Anda di halaman 1dari 73

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN

1. Mobilisasi

PROGRAM MOBILISASI

1) Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Kontraktor harus


melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang
dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila ada) dan
Kontraktor untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non
teknis dalam proyek ini.

2) Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi


yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.1.(1) dan harus mencakup informasi
tambahan berikut :

a) Lokasi base camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah
detil di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Kontraktor, bengkel,
gudang, mesin pemecah batu dan instalasi pencampur aspal, serta
laboratorium bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam cakupan
Kontrak.

b) Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua


peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam
Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal
kedatangan peralatan di lapangan.

c) Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan


dalam Pena-waran harus memperoleh persetujuan dari Direski
Pekerjaan.

d) Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan


perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi
pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk
perkuatan setiap struktur.

e) Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar
chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu
kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.

Pembuatan Barak Kerja


Barak Kerja dibuat pada tempat strategis dilokasi area kerja yang dapat
dengan mudah ditempuh oleh pekerja. Sedangkan untuk gudang akan dibuat
berdekatan tempatnya dengan Barak tersebut dengan ukuran yang cukup untuk
menyimpan bahan material yang di tumpuk digudang sebelum dipergunakan, Barak
kerja dan gudang terbuat dari dinding papan dan atap seng dan lantai beton cor sesuai
luas bangunan tersebut serta dilengkapi juga dengan cahaya penerangan.

Pengukuran dan Asbuilt Drawing.

Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kami melakukan


pengukuran terlebih dahulu, untuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran tersebut harus
disaksikan oleh Direksi yang akan menunjukkan titik referensi. Patok-patok
sementara yang kami pasang dibuat dari kayu, dipasang pada setiap jarak antara 25
sampai 50 meter atau ditentukan dalam jarak lain, menurut pertimbangan teknis oleh
Direksi. Patok-patok ini dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah goyang atau
hilang dan patok ini dipakai sebagai titik uitzet, dimana ketinggian patok tersebut
dapat diketahui dari hasil pengukuran. Agar mudah terlihat patok tersebut dicat
berwarna merah. Kami menjaga titik uitzet ini sebagai titik bantu di dalam
pelaksanaan pekerjaan baik oleh Direksi..
Pengukuran Mutual Chek 0-100 yang akan menghasilkan :
• Data ukur
• Gambar situasi
• Gambar profil memanjang dan melintang
• Contruction Drawing (CD)
Membuat gambar pelaksanaan mulai dari awal pelaksanaan hingga sampai
akhir pelaksanaan Mc.0 – Mc.100 Setiap hasil pengukuran baik yang data ukur dan
gambar harus diketahui dan diparaf dan ditanda tangani oleh Pihak kami, Direksi dan
Konsultan. Data dan gambar yang disajikan harus dibuat pada kertas reproduksi yang
berkwalitas baik, sehingga hasilnya dapat dibaca dengan jelas dan dijilid rapi. Kami
akan menyerahkan gambar-gambar Contruction Drawing (CD) dari pengukuran Mc.0.
Papan Nama Proyek.

Papan nama proyek dibuat dari papan dengan ukuran yang ditentukan.
Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Pada papan nama proyek memuat
tulisan antara lain :
 Nama proyek/jenis pekerjaan
 Pemilik proyek
 Lokasi proyek
 Jumlah biaya proyek
 Sumber dana
 Masa pelaksanaan, dan
 Nama pelaksana
Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan untuk lajur lalu lintas seperti menjaga
keadaan jalan supaya tidak kotor oleh muat/angkut material yang dibawa kelokasi
pekerjaan, sehingga tidak meganggu bagi pengguna jalan. Pekerjaan ini dilakukan
selama proses penggangkutan material yang membuat jalan menjadi tidak nyaman
oleh pengguna, sehingga harus segera dibersihkan.

Galian untuk Selokan Drainasi dan Saluran Air

Item pekerjaan ini digunakan untuk penggalian saluran air pemasangan


pasangan batu mortal.
Penggalian akan dilakukan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar. Hasil galian yang tidak bisa digunakan, akan dibuang ketempat
tertentu. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian akan dibuat
stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur dan mesin yang lalu lalang
disekitarnya dengan membuat penyokong dan pengaku yang memadai.

Peralatan yang digunakan adalah :


 Excavator
 Dump Truck
 Alat Bantu

Pasangan Batu dengan Mortal

Item pekerjaan ini digunakan untuk pembuatan selokan atau saluran air degan
pasangan batu mortal.
Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat
kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan
dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum
batu yang digunakan dan kemudian dengan segera memasang batu di atas adukan yang
belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan proses tersebut
diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera
ditambahkan lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang
rata.
Material yang digunakan adalah batu, semen dan pasir yang didatangkan dari quarry
terdekat yang disetujui direksi lapangan.

Peralatan yang digunakan adalah :


 Concrete Mixer
 Alat Bantu
Saluran berbentuk U Tipe DS 1

Item pekerjaan ini digunakan untuk pembuatan selokan atau saluran air degan
Saluran berbentuk U Tipe DS 1.
Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat
kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan
dengan mengisi galian atau cetakan dari dengan saluran pracetak yang sudah tersedia.
ukuran maksimum sambungan saluran 1 cm dan harus dibungkus dengan adukan semen
yang rata dengan permukaan dalam saluran . Adukan berikutnya harus segera
ditambahkan lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang
rata.
Material yang digunakan adalah saluran pracetak yang berbentuk U yang sudah di
pesan terdekat yang disetujui direksi lapangan.

Peralatan yang digunakan adalah :


 Concrete Mixer
 Alat Bantu

Galian Biasa
- Galian akan dilakukan pada bagian untuk pondasi / abutment jembatan, tembok
beton penahan tanah dan struktur pemikul beban lainnya.
- Penggalian akan dilakukan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar. Hasil galian yang tidak bisa digunakan, akan dibuang ketempat
tertentu.
- Seluruh galian akan dilindungi dari air, dengan menyiapkan sejumlah peralatan
pompa dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk pengeringan, pengalihan
saluran air dan pembuatan drainase sementara.
- Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian akan dibuat stabil
dan mampu menahan pekerjaan, struktur dan mesin yang lalu lalang disekitarnya
dengan membuat penyokong dan pengaku yang memadai.
- Lubang galian yang telah selesai dilakukan dengan alat berat, akan dilakukan
perapihan dengan tenaga manusia untuk persiapan pekerjaan selanjutnya. Semua
galian akan diberi rambu peringatan dan penghalang yang cukup untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan.
- Pekerjaan tebas tebang dilakukan pada lokasi pekerjaan yang banyak ditumbuhi
pepohonan dengan diameter 30 cm, yang bertujuan untuk memudahkan
pelaksanaan pekerjaan tersebut dipotong-potong dan kemudian ditumpuk pada
suatu lokasi / tempat dengan syarat tidak mengganggu lingkungan atau dibuang ke
lokasi lainnya sesuai dengan persetujuan Direksi.
- Pekerjaan cabut tunggul dilaksanakan pada lokasi dimana akan dibangun suatu
bangunan tanggul yang banyak terdapat pepohonan, apabila tidak dilaksanakan
pekerjaan cabut tunggul dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan syarat tidak
merusak lingkungan atau dibuang ke lokasi lainnya atas persetujuan dari Direksi.
Timbunan Biasa
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini menggunakan; Motor Grader sebagai alat hampar, Vibro
Roller sebagai pemadat dan Dump Truck sebagai transport material.

Urutan pelaksanaan :

1. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari data-
data awal yang diambil pada saat joint survey dan gambar design lokasi ini diajukan
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan gambar penampang
melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
2. Setelah gambar design penampang melintang disetujui, kemudian dilaksanakan
pemasangan patok-patok elevasi (bowplang).
3. Sebelum material didatangkan dari quarry yang telah disepakati bersama-sama dengan
Direksi, diadakan pengujian sample material selected terlebih dahulu. Dan setelah
pengujian material telah disetujui oleh Direksi dan kemudian dituangkan ke dalam
report hasil investigasi dan menjadi pegangan untuk pelaksanaan pengiriman material
untuk pekerjaan.
4. Setelah itu, material dari quarry dikirim ke lokasi dengan memakai dump truk, dan pada
lokasi telah tersedia peralatan penghamparan dan pemadatan serta water tank untuk
menjaga pada saat penghamparan material tetap dalam kadar air yang telah disepakati
bersama dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
5. Material dihampar dengan Motor Grader secara per layer dengan tebal hampar
maksimum 20 cm dan kemudian diikuti dengan pemadatan oleh Vibro Roller yang juga
telah disepakati jumlah lintasan pemadatan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Kemudian, apabila penghamparan dilaksanakan pada saat terik matahari yang
mengakibatkan material menjadi kering dan terburai oleh hembusan angina maka
segera dilakukan penyiraman air dengan water tank.
6. Kemudian setelah penghamparan telah tercapai 200 m’ maka dilakukan test kepadatan
dengan menggunakan alat Sandcone.
7. Jika hasil test sudah sesuai lanjutkan pekerjaan lain.

Peralatan yang digunakan :


 Motor Grader = 1 Unit
 Vibro Roller = 1 Unit
 Dump Truck = 3 Unit
 Water Tank = 1 Unit

Timbunan pilihan.
lokasi pekerjaan ini sepanjang jalan yang akan dilakukan perbaikan exsisting jalan
dengan menggunakan materil timbunan pilihan. urutan kerja sebagai berikut :
1. Dump Truck membawa material dari Quari dan menumpukkan atau menempatkan
material tersebut dilokasi jalan yang akan dilakukan penimbunan. Sebelum
pekerjaan ini dilakukan, permukana jalan yang akan ditimbun harus sudah sesuai
dengan spesifikasi atau ketentuan yang sudah ada.
2. Selanjutnya Motor Grader Meratakan Material yang sudah ada yang ditumpuk
oleh Dump truck dengan ketebalan dan kemiringan yang sesuian dengan gambar.
3. Kemudian Vibro Roller melakukan pemadatan untuk permukaan yang sudah
diratakan oleh Motor Grader , sambil permukaan jalan disiran air dengan
menggunakan Water tanker untuk menjaga kelembapan material dan untuk
mencapai kapadatan yang optimal. Dalam pelaksanaan pemadatan dilakukan
dengan ketebaalan perlayer sesuai dengan spesifikasi.

12. Penyiapan Badan Jalan


Setelah Pengukuran selesai dikerjakan kemudian dilakukan pekerjaan penyiapan
badan jalan, demi mendapakan lebar badan jalan sesuai dengan gambar rencana,
penyiapan badan jalan ini dilakukan menggunakan alat berat Motor Grader demi
mencapai elevasi yang ditentukan.

. Pekerjaan Agregat Kelas A Badan Jalan


LAPIS PONDASI AGGREGAT KLAS A
Pekerjaan Agregat Kelas A dikerjakan setelah pekerjaan Agregat Kelas B selesai
dikerjakan. untuk Badan Jalan tebal = 15 cm adalah meliputi penghamparan dan
pemadatan agregat base pada badan jalan sepanjang link pekerjaan.
Urutan pelaksanaan :
1. Sebelum pekerjana dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design
dari data-data awal yang diambil pada saat survey dan gambar design lokasi
in diajukan dan disetujui direksi pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan
gambar penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap
titik.
2. Setelah gambar penampang melintang disetujui, kemudian dilaksanakan
pemasangan patok-patok elevasi.
3. disamping persiapan dilokasi pekerjaan, persiapan materila dipersiapkan
dengan dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari balai pengujian dan
pengendalian dinas dengan mengirim rencana agregat hasil pengolahan Stone
Cruiser yang ada di base camp.
4. Kemudian dari hasil JMD yang telah disetujui oleh balai pengujian
dilanjutkan dengan pembuatan JMF dilaboraturium, setelah diperoleh hasil
komposisi dari agregat campuran dari material, dilaksanakan trial mix dan
kemudian hasil dari trial mix diuji dengan mengacu kepada JMD. setelah
selesai semua hasil dibuat report dan ditandatangani bersama-sama,
kemudian dilakukan pengolahan materila untuk pengiriman kelokasi
pekerjaan.
5. Material yang telah diolah dibase camp kemudian dikirim kelokasi pekerjaan
dengan menggunakan Dump Truck yang telah disediakan.
6. Stelah materila sampai dilokasi, dilanjutkan penghamparan dengan
menggunakan motor grader yang dihampar secara layer perlayer dengan
tebal hamparan maximum 15 cm. kemudian hasil hamparan dipadatkan
langsung dengan mengggunakan alat pemadat Vibro Roller dengan jumlah
lintasan yang telah disepakati dan dilanjutkan dengan menggunakan alat
pemadat PTR agar diperoleh hasil hamparan yang butirannya tidak lepas.
pada saat proses pemadatan ini diikuti penyiraman dengan menggunakan
Water Tank. Pemadatan berlangsung sampai dengan elevasi dan panjang
hamparan yang telah ditentukan oleh direksi pekerjaan.
7. Setelah pencapaian sesuai dengan elevasi pada gambar design,
pengecekan elevasi yang dilaksanakan bersama, setelah hasil pengecekan
elevasi dilanjutkan dengan melakukan pengujian kepadatan Base kelas B
lapis pertama sampai dipadatkan dengan CBR minimal 60%. dan setiap jarak
100m, pengujian CBR dilakukan sampai panjang yang diinginkan selesai.
8. Setelah Pengujian Hasil Pekerjaan selesai dan sesuai dengan
spesifikasi maka dibuat report dan kemudian ditandatangani bersama
kemudian progres pekerjaan dapat diprestasikan.
Peralatan yang digunakan :

 Motor Grader

 Vobro Roller

 Dump Truck

 Water Tanker
Pekerjaan Agregat Kelas B Badan Jalan
Pekerjaan Agregat Kelas B dikerjakan setelah pekerjaan timbunan pilihan selesai
dikerjakan. untuk Badan Jalan tebal = 20 cm adalah meliputi penghamparan dan
pemadatan agregat base pada badan jalan sepanjang link pekerjaan.
Urutan pelaksanaan :
1. Sebelum pekerjana dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design
dari data-data awal yang diambil pada saat survey dan gambar design lokasi
in diajukan dan disetujui direksi pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan
gambar penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap
titik.
2. Setelah gambar penampang melintang disetujui, kemudian dilaksanakan
pemasangan patok-patok elevasi.
3. disamping persiapan dilokasi pekerjaan, persiapan materila dipersiapkan
dengan dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari balai pengujian dan
pengendalian dinas dengan mengirim rencana agregat hasil pengolahan Stone
Cruiser yang ada di base camp.
4. Kemudian dari hasil JMD yang telah disetujui oleh balai pengujian
dilanjutkan dengan pembuatan JMF dilaboraturium, setelah diperoleh hasil
komposisi dari agregat campuran dari material, dilaksanakan trial mix dan
kemudian hasil dari trial mix diuji dengan mengacu kepada JMD. setelah
selesai semua hasil dibuat report dan ditandatangani bersama-sama,
kemudian dilakukan pengolahan materila untuk pengiriman kelokasi
pekerjaan.
5. Material yang telah diolah dibase camp kemudian dikirim kelokasi pekerjaan
dengan menggunakan Dump Truck yang telah disediakan.
6. Stelah materila sampai dilokasi, dilanjutkan penghamparan dengan
menggunakan motor grader yang dihampar secara layer perlayer dengan
tebal hamparan maximum 20 cm. kemudian hasil hamparan dipadatkan
langsung dengan mengggunakan alat pemadat Vibro Roller dengan jumlah
lintasan yang telah disepakati dan dilanjutkan dengan menggunakan alat
pemadat PTR agar diperoleh hasil hamparan yang butirannya tidak lepas.
pada saat proses pemadatan ini diikuti penyiraman dengan menggunakan
Water Tank. Pemadatan berlangsung sampai dengan elevasi dan panjang
hamparan yang telah ditentukan oleh direksi pekerjaan.
7. Setelah pencapaian sesuai dengan elevasi pada gambar design, pengecekan
elevasi yang dilaksanakan bersama, setelah hasil pengecekan elevasi
dilanjutkan dengan melakukan pengujian kepadatan Base kelas B lapis
pertama sampai dipadatkan dengan CBR minimal 60%. dan setiap jarak
100m, pengujian CBR dilakukan sampai panjang yang diinginkan selesai.
8. Setelah Pengujian Hasil Pekerjaan selesai dan sesuai dengan spesifikasi
maka dibuat report dan kemudian ditandatangani bersama kemudian progres
pekerjaan dapat diprestasikan.
Peralatan yang digunakan :

 Motor Grader

 Vobro Roller

 Dump Truck

 Water Tanker

16. Perkerasan Aspal terdiri dari :

a. Lapis Resap Pengikat Aspal cair.


Pekerjaan ini digunakan sebagai Lapis Perekat antara Lapis Agregat Klas A dengan
konstruksi diatasnya, sebelum dilakukan penyemprotan aspal dipanaskan pada
tangki Aspal Sprayer dan dicampur dengan Karosin setelah aspal mencapai suhu
yang telah ditetapkan sesuai spesifikasi setelah itu aspal Lapis Resap Pengikat
disemprotkan ke Lapis Pondasi Agregat Klas A dengan ketebalan 0,8 s/d 1,2
liter / meter persegi.
Alat yang digunakan antara lain :
 Aspal Sprayer
 Air Compressor

b. Lapis Perekat - Aspal cair.


Pekerjaan ini digunakan sebagai Lapis Perekat antara Lapis Agregat Klas A dengan
konstruksi diatasnya, sebelum dilakukan penyemprotan aspal dipanaskan pada
tangki Aspal Sprayer dan dicampur dengan Karosin setelah aspal mencapai suhu
yang telah ditetapkan sesuai spesifikasi setelah itu aspal Lapis Resap Pengikat
disemprotkan ke Lapis Pondasi Agregat Klas A dengan ketebalan 0,8 s/d 1,2 liter /
meter persegi.
Alat yang digunakan antara lain :
 Aspal Sprayer
 Air Compressor

Laston Lapis Aus (AC-WC) (gradasi halus/kasar)

Pekerjaan ini dihampar pada permukaan Material Hot Mix AC-BC yang telah dilapis
dengan Lapis Resap. Material Hot Mix AC-WC akan kami beli dari produsen terdekat
dari lokasi pekerjaan.
Lebar, tebal dan panjang hamparan sesuai persyaratan pada spesifikasi. Pemadatan
dilakukan dengan 2 tahap. Pemadatan pertama dilakukan untuk Break Down dengan
Tandem Roller sebanyak 2 kali lintasan dan pemadatan kedua dilakukan dengan PTR
pada suhu aspal tertentu dengan ± 8 kali lintasan.

Alat yang digunakan antara lain :


a. Aspal Finisher
b. Tandem Roller
c. PTR
d. Dump Truck
e. Water Tank

18. Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi halus/kasar)


Pekerjaan ini dihampar pada permukaan Material Agregat Kelas A yang telah
dilapis dengan Lapis Resap. Material Hot Mix AC-BC setelah pekerjaaan Agregat
Kelas A selesai dikerjakan dan akan kami beli dari produsen terdekat dari lokasi
pekerjaan.
Lebar, tebal dan panjang hamparan sesuai persyaratan pada spesifikasi. Pemadatan
dilakukan dengan 2 tahap. Pemadatan pertama dilakukan untuk Break Down dengan
Tandem Roller sebanyak 2 kali lintasan dan pemadatan kedua dilakukan dengan
PTR pada suhu aspal tertentu dengan ± 8 kali lintasan.

Alat yang digunakan antara lain :


f. Aspal Finisher
g. Tandem Roller
h. PTR
i. Dump Truck
j. Water Tank

Aditif anti Pengelupasan

Aditif kelekatan dan anti pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan dalam
bentuk cairan kedalam campuran agregat dengan mengunakan pompa penakar (dozing pump)
pada saat proses pencampuran basah di pugmil. Kuantitas pemakaian aditif anti striping
dalam rentang 0,2% - 0,3 % terhadap berat aspal. Anti striping harus digunakan untuk semua
jenis aspal tetapi tidak boleh tidak digunakan pada aspal minyak yang bermuatan positif.
Jenis aditif yang digunakan haruslah yang disetujui Direksi Pekerjaan. Penyediaan aditif
dibayar terpisah dari pekerjaan aspal.

Bahan Pengisi (Filler) Tambahan

Untuk Bahan pengisi (Filler) ialah bahan pengisi rongga dalam campuran (void in
mix) yang berbutir halus yang lolos saringan No.30 dimana persentase berat yang lolos
sarinagan No. 200 minimum 65%. Sebagai filler yang digunakan adalah semen. Fungsi filler
pada perkerasan ialah untuk meningkatkan stabilitas dan mengurangi rongga udara dalam
campuran harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan. Terlalu tinggi kandungan bahan
pengisi akan menyebabkan campuran menjadi getas dan mudah retak bila terkena beban lalu
lintas, namun dilain pihak bila terlalu sedikit bahan pengisi akan menghasilkan campuran
yang lembek pada cuaca panas.

21. Pekerjaan Struktur


Untuk Pekerjaan struktur ini dilaksanakan terlebih dahulu setelah diperoleh hasil Job
mix dari laboratorium dan setelah pekerjaan selesai harus diuji/dievaluasi mutunya dari
laboratorium. Adapun pekerjaan beton tersebut adalah sebagai berikut:
a. Beton K.250 dan Beton K.175
a. Bahan
- Semen yang akan digunakan adalah semen portland yang memenuhi
AASHTO M85 sesuai dengan yang disyaratkan.
- Air yang digunakan bersih dan bebas dari bahan-bahan yang dapat
mengganggu mutu beton, dengan terlebih dahulu dilakukan pengujian
terhadap air yang akan digunakan.
- Agregat yang akan digunakan untuk pencampuran beton adalah sesuai dengan
ketentuan gradasi agregat yang ditentukan.

b. Cetakan/Acuan
- Acuan dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan
kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan. Acuan dari tanah
dibentuk dari galian dibentuk dengan memangkas secara manual dengan sisi
samping dan dasar rata sesuai dimensi yang diperlukan.
- Untuk permukaan beton yang terekspos akan menggunakan kayu yang terserut
atau plywood, sedangkan bagian yang tidak terekspos akan menggunakan
kayu yang tidak diserut.
- Cetakan/acuan akan dibuat sekokoh mungkin, sehingga tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan pada saat pengecoran dilakukan.
- Acuan akan dibuat sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran tidak
menimbulkan kerusakan pada beton.

c. Pencampuran
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak
melebihi kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

d. Pengecoran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan
guna kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
tlah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada tembok sayap akan dihindari sebisa mungkin,
apabila ada sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus
terhadap sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser
minimum.
- Untuk dinding, plat dan antara telapak pondasi dan dinding akan disediakan
lidah alur paling sedikit 4 cm, sedangkan untuk plat di atas permukaan
sambungan konstruksi tidak melebihi 40 m2 dengan dimensi yang lebih besar.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu dengan
campuran lama. Bidang-bidang beton lama yang akan disambungkan dengan
beton baru akan dikasarkan terlebih dahulu, dibersihkan dari bahan yang lepas
dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

e. Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperatur yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.

f. Pengendalian Mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Pengujian dilakukan pada setiap 60 m3 beton yang dicor dan dalam segala hal
tidak kurang dari satu pengujianuntuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis
komponen struktur yang kan dicor pada setiap pengecoran.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

b. Pembesian
- Kami akan menyediakan fasilitas ditempat kerja untuk pemotongan dan
pembengkokan tulangan. Pembentukan dan pembengkokan kait akan
dilakukan dengan alat yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan.
- Seluruh baja tulangan akan dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan
prosedur, menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari
lekukan-lekukan, bengkokan serta kerusakan. Besi tulangan dengan diameter 2
cm lebih akan dibengkokkan dengan menggunakan mesin pembengkok.
- Sebelum pelaksanaan, besi tulangan harus dibersihkan dari kotoran yang dapat
perlekatan besi pada beton. Tulangan ditempatkan sesuai dengan gambar dan
dengan kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan.
- Seluruh tulangan akan disediakan dengan bentuk dan panjang sesuai dengan
yang tunjukkan dalam gambar. Batang tulangan diikat kencang dengan
menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran.
- Penyambungan tulangan akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
pihak direksi, agar tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan
diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum. Pada penyambungan
tumpang tindih, panjang sambungan akan dibuat minimal 40 diameter batang
dan batang tersebut diberi kait pada ujungnya.
- Simpul dari kawat pengikat akan diarahkan membelakangi permukaan
betonsehingga tidak akan terekspos. Bila baja tulanga tetap dibiarkan
terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama, maka seluruh baja tulangan
akan debersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian.

c. Pasangan Batu
Pekerjaan pasangan batu akan ditempatkan pada sisi kiri dan kanan bagian oprit
jembatan. Pasangan batu ini berguna sebagai talud untuk menahan dinding/lereng
timbunan oprit jembatan.
Batu yang akan digunakan adalah batu keras bersih dan bebas kari kotoran yang dapat
mengganggu pada saat pemasangan.
Pemasangan akan dilakukan secara manual yang dikerjakan oleh beberapa kelompok
pekerja yang dipimpin oleh seorang tukang. Bentuk dan dimensi serta elevasi dasar dan
bagian atas pasangan batu akan disesuaikan dengan gambar rencana dan bentuk oprit
jembatan. Setelah pasangan batu selesai dikerjakan, pada bagian luar akan diplester
seluruh permukaan pasangan.

Pembongkaran Pasangan Batu

Pebongkaran Beton

Geotextile Separaton
Sebelum dilaksanakan penimbunan tanah dan material pilihan pada daerah yang
akan ditimbun, terlebih dahulu dilakukan pemasangan geotextile. Pekerjaan ini
berfungsi untuk mengamankan konstruksi tumpukan material tanah yang terletak
pada area yang telah dibersihkan, sehingga mengakibatkan keretakan yang
menyebabkan terjadinya penurunan. Untuk mempercepat pelaksanaan
pemasangan Geotextile dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berukit :
 Lokasi yang akan digelar geotextile diberikan tanda batasan dengan bendera
merah atau patok-patok dari kayu atau bamboo.
 Geotextile digelar secara memanjang konstruksi dengan ujung-ujung
dipancang dengan patok bamboo diatas permukaan tanah yang akan digelar.
 Jika geotextile kurnag lebar, maka dapat dilakukan penyambungan dengan
geotextile lain. Pada sambungan diberikan overlapping sambungan dan dibagi
dengan patok bamboo/dirajut dengan tali menggunakan mesin sehingga jaitan
menjadi rapid dan kuat.

 Pohon
Persiapan :
- Ratakan lereng permukan yang akan ditamnami rumput sampai mencapai
permukaan yang seragam dan gemburkan tanah pada permukaan lereng.
- Lapisi tanah permukaaan tersebut dengan tanah humus sedemikian rupa
sehingga humus tersebut mencapai ketebalan akhir 15 cm.
- Setelah pekerjaan persiapan permukaan selesai dikerjakan, taburkan pupuk sampai
merata diatas seluruh permukaan yang akan ditanami rumput, dengan takaran 4 kg per
100 meter persegi. Perataan pupuk di atas permukaan dilaksanakan dengan garu,
cakram atau bajak. Pemupukan tidak boleh dilaksanakan lebih dari 48 jam sebelum
penanamanrumput dimulai.
- Gebalan rumput yang akanditanam, harusdiambilbersamaakarnyadandiambilpadasaattanah
dalam keadaan lembab atau setelah dilakukan penyiraman. Gebalan rumput harus
ditumpuk berlapis-lapis dalam suatu tempat dengan kadar air setinggi mungkin,
dilindungi dari sinar matahari dan angin dan disiram setiap 4 jam. Dalam waktu 2 hari
setelah pengambilan ini maka gebalan rumput harus segera ditanam.
Pelaksanaan :
- Penanaman gebalan rumput tidak diperkenankan selama hujan lebat,selama cuaca
panas atau selama tertiup angin kering yang panas danhanya dapat dilaksanakan
apabila tanah dalam keadaan siap untuk ditanami
- Penanaman gebalan rumput harus dilaksanakan sepanjang garis contour, agar dapat
memberikan perumputan yang menerus di atas seluruh permu-kaan
- Bambu harus ditanam pada lereng yang memerlukan stabilisasi dalaminterval 1
meter sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan

 Marka Jalan Termoplastik


Persiapan :
Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa
permukaan perkerasan jalan yang akan diberi marka jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan
yang bergemuk dan debu. Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit blasting (pengausan
dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan lama baik termoplastis maupun bukan, yang akan
menghalangi kelekatanlapisancat baru.

Pelaksanaan:
- Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik) harus
dicampur terlebih dahulu menurut petunjuk pabrik pembuatnya sebelum digunakan agar
suspensipigmen merata didalam cat.
- Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru diaspal kurang
dari 3 bulan setelah pelaksanaan lapis permukaan, kecuali diperintahkan lain oleh
Direksi Pekerjaan. Selama masa tunggu yang disebutkan di atas, pengecatan marka
jalan sementara (pre-marking) pada permukaan beraspal harus dilaksanakan segera
setelah pelapisan.
- Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan ini dapat dilalui
oleh lalu lintas tanpa adanya bintik-bintik atau bekas jejak  roda serta kerusakannya
lainnya
Banda Aceh, 14 NoLogoMenu
SPESIFIKASI TEKNIS JALAN
Home/
Documents
Post on 25-Sep-2015

559 Views
116 download
PREVIEW:

Preview
Click to see full reader
Report this document
SHARE
DESCRIPTION

jalan
TRANSCRIPT OF SPESIFIKASI TEKNIS JALAN
Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

1-1

SPESIFIKASI UMUM

BAB 1 PERSYARATAN UMUM

Bab 1.1 Ringkasan Pekerjaan

1.1.1 Uraian berbagai pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini.

Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini :

1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang ditunjukkan pada gambar rencana atau
yang diberi

tanda di lapangan termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan perkerasan yang dirasa perlu.

2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan, termasuk
semua

pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan.

3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan termasuk pembersihan


lapangan dan

penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang ditunjukkan pada gambar-
gambar

proyek dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di lapangan.


4) Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapis pondasi
bawah serta

lapis pondasi atas dan memasang lapisan permukaan aspal yang baru yang sesuai dengan
dokumen

kontrak.

5) Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan lapisan maupun
tanpa lapisan

dan gorong-gorong.

6) Perbaikan struktur yang berat maupun yang ringan untuk jembatan-jembatan dan struktur
jalan lainnya

yang sesuai dengan dokumen kontrak, dan menurut pertimbangan Direksi Teknik di
lapangan.

Bab 1.2 Mobilisasi

1.2.2 Umum

1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini meliputi pekerjaan persiapan yang
diperlukan

untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek. Ini juga akan
mencakup

demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.

2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga

pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan yang memadai.

3) Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, kontraktor harus menggunakan rute
(jalur) tertentu

dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut
serta

membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan
untuk tujuan

pengangkutan ke tempat proyek.

4) Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan,
dikarenakan
muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut sampai
mendapat

persetujuan direksi.

5) Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada
waktu lalu

lintas sepi dan truk-truk angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan terpal.

1.2.2 Jangka Waktu Mobilisasi

1) Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan kontrak,


terkecuali

dinyatakan lain secara tertulis oleh Pimpinan Proyek.

2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan


dalam item

yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah
untuk item

ini.

1.2.3 Penyiapan lapangan

1) Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan pengelolaan


dan

pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah proyek.

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

1-2

2) Kontraktor harus mengikuti hal-hal berikut :

a. Memenuhi persyaratan Peraturan-Peraturan Nasional dan Peraturan-Peraturan Propinsi.

b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan pembuatan


Kantor Proyek

dan Gudang-Gudang serta pemasangan peralatan produksi (Plant) konstruksi.

c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari operasi
pelaksanaan.

3) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan setelah
selesai kontak,
meliputi pembongkaransemua instalasi, plant dan peralatan konstruksi, serta semua bahan-
bahan

latihan, semuanya berdasarkan persetujuan Direksi Teknik.

1.2.4 Pengukuran dan Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam bab ini harus
dimasukkan

dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.

Bab 1.3 Pengujian Lapangan

1.3.1 Umum

Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan-bahan kecakapan kerja untuk


pengendalian mutu yang

dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut perintah Direksi Teknik.

Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh laboratorium kabupaten atau propinsi yang


sesuai dengan

pengaturan oleh direksi Teknik. Pengujian khusus di laboratorium pusat harus juga
dilaksanakan bila diminta

demikian oleh direksi teknik.

1.3.2 Pemenuhan Terhadap Spesifikasi

Semua pengujian harus memenuhi seperangkat standar di dalam spesifikasi.Bilamana hasil


pengujian tidak

memuaskan, kontraktor harus melakukan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dan peningkatannya


jika diperlukan

oleh Pimpinan Proyek atau direksi Teknik, dan harus melengkapi pengujian-pengujian untuk
menunjukkan

terpenuhinya spesifikasi.

1.3.3 Pengukuran dan Pembayaran

Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya-biaya semua pengujian yang


dilaksanakan untuk

memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian Pengendalian Mutu yang


ditetapkan di dalam bab
ini, harus dimasukkan ke dalam item pembayaran yang bersangkutan dan tidak ada
pembayaran terpisah

yang akan dibuat untuk pengujian.

Bab 1.4 Pelaksanaan Pekerjaan

1.4.1 Umum

1) Uraian

Untuk menjamin kualitas, ukuran-ukuran dan kinerja pekerjaan yangb benar, kontraktor harus

menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan dan memuaskan
Direksi

Teknik.Staf Teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan,
melakukan

pengujian lapangan untuk pengendalian mutu bahan-bahan dan kecakapan kerja,


mengendalikan dan

mengorganisasi tenaga kerja kontraktor dan memelihara catatan-catatan serta dokumentasi


proyek.

2) Pemeriksaan Lapangan

Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out), kontraktor harus mempelajari
gambar-

gambar kontrak dan bersama-sama dengan Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan daerah
proyek,

dan khususnya mengukur/memasang lebar jalan, daerah milik jalan, alinyemen untuk setiap
pelebaran

atau rekonstriksi drainase tepi jalan dan gorong-gorong, serta melakukan satu pemeriksaan
yang terinci

semua bangunan jembatan yang diusulkan. Perubahan tempat/volume dari pemeriksaan


tersebut di atas

harus dicatat pada Shop Drawings. Shop Drawings ini harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari

sesudah Surat Perintah Kerja ditandatangani, kepada Direksi teknik untuk persetujuannya.

3) Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan.
Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

1-3

4) Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang asli harus direkam
dan dijadikan

acuan.

5) Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis permukaan
harus

dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus diukur, serta penampang
melintang

diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemiringan melintang dan
untuk

menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi baru.

1.4.2 Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja

1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh
Direksi Teknik.

Sertifikasi ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua item-item yang dibuat pabrik
termasuk

aspal, semen, kapur, baja konstruksi dan kayu.

2) Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh semua bahan di lapangan dan bilamana


Direksi Teknik

meminta demikian, sertifikasi harus disediakan atau pengujian-pengujian dilaksanakan untuk


menjamin

kualitas, sesuai table jadwal Frekuensi Minimum Pengujian Pengendalian Mutu, dalam
Prakonstruksi.

3) Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi dokumen
kontrak dan harus

dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus diuji di lapangan atau di
laboratorium

selama konstruksi dan PHO sesuai jadwal pengujian minimum yang tercantum dalam jadwal
Frekuensi

Minimum Pengujian Pengendalian Mutu atas permintaan Direksi Teknik dan Kontraktor
harus membantu
serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.

4) Disain campuran untuk aspal beton dan stabilisasi tanah harus disiapkan dan diuji sesuai
dengan

spesifikasi dan tidak ada campuran yang boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan proyek
terkecuali ia

memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direksi Teknik.

5) Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan disain
campuran harus

direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.

1.4.3 Pengelola Lapangan dari Kontraktor

1) Kontraktor harus menunjuk seorang pimpinan lapangan untuk mengarahkan dan mengatur
pekerjaan

kontrak, termasuk pengorganisasian tenaga dan peralatan kontraktor, serta bertanggung jawab
bagi

pengadaan bahan-bahan yang sesuai dengan persyaratan kontrak. Pimpinan Lapangan harus
memiliki

pengalaman paling sedikit selama 10 tahun pada pekerjaan proyek dan harus Tenaga ahli
bidang Sipil

yang mampu.

Untuk perbaikan-perbaikan ringan dan pekerjaan pemeliharaan, persyaratan ini tidak


diharuskan dan

tergantung kepada konfirmasi/persetujuan tertulis dari Pimpinan Proyek.

2) Kontraktor harus menyediakan layanan seorang Pelaksana lapangan yang mampu dan
berpengalaman

untuk mengendalikan pekerjaan lapangan dalam kontrak, termasuk pengawasan lapangan,


kualitas dan

kecakapan kerja, sesuai dengan syarat-syarat kontrak.

1.4.4 Pengendalian Lingkungan

Kontraktor harus menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh terhadap
pengendalian pengaruh
lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat disain serta persyaratan spesifikasi yang
berhubungan dengan

polusi lingkungan dan perlindungan lahan serta lintasan air di sekitarnya akan ditaati.

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -1

BAB 2 DRAINASE BAB 2.1 UMUM

2.1.1 Uraian Pekerjaan Drainase 1) Pekerjaan drainase jalan yang dimaksud di sini akan
terdiri dari pembangunan

saluran tepi jalan dan jalan air, gorong-gorong serta sarana drainase lainnya.

2) Adalah satu persyaratan umum bahwa pekerjaan drainase tersebut harus

diselesaikan dan harus sudah berfungsi sebelum pelaksananan struktur perkerasan

dan bahu jalan.

2.1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan yang dicakup di Bab 2Drainase meliputi saluran-saluran, gorong-gorong

dan sarana drainase lainnya yang dibangun sesuai dengan gambar rencana dan

perencanaan, garis batas, ketinggian dan ukuran-ukuran yang ditunjukkannya dan

memenuhi spesifikasi ini.

2) Saluran akan merupakan saluran tanah terbuka baik dilapisi ataupun tidak dilapisi

dengan pasangan batu atau beton, yang mana akan ditentukan dalam kontrak.

3) Gorong-gorong berupa gorong-gorong pipa bertulang atau gorong-gorong pipa tidak

bertulang, ataupun pipa baja bergelombang, yang mana akan ditentukan dalam

kontrak.

4) Sarana-sarana drainase lainnya meliputi dinding kepala, dinding sayap, lapis

bantaran, lubang tangkapan, tanggul pemecah aliran, yang dibangun dengan

pasangan batu atau pekerjaan batu dengan siar, beton bertulang, beton tidak

bertulang, atau bronjong, yang mana akan ditentukan dalam kontrak.


2.1.3 Kepatuhan kepada Perintah//Petunjuk Direksi Teknik

1) Volume dan mutu bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan ini, dalam segala hal

harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan.

2) Kualitas kecakapan kerja harus berdasarkan kepada pemeriksaan metode

pelaksanaan, dan persetujuan Direksi Teknik terhadap pekerjaan-pekerjaan yang

telah selesai.

3) Direksi Teknik dapat memberikan perintah tambahan untuk jenis saluran atau

gorong-gorong yang khas yang harus dibangun sesuai kontrak.

4) Dalam hal suatu pekerjaan ditemukan cacat atau tidak sempurna atau menyimpang

dari peraturan dan syarat-syarat yang ditentukan, Kontraktor melakukan suatu

koreksi dan perbaikan-perbaikan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Sebagian atau seluruh biaya untuk melaksanakan perbaikan-perbaikan yang

diperlukan harus dipikul oleh kontraktor.

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -2

BAB 2.2 REHABILITASI DRAINASE TEPI JALAN

2.2.1 Umum

Pekerjaan ini akan mencakup pembersihan tumbuh-tumbuhan dan pembuangan benda-

benda dari saluran tepi jalan ataupun dari kanal-kanal yang ada, memotong kembali dan

membentuk ulang salura tanah yang ada untuk perbaikan atau peningkatan kondisi asli

dan juga perbaikan saluran yang dilapisi dalam hal ini saluran pasangan batu atau beton.

2.2.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan berikut dalam

spesifikasi ini :

Pasangan batu dengan pasir - Bab 8.1


Konstruksi Beton - Bab 7.1

Timbunan butiran yang dipilih - Bab 3.2

Tanah Stabilisasi - Bab 3.4

Drainase Porous - Bab 2.7

Pasangan Batu Kosong (Rip-Rap) - Bab 8.2

Bronjong - Bab 8.3

2.2.3 Persyaratan Disain Drainase

Saluran tepi jalan harus direhabilitasi dan dipelihara memenuhi potongan melintang dan

standar yang ditunjukkkan pada Gambar-gambar standar atau menurut petunjuk lain oleh

Direksi Teknik untuk mengikuti kondisi setempat.

Persyaratan disain umum harus memenuhi ketentuan berikut :

Lebar dasar saluran minimum = 50 cm

Kedalaman minimum sampai dasar saluran di bawah permukaan

formasi perkerasan = 50 cm

Kelandaian memanjang minimum = 1:200

2.2.4 Pelaksanaan Pekerjaan

1) Saluran Tanah

Semua sampah, tumbuh-tumbuhan, endapan dan bahan-bahan yang harus disingkirkan,

harus dibuang dari saluran tanah, termasuk dari saluran yang memotong bahu jalan dan

menyambung ke lubang tangkapan atau gorong-gorong, dan disingkirkan dari daerah

kerja sehingga Direksi Teknik puas. Saluran tanah harus dipotong dan dirapikan sampai

mencapai profil yang diperlukan serta ditingkatkan seperlunya, sampai elevasi dan profil

akhir yang harus diselesaikan sehingga memuaskan Direksi Teknik.

2) Saluran-saluran dilapisi

Saluran-saluran dilapisi yang dalam kondisi jelek atau rusak harus diperbaiki. Pasangan
batu atau beton yang pecah-pecah, rusak atau lepas harus dipotong dan diganti dengan

pasangan batu atau beton yang baru yang dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -3

dan menurut petunjuk Direksi Teknik. Pasangan baru harus dibangun menurut Spesifikasi

dalam Bab 2.4, dengan dibuatkan persyaratan untuk penyatuan pekerjaan lama dan

pekerjaan baru. Baru-batu dari pasangan lama hanya dapat dipakai jika dibersihkan,

membuang semua adukan yang melekat dan hanya jika disetujui oleh Direksi Teknik.

Rongga di belakang atau di bawah pasangan harus diisi dengan urugan butiran terpilih,

dipadatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik dan lubang pelepasan yang

baru harus dibuatkan seperti dan bilamana diminta Direksi Teknik.

3) Perbaikan Kerusakan Saluran karena Gerusan

Kerusakan saluran karena gerusan atau erosi harus diperbaiki sebagai berikut :

i. Daerah rusak harus dipotong kembali sampai tanah dasar yang keras dan pekerjaan

perbaikan yang cocok dengan jenis saluran dilaksanakanmenurut petunjuk umum

untuk rehabilitasi di atas.

ii. Bagian-bagian saluran yang tergerus harus direkonstruksi sampai mencapai bentuk

dan profil yang disetujui atau sesuai dengan perintah Direksi Teknik, menggunakan

cara-cara alternatif perbaikan sebagai berikut :

Pekerjaan stabilisasi tanah atau pembentukan ulang dengan bahan-bahan

berbutir.

Pelapisan baru untuk saluran tersebut

Perbaikan dengan pasangan batu kosong atau bronjong.

Pekerjaan cetakan dan penunjang dari kayu harus disediakan menurut kebutuhan dan

semua tanah-tanah serta bahan-bahan lain lebihan dibuang dari tempat tersebut.
BAB 2.3 SALURAN TANAH BARU, TERBUKA

2.3.1 Umum

1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembangunan saluran tanah baru yang mencapai garis, tingkat

dan profil seperti yang ditunjukkan pada gambar atau di lapangan.

Pekerjaan tersebut juga meliputi setiap pemindahan lokasi atau menjaga selokan atau

saluran irigasi yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan kontrak,

memasang gebalan rumput pada dasar saluran untuk mengurangi kecepatan air dan

memperkecil erosi.

2) Toleransi ukuran

a. Alinyemen saluran yang jadi dan profil potongan melintang tidak boleh berbeda dari

yang ditentukan atau disetujui lebih dari 5 cm pada setiap titik.

b. Ketinggian terakhir pada dasar saluran tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm pada

setiap titik dan dasar saluran tersebut harus cukup halus serta rata untuk menjamin

aliran air yang bebas tanpa terjadi empangan pada waktu aliran lambat.

2.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan

1) Penyiapan lapangan

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -4

Lokasi, panjang, arah dan kemiringan yang diperlukan dari saluran yang harus digali

beserta dengan semua lubang tangkapan dan kuala yang bersangkutan, harus dipatok di

lapangan oleh kontraktor, sesuai dengan gambar-gambar kontrak serta petunjuk-petunjuk

lainnya yang diberikan oleh Direksi Teknik.

2) Galian Saluran

a. Galian untuk saluran termasuk pembentukan, peningkatan dan perapihan tebing


samping harus dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar kontrak serta petunjuk-

petunjuk lainnya yang diberikan oleh Direksi Teknik di lapangan.

b. Semua bahan-bahan dari galian harus dipindahkan dari lapangan ke tempat

pembuangan yang disetujui oleh Direksi Teknik. Garis dan profil akhir saluran harus

diselesaikan sampai disetujui oleh Direksi teknik serta setiap penyesuaian atau

setiap perbaikan pekerjaan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan atau

penyimpangan-penyimpangan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah Direksi

Teknik.

3) Jalan Air yang ada

a. Kali kecil atau kanal asli di sekitar tempat kerja tidak boleh diganggu tanpa

persetujuan dari Direksi Teknik

b. Bahan-bahan yang mengendap dalam kali atau kanal sebagai hasil dari pekerjaan-

pekerjaan drainase harus disingkirkan bila pekerjaan tersebut telah diselesaikan atau

pada waktu lain seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.

c. Bila jalan air yang ada harus dipindahkan karena pelaksanaan pekerjaan dalam

kontrak alinyemen baru jalan air tersebut harus memelihara kemiringan dasar dan

profil yang ada, terkecuali diminta lain oleh Direksi Teknik.

2.3.3 Cara Pengukuran Pekerjaan

a. Galian saluran tanah harus dicukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai

volume tanah yang sebenarnya disingkirkan dan diakui oleh Direksi teknik yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan Drainase.

b. Kelebihan galian dari yang ditunjukkan dalam gambar atau dari yang diperintahkan

oleh Direksi Teknik tidak boleh diukur atau dibayar.

c. Bila ditemukan atau digali batu-batu (seperti yang dinyatakan dalam Bab 3.1.1 (batu

tersebut harus diukur dan dibayar sebagai galian Batu di bawah item pembayaran
3.1.2 spesifikasi ini).

2.3.4 Dasar Pembayaran

Volume-volume yang diberikan di atas akan dibayar atas dasar Harga Kontrak per satuan

pengukuran bagi item pembayaran yang tercantum di bawah.

Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan

semua pekerjaan kontrak termasuk pembersihan, galian, pembentukan kembali dan

penyelesaian saluran tanah serta kanal-kanal mencapai tingkat , garis dan profil akhir.

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -5

Nomor item Pembayaran U R A I A N Satuan Pengukuran

2.3.1

Galian saluran Tanah dan

Kanal

Meter kubik

BAB 2.4 SALURAN DILAPISI

2.4.1 Umum

1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari membangun saluran baru atau rekonstruksi aluran yang ada dan

memberikan satu lapisan pasangan batu sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau

seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan.

Pekerjaan tersebut juga termasuk setiap pemindahan atau penjagaan aliran air, kanal

irigasi atau jalan air yang ada, yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan

kontrak.

2) Toleransi Ukuran

a. Ketinggian final dasr saluran tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang ditentukan
pada setiap titik dan harus cukup halus serta bgentuknya rata untuk menjaminaliran

air yang bebas.

b. Alinyemen aliran dan profil potongan melintang akhir tidak boleh berbeda lebih dari 5

cm dari yang ditentukan pada setiap titik.

c. Permukaan masing-masing batu muka pasangan batu pelapisan tidak boleh berbeda

lebih dari 3 cm darim permukaan normal.

d. Ketebalan pasangan batu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar standard an

tidak boleh kurang dari 20 cm, terkecuali dinyatakan secara tertulis.

3) Penjadwalan Pekerjaan

Selokan mula-mula harus dibentuk lebih kecil dari penampang melintang yang

direncanakan. Pembentukan akhir untuk persiapan pembuatan lapisan serta perbaikan

kerusakan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan, baru dikerjakan sesudah tempat-

tempat sambungan dan elevasinya sudah disiapkan.

4) Contoh-Contoh Bahan

Contoh-contoh bahan yang digunakan termasuk semen, pasir dan batu untuk pekerjaan

pasangan batu harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum pekerjaan

dimulai.

5) Perbaikan-Pekerjaan yang tidak memuaskan

Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat

dikarenakan jeleknya penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan

spesifikasi harus diperbaiki oleh kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik tanpa ada

biaya tambahan.

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -6

2.4.2 Bahan-bahan
1) Urugan kembali dengan bahan terpilih untuk pelapisan saluran

Urugan kembali yang digunakan sebagai bahan dasar dan perbaikan bagian di bawah

pelapisan pasangan batu harus dari pasir, kerikil berpasir atau bahan berbutir bergradasi

baik yang disetujui lainnya dengan ukuran batu maksimum 20 mm, semuanya seperti

ditentukan pada Bab 2.7.

2) Bahan Filter

Bahan-bahan untuk membuat lapisan dasar menyerap air, kantong-kantong filter ataupun

lubang pelepasan pada pelapisan pekerjaan batu yang disetujui harus keras, awet, bahan

berbutir yang memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan pada Bab 2.7.

3) Pasangan Batu dengan Siar

a. Batu

Batu tersebut harus batu lapangan dengan permukaan kasar atau batu sumber (quarry)

kasar yang keras dalam kondisi baik, awet dan mutunya padat, tahan terhadap daya

perusakan air, serta sepenuhnya cocok digunakan sebagai pasangan batu, semuanya

seperti ditentukan pada Bab 8.1 Spesifikasi ini untuk pasangan batu dengan siar.

b. Adonan (Mortar)

Adonan terdiri dari semen Portland (PC) dicampur dengan agregat halus atau pasir kasar

dalam satu perbandingan 1 semen dan 3 agregat/pasir, terkecuali ditentukan lain oleh

Direksi Teknik.

c. Kelas Beton K125

Bila diperlukan beton yang digunakan untuk dasr dari pasangan batu harus dari kelas K-

125 yang sesuai dengan Spesifikasi Bab 7.1 ini.

2.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan

1) Penyiapan Lapangan

Lokasi, panjang, garis batas dan kemiringan yang diperlukan dari semua saluran-saluran
yangb harus digali dan dilapisi, bersama-sama dengan semua lubang tangkapan dan

kuala yang berkaitan, harus dipatok di lapangan oleh Kontraktor sesuai dengan rincian

pelaksanaan yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintahkan oleh

Direksi teknik serta harus diperiksa dan mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum

pelaksanaan pekerjaan dimulai.

2) Pelaksanaan Pelapisan Pasangan Batu dengan Siar

a. Persiapan Pondasi

i. Ketinggian permukaan pondasi untuk saluran harus dipasang dan digali sampai

kedalaman yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang

diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan untuk menjamin bahwa satu

permukaan yang baik dan memadai dapat diperoleh.

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -7

ii. Bila diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik, bahan lantai kerja yang disetujui

harus diletakkkan dan dipadatkan di tempatnya.

iii. Kecuali ditentukan lain atau ditunjukkan pada gambar rencana, dasar pondasi

untuk pelapisan pekerjaan batu harus normal (tegak lurus) atau dipotong

bertangga tegak lurus pada permukaan dinding.

iv. Bila ditunjukkan pada gambar rencana atrau diminta lain oleh Direksi Teknik,

satu pondasi atau alas pondasi dari beton akan diperlukan.

b. Pemasangan dan Penyelesaian Akhir Batu dengan Siar

Setelah disetujui penyiapan pekerjaan pondasi, pelapisan pasangan batu dengan

siar akan dibangun sebagaimana ditentukan dalam Bab 8.1 Spesifikasi ini.

c. Pemasangan Urugan

i. Urugan kembali dengan bahan terpilih sebagaimana ditentukan harus dipasang


dan dipadatkan dalam lapisan yang merata di bawah pasangan batu atau

dimana saja sebagaimana diperintahkan oleh dan mendapat persetujuan Direksi

Teknik.

ii. Bahan alas filter sebagaimana ditentukan harus dipasang dan dipadatkan dalam

lapisan tidak melebihi 15 cm tebalnya dans esuai dengan gambar rencana atau

menurut perintah Direksi Teknik.

3) Penyiapan Jalan Air Yang Ada

a. Aliran atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa

mendapat persetujuan dari Direksi Teknik.

b. Jika suatu galian dalam dasar aliran diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang

baik, kontraktor pada selesainya pekerjaan drainase harus mengurug kembali dan

memperbaiki galian tersebut.

c. Bahan-bahan yang mengendap dalam daerah aliran tersebut dari pondasi atau

galian-galian lainnya harus disingkirkan sepenuhnya pada penyelesaian

pembangunan.

4) Relokasi Jalan Air

Bila stabilisasi tanggul atau pekerjaan-pekerjaan permanent lainnya diperlukan untuk

kontrak tersebut menyebabkan penyumbatan yang tidak dapat dihindarkan atau secara

sebagian menyumbat suatu jalan air yang ada, maka jalan air tersebut harus direlokasi

(dipindahkan) untuk menjamin aliran air tidak terhalangi lewat pekerjaan tersebut pada

semua tingkatan aliran yang biasa. Relokasi jalan air tersebut akan memelihara

kemiringan dasar kanal yang ada dan harus diarahkan sedemikian sehingga tidak terjadi

gerusan terhadap pekerjaan itu atau terhadap hak milik di sekitarnya.

2.4.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran

Tidak ada persyaratan yang dibuat untuk pengukuran dan pembayaran saluran dilapisi di
bawah bab ini. Akan tetapi pekerjaan konstruksi untuk saluran dilapisi harus diukur dan

dibayar di bawah item pembayaran dari spesifikasi-spesifikasi yang terpisah berikut ini.

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -8

1) Galian untuk pembangunan saluran batu dilapisi atau rekonstruksi harus diukur

dalam meter kubik dan dibayar sebagai galian drainase di bawah item pembayaran

2.3.1 spesifikasi ini.

2) Pelapisan pasangan batu untuk saluran-saluran harus diukur dalam meter kubik dan

dibayar sebagao pasangan batu dengan siar di bawah item pembayaran 8.1.1

spesifikasi ini.

3) Bahan-bahan urugan kembali yang porous atau bahan dasar filter harus diukur dala

meter kubik dan dibayar sebagai bahan drainase porous di bawah item pembayaran

2.7.1 spesifikasi ini.

4) Beton dalam pondasi atau penopang pondasi harus diukur dalam meter kubik dan

dibayar sebagai beton tidak bertulang di bawah item pembayaran 7.1.2 spesifikasi

ini.

BAB 2.5 GORONG-GORONG PIPA BETON

2.5.1 U m u m

1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, pengantian atau pembangunan baru

gorong-gorong pipa beton bertulang atau tanpa tulang, termasuk tembok kepala,

bangunan inlet (masuk) dan outlet (pelepasan) serta pekerjaan-pekerjaan pelindung yang

berkaitan dengan gerusan, semuanya sesuai denga gambar rencana dan spesifikasi ini,

dan lokasinya ditunjukkan oleh Direksi Teknik.

2) Pengaturan (pematokan) di lapangan dan lokasi pekerjaan


a. Gorong-gorong barun yang ditempatkan di lapangan ditunjukkan pada gambar-

gambar kontrak. Lokasi dan ketinggian final akan diputuskan oleh Direksi teknik di

lapangan dan kontraktor harus melakukan suatu pekerjaan survey tambahan

sebagaimana diminta oleh Direksi teknik, untuk mementukan persyaratan gorong-

gorong mengenai ketinggian dan garis batas.

b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal

pekerjaan yang ditunjukkan dalam dokumen kontrak dan sebagaimana diperintahkan

oleh Direksi teknik, termasuk suatu pekerjaan perbaikan tambahan yang mungkin

ditemukan dim lapangan selama pekerjaan rehabilitasi drainase.

3) Penjadwalan pekerjaan

a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong boleh dimulai sebelum diberikan persetujuan

oleh Direksi Teknik mengenai lingkup pekerjaan.

b. Tidak ada pekerjaan perkerasan atau bahu jalan akan dilaksanakan sampai seluruh

pekerjaan gorong-gorong untuk bagian proyek tersebut diselesaikan.

4) Contoh-contoh bahan

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -9

a. Contoh-contoh bahan yang digunakan termasuk agregat beton, pasir beton,

penulangan beton, cetakan pipa beton, harus diperiksa dan mendapat persetujuan

dari Direksi teknik sebelum pekerjaan dimulai.

b. Contoh pipa beton bertulang harus diserahkan untuk pemeriksaan dan pengujian

sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik dan harus diterima sampai memuaskan

sebelum digunakan di lapangan.

2.5.2 Bahan-Bahan

1) Beton
Beton yang digunakan pada setiap pekerjaan struktural yang diuraikan dalam bagian ini

harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Bab 7.1 spesifikasi ini untuk kelas-

kelas beton berikut :

Kelas K 225 : Struktur dan pipa gorong-gorong beton bertulang

Kelas K 175 : Pelat pondasi dan dinding-dinding

Kelas K 125 : Pondasi beton massa dan pembungkus pipa gorong-gorong

2) Baja Tulangan untuk Beton

Semua baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan

yang ditentukan dalam Spesifikasi Bab 7.2 ini.

3) Pipa Beton

a. Semua pipa-pipa beton harus pracetak dan didapat dari satu pabrik yang disetujui,

terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi teknik untuk pencetakan di lapangan.

b. Pipa Beton bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO No. M170

dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar.

c. Pipa-pipa beton tak bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO

no.M86 (tabel 1A) dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar. Pipa beton tak

bertulang harus dibatasi sampai satu diameter dalam maksimum 80 cm.

d. Atas dasar persetujuan Direksi Teknik, kontraktor dapat mencetak pipa beton tidak

bertulang di lapangan, yang konstruksinya harus sepenuhnya sesuai dengan

spesifikasi ini serta dengan cetakan pipa dan baja yang harus diperiksa dan disetujui

oleh Direksi Teknik sebelum digunakan.

4) Pasangan Batu

Bahan-bahan pasangan batu yang digunakan untuk dinding dan kepala gorong-gorong

serta struktur tumpuan beban harus memenuhi persyaratan umum untuk pasangan batu,

bab 7.4 spesifikasi ini.


Kualitas batu harus mendapat persetujuan Direksi teknik sebelum digunakan di lapangan.

5) Bahan Alas (dasar)

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -10

Bahan-bahan berbutir untuk alas atau untuk mengurug kembali gorong-gorong pipa dan

struktur lainnya terdiri dari kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi persyaratan

Spesifikasi Bab 2.7 ini.

6) Urugan Kembali

Bahan timbunan yang digunakan untuk mengurug kembali sekeliling pipa dan di belakang

dinding kepala harus memenuhin persyaratan Bab 3.2 Urugan dari spesifikasi ini.

2.5.3 Pelaksanaan Pekerjaan

1) Penyiapan Lapangan

Galian dan penyiapan parit-parit serta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding

kepala harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3.1 Galian dan

persyaratan-persyaratan selanjutnya yang diberikan dalam spesifikasi ini.

Bahan-bahan alas (dasar) untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai dengan

persyaratan Spesifikasi Bab 2.7.

2) Pemasangan Pipa Gorong-Gorong

a. Pipa gorong-gorong tersebut harus diletakkan secara hati-hati, dengan ujung alur di

bagian yang tinggi dan ujung lidah sepenuhnya masuk ke dalam alur yang

bersangkutan dan tepat dengan garis dan kemiringan yang diperlukan.

b. Sebelum bagian berikutnya diletakkan, separuh bagian bawah lidah masing-masing

bagian berikutnya harus diplester di permukaan bagian dalam dengan adukan semen

dengan ketebalan yang cukup untuk menyatukan permukaan dalam pipa yang

berbatasan tepat dan rata. Pada saat yang sama separuh bagian atas lidah dari pipa
berikutnya harus diplester sama dengan adukan.

c. Setelah pipa tersebut diletakkan, sambungan yang masih tersisa harus diisi dengan

adukan dan adukan tambahan yang cukup dan harus digunakan sehingga rongga

sekelilingnya terisi penuh. Bagian dalam sambungan harus disapu dan diselesaikan

dengan halus. Adukan pada bagian luar harus tetap basah selamaq dua hari sampai

Direksi Teknik mengijinkan pelaksanaan urugan kembali.

3) Pengurugan dan Pemadatan

a. Pengurugan kembali dan pemadatan di sekelilingnya dan di atas gorong-gorong

harus dilaksanakan sebagaimana ditentukan secara rinci dalam Bab 3.2 Urugan,

menggunakan bahan-bahan terpilih yang disetujui oleh direksi Teknik. Bahan-bahan

tersebut harus terdiri dari tanah atau kerikil, bebas dari gumpalan lempung dan

benda tumbuh-tumbuhan serta berisi batu-batu yang tidak tertahan pada saringan 25

mm.

b. Urugan tersebut diberikan dengan ketebalan minimum 30 cm di atas puncak pipa

dan satu jarak minimum satu setengah diameter dari sumbu pipa pada kedua sisi

kecuali dalam parit. Perhatian khusus harus diberikan untuk menjamin bahwa urugan

kembali di bawah pinggang pipa dipadatkan dengan baik.

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -11

c. Alat pemadatan tanah yang berat tidak boleh beroperasi lebih dekat dari 1,50 meter

kepada gorong-gorong, sampai gorong-gorong tersebut telah selesai ditutup setebal

paling sedikit 60 cm di atas puncak pipa.

d. Alat pemadatan ringan boleh dioperasikan di dalam batas-batas di atas, asalkan

urugan kembali tersebut telah dipasang dan dipadatkan dan memberikan penutup

minimum 30 cm di atas puncak pipa. Walaupun demikian, kontraktor harus


bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat operasi tersebut.

4) Beton Pembungkus Pipa

Pipa-pipa harus dibungkus denganb beton yang sesuai dengan rincian yang ditunjukkan

pada gambar rencana atau seperti diperintahkan oleh direksi Teknik jika ketebalan

penutup yang harus dipasang lebih besar dari ketebalan minimum atau kurang dari

ketebalan minimum yang ditunjukkan pada gambar atau dalam spesifikasi pabrik pipa

untuk ukuran dan kelas pipa yang khusus.

5) Dinding Kepala Gorong-Gorong dan Bangunan Pelengkap

Kecuali secara lain ditunjukkan pada gambar, bangunan lapis dinding pelimpah dan

bangunan pelindung gerusan yangb berkaitan dengan bangunan gorong-gorong yang

tidak diperlukan untuk memikul beban struktural yang berat, harus dibangun dengan

pasangan batu dengan siar. Kepala gorong-gorong dan dinding sayap harus dibangun

menggunakan pasangan batu plesteran (lihat Bab 7.4).

6) Memperpanjang Gorong-Gorong yang Ada

Bila perpanjangan gorong-gorong yang ada memerlukan dinding kepala, dinding sayap

atau bangunan-bangunan lama lainnya yang berkaitan, bagian-bagian tersebut harus

dibongkar dengan hati-hati dengan satu cara untuk menghindari kerusakan-kerusakan

pipa atau elemen-elemen struktural yang harus tinggi. Jika terjadi kerusakan pada

gorong-gorong yang direncanakan untuk tetap ada, bagian-bagian yang rusak harus

diganti atas beban biaya kontraktor.

2.5.4 Cara Pengukuran Pembayaran

1) Volume-volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong pipa

beton, berupa jumlah meter panjang gorong-gorong pipa baru yang dipasang atau

diperpanjang, diukur dari ujung ke ujung pipa.

2) Dinding kepala dan dinding sayapserta streuktur lainnya yangb berkaitan yang
dibangun dengan pasangan batu atau beton akan diukur untuk pembayaran dalam

meter kubik pekerjaan yang selesai dan diterima sesuai dengan item-item

pembayaran secara terpisah yang dimasukkan dalam spesifikasi ini.

3) Penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuatkan di bawah item pembayaran

terpisah nomor 3.1.2. Akan tetapi tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran

yang akan dibuat untuk setiap galian lain atau pekerjaan urugan lain. Biaya

pekerjaan tersebut dianggap sudah termasuk dalam pelaksanaan pekerjaan gorng-

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -12

gorong pipa beton dan harus sudah dimasukkan dalam harga penawaran untuk

gorong-gorong dan untuk berbagai bahan-bahan pembangunan yang digunakan.

4) Penyediaan untuk bahan alas berbutir terpilih atau bahan filter harus dibuat di bawah

item pembayaran yang terpisah nomor 2.7.1.

2.5.5 Dasar Pembayaran

Volume gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar

pada harga kontrak per satuan pengukuran yang bersangkutan bagi masing-masing item

pembayaran yang tercantum di bawh dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran.

Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh bagi pengadaan

dan pemasangan semua bahan-bahan dan untuk galian serta pembuangan bahan-bahan,

pemadatan, pekerjaan acuan, urugan kembali, lubang pelepasan dan semua biaya-biaya

lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan dalam

spesifikasi ini.

Nomor Item Pembayaran

U R A I A N Satuan Pengukuran

2.5.1 GORONG-GORONG PIPA BETON BERTULANG


(1) Diameter dalam, 60 cm

(2) Diameter dalam, 80 cm

(3) Diameter dalam, 100 cm

(4) Diameter dalam, 120 cm

meter panjang

meter panjang

meter panjang

meter panjang

2.5.2 GORONG-GORONG PIPA BETON TANPA TULANG

(1) Diameter dalam, 60 cm

(2) Diameter dalam, 80 cm

meter panjang

meter panjang

BAB 2.6 GORONG-GORONG PIPA BAJA BERGELOMBANG

2.6.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembangunan baru

pipa baja bergelombang termasuk pembuatan bangunan dinding kepala, bangunan inlet

dan outlet dan pekerjaan-pekerjaan perlindungan gerusan yang bersangkutan, semuanya

sesuai dengan gerusan yang bersangkutan, semuanya sesuai dengan gambar-gambar

dan pada lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik.

(2) Pematokan dan Pengukuran di Lapangan serta Lokasi Pekerjaan

a. Gorong-gorong baru harus ditempatkan di lapangan yang ditunjukkan pada gambar-

gambar kontrak. Lokasi dan permukaan akhir akan diputuskan oleh Direksi Teknik di

lapangan dan Kontraktor harus melaksanakan suatu pekerjaan survai tambahan


sebagaimana dimintakan oleh Direksi Teknik, untuk menentukan persyaratan

gorong-gorong terhadap garis batas dan permukaannya.

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -13

b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong dari pipa baja bergelombang harus dilaksanakan

sesuai jadwal (schedule) pekerjaan yang ditunjukkan dalam dalam gambar kontrak

dan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, termasuk setiap pekerjaan

perbaikan tambahan yang mungkin ditemukan di lapangan selama pelaksanaan

pekerjaan rehabilitasi drainase.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan

DireksiTeknik mengenai ruang lingkup pekerjaan.

b. Tidak ada pekerjaan perkerasan dan bahu jalan yang boleh dilaksanakan sebelum

semua pekerjaan gorong-gorong untuk bagian proyek yang bersangkutan telah

diselesaikan.

(4) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidak-teraturan atau cacat-cacat karena

jeleknya penanganan atau gagalnya Kontraktor mematuhi persyaratan spesifikasi, harus

dibetulkan dengan perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor, sampai

memuaskan Direksi Teknik.

2.6.2 Bahan-Bahan

(1) Pipa Baja Bergelombang

Pipa Baja Bergelombang dan sabuk penyambung (coupling bands) yang berkaitan serta

bahan-bahan penyambungan, harus berupa besi atau baja bergelombang yang dilapisi

seng dan memenuhi Spesifikasi AASHTO No. M36.


(2) Pasangan Batu

Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding kepala pasangan batu beserta struktur yang

berkaitan harus memenuhi persyaratan umum untuk pasangan batu Bab 7.4 Spesifikasi

ini. Kualitas batu harus mendapat persetujuan Direksi Teknik, sebelum digunakan di

lapangan.

(3) Bahan Alas Dasar

Bahan bahan berbutir untuk alas (dasar) atau urugan kembali pada gorong gorong

pipa dan struktur lainnya harus terdiri dari kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi

persyaratan Bab 2.7 Spesifikasi ini.

(4) Bahan timbunan yang di gunakan untuk urugan kembali di sekeliling pipa pipa dan di

belakang dinding kepala harus memenuhi persyaratan-persyaratan Spesifikasi Bab 3.2

Urugan

2.6.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -14

a. Galian dan penyiapan parit beserta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding

kepala harus dilaksnakan sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3.1 Galian dan

persyaratan lebih lanjut yang diberikan dalam spesifikasi ini.

b. Bahan alas (dasar) untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai dengan

persyaratan Bab 2.7 dengan menyediakan satu pondasi yang keras dan rata untuk

pipa baja.

c. Setiap batu bongkahan atau batu brangkal yang di temukan dalam mempersiapkan

pondasi untuk pipa baja, harus dipotong dan di buang sampai kedalaman 20 cm, dan

tanah dasar tersebut diurug kembali serta dipadatkan mencapai ketinggian yang
benar dengan bahan-bahan urugan yang cocok.

d. Pada umumnya garis batas galian untuk gorong-gorong pipa baja harus diperiksa

terhadap daerah keras dan daerah lunak serta pondasi dibuat serata mungkin

beserta daerah-daerah lunak diganti dengan bahan-bahan yang cocok. Dimana

dimintakan demikian dalam gambar rencana dan daftar penawaran atau

sebagaimana diperintahkan oleh direksi Teknis di lapangan, bahan alas ( dasar)

berbutir harus di tempatkan (dipasang) sampai kedalaman 15-30 cm yang diperlukan

untuk mendukung satu pondasi yang mantap sesuai dengan persyaratan Bab 2.7.

(2) Pemasangan Gorong-gorong Pipa Baja Bergelombang

a. Pipa Baja Bergelombang dapat di rakit sebelumnya menjadi bagian-bagian di

lapangan kerja atau di rakit di dalam parit yang sudah disiapkan.

b. Pipa Baja Bergelombang yang dirakit sebelumnya menjadi bagian-bagian harus

diturunkan ke dalam lubang (tempat) di atas pondasi yang telah di siapkan

menggunakan tali sling. Bagian-bagian pipa rakitan tidak boleh berlebihan

panjangnya sehingga akan terjadi pembungkukan (lendutan) sambungan-sambungan

ketika penurunan ketempatnya dan harus diberikan perhatian untuk menghindari

kerusakan diujung (dengan penjatuhan) selama pengangkutan atau pemasangan.

c. Semua pipa baja bergelombang yang dirakit harus dibuat secara teliti, dengan sabuk

penyambungan dipasang secara benar untuk menghindari tegangan yang berlebihan.

(3) Pengurugan dan Pemadatan

Pengurugan kembali dan pemadatannya di sekeliling dan di atas gorong-gorong pipa baja

harus dilaksanakan sebagaimana secara umum diuraikan pada Bab 3.2 Urugan dan

secara khusus sesuai dengan persyaratan Bab 2.5.3 (3) harus diberikan perhatian untuk

menjamin bahwa bahan urugan ditempatkan dan dipadatkan dalam lapisan yang merata

tidak melebihi tebal 15 cm secara bergantian bagi kedua sisi pipa untuk menjaga
permukaan pemadatan dan penunjangan yang sama masing-masing sisi.

(4) Bagian Ujung Dinding dan Gorong-Gorong Baja

a. Perlakuan bagi ujung gorong-gorong pipa baja harus sesuai dengan persyaratan

Direksi Teknik dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran. Bentuk alternatif

penyesuaian akan meliputi :

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -15

Pra fabrikasi bagian ujung baja dengan atau tanpa pasangan batu kosong (rip-rap)

dengan adukan atau bronjong.

Dinding kepala pasangan batu.

b. Bagian ujung baja harus diletakkan di atas bahan alas (dasar) yang dipadatkan dengan

baik dan menyatu kepada ujung-ujung gorong-gorong pipa baja oleh sambungan yang

dibaut yang sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.

c. Jika diperlukan dengan pasangan batu kosong atau bronjong, mereka harus diletakkan

pada tebing sesuai dengan persyaratan Bab 8.1 untuk memberikan perlindungan

terhadap erosi dan menunjang bagian ujung tersebut.

d. Dinding kepala pasangan batu harus dibangun dengan sesuai dengan pesyaratan Bab

7.4 untuk ujung inlet dan outlet pipa gorong-gorong sesuai tempat dan ketinggian yang

diminta oleh Direksi Teknik.

2.6.4 Cara Pengukuran

1) Volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong pipa baja

bergelombang harus berupa jumlah meter panjang struktur pipa baru atau yang

diperpanjang yang dipasang, diukur dari permukaan dinding kepala bagian luar atau

dari ujung ke ujung (tidak termasuk bagian akhir) pipa gorong-gorong yang tidak

dilengkapi dengan dinding kepala.


2) Bilamana dilengkapi dengan dengan bagian ujung (akhir), hal ini harus diukur dengan

jumlah bagian individual (tersendiri).

3) Dinding kepala dan dinding sayap dan struktur lainnya yang bersangkutan yang

dibangun dengan pasangan batu atau beton harus diukur untuk pembayaran dalam

meter kubik pekerjaan yang telah selesai dan diterima sesuai dengan item

pembayaran terpisah yang dimasukkan dalam Spesifikasi ini.

4) Pasangan batu kosong dengan siar dan bronjing harus diukur untuk pembayaran

dalam meter kubik yang selesai dan diapasang, sesuai dengan item pembayaran

terpisah nomor 8.2.2 dan 8.3.1 Spesifikasi ini.

5) Pengukuran dan penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuat di bawah item

pembayaran nomor 3.1.2 akan tetapi tidak ada pengukuran untuk pembayaran yang

terpisah yang dibuat untuk setiap pekerjaan galian lainnya atau urugan lainnya. Biaya

untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut akan dianggap sebagai incidental (sudah

termasuk) dalam melaksanakan pekerjaan gorong-gorong pipa, dan akan

dimasukkan dalam penawaran harga untuk gorong-gorong pipa baja bergelombang

dan untuk berbagai bahan bangunan yang digunakan.

6) Penyediaan untuk bahan berbutir pilihan atau bahan filter akan dibuat di bawah item

pembayaran terpisah nomor 2.7.1.

2.6.5 Dasar Pembayaran

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -16

Volume gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana diberikan di atas akan dibayar

pada harga kontrak per satuan pengukuran yang bersangkutan untuk masing-masing item

pembayaran yang dicantumkan di bawah ini dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran

Harga-Harga dan pembayaran ini akan berupa kompensasi penuh untuk pengadaan dan
pemasangan semua bahan-bahan, dan untuk galian serta pembuangan bahan-bahan,

pemadatan, pekerjaan acuan, pengurugan kembali, lubang-lubang pelepasan dan semua

biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang

diuraikan dalam Spesifikasi ini.

Nomor Item

Pembayaran

U R A I A N Satuan

Pengukuran

2.6.1 GORONG-GORONG PIPA BAJA BERGELOMBANG

(1) Diameter Nominal, 60 cm

(2) Diameter Nominal, 80 cm

(3) Diameter Nominal, 100 cm

(4) Diameter Nominal, 120 cm

(5) Diameter Nominal, 140 cm

Meter panjang

Meter panjang

Meter panjang

Meter panjang

Meter panjang

2.6.2 BAGIAN UJUNG BAJA BERGELOMBANG

(1) Diameter Nominal, 60 cm

(2) Diameter Nominal, 80 cm

(3) Diameter Nominal, 100 cm

(4) Diameter Nominal, 120 cm

(5) Diameter Nominal, 140 cm


Jumlah

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Catatan : Diameter nominal berdasarkan Standar Pabrik Pembuat

BAB 2.7 DRAINASE POROUS

2.7.1 Umum

1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari memperoleh, mengangkut, menempatkan dan memadatkan

bahan-bahan urugan berbutir yang porous yang diperlukan untuk lapisan alas (dasar)

pipa gorong-gorong, saluran beton, beton porous dan saluran di bawah permukaan

atau untuk mencegah penghanyutan atau penggerusan bagian halus tanah oleh

rembesan air tanah. Pekerjaan tersebut juga meliputi pengadaan dan pemasangan

pipa-pipa porous, saluran ubin dan anyaman filter tanah (geotekstil) jika diperlukan

demikian.

b. Bahan-bahan ini harus digunakan untuk maksud drainase yang penempatannya pada

bagian belakang dinding kepala jembatan, dinding sayap, dinding penahan tanah,

dinding rip-rap dan dinding bronjong serta dalam konstruksi perkerasan saluran

bawah tanah, saluran pasangan beton, gorong-gorong, selimut pasir dan drainase

vertikal untuk tujuan stabilisasi, filter ujung kaki talud dan pekerjaan sejenis lainnya.,

yang sesuai dengan Spesifikasi ini atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi

Teknik.

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -17
2) Toleransi Ukuran

a. Profil akhir untuk drainase porous urugan berbutir tidak boleh berbeda dengan profil

yang ditentukan atau profil yang disetujui lebih dari 2 cm.

b. Kemiringan dan permukaan akhir untuk pipa dan bahan dasar saluran beton tidak

boleh berbeda dengan yang ditentukan lebih dari 1 cm.

c. Permukaan pondasi untuk urugan porous yang digunakan dalam selimut drainase

harus rata dan teratur dan dengan satu kemiringan merata minimum 1 dalam 200.

d. Kemiringan minimum dalam saluran yang dibangun dengan pipa porous harus 1:600.

3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bahan butiran drainase porous yang bersih harus dipasang segera sebelum

penempatan bahan-bahan lapis ulang (overlay).

b. Bahan-bahan butiran drainase porous untuk drainase pasir tegak harus ditempatkan

dan dibentuk setelah lapisan-lapisan tanggul horisontal diletakkan (dipasang).

4) Contoh-contoh

a. Contoh-contoh bahan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi

Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

b. Contoh-contoh pipa porous dan anyaman filter (geotekstil) harus disertai dengan

Spesifikasi dan sertifikat pabrik.

c. Contoh-contoh bahan urugan porous dan bahan filter harus disertai dengan hasil-

hasil test gradasi yang dilakukan terhadap bahan tersebut.

2.7.2 Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Bahan urugan porous dan bahan dasar filter harus suatu bahan porous butiran

bergradasi, dengan ukuran nominal maksimum harus sesuai dengan instruksi Direksi

Teknik untuk menjamin bahwa pencucian bagian halus (fines) tidak akan terjadi.
b. Filter anyaman plasik (geotekstil) harus suatu anyaman/tenunan geotekstil sintesis

yang disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Pipa porous dan pipa lubang pelepasan.

i. Pipa-pipa porous untuk drainase di bawah permukaan harus saluran b/s tanah liat,

diameter dalam 100 mm, memenuhi persyaratan Spesifikasi AASHTO M179.

ii. Pipa-pipa yang ditempatkan sebagai lubang pelepasan melalui dinding-dinding dan

lapisan beton atau pasangan batu harus berdiameter 50 mm dan dibangun dari

bahan yang awet, kuat dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Persyaratan Gradasi

a. Secara umum tabel-tabel berikut digunakan untuk menentukan batas-batas gradasi

bagi bahan filter porous.

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -18

TABEL 2.7.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK BAHAN ALAS FILTER

UKURAN

SARINGAN (mm)

% LOLOS

KERIKIL PASIR

75.0 100 -

37.5 60 - 90 -

4.75 0 - 10 100

0.075 - Maks. 5

TABEL 2.7.2 PERSYARATAN GRADASI BAHAN FILTER UNTUK SALURAN


BAWAH

TANAH YANG POROUS

UKURAN SARINGAN (mm) % LOLOS


9.5 100

4.75 95 100

1.18 45 80

0.425 10 30

0.15 2 - 10

(3) Syarat-Syarat Kualitas untuk Bahan-Bahan Alas (Dasar)

a. Bahan alas (dasar) untuk saluran pipa dan saluran beton serta gorong-gorong terdiri

dari pasir bergradasi baik, kerikil berpasir atau batu pecah.

b. Bahan alas (dasar) tersebut harus memenuhi syarat kualitas yang diberikan pada

Tabel 2.7.3 kecuali diperintahkan lagi oleh Direksi Teknik.

TABEL 2.7.3 SYARAT KUALITAS UNTUK BAHAN ALAS (DASAR)

URAIAN SATUAN UJI

Ukuran Partikel maksimum

Lolos 0.075 mm (saringan No. 200)

Batas Cair

Indeks Plastisitas

20 mm

Maksimum 15 %

Maksimum 25 %

Maksimum 6 %

2.7.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penempatan Urugan Porous

a. Penempatan urugan porous di sekeliling pipa, saluran atau di belakang struktur harus

dilaksanakan segera mengikuti penempatan pipa atau pemasangan struktur, dan

harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan tebal maksimum 15 cm sampai satu


kepadatan yang disetujui sebesar 95% maksimum kepadatan kering (standar proctor)

atau suatu kepadatan lainnya sebagaimana dimintakan oleh Direksi Teknik.

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -19

Pengurugan di atas bahan porous harus diselesaikan sesudah satu penundaan

paling sedikit selama 10 hari, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

b. Dimana selimut drainase tipis urugan porous dipasang, urugan tersebut harus

dipadatkan secara ringan dan ditutup dengan lapisan urugan tanah untuk pemadatan

terakhir. Diberikan perhatian untuk melindungi selimut drainase dari kerusakan atau

saling bercampur dengan urugan tanah.

(2) Penempatan Bahan Alas (Dasar)

Parit untuk saluran pipa gorong-gorong beton, saluran di bawah permukaan atau

pekerjaan-pekerjaan sejenis yang memerlukan satu lapisan alas (dasar), harus digali

yang secara umum sesuai dengan Spesifikasi Bab 3.1 ini, dan satu alas pondasi yang

mantap disiapkan sampai ke tingkat untuk menerima bahan dasar. Tebal alas (dasar)

untuk pipa-pipa tidak boleh kurang dari 10% diameter pipa atau saluran, dengan satu

ketebalan minimum 5 cm.

Alas dasar tersebut harus dipasang untuk membuat hubungan yang kokoh dari sisi bawah

pipa dan memberikan penopangan yang merata dengan potongan ceruk-ceruk untuk

sumbat dan sambungan kotak (socket).

(3) Pemasangan Geotekstil

Anyaman filter plastik geotekstil tersebut harus dipasang sesuai dengan rekomendasi

pabrik pembuat.

(4) Pemasangan Pipa Porous

a. Urugan pipa porous sebagai alas dasar pipa porous harus diletakkan sebagaimana
diuraikan pada Bab 2.7.3 (1) menggunakan gradasi seperti ditentukan dalam Tabel

2.7.2.

b. Pipa porous harus dipasang di atas dasar yang telah disiapkan dan ditempatkan pada

posisi secara hati-hati terhadap alinyemen dan kemiringannya; meletakkan

sambungan ujung dengan celah tidak melebihi 5 cm. Sambungan tersebut harus

dibungkus dengan satu anyaman filter (geotekstil) yang disetujui, kemudian bagian

sebelah atas juga dilindungi dengan kertas ter yang disetujui atau yang sejenis, dan

kemudian ditutup dengan urugan porous seperti yang ditentukan pada Bab 2.7.3 (1).

(5) Pembuatan Lubang Pelepasan (Weapholes)

a. Lubang pelepasan harus dibuat sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik, dan secara

umum akan berjarak 2 meter terpisah dan bertangga vertikal 1 meter.

b. Apabila kantong-kantong filter harus dibuat di belakang lubang pelepasan, bahan filter

tersebut akan mencapai 30 cm ke dalam urugan yang normal, kecuali diperintahkan

lain oleh Direksi Teknis.

2.7.4 Pengendalian Mutu

1) Pengujian Laboratorium

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -20

a. Pengujian harus dilakukan untuk masing-masing sumber pengdaan bahan filter

urugan porous atau bahan alas agar supaya memenuhi persyaratan Spesifikasi ini.

b. Contoh-contoh bahan harus diserahkan bersama-sama dengan data pengujian seperti

dimintakan di bawah Bab 2.7.1 (4) dan harus mengacu kepada pengujian-pengujian

laboratorium berikut ini :

TABEL 2.7.4 TES LABORATORIUM UNTUK BAHAN DRAINASE POROUS

TEST RUJUKAN TEST JENIS


AASHTO BINA MARGA

Analisa saringan agregat

halus dan agregat kasar

T27 PB 0201 76 Menentukan distribusi

ukuran partikel dari

partikel halus dan partikel

kasar

Jumlah bahan yang lebih

halus dari saringan

0.075 dalam agregat

T11 PB 0208 76 Menentukan total volume

bahan yang lebih halus

dari saringan standar

0.075 mm yang berada

dalam agregat

Menentukan batas cair

dan batas plastik

T89

T90

PB 0109 - 76

PB 0110 - 76

Tes plastisitas

(2) Pengendalian Lapangan

Tes pemadatan bahan urugan harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan yang

sesuai dengan perintah Direksi Teknis untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi ini.
Tes harus meliputi :

Hubungan kepadatan kadar air - AASHTO T79

Kepadatan di tempat - AASHTO T191

2.7.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Bahan Urugan Porous, Filter dan Alas (Dasar)

a. Bahan urugan porous, bahan selimut filter dan bahan alas dasar harus

diklasifikasikan dan diukur sebagaimana tersebut di bawah bab ini hanya jika

digunakan untuk tujuan khusus yang diuraikan dalam gambar dan Daftar Penawaran

atau seperti diperintahkan dan diterima oleh Direksi Teknik secara tertulis.

b. Volume bahan urugan porous, bahan filter dan bahan alas dasar harus diukur untuk

pemabayaran beerupa jumlah meter kubik bahan dipadatkan mencapai bentuk dan

profil yang disetujui. Setiap bahan yang dipasang yang melebihi dati yang diperlukan

akan diperlakukan sebagai urugan terpilih atau urugan biasa yang mana yang sesuai

untuk pengurugan kembali parit atau pondasi yang umum, dan tidak boleh diukur di

bawah bab ini.

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -21

(2) Anyaman Filter Plastik (Geotekstil)

Anyaman filter plastik (geotekstil) harus diukur dalam meter persegi atau luas yang ditutup

(tanpa cadangan untuk tumpang tindih) semua menurut rekomendasi pabrik pembuat dan

persetujuan Direksi Teknik.

(3) Pipa-Pipa Porous

Pipa porous akan diukur dalam meter panjang dari ujung ke ujung pipa yang dipasang

menurut Spesifikasi dan persetujuan Direksi Teknik. Tidak ada pengukuran untuk

pembayaran yang terpisah akan dibuat untuk penyediaan dan pemasangan filter
anyaman (geotekstil) dan kertas ter (pembungkus) di atas sambungan-sambungan

pekerjaan-pekerjaan demikian dimasukkan sebagai bagian dari pekerjaan untuk

menyediakan dan memasang pipa-pipa porous.

(4) Lubang Pelepasan (Weepholes)

Tidak akan dibuatkan penyediaan bagi pembuatan lubang pelepasan (weepholes),

pekerjaan tersebut diperlukan merupakan keharusan dan telah dimasukkan di dalam

pembuatan dinding atau pelapisan.

(5) Galian atau Urugan untuk Bahan Urugan Porous, Bahan Alas Dasar dan Bahan Filter

atau Pekerjaan Drainase di bawah Permukaan.

Terkecuali untuk galian batu (yang akan dicakup di bawah item pembayaran terpisah)

tidak ada pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian dan

pekerjaan urugan, pekerjaan demikian diperlukan sebagai kelengkapan (sudah termasuk)

yang ada dalam melaksanakan pekerjaan untuk urugan kembali, bahan porous, bahan

alas dasar dan bahan filter atau drainase di abwah permukaan, dan dimasukkan dalam

daftar penawaran untuk pekerjaan-pekerjaan ini.

2.7.6 Dasar Pembayaran

Pekerjaan yang diukur seperti yang diberikan di atas akan dibayar pada Harga Kontrak

per satuan pengukuran yang bersangkutan dengannya untuk masing-masing item

pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran. Harga

dan pembayaran ini berupa kompensasi penuh untuk pengadaan dan pemasangan

semua bahan-bahan, tenaga, alat dan semua biaya lainnya yang diperlukan untuk

penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan dalam Spesifikasi.

Nomor Item

Pembayaran

U R A I A N Satuan
Pengukuran

2.7.1 Bahan urugan porous, bahan selimut filter dan

bahan alas dasar

Meter kubik

2.7.2 Ayaman Filter Plastik (Geotekstil) Meter persegi

2.7.3 Pipa-Pipa Porous Meter panjang

Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten

2 -22

BAB III

PEKERJAAN TANAH

BAB 3.1 GALIAN

3.1.1 Umum

(1). Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah
atau batu ataupun

bahan-bahan lainnya dari jalan kendaraan dan sekitarnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan kontrak

yang memuaskan.

b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan, air dan selokan-selokan,
pembuatan parit atau

pondasi pipa, gorong-gorong,saluran-saluran atau bangunan-bangunan lainnya, untuk


pembuangan tana-tanah

yang tidak cocok dan tanah selimut (bagian atas) untuk pekerjaan stabilisasi dan pembuangan
tanah longsor,

untuk bahan galian tanah konstruksi ataupun untuk pembuangan bahan-bahan buangan dan
pada umumnya

pembentukan kembali daerah jalan, sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang
paling
bertangggung jawab terhadap garis batas, kelandaian dan potongan melintang yang
ditunjukkan pada gambar

rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

c. Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan bab ini berlaku untuk semua pekerjaan
galian yang

dilaksanakan dalam hubungan dengan kontrak , termasuk pekerjaan-pekerjaan yang yang


berkaiatan dalam

bab ini, dan semua galian diklasifikasikan dalam satu atau dua kategori :

1) Galian Biasa

2) Galian Batu

(2) Definisi

a. galian batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume setengah kubik atau
lebih besar atau macam-

macam bahan padat yang menyatu dan keras yang dalam pendapat direksi teknik tidak praktis
untuk digali tanpa

menggunakan peralatan kerja pneumatik, bor atau bahn peledak. Ini tidak termasuk bahan
batuan yang dalam

pendpat direksi teknik dapat dibuat lepas dn dipecah-pecah oleh penggaruk hidrolis yang
ditarik atau buldozer.

b. Semua penggalian lain akan dianggap galian biasa.

(3) Toleransi Ukuran

Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setrelah penggalian tidak boleh berbeda dan yang
ditentukan lebih besar 2 cm

pada setiap titik. Pekerjaan yang tidak memenuhi toleransi ini harus diperbaiki sehingga
memuaskan Direksi teknik

sesuai dengan sub bab 3.1.1 (6)

(4) Pemeriksaan Lapangan

a. untuk setiap pekerjaan yang dibayar di bawah bab ini, ketinggian dan garis batasnya harus
disetujui Direksi Teknis,

sebelum kontraktor memulai pekerjaan.


b. Sesudah masing-masing pengalian untuk lapis tanah dasar, formsi atau pondssi dipadatkan.
Kontraktor harus

memberitahukan hal tersebut kepada direksi teknik, dan tidak ada bahan atas dasar atau bahan
laiannya boleh

dipasang sampai direksi teknik memnyetujui kedalaman penggalian dan kualitas serta
kekerasan bahan pondasi.

5) Penjadwalan Pekerjaan

a. Pembuatan parit atau penggalian lainnya memotong jalan kendaraaan harus dilaksanakan
dengan cara

menggunakan pelaksanaan ssetengah lebar atau secara lain diadakan perlindungan sehingga
jalan tersebut dijaga

tetap terbuka untuk lalulintas pada setiap waktu.

b. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi teknik gambar rincian semua bangunan
sementara yng diusulkan

untuk digunakan, seperti penyanggaan, penguatan cofferdam (bendungan sementara)dinding


pemutus aliran

rembesan dan bangunan bangunan untuk pembelokan sementara aliran sungai serta harus
untuk mendapatkan

persetujuan direksi teknik atas gambar-gambar, sebelum melakukan pekerjaan galian yang
akn dilindungi oleh

bangunan-bangunan yang diusulkan tersebut.

6) Penggunaan dan Pembuangan Bahan-bahan Galian

a. Semua bahan-bahan yang cocok yang digali didalam batas-batas dan lingkup kerja proyek,
dimana mungkin akan

digunakan dengan cara yang paling efektif, untuk pembuatan formasi badan jalan atau untuk
urugan kembali.

b. Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah yang sangat organis, gambut berisikan
akar-akar atau barang

barang tumbuhan yang banyak, dan juga tanah yang mudah mengembang yang menurut
pendapat direksi teknis

akan menghalangi pemadatan bahan lapisan diatasnya atau dapat menimbulkan suatu
penurunan yang tidak
dikehendaki atau kehancuran, akan diklasifikasikan sebagai tidak cocok digunakan sebagai
urugan dalam

pekerjaan permanen.

c. Setiap bahan yang melebihi kebutuhan untuk timbunan atas setiap bahan yang tidak
disetujui direksi teknik menjadi

bahan urugan yang cocok, harus dibuang dan diratakan dalam lapisan-lapisan yang tipis oleh
kontraktor di luar

Daerah Milik Jalan seperti yang diperintahkan oleh direksi teknik.

d. Kontraktor akan bertanggung jawab untu semua penyelenggaraan dan biaya bagi
pembuangan bahan-bahan

lebihan atau bahan tidak cocok termasuk pengangkutannya dan mendapat izin dari pemilik
atau penyewa lahan

dimana buangan tersebut dilakukan(ditempatkan).

7) Pengamanan Pekerjaan Galian

a. Selama pekerjaan penggalian kemiringan galian yang stabil yang mampu menyangga
bangunan-bangunan struktur

atau mesin-mesin sekitarnya harus dijaga sepenuhnya serta harus dipasang penyangga dan
penguat yang

memadai bila permukaan galian yang tidak ditahan dengan cara laian dapat menjadi tidak
stabil. Bila diperlukan

kontraktor harus menopang struktur-struktur disekitarnya yang mungkin menjadi tidak stabil
atau menjadi

berbahaya oleh pekerjaan galian

b. Semua galian terbuka harus dipasang penghalang yang memadai untuk menghindari tenaga
kerja atau lain-lainnya

jatuh dengan tidak sengaja ke dalam galian dan setiap galian terbuka di dalam daerah badan
jalan atau bahu jalan,

sebagai tambahan harus di beri marka /tanda peringatan pada malam hari dengan drum di cat
putih dengan lampu

merah sehingga memuaskan direksi teknik.

c. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk mengadakan perlindung bagi setiap pipa


bawahg tanah yang berfungsi,
kabel-kabel, konduit atau struktur lainnya di bawah permukaan yang ditemukan dn
bertanggung jwab untk biaya

perbaikan setiap kerusakan yang disebabkan oleh operasinya.

3.1.2 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Prosedur umum

a. Pekerjaan galian harus dilaksanakn dengan sekecil mungkin terjadi gangguan terhadap
bahan-bahan di bawah dan

di luar batas galia yang ditentukan sebelumnya

b. Jika bahan yang terdapat pada permukaan garis formasi atau tanah dasar atau pondasi
adalah lepas-lepas atau

lunak atau secara lain tidak cocok menurut pendapat direksi teknik, bahn itu secara
keseluruhan harus dipadatkan

atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan urugan yang cocok, seperti yang diperintahkan
direksi teknik.

c. Dimana batu lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnnya ditemukan berada
diatas garis formasi

untuk saluran yang dilapis, atau pada ketinggian permukaan untuk perkerasan daan bahu
jalan, atau diatas bagian

dasar parit pipa atau galian pondasi struktur, bahan tersebut harus digali terus sedalam 20 cm
sampai satu

permukaan yang merata dan halus.

d. Setiap bahan beban diatas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil sebelum
penggalian dan talud tebing

harus dipotong menurut sudut rencana talud.

Untuk tebing yang tinggi harus dibuatkan berm pada setiap ketingian tebing 5.0 m yang
sesuai dengan gambar

standar.

e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi, harus dibuatkan saluran cut off (penutup aliran
rembesan) dan saluran

pada kaki tebing sebagimana yang ditunjukkan pada gambar rencana atau sebagimana yang
diperintahkan oleh
direksi lapangan. Daerah-daerah yang baru selesai digali, secepatnya harus dilindungi juga
dengan penempatan

lempengan rumput atau tanaman-tanaman lain yang disetujui.

f. Sejauh mungkin dan seperti yang diperintahkan oleh direksi teknik, kontraktor harus
menjaga galian tersebut bebas

air dan harus melengkapi dengan pompa-pompa, perlalatan dan tenaga kerja serta membuat
tempat air

mengumpul, saluran sementara atau tanggul sementara seperlunya untu mengeluarkan atau
membuang air dari

daerah-daerah di sekitar galian.

(2) Galian Untuk Struktur dan Pipa

a. Parit untuk pipa, gorong gorong atau saluran beton dan galian-galian untuk pondasi
jembatan dan struktur lainnya,

harus dari satu ukuran yang memungkinkan pemasangan bahan-bahan dengan baik
pemeriksaaan pekerjaan dan

memadatkan kembali urugan-urugan di bawah dan di sekitar pipa atau bangunan yang
bersangkutan.

b. Galian sampai permukaan akhir pondasi untuk mendukung struktur tidak boleh dilakukan
sebelum pendukung

(footing) terpasang.

3) Penggalian untuk bahan galian

a. Lubang-lubang bahan galian apakah berada dalam daerah milik jalan atau dimana saja,
harus digali sesuai dengan

ketentuan-ketentuan spesifikasi ini.

b. Persetujuan untuk membuka daerah galian baru atau mengopersikan daerah galian yang
ada, harus mendapat

persetujuan direksisecara tertulis sebelum operasi galian dimulai.

c. Pembuatan lubang-lubang harus dilarang atau dibatasi dimana lubang-lubang tersebut


mungkin mengganggu

drainase asli atau yang didisain.


d. Disisi daerah yang miring, lubang-lubang galian bahan diatas sisi jalan yang lebih tinggi,
harus dibuat landai dan

dibuat mengalirkan air untuk membawa semua air permukaan ke saluran tepi dan gorong-
gorong didekatnya tanpa

terjadi genangan.

e. Ujung dari lubang galian bahan tidak boleh lebih dekat dari 2 meter dari kaki satu tanggul
atau 10 meter dari bagian

puncak galian.

f. Semua galian bahan atau sumber galian bahan yang digunakan untuk kontraktor harus
ditinggalkan dlam kondisi

yang rapih dan teratur dengan sisi dan talud yang stabil setelah pekerjaan selesai.

4) Pembuangan bangunan sementara

a. Kecuali diperintahkan lain oleh direksi teknik, semua struktur sementara seperti tanggul
sementara atau penyangga

penguat, harus dibongkar oleh kontraktor setelah selesaimya struktur permanen atau
pekerjaaan lain yang mana

galian itu telah dilaksanakan.

b. Bahan galian yang dikumpulkan dari bangunan-bangunan sementara tersebut tetap menjadi
milik kontraktor atau

mungkin jika disetujui dianggap cocok oleh Direksi Teknik, disatukan dalam pekerjaan
permanen dan dibayar

dibawah item pembayaran yang relevan dimasukkan ke dalam daftar penawaran.

c. Setiap bahan galian yang dapat diizinkan sementara dipasang di dalam satu jalan air, harus
dibuang dalam satu

cara sehingga tidak merusak jalan air tersebut.

3.1.3 Cara Pengukuran

(1) Galian yang dikecualikan dari pengukuran dan pembayaran

Banyak pekerjaan dibawah kontrak tersebut tidak akan diukur atau dibayar dibawah Bab ini.
Dalam banyak kasus

pekerjaan tersebut akan dimasukkan kedalam harga penawaranuntuk item-item


konstruksiyang bersangkutan.
Jenis galian yang secara khusus dikecualikan dari pengukuran dibawah bab ini, diuraikan
sebagai berikut :

a. Penggalian yang dilaksankan diluar garis batas, profil dan potongan melintang yang
disetujui, tidak akan

dimasukkan kedalam volume yang harus diukur uhtuk pembayaran, kecuali dimana galian
yang kelewat tersebut

diperlukan untuk item-item pekerjaan berikut :

i. Pembuangan bahan-bahan lunak atau tak sesuai

ii. Pembuangan batu atau bahan sejenis lainnya

iii. Pembuangan tanah dari talud, longsoran, tanggul sementara yng runtuh yang sebelumnya
trelah diterima dan

memuaskan Direksi Teknik.

b. Galian untuk saluran tanah baru dan pelapisan saluran (bab 2.3) akan diukur secara
terpisah dibawah item

pembayaran 2.3.1.

c. Galian untuk pekerjaan drainase berikut ini termasuk pondasi struktur secara terpisah
dibawah item pembayaran

2.3.1

i. Rehabilitasi saluran tepi jalan (bab 2.2)

ii. Gorong-gorong pipa beton kecuali untuk galian batu

iii. Darainase porous

d. Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pengembalian kondisi semula perkerasan tidak akan
diukur untuk pembayaran.

Penyediaan untuk pekerjaan ini akan dimsukkan kedlam berbagai penawaran harga satuan
untuk bahan-bahan

yang digunakan dlam operasi pemulihan kondisi semula.

e. Galian untuk rehabilitasi bahu jalan, kecuali untuk galian batu, akan dimsukkan di bawah
item pembayaran 4.1.1

f. Galian untuk pekerjaan pemeliharaan rutin tidak boleh diukur untuk pembayaran
penyediaan untuk pekerjaan ini
akan dimasukkan dalam penawaran harga lump sum untu berbagai pekerjaan pemeliharaan
rutin yang dicakup

dibawah bab 9.2

g. Galian yang dilaksanakan untuk mendapatkan bahan konstruksi (batu, agregat tanah dari
galian bahan atau quary)

di luar batas daerah pembangunan tidak boleh diukur untuk pembayaran. Biaya untuk
pekerjaan ini dimasukkan

dalam penawaran harga satuan untuk bahan-bahan konstruksi.

(2) Galian yang dimasukkan untuk pengukuran dan pembayaran.

a. Pekerjaan galian yang tidak dikecualikan seperti diatas akan diukur untuk pembayaran
sebagai volume setempat

dalam meter kubik bahan-bahan yang digali. Dasar penghitungannya harus berupa
penampang melintang dan profil

yang ditunjukkan pada gambar atau diukur di tempat sebelum penggalian, dan garis batas
kemiringan serta

ketinggian pekerjaan galian akhir yang ditentukan atau diterima.Cara penghitungan harus
berupa cara luas rata-

rata akhir, menggunakan penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter
terpisah.

b. Galian batu akan diukur dalam meter kubik dan disetujui antara kontraktor dan diraksi
teknikatas dasar volume

senyatanya yang dibuang oleh mesin gali sebagai hasil dari penggalian di dalam garis batas
dan ketinggian yang

diatur oleh direksi teknik. Galian batu akan diukur dibawah item pembayaran ini terhadap
semua item galian dalam

setiap potongan dari spesifikasi ini.

Nomor Item Pembayaran U R A I A N Satuan Pengukuran

2.2.1

2.2.2

Rehabilitasi Saluran Tanah


Rehabilitasi Saluran Dilapisi

Meter Panjang

Meter Panjang

Bab 3.2. Urugan

3.2.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri mendapatkan, mengangkut, penenpatan dan memadatkan tanah atau
bahan berbutir yagn

disetujui untuk pembangunan pematang, pengurungan kebali paarit-parit atau galian di


sekeling pipa atau struktur

serta pengurugan sampai kepada garis batas kemiringan dan ketinggian penampang melintang
yang ditentukan

atau disetujui.

b. Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan sebagai alas dasar untuk
pipa atau saluran

beton atau sebagai bahan drainase porous yang disediakan untuk drainase dibawah
permukaan. Bahan-bahan ini

dimasukkan dalam Bab 2.7 spesifikasi-spesifikasi ini.

(2) Definisi

a. Urugan yang tercakup dalam persyaratan-persyaratan bab ini dibagi dalam dua kategori
yaitu:

Urugan biasa untuk badan jalan

Urugan pilihan untuk badan jalan

b. Urugan pilihan badan jalan digunakan untuk kondisi tanah lunak seperti rawa-rawa, tanah
payau, atau

tanah yang selalu terendam air di mana diperlukan satu tanah urugan dengan plastisitas
rendah (bahan

berbutir), dan juga di mana stabilisasi tanggul, talud yang terjal atau tanah dasar harus
ditimbun sampai

ketinggian dan pemadatan yang tertentu.


c. Urugan yang diperlukan untuk tujuan umum seperti diuraikan pada Sub Bab 2.2.1 (1) di
atas dan tidak

termasuk urugan pilihan untuk badan jalan, harus diperlakukan sebagai urugan biasa untuk
badan jalan.

(3) Toleransi Ukuran

a. Ketinggian dan kemiringan akhir badan jalan tanah dasar dan bahu jalan, setelah
pemadatan tidak boleh

ada 2 cm lebih tinggi atau 3 cm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.

b. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan seragam, dan
mempunyai

kemiringan yang cukup menjamin limpasan air permukaan yang bebas.

c. Permukaan akhir talud (timbunan) badan jalan tidak boleh berbeda dari garis profile yang
ditentukan lebih

dari 10 cm.

(4) Contoh-Contoh Bahan

a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal-hal berikut ini paling sedikit 14
hari sebelum

mulai digunakannya setiap bahan sebagai urugan :

i. Dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu dari padanya akan ditahan
oleh

Direksi Teknik sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.

ii. Satu pernyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan sebagai bahan
urugan

pilihan, bersama-sama dengan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa bahan tersebut
memenuhi

spesifikasi.

(5) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bagian baru (timbunan) badan jalan raya atau rekonstruksi harus dibangun setengah lebar,
kecuali
disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga terbuka untuk lalu lintas pada setiap
waktu.

b. Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau di bawah
kondisi basah dan pemadatan

tidak dapat dikontrol.

(6) Perbaikan Urugan yang Tidak Memuaskan atau Tidak Stabil

a. Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau disetujui
atau dengan toleransi

permukaan yang ditentukan dalam sub bab 3.2.1 (3) di atas, harus diperbaiki dengan
membuat lepas-lepas

permukaan tersebut, dan membuang atau menambah bahan-bahan yang doperlukan diikuti
dengan pembentukan

dan pemadatan kembali.

b. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan kelembaban
seperti ditentukan

dalam sub bab 3.2.3 (3) atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki
dengan menggaruk bahan

tersebut sampai kedalaman 15 cm atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang
diikuti dengan

penyiraman air yang memadai dan pencampuran secara menyeluruh dengan alat motor grader
atau peralatan lain

yang disetujui.

c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batas-batas
kandungan kelembaban

yang ditentukan dalam sub abb 3.2.3 (3) atau seperti diperintahkan Direksi Teknik, harus
diperbaiki di bawah

kondisi cuaca kering dengan penggarukan bahan-bahan tersebut diikuti dengan pengerjaan
sebentar-bentar alat

grader atau peralatan lain yang disetujui, dengan waktu istirahat diantara pekerjaan-pekerjaan
tersebut. Secara

alternatif atau jika pengeringan yang cukup tidak dapat dicapai dengan pengerjaan bahan
lepas tersebut, Direksi
Teknik dapat memerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekerjaan dan
diganti dengan bahan

yang cocok dan kering.

d. Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan sifat-sifat
bahan spesifikasi ini,

dapat meliputi kebutuhan pencampuran dengan bahan lain yang cocok, disertai dengan
penambahan kebasahan,

pemadatan yang lebih dan/atau pembuangan serta penggantian atas perintah Direksi Teknik.

3.2.2 Bahan-bahan

(1) Sumber Pengadaan

Bahan-bahan urugan harus dipilih dari sumber-sumber yang disetujui yang sesuai dengan
persyaratan Bab 1.6. Bahan-

Bahan dan Penyimpanan dari Spesifikasi ini. Pengujian klasifikasi tanah harus dilaksanakan
atas perintah Direksi

Teknik, yang sesuai dengan AASHTO M145 untuk menentukan distribusi ukuran partikel
dan plastisitas.

(2) Syarat-Syarat Kualitas

a. Urugan Biasa untuk Badan Jalan

i. Urugan yang diklasifikasikan sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari galian bahan tanah
atau bahan berbutir-

butir yang disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan yang cocok untuk digunakan dalam
pekerjaan permanen

seperti yang diuraikan di bawah sub bab 3.2.1 (2).

ii. Secara umum, urugan timbunan biasa harus diperiksa secara khusus untuk menyingkirkan
penggunaan tanah

expansif atau tanah dengan plastisitas tinggi yang diklasifikasikan sebagai A5 dan A7 dalam
Spesifikasi

AASHTO M145 atau sebagai Ch dan OH di bawah sistem klasifikasi Casagrande atau
Unified.

b. Urugan Pilihan untuk Badan Jalan


i. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau bahan
batu yang memenuhi

persyaratan untuk urugan tanggul biasa di atas dan yang juga jika diuji untuk CBR
laboratorium akan memiliki

nilai minimum 10%.

ii. Untuk pekerjaan stabilisasi talud atau badan jalan atau pekerjaan-pekerjaan lain dimana
diperlukan adanya

tegangan geser yang baik, urugan pilihan badan jalan akan terdiri dari urugan batu atau
lempung berpasiran

bergradasi baik atau campuran lempung/kerikil dengan indeks plastisitas rendah tidak lebih
tinggi dari 10%.

iii. Bilamana harus dilakukan pemadatan di bawah kondisi banjir atau kondisi jenuh, urugan
pilihan badan jalan

akan berupa pasir atau kerikil atau bahan butiran bersih lainnya dengan indeks plastisitas
tidak lebih besar dari

6%.

3.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Sebelum menempatkan urugan di atas lapangan, semua operasi pemotongan dan


pembersihan termasuk

pengisian lubang-lubang yang disebabkan oleh pembongkaran akar-akar, harus diselesaikan


sesuai dengan

spesifikasi, dan semua bahan-bahan yang tidak cocok harus dibuang dari lapangan tersebut
seperti diperintahkan

oleh Direksi Teknik.

b. Bilaman tingginya timbunan adalah 1 m atau kurang, tempat pondasi timbunan harus
dipadatkan secara

menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas, mengeringkan atau membasahi jika diperlukan)


sampai bagian

puncak tanah setebal 15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan
yang ditempatkan.
c. Jika timbunan harus dibuat di atas sisi bukit atau dipasang di atas timbunan baru atau
timbunan lama, kemiringan

yang ada harus dipotong untuk membuat permukaan dudukan yang cukup lebar memikul
peralatan pemadatan.

(2) Penimbunan Urugan

a. Urugan harus disiapkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan dalam
lapisan-lapisan yang rata tidak

melebihi ketebalan padat 20 cm, yang memenuhi toleransi tebal lapisan yang diberikan dalam
sub bab 3.2.1 (3)

Spesifikasi ini. Bilamana lebih dari satu lapisan dipasang, lapisan-lapisan tersebut sedapat
mungkin harus sama

ketebalannya.

b. Urugan tanah harus diangkut secara langsung dari daerah galian bahan ke tempat yang
sudah disiapkan dan

dihampar (dalam cuaca kering). Penumpukan tanah pada umumnya tidak diijinkan,
khususnya selama musim

hujan.

c. Pengurugan di atas pipa-pipa dan di belakang struktur harus dilakukan secara sistematis
serta sedapat mungkin

segera diikuti dengan pemasangan pipa atau struktur tersebut. Perhatian harus diberikan
untuk menjamin bahwa

telah diberikan waktu yang cukup kepada sambungan pipa dengan adukan dan struktur beton
untuk mendapatkan

kekuatan yang memadai sebelum pengurugan.

Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai urugan kembali di sekeliling pipa atau di
dalam 30 cm urugan

tanah yang langsung di bawah permukaan formasi perkerasan atau bahu jalan dan tidak ada
batu dengan ukuran

melebihi 10 cm akan dimasukkan dalam urugan tersebut.

d. Kemiringan tebing harus dibentuk dan dirapikan menurut sudut talud rencana dan bagi
tebing yang tinggi diberikan
berm yang sesuai dengan Gambar Rencana, serta dibuatkan penyediaan untuk drainase yang
memadai.

e. Untuk prlindungan tebing terhadap erosi harus dipasang gebalan rumput, dan disusun
dalam posisi di atas talud,

atas petunjuk dan sampai memuaskan Direksi Teknik.

(3) Pemadatan Urugan

a. Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan harus dipadatkan
menyeluruh dengan

peralatan pemadatan yang cocok dan memadai yang disetujui oleh Direksi Teknik sampai
kepada persyaratan-

persyaratan kepadatan berikut :

i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus dipadatkan
sampi 45%

kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99. Untuk tanah-
tanah yang berisi lebih

dari 10% bahan-bahan yang tertahan di atas saringan 19 mm, maka kepadatan kering
maksimum yang didapat

harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang oversize (kelewat besar) tersebut seperti
diperintahkan oleh Direksi

Teknik.

ii. Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, di bawah permukaan tanah dasar, harus
dipadatkan sampai 100%

kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99 (PB.0111-76)

iii. Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik, pengujian-
pengujian kepadatan

di lapangan dengan metode kerucut pasir harus dilakukan terhadap masing-masing lapisan
urugan yang telah

dipadatkan, sesuai dengan AASHTO T191 (PB 0103-76) dan jika hasil ses

Top Related

Spesifikasi Teknis Jalan Desa


Documents
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan & Jembatan DPU Bina Marga Jatim 2015
Documents
RKS TEKNIS (Spesifikasi Teknis)
Documents
Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd
Documents
Spesifikasi Teknis Jalan Semen
Documents
Spesifikasi Teknis _ Ram,Bu Jalan
Documents
Spesifikasi Teknis Jalan
Documents
Spesifikasi Teknis
Documents
20_SE_M_2015 Pedoman Spesifikasi Teknis Bahan Perkerasan Jalan Kerikil
Documents
Spesifikasi Teknis Jalan Rabat Beton Moronge
Documents
View More >
Term
DMCA
Cookie Policy
Contact Us
Copyright © 2022 FDOKUMENvember 2014

Anda mungkin juga menyukai