Anda di halaman 1dari 5

TEKNIK PONDASI INFRASTRUKTUR

TUGAS MODUL 11

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah “Teknik Pondasi Infrastruktur”

Dosen Pengampu :

Drs. Sugiyanto, S.T., M.T

Dikerjakan Oleh :

Danendra Ahnaf Manggala

210522517641

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

D4 TEKNOLOGI REKAYASA DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL

OFFERING A1-03AA
1. Jelaskan Langkah awal dalam pekerjaan jalan ?
langkah awal dalam suatu proses pekerjaan pada jalan yakni sebagai berikut:
• Studi Kelayakan
Studi kelayakan dilakukan untuk menentukan apakah pembangunan jalan
dibutuhkan atau tidak. Studi ini juga akan mengevaluasi dampak lingkungan,
sosial, dan ekonomi dari pembangunan jalan tersebut.
• Tahap Perencanaan
Setelah studi kelayakan dilakukan, tahap selanjutnya adalah perencanaan.
Pada tahap ini akan dibuat rancangan detail mengenai jalan yang akan
dibangun, termasuk pemilihan rute terbaik, pengukuran, dan desain jalan.
• Tahap Pengadaan Lahan
Setelah perencanaan selesai, tahap selanjutnya adalah pengadaan lahan. Lahan
yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan harus dibeli atau disewa, dan
pemilik lahan harus diberikan ganti rugi yang layak.
• Tahap Konstruksi
Setelah lahan tersedia, tahap selanjutnya adalah konstruksi. Pada tahap ini,
dilakukan penggalian, pemasangan jalan, pengaturan saluran air, dan
pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk membangun jalan.
• Tahap Finishing
Setelah konstruksi selesai, tahap selanjutnya adalah finishing. Pada tahap ini,
jalan akan diberi lapisan aspal atau beton, dan dilakukan pengecatan dan
penambahan marka jalan.
• Tahap Pengujian dan Inspeksi
Tahap terakhir adalah pengujian dan inspeksi. Pada tahap ini, jalan akan diuji
untuk memastikan bahwa ia aman untuk dilalui oleh kendaraan dan pengguna
jalan. Jika ada masalah, perbaikan akan dilakukan sebelum jalan dibuka untuk
penggunaan umum

2. Jelaskan lapisan material pilihan digunakan pada lapisan pondasi B dan A ?


Lapis pondasi agregat atau material adalah lapisan struktur yang berada di atas tanah/
sub grade yang berfungsi untuk memberikan daya dukung pada jalan sehingga
permukaan jalan tetap dalam kondisi stabil. Pondasi memegang peranan penting dalam
ketahanan suatu jalan. Sebagian besar kerusakan aspal jalan disebabkan karena lapis
pondasi agregat tidak kuat dan tidak stabil.
• Lapisan Pondasi B
LPB adalah lapis pondasi agregat yang berada di atas tanah dasar/ subgrade.
Tanah dasar di bawah LPB bisa berupa tanah asli maupun tanah timbunan dan
galian. Lapis pondasi agregat kelas B ini merupakan campuran dari berbagai
fraksi agregat. Komposisi campuran agregat kelas B tergantung dari Job Mix
Formula yang telah dibuat. Pembuatan JMF dimulai dengan berbagai pengujian
material agregat antara lain pengujian berat jenis, CBR, uji kekerasan batu
(abrasi), dan lain sebagainya.

• Lapisan Pondasi A
LPA adalah campuran agregat dengan berbagai fraksi dan material yang
digunakan untuk pondasi perkerasan aspal maupun perkerasan beton. LPA
berada di atas LPB. Perbedaan antara LPA dan LPB ada pada komposisi
campuran dan kriteria pondasi.

3. Jelaskan Langkah dalam persiapan pada pekerjaan lapisan pondasi agregat material
pilihan jalan ?
Berikut adalah Langkah Langkah dalam pekerjaan lapisan pondasi agregat material
pilihan pada jalan sebagai berikut:
a) menentukan jenis material
b) Persiapan alat dan bahan
c) persiapan area kerja
d) Pemasangan geotekstil (jika diperlukan)
e) Pemasangan agregat
f) Pemadatan:
g) Pemeriksaan kualitas
h) Pemasangan lapisan atas

Penjelasan lebih detail terkait pekerjaan dijelaskan sebagai berikut:


a) Pekerjaan persiapan subgrade dengan melakukan pengukuran menggunakan alat
ukur seperti TS, theodolit maupun waterpass.
b) Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan menggunakan stone
crusher.
c) Blending material mulai dari fraksi 1, 2, dan 3 sesuai komposisi JMF. Blending bisa
menggunakan alat blending plant. Jika tidak tersedia, blending bisa menggunakan
excavator maupun wheel loader.
d) Proses pengangkuran menuju lokasi penghamparan menggunakan dump truck.
e) Penghamparan agregat menggunakan motor grader dengan ketebalan hampar
agregat maksimum 20 cm.
f) Proses pemadatan menggunakan vibro roller. Pada saat pemadatan perlu dijaga
kadar air. Oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman menggunakan truck water
tank.
g) Pengujian ketebalan LPB atau tes spit.
h) Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone. Tingkat kepadatan
sampai 100%.
i) Pengujian CBR lapangan dan CBR laboratorium dengan nilai CBR minimal 60%.
4. Jelaskan tahapan lapisan pondasi agregat siap untuk dilanjutkan lapisan perkerasan ke
2?
a) Pemasangan lapisan pondasi agregat : Lapisan pondasi agregat pertama
dituangkan dan dipadatkan menggunakan alat pemadat hingga mencapai kepadatan
yang sesuai dengan ketebalan yang ditentukan.
b) Pemeriksaan kualitas: Setelah pemadatan dilakukan, lakukan pemeriksaan
kualitas untuk memastikan bahwa lapisan pondasi agregat telah memenuhi standar
kualitas dan spesifikasi teknis yang ditetapkan.
c) Pembersihan permukaan: Permukaan lapisan pondasi agregat harus dibersihkan
dari segala jenis benda atau material yang dapat mengganggu pemasangan lapisan
perkerasan ke-2, seperti batu-batu kecil atau benda keras lainnya.
d) Pemasangan lapisan perkerasan ke-2: Setelah permukaan lapisan pondasi
agregat dibersihkan, pemasangan lapisan perkerasan ke-2 dapat dilakukan. Lapisan
perkerasan ke-2 dapat berupa aspal atau beton, tergantung pada jenis jalan yang
dibangun.
e) Pemadatan lapisan perkerasan ke-2: Setelah lapisan perkerasan ke-2 terpasang,
lakukan pemadatan menggunakan alat pemadat hingga mencapai kepadatan yang
sesuai dengan ketebalan yang ditentukan.
f) Pemeriksaan akhir: Setelah pemadatan selesai dilakukan, lakukan pemeriksaan
akhir untuk memastikan bahwa lapisan pondasi agregat dan lapisan perkerasan ke-
2 telah memenuhi standar kualitas dan spesifikasi teknis yang ditetapkan

5. Jelaskan proses penghamparan dan perataan yang utama pada pekerjaan ini ?
Proses Penghamparan :
• Dalam pekerjaan timbunan pilihan, syarat cuaca harus mendapatkan perhatian,
maka timbunan pilihan tidak diperbolehkan untuk dipadatkan karena dapat
mengakibatkan muka tanah dasar turun dan lapisan di atas tanah dasar juga ikut
turun.
• Tebal timbunan pilihan yang dikerjakan 35 cm sehingga harus dilakukan
penghamparan dan pemadatan timbunan pilihan dalam dua layer agar diperoleh
kepadatan yang maksimum sesuai dengan spesifikasi teknis dan mempermudah
pelaksanaan pengendalian mutu yang berupa tes kepadatan.
• Tes kepadatab dilakukan pada proyek ini sebagai upaya pengendalian mutu
pekerjaan yang meliputi sand cone test dan tes CBR.
• Untuk timbunan pilihan hanya diberlakukan sand cone test saja, karena tes CBR
hanya dilakukan pada lapis pondasi agregrat kelas A layer kedua.

Proses Perataan
• Pekerjaan perataan timbunan pilihan dengan menggunakan bulldozer. Perataan
layer pertama timbunan pilihan ini diselingi dengan pengukuran elevasi muka
timbunan pilihan menggunakan theodolite, tapi sebelumnya patok yang telah
dicabut dipasang kembali sesuai tanda yang ada.
• Material timbunan pilihan langsung diambil dari quarry tanpa dicampur di suatu
tempat terlebih dahulu. Dilakukan dengan cara manual untuk memecahkan
bongkaha batu menggunakan palu godam.
• Pemadatan timbunan material pilihan (selected material) dilakukan pemdatan
menggunakan vibrator roller sebanyak 14 lintasan bolak-balik. Menggunakan
air dari tangki.
• Pemadatan bagian tepi tidak dipadatkan menggunakan vibrator roller, pemdatan
dilakukan secara manual dengan menggunakan stamper. Cara ini dilakukan
untuk menghindari robeknya geotekstil jika bagiantepi harus dipadatkan dengan
menggunakan vibrator roller, serta agar bagian tepi lapis timbunan pilihan dapat
dipadatkan secara manual.

Anda mungkin juga menyukai