Anda di halaman 1dari 4

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

PEKERJAAN PENGKERIKILAN DAN PERKERASAN JALAN


Desa Rumpia dan Desa Bottotanre Kecamatan Majauleng Kab.Wajo

I. PEKERJAAN PENYIAPAN TANAH DASAR


Pekerjaan ini meliputi pengupasan / pembersihan Damija. Membersihkan seluruh rumput
dan tanaman-tanaman didaerah badan jalan yang akan dihamparkan sirtu.

II. PEKERJAAN PENGKERIKILAN LAPIS PONDASI BAWAH KELAS C


1. Umum
Lapis pondasi (LPB) adalah lapis konstruksi pembagi beban kedua yang berupa kerikil
yang di letakkan diatas lapis tanah dasar,serta langsung berada dibawah lapis pondasi
atas perkerasan. Permukaan akhir LPB harus diberi kemiringan sesuai gambar rencana.
2. Contoh Bahan
Contoh bahan dari lokasi yang digunakan untuk lapis pondasi bawah kelas C harus
sesuai dengan persyaratan yang di isyaratkan untuk LPB kelas C.
3. Bahan Lapis Pondasi
Material yang digunakan untuk lapis pondasi bawah adalah agregat kelas C dengan
komposisi lempung alami ± 8 % , pasir ± 12 % dan selebihnya kerikil, dengan lebar
3,1 s/d 3,6 m serta ketebalan 15 cm . Syarat-syarat kualitas bahan yang digunakan
untuk lapis pondasi bawah seperti tabel dibawah ini :

Uraian Batas Test


Batas cair Maksimum 35 %
Indeks Plastisitas 4% - 12 %
Ekivalen Pasir (bahan halus plastis) Minimum 25
CBR terendam Minimum 30 %
Kehilangan berat karena Abrasi Maksimum 40 %

4. Pelaksanaan Pekerjaan
➢ Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan
pekerjaan yang ditetapkan.
➢ Bahan lapis pondasi bawah harus ditempatkan dan di timbun ditempat yang
bebas dari lalulintas serta aliran dan lintasn air sekitarnya.
➢ Lapis pondasi bawah tersebut harus dihampar dilapangan ruas jalan yang
bersangkutan, dengan menggunakan tenaga manual menggunakan sekop, pacul
dan gerobak dorong. Penghamparan yang merata diperlukan dan bahan tersebut
harus dipasang dalam ketebalan 5 Cm atau ketebalan lain seperti gambar
rencana.
➢ Perataan sirtu dengan cara Manual menggunakan tenaga manual menggunakan
sekop, pacul dan gerobak dorong. Penghamparan yang merata diperlukan dan
bahan tersebut harus dipasang dalam ketebalan 15 Cm atau ketebalan lain
seperti gambar rencana.
➢ Pemadatan :
Kestabilan tanah merupakan syarat yang paling vital dalam suatu
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil karena telah diketahui
bahwa perilaku suatu massa/beban konstruksi akan disalurkan secara aksial
1
pada permukaan perkerasan yang kemudian diteruskan ke lapisan tanah di
bawahnya, hal ini merupakan suatu tantangan dalam merencanakan
pembangunan jalan, khususnya pada kasus dengan jenis tanah yang memiliki
daya dukung yang lemah. Maka dari itu perlu dilakukan suatu rekayasa/
engineering dalam meningkatkan daya dukung tanah sebagaimana yang
distandarkan. Ada beberapa bentuk rekayasa geoteknik yang lazim
diaplikasikan untuk meningkatkan daya dukung suatu tanah, namun yang paling
utama dan secara sederhana yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat di
perdesaan adalah dengan memaksimalkan teknologi pemadatan tanah.
Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah
dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis (menggilas/memukul/
mengolah). Tanah yang dipakai untuk pembuatan tanah dasar pada jalan,
tanggul/bendungan, tanahnya harus dipadatkan, hal ini dilakukan untuk:
a. Menaikan kekuatannya.
b. Memperkecil daya rembesan airnya.
c. Memperkecil pengaruh air terhadap tanah tersebut.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemadatan adalah
sebagai berikut:
a. Tebal lapisan yang dipadatkan Untuk mendapatkan suatu kepadatan tertentu
makin tebal lapisan yang akan dipadatkan, maka diperlukan alat pemadat
yang makin berat. Untuk mencapai kepadatan tertentu maka pemadatan
harus dilaksanakan lapis demi lapis bergantung dari jenis tanah dan alat
pemadat yang dipakai, misalnya untuk tanah lempung tebal lapisan 15 cm,
b. Kadar Air Tanah Bila kadar air tanah rendah, tanah tersebut sukar dipadatkan,
jika kadar air dinaikkan dengan menambah air, air tersebut seolah-olah
sebagai pelumas antara butiran tanah sehingga mudah dipadatkan tetapi bila
kadar air terlalu tinggi kepadatannya akan menurun. Jadi untuk memperoleh
kepadatan maksimum, diperlukan kadar air yang optimum. Untuk
mengetahui kadar air optimum dan kepadatan kering maksimum diadakan
percobaan pemadatan dilaboratorium
c. Alat Pemadat Pemilihan alat pemadat disesuaikan dengan kepadatan yang
akan dicapai. Pada pelaksanaan dilapangan, tenaga pemadat tersebut
diukur dalam jumlah lintasan alat pemadat dan berat alat pemadat itu sendiri.
Alat pemadat maupun tanah yang akan dipadatkan bermacam-macan
jenisnya, untuk itu pemilihan alat pemadat harus disesuaikan dengan jenis
tanah yang akan dipadatkan agar tujuan pemadatan dapat tercapai.
Jenis peralatan yang digunakan sehubungan dengan pekerjaan
pemadatan lapis pondasi jalan umumnya ada dua jenis yaitu yang
dilaksanakan secara mekanik dari manual dimana keduanya diuraikan
sebagai berikut :
1. Peralatan Mekanik Jenis peralatan ini digerakkan oleh tenaga mesin
sehingga pekerjaan pemadatan dapat dilaksanakan lebih cepat dan lebih
baik. Macam-macam tipe dari alat ini adalah sebagai berikut:
Vibrator Roller- Alat ini bermanfaat untuk membuat permukaan tanah
menjadi lebih solid dan optimal dimana butiran-butiran tanah akan
saling mengisi bagian yang kosong. Berbagai pekerjaan yang
memerlukan pemadatan biasanya akan menggunakan vibro roller.

2
Maka dari itu, alat berat ini bisa digunakan baik untuk konstruksi bersakal
besar maupun kecil.
5. Pekerjaan Selesai
➢ Pada waktu pekerjaan selesai semua sisa- sisa bahan, galian dan kotoran harus
di keluarkan dari daerah pekerjaan.\
➢ Sebelum/sesudah Pemeriksaan pekerjaan, semua kerusakan- kerusakan yang
timbul harus diperbaiki kembali dan menjadi tanggung jawab KKAD.

3
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, SELESAI DAN TAMBAHAN

A. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

1. Pembersihan Selama Pelaksanaan

a. KKAD harus melaksanakan pembersihan rutin lokasi daerah kerja dari


tumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah dan kotoran lainnya
b. Menjamin bahwa sistem drainase terbatas dari kotoran
c. Menjaga kebersihan secara teratur, rambu-rambu lalu lintas dan sejenisnya.
d. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahan-
bahan sisa, kotoran dan sampah sebelum dibuang.

2. Pembersihan Akhir
a. Semua sisa bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi
b. Setelah pekerjaan dinyatakan selesai maka semua bangunan baru yang kotor
harus dicuci dan dibersihkan
c. Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

B. PEKERJAAN SELESAI
Pekerjaan dianggap selesai jika :
1. Pembersihan Daerah Milik Jalan (damija) telah selesai dikerjaan.
2. Pekerjaan telah diperiksa secara bersama melalui Sertfikasi Pekerjaan Fisik
oleh Tim Kecamatan dan Pokja Kabupaten.
3. Bilamana ada kekurangan volume KKAD wajib melakukan penambahan
dengan secara langsung menimbun lokasi yang dinyatakan kurang.

Anda mungkin juga menyukai