Anda di halaman 1dari 12

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Pekerjaan: Peningkatan Jalan Cot Batee - Cot Kuta Kecamatan Kuala
(DAK)
Kegiatan : Peningkatan Jalan
Tahun Anggaran: 2017

I. UMUM
I.1 Mobilisasi
1. Mobilisasi/Demobilisasi
Pada tahap persiapan, terlebih dahulu akan dimobilisasi peralatan-
peralatan dan tenaga kerja dan semua bahan-bahan yang diperlukan
untuk pelaksanaan dilapangan ke lokasi pekerjaan.

o Mobilisasi Alat Dan Perlengkapan


Sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dimulai, terlebih
dahulu harus dilakukan Mobilisasi Alat serta Perlengkapan yang
dibutuhkan dan sesuai dengan keperluannya yang meliputi :

Lori : digunakan untuk melakukan pengangkutan jarak dekat, yang


meliputi pengangkutan bahan (batu, pasir, bata, dll) , adukan, cor
beton, dll, serta pembuangan sampah, puing-puing, dll.

Concrete Mixer : digunakan sebagai pengaduk adukan pasangan baru.

Alat Perlengkapan : Cangkul, Sekop, Linggis dll merupakan perlatan


bantu dalam berbagai hal sesuai kebutuhan

Alat Pertukangan : Alat pertukangan merupakan peralatan penunjang


lainnya seperti, Gergaji Kayu, Palu, Waterpass, dll merupakan alat
bantu.

Alat- alat Berat : Alat alat berat merupakan peralatan pekerjaan


utama terdiri dari : Asphal Finisher, Asphal Sprayer, compressor 4000-
6500 l\m, Concrete Mixer, dump truck 3.5 ton, Dump truck 10 ton,
motor grader >100 hp, three wheel roller, tandem roller, vibratory roller
5-8 t, water tanker 3000-4500 l., water pump, excavator dan survey
aquipment

2. Kegiatan Persiapan Lapangan


o Papan Nama Proyek
Untuk lebih transparansi maka pembuatan dan pemasangan
papan nama proyek wajib dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan

METODE PELAKSANAAN
dimulai dan ditempatkan pada lokasi-lokasi yang ditentukan oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi.
Papan Nama Proyek tersebut baik ukuran ataupun tulisan-tulisan
pada papan nama tersebut dibuat sesuai dengan petunjuk dari Direksi.

o Pengukuran kondisi awal (MC=0) dan Uitzet


Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran penyesuaian dan checking lapangan sebagai
kondisi awal atau biasa disebut Mutual Chek 0% (MC 0). Dalam kegiatan
ini sekaligus dilakukan uitzet (setting out) untuk as bangunan-bangunan
yang akan dikerjakan. Lokasi-lokasi tersebut akan ditandai dengan
patok-patok beton. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur geodesi
seperti Total Stasion (TS) dan Water Pass (WP). Pengukuran dilakukan
dengan referensi titik-titk ikat yang sudah ada.

II. PEKERJAAN DRAINASE


2.1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan
diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Galian dilakukan dengan
menggunakan excavator. Tanah hasil galian diangkut dengan
menggunakan dump truck untuk dibuang kelokasi yang telah
ditentukan. Para pekerja melakukan perapihan hasil galian sehingga
bentuk drainase yang diinginkan bisa terbentuk sesuai dengan dimensi
gambar kerja.

2.2 Pasangan Batu dengan Mortar


1. Pasangan batu dengan mortar dilaksanakan untuk pembuatan
saluran drainase.
2. Bahan matrial yang digunakan batu belah, pasir pasang dan
semen.
3. Lokasi pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
4. Prosedur pekerjaan :
o Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan
dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

METODE PELAKSANAAN
o Menyerahkan hasil pengujian material (mix design) mortar
yang akan digunakan dan harus sesuai Spesifikasi Teknik yang
disyaratkan.
o Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan
o Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah
lokasi pekerjaan sudah memenuhi syarat untuk dilaksanakan
pekerjaan tersebut.

5. Tahapan Pekerjaan :
o Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah
dicuci/dibersihkan , pasir pasang dan semen.
o Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan
semen.
o Matrial tersebut dicampur dengan mengunakan concerte mixer
dan diberi air bersih dengan alat water tank truck.
o Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan
spesifikasi teknik.
o Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu
untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.
o Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para
pekerja.
o membuat benda uji kubus mortar untuk dilakukan pengetesan
dilaboratorium untuk mengetahui karakteristik yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

III. PEKERJAAN TANAH


3.1. Galian Biasa
Galian biasa dilakukan setelah lokasi yang akan dikerjakan
ditentukan, kemudian dipasang patok dan elevasi serta diberi
rambu-rambu lalu lintas pada lokasi pekerjaan tersebut agar lalu
lintas tidak terhambat dan tidak merusak pekerjaan. Pengalian
dilakukan dengan menggunakan alat Excavator dengan kedalaman
sesuai dengan ketentuan gambar kerja. Hasil galian diangkut
dengan menggunakan Dump Truck ke tempat yang telah
ditentukan oleh direksi. Bagian-bagian dari trase jalan yang digali
adalah bagian-bagian dari tanah asli yang elevasinya lebih tinggi
dari elevasi rencana.
Galian biasa juga dilakukan pada rencana pekerjaan stuktur seperti
pekerjaan Jembatan, Box Culvert, Duiker Plat dan lain lainnya.

METODE PELAKSANAAN
3.3. Timbunan Pilihan
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah timbunan dasar/timbunan biasa
dilaksanakan atau sebelum Lapis Pondasi agregat kelas B
dilaksanakan yang mana diperlukan bagian-bagian dari trase jalan
yang elevasi tanah aslinya lebih rendah dari elevasi rencana.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Material diangkut oleh damp truck ke lokasi pekerjaan
Penghamparan dilakukan dengan menggunakan motor grader.
Hamparan timbunan pilihan disiram air dengan menggunakan
Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan dipadatkan lapis
demi lapis dengan menggunakan Vibrator roller.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat
Bantu.

3.4. Penyiapan Badan Jalan


Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pengukuran pada
trase jalan yang akan dilaksanakan yang kemudian dituangkan
kedalan gambar kerja dan telah disetujui oleh direksi.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Motor grader melakukan pembersihan dan pembentukan badan
jalan pada trase jalan yang akan dilaksanakan.
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibrator roller pada
trase jalan yang telah selesai dilakukan pembersihan dan
pembentukan badan jalan.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat
Bantu.

IV. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


4.1. Pekerjaan Lapis Pondasi agregat kelas B

METODE PELAKSANAAN
Setelah perkerasan jalan selesai dilaksanakan, selanjutnya
dilaksanakan pekerjaan pelapisan pondasi agregat kelas B untuk
pekerjaan bahu jalan. Pekerjaan ini dilaksanakan untuk meningkatkan
daya dukung pada bahu jalan dan keamanan bagi pengguna jalan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
o Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
o Sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan
pengujian material (job mix design) agregat kelas B yang akan
digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik
yang disyaratkan.
o Material agregat kelas B dicampur di base camp dengan
menggunakan wheel loader dengan komposisi sesuai job mix
design yang telah disetujui kemudian material agregat kelas B
dibawa kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
o Material agregat kelas B dihampar dengan alat motor grader
dan dengan ketebalan padat sesuai gambar.
o Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan
menggunakan water tank truck dan dipadatkan dengan
menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan
alat pneumatic tire roller.
o Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat
bantu.
o Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan
kepadatan lapangan dengan test sand cone untuk mengetahui
kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

4.2 Lapis Resap Pengikat


Untuk pekerjaan lapis perkerasan jalan hotmix dapat dilaksanakan
setelah pekerjaan perbaikan pondasi agregat pada bahu badan jalan
selesai dilaksanakan, penutupan ini dilakukan agar Lapisan pondasi
agregat ini tidak mudah terlepas akibat derusan air hujan atau lainnya.
Penutupan dilakukan dengan menggunakan Lapis Resap Pengikat yang
disiramkan dengan menggunakan aspal sprayer.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
o Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
o Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan
kotoran dengan Air Compressor.
o Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dan
dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
o Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke
atas permukaan yang akan dilapisi.

METODE PELAKSANAAN
o Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper
test dilokasi pekerjaan

V. PERKERASAN BERBUTIR
5.1 Lapis Pondasi Agregat kelas A.
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi atas pada
pekerasan jalan. Lapis Pondasi agrergat kelas A dilakukan setelah
pekerjaan lapis pondasi agreget klas B selesai dilaksanakan sesuai
dengan rencana atau spesifikasi teknik yang disyaratkan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
o Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui
o Sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan
pengujian material (job mix design) agregat kelas A yang akan
digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang
disyaratkan.
o Material agregat kelas A dicampur di base camp dengan
menggunakan wheel loader dengan komposisi sesuai job mix
design yang telah disetujui kemudian material agregat kelas A
dibawa kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
o Material agregat kelas A dihampar dengan alat motor grader dan
dengan ketebalan padat sesuai gambar.
o Hamparan pondasi agregat klas A disiram air dengan menggunakan
water tank truck dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory
roller secara lapis perlapis agar dapat mencapai kepadatan sesuai
yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
o Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
o Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan
lapangan dengan test sand cone untuk mengetahui kepadatan yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

1.2. Lapis Pondasi Agregat kelas B.


Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan timbunan pilihan pada
trase badan jalan selesai dikerjakan. Lapis Pondasi agrergat kelas B
merupakan lapisan bawah dari lapis pondasi pada perkerasan jalan
dengan ketebalan sesuai gambar rencana.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
o Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuk disetujui
o Sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan
pengujian material (job mix design) agregat kelas B yang akan

METODE PELAKSANAAN
digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik
yang disyaratkan.
o Material agregat kelas B dicampur di base camp dengan
menggunakan wheel loader dengan komposisi sesuai job mix
design yang telah disetujui kemudian material agregat kelas B
dibawa kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
o Material agregat kelas B dihampar dengan alat motor grader
dan dengan ketebalan padat sesuai gambar.
o Hamparan pondasi agregat klas B disiram air dengan
menggunakan water tank truck dan dipadatkan dengan
menggunakan vibratory roller secara lapis perlapis agar dapat
mencapai kepadatan sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi
teknik.
o Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat
bantu.
o Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan
kepadatan lapangan dengan test sand cone untuk mengetahui
kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

VI. PERKERASAN ASPAL


6.1 Lapis Resap Pengikat Aspal Cair
Untuk pekerjaan lapis perkerasan jalan hotmix dapat dilaksanakan
setelah pekerjaan perbaikan pondasi agregat pada badan jalan selesai
dilaksanakan. Lapisan pondasi agregat ini ditutup dengan menggunakan
material hotmix Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi halus/kasar)
dimana untuk perekatan ke agregat antara lapis pondasi agregat
dengan Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi halus/kasar) menggunakan
Lapis Resap Pengikat yang disiramkan dengan menggunakan aspal
sprayer.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
o Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
o Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan
kotoran dengan Air Compressor.
o Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dan
dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
o Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke
atas permukaan yang akan dilapisi.

METODE PELAKSANAAN
o Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper
test dilokasi pekerjaan

6.2 Laston Lapis Antara (AC-BC)


Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka
dilanjutkan dengan penghamparan Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi
halus/kasar). Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan
pada struktur lapis pondasi agregat.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
o Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuk disetujui
o Menyerahkan hasil pengujian material (Job Mix design) material
hot mix Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi halus/kasar) yang
akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik
yang disyaratkan.
o Sebelum pelaksanaan pekerjaan Laston Lapis Antara (AC-BC)
(gradasi halus/kasar) dilakukan trial agar bisa diketahui
ketebalan dan densitynya.
o Pencampuran maretial hotmix Laston Lapis Antara (AC-BC)
(gradasi halus/kasar) di olah menggunakan AMP.
o Material hot mix Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi
halus/kasar) dimuat langsung kedalam dump truck dan
diangkut ke lokasi pekerjaan.
o Material Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi halus/kasar)
dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan
alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi
teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan menggunakan
alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan
dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.
o Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi
hamparan dengan menggunakan alat bantu.
o Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan
pengambilan sample dengan core driil untuk ditest dilab agar
diketahui ketebalan dan densitynya.

VII. STRUKTUR
VII.1 Beton mutu sedang dengan fc=20 Mpa
Pekerjaan ini dilakukan untuk pembuatan box culvert, atau
struktur pada daerah penanganan trase jalan yang membutuhkan
pengecoran Beton mutu sedang dengan fc=20 Mpa, Bahan Agregat

METODE PELAKSANAAN
Kasar untuk Beton mutu sedang dengan fc=20 Mpa dipilih sedemikian
sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari dari jarak minimum
antara baja tulangan dengan kayu acuan.
1. Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat
halus dan air.
2. Lokasi pekerjaan disesuiakan dengan gambar rencana.
3. Tahapan Pekerjaan :
o Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregat
Halus dan Semen.
o Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete
mixer dan diberi air yang telah disediakan dengan alat water
tank truck.
o Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
o Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan
menggunakan kayu perancah dan profil terlebih dahulu untuk
memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.
o Setelah bekisting dan tulangan sudah dipasang, maka
pengecoran dilaksanakan dan pemadatannya menggunakan
alat concrete vibrator agar beton padat dan karakteristik (kuat
tekan) beton tercapai.

VII.2 Beton mutu sedang dengan fc=15 Mpa


Pekerjaan ini dilakukan untuk pekerjaan struktur pada daerah
penanganan trase jalan yang membutuhkan pengecoran Beton mutu
sedang dengan fc=15 Mpa, Bahan Agregat Kasar untuk Beton mutu
sedang dengan fc=15 Mpa dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel
terbesar tidak lebih dari dari jarak minimum antara baja tulangan
dengan kayu acuan.
1. Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat
halus dan air.
2. Lokasi pekerjaan disesuiakan dengan gambar rencana.
3. Tahapan Pekerjaan :
o Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregat
Halus dan Semen.
o Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete
mixer dan diberi air yang telah disediakan dengan alat water
tank truck.
o Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
o Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan
menggunakan kayu perancah dan profil terlebih dahulu untuk
memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.
o Setelah bekisting dan tulangan sudah dipasang, maka
pengecoran dilaksanakan dan pemadatannya menggunakan
alat concrete vibrator agar beton padat dan karakteristik (kuat
tekan) beton tercapai.

METODE PELAKSANAAN
7.2. Beton Siklop fc' = 15 Mpa (K-175);
Pembuatan mix beton 1pc : 2.25 psr : 4 Krkl (material sesuai
spesifikasi) dengan menggunakan mesin molen/ ready mix yg baik. Pada
waktu pengecoran dilakukan dan sambil dipadatkan. Beton di-cor ke
dalam bekisting yang telah disiapkan dan memasukkan batu siklop,
Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

7.3 Besi Tulangan U24 Polos


Semua tipe struktur yang digunakan, perakitan pembesian
tulangan lurus atau dibengkokkan, sambungan kait-kait, jarak antar
tulangan harus benar-benar dikontrol dan pengikatan dengan kawat
bendrat harus benar-benar kuat sedemikian rupa agar tidak mengalami
perubahan bentuk dan tempat.

a. Besi yang kami gunakan untuk pekerjaan ini yaitu ukuran yang
sesuai dengan gambar rencana dan mutunya sesuai dengan
syarat-syarat dalam spesifikasi teknis atau petunjuk dari
konsultan pengawas dan petunjuk Direksi.
b. Sebelum dipasang besi tersebut dipotong-potong sesuai dengan
ukuran yang dibutuhkan sesuai dengan maksud gambar rencana
kemudian dibengkokkan secara manual sesuai dengan ukuran
yang diperlukan dan diikat dengan kawat beton atau sesuai
dengan petunjuk dari konsultan pengawas dan petunjuk Direksi.
c. Untuk arah melintang pada saluran besi ini disambungkan
dengan kawat ikat.
d. Setelah pekerjaan pembesian selesai dirangkai, kemudian besi
tersebut dipasang sebelum dilakukan pengecoran.

7.4 Pasangan Batu


Pekerjaan ini dilakukan untuk pekerjaan struktur pada daerah
penanganan trase jalan yang membutuhkan seperti talud pengaman
badan jalan, talud oprit jembatan, sayap pada bangunan box culvert
dan lain lain.

1. Bahan semen untuk pasangan-pasangan batu, siaran dan


plesteran harus berupa semen Portland sesuai dengan

METODE PELAKSANAAN
persyaratan dalam Standart Indonesia N.I. 8. Cara
penyimpanan semen digudang harus dengan cermat,
terlindung dari kelembaban. Semen dapat tidak diterma oleh
Direksi apabila tidak memenuhi sesuai dengan spesifikasi yang
berlaku.
2. Pasir untuk pekerjaan ini baik pelasteran harus merupakan
pasir alam yang disetujui oleh direksi. Pasir harus bersih dari
kotoran, tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan lainnya yang
tidak dikehendaki.
3. Air yang dipakai untuk spesifikasi ini harus bebas dari Lumpur,
minyak, asam dan kotoran-kotaran lainnya sesuai petunjuk
direksi.
4. Material batu yang dipergunakan untuk pekerjaan pasangan
batu berupa batu belah/ batu kali yang bersih, keras dan tahan
lama. Batu harus diambil dari sumber yang disetujui oleh
direksi.
5. Kami menggunakan campuran pasangan dengan adukan 1Pc :
4Ps atau sesuai petunjuk direksi.
6. Sebelum pemasangan dilakukan semua batu yang
dpergunakan dalam pekerjaan pasangan batu kali/ gunung
harus benar-benar bersih dari kotoran yang disetujui Direksi.
Batu yang akan dipergunakan dibasahi dengan air. Pasangan
tidak boleh dilanjutkan selama hujan yang cukup lebat kecuali
bila adan usaha-usaha lain yang memungkinkan sehingga,
sehingga lokasi pekerjaan tidak terkena hujan. Adukan yang
meleleh atau mencair karena hujan harus dibuang dan
digantikan sebelum pekerjaan dilanjutkan. Untuk pekerjaan
batu yang panjang > 20 meter harus dibuat detelasi/ sekat 2
cm dengan bahan isian yangh ditentukan oelh Direksi.
7. Semua pasangan batu dan siaran harus dirawat dengan air
atau cara lain yang dapat diterima oleh Direksi. Jika perawatan
dilaksanakan dengan air, pasangan batu harus dijaga agar
tetap basah paling tidak 14 hari kecuali petunjuk dari Direksi.
Pembasahan dilakukan dengan cara menutupi pasangan
dengan bahan-bahan yang direndam air atau pipa alat
penyiraman atau cara-cara lain yang disetujui agar permukaan
yang dirawat selalau basah dan air yang dipakai harus
memenuhi ketentuan-ketentuan pada spesifikasi teknik.

7.5. Sandaran (Ralling)


Bahan-bahan untuk pekerjaan ini terdiri dari pipa Galvanis dia.
8,91 cm. Pemasangan pipa sandaran (ralling) dilaksankan setelah
pekerjaan Lantai jembatan convensional, dikerjakan dengan jarak dan
letak sesuai dengan gambar rencana.

METODE PELAKSANAAN
IX. DEMOBILISASI
Walaupun pekerjaan telah selesai dilakukan, kontraktor belum
dapat melakukan demobilisasi alat maupun personil, sebelum
mendapat persetujuan direksi. Pada tahap meninggalkan lokasi
pekerjaan setelah semua proses pekerjaan selesai dilakukan dan
telah ada persetujuan dari direksi, kontraktor berkewajiban untuk ;
disamping membawa kembali semua peralatan kerja dan
peralatan bantu, demobilisasi tenaga kerja, juga
bertanggungjawab untuk membersihkan lokasi pekerjaan secara
keseluruhan, juga pembongkaran bangunan-bangunan penunjang
untuk pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan petunjuk direksi,
kecuali direksi memutuskan lain. Baik waktu persiapan,
penimbunan material dan pelaksanaan pengaspalan kontraktor
berkewajiban mengatur lalu lintas jalan di sekitar lokasi, agar lalu
lintas tidak terganggu akibat pelaksanaan proyek.

METODE PELAKSANAAN

Anda mungkin juga menyukai