Anda di halaman 1dari 16

DRAINASE

Lokasi Pekerjaan :

Personil Inti : 1. Manager Proyek : 1 orang


2. Pelaksana Lapangan : 1 orang
3. Tukang : 1 orang
4. Teknisi Estimator : 1 orang
5. Juru Gambar : 1 orang

Struktur Organisasi
Belanja Konstruksi Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-Gorong
Jl. Wilis s/d Jl. Ijen Kel. Gadingkasri

Struktur organisasi :

1.1 UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun
tidak (unlined) dan perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, sesuai
dengan spesifikasi ini serta memenuhi garis, ketinggian dan detil yang
ditunjukkan pada gambar. Selokan yang dilapisi akan dibuat dari pasangan batu
dengan mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam gambar.
b) Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang
ada, kanal irigasi atau saluran air lainnya yang pasti tidak terhindarkan dari
gangguan baik yang bersifat sementara maupun tetap, dalam penyelesaian
pekerjaan yang memenuhi ketentuan dalam kontrak ini.

2) Penggambaran Detil Pelaksanaan Shop Drawing


Sebelum mengerjakan pekerjaan, terlebih dahulu membuat gambar-gambar kerja
(Shop Drawing) yang acuannya dari Gambar Rencana yang terakhir. Jika terdapat
perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan sebenarnya di lapangan, maka yang
dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh Direksi. Selanjutnya melakukan
penggambaran kembali tapak proyek sesuai dengan keadaan sebenarnya di
lapangan. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, akan
mengajukan 3 (Tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok.
Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat / revisi pada
satu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah
diperbaiki, diajukan kembali gambar yang Direksi minta untuk direvisi. Gambar
tersebut akan digambar kembali diatas kertas A3 dan setelah disetujui oleh
Direksi, maka diserahkan kepada Direksi gambar asli dan 3 (Tiga) lembar hasil
rekamannya.

3) Toleransi Dimensi Saluran


a) Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda
lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus
cukup halus dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dan tanpa genangan
bilamana alirannya kecil.

b) Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai


dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah
disetujui pada setiap titik.

4) Penyediaan Lokasi Hasil Galian


Lokasi Hasil Galian akan dipersiapkan sebelum melaksanakan pekerjaan galian
dengan persetujuan Direksi / Pengawas.

5) Pembersihan Lahan dan Pembuangannya


Membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan dan bangunan yang akan
dikerjakan dari kotoran-kotoran, rerumputan, semak belukar, pepohonan,
tonggak-tonggak (sampai dengan kedalaman 1 m dari permukaan tanah) dan
semua rintangan permukaan kecuali bangunan-bangunan sampai permukaan
tanahnya kelihatan. Hasil-hasil dari pembersihan (Rerumputan, Semak Belukar,
Pepohonan, Tonggak-Tonggak dan sampah lainnya) akan dibakar sampai habis
pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak membahayakan / merugikan lingkungan
sekitarnya. Sisa pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang menyala /
membara, ditanam dan diurug kembali secara rapi. Bilamana dianggap perlu maka
survai profil permukaan lama atau yang akan dilaksanakan harus diulang untuk
mendapatkan catatan kondisi fisik yang teliti.

6) Pemasangan Papan Nama Proyek


a) Menyiapkan papan nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar putih
dengan redaksi dan ukuran 1,50 m x 1,00 m.

b) Menulis pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk
Direksi.

c) Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan


pondasi yang cukup stabil dan dipasang di lokasi yang disetujui Direksi.

7) Utilitas Bawah Tanah


Untuk utilitas bawah tanah akan kami koordinasikan oleh pihak terkait pada saat
uitzet dan pengukuran kembali agar pada saat pelaksanaan tidak terjadi masalah
akibat penggalian dan perbaikan saluran nantinya.

8) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian


Membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan dan bangunan yang akan
dikerjakan dari Kotoran-Kotoran, Rerumputan, Semak Belukar, Pepohonan,
Tonggak-Tonggak (sampai dengan kedalaman 1 m dari permukaan tanah) dan
semua rintangan permukaan kecuali bangunan-bangunan sampai permukaan
tanahnya kelihatan. Hasil-hasil dari pembersihan (Rerumputan, Semak Belukar,
Pepohonan, Tonggak-Tonggak dan sampah lainnya) akan dibakar sampai habis
pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak membahayakan / merugikan lingkungan
sekitarnya. Sisa pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang menyala /
membara ditanam dan diurug kembali secara rapi.

9) Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara


Selama periode pelaksanaan pekerjaan, memelihara pekerjaan bebas dari
akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh
operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya pekerjaan, semua sisa bahan bangunan
dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin
disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak dibersihkan, termasuk
juga semua fasilitas sementara seperti Gudang, Kantor Lapangan dan Jembatan
Sementara, sehingga proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh
Direksi pekerjaan. Sebelum pekerjaan pengukuran dimulai, tapak proyek
dibersihkan dari Rumput, Semak-Semak, Lumpur, Akar Pohon, Tanah Humus,
Puing-Puing dan segala sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat menggangu
jalannya pekerjaan. Penebangan pohon-pohon sesuai dengan petunjuk Direksi.
Semua barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi, selambat-
lambatnya sebelum pekerjaan galian tanah dimulai.
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1.1. MOBILISASI

Mobilisasi peralatan dan pekerja dilaksanakan setelah mendapatkat Surat Perintah


Kerja yang dijadwalkan dalam waktu 6 minggu bertahap sesuai kebutuhan pekerjaan
di lapangan.

a. Mobilisasi dan Demobilisasi Bahan, Alat dan Tenaga Kerja. Setelah pekerjaan
Pengukuran, Penyiapan Barak Kerja / Direksi Keet dan Papan Nama Kegiatan,
selanjutnya Kontraktor melakukan Mobilisasi Bahan, Alat dan Tenaga
Kerja / Personil.

Mobiliasi Bahan yang dilakukan meliputi material :

 Split Semen, Besi, Batu Kali Belah, Pasir Pasang / Beton, Semen, Kayu dan
Papan Bekisting, serta bahan bahan pendukung lainnya.

Selain Mobilisasi Bahan / Material, Kontraktor juga memperhitungkan dan


merencanakan akses jalan masuk, serta tetap menjaga kelancaran lalu lintas
sekitar proyek dan keamanan proyek. Dropping material ditempatkan pada
lokasi yang mudah dijangkau dalam pelaksanaan pekerjaan, dalam pekerjaan ini
material juga dilangsir menuju masing-masing item pekerjaan.

b. Mobilisasi Alat

Setelah mobilisasi bahan material, maka kami akan melaksanakan Mobilisasi Alat
/ Peralatan.

Mobilisasi peralatan meliputi : Truck / Pick Up, Concrete mixer, Alat


Ukur/Theodolite, Water Pumb maupun peralatan pertukangan dan peralatan bantu
lainnya. kami juga mempersiapkan sumber air kerja dan keamanan peralatan /
keamanan proyek. Mobilisasi peralatan kerja dapat dilakukan pada awal
pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada minggu akhir pekerjaan setelah
pekerjaan selesai.

c. Mobilisasi Tenaga Kerja / Personil

Setelah mobilisasi bahan material dan alat, maka kami melaksanakan Mobilisasi
Personil. Kami juga memobilisasi tenaga kerja : Mandor, Tukang dan Pekerja.
Kami juga membuat struktur organisasi pekerjaan dan jadual waktu penugasan.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan personil dalam tugas dan tanggung jawab
serta koordinasi.
1.2. GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE

Pekerjaan Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine dikerjakan sesuai
jadwal yang telah direncanakan dalam kurun 4 (Empat) minggu dengan total volume
per minggu 2,4 m³.

 Lingkup

Lingkup pekerjaan Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine ini
meliputi pekerjaan galian dan Pembongkaran (pengerukan) pada badan jalan,
hasil Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine diangkut pada
lokasi yang telah ditentukan, pembersihan hasil bongkaran.
 Persiapan Pekerjaan

a. Mengirim  program  kerja  (Work Plan)  termasuk  Metoda  Kerja, Schedule, 


Peralatan,  Personil Kerja dan Gambar Kerja yang akan digunakan,  untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Direksi sebelum
pekerjaan dimulai.

b. Memberitahu  Konsultan Pengawas secara  tertulis  paling  sedikit  24 jam


sebelum tanggal dilakukannya  pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).

c. Menentukan titik galian dan lokasi buangan material galian.

 Metode Pekerjaan

a. Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu demarking dan
memberikan rambu-rambu peringatan agar lalu lintas dapat berjalan dengan
rapi dan tidak terjadi kemacetan di daerah pekerjaan tersebut.

b. Meminta ijin dari pihak terkait untuk pelaksanaan Galian Perkerasan


Beraspal Tanpa Cold Milling Machine.

c. Setelah titik tempat pekerjaan ditandai selanjutnya. Melakukan Galian


Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine yang termasuk dalam
area galian pekerjaan.

1.3. PEMBONGKARAN BETON + PEMBUANGAN

Pekerjaan Pembongkaran Beton + Pembuangan dikerjakan sesuai jadwal yang telah


direncanakan dalam kurun 5 (Lima) minggu dengan total volume per minggu 5,2 m³.

 Lingkup

Lingkup pekerjaan untuk Pembongkaran Beton + Pembuangan ini meliputi


semua pekerjaan galian dan Pembongkaran pada badan jalan, hasil
Pembongkaran Beton diangkut pada lokasi yang telah ditentukan, pembersihan
hasil bongkaran.
 Persiapan Pekerjaan

d. Mengirim  program  kerja  (Work Plan)  termasuk  Metoda  Kerja, Schedule, 


Peralatan,  Personil Kerja dan Gambar Kerja yang akan digunakan,  untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Direksi sebelum
pekerjaan dimulai.

e. Memberitahu  Konsultan Pengawas secara  tertulis  paling  sedikit  24 jam


sebelum tanggal dilakukannya  pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).

f. Menentukan titik galian dan lokasi buangan material galian.

 Metode Pekerjaan

d. Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu demarking dan
memberikan rambu-rambu peringatan agar lalu lintas dapat berjalan dengan
rapi dan tidak terjadi kemacetan di daerah pekerjaan tersebut.

e. Meminta ijin dari pihak terkait untuk pelaksanaan pembongkaran beton.

f. Setelah titik tempat pekerjaan ditandai selanjutnya. Melakukan


pembongkaran beton yang termasuk dalam area galian pekerjaan.

g. Hasil galian diangkut dengan Dump Truk / Pick Up dibuang ke lokasi yang
telah ditentukan.
2. PEKERJAAN TANAH

2.1. GALIAN BIASA DAN BUANGAN

Pekerjaan Galian Biasa Dan Buangan dikerjakan sesuai jadwal yang telah direncanakan
dalam kurun 5 (Lima) minggu dengan total volume per minggu 167,386 m³.

Metode Pelaksanaan :

a. Melakukan penandaan pada lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan
kelandaian, sesuai gambar atau sesuai perintah Direksi Pekerjaan.

b. Penggalian secara manual dengan ukuran dan kelandaian galian sesuai gambar,
hasil galian dipindahkan dengan Dump Truck / Pick Up ke lokasi yang tepat dan
diratakan sehingga dapat mencegah dampak lingkungan yang mungkin terjadi.

c. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.

d. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan


adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

e. Bersama Direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.

f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

2.2. GALIAN STRUKTUR DENGAN KEDALAMAN 0 – 2 meter

Pekerjaan Galian Struktur Dengan Kedalaman 0 – 2 Meter dikerjakan sesuai jadwal


yang telah direncanakan dalam kurun 2 (Dua) minggu dengan total volume per
minggu 0,63 m³.

Metode Pelaksanaan :

a. Melakukan penandaan pada lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan
kelandaian, sesuai gambar atau sesuai perintah Direksi Pekerjaan.

b. Penggalian secara manual dengan ukuran dan kelandaian galian sesuai gambar,
hasil galian dipindahkan dengan Dump Truck / Pick Up ke lokasi yang tepat dan
diratakan sehingga dapat mencegah dampak lingkungan yang mungkin terjadi.

c. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.

d. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan


adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

e. Bersama Direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.

f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.


2.3. PENGURUGAN DENGAN PASIR URUG (manual)

Pekerjaan Pengurugan Dengan Pasir Urug (Manual) dikerjakan sesuai jadwal yang
telah direncanakan dalam kurun 2 (Dua) minggu dengan total volume per minggu
12,115 m³.

Metode Pelaksanaan :

a. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan pengurugan terdiri dari pasir urug yang baik
dan memenuhi syarat teknis serta bebas dari Akar-Akar, Bahan-Bahan Organis,
Barang-Barang Bekas / sampah yang terlebih dahulu mendapat persetujuan
Direksi Lapangan. Jika dijinkan oleh Direksi Lapangan, pengurugan dapat
menggunakan tanah bekas galian.

b. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum ± 5 cm dan


dipadatkan dengan alat sederhana (stamper), disiram sampai jenuh hingga
mencapai kepadatan maksimum, baru boleh dilanjutkan dengan lapisan
berikutnya sampai mencapai ketinggian sesuai dengan gambar rencana.

2.4. PEKERJAAN TIMBUNAN DAN PEMADATAN

Pekerjaan Timbunan Dan Pemadatan dikerjakan sesuai jadwal yang telah


direncanakan dalam kurun 4 (Empat) minggu dengan total volume per minggu
33,6075 m³.

 Lingkup

Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis perbaikan tanah dasar (improve
subgrade) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di
daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan
dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk meningkatkan
kestabilan lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang
lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya
dimana kestabilan timbunan adalah faktor yang kritis.

 Toleransi Dimensi :

a. Setelah pemadatan lapis dasar perkerasan (subgrade), toleransi elevasi


permukaan tidak boleh lebih dari 20 mm dan toleransi kerataan maksimum
10 mm yang diukur dengan mistar panjang 3 m secara memanjang dan
melintang.

b. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan
harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan
yang bebas.
c. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
garis profil yang ditentukan.

Metode Pelaksanaan :

a. Bersama Direksi melakukan pemeriksaan terhadap titik-titik timbunan.

b. Sebelum mulai menimbun permukaan tanah digaruk sampai kedalaman yang


lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai
kedalaman 0,10 m dan kadar air dari tanah yang digaruk selalu dijaga secara
baik.

c. Penimbunan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum hamparan


material sebelum dipadatkan 10 cm. Penghamparan dan pemadatan material
pada sisi kemiringan luar atau dalam dilebihkan minimal 10 cm dari garis
rencana agar pada saat setelah perapian didapat kepadatan yang sama
diseluruh bidang rencana dan pemadatan menggunakan Alat Pemadat /
Stamper.

d. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil timbunan.

e. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan


adanya pekerjaan timbunan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

f. Bersama Direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan


pekerjaan.

g. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

3. PEKERJAAN STRUKTUR
3.1. PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar dikerjakan sesuai jadwal yang telah
direncanakan dalam kurun 2 (Dua) minggu dengan total volume per minggu 0,15 m³.
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar dapat dilaksanakan setelah pekerjaan galian
saluran air telah selesai, adukan pengikat batu yaitu semen dan pasir dengan
perbandingan 1 pc : 4 psr dengan menggunakan alat pengaduk beton molen/concrete
mixer.
Sebelum dilakukan pembuatan pasangan batu mortar pada saluran,
dipasang lebih dahulu profil kayu untuk membuat acuan penampang saluran yang
akan dibuat, untuk pasangan mortar terlebih dahulu dibuat bagian dasar saluran dan
disusul dengan pasangan batu mortar pada sisi-sisi saluran.
1. Lingkup Pekerjaan 
Lingkup pekerjaan ini mencakup penggalian, pengadaan material, pemasangan
bowplank, pasangan batu, plester dan aci serta perapihan hasil pekerjaan.
2. Persiapan Pekerjaan
a. Mengirim  program  kerja  (workplan)  termasuk  metoda  kerja, schedule, 
perlatan,  personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan,  untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
b. Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material.
c. Memberitahu  konsultan  secara  tertulis  paling  sedikit  24 jam sebelum tanggal
dilakukannya  pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).
3. Uraian Pekerjaan
a. Sebelum pemasangan batu harus di bersihkan dan di basahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh.
b. Menghamparkan pasir urug pada landasan yang berhubungan pada tanah dasar
setebal 5 cm.
c. Landasan yang akan menerima setiap batu harus di basahi dan selanjutnya
landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu
yang akan di pasang.
d. Landasan dari aduakan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus di pasang pada
pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama. Batu besar pilihan harus di gunakan untuk lapis dasar dan pada
bagian sudut-sudut.
e. Batu harus di pasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus di pasang seajajar dengan muka dinding dari batu yag terpasang.
3.2. SIARAN DENGAN MORTAR TIPE S

Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar dikerjakan sesuai jadwal yang telah
direncanakan dalam kurun 1 (Satu) minggu dengan total volume per minggu 0,3 m².

Metode Pelaksanaan :

a. Sebelum pekerjaan dimulai, kami akan membuat surat pelaksanaan untuk


meminta persetujuan dari pihak Direksi dan Pengawas Lapangan agar dapat
berjalan dengan sesuai.

b. Pekerjaan dimulai dan sesuaikan dengan ukuran maupun gambar yang tertera
pada Shop Drawing dan kondisi lapangan.

c. Selanjutnya Semen, Pasir dan Air dicampur untuk pembuatan Plesteran pada
bangunan drainase.
3.3. GROUTING BETON

Pekerjaan grouting beton dikerjakan sesuai jadwal yang telah direncanakan dalam
kurun 2 (Dua) minggu dengan total volume per minggu 9,85 m³.

Grouting Beton adalah grouting beton yang merupakan campuran antara air dan
semen dengan perbandingan C : W = 1 : 10 sampai 1 : 1. Perubahan dari campuran
semen dan air ini sangat tergantung kepada permeabilitas batuan dan kondisi
batuannya sendiri.
Pada umumnya proporsi campuran dimulai dari C : W = 1 : 10 atau 1 : 8. Apabila
grouting memperlihatkan penyerapan grout yang lebih besar dari 30 liter per menit
dan berlangsung selama 20 menit maka campuran dikentalkan secara berangsur.
Namun sebaliknya apabila tekanan ijneksi naik tiba - tiba atau jumlah volume grout
masuk turun sangat banyak maka campuran diubah menjadi lebih encer.
Pada grouting beton ini kadang kala dilakukan tambahan bahan grout berupa
tanah lempung atau pasir halus yang dilakukan sesuai dengan kondisi batuan yang
menempati lokasi. Informasi sifat fisik dan teknik dari tanah / batuan mempunyai arti
yang sangat penting yang perlu diketahui terutama bila grouting akan
dipertimbangkan sebagai bagian dari perbaikan pondasi saluran atau dari penggalian
gorong-gorong.
Penentuan permeabilitas dan porositas tanah akan dapat membantu dimana
permeabilitas akan mengontrol kemampuan grouting dan jenis bahan grout yang akan
digunakan. Sedangkan porositas tanah menentukan jumlah bahan grout yang
diperlukan dan hal ini akan berkaitan dengan besarnya biaya pekerjaan.
3.4. Beton K100, fc’=7,4 Mpa

Pekerjaan grouting beton dikerjakan sesuai jadwal yang telah direncanakan dalam
kurun 2 (Dua) minggu dengan total volume per minggu 0,275 m³.

Adukan dan campuran beton K-100 dengan perbandingan 1 pc : 3 ps : 5 spliet


dikonsulttasikan dengan pihak direksi dengan menggunakan alat pengaduk beton
molen / concreate mixer.
Material yang digunakan sesuai dengan ketentuan dan spek teknis. Kotak takar
ukuran disetujui dengan pihak direksi, supaya kuat tekan beton yang diinginkan
sesuai dengan mutu K-100
3.5. Beton K100, fc’=21,7 Mpa

Pekerjaan grouting beton dikerjakan sesuai jadwal yang telah direncanakan dalam
kurun 3 (Tiga) minggu dengan total volume per minggu 3,6267 m³.

Adukan dan campuran beton K 250 dengan perbandingan 1 pc : 2 ps : 3 spliet


dikonsulttasikan dengan pihak direksi dengan menggunakan alat pengaduk beton
molen / concreate mixer.
Material yang digunakan sesuai dengan ketentuan dan spek teknis. Kotak takar
ukuran disetujui dengan pihak direksi, supaya kuat tekan beton yang diinginkan
sesuai dengan mutu K 250
3.6. BAJA TULANGAN

Pekerjaan Baja Tulangan dikerjakan sesuai jadwal yang telah direncanakan dalam
kurun 6 (Enam) minggu dengan total volume per minggu 257,5367 Kg.

Besi baja tulangan yang digunakan sesuai dengan standar SNI. Adapun dalam
pelaksanaan dilapangan, proses pemotongan dan merangkai besi disetujui pihak
direksi, supaya nantinya mutu dan kualitas beton akan sesuai dengan yang diinginkan.

3.7. PASANG BEKISTING UNTUK DINDING (2X PAKAI) BIASA

Pekerjaan Bekisting dikerjakan sesuai jadwal yang telah direncanakan dalam kurun 4
(Empat) minggu dengan total volume per minggu 10,455 m².

Begisting dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang diinginkan sesuai
gambar, bekisting ini menggunakan multiplek tebal 9 mm dan diberi tembiring usuk
4/6 & stut menggunakan kayu 4/6 cm dengan ketentuan sebegai berikut :
a. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk,   ukuran dan posisi
seperti yang disyratkan pada gambar
b. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
c. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
d. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
e. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
f. Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga
tidak merusak beton
g. Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik
secara vertical maupun horizontal 

3.8. Pas. Box U Beton Bertulang Ukuran Dalam 60 x 70 cm, Pas. Tutup Box U Beton
Bertulang Ukuran Dalam 75 x 60 cm

 Lingkup

Saluran Drainase Pracetak berlubang didefinisikan sebagai saluran air hujan yang
dibuat dari bahan dengan pelubangan sesuai desain dan kriteria yang telah
ditetapkan, dibuat dengan cara proses sistem pracetak. Saluran drainase ini
berfungsi untuk mengalirkan dan atau meresapkan air hujan dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Saluran Drainase U-Ditch adalah saluran beton pracetak yang
berbentuk U dan berukuran kecil. Terkadang saluran U-Ditch ini biasanya juga
dipasang tutup plat beton pracetak juga. Tidak ada standar ukuran yang
membedakan saluran disebut U-Ditch atau U-Gutter. Pada umumnya U-Ditch
berukuran lubang dalam 30 x 30 cm hingga 100 x 120 cm. Panjang U-Ditch
umumnya 1 m dan 1,20 m.

 Metode Pelaksanaan :

a. Pengukuran

Pengukuran ini meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi


yang tertera pada Shop Drawing diterapkan di lapangan dengan memasang
patok-patok dan bowplank untuk menyimpan elevasi.

b. Galian Tanah

Setelah melakukan pengukuran dan memasang patok dan titik elevasi.


Sekarang lakukan penggalian tanah dengan menggunakan Excavator. Kita
juga harus mengontrol galian tanah tersebut sesuai dengan elevasi patok yang
sudah kita tandai. Dalam waktu kurang lebih 1 hari target panjang pekerjaan
galian minimal adalah 7,2 m untuk memenuhi kemampuan alat berat dalam
memasang beton pracetak yaitu 6 unit.

c. Pembuangan Tanah Bekas Galian

Selama pekerjaan galian tanah ini berlangsung, kita juga harus


mempersiapkan Dump Truck untuk membuang tanah bekas galian. Tanah
bekas yang dibuang harus sudah direncanakan dibuang pada tempat luar area
proyek. Tapi kita juga harus menyiapkan sebagian tanah bekas tersebut untuk
melakukan pengurugan tanah kembali. Dengan demikian area saluran
drainase proyek tersebut ketika sudah selesai akan terlihat bersih.

d. Urug Sirtu

Tahapan setelah galian mencapai panjang 7,2 m adalah pengurugan sirtu. 1


hari sebelum pengurugan, sirtu harus siap di sisi galian. Untuk segmen
selanjutnya sirtu didatangkan bertahap berdasarkan kebutuhan setiap segmen
galian. Ketebalan urugan sirtu adalah 50 mm / 5 cm. Pengurugan
menggunakan Excavator dengan bantuan tenaga manusia untuk
meratakannya.

e. Lantai Kerja

Pada umumnya ketebalan untuk lantai kerja biasanya 50 mm / 5 cm dengan


mutu beton K-100 atau bisa juga disebut dengan istilah B0. Fungsi dari lantai
kerja disini adalah untuk mengontrol elevasi pada permukaan saluran
drainase yang akan dipasang. Sehingga disaat beton pracetak diturunkan
elevasi sudah bisa diaplikasikan dengan baik.

f. Pemasangan Beton Pracetak U-DITCH

 Beton Pracetak U-Ditch yang sudah berumur lebih dari 7 hari dari
fabrikasi dikirim ke lokasi dan di stock di lokasi dekat pemasangan.

 Pemindahan Beton Pracetak U-Ditch dari Stock yard ke tempat


pemasangan menggunakan alat bantu dan tripod setinggi 5 m dengan
kapasitas sesuai berat material. Biasanya kapasitas alat bantu yang harus
disediakan adalah 2 kali berat material.

 Pemasangan Beton Pracetak U-Ditch menggunakan alat bantu atau


Excavator tergantung pada berat material yang diangkat. Biasanya
kapasitas alat bantu atau Excavator adalah 5 kali berat material yang
diangkat. Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja berumur
minimal 1 hari. Target pemasangan setiap hari rata-rata 6 unit.

 Diatas Beton Pracetak U-Ditch sebaiknya dipasang caping beam dari


beton cor di tempat, berfungsi untuk menjaga posisi Beton Pracetak U-
Ditch agar tidak bergeser ke kiri atau ke kanan oleh desakan tanah
setelah pengurugan kembali.

 Pekerjaan nat spasi antar Beton Pracetak U-Ditch ditutup dengan


campuran semen.

4. PEKERJAAN LAIN - LAIN

4.1. Pembersihan Proyek


 Pembersihan, pembongkaran, pengupasan lapisan atas tanah dan pembuangan
bekas-bekas pembongkaran dan perlindungan untuk daerah-daerah tertentu, akan
dipandang sebagai pekerjaan pembersihan tempat kerja, dan akan dibayar
berdasarkan ukuran meter persegi.

 Pemotongan pohon dan perlindungan terhadap pohon yang ditentukan


dipertimbangkan sebagai Pemotongan Pohon yang Ada dan akan dibayar dalam
buah. Pekerjaan pembersihan tempat kerja dan pembuangan pohon-pohon pada
daerah yang diperuntukkan bagi daerah pembuangan, daerah material, daerah
penambangan material timbunan, daerah jalan kerja dan semua daerah konstruksi
sementara, tidak akan dibayar bila daerah-daerah tersebut berada diluar daerah
yang telah ditetapkan untuk dibersihkan dan dibongkar, dan Kontraktor diijinkan
menentukan apakah memilih menggunakan daerah pembuangan atau pun daerah
penambangan material timbunan.

Anda mungkin juga menyukai