Anda di halaman 1dari 10

PROSES PEMADATAN TANAH DASAR UNTUK JALAN RAYA

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Teknik Perkerasan Jalan
yang dibina oleh Drs. H. Bambang Supriyanto, S.T., M.T
Disusun Oleh:

Dhamara Ramli 170522526529


Elyasfi Alwi 170522526532
Fiqul Addin Sabili 170522526540
Ivan Fahruddin 170522526520

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN
Februari 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah dasar atau sub grade adalah lapisan paling dasar dari perkerasan jalan,
oleh karena itu tanah dasar haruslah kuat dan tidak mudah megalami kerusakan.
Salah satu cara untuk memperkuat tanah dasar adalah dengan proses pemadatan,
pemadatan adalah cara termudah dan termurah untuk memperkuat tanah dasar karena
jalan memiliki panjang yang sangat panjang, oleh karena itu pemadatan adalah cara
yang termurah.

Proses pemadatan dilakukan dengan cara yang baik disesuaikan dengan kondisi
tanah di lapangan, proses pemadatan yang kurang bagus akan memengaruhi lapisan
perkerasan di atasnya.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu tanah dasar atau sub grade ?
2. Apa itu pemadatan tanah ?
3. Apa saja alat atau mesin dan bahan yang dibutuhkan ?
4. Bagaimana proses pemadatan tanah yang baik ?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan tanah dasar atau sub grade
2. Menjelaskan pemadatan tanah
3. Memaparkan alat atau mesin dan bahan yang dibutuhkan
4. Menjelaskan proses pemadatan tanah yang baik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tanah Dasar (Sub Grade)

Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan
lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut
Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30
cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan
dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR). Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah
asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari
tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.

Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :

 Lapisan tanah dasar, tanah galian.


 Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
 Lapisan tanah dasar, tanah asli.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat
dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar
adalah sebagai berikut :

 Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.


 Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
 Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah
pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya
kepadatan yang kurang baik.
2.2 Pemadatan Tanah

Semua material timbunan untuk konstruksi jalan raya harus dipadatkan. Maksud
pemadatan tersebut ialah:

1. Untuk menaikkan kepadatan (density) dari tanah


2. Untuk menaikkan kekuatan tahanan (bearing strength) dari tanah.
3. Untuk mengurangi sifat kemudahan ditembus oleh air (permeability) dari tanah.

Secara umum, semakin padat tanah semakin besar kekuatannya dan kemampuannya
menahan gaya geser (shearing force).

Pemadatan tanah (earthwoks compaction) ialah dimana sejumlah tanah yang


terdiri dari partikel padat (solid particles), air dan udara direduksi volumenya dengan
menggunakan beban. Beban tersebut dapat berupa beban yang bergerak (rolling),
beban yang dipukulkan (tamping) maupun beban yang digetarkan (vibrating).

Kepadatan didapat dengan keluarnya udara dari antara butiran tanah dimana
proses ini merupakan kebalikan dari proses konsolidasi yang merupakan keluarnya
air dari antara butir-butir tanah. Besarnya kepadatan yang diperoleh tergantung dari
usaha alat pemadat yang digunakan, jenis material tanah, kadar air (moisture content)
dan persentase rongga udara (air voids) yang ada pada tanah.

Konsep menaikkan density dan stabilitas bahan agregat dengan menambahkan


butiran halus yang bekerja sebagai bahan pengikat dipakai dalam merencanakan
campuran agregat dan tanah untuk bahan base. Efek bahan pengikat (butiran halus)
terhadap sifat-sifat agregat yang dipadatkan dapat dilihat pada gambar dibawah

Gambar 1. Kondisi tanah-agregat setelah dipadatkan


2.3 Alat dan Bahan yang Digunakan
1. Alat Pemadat
a. Rollers
 Three Wheel Roller

Three wheel roller ini biasa digunakan untuk memadatkan lapisan - lapisan
yang terdiri dari bahan bahan yang berbutir kasar, misalnya untuk pembuatan
jalan macadam.
Three wheel roller mempunyai berat antara 6-12 ton, apabila diinginkan untuk
pemadatan yang besar, roda silindernya dapat diisi dengan zat cair (minyak atau
air) atau dapat juga diisi pasir. Usaha penambahan berat dengan zat cair atau pasir
dapat meningkatkan berat alat 15% sampai 35%.

 Tamping Rollers
Alat pemadatan yang berupa sheep's foot roller. Pemadat ini berfungsi
memadatkan tanah lempung atau cam-puran pasir dan lempung. Alat ini tidak
dipakai untuk memadatkan tanah dengan butir kasar, seperti pasir dan kerikil.

Metode pemadatan yang digunakan oleh alat ini adalah kneading action atau
peremasan. Dengan pemadatan metode ini permukaan tanah diharapkan dapat
dilalui tanpa mengalami banyak hambatan. Tamping roller baik digunakan untuk
jenis tanah lempung berpasir dengan kedalaman efektif pemadatan sekitar 15
sampai 25 cm.

 Smooth Wheel Rollers

Smooth wheel roller sangat baik dipakai untuk memadatkan material berbutir
seperti pasir, krikil dan batu pecah. Permukaan tanah yang telah dipadatkan
dengan tamping akan lebih licin dan rata jika dipadatkan kembali dengan alat ini.
Kedalaman efektif lapisan yang dipadatkan berkisar 10 – 20 cm.
 Pneumatic Tired Rollers

Alat ini biasa juga disebut dengan Universal Compactor, roda-roda


penggilasnya terdiri dari ban karet yang dipompa (pneumatic). Penggilas dengan
ban ini memiliki ciri khusus dengan adanya kneading effect, dimana air dan udara
dapat ditekan keluar (pada tepi-tepi ban) yang segera akan menguap pada keadaan
udara yang kering, kneading effect ini sangat membantu dalam usaha pemampatan
bahan-bahan yang banyak mengandung lempung atau tanah liat.

b. Vibrators
 Vibratory Roller

Alat Berat Vibration roller termasuk dalam kategori tandem roller, yang
berfungsi untuk menggilas, memadatkan hasil timbunan dimana cara
pemampatanya menggunakan efek getaran, dan sangat cocok digunakan pada
jenis tanah pasir atau kerikil berpasir. Sebab Efisiensi pemampatan yang
dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis terhadap tanah. Butir butir
tanah cenderung akan mengisi bagian bagian yang kosong yang terdapat diantara
butir- butirnya.

 Vibratory Plate

Plate compactor (stamper kodok) atau vibratory plate compactor adalah alat
yang digunakan untuk memadatkan paving blok, aspal, dan jalan. Tersedia tipe
Single Direction & Reversible dengan bahan bakar bensin atau solar.

c. Rammers
Stamper Kuda adalah alat mesin yang dipergunakan untuk pemadatan tanah.
Alat ini merupakan alat yang sangat membantu untuk mempercepat proses pemadatan
tanah timbun maupun pemadatan tanah asli kohesif. Disamping sebagai alat untuk
pemadatan untuk bangunan gedung alat ini juga sering dipergunakan dalam
pekerjaanpemadatan jalan, Asphalt dan juga untuk pekerjaan pemadatan timbunan
lainnya.

2. Tanah Timbunan

Dapat dipakai dari hasil galian atau cut. Yang termasuk dalam rencana yang juga
disebut common excavation atau material atau bahan galian yang didatangkan dari
luar daerah pekerjaan disebut borrow excavation. Jenis tanah timbunan :

 Tanah lempung
 Tanah bercampur baru
 Pasir dan batu (sirtu)
 Batu hasil pemecahan
 Pasir - sand
2.4 Proses Pemadatan Tanah Dasar

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Tanah yang digunakan sebagai konstruksi timbunan badan jalan harus dipadatkan
dengan maksud: menaikkan density, menaikkan bearing strength dan mengurangi
permeability nya. Untuk mengetahui sifat-sifat tanah sewaktu dipadatkan maka perlu
diadakan percobaan pemadatan tanah dilaboratorium atau yang dikenal sebagai
Proctor test. Hasil yang didapat dari Proctor test adalah grafik kadar air dengan dry
density dan grafik zero air void unit weight. Ada satu nilai unik pada grafik tersebut
yaitu nilai optimum water content dan maksimum dry density yang berbeda untuk
setiap jenis tanah.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai