Anda di halaman 1dari 10

METODE PELAKSANAAN JEMBATAN

PEMBANGUNAN JEMBATAN CEPIT 2


WAKTU PELAKSANAAN 120 HARI

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


I. UMUM
Mobilisasi
II. DRAINAGE
Pasangan batu dengan mortar
III. PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah Biasa
Timbunan Tanah Biasa
Timbunan Tanah Pilihan
IV. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
Beton Mutu rendah dengan Fc’=10 Mpa (K-125)
V. PERKERASAN ASPAL
Lapis Pondasi Agregat Klas A
Lapis Resap Pengikat
Lapis Perekat aspal cair
Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
Laston Lapis Antara (AC-BC)
VI. STRUKTUR
Besi Polos
Besi Ulir
Beton Mutu sedang dengan Fc’=20 Mpa (K-250)
Beton Mutu sedang dengan Fc’=25 Mpa (K-350)
Patok Perngarah
Pipa sandaran dia. 3”
Pengecatan
Elastomer
Ekspanjoint

B. METODE PELAKSANAAN

Untuk lebih jelasnya metode pelaksanaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut meliputi Pekerjaan-
pekerjaan :

I.    UMUM

Pekerjaan ini mencakup pekerjaan Mobilisasi dan Pengukuran.

Mobilisasi dan Demobilisasi


Pekerjaan ini meliputi penyiapan fasilitas kontraktor seperti pembuatan base camp, kantor,
barak, bengkel dan gudang. Mendatangkan/Mobilisasi peralatan yang dibutuhkan hingga
lokasi pekerjaan dan mengembalikannya/Demobilisasi setelah seluruh pekerjaan selesai.
Mendatangkan personil sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan Direksi. Menyiapkan
fasilitas laboratorium di lapangan hingga dapat digunakan selama masa konstruksi
berlangsung. Menyiapkan laporan-laporan sesuai yang disyaratkan serta gambar-gambar
pelaksanaan pekerjaan.
II. DRAINAGE

Pasangan Batu dengan Mortar

Pekerjaan pasangan batu ini merupakan pekerjaan pada bangunan struktur pelengkap
jembatan, dilaksanakan pada lokasi Bok Jembatan.

Urutan Pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut :


1.     Sebelum pelaksanaan dilakukan, terlebih dahulu mempersiapkan gambar kerja bersama
dengan Direksi Pekerjaan.
2.     Setelah lokasi yang akan dikerjakan ditentukan, kemudian dipasang patok dan elevasi serta
diberi rambu-rambu lalu lintas pada lokasi pekerjaan tersebut agar lalu lintas tidak
terhambat dan tidak merusak pekerjaan.
3.     Selain persiapan di lokasi, material yang akan dipergunakan terlebih dahulu diusulkan
kepada direksi.
4.     Setelah material disetujui direksi, penyiapan material pada lokasi pekerjaan harus telah
diperhitungkan terhadap kapasitas pekerja pada satu hari pekerjaan sehingga tidak
terdapat pekerjaan yang terlantar.
5.     Kemudian pekerjaan dilaksanakan dengan pekerjaan lantai kerja sebelum pemasangan
batu dan setelah umur dari lantai kerja tercapai, pekerjaan pasangan batu dimulai dari
pondasi bawah dan kearah dinding atas.
6.     Setelah pekerjaan selesai, dilakukan pengukuran bersama hasil pekerjaan dengan Direksi
Pekerjaan dan setelah disetujui dapat dibuat berita acara pemeriksaan pekerjaan sebagai
dasar untuk menjadikan hasil pekerjaan pada progress prestasi pekerjaan.

III. PEKERJAAN TANAH 

1. Pekerjaan Galian Tanah Biasa


1.1.Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
dalam gambar rencana, atau menurut ukuran dan ketinggian lain yang mungkin
akan diarahkan oleh direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan
ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada direksi lebih dahulu,
sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan
“ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi permukaan tanah sesudah
pembersihan lokasi dan sebelum pekerjaan dimulai.
1.2.Galian tanah adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa tanah
pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan excavator. Seluruh
galian dikerjakan sesuai dengan garis dan bidang yang ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai dengan yang diarahkan /ditunjukkan oleh direksi. Selama proses
penggalian tanah secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat
yang disetujui direksi, material yang layak/ bisa dipakai atau yang tidak layak.
Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan
timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang.

2.    Pekerjaan Timbunan Biasa dari sumber galian


Pekerjaan timbunan Biasa dilaksanakan pada lokasi oprit jembatan atau lokasi lain menurut
kebutuhannya dengan persetujuan Direksi Teknis, urutan pelaksanaan pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
- Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari
data-data awal yang diambil pada saat survey awal dan gambar design lokasi ini
diajukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu, timbunan ini terletak
pada oprite jembatan.
- Dilakukan juga inspeksi kondisi alat, alat pelindung diri (sepatu Safety, helm) rambu-
rambu beserta petugas pengatur lalu lintas dilengkapi bendera merah dan semua
harus dipersiapkan terlebih dahulu.
- Setelah gambar design disetujui, kemudian dilaksanakan pemasangan patok-patok
elevasi (bowplank)
- Sebelum material didatangkan dari quarry yang telah disepakati bersama-sama
dengan direksi teknis, diadakan pengujian simple material selected terlebih dahulu.
Dan setelah pengujian material telah disetujui oleh Direksi dan kemudian dituangkan
ke dalam report hasil investigasi dan menjadi pegangan untuk pelaksanaan
pengiriman material untuk pekerjaan.
- Setelah itu, material dari quarry dikirim ke lokasi dengan memakai dump truck, dan
pada lokasi telah tersedia peralatan penghamparan dan pemadatan serta water tank
untuk menjaga pada saat penghamparan material tetap dalam kadar air yang telah
disepakati bersama dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Material dihampar dengan Motor Grader secara per layer dengan tebal hampar
maksimum 15 cm dan kemudian diikuti dengan pemadatan oleh Vibro Roller yang
juga telah disepakati jumlah lintasan pemadatan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Kemudian, apabila penghamparan dilaksanakan pada saat terik matahari yang
mengakibatkan material menjadi kering dan terburai oleh embusan angin maka
segera dilakukan penyiraman air dengan water tank
- Selanjutnya dilakukan test pemadatan dan jika hasil test sudah sesuai lanjutkan
pekerjaan lain.

3.   Pekerjaan Timbunan Pilihan dari sumber galian


Pekerjaan timbunan Pilihan dilasanakan setelah pekerjaan timbunan biasa siap
dilaksanakan dan sempurna menurut spesifikasi Teknis dan persetujuan Direksi Teknis,
urutan pelaksanaan sebagai berikut :

Urutan Pelaksanaan :
-Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari
data-data awal yang diambil pada saat survey awal dan gambar design lokasi ini
diajukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu, timbunan ini terletak
pada oprite jembatan atau lokasi lain yang ditentukan.
- Untuk menjamin keselamatan kerja, sebelumnya dilakukan juga inspeksi kondisi alat,
alat pelindung diri (sepatu Safety, helm) rambu-rambu beserta petugas pengatur lalu
lintas dilengkapi bendera merah dan semua harus dipersiapkan terlebih dahulu.
- Setelah gambar design disetujui, kemudian dilaksanakan pemasangan
patok kontrol elevasi (bowplank)
- Sebelum material didatangkan dari quarry yang telah disepakati bersama-sama
dengan direksi teknis, diadakan pengujian simple material selected terlebih dahulu.
Dan setelah pengujian material telah disetujui oleh Direksi dan kemudian dituangkan
ke dalam report hasil investigasi dan menjadi pegangan untuk pelaksanaan
pengiriman material untuk pekerjaan.
- Setelah itu, material dari quarry dikirim ke lokasi dengan memakai dump truck, dan
pada lokasi telah tersedia peralatan penghamparan dan pemadatan serta water tank
untuk menjaga pada saat penghamparan material tetap dalam kadar air yang telah
disepakati bersama dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Material dihampar dengan Motor Grader secara per layer dengan tebal hampar
maksimum 15 cm dan kemudian diikuti dengan pemadatan oleh Vibro Roller yang
juga telah disepakati jumlah lintasan pemadatan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Kemudian, apabila penghamparan dilaksanakan pada saat terik matahari yang
mengakibatkan material menjadi kering dan terburai oleh embusan angin maka
segera dilakukan penyiraman air dengan water tank.
- Selanjutnya dilakukan test pemadatan dan jika hasil test sudah sesuai dilanjutkan
dengan pengukuran guna dituangkan dalam sertifikasi pembayaran
.
IV. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN 

Pekerjaan yang ditetapkan dalam Pasal ini terdiri dari Konstruksi Pelebaran Perkerasan jalan dengan
Beton Mutu Rendah dengan Fc’=10 Mpa (K-125)

Urutan Pelaksanaan :
- Terlebih dahulu disiapkan lokasi pekerjaan yang akan dilakukan Pelebaran Jalan dengan cara
digali memakai excavator dengan dimensi sebagaimana gambar atau petunjuk direksi.
- Untuk meminimalisir kecelakaan kerja, sebelumnya dilakukan juga inspeksi kondisi peralatan,
alat pelindung diri (sepatu Safety, helm) para pekerja yang akan melaksanakan kegiatan
pekerjaan dilapangan.
- Setelah gambar design disetujui, kemudian dilaksanakan dengan kegiatan pemasangan
patok kontrol elevasi (bowplank), formwork acuan kerja pada lokasi pengecoran
- Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan tanpa berhenti sampai pada suatu sambungan
konstruksi yang telah ditentukan dan disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan tersebut
diselesaikan.
- Beton harus dicor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari segregasi/pemisahan
partikel-partikel halus dan kasar dalam campuran. Beton harus dicor ke dalam acuan sedekat
mungkin dengan posisi akhirnya untuk menghindari pengaliran campuran beton dan tidak
diijinkan untuk mengalirkan campuran beton lebih dari satu meter setelah pengecoran
- Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis dan apabila telah selesai
dilanjutkan dengan pengukuran guna dituangkan dalam sertifikasi pembayaran.

VII.   PEKERJAAN STRUKTUR

Untuk Pekerjaan struktur ini dilaksanakan terlebih dahulu setelah diperoleh hasil Job mix dari
laboratorium dan pengujian bahan material, kemudian setelah pekerjaan selesai harus
diuji/dievaluasi mutunya dari laboratorium. 

1.     Beton mutu sedang dengan fc’=30 (K350) dan Fc’=20 (K-250) Dinding dan Lantai
Jembatan
Untuk pekerjaan beton 20 Mpa (K-250) digunakan pada Dinding sedangkan untuk Beton Mutu
Fc’=30 Mpa (K-350) untuk Lantai Jembatan, Approaching Slab atau Plat Injak ataupun pada
masing-masing lokasi lainnya yang ditentukan oleh direksi teknis. Pekerjaan ini dimulai setelah
pekerjaan pembesian selesai, diaduk dengan menggunakan concrete mixer dan pemadatannya
dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator, untuk menjaga mutu beton sesuai spesifikasi
yang diinginkan perlu diambil slump test pada saat pengecoran danselinder untuk uji tekan
beton dilaboratorium.

A. Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan yang termasuk dalam hal ini adalah pekerjaan struktur beton.
- Material campuran beton (semen, pasir, aggregate) didatangkan dari supplier kelokasi
pekerjaan dan disimpan dalam tempat penyimpanan/ Gudang/Storage.
- Mutu beton yang digunakan sesuai dengan mutu beton pada dokumen lelang yang diminta.
- Jenis semen Portland yang digunakan sesuai dengan permintaan dokumen lelang.
- Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya digunakan
air bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula
atau organic.
- Agregat kasar dan halus yang digunakan (ukuran/dimensi) sesuai dengan permintaan dari
spesifikasi dokumen lelang dan telah mendapat persetujuan direksi.
- Material agregat diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau
dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
- Agregat bebas dari bahan organic seperti spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen
pelelangan.
- Selama kegiatan pengecoran dilakukan, keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi
pekerjaan harus tetap diperhatikan guna menghindari terjadinya resiko kecelakaan kerja
yang tidak diinginkan.

B.    Pencampuran dan Penakaran


- Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan metode sesuai
yang disyaratkan.
- Campuran Percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan dijadikan acuan
pembuatan beton pada saat dilakukan pekerjaan beton di lapangan dan disaksikan oleh
direksi pekerjaan.
-  Campuran percobaan sesuai dengan permintaan spesifikasi dalam dokumen lelang dan
mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
-   Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi teknis yang diminta dalam
dokumen pelelangan.
Pencampuran :
a)     Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (concrete mixer)
b)    Pencampur dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur yang akurat
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
c)     Pertama-tama alat pencampur diisi dengan aggregate, pasir dan semen yang telah ditakar,
selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.

C.    Pelaksanaan Pengecoran.
1.     Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu, bendrat,
paku dan sampah lainnya dengan penghisap debu, kompresor dan atau air.
2.     Bekisting dilumuri mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat.
Sambungan dengan pengecoran sebelumnya (jika ada) telah disiram dengan calbond atau
air semen serta bekisting dibebaskan dari genangan air. Sebelum instruksi pengecoran
segala persetujuan yang diperlukan telah diurus dan disetujui oleh direksi/owner dan
pengawas pekerjaan.
3.     Penuangan dilakukan dengan tenaga manusia (sebelumnya material beton ditampung pada
tempat penampungan untuk kemudian dituang langsung ke tempat bekisting. Tinggi jatuh
beton pada scat pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter agar tidak terjadi pemisahan antara
batu pecah yang berat dengan pasta beton, (segregasi).
4.     Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang memadai.
Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya dan agar tidak
terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau penutup (shutter) kecuali
penutup dari beton.
5.     Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis.

4.      Pekerjaan Baja Tulangan U – 24 Polos

Pekerjaan Baja Tulangan U-24 Polos ini dilaksanakan setelah terlebih dahulu besi


didatangkan kelokasi pekerjaan dan dilakukan pemotongan dan pembengkokkan sesuai
dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan dalam gambar teknik (rencana).
Pekerjaan pembesian dimulai sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan.

Persiapan:
1.     Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan alat bantu berupa bar bender
dan bar cutter.
2.     Lokasi pekerjaan : Struktur  pondasi, dinding dan lantai jembatan.
3.     Sarung tangan, helm dan sepatu safety harus dikenakan oleh para pekerja guna
menghindari cedera serius saat melaksanakan pekerjaan pembesian dilapangan.

Uraian pelaksanaan :
1.     Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan.
2.     Material diletakkan pada stock area material baja tulangan atau dalam gudang proyek.
3.     Selanjutnya dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa pengukuran panjang yang
diperlukan, pemotongan dengan bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender dan
dikerjakan pada saat suhu dingin.
4.     Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat.

5.      Pekerjaan Baja Tulangan U – 39 Ulir

Pekerjaan Baja Tulangan U-39 Ulir ini dilaksanakan setelah terlebih dahulu besi


didatangkan kelokasi pekerjaan dan dilakukan pemotongan dan pembengkokkan sesuai
dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan dalam gambar teknik (rencana).
Pekerjaan pembesian dimulai sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan.
Asumsi:
1.      Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan alat bantu berupa bar bender
dan bar cutter.
2.      Lokasi pekerjaan : Struktur  pondasi, dinding dan lantai jembatan.
3.      Alat pelindung keselamatan seperti Sarung tangan, helm dan sepatu safety harus
dikenakan oleh para pekerja guna menghindari cedera serius saat melaksanakan pekerjaan
pembesian di lapangan.

Uraian pelaksanaan :
- Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan.
- Material diletakkan pada stock area material baja tulangan atau dalam gudang proyek.
- Selanjutnya dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa pengukuran panjang yang
diperlukan, pemotongan dengan bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender dan
dikerjakan pada saat suhu dingin.
- Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat.

Lapis Pondasi Atas


Lapis Pondasi Atas Jalan merupakan lapisan struktur utama di atas Lapis Pondasi Bawah (atau di
atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang Lapis Pondasi Bawah). Pembangunan Lapis
Pondasi Atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman
dengan air, dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam Lapis Pondasi Atas, di
atas satu Lapis Pondasi Bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan.

Penyiapan Lapis Pondasi Atas : Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas :

 Agregat Lapis Pondasi Atas (LPA) Kelas A


o Agregat ditempatkan pada lokasi di atas Lapis Pondasi Bawah yang sudah disiapkan dalam
volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan ketebalan yang
diperlukan.
o Agregat dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader sampai satu
campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum.
o Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm, dalam satu cara
sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.

 Penghamparan dan Pemadatan


o Pada penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemirngan melintang yang diperlukan,
dilaksanakan dengan cara cadangan sekitar 10% pengurangan ketebalan untuk pemadatan
bahan-bahan Lapis Pondasi Atas segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir setiap
lapisan LPA.o Saat penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan alat pengilas maju sedikit
demi sedikit dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan
dilaksanakan dalam operasi yang terus menerus untuk membuat pemadatan matang yang
merata. Pada bagian super elevasi, miring melintang atau kemiringan yang terjal, penggilasan
harus berjalan dari bagian Jalan yang lebih rendah menuju kebagian atas.Setiap ketidak aturan
atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus diperbaiki dengan membongkar
permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk. Bahan pengisi tambahkan yaitu setiap timbul
rongga diantara agregat-agregat. Penempatan bahan pengisi/ halus dan penggilasan harus
diteruskan sampai isian berikut tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan
lapisan Makadam harus menyerupai batu mozaik yang padat dan bebas dari rongga-rongga.
Lapis Perekat Aspal-Cair PRIME COAT
Bahan lapis resap pengikat umumnya adalah aspal keras pen 60yang dicairkan dengan minyak
tanah. Perbandingan yang dipakai terdiri dari 80 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal
semen (80 pph-kurang lebih ekivalen dengan viskositas aspal cutback jenis MC-30). Kuantitas
yang digunakan berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter/m2 untuk lapis pondasi agregat
kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen. Kuantitas pasti pemakaian lapis
resap pengikat tergantung pada bahan aspal, bahan lapis pondasi dan kondisi lingkungan
(cuaca, angin, kelembaban). Setelah pengeringan selama waktu 4 hingga 6 jam, bahan pengikat
harus telah meresap ke dalam lapis pondasi, meninggalkan sebagaian bahan pengikat pada
permukaan sehingga permukaan terlihat berwarna hitam secara merata dan tidak porous.

TEAK COAT
Lapis perekat mempunyai kegunaan memberi daya ikat antara lapis lama dengan baru, dan
dipasang pada permukaan beraspal atau beton semen yang kering dan bersih. Bahan lapis
perekat adalah aspal emulsi yang cepat mantap atau aspal keras pen 60 yang dicairkan dengan
25 sampai30 bagian premium per 100 bagian aspal (RC-250). Kuantitas yang digunakan sangat
tergantung pada jenis aspal yang dipakai, kondisi permukaan lapisan lama, dan kondisi
lingkungan. Pemakaian lapis perekat umumnya berkisar 0,20 liter/m2 sampai 0,50 liter / m2.
Pada perkerasan dengan tekstur kasar seperti hasil garukan (milling), maka kuantitas tack coat
relatif lebih banyak dibanding pada permukaan dengan tekstur halus.Jenis aspal
yangmenggunakan bahan pengencer lebih banyak memerlukan kuantitapenyemprotan yang
relatif lebih banyak, agar kuantitas aspal yang melekat pada perkerasan jumlahnya relatif sama.
Jika digunakan aspal emulsi maka lapis perekat akan berwarna coklat karena mengandung aspal
dengan air. Pada tahap berikutnya warnanya akan berubah dari coklat ke hitam sejalan dengan
menguapnya kandungan air. Waktu yang diperlukan untuk menguapkan seluruh kandungan air
tersebut antara 1 sampai 2 jam, tergantung dari jenis aspal emulsi yang digunakan,
kuantitasnya, temperatur permukaan beraspal, dan kondisi lingkungan.Pemasangan lapis
perekat kadang-kadang tidak perlu dilakukan jika campuran beraspaldiletakkan pada campuran
beraspal yang masih baru (dipasang baru beberapa waktu), selama permukaanya tidak kotor
atau berdebu.Untuk memperoleh hasil yang merata sebaiknya pemasangan lapis resap pengikat
dan lapis perekat menggunakan asphalt distributorbatang penyemprot atau penyemprot
tangan (hand sprayer) Aspal distributor adalah truk yang dilengkapi dengan tangki aspal,
pompa,dan batang penyemprot. Tipikal aspal distributor diperlihatkan pada Gambar. Umumnya
truk dilengkapi juga dengan pemanas untuk menjaga temperatur aspal, dan juga penyemprot
tangan (hand sprayer). Hand sprayer digunakan untuk daerah-daerah yang sulit dicapai dengan
batang penyemprot.Unit pemanas tidak difungsikan jika menggunakan aspal emulsi. Pompa
sirkulasi berfungsi untuk menjaga sirkulasi aspal agar aspal tidak mengeras atau mengendap
dan menutup lubang batang penyemprot. Sebelum pemakaian aspal distributor harus
disesuaikan/dikalibrasiterlebih dahulu (sudut nosel, ketinggian, dan kecepatan
kendaraan)sehingga diperoleh ketebalan yang sesuai dengan persyaratan.Seluruh nosel pada
distributor harus terbuka dan berfungsi dengansudut sekitar 15-30 terhadap sumbu horisontal.
Ketinggian batang penyemprot diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan jarak nosel,agar
diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih (overlap) 2 atau 3kali. Penyemprotan yang
tumpang tindih (overlap) yang diilustrasikan pada Gambar Lapis resap pengikat dan lapis
perekat harus dipanaskan padatemperatur yang sesuai sehingga viskositas/kekentalan aspal
yangdihasilkan dapat memberikan hasil penyemprotan yang merata
PEKERJAAN HRS-WC
Urutan Kerja
1. Aspal panas diproduksi di AMP ( Asphalt Mixing Plant ).
2. Produk dari AMP berupa Campuran aspal panas ( Hotmix ) dikirim ke lapangan dengan
menggunakan Dump Truck.
3. Sebelum HRS-WC dihampar, permukaan harus diberi Lapis Perekat – Aspal Emulsi (Tack
Coat).
4. Dengan pelaksanaan pekerjaan yang baik diharapkan dapat memberikan ikatan yang baik
antar Lapisan Aspal Panas dengan lapisan aspal lama dibawahnya.
5. Sebelum Lapis Perekat disemprotkan maka permukaan jalan harus dibersihkan dari kotoran
dengan menggunakan Compressor dan kalau perlu disapu.
6. Penyemprotan Lapis Perekat dengan menggunakan Asphalt Sprayer dengan volume 0,15 –
0,35 liter / m2, pada suhu berkisar 100 – 120 derajad Celcius.
7. Kontrol volume dilakukan dengan memasang kertas karton (yang sebelumnya telah
ditimbang beratnya) pada lokasi yang akan disemprot Lapis Perekat, kemudian ditimbang
lagi setelah disemprot.
8. Dari situ dapat diketahui volume Lapis Perekat per meter persegi.
9. Selain itu dapat juga dilakukan dengan mengukur tinggi material Lapis Perekat dalam tangki
sebelum dan sesudah dilakukan penyemprotan. Dari Volume yang disemprotkan dibagi
dengan luas bidang semprot akan diketahui volume Lapis Perekat untuk tiap meter persegi.
10. AC- WC dihampar pada seluruh permukaan jalan dengan tebal padat rencana 3 Cm.
11. Segera setelah campuran aspal dihampar dan diratakan, permukaan tersebut harus
diperiksa dan setiap ketidak sempurnaan yang terjadi harus diperbaiki.
12. Temperatur campuran aspal yang terhampar dalam keadaan gembur harus dipantau dan
penggilasan harus dimulai dalam rentang viskositas aspal.
13. Penggilasan campuran aspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah berikut ini :
a. Penggilasan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan alat pemadat roda
baja maupun dengan alat pemadat roda karet. Penggilasan awal harus dioperasikan
dengan roda penggerak berada di dekat alat penghampar. Setiap titik perkerasan harus
menerima minimum dua lintasan penggilasan awal. Penggilasan kedua atau utama
harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet sedekat mungkin di belakang
penggilasan awal. Penggilasan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat
pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi).
b. Pertama-tama penggilasan harus dilakukan pada sambungan melintang yang telah
terpasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk menahan pergerakan
campuran aspal akibat penggilasan. Bila sambungan melintang dibuat untuk
menyambung lajur yang dikerjakan sebelumnya, maka lintasan awal harus dilakukan
sepanjang sambungan memanjang untuk suatu jarak yang pendek.
c. Penggilasan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian dari tepi
luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan berurutan menuju
ke arah sumbu jalan, kecuali untuk superelevasi pada tikungan harus dimulai dari
tempat yang terendah dan bergerak kearah yang lebih tinggi. Lintasan yang berurutan
harus saling tumpang tindih (overlap) minimum setengah lebar roda dan lintasan-
lintasan tersebut tidak boleh berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dari
lintasan sebelumnya.
d. Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk penggilasan awal
harus terlebih dahulu menggilas lajur yang telah dihampar sebelumnya sehingga tidak
lebih dari 15 cm dari lebar roda penggilas yang menggilas tepi sambungan yang belum
dipadatkan. Penggilasan dengan lintasan yang berurutan harus dilanjutkan dengan
menggeser posisi alat pemadat sedikit demi sedikit melewati sambungan, sampai
tercapainya sambungan yang dipadatkan dengan rapi.
e. Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 10 km/jam
untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak mengakibatkan
bergesernya campuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak
boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang menyebabkan terdorongnya
campuran aspal. Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus.
untuk memperoleh pemadatan yang merata saat campuran aspal masih dalam kondisi
mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan ketidak-rataan dapat
dihilangkan.
f. Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk mencegah pelekatan
campuran aspal pada roda alat pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak
diperkenankan. Roda karet boleh sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya
campuran aspal pada roda.
g. Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan yang baru
selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.
h. Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau
perlengkapan yang digunakan oleh Kontraktor di atas perkerasan yang sedang
dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya pembongkaran dan perbaikan oleh
Kontraktor atas perkerasan yang terkontaminasi, selanjutnya semua biaya pekerjaaan
perbaikan ini menjadi beban Kontraktor.
i. Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng melintang dan
kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap campuran aspal padat
yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan kotoran, atau rusak dalam bentuk
apapun, harus dibongkar dan diganti dengan campuran panas yang baru serta
dipadatkan secepatnya agar sama dengan lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat
tertentu dari campuran aspal terhampar dengan luas 1000 cm2 atau lebih yang
menunjukkan kelebihan atau kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti.
Seluruh tonjolan setempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat ambles, dan segregasi
permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
j. Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor harus memangkas
tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap bahan yang berlebihan harus dipotong tegak
lurus setelah penggilasan akhir, dan dibuang oleh Kontraktor di luar daerah milik jalan
sehingga tidak kelihatan dari jalan yang lokasinya disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
k. Alat-alat yang dipergunakan untuk pekerjaan Penghamparan dilapangan adalah sebagai
berikut :
 Asphalt Finisher (Untuk menghampar campuran Hotmix dilapangan)
 Tandem Roller (Untuk pemadatan pertama (Breakdown Rolling) dan Pemadatan akhir
( Finishing Rolling)
 Pneumatic Tyre Roller (Untuk pemadatan antara (Intermediate Rolling)  Water Tank
Truck (Untuk melayani kebutuhan air PTR dan Tandem Roller)
 Dump Truck (Untuk membawa material Hot Mix dari AMP menuju Lapangan).

PEKERJAAN AC –BC
Campuran berasphalt panas dengan Asbuton Lapis Aus (AC-BC) adalah campuran panas
antara agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60 yang campurannya
menggunakan Asbuton butir dengan kelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan kadar abutmen
20%, yang dicampur diunit pencampuran asphalt (UPA), dihampar dan dipadatkan
dalam keadaan panas pada temperature tertentu, dengan ketebalan padat 6 cm.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semua
usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan
campuran di Laboratorium dan hasil percobaan penghamparan dan pemadatan
campuran yang tertuang secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi Teknik. Pekerjaan
dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1. Wheel Loader memuat agregat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama
dengan Asphalt Asbuton butir dicampur di unit pencampuran asphalt dengan komposisi
yang telah disetujui, dump truck membawa campuran asphalt panas ke lokasi
pekerjaan. Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt Finisher, kemudian
pemadatan awal oleh Tandem roller, pemadatan utama oleh Type Roller dan
pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller. Lintasan pemadatan dilakukan sesuai
jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua rentang suhu yang disyaratkan selama
proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan yang optimum. Selama
penghamparan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi dan sambungan hamparan
secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalu lintas yang lewat. 2. Peralatan yang
digunakan adalah : Wheel Loader, Asphalt Mixing Plant + Genset, Asphalt Finisher,
Tandem roller, Pneumatic Type Roller, Dump Truck, dan alat bantu. Adapun pekerjaan
yang belum ada Metode Pelaksanaannya akan kami laksanakan sesuai dengan gambar
dan rencana kerja yang ada. Demikian Uraian Metode Pelaksanaan secara singkat

Demikian metode pelaksanaan secara garis besarnya, metode pelaksanaan yang lebih detail akan
dibuat pada saat pelaksanaan nanti. Tentu saja di dalam pelaksanaannya nanti dapat timbul alternatif
– alternatif lain yang mungkin lebih efisien dan efektif. Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan
gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan
proyek ini.

Madiun, 31 Juli 2018


CV. ADIYAN JAYA ABADI

SUPRIYADI, SE
Direrektur

Anda mungkin juga menyukai