitas .........................................................................26
2.6.2 Kelelehan (Flow) ...........................................................26
2.6.3 Hasil Bagi Marshall (Marshall Quotient) ......................27
2.6.4 Rongga Terisi Aspal (VFA) ...........................................26
2.6.5 Rongga Antar Agregat (VMA) ......................................28
2.6.6 Rongga Antara Udara (VIM) .........................................29
2.7 Deformasi ..................................................................................30
2.8 Penelitian Terdahulu ..................................................................42
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................44
3.1 Umum ...........................................................................................44
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................44
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...........................................................44
3.4 Bahan dan Alat .............................................................................45
3.4.1 Bahan Penelitian ...............................................................45
3.4.2 Alat Penelitian ..................................................................47
3.5 Tahapan Penelitian .......................................................................47
3.5.1 Persiapan Bahan ...............................................................47
3.5.2 Pemeriksaan Bahan ..........................................................48
3.5.3 Perencanaan Campuran ....................................................49
3.5.4 Pembuatan Benda Uji .......................................................50
3.5.5 Pengujian Marshall ...........................................................52
3.5.6 Pengujian Whell Tracking Test ........................................56
3.6 Metode Analisis Data ..................................................................54
3.7 Bagan Alir Penelitian ...................................................................58
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR NOTASI
xii
BAB I
PENDAHULUAN
terjadi pada perkerasan lentur salah satunya yaitu deformasi pada lapisan
merupakan lapisan lapis aus yang berkontak langsung dengan roda kendaraan.
Oleh karena itu sangat penting untuk dicari bahan material tambahan
1
yang mendukung, sehingga dapat diperoleh niali tambah yang diharapkan.
Saat ini sudah banyak di lalukan penelitian tentang campuran aspal dengan
elastisitas aspal dan daya tahan pada suatu campuran . Umuimnya bahan
terdiri dari unit, karakteristik selulosa antara lain muncul karna adanya
polypropylene yang berupa limbah pada plastik gelas air mineral, yang pada
deformasi dengan bahan tamba berupa serat polypropylene pada lapisan (AC-
2
WC), Dan menuliskan bentuk karya ilmiah berupa tugas akhir dengan judul
marshal
3
1.4 Batasan Masalah
2. Aspal yang digunakan adalah aspal PT. Pertamina dengan penertasi 60/70.
4. Penelitian ini terbatas hanya pada sifat fisik tanpa membahas unsur kimia
5. Bahan tambah yang digunakan dengan variasi 0%, 0,3%, 0,6%, 0,9%,
1,2%
permanen.
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, baik secara praktis maupun manfaat
secara teoritis.
1. Manfaat Teori
4
a. Diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pengaruh
AC-WC.
2. Manfaat Pratis
5
BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan bab yang berisi latar belakang, rumusan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perkesan jalan raya adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan
perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan
Antara ban dengan permukaan jalan. Besarnya gaya gesek yang terjadi
dipengaruhi oleh bentuk dan kondisi ban, tekstur dan permukaan jalan,
dengan kondisi fisik dari jalan tersebut seperti adanya retak-retak, amblas,
saat pembanguna jalan raya. Pada tahapan ini, jalan raya diperkeras
7
dengan mengunakan lapisan konstruksi yang mempunyai kekuatan,
diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban
lentur.
8
2.1.2 Fungsi Jalan
1. Jalan arteri
dan jumlah jalan masuk yang dibatasi secara efisien. Jalan arteri
2. Jalan kolektor
9
a. Jalan kolektor primer adalah jaln yang menghubungkan kota
besar dari 20 km/jam dan lebar jalan lebih besar dari 7 meter.
3. Jalan lokal
jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lokal terdiri dari dua
10
menghubungkan kawasan kedua dengan perumahan,
2.2 AC-WC
terletak pada paling atas dan berhubungan langsung dengan ban kendaraan,
merupakan lapisan kadar air, tahan terhadap cuaca, dan mempunyai kesatuan
lapisan permukaan (surface). Persaratan lapisan ini (surface) kedap air, yaitu
lapisan ini harus dapat mengalirkan air ke tepi badan jalan, sifat kadap air ini
kemasukan air. Bila air dapat meresap kedalam lapisan di bawahnya, maka
dengan jenis laston lainnya. Pada laston yang bergradasi menurut tersebut
11
Gambar: 2.1 Susunan Konstruksi Perkerasan Jalan
2.3 Aspal
pada temperatur ruang berbentuk pada sampai agak padat. Ika dipasangkan
digunakan saat ini terutama berasal dari salah satu haris proses destilasi
minyak bumi dan disamping itu mulai banyak pula digunakan aspal alam
12
b. Aspal danau (Lake Asphalt), contoh aspal dari Bermudez,
Trinidad
aspal buton dibedakan dengan kode B10, B13, B16, B20, B25, dan
B30.
juga rendah dan biaya disebut paraffin base crude oil. Aspal buatan
13
ini sering juga disebut sebagai aspal minyak-minyak bumi banyak
1. Aspal Keras
penetrasi, yaitu:
300
14
renda. Aspal keras yang biasa digunakan di Indonesia pada
15
Tabel 2.2 Peryaratan serat selulosa
2. Aspal Cair
b. Mc (Medium Curing)
c. SC (Slow Curing)
16
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan bahan yang
3. Aspal Emulsi
cepat.
17
b. Medium Setting (MS), jenis aspal yang penguapanya
sedang
menguap
4. Ter
seperti kayu atau batu melalui proses pemijitan atau destilasi pada
dipergunakan hanya ter yang berasal dan batu bara, karena ter
5. Aspal Karet
2.4 Agregat
Agregat dalam campuran aspal berupa butu pecah, kerikil, pasir, atau
No.13/PT/B/1983 DPU).
yaitu:
18
1. Batuan beku (Vulkanic Rock), yaitu terjadi akibat pendinginan dan
2. Batuan endapan (Sedimentasi Rock) yaitu terjadi dari hasil endapan halu
hasil dari tekanan yang kuat, akibat gesekan dan panas yang berlebihan,
adalah bagian dari agregat yang tertahan gan No 8 dan terdiri dari
batu pecah maupun berupa batu endapan atau pun batuan beku.
untuk menyerap air, berat jenis dan daya pelekatan dengan aspal
(Sukirma, 2003).
19
Tabel 2.3 Ketentuan Agregat Kasar
tertahan pada saringan No 200 terdiri dari bahan halus hasil dari
Bersudut tajam, awet dan kuat. Jenis agregat halus terdiri dari pasir
stabilitas yang serupa dengan agregat kasar. Hal ini diakibatkan oleh
Agregat halus terdiri dari pasir alam batu yang disaring dalam
kombinasi yang cocok dan halus bersih serta bebas dari gumpalan
20
Tabel 2.4 Ketentuan Agregat Halus
Pengujian Standar Nilai
2.4.3 Filler
kapur, abu terbang, semen Portland atau bahan mineral non plastis
filler dalam campuran tetap dibatasi, karena terlalu tinggi kadar filler
(brittle) dan akan retak (crack) ketika menerima beban lalu lintas.
kotoran atau bahan lain yang tidak dikehendaki dalam keadaan kering
21
Tabel 2. 5 Ketentuan Filler
No. Karakteristik Metode pengujian persyaratan
pengayakan basah akan berisi tidak kurang dari pada 75% berat
22
perkerasan. Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga antar
kecil.
23
2.5 Serat Polypropylene
yang tinggi terhadap pelarut organik seperti air, polypropylene sangat tahan
terhadap air karena sedikit sekali menyerap air. Selain itu polypropylene juga
tahan terhadap keretakan karena tekanan (stress cracking), dan memiliki sifat
Serat ini mempunyai bahan yang memiliki rumus kimia C3H6 yang berupa
filamen tunggal ataupun jaringan serabut tipis yang berbentuk jala dengan ukuran
juga digunakan untuk tempat penyimpanan makanan dan air mineral. Serat
polypropylene adalah limbah yang akan lama terurai. Berdasar pada Zonsveld bahwa
bahan ini dibuat dengan polimerisasi, merupakan molekul yang berat dan proses
24
yang tinggi dan ketahanan yang tinggi terhadap pelarut organic Sumber: arlan
proyek
spesifikasi
3. Untuk analisa kepadatan dan rongga spesifik grafity (berat jenis) dari
25
Tahapan sebelum dilakuka pengujian marshal yakni di lakukan
lebih 24 jam dan dilakukan penimbangan ssd udara dan timbang ssd air.
60° selama 30 menit dimana hal ini bertujuan untuk membawa campuran ke
kondisi terburuk nya setelah itu sampel di letakan pada plenes atau dudukan
benda uji setalah itu mesin di nayalakan untuk menggerakan pistol pendorong
dan dilakukan pembacaan pada dial indicator flow dan dial indicator stabilitas
pengujian marshall:
2.6.1 Stabilitas
dalai millimeter (mm) yang terjadi pada sampel padat dari campuran
26
ditunjukkan oleh jarum dial. Hanya saja jarum dial flow biasanya
Rumus:
!"#$%&%"#!
Marshall Quotient = '&()
…………........…………………(2.1)
diantara partikel agregat (VMA) yang terisi oleh aspal, tidak termasuk
Rumus:
*+,-*.+
VFA = 100 X *+,
………………………….………………(2.2)
Dimana :
VFA : Rongga udara yang terisi aspal, persentase dari
VMA (%)
27
VIM : Rongga udara pada campuran setelah pemadatan
(%)
Rumus:
/0$12!
VMA = 100 − : /!$
;………………………………………(2.3)
Dimana :
Rumus:
28
/0$ 100
VMA = 100 − /!$
X 100+𝑃𝑏
X 100 …………..……..………(2.4)
Dimana :
Gsb : Berat jenis curah agregat
bawah ini:
Rumus:
/00-/0$
VIM = 100 X /00
…………………………………(2.5)
Dimana :
total volume
29
2.7 Deformas (Creep)
satu materi baik merupakan bagian dari alam ataupun buatan manusia
dalaam skala waktu dan ruang. Deformasi dapat terjadi jika suatu benda
atau materi dikenai gaya (force). Deformasi terbagi menjadi dua jenis yaitu
diman apabila beban dihilangkan maka bentuk dan ukuran akan kembali
kebentuk semula atau deformasi yang terjadi akan hilang. Daerah deformasi
bahan menyerap energi sebagai akibat adanya gaya yang bekerja sepanjang
deformasi. Sekecil apapun gaya yang bekerja, maka beban akn mengalami
deformasi. Deformasi ada dua macam yaitu deformasi elestis dan deformasi
akibat adanya beban yang jikan beban yang ditiadakan, maka material akan
30
air yang mempengaruhi kekesaran permukaan), dan dapat mencermikan
Shainin (1994).
memberikan dampak kerusakan pada lapis atas dan lapis bawah perkerasan,
2. Jenis material dan komposisi serta dimensi perkerasan yang tidak sesuai
permanen (dalam bentuk rutting) banyak terjadi pada jalur tapak roda
31
1. Rutting yang di sebabkan oleh terlalu banyaknya tekanan / pembebanan
subgrade jelek).
(struktur perkerasn)
32
1) Pada tahap awal dari pembebanan, peningkatan deformasi akibat
tekanan ban ini jelas lebih besar dari peningkatan zona lendutan.
Oleh karena itu, dalam tahap awal, pemadatan lalu lintas atau
di kedua sisi beban menjadi lebih tinggi (terjadi sungkur). Jarak dari
33
Mekanisme deformasi dapat terjadi ketika sebuah elemen di
lintas secara berulang baik lapisan sub base, base, sub grade maupun
perkerasan jalan.
beban, hal ini yang sering terjadi sebagai dampak pemakaian atau
34
banyak berfungsi sebagai pelumas bukan berfungsi sebagai bahan
pengikat
Dalam hal ini, adhesi antara dua lapisan dari campuran tidak cukup
volume lalu lintas untuk kendaraan berat yang tinggi. Hal yang
yang lambat.
(deformasi permanen)
35
1. Mekanistik-empiris panduan desain (MEPDG) mendefinisikan
permanen.
1998).
udara dalam mineral agregat (VMA) dan Isi aspal yang lebih
36
udara yang sangat rendah setelah pemdatan akibat beban lalu
aspal
permasalahan.
37
mm dari lapisan perkerasan) dapat menyebabkan slip karena
et al, 1996).
38
perubahan volume. (Gambar 3 panduan desain AASHTO,
2002).
39
dengan faktor 250-350 dengan peningkatan suhu dari 68°F
sampai 140°F (20°C hingga 60°C). Linden dan Van der Heide
beton aspal dan lapisan bawah beton aspal suhu pengujian 50°C
40
2.8 Penelitian Terdahulu
1. Idah hadija Pengaruh Penelitian ini bertujuan Penelitian ini digunakan Hasil penelitian menunjukan bahwa pada
&Rofiq penambahan untuk melihat pengaruh pengujian marshall dengan pengujian marshall penambahan serat
Amrulloh serat penambahan serat bahan tambah serat sebesar 0%, polypropylene sangat berpengaruh pada nilai
polypropylene polypropylene pada 1%, 2%, Dan 3% VMA, VIM, Stabilitas, Flow dan MQ yang
terhadap campuran aspal concrete mengalami kenaikan sedangkan pada nilai VFA
campuran aspal wearing course (AC-WC) mengalami penurunan pada penambahan serat
beton AC-WC polypropylene
2. Arfan B. Studi pengaruh Tujuan penelitian ini Proses pengujian aspal dengan Hasilnya, diperoleh kekuatan tekan briket untuk
Nasution campuran adalah untuk memperoleh bahan campuran 4%,4,5% dan aspal murni adalah sebesar 1,427 Mpa, aspal
4%,4,5% dan dan menganalisis 5% polypropylene.dengan campur 4% polypropylene sebesar 1,934 Mpa,
5% kekuatan tekan dan uji menggunakan proses pengujian aspal campur 4,5% polypropylene sebesar
polypropylene penyerapan air pada aspal kekuatan tekan dan uji 2,013 Mpa dan aspal campur 5% polypropylene
pada aspal modifikasi dengan penyerapan air sebesar 2,236 Mpa dari hasil pembahsan di
penetrasi 60/70 pencampuran 4%,4,5% simpulkan bahwa penambahan serat
terhadap dan 5% polypropylene polypropylene (kadar campuran polypropylene
kekuatan tekan 4% sampai dengan 5%) mengakibatkan
(compressive presentase penyerapan air menjadi lebih kecil
strength) dan uji dan kekuatan tekan aspal meningkat
penyerapan
3. Anita Perbandingan Penelitian ini dilakukan ditambahkan plastik sesuai Pemeriksaan terhadap sifat fisik plastic PP dan
Rahmawati Penggunaan untuk mengetahui kadar yang direncanakan, HDPE ditunjukan dalam table.3 dari hasi
Polypropylene pengaruh pemamfaatan yakni 0%, 2%, 4% dan 6% pegujian berat jenis dari plastic PP dan HDPE
(PP) dan High limbah plastic PP dan dari total berat aspal. sebesar 0,901 gr/cm dan 0,965 gr/cm selain itu
density HDPE sebagai campuran Kemudian campuran tersebut besarnya nilai titik leleh untuk plastic sebesar
polyethyelene pada beton aspal (Laston dimasukkan ke dalam cetakan
41
(HDPE) pada WC) dengan untuk ditumbuk sebanyak 1420C , sedangkan untuk plastic HDPE sebesar
campuran laston menggunakan parameter 2×75 kali. Benda uji dibuat 1340C
WC marshall yang digunakan sebanyak dua (2) buah untuk
yaitu Stabilitas, Flow, setiap kadar plastik yang
VIM, VMA, VFA, dan digunakan.
MQ Presentase PP dan
HDPE yang digunakan
sebagai campuran aspal
4 Muh. Natsir T Studi Penelitian ini bertujuan Analisis kinerja berfungsi Hasil uji kinerja campuran memenuhi standar
Ekspremiental untuk mengetahui kinerja kekuatan campuran aspal parameter yang ada seperti nilai stabilitas
campuran aspal perkerasan campuran berpori dilakukan dengan 833,78 kg, nilai porositas 16,18% nilai flow:
berpori aspal berpori dengan metode marshall dan pengujian 3,49 mm, Nilai cantabro loss 11,62%
menggunakan penggunaan aspal polimer parameter seperti stability dan permeability 0,157 cm biner drain down
aspal polimer modifikasi (polimer cantabro loss dan indeks 0,091% dengan nilai kadar aspal 5,75%
modifikasi modified binder) yang penetrasi penelitian ini menyimpulkan bahwa campuran
(polymer distabilisasi dengan serat aspal berpori gradasi terbuka dengan
modiefed polypropylene menggunakan aspal polimer modifikasi dan
binder) dengan distabilitas dengan serat polypropylene
stabilisasi serat memenuhi standar parameter yang ada
polypropylene
5 Apriyadi Dwi Pengaruh penelitian ini bertujuan Metode yang diggunakan Penambahan Polypropylene (PP) memberikan
Widodo pernambahan untuk mengevaluasi sifat- Penelitian ini merupakan jenis tambahan kekuatan atau ketahanan (stabilitas)
limbah botol sifat botol plastik sebagai penelitian eskperimental perkerasan jalan sebesar 46,7% pada
plastic campuran aspal pada laboratorium dilakukan penambahan sebesar 5% (10,876 KN)
polypropylene perkerasan jalan dan pengujian marshall dibandingkan perkerasan jalan tanpa PP yang
dalam campuran membandingkan kinerja memiliki ketahanan/stabilitas sebesar 7,412
laston wc aspal ini dengan aspal KN
terhadap pada umumnya.
Penelitian ini juga
42
parameter diharapkan dapat
marshall mengurangi sampah yang
terdapat di sekitar
lingkungan kita
6 Dian Eka Karakteristik Tujuan dari penelitian ini Pada penelitian ini metode Hasil dari Marshall Test didapat kadar aspal
saputra, Ibnu fiber plastic untuk mengetahui rancangan campuran yang optimum sebesar 5,4% dengan nilai stabilitas
Sholichin beneser untuk perbedaan kekuatan digunakan adalah Marshall optimum sebesar 1093,17 kg dan kadar serat
megurangi dengan atau tanpa Test. Dimana metode ini polypropylene optimum sebesar 4,6% dengan
retakan pada menggunakan bahan paling banyak dipergunakan di nilai stabilitas optimum sebesar 1288,88 kg.
aspal beton additive serat Indonesia karena metode Ditinjau dari pemakaian kadar serat
polypropylene (fiber rancangan campuran ini polypropylene optimum 0%-5%
plastic beneser) yang di berdasarkan pengujian empiris,
tinjau dari variasi dengan menggunakan alat
campuran serat 0% - 5% Marshall Test.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Umum
februari 2023.
1. Data Primer
a. Pemeriksaan agregat
b. Pemeriksaan aspal
44
c. Pemeriksaan filler
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi dan jurnal serta
b. Studi literature
a. Aspal
Indonesia.
45
b. Agregat
c. Serat Polypropylene
46
Gambar: 3.3 Serat Polypropylene
Daktilitas)
47
3.5.2 Pemeriksaan Bahan
1. Pengujian Aspal
menjadi lembek.
sama.
48
2. Pengujian Agregat
volume.
G.127-68)
iklim/cuaca.
spesifikasi:
49
a. Penentuan gradasi setiap fraksi yang digunakan berdasarkan
50
menggunakan bahan tambah, dengan kepadatan normal sesuai
polypropylene
Kadar
Kadar Aspal (%) Jumlah benda uji
Polypropylene
0% 3
Kadar Aspal 0,3% 3
Optimum 0,6% 3
0,9% 3
1,2% 3
TOTAL 15
51
3. Pada pembuatan benda uji untuk variasi berat di lakukan
dan flow meter untuk low. Benda mengukur kelelehan plastis atau
52
flow. Benda uji marshall berbentuk silinder berdiameter 4 inci (10,2
cm) dan tinggi 2,5 inchi (6,35 cm). prosedur pengujian marshall
D 1559-76.
berbeda 0,5%. Kadar aspal optimum adalah nilai tengah dari rentan
53
pengujian marshall terlebih dahulu benda uji direndam dalam
benda uji serta letakakan pada tempat yang teresedia pada alat uji
kesalahan yang kecil. Hubungan yang didapat ada umumnya dinyatakan dalam
variabel-variabel
54
Dalam analisis regresi terdapat dua jenis variabel,yaitu:
variabel lain
variabel yang lain juga mengalami hal yang sama. Jika hubungan antara
variabel adalah positif, maka setiap kenaikan variabel bebas akan membuat
maupun non linear. Dalam persamaan itu dipilih bentuk persamaan yang
seperti berikut:
1. Persamaan linear
y = a + b x .............................................................................................. (3.1)
Keterangan:
55
y = Nilai Variabel terikat
a, b, c, d = Koefisien
yaitu:
total agregat.
56
3. Setelah agregat dituangkan kedalam aspal, campuran kemudian
selama 24 jam.
campuran.
57
3.7 Bagan Alir Penelitian
Mulai
Studi Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Pengambilan Sampel
Memenuhi
Spesifikasi
Tidak
Ya
A
58
A
Perencanaan campuran
Pembuatan benda uji berdasarkan Kadar Aspal Optimum dengan variasi berat
Serat Polypropylene 0% 0,3% 0,6% 0,9% 1,2%
Pengolahan data
Selesai
59
DAFTAR PUSTAKA
Alifuddin Andi. (2018). Pengaruh penggunaan Serat Ijuk Pada Campuran beton
Aspal Dengan Metode Kepadatan Mutlak Terhadap Peningkatan Tegangan
Tarik.
Alifuddin, A., Arifin, W., Massara, A., Ramadhan, M.F., & Tauiq, M. (2021).
Analisa Deformasi Pada Campuran Aspal Beton Menggunakan Derbo dan
Wetfix.
Ida Hadija dan Rofiq Amrulloh, Pengaruh tambahan serat polypropylene terhadap
campuran aspal beton AC-WC
Arifin, W., Massara, A., Alifuddin, A., Ramadhan, M. F., Tauiq, M., & Kunci, K.
(2021). Analisa Deformasi Pada Campuran Aspal Beton Menggunakan
Derbo Dan Wetfix. Pena Teknik Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 6(2), 1–
7. Https://Ojs.Unanda.Ac.Id/Index.Php/Jiit/Index
Asphalt Institute. 2014. Asphalt Mix Design Method, Manual Series No. 2(MS-2)
Edition. Lexington, USA
ASTM D2726-04. Standart Test Method for Bulk Specific Gravity and Density of
Non-Absorptive Compacted Bitiminous Mixtures
60
Christ Andy Vic Sinuhaji.Dkk.2018. Kinerja Modulus Resilien dan Deformasi
Permanen Dari Campuran Lataston Gradasi Senjang (HRS-WC) Dengan
Bahan Aspal Modifikasi Starbit E-55. Jurnal Teknik Sipil ITB Vol. 25 No.
2, Bandung
Dr. Ir. Andi Alifuddin., ST., MT. (2020). Beton Aspal Campuran Serat. Fadel
Muhammad, Masyita Masyita, Winarno Arifin, Andi Alifuddin (2019).
Analisis Kuat Tarik Tidak Langsung Terhadap Campuran Aspal Beton
Dengan Menggunakan Abu Batu Kapur Pada Filler.
Frederik Tambunan, H., Pitriani, F., Teknologi Sumatera Teknik Sipil Jurusan, I.,
Terusan Ryacudu, J., Way Hui, D., Jatiagung, K., & Selatan, L. (2019).
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 151. In Jurnal
Fondasi (Vol. 8, Issue 2).
Hairuddin Akhmad Dkk.2018. Pengaruh Panjang Serat ljuk Dan Temperatur Pada
Campuran Beton Aspal Terhadap Deformasi Permanen.Skripsi Fakultas
Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Muslim Indonesia.
61
Hudha, M. (2017). Analisa Rekondisi Baja Pegas Daun Bekas SUP 9A dengan
Metode Quench-Temper pada Temperatur Tempering 480°C Terhadap
Kekerasan dan Kekuatan Tarik. In Institut Teknologi Sepuluh November.
Institut Teknologi Sepuluh November.
LB. Wirahaji, ST, 2007, ". Kinerja deformasi permanen dari campuran lapis antara
(AC- BC)
Novianti, Durrotul Hikmah. 2020. Pengaruh Penambahan Getah Pinus pada Aspal
Modifikasi Styrofoam Terhadap Kinerja Campuran Aspal Beton (AC-WC).
Dian eka saputra, Ibnu sholiehin, Karakteristik fiber plastic beneser untuk
mengurangi retakan pada aspal beton
Taufiq Muhammad, Dkk. 2019. Analisa Deformasi Pada Campuran Aspal Beton
Menggunakan Derbo Dan Wetfix.Skripsi Fakultas Teknik Program Studi
Teknik Sipil Universitas Muslim Indonesia.
Zulfadli Ibrahim, Lambang Basri Said, Andi Alifuddin (2021). Analisis Poisson
Ratio dan Ketahanan Deformasi Campuran AC-WC Subtitusi Pasir Silika.
Jurnal Teknik Sipil MACCA 6 (1), 36-47, 2021.
62