Anda di halaman 1dari 84

Metode Pelaksanaan Proyek Irigasi

KOMANG HARIA 06.07

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN : Peningkatan Jaringan Irigasi

TAHUN ANGGARAN : 2016

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Mobilisasi dan Demobilisasi

Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan digunakan dalam
pekerjaan.

1. Mobilisasi personil

Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil yang akan
digunakan dalam proyek ini antara lain:

1. Site Manager : 1 orang

2. Pelaksana : 1 orang

3. Mandor : 1 orang

4. Labtek : 1 orang

5. Juru Ukur : 1 orang

6. Administrasi : 1 orang

2. Mobilisasi alat

Peralatan yang akan digunakan di lapangan harus dipersispkan paling lambat 3 hari sebelum
pekerjaan dimulai. Peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain:

1. Concrete Mixer : 2 unit

2. Bak Adukan : 4 unit


3. Pompa Air : 2 unit

4. Stemper : 1 unit

5. Dump Truck : 1 unit

6. Pick Up : 1 unit

Semua peralatan utama merupakan milik sendiri. Mobilisasi peralatan dapat dilakukan pada awal
pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada mingggu akhir pekerjan setelah pekerjaan selesai.

3. Mobilisasi bahan

Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini seperti semen, pasir, krikil, batu kali, baja tulangan,
kawat beton, paku dan yang lainnya diangkut ke tempat penyimpanan sesuai jadwal yang akan
dipersiapkan.

B. Shop Drawing

Sebelum mengerjakan pekerjaan, terlebih dahulu membuat Gambar-gambar kerja (shop


drawing) yang acuannya dari Gambar Rencana yang terakhir. Jika terdapat perbedaan antara
gambar kerja dengan keadaan sebenarnya di lapangan, maka yang dilaksanakan adalah
keputusan yang diberikan oleh Direksi. Selanjutnya melakukan penggambaran kembali tapak
proyek sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Pada keadaan dimana ada
penyimpangan dari gambar rencana, akan mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang
dari daerah yang dipatok. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau
pendapat / revisi pada satu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada
kontraktor. Setelah diperbaiki, diajukan kembali gambar yang Direksi diminta untuk direvisi.
Gambar tersebut akan digambar kembali diatas kertas A3 dan setelah disetujui oleh Direksi,
mka diserahkan kepada Direksi gambar asli dan 3 (tiga) lembar hasil rekamannya.

C. Penyediaan Lokasi Hasil Galian

Lokasi Hasil Galian akan dipersiapkan sebelum melaksanakan pekerjaan galian dengan
persetujuan Direksi/Pengawas.

D. Penyediaan Air Bersih

Untuk pengadaan air bersih diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air bersih.
Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk
mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air bersih
ditampung dalam toren air . Air bersih dapat juga diperoleh dari sumber existing yang ada
dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.

E. Pemasangna Bowplank

1. Pada setiap pembuatan bangunan dan bangunan, dipasang bouwplank/profil dan


mencantumkan elevasi serta nama bangunannya. Pemasangan bouwplank/ profil berdasarkan
peil elevasi ketinggian dari patok hasil pengukuran Uitzet dan pemasangannya dapat
dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan
dari Direksi.

2. Bouwplank dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk membimbing
pelaksanaan dilapangan digunakan tarikan benang dan kapur bangunan agar terlihat bentuk
tanah yang akan digali ataupun bangunan yang akan dipasang, untuk pekerjaan tanah profil
dipasang setiap jarak 25 m ataupun lebih rapat bila diperlukan sehingga terlihat penampang
yang harus digali ataupun yang harus ditimbun.

F. Pembersihan Lahan dan Pembuangannya

Membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan dan bangunan yang akan dikerjakan dari
kotoran-kotoran, rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak (sampai dengan
kedalaman 1 m dari permukaan tanah), dan semua rintangan permukaan kecuali bangunan-
bangunan sampai permukaan tanahnya kelihatan.

Hasil-hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak dan


sampah lainnya) akan dibakar sampai habis pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak
membahayakan/merugikan lingkungan sekitarnya. Sisa pembakaran yang dipastikan tidak
ada lagi api yang menyala/membara ditanam dan diurug kembali secara rapi.

G. Pemasangan Papan Nama Proyek

1. Menyiapkan papan nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar putih dengan
redaksi dan ukuran 1,50 m x 1,00 m
2. Menulis pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk Direksi.
3. Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan pondasi yang
cukup stabil dan dipasang di lokasi yang disetujui direksi.

H. Penyediaan Kantor Direksi

Merundingkan terlebih dahulu dengan Direksi mengenai pembagian halaman untuk bangunan
sementara. Selanjutnya membuat bangunan sementara yang terdiri dari tempat penimbunan
barang- barang, gudang, ruang Direksi, ruang Kontraktor, kamar mandi/WC dan ruang- ruang lain
yang dianggap perlu.

Menyediakan sebuah bangunan untuk direksikeet minimal 20 m2 dan dilengkapi panil-panil untuk
menempel gambar-gambar.

Ruang Direksi dilengkapi minimal dengan:

- set meja kerja dan kursi

- 1 set meja rapat dan kursi, kapasitas minimal untuk 12 orang

- 1 set meja dan kursi tamu

- 1 white board

Menyediakan kantor lapangan, akomodasi kantor yang cocok dan fasilitas yang memenuhi
kebutuhan proyek di tempat-tempat pekerjaan penting. Memelihara bangunan sementara yang
telah ada di lapangan dan memperbaiki/mengganti kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan. Bangunan-bangunan seperti ruang Direksi, los kerja dan bangunan sementara akan
dibongkar setelah mendapat persetujuan Direksi.

I. Pembersihan Sisa Material dan Fasilitas Sementara

Selama periode pelaksanaan pekerjaan, memelihara pekerjaan bebas dari akumulasi sisa
bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada
saat selesainya pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai,
sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin disingkirkan, seluruh permukaan
terekspos yang nampak dibersihkan, termasuk juga semua fasilitas sementara seperti
gudang, kantor lapangan dan jembatan sementara, sehingga proyek ditinggal dalam kondisi
siap pakai dan diterima oleh direksi pekerjaan.

Sebelum pekerjaan pengukuran dimulai, tapak proyek dibersihkan dari rumput, semak-
semak, lumpur, akan pohon, tanah humus, puing-puing dan segala sesuatu yang tidak
diperlukan atau dapat menggangu jalannya pekerjaan. Penebangan pohon-pohon sesuai
dengan petunjuk Direksi.
Semua barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi, selambat-lambatnya sebelum
pekerjaan galian tanah dimulai.

Pembersihan Selama Pelaksanaan


1. Melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur,
kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan,
sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan
memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
2. Bilamana dianggap perlu, menyemprot bahan dan sampah yang kering dengan air
untuk mencegah debu atau pasir yang beterbangan.
2. Menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan
sampah sebelum dibuang.
3. Membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah ditempat yang telah ditentukan
sesuai dengan Peraturan Pusat dan Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan
yang berlaku.

Pembersihan Akhir
Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja ditinggal dalam keadaan bersih dan siap
untuk dipakai dan mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak
diperuntukkan dalam dokumen kontrak ke kondisi semula, membongkar bangunan-
bangunan atau fasilitas penunjang sementara yang dibangun.

J. Penerangan dan Keselamatan Kerja

1. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan sarana pengamanan kerja baik


itu berupa helm, sepatu, pakaian pelindung dan pengaman lain yang diperlukan.

2. Menyelenggarakan, membangun tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang sesuai


dan cukup serta mengambil tindakan pencegahan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan
dan keselamatan umum. Jalan-jalan yang tertutup bagi lalulintas harus dilindungi dengan
perintang yang cukup, perintang tersebut diberi penerangan atau lampu dan dinyalakan
mulai sejak matahari terbenam hingga matahari terbit.

3. Berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat untuk menghindari hal – hal yang
tidak diinginkan.

4. Menjaga kebersihan agar menjamin kesehatan lingkungan.

5. Menyediakan kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi pertolongan


darurat bila ada petugas/pekerja yang sakit.

6. Mengasuransikan tenaga kerja.

7. Penginapan untuk petugas/pekerja layak dan memenuhi syarat kesehatan.

8. Menyediakan fasilitas sebagai berikut;

- Listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.

- Air minum atau air bersih yang dapat diminum untuk semua keperluan selama
pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas yang ada diproyek.

- Alat-alat pemadam kebakaran.

- Alat-alat P3K.

- Kamar mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan termasuk septictank sementara.

- Alat Komunikasi.
- Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

- Alat pengendalian dan pengamanan lalu lintas.

II. UTILIZAT/PENGUKURAN

A. Pengecekan Patok BM dan pemasangan patok CP

1. Memastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan sesuai dengan
data Badan Pertanahan Nasional

2. Jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi dengan
baik, dibuat patok beton dengan cor dan memasang titik batas dengan tanda paku tertanam
di tiap patok dan melindungi patok-patok tersebut dengan perimeter yang baik dan mudah
dipantau (dari bambu atau kaso dan diberi tanda warna atau bendera atau tanda lain yang
mudah dilihat)

3. Setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint Survey yang
sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan Pengawas disimpan dan menjadi
dasar acuan seluruh pengukuran berikutnya

4. Titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan cross check
apakah sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar desain atau gambar konstruksi —
jika terjadi perbedaan maka akan dilaporkan kepada Konsultan untuk dilakukan penyesuaian
gambar desain.

5. memastikan patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan seluruh titik
sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama pelaksanaan proyek dan
diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta menjadi acuan awal pelaksanaan pematokan
(stacking out) pada bangunan-bangunan yang akan dilaksanakan

6. Membuat patok-patok Control Point (CP) untuk mempermudah pelaksanaan


pengukuran dan pematokan berikutnya

B. Pengukuran Poligon

Langkah Kerja

1. Menyiapkan catatan, daftar pengukuran dan membuat sket lokasi areal yang akan
diukur.

2. Menententukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.

3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat sampai didapat
kedataran.
4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan menolkan piringan sudut horizontal dan kunci
kembali dengan memutar sekrup piringan bawah.

5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut
horizontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa
untuk bacaan muka.

6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180º searah jarum jam,
kemudian putar teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.

7. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa
untuk bacaan muka.

8. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan sudut
horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang.

9. Dengan cara yang sama, dilakukan pada titik-titik poligon berikutnya hingga kembali
lagi ke titik P1.

10. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.

11. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat masing-
masing titik.

12. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.

C. Pengukuran Water Pass

Langkah Kerja;

1. Menyiapkan alat ukur waterpass di atas kaki tiga, dan siapkan pula alat tulis untuk
mencatat hasil pengukuran

2. Buka kaki tiga dari pengunci

3. Berdirikan dan dalam keadaan tidak terkunci tinggikan sampai kira-kira sebatas dada,
kemudian kuncikan kembali

4. Renggangkan ketiga kakinya membentuk segitiga sama sisi dengan jarak antar kaki
sekitar 60 cm dan kepala kaki tiga dalam keadaan mendatar

5. Keluarkan alat ukur dari tempatnya, kemudian pasang di atas kepala kaki tiga yang
sudah disiapkan tadi, pasang skrup yang ada di kepada kaki tifa pada lubang yang ada di
bagian bawah alat ukur cukup kuat agar antara kaki tiga dan alat betul-betul menjadi satu
kesatuan. Lalu injak alat injakan yang ada di kaki tiga

6. Mengatur teropong sejajar dengan dua buah skrup pendatar


7. Putar kedua skup pendatar ke atas atau kebawah secara bersamaan dan skrup ketiga
sebagai pengatur sampingan, sampai gelembung nivo tepat ditengah kotak

8. Untuk memenuhi syarat garis bidik sejajar garis nivo, atur gelembung nivo tabungnya
agar tepat ada ditengah dengan menggunakan skrup pengatur nivo tabung

9. Arahkan tropong ke sasaran, berupa rambu ukur yang didirikan tegak diatas titik
pengukuran

10. Cek benang diafragma terlihat atau tidak. Bila tidak terlihat putar-putar skrup pemokus
difragma sampai benang diafragma tersebut terlihat jelas

11. Menentukan dua titik A dan B

12. Membagi panjang PQ dalam beberapa slag

13. Membaca benang tengah di tiap slag, dengan menganggap bacaan bt yang berlawanan
dengan arah pengukuran menjadi arah belakang (b), yang searah menjadi arah muka (m)
dan catat pada lembar kerja. Hitung beda tinggi tiap-tiap slag.

D. Pengukuran Situasi, Potongan Memanjang dan Melintang

- Pengukuran situasi

Pengukuran situasi dilakukan dengan menggunakan electronic total station (ets) atau dengan alat
ukur teodolit dengan ketelitian bacaan ≤ 20”. Data yang diukur mencakup semua obyek bentukan
alam dan buatan manusia yang ada disekitar bangunan rencana .

Pada pengukuran situasi tersebut, pengambilan titik ukur detail / rapat. Hal ini karena pada lokasi
disekitar rencana jembatan akan dilapangkan.

- Profil Memanjang

Pengukuran penampang memanjang dalam pelaksanaanya di lakukan bersamaan dengan


pengukuran sifat datar atau pengukuran penampang melintang .

Pengambilan data penampang memanjang dilakukan dengan setiap perubahan muka tanah dan
sesuai dengan kerapatan detail yang ada sepanjang trase. Pembacaan rambu harus di lakukan pada
pada tiga benang yaitu : benanf atas, benang bawah, benang tengah

- Penampang Melintang

Pengukuran penampang melintang saluran di lakukan alat sipat datar pada daerah datar dan
terbuka, tetapi pada daerah dengan topografi bergelombang dilakukan dengan menggunakan
teodolit kompas dengan ketelitian bacaan 20”.

Pengukuran penampang melintang saluran dilakukan tegak lurus dengan ruas jalan. Pengambilan
data dilakukan pada tiap perubahan muka tanah dan sesuai dengan kerapatan detail yang ada
dengan mempertimbangkan factor skala peta yang dihasilkan dan tingkat kepentingan data yang
akan ditonjolkan,

Sketsa penampang melintang tidak boleh terbalik antara sisi kanan dengan sisi kiri. Untuk
mempermudah pengecekan, pada masing masing sisi koridor di beri notasi yang berbeda, misalnya
koridor sebelah kiri dari center line jalan diberi notasi alphabetic dan untuk koridor sebelah kanan di
beri notasi numbers.

Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan persyaratan : Kondisi datar, landai dan lurus
dilakukan pada interval tiap 50 m dengan lebar koridor 75 m ke kiri dan 75 m ke kanan AS trase
jalan.

III. SOSIALISASI

- Persiapan.

1. Koordinasi,

Melakukan koordinasi dengan Camat, Lurah/Kepala Desa, Kadus, Kaling, Bendesa adat dan Pekaseh
di lingkungan setempat.

2. Penyiapan Tempat.

Lokasi tempat rapat disiapkan sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak terkait pada saat koordinasi.

3. Penyiapan Tenaga Ahli.

Menyiapkan tenaga ahli yang fasih dan memahami bahasa bali (sor-singgih),

memahami adat istiadat Bali, memahami tata titi upacara agama Hindu Bali dan upacara adat di Bali,
memahami keberadaan subak, pecalang, dan tata cara memulai dan mengakhiri pekerjaan di daerah
masing-masing.

-Materi Sosialisasi.

Materi sosialisasi mencakup: Tata cara memulai pekerjaan, Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan,
Tatacara penanganan Bangunan-bangunan Suci, dan Tatacara mengakhiri pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Materi sosialisasi dibuat sehingga masyarakat setempat dapat memahami pentingnya
kegiatan ini bagi dirinya dan orang lain. Masyarakat harus diberi pemahaman tentang tata cara
pelaksanaan pekerjaan, gangguan yang akan timbul dan cara mengatasi permasalahan darurat.
Untuk itu materi sosialisasi adalah berupa makalah, leaflet, animasi, atau hal-hal lain sesuai dengan
permintaan tokoh masyarakat setempat.

Materi sosialisasi sekuraung-kurangnya memuat:

1. Rencana dan Kegiatan Secara umum.

2. Waktu Pelaksanaan.

3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.

4. Gangguan dan hambatan yang akan timbul.

IV. PEKERJAAN TANAH

A. Pekerjaan Galian Tanah Biasa

1. Tahapan Pekerjaan:

a. Melakukan penandaan pada lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan kelandaian ,
sesuai gambar atau sesuai perintah Direksi Pekerjaan.

b. Penggalian secara manual dengan ukuran dan kelandaian galian sesuai gambar, hasil galian
dipindahkan dengan dump truck ke lokasi yang tepat dan diratakan sehingga dapat mencegah
dampak lingkungan yang mungkin terjadi.

c. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.

d. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya
pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

e. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.

f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

B. Pekerjan Timbunan dan Pemadatan

1. Tahapan Pekerjaan:

a. Bersama direksi melakukan pemeriksaan terhadap titk-titik timbunan.

b. Sebelum mulai menimbun permukaan tanah digaruk sampai kedalaman yang lebih
besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar
air dari tanah yang digaruk selalu dijaga secara baik.

c. Penimbunan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum hamparan material sebelum
dipadatkan 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan luar atau
dalam dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapian didapat
kepadatan yang sama diseluruh bidang rencana dan pemadatan menggunankan alat
pemadat/stamper.

d. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil timbunan.

e. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya
pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

f. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.

g. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

V. PEKERJAAN DEWATERING

A. Pekerjaan Kistdam

1. Kisdam dibuat dari tanggul (timbunan tanah yang dipadatkan) atau dari turap dari baja (sheet
pile) yang diisi tanah timbunan untuk mencegah agar air tidak masuk atau untuk mengalihkan aliran
air dari daerah yang ada di dalam kisdam yang akan merupakan daerah kerja. Biasanya di dalam
kisdam kemungkinan masih ada / banyak air. Sehingga air tersebut perlu dikeluarkan agar daerah
kerja tersebut tetap kering, dengan menggunakan pompa. Pekerjaan kisdam diikuti oleh pekerjaan
pengeringan.

VI. PEKERJAAN PASANGAN

A. Pasangan Batu Kali

Tahapan Pekerjaan:

a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 4 Ps (5,2 Mpa) dan diaduk menjadi
mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.

b. Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.

c. Pembuatan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi.

d. Pemasangan lubang-lubang pembuang (drain/ Weep Hole) untuk mengurangi tekanan air
setiap luas 2 M2 yang terbuat dari pipa PVC Ø 2" (dua inchi) dan pada ujung pipa PVC yang tertanam
di tanah dibungkus dengan ijuk dan di luar sisi ijuk dipasang kerikil yang berfungsi sebagai saringan
air sehingga tidak terjadi penggerusan tanah pada bagian dalam tanggul atau pasangan batu.
e. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

f. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas
kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus
mengatur arus lalu lintas.

g. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

B. Pekerjaan Plesteran

Tahapan Pekerjaan:

a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 3 PP (12,5 Mpa) dan diaduk
menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.

b. Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi dulu dengan air.

c. Pemelesteran dengan ketebalan rata-rata 1,5 cm

d. Penyelesaian dan perapihan setelah pelesteran.

e. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas
kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus
mengatur arus lalu lintas.

f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

C. Pekerjaan Siaran

Tahapan Pekerjaan:

g. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 2 PP (17,2 Mpa) dan diaduk menjadi
mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.

h. Sebelum disiar bidang muka pasangan dibasahi dulu dan dibersihkan dari kotoran yang melekat
pada pasangan.

i. Pekerjaan siaran dengan ketentuan siar tenggelam (masuk ke dalam 1 cm), siar rata (rata
dengan muka batu), dan siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm)

j. Penyelesaian dan perapihan setelah siaran selesai.

k. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas
kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus
mengatur arus lalu lintas.

l. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan


D. Pekerjaan Pipa Drainase

Tahapan Pekerjaan:

1. Pipa paralon (PVC 2“) dipotong-potong sesuai dengan panjang yang dibutuhkan, menggunakan
alat pemotong berupa gergaji besi bertangkai. Selanjutnya pada salah satu ujungnya disumbat
dengan ijuk dan diikat dengan baik sehingga mudah untuk dipindahkan.

2. Pipa drainase dipasang setiap 1,50 meter jarak datar dan 1,00 meter jarak vertikal.

3. Kualitas pipa dikontrol berdasarkan ketebalan pipa yang digunakan yang dipasang. Untuk
mencegah terjadinya erosi di belakang pasangan, maka pada ujung pemasukan pipa diberikan filter
berupa ijuk dan koral.

VII. PEKERJAAN PONDASI

Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu:

1. Penggalian tanah pondasi

2. Penulangan pondasi

3. Pekerjaan bekisting

4. Pengecoran

1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi

Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu:

- Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta mengetahui ukuran
panjang, lebar dan kedalaman pondasi.

- Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang
kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga
dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.

- Dalamnya galian tanah sesuai gambar atau sampai kedalam tanah padat/tanah keras.

- Lebar dasar galian tanah pondasi dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa
dalam bekerja.

- Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak
mengganggu pekerjaan.
2. Pekerjaan Penulangan

a) Perakitan tulangan

Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek
agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih
cepat.

Cara perakitan tulangan :

- Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari ukuran pondasi
setempat.

- Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan memperhitungkan
bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat tersebut.

- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh dan
tulangan tidak terlepas

b) Pemasangan Tulangan

Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan
cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi
ini juga tidak terlalu dalam.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:

- Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus permukaan
tanah dengan bantuan waterpass.

- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak antara
tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal yang di buat dari batu
kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar
tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi
karat.

- Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan
pengecoran.

3. Pekerjaan Bekisting

Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk mencetak
beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.

Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

- Yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan kolom sedangkan untuk
pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
- Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting, jarak
sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.

- Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.

- Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak miring
dengan bantuan alat waterpass.

- Papan cetakan tidak boleh bocor

- Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit

- Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

4. Pekerjaan Pengecoran

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan perbandingannya.
Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah
syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton
karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen
merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran
batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut
pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.

Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:

- Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.

- Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta
air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.

- Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu
1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.

- Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua
semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan
air secukupnya Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.

- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah diletakan
tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit
demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang
besar dapat masuk kecelahcelah tulangan.

- Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mengering dan
setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan beberapa cm untuk
sambungan kolom.
VIII. PENGADAAN BETON PRACETAK

1. Tahapan Pekerjaan produksi L - Shape:

1. Ukuran L - Shapeyang akan dipakai disesuaikan dengan gambar rencana dan dituangkan
kembali kedalam gambar kerja

2. Melakukan pekerjaan tulangan L - Shapesesuai dengan gambar perencanaan, memperhatikan


ikatan ikatan antara tulangan agar tidak ada yang terlewat. Tulangan baja untuk pemindahan dan
pengangkatan untuk pemasangan harus terikat pada tulangan yang paling bawah dari tempat
pegangan.

3. Kontrol tulangan baja oleh orang yang bertugas sebagai QA dan beri tanda ok untuk yang telah
dikontrol.

4. Buatkan balok-balok tahu (untuk selimut beton) dari semen untuk pengganjal tulangan di
dalam cetakan L - Shape.

5. Pasang cetakan yang terbuat dari baja dan ikatkan masing masing lempengan

cetakan sehingga menjadi kuat. Baja dilumuri dengan form oil supaya beton tidak

nempel termasuk bagian yang disebut conus (tempat baja pengunci), melapisi conus dengan plastik
tipis sekali dan disebut paminating.

6. Memasang tulangan L - Shape(yang telah di cek dengan baik oleh QC dimana diameter tulangan
letak dan ukuran dari luar ke luar sesuai dengan perencanaan) pada cetakan baja yang telah di
set dan cek semua ikatan serta kunci kunci catakan serta pemasangan tahu pada rulangan.

7. Melakukan pengontrolan terakhir sebelum dicor oleh orang yang diberi tugas QC dan beri
tanda pengontrolan.

8. Mendatangkan beton dengan kualitas beton sesuai rencana dari Industri beton mix yang telah
di lakukan tes awal di laboratorium konstruksi dengan di saksikan oleh kedua belah pihak.

9. Menyiapkan peralatan pengecoran termasuk alat penggetar, kalau sudah lengkap dan bekerja
sempurna semua peralatan maka beton dituangkan sampai penuh rapih (catat jam dan tgl
pengecoran). Pelihara beton yang sudah dicor sesuai dengan aturan seperti penyiraman air berkala
dan atau penggunaan selimuti basah.

10. Setelah pengecoran L - Shapemencapai 3 jam, cetakan dibuka bagian pinggirnya yang ada
‘conus’ dengan hati-hati agar beton tidak rusak dan mengelupas dan bagian atas dan bawah conus,
beton dibiarkan sampai 14 jam dengan dipelihara dengan disiram air.

11. Menyiapkan cetakan L - Shapeyang baru dibongkar dari beton dengan tatakan (bagian bawah
cetakan) yang lain
12. Setelah 14 jam L - Shapedipindahkan dan simpan pada tempat penyimpanan L - Shape. L -
Shapeyang rusak tidak sesuai dengan KAK (Kerangka Acuan Kerja), segera diberi tanda X merah
dengan cat.

13. L - Shapesetelah minimal berumur 7-14 hari atau telah memiliki kuat tekan 85% dari rencana
siap untuk di pasang, kecuali L - Shapeyang rusak atau gagal yang telah di beri tanda X dan lakukan
pemindahan L - Shaperusak pada tempat yang jauh terpisah. Dengan tenggat waktu tersebut, pihak
produksi L - Shapebeton harus menyesuaikan jadwal pemasangan L - Shapedi lokasi agar hanya L -
Shapebeton yang cukup umur (14 hari) dapat di serahkan ke lokasi kerja.

14. Memberikan kode produksi, tanggal produksi, mutu beton, dimensi L - Shape, serta nama
rekanan dan nama proyek pada sisi dalam L - Shape(yang tertimbun tanah)

2. Mobilisasi L - Shape

1. Packing Dalam proses pemuatan, penumpukan, dan pemasangannya dilakukan sesuai dengan
petunjuk untuk menghindari kerusakan akibat penanganan yang tidak benar.

2. Pengangkatan (Loading/Unloading) Pengangkatan Produk L - Shapedengan menggunakan Truck


Crane, maka diperlukan tali sling, yang diikatkan pada lifting hole yang terdapat pada sisi L - Shape.

3. Penumpukan Posisi L - Shapeantara lapis di atas dan dibawah hendaknya dibuat sejajar agar
posisinya rata.

4. L - Shape diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan Truck

3. Pekerjaan Pemasangan L - Shape

1. L Shape diangkat dan diletakkan sesuai dengan yang ditunjukkan gambar rencana.

2. L Shape diletakkan secara perlahan di dasar galian yang telah diberi urugan pasir setebal 10 cm
dan lantai kerja setebal 5 cm.

3. Semua L Shape harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan kerusakan-kerusakan
lainnya ketika L Shape berada diatas galian, jika terjadi kerusakan L Shape segera diganti.

4. Untuk L Shape dengan kemiringan antara1/5 sampai dengan1/10, agar tidak terjadi pergeseran
L Shape , maka pada sambungan harus diberi angkur dari beton yang ditanam pada kedalaman
minimal 50cm dibawah sambungan.

5. Apabila diperlukan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa
menyebabkan kerusakan pada L Shape dan lapisan ujungnya harus dibuat halus.

IX. MANAJEMEN PROYEK


1. Struktur Organisasi

Proyek ini akan dikerjakan oleh Tim Kerja yang dikendalikan oleh seorang Site Manager yang
memiliki Sertifikat Ahli Sumber Daya Air dengan dibantu oleh Administrator, Logistic dan Pelaksanan.
Pelaksana di bantu oleh Mandor dan Juru Ukur. Personil inti
lebih diprioritaskan yang mempunyai sertifikat irigasi dan pengalaman pekerjaan sejenis.
Berikut bentuk struktur organisasi dalam Peningkatan Jaringan Irigasi Subak Ulun Uma, Saluran
Tersier – D.I. Ulun Uma.

2. Sub-Kontraktor Dan Suplayer

Sub-Kontraktor tidak ada dalam proyek ini, untuk precast L-Shape di suplay oleh PT. Lisa Concrete
Indonesia

3. Komunikasi

Pengelolaan komunikasi di lapangan antara lain terdiri dari;

· Komunikasi antar personil inti.

· Komunikasi antara anggota tim proyek dengan berbagai agen perusahaan pemasok,
penyewaan, dan sebagainya.

· antara kantor pusat dan lapangan

· Antara proyek dengan pemerintah atau masyarakat umum setempat.

Penyelenggaraan komunikasi yang lancar tentu akan menghasilkan kinerja yang baik bagi konstruksi.

X. METODE PELAKSANAAN MANAJEMEN

1. Tenaga Kerja

Dalam manajemen tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan:

1. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja.

2. Recruitment dan pembagian tenaga kerja kedalam kelompok kerja.

3. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.

4. Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.

5. Perencanaan, penjadualan, pengarahan dan pengawasan kegiatan tenaga kerja.


2. Pemilihan Alat

1. Memastikan alat dirawat sesuai prosedur

2. Mengganti alat yang tidak sesuai atau tidak cocok.

3. Memastikan tersedianya suku cadang di proyek terutama pada elemen alat yang bersifat aus

4. Bila perlu menambah jumlah alat sehingga mencukupi kebutuhan pelaksanaan

5. Mengganti alat yang memiliki kapasitas yang lebih besar

6. Membuat sumber tenaga listrik cadangan. Kerusakan genset akan menghentikan hampir
seluruh pekerjaan.

3. Bahan/Material

a) Pemilihan Material

Untuk pemilihan material permanen pada suatu proyek konstruksi, harus sesuaidengan ketentuan
yang tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi yang terdapatdalam kontrak

b) Pemilihan Pemasok Material

Pemilihan pemasok material pada dasarnya ditentukan pada penawaran harga terendah, namun ada
beberapa faktor lain yang dipertimbangkan sebelum memutuskan, yaitu :

- Kehandalan pemasok

- Ukuran pemasok

- Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok

- Syarat pembayaran yang diminta oleh pemasok

- Kualitas material yang dipasok

- Kemampuan pemasok untuk menyediakan material dalam keadaan tidak terjadwal

c) Pembelian Material

Pengendalian pembelian dilakukan oleh petugas pembelian dengan menggunakan buku pesanan
pembelian yang dibuat dalam beberapa rangkap. Masing-masing rangkap diserahkan kepada pihak-
pihak yang terkait untuk kelengkapan administrasi proyek. Rincian yang harus dimasukkan dalam
buku pesanan pembelian adalah :

- Nama dan alamat pemasok


- Nama orang yang memesan material

- Rincian material yang dibutuhkan

- Perintah penyerahan material

- Harga material yang dipesan

- Nama petugas yang bertanggung jawab terhadap pembelian material.

- Rincian untuk administrasi akutansi biaya pembelian material

d) Pengiriman Material

Pengiriman material berdasarkan surat permintaan pembelian material yang telah disetujui dengan
jaminan bahwa material yang akan dikirim pemasok sesuai dengan spesifikasi dan dikirim ke lokasi
yang tepat dan waktu yang diminta. Bagian pengiriman material juga harus mengatur persetujuan
bea Cukai, pembayaran tarif impor, mendapatkan izin impor dan lain-lain. Bila pemasok tidak bisa
menyanggupi pengadaan material yang dibutuhkan pada waktu dantempat yang telah ditetapkan,
maka bagian pengirirman material mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah
tersebut, langkah-langkah yang mungkin dilakukan adalah :

- Mengubah material yang diminta "misalnya merk atau ukuran# yang telahmendapat persetujuan
lebih dahulu dari pihak yang berwenang.

- Mengatur dan melakukan uji coba pada material yang tidak standar untuk memgetahui kinerja
dari material tersebut.

- Membatalkan pesanan dan memesan pada pemasok lain.

e) Penerimaan Material

Material-material yang dipasok merupakan suatu hasil dari surat permintaan pembelian yang wajib
diperiksa pada saat penyerahan oleh bagian logistik. Sebelum material dibongkar, petugas logistik
memeriksa terlebih dahulu bahwa material-material yang diserahkan benar-benar material pesanan
yang merupakan bagian dari pelaksanaan proyek. Hal-hal yang perludi periksa oleh petugas logistik
adalah :

- Material yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui sesuai dengan spesifikasi.

- Kuantitas material pada saat diserahkan harus sama dengan permintaan.

- Kualitas material merk harus sama dengan catatan penyerahan.


- Material-material yang diserahkan harus dalam susunan yang baik.

Setelah petugas gudang selesai memeriksa penyerahan material dan hasilnya baik, maka catatan
penyerahan yang terdiri dari 2 rangkap sebagai bukti tanda terima

harus ditandatangani. (angkap pertama dikembalikan kepada petugas yang menyerahkan sedangkan
rangkap kedua disimpan sebagai arsip yang digabungkan dalam satu gandaan surat permintaan
pembelian sebagai laporan untuk kelengkapan administrasi. Laporan-laporan ini akan dijadikan
dokumen yang akan diserahkan pada pemegang pembukuan sebagai informasi perihal penerimaan
material yang dipesan, sehingga dapat mempersiapkan pembayaran kepada pemasok ketika
mengajukan penagihannya.

f) Penyimpanan Material

Penyerahan material yang sudah sesuai dan dapat diterima harus disimpan dengan baik oleh
petugas logistik. Petugas logistik ini bertanggung jawab dalam menjaga dan menyimpan meterial-
material yang diserahkan antara waktu penyerahan sampai dengan material tersebut dikeluarkan
dari logistik yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. spek utama manajemen
material adalah aspek keamanan fisik dan selalu siap (availibility). Pemeriksaan secara periodik
terhadap material-material yang disimpan harus diadakan untuk memperkuat catatan petugas
logistik agar tidak terjadi perbedaan jumlah material yang disimpan dengan catatan yang ada.

g) Pengeluaran Material

Semua material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi tercatat dan
tersimpan di dalam gudang. Sehingga untuk penggunaan material tersebut harus dikeluarkan dari
gudang penyimpanan dengan melengkapi

berita acara pengeluaran material yang dikeluarkan dari gudang penyimpanan dengan melengkapi
berita acara pengeluaran material yang dikeluarkan oleh petugas gudang. Berita acara ini berisi
informasi tentang jumlah dan jenis material yang diambil, maksud penggunaan material dan
informasi-informasi lainnya yang terkait dengan material yang dibutuhkan. Petugas gudang harus
dapat menjamin bahwa material yang keluar dari gudang benar-benar untuk kepentingan
pelaksanaan pembangunan proyek dan sesuai dengan daftar rincian dalam berita acara. Berita acara
pengeluaran dari gudang harus diperiksa oleh yang bertanggung jawab untuk menjamin :

- Material yang dikeluarkan dari gudang dibutuhkan dan benar-benar digunakandalam pelaksanaan
pembangunan proyek.
- nformasi yang terdapat dalam berita acara pengeluaran adalah benar yangdiperlukan untuk
proyek.

Bahan permanen dan bahan sementara yang dikeluarkan dari gudang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi, selanjutnya petugas gudang tidak mempunyai
kepentingan lagi terhadap material-material tersebut. Untuk bahan sementara bila sudah tidak
digunakan, akan dikembalikanlagi ke gudang penyimpanan yang akan digunakan pada pelaksanaan
pembangunan proyek lainnya (sebagai contoh : cetakan, pompa, molen, dan lain-lain).

Tanggung jawab atas keamanan bahan konstruksi yang harus dikembalikan harus tetap atas nama
orang yang bertanggung jawab atas dikeluarkannya barang tersebut. Petugas gudang juga harus
dapat menjamin bahwa semua barang yang dipulangkan telah dibersihkan dan dapat beroperasi
penuh. Bila dibutuhkan perbaikan, petugas gudang harus memperbaiki secepatnya, sehingga barang
tersebut siap pakai bila tiba-tiba dibutuhkan.

4. Pengamanan ( Security )

Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, CV. Sarana Bali akan menyediakan tenaga keamanan
sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal :

- Pengamanan terhadap proyek pada umumnya

- Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian

- Pengamanan dan Pengaturan lalu lintas/lingkungan sekitar pada saat pelaksanaan proyek

- Menjaga dan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi proyek, agar pelaksanaan
proyek mendapat dukungan dari lingkungan setempat sehingga tidak mendapat kendala dari
lingkungan/masyarakat sekitar.

5. Program K3

Pelaksanaan K3 dilakukan sesuai dengan Rencana Usulan Keslamatan dan Kesehatan Kerja.
Pelaksanaan K3 meliputi:

a. Menyusun instruksi kerja.

b. Menyediakan peralatan keselamatan kerja seperti helm, sarung tangan, sepatu keselamatan.

c. Membuat rambu-rambu keselamatan.

d. Menyediakan perlengkapan P3K.

e. Melakukan pelatihan kepada pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja.


6. Metode Pengendalian Proyek

Pengendalian proyek bertujuan sebagai instrumen pengontrol progress pelaksanaan pekerjaan


dilapangan. Apabila terjadi permasalahan teknis maupun non teknis pada saat pelaksanaan proyek
atau indikasi-indikasi permasalahan yang muncul, maka sesegera mungkin dicari jalan
penyelesaiannya. Hal tersebut dimaksudkan agar keterlambatan yang terjadi diproyek dapat
diantisipasi atau dikejar di masa yang akan datang dan tidak terlalu berdampak buruk pada
pekerjaan-pekerjaan berikutnya. Hal-hal yang menjadi fokus pengendalian proyek, adalah:

- Waktu yang telah digunakan terhadap rencana

- Besar progress kemajuan proyek

- Mutu konstruksi yang telah dilaksanakan

- Biaya yang telah digunakan terhadap rencana

- Jumlah tenaga kerja yang digunakan

- Jumlah dan mutu material yang akan digunakan/dipasang

7. Jadwal Pekerjaan

Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan lebih detail (bulanan dan mingguan) dan akan dimonitor secara
cermat menggunakan laporan harian dan mingguan. Pengontrolan secara keseluruhan akan
dituangkan dalam bentuk Bar Chart. Aktivitas yang ditunjukkan pada Bar Chart terdiri dari waktu
untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar dan contoh-contoh, pengadaan bahan, dan
peralatan. Kemajuan pekerjaan selanjutnya akan diplot dalam kurva-S yang menunjukkan
perbandingan antara kemajuan pekerjaan dengan jadwal yang direncanakan. Berikut Bar Chart dan
Kurva S pada proyek Peningkatan Jaringan Irigasi Subak Ulun Uma, Saluran Tersier – D.I. Ulun Uma

TIME
SCHEDULE

(SKEMA RENCANA
KERJA)

KEGIATAN :Peningkatan Jaringan Irigasi


LOKASI :Di Kecamatan ...

T. A :2016

8. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Pengelolaan dan Pemantauan terhadap lingkungan di sekitar pekerjaan antara lain;

a. Pengumpulan hasil galian dan perlindungan saat hujan.

Tanah galian langsung diangkut deng Dump Trruck ketempat pembuangan sementara untuk yang
akan digunakan kembali. Temapat pembuangan sementara dipastikan aman saat terjadi hujan.

b. Pembuangan tanah secara periodik

Pembuangan tanah dilakukan secara periodik untuk menghidari longsor dan dampak lingkungan
lainnya

c. Pemberian MCK yang layak atas petunjuk Direksi

Tempat MCK yang layak perlu disedikan untuk menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan
XI. KOORDINASI ANTAR DISIPLIN

Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan dilaksanakan secara rutin
antara pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas, dan Direksi Pekerjaan sebagaimana dituang dalam
kontrak. Demikian juga rapat internal antar bagian dalam organisasi kontraktor akan dilaksanakan
minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu dan berfungsi membahas dan koordinasi pelaksanaan
pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya serta program pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut
bertujuan agar tercipta suasana komunikasi kerja yang harmonis sehingga mendukung kelancaran
pelaksanaan kegiatan. Disamping itu CV. SB juga menerapkan sistem koordinasi yang sinergis antara
semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini. Dalam pelaksanaan sistem koordinasi tersebut terdapat

garis instruksi, garis koordinasi, dan garis konsultasi antara beberapa pihak tertentu. Garis instruksi
merupakan garis/hubungan pemberian instruksi/tugas pelaksanaan pekerjaan dari hirarki yang lebih
tinggi (dalam hal ini pemberi tugas) ke pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan). Garis koordinasi
adalah garis/hubungan pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan dan hubungan koordinatif dari
pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan) ke hirarkhi yang lebih tinggi (pemberi tugas), sementara
garis konsultasiadalah hubungan/garis dari dua belah pihak (kontraktor dan konsultan) yang sejajar
kedudukannya yang bersifat konsultatif. Adapun hubungan antara pemberi tugas, direksi lapangan,
konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor di gambarkan seperti bagan dibawah ini :

Gambar Diagram Koordinasi


XII. QUALITY CONTROL

Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu
dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality Control ) terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang antara lain, adalah:

- Seluruh material yang digunakan


- Pemilihan tenaga kerja
- Perawatan alat
- Test material di laboratorium dan lapangan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-
hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas
khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian teknik dan melakukan proses Quality
Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang dilaksanakan

Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana yang
diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan
di proyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan persyaratan mutu
yang diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu di
pelaksanaan akan dapat dijalankan dengan baik dengan adanya:

- Sasaran mutu yang jelas

- Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas

- Organisasi proyek yang handal

- Sistem dan prosedur mutu yang baku


- Penerapan manajemen mutu yang konsisten

XIII. PENUTUP

Demikian secara singkat metode pelaksaan yang akan kami laksanakan di lapangan apabila
kami ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan dan uraian langkah-langkah kerja secara detail akan
kami konsultasikan dengan direksi lapangan maupun dengan pihak proyek.
j.Bor -istrik dan Mata Bor 2ntuk melubangi bagian)bagian seperti strainer, lubang baud dan lain
sebagainya yangdisesuaikan dengan kebutuhan.k.Alat Bantu -ainnya Alat Bantu -ainnya misalnya
spaner, siku, waterpass magnet, drip, palu, penggaris stainless dan peralatan lainnya yang digunakan
untuk menunjang pekerjaan di lapangan. Adapun uraian !enggunaan alat tersebut adalah sbb> =.Alat
!engelasan Alat pengelasan dapat menggunakan mesin las portable #mesin diesel$ ataupunTrafo las
-istrik dengan menggunakan !ower dari 1 atau 8enset. Alat ini digunakanuntuk mengelas plat)plat,
pipa)pipa atau bahan dari besi lainnya, aplikasi pengelasaiibisa dengan teknik :ori9ontal, +ertikal,
fillet, normal atau o+er head. !erlengkapan alatlas ini antara lain adalah handle las'stang las, kabel
las electrode. Alat bantupengelasan terdiri dari Sarung tangan las, safety hand, safety body,
kedoklas'kacamata las, ketokan las, sepatu dan masker.3.Alat potong plate #:and ;lame
0utters$*igunakan untuk memotong plate, pipa, besi canal atau bahan besi lainnya baikbentuk
memanjang, o+al atau bentuk)bentuk lainnya yang direncanakan. Alat bantun+aadalah -!8, 7<igen,
slang, regulator, kapur besi kaca mata serta sarung tangan.6.Steger ' triport Alat ini sangat penting
guna berdirinya bagian?bagian dari kompartemen karenasebagai penyangga untuk tackel guna
menarik maupun mengangkat plat)palt beratyang dalam proses mendirikan dan menyambung
bagian satu dengan bagian lainnya.4.TackelTackel sangat penting untuk mendirikan bangunan "!A,
digunakan untuk menarikdan nengangkat bagian)bagian "!A guna menyetel
dinding)dindingkompartemen)kompatemen flokulasi, sedimentasi ataupun bagian lainnya.

Metode Pelaksanaan WTPPage 6

@.0rane0rane sangat penting untuk mendirikan bangunan "!A, digunakan untuk menarikdan
nengangkat bagian)bagian "!A guna menyetel dinding)dindingkompartemen)kompatemen flokulasi,
sedimentasi ataupun bagian lainnya.%.*ongkrak apasitas dongkrak yang digunakan antara 6 sampai
dengan =& ton, digunakanuntuk mengungkit. bila alat pengungkit manual tidak mampu. .Tambangl
dadung'rantai!eralatan ini digunakan untuk alat bantu tackel juga digunakan untuk mo+ingmaterial
yang ada dilapangan. .8urinda tangan2ntuk finishing pekerjaan misalnya sebelum aplikasi
pengecatan dilaksanakan,maka gurinda tangan digunakan untuk membersihkan bagian)bagian plat
yangmenonjol akibat dari peregangan. Alat bantunya

•batu gurinda

•folishing whell

•sarung tangan

•kacamata, dilC. unci ring l kunci pas2ntuk pemasangan'pengencangan mur dan baud, terutama
pada bagian "!A yaitu pada Manhole, Accessories dan peralatan lainnya.=&.Bor listrik dan mala
bor 2ntuk melubangi bagian)bagian seperti strainer, lubang baud dan lain sebagainyayang
disesuaikan dengan kebutuhan.==.Alat Bantu lain Alat bantu lain misalnya spaner, siku, water pass
magnet, drip, palu, penggarisstainless dan peralatan lainnya yang digunakan untuk menunjang
pekerjaandilapangan.

Metode Pelaksanaan WTPPage 7


."Peke!,aan Pi'a an A e&&(!ie&

Pengadaan pipa dalam pekerjaan ini disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam
kontrak, adapun pemilihan pipa Glavanizwd Iron ini sekelas dengan Medium B atau pipa black stell
ber laining. Sebelum pipa didatangkan ke lokasi proyek kami koordinasikan terlebih dahulu dengan
pemberi tugas guna mendapatkan persetujuan material pipa yang akan dibeli.
Penyambungan akan menggunakan system pengelasan dilakukan untuk sistem pipa dan accessories.
Sumua pekerjaan sambungan pipa, accessories pipa tangga dan handrill akankami laksanakan di
lokasi kerja, dan sebelum mulai pekerjaan pengelasan yang akandilaksanakan akan dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran)kotoran.

0"Peke!,aan Ata'

!ekerjaan atap T! akan dilakukan di lokasi proyek setelah T! terpasang danperlengkapan lainnya.
!emilihan atap Dincalum'Spandek akan dikoordinasikan dahulu padadireksi pemberi tugas, agar
mendapat persetujuan

#"Peke!,aan Lain12ain

!ekerjaan lain)lain yang akan dilaksanakan ini meliputi =.!engetesan T!3.*okumentasi


pekerjaan6.As)Built *rawing!ekerjaan pengetesan ini dilakukan guna memperoleh kondisi hasil
pelaksanaanpekerjaan kami dan apabila terjadi kerusakan kontruksi pada T! dan pipa
akibatpelaksanaan pekerjaan kami atau bukan akibat bencana alam, maka kami
melakukanperbaikan kembali selama masa pemeliharaan yang telah disepakati.Masing)masing skup
pekerjaan, sebelum dan setelah selesai dikerjakan atau daripelaksanaan pekerjaan &E sampai =&&E
diambil fotonya sebagai dokumentasiproyek.!embersihan lokasi proyek dari sisa material bekas
kontruksi.Melaksanakan pengembalian material yang tidak terpakai beserta
perhitunganpendatangan dan pemakaian serta jumlah yang dikembalikan.Realisasi seluruh skup
pekerjaan baik pekerjaan bangunan maupun perpipaan akandituangkan dalam As)Built *rawing

CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN

Posted on 31 Oktober 2010 by MAKMUR ACHANK

LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni :

I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR URUG

III PEKERJAAN PASANGAN & BETON

IV PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

V PEKERJAAN KAP, PENUTUP ATAP

VI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

VII PEKERJAAN PENGECATAN

2. PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pekerjaan Persiapan

Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telah disiapkan di lokasi
sebelum melaksanakan pekerjaan.

Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta kelengkapan administrasi
lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan.

Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan penempatan bahan /


material dan lalu lintas.

Situasi dan Ukuran-ukuran

Situasi

v Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan minimal yang harus
dipenuhi dan dimaksudkan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan kontraktor.

v Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan luasan pekerjaan
serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penewaran kontraktor.

v Kelalaian atau kekurangan telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk
mengajukan tuntutan.

Ukuran

Kontraktor Bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut bentuk ukuran-ukuran
dan mutu yang tercantum dalam rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.

Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera melaporkan
kepada Direksi bilamana terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran didalam gambar-gambar RKS ini,
dan tidak diperkenangkan membetulkan kesalahan-kesalahan ukuran / gambar-gambar sebelum
berkonsultasian dari Direksi.

Apabila terdapat ketidak sesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama dijadikan patokan.

Letak titik duga (titik nol) sebagaimana dinyatakan dalam gambar atau sesuai kesepakatan dalam
peninjauan lokasi.
Titik peil ini harus ditetapkan dengan membuat patok permanen yang selama dalam pelaksanaan
tidak boleh bergesar/berubah.

Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap ukuran dan kedalaman.

Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong dilapangan dengan alat
ukur optic yang sudah diTera kebenarannya dan harus selalu berpedoman pada titik duga patok (peil
nol).

Untuk Bangunan rehabilitasi sebelum kontraktor memulai pekerjaan terlebih dahulu mengambil
Foto Nol.

Pekerjaan Pembersihan

Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kontraktor membersihkan lapangan/Lokasi


pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembanguna.

Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak merusak
struktur tanah.

Memasang Papan Bouwplank

Pemasangan patok dan papan bouwplank boleh menggunakan kayu/papan kls.III yang diketam rata
pada sisi kerjanya.

Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus dibicarakan dan
mendapat persetujuan dengan Direksi.

Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan
sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.

3. PEKERJAAN TANAH & PASIR

Penjelasan Umum

Meliputi pekerjaan penggalian (Cut) dan penimbungan (Fill).

Ruang Lingkup

Pekerjaan ini meliputi penimbunan kembali galian pondasi, penimbunan rencana lantai bangunan,
penggalian, pemadatan lapis demi lapis, sehingga titik peil sesuai dengan gambar rencana.

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

Galian Tanah

Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar sudah
dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.

Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok disetujui
Direksi / Pengawas lapangan.
Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-
kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan
seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.

Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap segera
dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.

Urugan

a. Pekerjaan urugan yang dilaksanakan adalah urugan pasir, urugan tanah dan urugan kembali eks
tanah galian sesuai dengan gambar kerja.

4. PEKERJAAN PONDASI

Penjelasan Umum

Meliputi pemasangan pondasi bangunan dan entrance yang dicantumkan dalam gambar diikuti
berdasarkan tinggi peil dan dimensi ukuran dan berdasarkan petunjuk Direksi / Pengawas

Lingkup

Pondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baek yang mengandung
lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.

Ketentuan-ketentuanPondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baek
yang mengandung lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimum 20 cm atau sesuai gambar rencana.

Untuk pondasi dipake batu gunung yang berkualitas baek, keras, tidak polos dan permukaannya
tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternya antar 30 cm dan
minimum 10 cm. Pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 5 psr
yang diaduk matang. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar
rencana.

Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam
lainnya dengan adukan. Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan
kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan lunak yang mudah dibuka.
Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana. Tidak diperkenangkan
melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
5. PEKERJAAN BETON

Penjelasan Umum

Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk
menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat
bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan
beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03

RUANG LINGKUP

Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloef. Molom, kolom praktis dan
semua komponen-konponenya yang ditunjuk oleh gambar rencana.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

Bahan

Portland camen

– Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuan


dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.

– Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam keadaan
fresh (belum mulai mengeras)

– Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat penyimpangan


bahan tersebut.

Air

Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang dipakai harus bersih, tidak
mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat
menurungkan mutu beton.

Kerikil/Batu Pecah

– Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

– Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous, memenuhi syarat
kekerasannya.

– Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering.
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.

Pasir

– Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.


– Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat
pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik,
tidak porous cukup syarat kekerasannya.

– Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap berat kering.

Besi Beton

Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat-cacat seperti
serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk
gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh
seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.

Kayu

– Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan
kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak atau
mengurangi nilai konstruksi.

– Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada.
Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus
mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.

– Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata
kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus
memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.

Pengecoran Beton

Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC : 3 Psr : 5krl
dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas keramik, neut-
kusen dan rabat beton, ukuran disesuaikan dengan gambar.

Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu beton K -225. Semua
pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971

Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.

Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara manual.

Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian disetujui oleh Direksi
Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan, perlatan serta tenaga kerja.

Pekerjaan Besi beton


Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter besi beton yang terpasang
harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan perubahan diameter tulangan harus dengan
persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.

Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam konstruksi. Besi beton
harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.

Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat beton dengan diameter
minimum 1mm.

Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya sertifikat dari
pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari laboratorium.

Berkesting dan Acuan

ü Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting atau pun acuan
yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.

ü Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.

ü Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.

ü Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat
belas) hari.

6. PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN ATAP

Penjelasan Umum

Pekerjaan konstruksi rangka atap harus dari bahan/ material yang bermutu baik, pekerja yang
terampil dan berpengalaman untuk mendapatkan hasil yang baik.

Ruang Lingkup

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kuda-kuda, gording, atap penutup dan seluruh detail yang
disebutkan / ditunjuk dalam ganbar rencana untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan
petunjuk Direksi / Pengawas.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

Bahan atap yang dipakai adalah atap Genteng metal roof dan Nok mental roof dengan kualitas Baik
stadart SNI atau sesuai petunjuk Direksi Pelaksana. Pemasangan atap harus sesuai dengan petunjuk
teknis pemakaian bahan tersebut yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

Untuk rangka atap menggunakan Kayu Kls 11 sesuai dengan syarat-syarat, Sambungan-sambungan
dilengkapi beugel / mur / baut / plat penyampung sesuai gambar rencana.

Balok Gording menggunakan kayu Kls 11

Listplank kayu harus memakai bahan papan Kayu Kelas-11 dengan ukuran 2/25 cm.

7. PEKERJAAN LANTAI
Penjelasan Umum

Meliputi pemasangan Lantai selasar, titik peil mengikuti gambar rencana. Warna dan motif
berdasarkan petunjuk Direksi / konsultan pengawas.

Ruang Lingkup

Lantai yang dipergunakan berkualitas baik sesuai gambar rencana atau petunjuk direksi / konsultan
pengawas.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

Pemasangan Lantai sesuai dengan petunjuk Direksi Pelaksana.

Pekerjaan pemasangan ubin lantai baru diperkenankan untuk dipasang setelah semua Pekerjaan-
pekerjaan dinding/plesteran dan plafond telah selesai dikerjakan. Sebelum pemasangan keramik
lantai, harus direndam dalam air sampah jenuh.

Lantai keramik yang dipasang tidak boleh ada cat berupa : retak-retak, gelombang-gelombang,
berlubang, noda, permukaan cembung atau cekung. Sisi ubin keramik harus siku, penyimpangan
kesikuan ubin tidak boleh lebih besar dari 0,5 cm setiap jarak 10 cm ke kanan dank ke kiri.

Bahan lantai gedung digunakan keramik 40 x 40 cm sedangkan pada jenis keramik kualitas KW 1,
Warna keramik disesuaikan dengan petunjuk Direksi.

Pemasangan ubin keramik harus dikerjakan oleh tukang kayu yang benar-benar ahli dan harus
menghasilkan penyelesaian yang rapih dan naad yang lurus. Naad harus didisi dengan bahan
grouting / pasta semen / okker yang warnanya disesuiakan dengan warna ubin yang dipakai.
Pengisian naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah tegel/ubin keramik dipasang serta celah-celah
keramik atau satu sama lain harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang menghambat
masuknya cairan bahan pengisi. Segera setelah pengisian naad dengan semen, permukaan
lantai harus segera dibersihkan agar tidak terdapat noda bekas semen.

Pemasangan keramik yang tidak rapih, bergelombang, naad tidak lurus dan sebagainya akibat dari
pemasangan yang tidak baik harus dibongkar/diganti sehingga memuaskan Direksi.

8. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Penjelasan Umum
Meliputi bahan/ material yang bermutu baik, untuk mendapatkan hasil yang baik.
Ruang Lingkup
Lingkup Pekerjaan listrik ini meliputi penyediaan seluruh material, perlengkapan/peralatan dan
melaksanakan seluruh pekerjaan system listrik sehingga dapat beropersai secara sempurna.
Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh instalatur yang
sudah berpengalaman serta terdaftar sebagai instalatur resmi PLN dengan memegang SPT dan Surat
Izin Kerja- SIKA C yang masih berlaku. Seluruh Pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuai peraturan
pekerjaan listrik yang berlaku di Indonesia terutama SPLN dan PUIL.
– Lingkup Pekerjaan listrik meliputi pengadaan dan pemasangan semua komponen listrik
termasuk lampu, instalasi pengkabelan lengkap conduit dan pengetesannya.
– Hasil pekerjaan listrik sampai menyala.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
Material
– Kontraktor Pelaksana harus memasang lampu jenis merk Philips atau setara. Tipe armature
aotbow lengkap dengan aksesorisnya, serta lampu lainnya seperti yang ditujukkan dalam
gambar..
– Semua stop kontak, saklar dari kualitas terbaik atau dari sekualitas merk MK atau.
– Isolasi untuk sambungan kabel digunakan pipa isolasi sekualias 3 M, legrand atau yang
sekualitas.
– Pipa kabel (conduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau yang sekualitas.
Sambungan (copling), T-Dos harus dengan merk yang sama dengan jenis konduitnya.
– Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara penempatan yang
benar atau dari material bangunan lama yang masih layak/baik dapat dipasang dengan
persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material Pekerjaan listrik untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum dipasang. Seluruh biaya ditanggung atas biaya
Kontraktor pelaksana. Material yang harus diajukan contohnya antara lain :
– Kabel,
– Lampu Neon 20 watt Lengkap
– Konduit, Ballast, dll
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
Material
– Pipa kabel (konduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau sekualitas. Sambungan
(copling), T-Dos harus dengan merk yang sama dengan jenis konduitnya.
– Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara penempatan yang
benar atau dari material bangunan lama yang masih layak/baik dapat dipasang dengan
persetujuan pihak Direksi/pengawas.
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material Pekerjaan listrik untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum dipasang. Seluruh biaya ditanggung atas biaya
kontraktor pelaksana. Material yang harus diajukan contohnya antara lain : Pipa, Konduit, Ballast, dll.

9. PEKERJAAN CAT

Penjelasan Umum

Meliputi bahan/ material yang bermutu baik, serta tenaga yang terampil untuk mendapatkan hasil
yang baik.Ruang Lingkup

2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh permukaan yang kelihatan seperti yang disebutkan /
ditunjuk dalam gambar untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan petunjuk Direksi/ konsultan
pengawas.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :


– Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai permukaannya harus diberi acian semen dan
dibersihkan dari kotoran. Setelah pekerjaan pembersihan selesai, permukaan dinding harus digosok
dengan amplas kemudian diplamur untuk menutupi bagian-bagian permukaan tembok berlubang
dan yang terdapat celah-celah kemudian digosok lagi hingga permukaan pekerjaan menjadi halus
lalu dicat paling sedikit tiga kali.

– Untuk Pekerjaan pengecatan kolom menggunakan cat tembok merk Metrolite atau setara,
warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi/ Pengawas.

– List plank dan semua Pekerjaan kayu lainnya dicat menggunakan cat kayu/Besi sekualitas
produk Avian, Glotex atau yang setara.

Keseluruhan Warna Pengecatan akan ditentukan kemudian oleh Direksi/Pengawas.

10. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktoer pelaksana wajib membersihkan
semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai dinding, pintu/jendela, plafond dan lain-lain.
Kontraktor Pelaksana juga harus membersihkan barang bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa
materialyang digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan, sehingga halaman
benar-benar bersih dan rapih.

11. MASA PEMELIHARAAN

Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk mengganti material yang tidak
berfungsi dengan baik, dan bertanggung jawab atas semua kekurangan dari item pekerja yang telah
dikerjakan.

12. KETENTUAN TAMBAHAN

A. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam RKS ini atau
sebaliknya, akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka pemborong wajib menyelesaikan
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan / Pihak Direksi.

B. Selain Bestek ringkas ini, semua ketentuan-ketentuan administrasi pemeriksaan bahan dan mutu
pekerjaan serta ketentuan-ketentuan lain dari pemerintah yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan
pembangunan termasuk pula sebagai pedoman penyelenggara pekerjaan yang harus ditaati oleh
Rekanan. Satu dan lain-lain menurut petunjuk Unsur Teknis yang tidak bertentangan dengan uraian
dan syarat-syarat ini.
CONTOH METODE PELAKSANAAN REHAB JALAN 1

I.

PEKERJAAN PERSIAPAN

1.

Penyediaan Fasilitas seperti :

1.

Direksikeet/Kantor Lapangan

2.
Gudang

3.

Bengkel

4.

Laboratorium 5.

Mobilisasi

6.

Papan Nama Proyek

7.

Rambu-rambu Lalulintas

2.

Pra Konstruksi

Kegiatan Pra Konstruksi dilakukan sebelum pekerjaan-pekerjaan konstruksi dilakukan. Kegiatan-


kegiatan tersebut yaitu diantaranya :

a.
PCM (Pre Construction Meeting)

b.

Field Engineering (FE)

3.

Mobilisasi peralatan penunjang pekerjaan seperti :

Peralatan yang akan dimobilisasi kelapangan yaitu peralatan yang akan menunjang dalam
pelaksanaan pekerjaan serta jenis, type dan kuantitas alat sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Urutan atau langkah dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1.

Pembongkaran Pasangan Batu

Pekerjaan pembongkaran ini dimaksudkan untuk pembongkaran pada pasangan batu lama yang
sudah rusak sehingga harus diganti.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan kepada
direksi untuk diketahui dan disetujui.
Memilih pasangan batu yang akan dibongkar.

Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat bantu.

Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi pekerjaan.

2.

Galain Biasa

Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian batu, galian
struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Pekerjaan pada paket ini dilakukan
untuk pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu jalan dan pekerjaan lainnya.

Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan beserta metoda pelaksanaannya adalah
sebgai berikut :

1.

Asumsi pekerjaan secara manual. Faktor pengembangan bahan adalah 1,20.


2.

Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan.

3.

Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong
dan roda dorong dan untuk pembuangan hasil galian menggunakan Dump Truck kap. 3-4 m3.

4.

Metoda pelaksanaannya sebagai berikut :

Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan
kepada direksi untuk diketahui dan disetujui

Tanah digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan roda
dorong.

3.Baja Tulangan U 24

Pekerjaan ini mencangkup pengadaan dan pemasangan baja tulangan untuk jalan masuk ke jalan
desa.

Tahapan Pekerjaan :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
b. Baja tulangan dipotong dengan alat berbanding set dan dirangkai sesuai gambar rencana.
c. Baja Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi bagian luar
baja tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.
4. Beton K-250

Pekerjaan ini untuk Plat Dekert (Plat pada saluran) untuk jalan masuk desa. Pelaksanaannya adalah
sebagai berikut : Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari
¾ dari jarak minimum antara baja tulangan dengan kayu acuan.
1. Beton K-250 dilaksanakan untuk plat deker (pada saluran).

2.Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan air.

3.Lokasi pekerjaan disesuiakan dengan gambar rencana.

4.Prosedur pekerjaan :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.

b. Menyerhakan hasil pengujian material (mix design) Beton K-250 yah akan digunakan dan harus
sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.

c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

a. Tahapan Pekerjaan :
- Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen.
- Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air yang telah
disediakan dengan alat water tank truck.
- Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
- Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu perancah dan profil
terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.
- Setelah bekisting dan tulangan ssudah dipasang, maka pengecoran dilaksanakan dan
pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan karakteristik (kuat
tekan) beton tercapai.
- Dalam proses pengecoran harus dibuatkan benda uji kubus beton untuk dilakukan pengetesan
dilaboratorium.

5. Galian untuk Drainase Selokan dan Saluran Air.

Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui. Galain dilakukan dengan menggunakan excavator ukuran bucket 0,3 m3. Tanah hasil galian
diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang

kelokasi yang telah ditentukan. Para pekerja melakukan perapihan hasil galian
sehingga bentuk drainase yang diinginkan bisa terbentuk

6.

Pekerjaan Pasangan Batu Dengan Mortar

1. Pasangan batu dengan mortar dilaksanakan untuk pembuatan saluran drainase.

2. Bahan matrial yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.

3. Lokasi pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.

4. Prosedur pekerjaan :

Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.

Menyerahkan hasil pengujian material (mix design) mortar yang akan digunakan dan harus sesuai
Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.

Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan


Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah me
memenuhi syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.

5. Tahapan Pekerjaan :

Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dicuci/dibersihkan , pasir pasang dan semen.

Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan semen.

Matrial tersebut dicampur dengan mengunakan concerte mixer dan diberi air bersih dengan alatn
water tank truck.

Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi teknik.

Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan
sesuai dengan gambar.
Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.

membuat benda uji kubus mortar untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium untuk mengetahui
karakteristik yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

7.

Pekerjaan Pasangan Batu

a.

Pasangan batu dilaksanakan untuk pembuatan tembok penahan tanah (TPT) pada lokasi-lokasi
tertentu untuk mencegah kelongsoran.

b.

Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.

c.

Lokasi pekerjaan dilokasi-lokasi tertentu disepanjang jalan penanganan.

d.
Prosedur pekerjaan :

Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu gambar request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.

Menyerahkan hasil pengujian material (job mix design) yang akan digunakan harus sesuai Spesifikasi
Teknik yang disyaratkan.

Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan

Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah memenuhi
syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut. Tahapan Pekerjaan :

Sebelum pemasangan, galian pondasi dilakukan terlebih dahulu.

Kedalaman galian sesuai dengan gambar pelaksanan.


Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.

Matrial tambahan yaitu suling-suling dari pipa PVC dan ijuk untuk saringan suling-suling.

Bahan material untuk pembuatan adukan pasir dan semen.

Material tersebut dicampur menggunakan concerte mixer dan diberi air.

Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi.

Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pamasangan
sesuai dengan gambar.

Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.

8.
Timbunan Biasa

Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai timbunan dasar sebelum timbunan pilihan dilaksanakan yang
mana diperlukan untuk mengisi celah pada pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan TPT selesai
dilaksanakan.

Tidak jarang kita menemui jalan raya dengan kondisi aspal yang sudah berlubang atau rusak,
padahal pekerjaan rehabilitasi terhadap lapisan aspal baru saja selesai dikerjakan. Mengapa bisa
begitu? Menurut Prof. Ir. Mochtar Indrasurya B, Ph.D, premature deterioration (kerusakan dini) ini
memiliki beberapa faktor penyebab, antara lain : ketidaksesuaian standard mutu lapisan perkerasan
jalan (aspal), kesalahan perencanaan dalam hal penentuan tebal lapisan perkerasan jalan, muatan
berlebihan yang berasal dari kendaraan berat (overloaded), dan sistem drainase jalan yang kurang
baik. Dua faktor pertama tersebut kunci utamanya adalah pada jasa konsultan dan usaha jasa
konstruksi. Sedangkan faktor ketiga sangat sulit untuk diubah karena menyangkut habit manusia.
Lalu bagaimanakah spesifikasi teknis yang tepat pada pekerjaan pengaspalan, sehingga dapat
menghasilkan output jalan raya berkualitas tinggi?

Bahan yang dibutuhkan pada pekerjaan pengaspalan adalah agregat dan aspal. Untuk agregat kasar
yang kehilangan berat karena abrasi 500 putaran, maka syarat batas tesnya adalah maksimum 40%,
sedangkan agregat kasar yang digunakan untuk penahan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan
memiliki batas tes minimum 95%. Syarat aspal yang dapat digunakan yaitu harus AC-10 aspal hotmix
gradasi kekentalan (kurang lebih ekivalen kepada Pen 60/70 memenuhi persyaratan AASHTO M
226). Apabila pengawas lapangan meminta untuk menambahkan bahan penyatu (adhesif) dan anti
pengelupasan maka harus dipatuhi.

Setelah semua bahan pembentuk aspal hotmix telah memenuhi persyaratan, maka proses
pencampurannya pun juga harus memenuhi prosedur yang telah ditetapkan. Selanjutnya pekerjaan
pengaspalan dapat mulai dilakukan. Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan pengaspalan
secara ringkas adalah sebagai berikut :

A. Persiapan

Pada tahap persiapan, peralatan serta alat-alat berat yang diperlukan harus sudah siap, yaitu paver
(perata) bertenaga mesin, alat penyebaran, alat pemadat, dan alat finishing. Selain itu, sebelum
pekerjaan mulai dilaksanakan, kontraktor harus membersihkan seluruh lokasi pekerjaan dari segala
macam sampah atau kotoran yang mengganggu. Pembersihan lapangan tetap dilakukan selama
pekerjaan berlangsung hingga pekerjaan selesai.

B. Penyiapan Lapangan

1). Penyiapan lokasi

Pengukuran tapak yang merujuk pada gambar kerja perlu dilakukan sebelum pembongkaran aspal
dilakukan, di bawah pengawasan konsultan pengawas. Pembongkaran dilakukan dengan
membentuk persegi empat dengan sisi-sisi yang tegak lurus dan rata. Kemudian aspal bekas
bongkaran diangkut keluar dan dibuang pada tempatnya. Bekas bongkaran harus bersih dari
material lepas dan kotoran.

2). Pemasangan aspal

Aspal dapat mulai diaplikasikan kepada permukaan yang dapat berupa pondasi bagian atas (aspal
baru) atau di atas aspal lama (perbaikan jalan). Proses pemasangan aspal harus dengan persetujuan
pengawas lapangan.

3). Penghamparan / penyebaran aspal

Penyebaran aspal dapat dilakukan dengan alat berat atau manusia. Penggunaan mesin dapat
mempercepat pekerjaan, sedangkan menggunakan tenaga manusia lebih hemat biaya. Jika
menggunakan paver, maka paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
menimbulkan retak-retak pada permukaan, cabik-cabik atau ketidakteraturan lainnya dalam
permukaan. Tingkat penyebaran harus sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Lapangan
memenuhi tebal rencana.

4). Pemadatan aspal

Segera setelah aspal disebarkan, maka permukaan yang telah terbentuk harus segera diperiksa dan
diteliti apakah terdapat kualitas yang tidak baik sehingga dapat segera diperbaiki. Pemadatan
dilakukan ketika suhu aspal hotmix yang terpasang telah mencapai 110° C dan harus selesai sebelum
suhu turun di bawah 65° C. Proses penggilasan diulang hingga minimal tiga kali. Penggilasan awal
dan akhir dikerjakan oleh mesin gilas roda baja, sedangkan penggilasan antara menggunakan mesin
gilas bas pneumatic.

5). Finishing

Pada tahap akhir, permukaan aspal hotmix yang telah selesai dipadatkan harus ditunggu hingga
mendingin secara menyeluruh sebelum alat-alat berat boleh diletakkan di atasnya. Jika ditemukan
beberapa bagian permukaan yang lepas atau hancur, maka harus segera dipadatkan atas instruksi
pengawas lapangan. Bentuk akhir lapisan aspal hotmix harus halus dan rata, jika ada yang berlebih
harus dipotong lurus dan rapi.

Hanya dengan mengantongi izin usaha jasa konstruksi saja belumlah cukup untuk sebuah kontraktor
dapat dikatakan cakap dalam pekerjaannya, contohnya dalam pekerjaan pengaspalan tersebut.
Kontraktor yang profesional haruslah mematuhi segala persyaratan teknis pekerjaan pengaspalan,
serta melewati tahapan demi tahapan dengan prosedur yang tepat. Jika semua kontraktor di
Indonesia seperti ini, maka dapat dipastikan tidak ada lagi permasalahan tentang rusaknya jalan raya
atau jembatan di negeri tercinta ini.
Metode pelaksanaan pekerjaan patching

fakhli bisa February 06, 2014

Penambalan (patching) dilakukan untuk memperbaiki kerusakan – kerusakan pada permukaan jalan
seperti:

– Lubang

– Bergelombang

– Alur dengan kedalaman lebih dari 30 mm

– Ambles dengan kedalaman lebih dari 50 mm

– Retak buaya dalam jumlah besar

Metode pelaksanaan pekerjaan patching adalah sebagai berikut:

kenakan perlengkapan keselamatan bagi setiap pekerja dan Pasang rambu peringatan atau
barikade di sekitar lokasi pekerjaan.

Beri tanda batas berbentuk bujur sangkar atau empat persegi panjang bagian permukaan perkerasan
yang akan ditambal menggunakan cat atau kapur, salah satu sisi tanda batas harus sejajar dengan
sumbu jalan.

Gunakan asphalt cutter untuk memotong perkerasan beraspal sesuai dengan tanda batas yang telah
dibuat. pemotongan perkerasan beraspal dengan asphalt cutter dapat dilihat pada video berikut:
bongkar perkerasan beraspal secara manual dengan menggunakan alat bantu, apabila tambalan
cukup luaspembongkaran dapat dilakukan dengan menggunakan motor grader. Pembongkaran
perkerasan beraspal tidak hanya bagian lapis permukaan saja tapi harus mencakup tanah dasar
dengan kedalaman sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk direksi pekerjaan.

Tuangkan agregat Kelas A ke dalam lubang segera setelah selesai penggalian.

penghamparan agregat

Lakukan pemadatan setiap lapis agregat sampai benar-benar padat menggunakan alat pemadat
seperti combination vibratory roller. Pada lapisan agregat yang telah dipadatkan dilakukan pengujian
dengan alat sand cone. Kepadatan lapisan agregat harus sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan.

Semprotkan lapis resap pengikat (prime coat) dengan menggunakan asphalt sprayer secara merata
pada permukaan agregat.

Hamparkan campuran aspal di atas permukaan yang telah dilapis dengan resap pengikat (prime
coat)baik menggunakan alat penghampar atau secara manual, campuran aspal yang ditebarkan
harus sama atau setara dengan lapisan aspal di sekitar lokasi penambalan (patching) kecuali
diperintahkan berbeda oleh direksi pekerjaan.

Padatkan campuran aspal dengan combination vibratory roller atau dengat alat lain yang disetujui
direksi pekerjaan

Bersihkan tempat pekerjaan dari sisa-sisa pekerjaan agar tidak mengganggu atau mmbahayakan
para pengguna jalan

Demobilisasi alat-alat pekerjaan dan para pekerja


METODE PERBAIKAN / REPAIR PADA STRUKTUR BETON (Matrial SIKA)

Agan-Sita yang lagi bingung mau repair beton (bangunan) ne gan 1 methode dari ane.. tolong di
foloow, dan di Like nya....

Metode ini menjelaskan pekerjaan-pekerjaan perbaikan untuk beberapa tipe cacat beton yang
terjadi dalam proses kontruksi, di mari gan di ikuti step bay stepnya biar jelas sambil ngopi (pelan-
pelan)

1. Jenis –jenis cacat beton.

Cacat beton yang paling sering terjadi antara lain sebagai berikut:

- Honeycomb

- Retak lantai

- Beton keropos dengan atau tanpa besi tulangan yang terekspose

- Beton tidak rata atau menggelembung/bunting pada permukaan beton

2. Metode Repair

Perbaikan akan dilakukan oleh tim khusus dari kontraktor spesialis repair beton bila terdeteksi
adanya cacat pada struktur beton. Metode perbaikan yang akan dilakukan akan tergantung dari
jenis cacatnya, yaitu sebagai berikut:

2.1. Honeycomb ( Pada ketebalan selimut beton )

Untuk honeycomb pada kolom/Core wall/Shearwall diajukan perbaikan dengan menggunakan Sika
monotop 613

Metode perbaikannya adalah sbb:


- Bersihan daerah yang terjadi honeycomb, chipping apakah terlihat besi atau tidak, jika terlihat
besi ikuti cara perbaikan pada item 2.3, jika tidak terlihat besinya ikuti langkah – langkah dibawah ini
:

- Lakukan hacking dan hilangkan beton keropos yang lepas sampai menemukan
permukaan yang padat.

- Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton, lalu basahi dengan Sika Bond NV,
tunggu ± 30 menit.

- Tambal area yang terbuka dengan Sika monotop 613

- Lakukan Curing area yang perlu diperbaiki.

2.2. Retak pada plat

2.2.1. Patching or Sealing (Metode penambalan)

Untuk retak-retak ringan ( lebar retak < 0.3 mm ) pada lantai beton diajukan perbaikan dengan
penambalan menggunakan Sikagrout 215 .

Metode perbaikannya adalah sebagai berikut:

- Bersihkan debu dan kotoran-kotoran pada daerah retak dan siram permukaan lantai dengan
air

- Tambal retak pada lantai dengan menggunakan Sikagrout 215

- Bahan Grout dapat dicampur hingga dapat mengalir (volume air sebanyak 4.25 lt unutk 1
sak @25 kg) atau cukup agar bisa digunakan trowel (volume air sebanyak 2,75 liter untuk 1 sak @25
kg)

- Lakukan Curing dengan menggunakan Curing Coumpoun

2.2.2 . Pressure Grouting/Injection (Suntikan)

Untuk retak dengan lebar > 0.3 mm, diajukan untuk dilakukan suntikan dengan
menggunakan SIKADUR-752 untuk daerah kering, untuk daerah basah menggunakan Sika Intraplast
Z.

Langkah kerjanya adalah sebagai berikut:

- Bersihkan daerah retak

- Lakukan pengeboran dan pemasangan selang suntikan sepanjang retakan dengan jarak
specing 200mm.
- Tambal retakan, terutama area –area sekeliling selang dengan Sikaset Accelerator.

- Setelah 1 hari curing, dilakukan suntikan melalui selang yang terpasang.

- Grouting menggunakan bahan SIKADUR-752 untuk daerah kering, untuk daerah basah
grouting menggunakan Sika Intraplast Z. Suntikan dilakukan dengan tekanan yang stabil. Tekanan
maksimum akan diberikan sekitar 1- 3 bar dan ditahan selama 1 menit.

- Setelah selesai dilakukan suntikan, lepaskan selang injeksi, bersihkan permukaan.

2.3. Beton keropos dengan atau tanpa besi tulangan yang terekspose

2.3.1. Patching or Sealing (Metode penambalan)

Untuk beton keropos tanpa tulangan yang terekspose, diajukan metode patching(tambalan)
dengan langkah-langkah sebagai berikut:

- Lakukan hacking dan hilangkan beton keropos yang lepas sampai menemukan
permukaan yang padat.

- Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton, lalu basahi dengan Sika Bond NV,
tunggu ± 30 menit.

- Tambal area yang terbuka dengan Sika monotop 613

- Lakukan Curing area yang perlu diperbaiki.

2.3.2. Pressure Grouting /Injection (Suntikan)

Untuk beton keropos dengan tulangan yang terekspose, diajukan metode Pressure Grouting
/Injection (suntikan) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

- Lakukan hacking dan hilangkan beton keropos yang lepas sampai menemukan permukaan
yang padat.

- Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton, lalu basahi dengan Sikabond NV.

- Untuk area yang cukup besar :

- Pasang bekisting dan cor kembali dengan Sikagrout 215 atau beton dengan mutu yang sama.

- Untuk area yang kecil, sempit dan rapat dengan tulangan, diajukan metode sebagai berikut :

- Sediakan agregat 20mm dengan kawat ayam dipasang sekililing area yang akan diperbaiki.
- Tutup dengan bekisting, sediakan selang grouting ( inlet dan outlet ).

- Tambal celah-celah pada bekisting dengan Plug bersetting cepat.

- Lakukan curing selama 1 hari.

- Lakukan suntikan dengan Sikagrout 215.

- Berikan tekanan 1-3 bar dan tahan selama beberapa menit.

- Selang grout dapat dipotong dan dilepaskan pada hari berikutnya.

2.4. Beton tidak rata atau gelembung/bunting pada permukaan beton

( Kolom, Slab, Beam, Shearwall dan Corewall )

Untuk cacat ini, dilakukan metode Trimming and Patching sebagai berikut :

- Area yang cacat ditandai.

- Lakukakan hacking pada permukaan beton yang tidak rata.

- Ratakan dengan melakukan penambalan menggunakan Sioka Monotop 613.

- Lakukan curing pada permukaan yang diperbaiki


Dokter Beton

Kamis, 08 Maret 2012

PERBAIKAN DAN PERKUATAN STRUKTUR BETON

http://myeducationsite.blogspot.com/2010/09/perbaikan-dan-perkuatan-struktur-beton.html

http://myeducationsite.blogspot.com/2010/09/perbaikan-dan-perkuatan-struktur-beton.html

Dengan makin banyaknya struktur bangunan yang mengalami kerusakan pada saat masa layannya
ataupun pada saat proses konstruksi, maka diperlukan pengetahuan mengenai teknologi perbaikan
dan perkuatan yang tepat guna.

Pada paper ini akan disajikan beberapa metode serta material perbaikan dan perkuatan yang dapat
digunakan, dan kontrol kualitas selama dan sesudah pelaksanaan proses perbaikan dan perkuatan.
Selain itu juga dibahas mengenai penggunaan Self Compacting Concrete (SCC) pada metode
perkuatan

Seperti kita ketahui semua, pada saat ini dengan makin banyaknya bangunan yang mengalami
kerusakan struktur maupun non-struktur; pada saat masa layannya ataupun pada saat proses
pembangunan; yang diakibatkan oleh faktor dari bangunan itu sendiri maupun faktor dari luar.
Dimana bentuk dan tingkat kerusakan yang terjadi mulai dari yang ringan sampai berat.

Dengan adanya tuntutan bahwa bangunan yang mengalami kerusakan harus sudah dapat
secepatnya difungsikan kembali, maka perlu adanya penanganan terhadap kerusakan-kerusakan
yang terjadi, baik dengan melakukan perbaikan ataupun perkuatan. Seringkali dengan terbatasnya
waktu, maka perbaikan atau perkuatan yang dilakukan tidak memperhatikan beberapa kaidah yang
berkaitan dengan kapasitas struktur dan prosedur pelaksanan serta kontrol kualitas.

Oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil perbaikan dan perkuatan yang tepat guna dan mencapai
sasaran yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan investigasi untuk mendapatkan data-data
kerusakan baik melalui pengamatan visual ataupun dengan bantuan pengujian non-destructive
maupun semi destructive dan mereview dokumen dari struktur yang ada. Dari hasil investigasi
tersebut, kemudian dilakukan analisa dan evaluasi pada struktur tersebut untuk menetapkan apakah
kerusakan yang terjadi hanya perlu perbaikan atau perlu perkuatan atau dalam kondisi yang terjelek
struktur yang mengalami kerusakan harus dilakukan pembongkaran dan dibangun struktur baru.

Dalam paper ini akan dibahas mengenai beberapa metode perbaikan dan perkuatan yang dapat
digunakan dalam penanganan terhadap kerusakan yang terjadi.

2. METODE DAN MATERIAL PERBAIKAN

Penentuan metode dan material perbaikan umumnya tergantung pada jenis kerusakan yang ada,
disamping besar dan luasnya kerusakan yang terjadi, lingkungan dimana struktur berada, peralatan
yang tersedia, kemampuan tenaga pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti
keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu pelaksanaan dan biaya perbaikan.

Jenis kerusakan yang sering terjadi adalah kerusakan berupa keretakan dan spalling (terlepasnya
bagian beton).

A. Keretakan

Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur umumnya terjadi pada elemen
struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding bata atau dinding non-beton
lainnya.
Untuk retak non-struktur, dapat digunakan metode injeksi dengan material pasta semen yang
dicampur dengan expanding agent serta latex atau hanya melakukan sealing saja dengan material
polymer mortar atau polyurethane sealant.

Sedang pada retak struktur, digunakan metode injeksi dengan material epoxy yang mempunyai
viskositas yang rendah, sehingga dapat mengisi dan sekaligus melekatkan kembali bagian beton yang
terpisah.

Proses injeksi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin yang bertekanan, tergantung
pada lebar dan dalamnya keretakan.

B. Spalling

Metode perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya spalling yang
terjadi.

i. Patching

Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area yang tidak luas, dapat
digunakan metode patching.

Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan melakukan penempelan mortar
secara manual. Pada saat pelaksanaan yang harus diperhatikan adalah penekanan pada saat mortar
ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil yang padat.

Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan, tidak susut dan tidak jatuh setelah
terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang tiap lapis), terutama untuk pekerjaan
perbaikan overhead. Umumnya yang dipakai adalah monomer mortar, polymer mortar dan epoxy
mortar.

ii. Grouting

Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat digunakan metode grouting, yaitu metode
perbaikan dengan melakukan pengecoran memakai bahan non-shrink mortar.

Metode ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau menggunakan pompa.
Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting yang terpasang harus benar-
benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos dan harus kuat
agar mampu menahan tekanan dari bahan grouting.

Material yang digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut. Umumnya digunakan bahan
dasar semen atau epoxy.

iii. Shotcrete (Beton Tembak)

Apabila spalling yang terjadi pada area yang sangat luas, maka sebaiknya digunakan metode Shot-
crete. Pada metode ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti halnya pengecoran pada umumnya.

Metode shotcrete ada dua sistim yaitu dry-mix dan wet-mix.

Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering, dan akan
tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga mutu dari beton yang ditembakkan sangat
tergantung pada keahlian tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air. Tapi sistim ini
sangat mudah dalam perawatan mesin shotcretenya, karena tidak pernah terjadi ‘blocking’.

Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran basah, sehingga
mutu beton yang ditembakkan lebih seragam. Tapi sistim ini memerlukan perawatan mesin yang
tinggi, apalagi bila sampai terjadi ‘blocking’.

Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk mempercepat pengeringan


(accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan
yang terpantul dan jatuh (rebound).

iv. Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)

Metode perbaikan lainnya untuk memperbaiki kerusakan berupa spalling yang cukup dalam adalah
dengan metode Grout Preplaced Aggregat. Pada metode ini beton yang dihasilkan adalah dengan
cara menempatkan sejumlah agregat (umumnya 40% dari volume kerusakan) kedalam bekisting,
setelah itu dilakukan pemompaan bahan grout, kedalam bekisting.

Material grout yang umumnya digunakan adalah polymer grout, yang memiliki flow cukup tinggi dan
tidak susut.
3. METODE DAN MATERIAL PERKUATAN

Dalam pemilihan metode perkuatan, harus diperhatikan beberapa hal yaitu kapasitas struktur,
lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang tersedia, kemampuan tenaga pelaksana serta
batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu
pelaksanaan dan biaya perkuatan.

Metode perkuatan yang umumnya dilakukan adalah :

- Memperpendek bentang dari struktur dengan konstruksi beton ataupun dengan konstruksi baja.

Tujuannya adalah memperkecil gaya-gaya dalam yang terjadi, tetapi harus dianalisa ulang akibat dari
perpendekan bentang ini yang menyebabkan perubahan dari gaya-gaya dalam tersebut.

Umumnya dilakukan dengan menambah balok atau kolom baik dari beton maupun dari baja.

- Memperbesar dimensi daripada konstruksi beton.

Umumnya digunakan beton sebagai material untuk memperbesar dimensi struktur; dengan adanya
admixture beton generasi baru, dimungkinkan untuk menghasilkan beton yang dapat memadat
sendiri (self compacting concrete), dibahas di bagian 4 – Self Compacting Concrete.

Akibat dari penambahan dimensi tersebut, maka harus diperhatikan bahwa secara keseluruhan
beban dari Bangunan tersebut bertambah, sehingga harus dilakukan analisa secara menyeluruh dari
struktur atas sampai pondasi.

- Menambah plat baja.

Tujuan dari penambahan ini adalah untuk menambah kekuatan pada bagian tarik dari struktur
Bangunan.

Didalam penambahan plat baja tersebut, harus dijamin bahwa plat baja menjadi satu kesatuan
dengan struktur yang ada, umumnya untuk menjamin lekatan antara plat baja dengan struktur
beton digunakan epoxy adhesive.
- Melakukan external prestressing.

Dengan metode ini, kapasitas struktur ditingkatkan dengan melakukan prestress di luar struktur,
bukan didalam seperti pada struktur baru.

Yang perlu diperhatikan adalah penempatan anchor head, sehingga tidak menyebabkan perlemahan
pada struktur yang ada.

Material yang umumnya digunakan adalah baja prestress, tetapi pada saat ini sudah mulai
digunakan bahan dari FRP (Fibre Reinforced Polymer).

- Menggunakan FRP (Fibre Reinforced Polymer)

Prinsip daripada penambahan FRP sama seperti penambahan plat baja, yaitu menambah kekuatan di
bagian tarik dari struktur.

Tipe FRP yang sering dipakai pada perkuatan struktur adalah dari bahan carbon, aramid dan glass.
Bentuk FRP yang sering digunakan pada perkuatan struktur adalah Plate / Composite dan Fabric /
Wrap

Bentuk plate lebih efektif dan efisien untuk perkuatan lentur baik pada balok maupun plat serta
pada dinding; sedang bentuk wrap lebih efektif dan efisien untuk perkuatan geser pada balok serta
untuk meningkatkan kapasitas beban axial dan geser pada kolom.

4. Self Compacting Concrete

Self Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC adalah beton segar yang
sangat plastis dan mudah mengalir karena berat sendirinya mengisi keseluruh cetakan yang
dikarenakan beton tersebut memiliki sifat-sifat untuk memadatkan sendiri, tanpa adanya bantuan
alat penggetar. Beton SCC yang baik harus tetap homogen, kohesif, tidak segregasi, tidak terjadi
blocking, dan tidak bleeding.

Pemakaian beton SCC sebagai material repair dapat meningkatkan kualitas beton repair oleh karena
dapat menghindari sebagian dari potensi kesalahan manusia akibat manual compaction. Pemadatan
yang kurang sempurna pada saat proses pengecoran dapat mengakibatkan berkurangnya durabilitas
beton. Sebaliknya dengan beton SCC struktur beton repair menjadi lebih padat terutama pada
daerah pembesian yang sangat rapat, dan waktu pelaksanaan pengecoran juga lebih cepat.
Workability

Berdasarkan spesifikasi SCC dari EFNARC, workabilitas atau kelecakan campuran beton segar dapat
dikatakan sebagai beton SCC apabila memenuhi kriteria sebagai berikut yaitu:

§ Filling ability

§ Passing ability

§ Segregation resistance

Filling ability, adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir dan mengisi keseluruh bagian cetakan
melalui berat sendirinya.

Passing ability, adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir melalui celah-celah antar besi
tulangan atau bagian celah yang sempit dari cetakan tanpa terjadi adanya segregasi atau blocking.

Segregation resistance, adalah kemampuan beton SCC untuk menjaga tetap dalam keadaan
komposisi yang homogen selama waktu transportasi sampai pada saat pengecoran.

Metoda Test

Metoda test pengukuran workability telah dikembangkan untuk menentukan karakteristik beton SCC
dan sampai saat ini belum ada satu jenis metoda test yang bisa mewakili ketiga syarat karakteristik
beton SCC seperti tersebut di atas. Dari beberapa metoda test yang telah dikembangkan akan
dibahas hanya tiga macam metoda yang dianggap dapat mewakili ketiga kriteria workability tersebut
di atas.

Slump-Flow

Slump-flow test dapat dipakai untuk menentukan ‘filling ability’ baik di laboratorium maupun di
lapangan; dan dengan memakai alat ini dapat diperoleh kondisi workabilitas beton berdasarkan
kemampuan penyebaran beton segar yang dinyatakan dengan besaran diameter yaitu antara 60 cm
– 75 cm.

Kebutuhan nilai slump flow untuk pengecoran konstruksi bidang vertikal berbeda dengan bidang
horisontal. Kriteria yang umum dipakai untuk penentuan awal workabilitas beton SCC berdasarkan
tipe konstruksi adalah sebagai berikut :

Untuk konstruksi vertikal, disarankan menggunakan slump-flow antara 65 cm sampai 70 cm.

Untuk konstruksi horisontal disarankan menggunakan slump-flow antara 60 cm sampai 65 cm.

Slump-Flow test
L-Shape-Box

Dipakai untuk mengetahui kriteria ‘passing ability’ dari beton SCC. Dengan menggunakan L-Shape
Box, dapat diketahui kemungkinan adanya blocking beton segar saat mengalir, dan juga dapat dilihat
viskositas beton segar yang bersangkutan. Selanjutnya dengan L-Shape-Box test akan didapat nilai
blocking ratio yaitu nilai yang didapat dari perbandingan antara H2 / H1. Semakin besar nilai blocking
ratio, semakin baik beton segar mengalir dengan viskositas tertentu. Untuk test ini kriteria yang
umum dipakai baik untuk tipe konstruksi vertikal maupun untuk konstruksi horisontal disarankan
mencapai nilai blocking ratio antara 0.8 sampai 1.0

L-Shape-Box test

V - funnel

Dipakai untuk mengukur viskositas beton SCC dan sekaligus mengetahui ‘segregation resistance’ .
Kemampuan beton segar untuk segera mengalir melalui mulut di ujung bawah alat ukur V-funnel
diukur dengan besaran waktu antara 6 detik sampai maksimal 12 detik.

V-funnel test

Pouring dan Formwork

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pengecoran dengan beton SCC adalah sebagai
berikut:

Durasi waktu pengecoran disesuaikan dengan waktu ikat awal beton untuk menghindari terjadinya
cold joint.

Cara terbaik untuk pengecoran beton SCC adalah dari bawah cetakan/formwork untuk menghindari
udara terjebak (dengan eksternal hose adalah sangat efektif).

Beton SCC dapat mengalir sampai jarak 10 meter tanpa hambatan.

Elemen tipis 5 – 7 cm dapat diisi oleh beton SCC tanpa hambatan.

Tidak memerlukan keahlian yang spesifik saat pelaksanaan pengecoran.

5. PELAKSANAAN PERBAIKAN DAN PERKUATAN

Sebelum dilakukan pelaksanaan perbaikan atau perkuatan, perlu dilakukan pengecekan terakhir
apakah metode dan material yang sudah ditentukan sesuai dengan kondisi lapangan dan dapat
dilaksanakan.
Pada saat pelaksanaan yang perlu mendapat perhatian adalah :

- Persiapan permukaan.

Permukaan beton yang akan diperbaiki atau diperkuat perlu dipersiapkan, dengan tujuan agar
terjadi ikatan yang baik; sehingga material perbaikan atau perkuatan dengan beton lama menjadi
satu kesatuan.

Permukaan beton yang akan diperbaiki atau diperkuat, harus merupakan permukaan yang kuat dan
padat, tidak ada keropos ataupun bagian lemah lainnya (kecuali bila menggunakan metode injeksi
untuk mengisi celah keropos); serta harus bersih dari debu dan kotoran lainnya.

Apabila ada tulangan yang sudah berkarat, maka perlu dilakukan pemotongan beton hingga + 20
mm dibawah tulangan yang berkarat. Dan karat tersebut harus dibersihkan, serta diberi lapisan anti
karat.

Permukaan yang sudah dipersiapkan, apakah harus dalam keadaan kering atau harus dijenuhkan
terlebih dahulu sebelum dilakukan pelapisan berikutnya. Hal ini sangat tergantung pada material
yang digunakan. Untuk material berbahan dasar semen atau polymer, permukaan beton harus
dijenuhkan terlebih dahulu; tetapi bila material yang digunakan berbahan dasar epoxy, maka
permukaan beton harus dalam keadaan kering.

- Perbandingan campuran.

Untuk menghasilkan mutu dari material perbaikan atau material bonding yang digunakan dalam
perkuatan sesuai dengan yang direkomendasikan dari pabrik, maka perbandingan campuran dari
material harus diikuti dengan tepat, apalagi bila menggunakan material berbahan dasar epoxy.

Bila menggunakan beton yang dapat memadat sendiri, perlu diperhatikan jumlah air, flow dari beton
serta dipastikan tidak adanya bleeding dan segregasi.

- Pot life.

Adalah waktu yang dibutuhkan dari pengadukan hingga material tersebut terpasang. Apabila waktu
telah melebihi pot life-nya, maka material yang sudah tercampur jangan digunakan.

- Kekuatan tekan.
Seperti pada pelaksanaan kontruksi baru, dimana dilakukan kontrol kualitas pada mutu beton yang
ada; maka saat pelaksanaan dari perbaikan dan perkuatan, juga harus dilakukan hal yang sama,
dengan melakukan pengambilan sample sesuai standard yang ada. (ASTM C39 – beton, ASTM C109 –
mortar semen dan ASTM D495 – epoxy)

Setelah pelaksanaan juga perlu dilakukan kontrol kualitas, untuk melihat apakah pelaksanaan
perbaikan dan perkuatan sudah sesuai dengan standard yang ada.

- Injeksi.

Tujuan dari kontrol kualitas setelah pekerjaan injeksi dilakukan adalah untuk melihat apakah bahan
injeksi sudah mengisi celah keretakan yang ada, dan juga melihat kualitas lekatan dari bahan injeksi
dalam mengikatkan celah keretakan.

Dilakukan dengan melakukan coring f 50 mm (ASTM C42) untuk melihat penetrasi bahan injeksi,
kemudian hasil core tersebut ditest tekan (ASTM C39) atau splitting (ASTM C496) untuk mengetahui
kualitas lekatan yang terjadi. Atau dapat juga dilakukan kontrol kualitas dengan non-destruktif test
yaitu UPV (Ultra Pulse Velocity) – ASTM C597 atau Impact Echo.

- Patching, Grouting, Shot-crete, Beton Prepack dan Beton SCC.

Tujuan dari kontrol kualitas pada pekerjaan ini adalah untuk melihat lekatan yang terjadi antara
beton lama dengan material perbaikan.

Dilakukan dengan Direct tensile bond test -ACI 503R Appendix A atau Pull-Off Test - ICRI Technical
Guideline 03739.

- Perkuatan dengan FRP.

Tujuan dari kontrol kualitas pada pekerjaan ini adalah untuk melihat lekatan antara epoxy adhesive
yang digunakan untuk melekatkan FRP.

Dilakukan dengan Direct tensile bond test -ACI 503R Appendix A atau Pull-Off Test - ICRI Technical
Guideline 03739.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Terowongan atau Tunnel
Terowongan atau Tunnel merupakan sebuah tembusan di bawah tanah atau gunung yang umumnya
tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya dan memiliki panjang minimal 0,1 mil, sedangkan
yang lebih pendek dari itu biasanya disebut underpass.

Fungsi terowongan atau tunnel biasanya untuk lalu lintas kendaraan (umumnya mobil atau kereta
api) maupun para pejalan kaki atau pengendara sepeda. Namun ada pula terowongan
atau tunnel yang berfungsi mengalirkan air, saluran pembuangan, pembangkit listrik,
menghubungkan kabel telekomunikasi, jalan bagi hewan langka yang habitatnya dilintasi jalan raya.

Baca juga:

Metode Desian Revetment atau Dinding Pantai

Metode Pekerjaan Pre-Tension Jembatan Beton Prategang

Metode Pelaksanaan Pasangan Bata Ringan

Metode Post Tension Jembatan Beton Prategang

Ada juga terowongan rahasia yang dibuat sebagai akses jalan masuk atau keluar dari suatu tempat
yang aman atau berbahaya, seperti terowongan di Jalur Gaza, dan Terowongan Cu Chi di Vietnam
yang dibangun dan dipergunakan ketika perang Vietnam. Di Inggris, terowongan bawah tanah untuk
pejalan kaki atau transportasi umumnya disebut subway. Istilah ini digunakan pada masa lalu, dan
saat ini lebih populer disebut Underground Rapid Transit System.

Berikut Metode Pelaksanaan Pekerjaan Terowongan atau Tunnel:

1. Setelah pengecoran lantai ground floor selesai, lokasi tunnel digali sampai pada level yang telah
ditentukan.
2. Soldier pile dan perimeter beam pada posisi lubang tunnel dipotong sehinga terjadi opening
tunnel pada dinding basement 2.

3. Permukaan lean concrete dibersihkan dari debu, tanah dan kotoran lainnya. Setelah bersih
dikuaskan primer dan dipasang waterprofing membran

4. Selesai pengecoran lantai tunnel, bekisting dinding tunnel dipasang dan dilanjutkan pengecoran
dinding tunnel

5. Pemasangan Bekisting dan pembesian plat atas tunnel

6. Pemasangan waterproofing dan plat atas tunnel

7. Penutupan waterproofing pada dinding tunnel dengan bata merah

8. Penutupan waterproofing pada plat atas tunnel dengan topping concrete

9. Detail stek pada dinding basement dan tunnel existing


TEKNIK_SIPIL : "METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN BARU"

UMUM

MOBILISASI :

• Survey Lokasi / Lapangan

Untuk mengetahui Lokasi yang akan dikerjakan.

• Pembersihan lahan

Sebelum jalan dibangun maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah pembersihan
lahan, baik pembersihan dari pohon-pohonan maupun akar-akar pohon,dan pemerataan tanah
dengan menggunakan alat-alat seperti excavator.

• Foto / Dokumentasi Awal

Untuk Dokumentasi Awal (0%) Proyek.

• Base Camp

Setelah survey atau survey dikerjakan, dilaksanakan pembangunan Base Camp Kontraktor yang
terdiri dari :

1. Kantor Kontraktor

2. Bengkel

3. Ruang Laboratorium

4. Gudang Logistik Peralatan

5. Gudang Logistik Sipil

6. Tempat Tinggal / Barak + MCK

• Peralatan & Personel

1. Pengiriman Unit-unit peralatan Perkerasan Aspal Hotmix lengkap dengan Unit

Pemecah Batu.
2. Pengiriman Unit-unit Peralatan Pekerjaan Badan Jalan & Tanah.

3. Pengiriman Peralatan yang digunakan di Kantor Kontraktor untuk pelaksanaan

Pekerjaan Administrasi Lapangan, serta peralatan Laboratorium yang diperlukan.

• Mobilisasi Personel dilaksanakan sesuai dengan yang diminta dalam Dokumen

Pelelangan, dan yang telah diajukan dalam Dokumen Penawaran, serta Personel Pendukung lainnya.

• Pekerjaan Awal

1. Pembuatan dan Pemasangan Papan Nama Proyek

2. Pembuatan Rambu Lalulintas Sederhana yang dibuat dari papan dan dipasang disekitar

Lokasi Pekerjaan / Base Camp

3. Pembuatan As Built Drawing

4. Pembangunan dan Pemasangan Stone Crusher

5. Pembangunan dan Pemasangan Asphal Mixing Plant

DRAINASE

• Pekerjaan Drainase akan dimulai dengan melakukan pengukuran situasi dan elevasi dasar
saluran,khususnya outlet dari existing saluran untuk menentukan ketinggian (arah dan kelandaian)
saluranrencana dengan menggunakan titik ikat yang disetujui dan diikuti dengan pemasangan patok
serta profilkemiringan galian.

• Saluran drainase yang ada, untuk sementara direlokasi agar tetap berfungsi sebelum
pekerjaan drainaseyang permanen selesai dilaksakan, kondisi ini dimaksudkan untuk menjaga aliran
air disekitar lokasiproyek dalam mengantisipasi musim hujan. Dewatering kemudian akan dilakukan
terhadap salurandrainase lama yang dipindahkan, sebelum pekerjaan pelebaran jalan dilokasi bekas
saluran drainasetersebut dilaksanakan.

• Untuk menjaga kestabilan pekerjaan pelebaran jalan, maka pekerjaan penggalian dan
penimbunanuntuk membentuk saluran drainase akan dilaksanakan secara bertahap dan disesuaikan
dengan progrespekerjaan tersebut diatas.
• Pada daerah drainase yang telah tergali dan tebentuk serta elevasi dasar saluran telah sesuai
dengandimensi gambar kerja yang disetujui dan juga telah dipadatkan, maka sesuai lokasi yang
direncanakanakan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan batu dengan mortar.

• Untuk daerah saluran yang terbentuk dengan penimbunan, maka pekerjaan pemasangan
batu kali akandikerjakan apabila pekerjaan penimbunan tersebut telah memperhatikan sesetabilan.

• Rehabilitasi Drainase Tepi Jalan :

Pekerjaan ini mencakup pembersihan tumbuh-tumbuhan dan pembuangan benda-benda dari


saluran tepi jalan ataupun dari kanal-kanal yang ada, memotong kembali dan membentuk ulang
saluran tanah yang ada untuk perbaikan atau peningkatan kondisi asli, dan juga perbaikan saluran
yang dilapisi dalam ha saluran pasangan batu atau beton.

• Pelaksanaan Pekerjaan

1.Semua sampah, tumbuh-tumbuhan, endapan dan bahan -bahan yang harus disingkirkan,

harus dibuang dari saluran tanah, termasuk dari Saluran yang memotong bahu jalan

dan menyambung kepada lubang tangkapan atau gorong –gorong.

2. Saluran-saluran dilapisi yang dalam kondisi jelek atau rusak harus diperbaiki.

Pasangan batu atau beton yang pecah-pecah, rusak atau lepas harus dipotong dan diganti dengan
pasangan batu atau beton yang baru yang dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana dan RKS.

3. Cara Pengukuran Pekerjaan :Semua pengukuran harus dilakukan di sepanjang sumbu saluran
dan harus disediakan untuk seluruh pekerjaan yang dialakukan bagi rehabilitasi kedua sisi saluran.

Pasangan Batu dengan Mortar

• Pekerjaan ini dilakukan secara mekanik

• Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete
Mixer

• Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang

• Pernyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

PEKERJAAN TANAH
• Galian Biasa

Galian ini Dilaksanakan setelah SPMK dan telah mendapatkan persetujuan dari PPK yang meliputi
galian Tanah, Buangan Tanah lebih untuk pembentukan badan jalan, Pembuatan Saluran Air dan
Gorong-gorong. Sebelum pekerjaan dimulai maka perluh dilakukan Pengukuran sekeliling Area
Bangunan. Tujuannya agar tidak terjadi Kekeliruan pada saat pekerjaan galian dilaksanakan.

• Peralatan yang Digunakan :

Pekerjaan galian menggunakan Excavator

Material hasil galian dimuat dengan Wheel Loader ke Dump Truck

Dump Truck mengangkut material hasil galian untuk dibuang ke luar lokasi pekerjaan.

• Timbunan Biasa

Pekerjaan ini meliputi Pengadaan, Pengangkutan, Penghamparan dan Pemadatan Material


Timbunan, yang diperlukan untuk Pembentukan Kelandaian dan Elevasi Penampang Badan Jalan.

Pekerjaan ini dilakukan secara mekanik (menggunakan peralatan berat).

Peralatan yang Digunakan :

1. Wheel Loader mengangkut material ke dalam Dump Truck

2. Dump Truck mengangkut material dari quarry ke lapangan

3. Material dihampar dengan menggunakan Motor Grader

4. Hamparan material disirami air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum
pemadatan dilakukan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller

5. Selama pemadatan sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu

REHABILITASI BAHU JALAN

• Lapisan strukur perkerasan pada pelebaran jalan, akan dimulai dari urutan pekerjaan
penghamparantimbunan pilihan, agregat kelas B, agregat kelas A, pekerjaan pengaspalan yang
terdiri dari lapis ACBase, AC Binder dan AC WC.
• Proses pemadatan akan dilakukan untuk menyiapkan tanah dasar sebelum timbunan
pilihan,penyiapan badan jalan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pemadat mekanis
danperapihannyadibantu dengan tenaga manusia.

• Pekerjaan penghamparan lapis material timbunan pilihan, lapis pondasi bawah (agregat
kelas B) danlapis pondasi atas (agregat kelas A), pada pekerjaan pelebaran akan dilakukan dengan
menggunakanmotor grader dan dipadatkan lapis per lapis dengan menggunakan Tandem Roller.
Untuk mendapatkankepadatan yang maksimum pada kadar air optimum yang direncanakan, maka
dilapangan akanditempatkan satu unit water tank untuk sewaktu waktu akan diperlakukan dalam
mengendalikan kadarair saat proses pemadatan.

• Pekerjaan penghamparan dan pemadatan aspal panas (hotmix) diatas permukaan agregat A
yang telahdiprime coat akan dilaksanakan / dimulai dengan lapisan AC Base, dilanjutkan dengan AC
Binder danACWC.

• Tack coat sebagai bonding akan dilakukan sebelum pekerjaan lapisan untul ACBC dan ACWC.

• Pekerjaan ini terdiri dan peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang
ada, termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan dengan
bahan terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan mencapai garis, kemiringan dan
dimensi yang benar yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintahkan dalam
RKS.

• Penyiapan Lapangan.

o Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada, rumput, alang -alang,
semak-semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan
kembali.

• Pembentukan Kembali

o Bahu jalan yang harus dibentuk kembali oleh tenaga kasar,


Excavator atau motor grader.

o Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi, pengurugan


daerah-daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembentukan kembali bahu jalan tersebut sampai
memenuhi kelandaian, garis batas dan ketinggian

• Pemadatan

o Seluruh pembentukan kembali dan peningkatan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan
mesin gilas roda ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui oleh Direksi Teknik.
Pemadatan harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk
mempersiapkan tanah dasar.
• Pelaksanaan

o Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu Jalan, termasuk galian bahan yang
ada dan perapian ujung Jalan kendaraan yang ada, dilaksanakan seperti ditunjukkan pada Gambar
Rencana.

o Tanah Dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-
pekerjaan yang ditentukan

o Bahu ja!an pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan, harus
dibangun satu sisi dulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.

LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

• Lapis Pondasi Bawah

o Lapis Pondasi Bawah adalah lapisan konstruksi pembagi beban kedua yang berupa bahan
berbutir diletakkan di atas lapisan tanah dasar yang dibentuk dan dipadatkan, serta langsung di
bawah Lapis Pondasi Atas perkerasan.

o Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah terdiri dari menempatkan, memproses, mengangkut,


menebarkan, mengairi dan memadatkan bahan Lapis Pondasi Bawah berbutir yang disetujui sesuai
dengan gambar-gambar.

• Pelaksanaan Pekerjaan

o Bahan Lapis Pondasi Bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas dari lalu-
lintas serta saluran -saluran dan lintasan air di sekitarnya.

o Lapis Pondasi Bawah tersebut dicampur dilapangan ruas jalan yang ber –sangkutan dengan
menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan yang merata diperlukan dan bahan
tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan melebihi 20 cm tebalnya atau ketebalan lain seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.

o ketebalan Lapis Pondasi Bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar Rencana dan seperti
dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan
untuk memenuhi kondisi lapis bawah dasar yang sebenarnya.

• Penghamparan dan Pemadatan

o Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang Jalan yang diminta
harus dilaksanakan dengan kelonggaran kira-kira 15%, penurunan ketebalan untuk pemadatan
lapisan-lapisan Lapis Pondasi Bawah. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir masing-
masing lapisan harus didapatkan sampai lebar penuh Lapis Pondasi Bawah permukaan, dengan
menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban Pneumatic atau peralatan pemadat
lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.

o Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan Lapis Pondasi Bawah akan bergerak
secara gradual dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan dan harus terus menerus
sampai seluruh permukaan telah didatarkan secara merata. Pada bagian-bagian super elevasi,
kemiringan melintang Jalan atau kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang
lebih rendah ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap ketidakteraturan atau bagian ambles yang
mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meningkatkan dan menambahkan bahan
Lapis Pondasi Bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dan ketinggian yang
benar

o Bagian-bagian yang sempit di sekitar Kerb atau dinding yang tidak dipadatkan dengan mesin
gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.

o Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga dalam batas-batas 3% kurang dari
kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air o ptimum dengan penyemprotan air atau
pengeringan seperlunya, dan bahan Lapis Pondasi Bawah dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan
yang ditetapkan, ke seluruh ketebalan penuh masing-masing lapisan, mencapai 100% kepadatan
kering maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB – 0111)

• Lapis Pondasi Atas Agregat

• Lapis Pondasi Atas Jalan merupakan lapisan struktur utama di atas Lapis Pondasi Bawah
(atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang Lapis Pondasi Bawah). Pembangunan Lapis
Pondasi Atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman
dengan air, dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam Lapis Pondasi Atas, di atas
satu Lapis Pondasi Bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan

• Penyiapan Lapis Pondasi Atas :Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas :

• Agregat Lapis Pondasi Atas (LPA) Kelas A

o Agregat ditempatkan pada lokasi di atas Lapis Pondasi Bawah yang sudah disiapkan dalam
volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan ketebalan yang diperlukan.

o Agregat dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader sampai satu
campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum.

o Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm, dalam satu cara
sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.

Macadam Ikat Basah – Kelas B


o Sebelum lapisan Makadam dipasang permukaan yang akan dilapisi dengan Makadam
diperiksa dan disetujui oleh Tim Supervisi.

o Sebelum menghampar batu kasar / pokok, buatlah bangunan penunjang samping pinggir
(lebar ± 30 cm), misalnya dengan material timbunan bahu jalan, agar pemadatan batu pokok yang
digilas tidak dapat terdorong kepinggir.

o Dengan menggunakan suatu bahan yang ukuran maksimumnya adalah A cm,ketebalan dari
pada lapisan harus dibatasi sampai A+4 cm sebelum pemadatan untuk memperoleh suatu lapisan
kira-kira A+2 cm setelah pemdatan.

o Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali untuk membentuk
permukaan jalan sedekat mungkin mendekati kemiringan dan tebal yang disyaratkan. Oleh karena
itu tebal lapisan, bentuk dan kehalusan permukaan harus sering sekali diperiksa selama
penghamparan agregat -agregat. Jika diperlukan bahan harus ditambah atau dikurangi.

• Penghamparan dan Pemadatan

o Pada penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemirngan melintang yang diperlukan,
dilaksanakan dengan cara cadangan sekitar 10% pengurangan ketebalan untuk pemadatan bahan-
bahan Lapis Pondasi Atas segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan LPA.

o Saat penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan alat pengilas maju sedikit demi
sedikit dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan dilaksanakan dalam
operasi yang terus menerus untuk membuat pemadatan matang yang merata. Pada bagian super
elevasi, miring melintang atau kemiringan yang terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian Jalan
yang lebih rendah menuju kebagian atas.

o Setiap ketidak aturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus diperbaiki
dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk. Bahan pengisi tambahkan
yaitu setiap timbul rongga diantara agregat-agregat. Penempatan bahan pengisi / halus dan
penggilasan harus diteruskan sampai isian berikut tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan,
permukaan lapisan Makadam harus menyerupai batu mozaik yang padat dan bebas dari rongga-
ronga.

STRUKTUR

• Pekerjaan Beton K-250

• Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-250 akan digunakan
sesuaigambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang
telah disetujui Direksi Pekerjaan.

• Beton K-250 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen dan
agregatkasar diterima dilokasi pekerjaan.
• Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-250 untuk pekerjaan diatas (butir a )
dapatdiuraikan secara berikut :

1. Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian dimintakan
persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.

2. Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base camp akan dibawa
kelokasipekerjaan untuk dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan dipasangkan /
diikatdengan menggunakan kawat beton.

3. Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat dari balok
kayudan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.

4. Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan penulangan dan bekisting
akandibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.

5. Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka
pengecoranbeton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.

6. Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump dan
terhadapbeton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan dilakukan dengan
menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi bleeding.

7. Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan,
akandilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji kubus/silinder.

• Pasangan Batu

Pekerjaan ini dilakukan secara mekanik, Semen, Pasir, dan Air dicampur dengan perbandingan yang
telah ditentukan dan diaduk menggunakan Concrete Mixer. Batu yang akan digunakan untuk
pasangan harus sesuai dengan spesifikasi. Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya
sebelum dipasang. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

Membersikan galian yang telah dibuat dan kontrol kedalaman dan lebar galian serta kelurusannya
sesuai profil yang dipasang. Mengamparkan pasir sebagai lapisan dasar pondasi dan dipadatkan
sehingga mempunyai permukaan yang rata dengan tebal minimum +20 cm. Juga meliputi semua
bahan, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan yang ditunjukkan dalam Gambar.

PERKERASAN ASPAL

• Lapis Resap Pengikat

Bahan lapis resap pengikat umumnya adalah aspal dengan penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70
yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang digunakan berkisar antara 0,4 sapai dengan 1,3
liter/ m2 untuk lapis pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen.
Setelah pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam lapis
pondasi. lapis resap pengikat yang berlebih dapat mengakibatkan pelelehan (bleeding) dan dapat
menyebabkan timbulnya bidang geser, untuk itu pada daerah yang berlebih ditabur dengan pasir
dan dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti aspal.

Kegunaan dari lapis resap pengikat adalah untuk :

– Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran aspal

– Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat jika dilewati kendaraan sebelum

dilapis dengan campuran aspal.

– Menjaga lapis podasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan. Sehingga air tidak

masuk ke dalam lapisan pondasi agregat yang bias saja menyebabkan kerusakan

struktur jalan.

Peralatan yang digunakan :

1. Aspalht Sprayer

2. Compressor

3. Dump Truck

4. Alat Ukur

5. Alat Bantu

• Lapis Perekat

Lapis perekat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama dengan baru, dan dipasanag
pada permukaan beraspal atau beton semen yang kering dan bersih. Bahan lapis perekat adalah
aspal emulsi yang cepat menyerap atau asapal keras pen 80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan
dengan 25 sampai 30 bgian minyak tanah per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15
liter/m2 samapai 0,50 liter /m2. Lebih tipis dibandingkan dengan pemakaian lapis resap pengikat.

Banyak pendapat yang berbeda mengenai kapan penghamparan campuran aspal dapat dilakukan.
Ada yang berpendapat bahwa penghamparan bias dilakukan dengan segere meskipun proses
pengeringan belum sepenuhnya selesai, ada juga yang berpendapat bahwa harus menunggu lapisan
lapis perekat ini kering terlebih dahulu, baru bias dilakukan penghamparan campuran aspal. Tetapi
kenyataan dilapangan banyak menggunakan pendapat yang pertama.
Peralatan yang digunakan :

1. Aspalht Sprayer

2. Compressor

3. Dump Truck

4. Alat Ukur

5. Alat Bantu

• Cara Pemasangan

Pemasangan lapis resap pengikat dan lapis perekat digunakan alat asphalt distributor. Asphalt
Distributor adalah truk atau kendaraan lain yang dilengkapi dengan aspal, pompa, dan batang
penyemprot. Umumnya truk dilengkapi juga dengan pemanas untuk menjaga temperatur aspal dan
juga penyemprot tangan (hand sprayer). Hand sprayer digunakan untuk daerah – daerah yang sulit
dicapai dengan batang penyemprot.

Sebelum dilakukan pemasangan harus dipastikan bahwa daerah yang akan disemprot bebas dari
kotoran dan debu – debu. lalu asphalt distributor harus dikalibrasikan terlebih dahulu, seperti sudut
nosel, ketinggian dan kecepatan kendaraan. Ketinggian batang penyemprot diatru sedemikian rupa
disesuaikan dengan jarak nosel agar diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih sebanyak 2 – 3
kali. penyemprotan dilakukan secara merata sepanjang jalan. Agar tidak menggangu pekerjaan,
pastikan pelaksana mengalihkan arus lalu lintas jika dirasa perlu.

FINISHING :

• Tahap finishing

Pekerjaan selanjutnya adalah finishing pemadatan dan perataan jalan raya dengan alat peneumatic
roller

Jalan raya sudah jadi dengan konstruksi sebagai berikut :

Keterangan: Perkerasan jalan raya dibuat berlapis-lapis seperti kue lapis, dengan tujuan untuk dapat
menerima beban dan menyebarkan beban serta meneruskan beban kebawahnya. Biasanya material
yang dipakai untuk perkerasan lapisan jalan raya adalah semakin kebawah semakin berkurang
kwalitasnya. Karena lapisan yang ada dibawahnya semakin sedikit menerima beban. Lapisan
tersebut dapat dilihat seperti yang ada dibawah ini.
1.Lapisan Permukaan (Surface Course)

Lapisan permukaan ini terletak paling atas pada jalan raya. Lapisan yang langsung bersentuhan
dengan pijakan atau, lapisan yang langsung bersentuhan dengan ban kendaraan. Lapisan ini
berfungsi sebagai penahan beban roda kendaraan. Lapisan Permukaan tersebut juga memiliki
stabilitas yang tinggi, kedap air untuk melindungi lapisan pondasi yang ada dibawahnya. Sehingga
air mengalir kesaluran samping bagian jalan raya, tahan terhadap kehausan akibat gesekan rem
kendaraan dan diperentukan untuk meneruskan beban kendaraan kelapisan bagian bawahnya.

2.Lapisan Pondasi atas (Base Course)

Lapisan pondasi atas terletak pada bawah lapisan permukaan. Lapisan ini berfungsi terumata untuk
menahan gaya lintang akibat beban roda dan meneruskan kelapisan bawahnya, Sebagai bantalan
untuk lapisan permukaan, dan lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah Material yang
digunakan untuk lapisan ini adalah harus material dengan kwalitas yang tinggi sehingga kuat
menahan beban untuk yang direncanakan.

3.Lapisan Pondasi bawah (Subbace Course)

Lapisan Pondasi bawah adalah berada dibawah lapisan pondasi atas, dan diatas lapisan tanah dasar.
Lapisan ini berfungsi untuk menyebarkan beban lapisan pondasi bawah kelapisan tanah dasar. Untuk
menghemat material yang digunakan untuk lapisan atas, karena biasanya menggunakan material
yang lebih murah. Selain itu lapisan pondasi baawah juga berfungsi untuk mencegah partikel halus
yang masuk kedalam material perkerasn dan melindungi air agar tidak masuk kelapisan dibawahnya.

4.Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)

Lapisan Tanah Dasar adalah bagian terbawah dari lapisan pondasi jalan raya, Apabila kondisi tanah
pada lokasi pembangunan jalan yang spesipikasi yang direncanakan maka tanah tersebut
akanlangsung dipadatkan dengan mengunakan alat. Tebalnya berkisar diantara 50-100 cm. Fungsi
utamanya adalah sebagai perletakan jalan Raya.

KESIPULAN :

Dari hasil pemantauan di lapangan selama pelaksanaan pekerjaan ini, maka saya dapat mengambil
kesimpulan :

1. Mekanisme pekerjaan yang tertera pada perencanaan tidak seluruhnya bekerja sesuai dengan
perencanaaan yang telah dibuat baik itu masalah taktik pekerjaan maupun time schedule pekerjaan.
2. Time Schedule yang telah disusun untuk pelaksanaan proyek ini belum tentu semuanya dapat
dilaksanakan sesua rencana. Kerena bias saja terhalang oleh cuaca buruk berupa hujan, juga adanya
perubahan gambar rencana sehingga pelaksana tidak dapat bekerja seoptimal mungkin.

3. Pelaksana prime coat dilakukan setelah dipanaskan aspal penetrasi 60/70 sebanyak 70% dan
minyak korosin (minyak Tanah) sebanyak 30% dari seluruh campuran dan disemprot dengan
menggunakan Asphalt Sprayer, penyemprotan tidak boleh tertumpuk karena akan melekat pada ban
kendaraan pada saat panas terkena sinar matahari yang akan menyebabkan terkelupasnya lapisan
aspal. Pada pelaksanaan Pemadatan aspal pertama dilakukan dengan Tandem Roller sebanyak 1
passing, pemadatan kedua dilakukan dengan menggunakan PTR (Pneumatic Tire Roller) sebanyak 16
passing, dan ketiga dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller sebanyak 12 passing.

Keterangan :

* Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan

di atas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya.

* Time Schedule : Durasi atau Waktu Pelaksanaan yang telah ditetapkan.

SARAN-SARAN :

Adapun beberapa saran yang dapat saya berikan sebagai masukan khususnya kepada pelaksana
kegiatan sebagai berikut :

1. Sebaiknya pada waktu melaksanakan pemadatan terutama pada daerah yang mudah mengalami
penurunan, dilakukan pemadatan dan pengawasan yang lebih baik agar dapat menghasilkan kualitas
jalan seperti yang diharapkan.

2. Hendaknya semua pihak yang berperan dalam suatu pelaksanaan proyek lebih disiplin
melaksanakan tugasnya masing-masing, sehingga dapat diperoleh hasil seperti yang direncanakan.

3. Sebaiknya pada saat pengendalian terhadap mutu kepadatannya dilakukan secara lapis demi lapis,
sehingga akan menghasilkan kualitas yang lebih baik dan tahan lama seperti yang diharapkan.
4. Kepada pihak pengawas agar lebih memperketat pengawasan di lapangan, sehingga proyek yang
dilaksanakan dapat selesai sesuai jadwal yang sudah direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai