Anda di halaman 1dari 5

Bahasa Indonesia dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

STUDI PENGARUH GENANGAN AIR TERHADAP


KERUSAKAN JALAN RAYA

Yulius
170217036

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.Babarsari 44 Yogyakarta


Email: yulhiuss@gmail.com

ABSTRAK
Kerusakan pada jalan raya sangat umum terjadi yang diakibatkan oleh banyak faktor, diantaranya air,
perubahan suhu, cuaca, temperatur udara, material konstruksi perkerasan, kondisi tanah dasar yang tidak
stabil, proses pemadatan di atas lapisan tanah dasar yang kurang baik dan muatan kendaraan-kendaraan
berat yang melebihi kapasitas serta volume kendaraan yang semakin meningkat. Sebagaimana konstruksi
lainnya, secara teori, jalan rusak karena beban. Pada jalan, kerusakan disebabkan repitisi atau pengulangan
beban. Artinya beban kendaraan yang cukup besar yang melintasi jalan mungkin tidak akan menyebabkan
kerusakan jalan. Tetapi jika terus menerus jalan akan mengalami kerusakan. Artinya kerusakan jalan
disebabkan oleh kelelahan akibat beban berulang. Hampir semua jalan raya di Indonesia menggunakan
campuran agregat batu pecah dan aspal. Musuh utama aspal adalah air, karena air bisa melonggarkan ikatan
antara agregat dengan aspal. Kerusakan yang umum terjadi di jalan-jalan dalam kota adalah adanya air yang
menggenangi permukaan jalan. Pada saat ikatan aspal dan agregat longgar karena air, kendaraan yang lewat
akan memberi beban yang akan merusak ikatan tersebut dan permukaan jalan pada akhirnya rusak. Tipikal
kerusakan jalan karena pengaruh air adalah lubang. Sekali lubang terbentuk maka air akan tertampung di
dalamnya sehingga dalam hitungan minggu lubang yang semulanya kecil dapat membesar dengan cepat.
Itulah sebabnya kerusakan jalan sering dikatakan bersifat eksponensial.

Kata kunci: Jalan raya, genagangan air, beban, volume kendaraan, beban berulang, kerusakan jalan.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Secara umum jalan dibangun sebagai prasarana untuk memudahkan mobilitas dan aksebilitas untuk
memperlancar kegiatan sosial ekonomi dalam masyarakat. Keberadaan jalan raya sangatlah diperlukan untuk
menunjang laju pertumbuhan ekonomi, perdagangan serta sektor lainnya. Prasarana yang terbebani oleh
volume lalu lintas yang tinggi dan berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas jalan
sebagaimana indikatornya dapat diketahui dari kondisi permukaan jalan, baik kondisi struktural maupun
fungsionalnya yang mengalami kerusakan. Pemasalahan kerusakan jalan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2007), kerusakan jalan dikarenakan oleh empat hal utama, yakni
material kontruksi, lalu lintas, iklim dan air. Salah satu musuh utama jalan adalah genangan air. Genangan
air dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan jalan dikarenakan air dapat melonggarkan ikatan antara agregat
dengan aspal. Saat ikatan aspal dan agregat longgar karena air, kendaraan yang lewat akan memberi beban
yang menimbulkan retak atau kerusakan jalan lainnya. Selain itu, genangan air pada permukaan jalan dalam
skala yang tinggi dapat mengakibatkan air tanah yang terletak di bawah permukaan tanah menjadi jenuh. Air
yang meresap masuk ke dalam perkerasan jalan dapat mengakibatkan retakan pada struktur perkerasan jalan.
Hal ini diakibatkan karena lemahnya daya dukung tanah dasar akibat fluktuasi kadar air tanah di lokasi
tersebut. Lemahnya daya dukung tanah ini terjadi akibat pengembangan volume tanah pada tanah dasar
perkerasan. Upaya penanganan dan pencegahan kerusakan jalan yang ideal tidak hanya sebatas pada
perencanaan overlay atau rekontruksi permukaan jalan dengan menggunakan kualitas material yang lebih baik
saja, akan tetapi juga perlu direncanakan perbaikan sistem drainase yang ideal sehingga dapat mencegah
adanya air yang menggenangi permukaan jalan. Selain juga perlu direncanakan upaya untuk mengurangi
kejenuhan air yang terdapat dibawah lapisan aspal, yakni dengan cara mengalirkan air bawah tanah, yakni
dengan merencanakan saluran drainase bawah tanah atau yang lebih dikenal dengan nama saluran Subsurface
Drainage.

1
Bahasa Indonesia dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, dapat dirumuskan
pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Faktor – faktor apakah yang menyebabkan terjadinya genangan air?
2. Bagaimanakah pengaruh genangan air terhadap kerusakan jalan?
3. Bagaimanakah alternatif penanganan kerusakan jalan akibat genangan air?

3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya genangan air di badan jalan.
2. Untuk menjelaskan pengaruh genangan air terhadap kerusakan jalan.
3. Untuk merumuskan alternatif penanganan kerusakan jalan yang terjadi akibat genangan air.

4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari tulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Dapat menjadi pengetahuan baru untuk perumusan kebijakan perencanaan, pembangunan dan
pemeliharaan jalan baik secara rutin maupun berkala.
2. Membantu menambah wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat umum dan akademis guna
penelitian dan kajian selanjutnya.

5. Ruang Lingkup
Agar pembahasan tidak meluas maka penulis karya tulis ilmiah ini, membatasi ruang lingkup kajiannya:
1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor-faktor terjadi genangan air berikut pengaruh genangan
air tersebut terhadap kerusakan jalan.
2. Mengidentifikasi jenis kerusakan dan alternatif penanganan perbaikannya.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Jalan
Berdasarkan UU RI No 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan yang diundangkan
setelah UU No 38 mendefinisikan:
Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi Lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel.

2. Jalan raya
Jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain.
Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri berikut:

1. Digunakan untuk kendaraan bermotor


2. Digunakan oleh masyarakat umum
3. Dibiayai oleh perusahaan Negara
4. Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan.

3. Klasifikasi Jalan Raya


Jalan raya pada umumnya dapat digolongkan dalam 4 klasifikasi yaitu: klasifikasi menurut fungsi
jalan, klasifkasi menurut kelas jalan, klasifikasi menurut medan jalan dan klasifikasi menurut wewenang
pembinaan jalan (Bina Marga 1997).

4. Bagian-bagian jalan raya


Jalan memiliki bagian-bagian yang sangat penting, bagian-bagian tersebut dikelompokkan menjadi
4 bagian, yaitu bagian yang berguna untuk lalu lintas,bagian yang berguna untuk drainase jalan, bagian
pelengkap jalan, dan bagian konstruksi jalan.

2
Bahasa Indonesia dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

5. Kerusakan jalan raya akibat genangan air


Kerusakan didefinisikan sebagai suatu kondisi struktur perkerasan yang dapat mengurangi tingkat
pelayanan jalan. Menurut pedoman Dirjen Bina Marga, masalah pada drainase yang dapat mengurangi
atau merusak kinerja saluran drainase disebabkan oleh masalah lingkungan seperti erosi, sedimentasi,
dan sampah. Erosi dan sedimentasi disebabkan perubahan tata guna lahan di sekitar saluran drainase
sehingga daya tampung tidak sesuai rencana. Sampah yang dibuang sembarangan ke drainase dapat
menghambat drainase berfungsi sebagaimana mestinya sehingga air menjadi terhambat dan meluap dan
dapat mengakibatkan kerusakan pada strukturnya. Ruas jalan yang rusak karena faktor genangan air
berdasarkan metode Mochtar (1990) dapat diketahui dengan:

1. Ruas jalan dengan tingkat kerusakan yang tinggi


2. Ruas jalan dengan frekuensi terjadinya banjir kategori tinggi (kategori sering dan selalu)
3. Ruas jalan dengan luas genagan banjir >10%
4. Beban kendaraan tinggi atau rendah.

6. Faktor-faktor penyebab genangan air


Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diketahui beberapa faktor teknis yang menyebabkan terjadinya
genangan air adalah:

1. Hujan lokal dan banjir


Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya genangan air ini yakni jumlah hujan dan resapan air
ke tanah, bila jumlah hujan lebih besar dibanding dengan daya resap tanah maka terjadi genangan
air. Kondisi air permukaan dipengaruhi oleh tata guna lahan yang bersifat makro dan mikro, dimana
bila tata guna lahan di daerah atasnya tidak mendukung resapan air ke tanah maka akan
menyebabkan banjir.

2. Timbunan sedimentasi
Pendangkalan umumnya terjadi karena endapan sedimentasi dan timbulan sampah. Dengan
demikian maka fungsi saluran tersebut tidak dapat mengalirkan air dengan baik dan kapasitas
saluran menjadi berkurang dan air dapat meluap ke badan jalan.

3. Dimensi saluran yang terbatas


Dimensi saluran meliputi lebar penampang, panjang serta tinggi saluran merupakan salah satu faktor
yang dominan menyebabkan terjadinya genangan air di daerah drainase jalan. Drainase pada kontur
jalan yang cekung tentu berbeda konstruksi dan dimensinya dengan drainase pada kontur jalan yang
rata atau landai. Kondisi demikian tidak mampu untuk menampung berikut menyalurkan jumlah
debit air yang besar pada saat hujan maksimum.

4. Gorong-gorong pecah dan aliran air tersumbat.


Gorong-gorong yang pecah, runtuhan materialnya merupakan hal yang sering dijumpai dalam
persoalan genangan pada drainase. Hal ini menyebabkan tersumbatnya aliran air yang melintasi
gorong-gorong sehingga terjadi genangan air hingga meluap ke badan jalan.

7. Pengaruh genangan air terhadap kerusakan jalan


Menurut Suripin (2004; 266), salah satu aspek terpenting dalam perencanaan jalan raya adalah
upaya melindungi jalan dari air permukaan dan air tanah. Pengaruh genangan air terhadap kerusakan
konstruksi jalan dapat menyebabkan perlemahan daya dukung tanah dasar berikut mempercepat proses
peretakan perkerasan.

1. Perlemahan tanah dasar


Adanya sejumlah genangan air pada permukaan jalan baik diakibatkan oleh air hujan maupun
perluapan saluran drainase dan banjir, akan sangat berpengaruh mengurangi kekuatan konstruksi
jalan tersebut. Ketika dasar perkerasan jalan jenuh sempurna atau sebagian, adanya gaya dinamis
menyebabkan kenaikan tekanan air pori. Hal ini mereduksi gesek minimal, sehingga tahanan geser
menjadi lebih rendah. Kondisi ini menjadikan kekuatan pada struktur perkerasan semakin lemah.

2. Mempercepat proses retakan/kerusakan


Air yang meresap masuk ke dalam perkerasan jalan dapat mengakibatkan retakan pada struktur
perkerasan jalan. Hal ini diakibatkan karena lemahnya daya dukung tanah dasar akibat fluktuasi

3
Bahasa Indonesia dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

kadar air tanah di lokasi tersebut. Lemahnya daya dukung tanah ini terjadi akibat pengembangan
volume tanah pada tanah dasar perkerasan.

8. Alternatif penanganan perbaikan jalan yang rusak akibat genangan air


Untuk mempertahankan keutuhan fungsional konstruksi jalan maka perlu diadakan kegiatan
pemeliharaan jalan. Menurut Hary (2007; 153), Pemeliharaan perkerasan jalan merupakan pekerjaan
yang penting meliputi: 1) Pemeliharaan permukaan perkerasan, 2) Pelapisan tambahan (overlay), 3)
Penambalan dan perbaikan kerusakan kecil, 4) Pengisian rongga di bawah pelat beton.
Petunjuk Teknis Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, (2007; 155), kegiatan
pemeliharaan terdiri atas dua kategori yakni:

1. Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin mencakup pekerjaan-pekerjaan perbaikan kecil dan pekerjaan rutin,
yang umum dilaksanakan pada jangka waktu yang teratur dalam satu tahun seperti penambalan
permukaan, pemotongan rumput dan pekerjaan perbaikan ringan untuk menjaga agar kondisi jalan
tetap baik.

2. Pemeliharaan berkala/periodic
Pemeliharaan berkala merupakan pekerjaan yang mempunyai frekuensi yang terencana
lebih dari satu tahun pada satu lokasi. Untuk jalan kabupaten, pekerjaan ini terdiri dari pemberian
lapis ulang pada jalan dengan lapis permukaan dari aspal.

Sedangkan untuk mengatasi permasalahan genangan yang ada dapat dilakukan dengan
langkah langkah sebagai berikut:

1. Perlu adanya penanganan saluran pembuang khususnya pada muara.


2. Diperlukan kombinasi sistem aliran drainase secara gravitasi dan pompanisasi.
3. Pembangunan dan rehabilitasi/pemeliharaan saluran drainase dan prasarana lainnya.
4. Diperlukan PERDA mengenai tata guna lahan dan bangunan untuk mengendalikan
ketersediaan lahan peresapan air sehingga dapat mereduksi debit aliran permukaan, menjaga
keseimbangan lingkungan serta muka air tanah guna menghalangi intruisi air laut.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Kemungkinan faktor-faktor penyebab kerusakan secara umum antara lain sistem drainase yang tidak baik,
sifat material konstruksi perkerasan yang kurang baik, iklim, kondisi tanah yang tidak stabil, perencanaan
lapis perkerasan yang tipis, proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi perkerasan yang kurang sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi, yang saling terkait dan mempengaruhi.
2. Kerusakan jalan juga diakibat dari penanganan kerusakan (pemeliharaan jalan) tidak dilakukan secara dini
dan tepat (kerusakan lubang yang terjadi akibat dari kerusakan- kerusakan kecil yang terus menerus
dibiarkan, misalkan kerusakan retak yang telah menjadi lubang).
3. Kerusakan jalan juga disebabkan oleh genangan dan gerusan air. Letak geografis dan kontur jalan yang
rendah dan terletak dekat dengan sungai menyebabkan tingkat kejenuhan tanah dasar semakin tinggi
sehingga jika perkerasan jalan terbebani oleh lalulintas kendaraan atau repetisi beban melebihi standar
maksimum maka dengan mudah terjadi kerusakan.

4
Bahasa Indonesia dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

Jenderal, D., & Marga, B. (1997). Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Departemen
Pekerjaan Umum. (038).

Republik Indonesia. (2009). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Sulistiyatno, A. (Institut T. S. N. (2012). Studi Pengaruh Genangan Air Terhadap Kerusakan Jalan Aspal
dan Perencanaan Subdrain Untuk Ruas Jl. Rungkut Industri Raya, Jl. Rungkut Kidul Raya,
Surabaya. Jurnal Teknik POMITS Vol. 1 No. 1, 1(1), 1–6.
Gorontalo, D. I. K. (2009). Studi genangan air terhadap kerusakan jalan di kota gorontalo. (November),
185–200.
Bernad, R., & Syafaruddin, A. S. (2016). ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN RAYA PADA
LAPISAN PERMUKAAN (Studi Kasus : Jalan Raya Desa Kapur, Desa Kapur, Kecamatan Sungai
Raya, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat). 1–10.
Udiana, I., Saudale, A., & Pah, J. (2014). Analisa Faktor Penyebab Kerusakan Jalan (Studi Kasus Ruas
Jalan W.J. Lalamentik Dan Ruas Jalan Gor Flobamora). Jurnal Teknik Sipil, 3(1), 13–18.
Husodo, S., & Makassar, K. (2013). Kajian Eksperimental Dampak Genangan Air Hujan Terhadap
Struktur Asphal Pavement ( Studi Kasus Ruas Jalan Dr . Wahidin). 7(KoNTekS 7), 24–26.
Cara, T. (1997). Tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota. (038).

Anda mungkin juga menyukai