Anda di halaman 1dari 26

SPEPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN :
SUB KEGIATAN :
PEKERJAAN :
LOKASI : PALANGKA RAYA
T.A : 2022

I. LINGKUP DAN PERSYARATAN


a. Lingkup kegiatan
Yang akan dilaksanakan adalah Pekerjaan Pembangunan Kantor DPW PARTAI NASDEM Kalimantan
Tengah Beserta Sarana Dan Prasarana terdiri dari;

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN PONDASI MINI PILE
C. PEKERJAAN STRUKTUR dan KONTRUKSI BAJA
D. PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN
E. PEKERJAAN LANTAI
F. PEKERJAAN PLAFOND
G. PEKERJAAN ATAP
H. PEKERJAAN PINTU JENDELA
I. PEKERJAAN LISTRIK
J. PEKERJAAN SANITASI DLL

b. Persyaratan dan Peraturan


 Semua dalam kontrak ini harus di laksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan teknis
yang tertera dalam persyaratan Standar Normalisasi Indonesia (SNI ), Standar Indusfri Indonesia
(SII ), Peraturan Nasional maupun peraturan setempat yang berlaku atas jenis bahan tersebut.
 Penyedia Jasa wajib meneliti situasi keadaan eksisting bangunan sifat dan luasnya yang dapat
mempengaruhi harga penawaran.
 Ukuran / satuan yang digunakan semuanya dinyatakan dalam metriks, kecuali untuk /bahan-bahan
ter tentu dinyatakan sesuai dengan kebutuhan.

II. URAIAN PEKERJAAN


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1) Papan Nama
a. Sebelum memulai kegiatan dilapangan terlebih dahulu Pelaksana harus memasang papan
proyek yang memberi informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain :
- Kuasa Pengguna Anggaran/Instansi
- Nama Pekerjaan
- Lokasi Pekerjaan
- Nilai Kontrak
- Jangka Waktu Pelaksanaan
- Nama Pelaksana
- Nama Konsultan Pengawas

b. Bahan yang digunakan untuk papan proyek menggunakan tripleks dengan ukuran miniinal 60
cm x 122 cm dengan menggunakan rangka balok 2/3 kayu kelas Il dengan tiang menggunakan
balok 5/7 kayu kelas dua
c. Papan Proyek dipasang di lokasi kegiatan pada tempat yang mudah dilihat.
2) Alat dan perlengkapan pekerjaan dan Tenaga Lapangan
a. Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan pekerjaan pelaksanaan dalam proyek
ini, harus menyeidakan alat-alat dan pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing,
seperti:
 Alat-alat ukur
 Alat pemotong, penduga, dan alat bantu
Disamping itu juga harus menyediakan buku-buku laporan (harian, mingguan), buku petunjuk
alat-alat yang akan dipakai, rencana kerja dan menempatkan tenaga-tenaga lapangan yang
bertanggung jawab penuh untuk memutuskan segala sesuatunya di lapangan dan bertindak atas
nama kontraktor.

3) Kantor Kontraktor, Gudang, dan Los Kerja


a. Kontraktor diwajibkan membuat bangunan sementara guna kepentingan kontraktor sendiri
(sebagai kantor Proyek lengkap dengan perabotnya, dan los/barak Pekerja), yang lokasinya
akan ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.
b. Bentuk dan ukuran disesuaiakan Kantor Proyek, Gudang dan Los Pekerjaan disesuaikan
dengan kebutuhannya, dilengkapi ruang toilet dan tidak mengabaikan keamanan dan
kebersihan dan bahaya kebakaran, serta memperhatikan lokasi yang tersedia sehingga tidak
mengganggu kelancaran.
c. Selesai proyek, seluruh bangunan sementara (bangunan saja) menjadi milik kontraktor, dan
kontraktor wajib membongkar serta memindahkan bongkaran bangunan sementara tersebut
setelah mendapat instruksi dari Konsultan Pengawas.
d. Kontraktor diwajibkan merawat peralatan seperti Pompa dan lain sebagainya milik Pemilik
Proyek (bila ada) serta menanggung biaya perawatan peralatan selama berlangsungnya
pekerjaan.
e.
Penyimpanan barang-barang dan material (Gudang material)
1. Kontraktor wajib membuat gudang sementara tempat penimbunan material seperti pasir,
koral, besi beton dan lain-lain. Material harus terlindung dengan baik. Gudang dilengkapi
dengan pintu serta kunci secukupnya. Gudang semen, lantainya dibuat bebas dari
kelembaban udara minimal 30 cm diatas permukaan lantai plesteran. Gudang dibongkar
setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
2. Kontraktor diwajibkan untuk menempatkan barang-barang dan material pelaksanaan baik
diluar (terbuka) ataupun didalam gudang-gudang sesuai dengan sifat-sifat barang dan material
tersebut dengan persetujuan Konsultan Pengawas, sehingga akan menjamin keamanannya dan
terhindar dari kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh cara penyimpanan yang salah.
3. Khusus untuk simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan dengan
pagar dari papan, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur dengan lainnya.
4. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada
pekerjaan yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk disimpan didalam site.

Pembersihan dan Keleluasaan Halaman


Kontraktor diwajibkan menjaga keleluasaan halaman dengan menempatkan barang-barang dan
material sedemikian rupa sehingga:

 Memudahkan pekerjaan
 Menjaga kebersihan sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan (puing-puing), air yang
menggenang
 Tidak menyumbat saluran-saluran air.

Fasilitas-fasilitas lapangan

 Listrik penerangan dan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan serta air kerja menggunakan
milik pemberi pekerjaan.
 Kamar mandi dan WC untuk para pekerja lapangan menggunakan milik pemberi tugas.
Disediakan oleh kontraktor :
 Air minum atau air bersih yang dapat diminum, untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan
dan semua petugas-petugas yang ada di Proyek .
 Alat-alat pemadam kebakaran ringan
 Alat-alat PPPK

Air Kerja dan Listrik Kerja


Air kerja selama pelaksanaan pekerjaan menggunakan air milik pemberi pekerjaan, kontraktor
menyediakan perlengkapan untuk penyambungan instalasi air maupun listrik.

Persiapan Lokasi
Kontraktor diwajibkan membersihkan / memindahkan perabot atau loose furniture dari lokasi yang
ditetapkan untuk di renovasi dengan ketentuan :

 Memindahkan semua perabot yang ada ( curtain, loose furniture dll )


 Mendata seluruh barang yang dipindahkan dalam sebuah daftar dan diketahui oleh
pengawas dan owner
 Menyimpan di tempat terpisah dan melindungi dari kotoran/debu sesuai dengan
persetujuan dari direksi pengawas
 Memindahkan kembali ke lokasi semula setelah adanya persetujuan dari direksi pengawas

4) Direksi keet (Ruang Kerja Konsultan):


Kantor Direksi Lapangan merupakan bangunan sementara harus disediakan saat dimulai pekerjaan
yaitu setelah adanya Serah Terima Lapangan.
Direksi Keet dibuat dengan menyesuaikan lokasi yang ada :
a. Luas ±76 m2 , dilengkapi dengan toilet.
b. Peralatan yang harus disediakan bersifat sewa pada Direksi Keet:
 1 buah meja rapat ukuran 1,20 x 2,40 m dengan 10 buah kursi lipat.
 4 buah meja tulis ½ biro ukuran 0.80 x 1.20 m dengan 8 buah kursi lipat.
 2 unit AC split masing-masing 0.75 PK.
 1 lembar soft board ukuran 1,20 x 2,40 m
 1 unit White board ukuran 1,20 x 2,40 m
 3 buah unit filling cabinet dengan 4 laci.
 1 unit computer dan printer.
 10 buah topi lapangan.
c. Peralatan pemadam kebakaran, dry chemical dengan isi 3,5 kg
d. Peralatan P3K
Kantor Direksi bersifat bangunan sementara, sedangkan perlengkapannya bersifat sewa, digunakan
sampai dengan selesainya pembangunan. Seluruh biaya perawatan dan operasionalnya menjadi
tanggungan Kontraktor sampai dengan Serah Terima Pertama Pekerjaan.
Segera setelah Serah Terima Pertama Pekerjaan, fasilitas ini harus dibongkar dan diangkut keluar.
Kontraktor harus menyelenggarakan berfungsinya Direksi Keet berupa :
o Penyediaan alat telekomunikasi (telepon)
o Kebersihan Keet
o Memelihara AC dan instalasinya.

5) Pembongkaran
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang diperlukan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan bongkaran seperti yang disyaratkan serta sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas. Meliputi bongkaran dinding, pembersihan dari bongkaran dan angkutan keluar site
untuk seluruh material bekas bongkaran.
b. Pelaksanaan dari seluruh pekerjaan bongkaran yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat
ini, harus dilakukan secermat-cermatnya sehingga tidak mengganggu kepentingan dan
keamanan umum yang ada disekelilingnya.
c. Tidak diperkenankan pada waktu pelaksanaan bongkaran, terjadi kegaduhan yang dapat
mengganggu ketertiban dan keamanan umum.
d. Kontraktor harus melokalisir areal penimbunan sementara dari seluruh material bongkaran
dan sampai pembuangan agar tidak mengganggu kepentingan umum.
e. Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah demi pengamanan terhadap material bongkaran
yang menurut petunjuk Direksi Pengawas harus dibongkar dengan baik/tanpa cacat/utuh, serta
setelah dibongkar harus dijaga keamanannya bila dikehendaki/sesuai petunjuk Direksi
Pengawas.
f. Puing-puing bekas bongkaran harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan
pembuangannya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kepentingan
umum.
g. Semua daerah bongkaran harus dipelajari, dilihat/dikontrol secara seksama, pengaruh dan
segala kemungkinan dari akibat pekerjaan bongkaran, harus diperhatikan agar tidak
mengganggu aktifitas umum dan tidak mengganggu peralatan yang ada. Kontraktor harus
melakukan secara baik, benar dan tepat dalam melakukan pekerjaan bongkaran.
h. Kontraktor wajib melakukan pengukuran dan peninjauan kondisi existing untuk penyesuaian
dengan perencanaan.
i. Kontraktor dapat mengajukan usulan-usulan teknis penyelesaian, termasuk pelaksanaan
pembongkaran bagian yang ditentukan, berdasarkan hasil termuan di lapangan.
j. Wajib untuk membuat shop drawing untuk pekerjaan pembongkaran yang memperlihatkan
bagian yang akan dibongkar serta rencana support untuk menjaga kestabilan bagian
disekitarnya.
k. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan untuk bongkaran dan pengadaan bahan dari
mutu terbaik yang sesuai jenisnya untuk perbaikan dan finishing.
l. Segala resiko pekerjaan diluar kontrak yang terjadi selama melakukan pekerjaan bongkaran,
pembersihan dan pembuangan ke luar lokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
m. Kontraktor harus menjaga agar segala jaringan dan peralatan yang dalam
ketentuan/persyaratan tidak dibongkar, tidak akan terganggu dan rusak akibat bongkaran yang
dilakukan.
n. Bila ternyata terjadi kerusakan/gangguan, maka Kontraktor harus mengganti/memperbaiki
dengan biaya sendiri tanpa mengurangi mutu dan fungsi dari peralatan tersebut.
o. Semua bahan pengganti harus dari mutu terbaik, memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dan
yang telah disetujui Direksi Pengawas.
p. Sisa/bekas bahan bongkaran harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan pembuangan
dilakukan diluar lokasi pekerjaan.
q. Kontraktor harus senantiasa memperhatikan keamanan terhadap pekerjaan-pekerjaan di
sekelilingnya dengan mengambil langkah-langkah pengamanan seperlunya.
r. Semua biaya perbaikan, penggantian, pembersihan dan angkutan menjadi biaya proyek.
s. Lokasi/area pembangunan harus dalam keadaan siap kerja, dimana terbebas dari seluruh
barang-barang termasuk furniture
t. Semua bahan hasil bongkaran tak boleh digunakan lagi, harus diangkut keluar
u. Lingkup Pekerjaan dan Syarat-syarat-Pelaksanaan secara umum.

B. PEKERJAAN PONDASI MINI PILE


1.1. TIANG PANCANG
1.1.1. Umum
- Panjang Tiang
Dalam hal digunakan dengan tiang pancang, maka diharuskan menggunakan tiang pancang
dengan panjang yang sesuai dengan yang direncanakan, dan tidak satu tiangpun disambung atau
diperpanjang tanpa persetujuan Direksi. Kalau tidak disebutkan adanya tiang percobaan pada gambar
rencana ataupun penjelasanpenjelasan oleh Direksi, maka semua tiang dapat dicor atau disediakan
dengan panjang yang sesuai dengan panjang yang sesuai dengan gambar rencana. Kalau disyaratkan
adanya tiang percobaan, kontraktor harus menyediakan dan memancang tiang percobaan tersebut
ditempat yang ditetapkan pada gambar rencana. Bila ternyata tiang pancang percobaan terlalu pendek,
Direksi dapat memerintahkan tiang itu untuk disambung. Setelah selesai pemancangan tiang percobaan
tersebut bila ternyata memuaskan, dapat digunakan sebagai bagian dari pekerjaan permanen atau akan
dicabut, atau akan dipotong pada peil tertentu seperti yang diperintahkan oleh Direksi. Berdasarkan hal
tersebut, Kontraktor harus menyiapkan seluruh tiang-tiang sesuai dengan peil yang ditetapkan. Bila
ternyata kemudian masih diperlukan perpanjangan tiang-tiang, Direksi akan menetapkan apakah
perpanjangan tersebut akan dibuat sebelum pemancangan (diluar tempat pekerjaan) atau setelah
pemancangan (in-situ).
- Pemancangan Tiang
Bilamana peil akhir dari kepala tiang-tiang berada dibawah permukaan tanah, maka galian tanah harus
terlebih dahulu dilaksanakan sebelum tiang-tiang dipancang, yang harus diperhatikan adalah bahwa
dasar dari pondasi hendaknya tidak terganggu dengan adanya penggalian diluar batas-batas yang tertera
pada gambar rencana. Selama pemancangan, kepala tiang beton harus dilindungi dengan topi yang
sesuai, termasuk suatu bantalan kayu, karet keras atau material-material lain yang disetujui untuk
mengurangi secara minimum pengrusakan yang mungkin terjadi pada kepala tiang. Kepala tiang baja
harus dilindungi dengan topi atau dengan mandrel pancang dan kepala tiang kayu harus dilindungi
terhadapkemungkinan pecah dengan menggunakan cincin besi tempa atau besi lunak. Tiang-tiang
pancang termasuk tiang miring, harus dipancang secara efektif diarahkan dan ditahan pada posisi yang
betul. Semua harus dipancang dengan dihadiri oleh Direksi atau wakilnya, dan palu pancang tidak
boleh dipindahkan dari kepala tiang tanpa persetujuannya.
Tiang-tiang harus dipancang dengan penggeseran yang melebihi 2% dari kemiringan yang ditetapkan,
dan penggeseran maksimum kepala tiang dari posisi yang tertera pada gambar rencana, tidak boleh
lebih besar dari fokus. Bila suatu tiang pecah atau terbelah pada saat pemancangan atau menjadi rusak
atau keluar dari posisi yang melebihi batas-batas tersebut, maka tidang tersebut harus dicabut pada saat
itu juga dan diganti dengan tiang yang baik atau bila tidak rusak, dipancang kembali dalam toleransi
posisi yang tersebut diatas. Bila tidak mungkin untuk memancang kembali tiang itu pada posisi aslinya,
maka harus dipancang sedekat mungkin keposisi itu, atau oleh Direksi diperintahkan untuk memancang
tiang tambahan. Tiang harus dipancang, sehingga tidak dapat masuk lagi, atau sampai penetrasi
tertentu, sesuai dengan palu pancang yang digunakan berdasarkan ketentuan dari Direksi. Untuk tiang-
tiang percobaan, tanpa menghiraukan bahwa ujung tiang telah mencapai peil seperti tertera pada
gambar rencana atau penurunan yang dicapai telah sesuai dengan spesifikasi pemancangan masih harus
dilanjutkan bila dikehendaki oleh Direksi untuk menilai daya dukung dari lapisan tanah yang lebih
dalam. Dalam hal syarat-syarat tes tersebut tidak bisa tercapai, maka Direksi dapat memerintahkan
untuk menambah jumlah tiang, sehingga beban maksimum yang diperuntukkan setiap tiang melampau
daya dukung yang aman, atau membuat perubahanperubahan pada rencana bangunan bawah bila
dianggap perlu.

- Alat Pancang
Alat pancang yang digunakan untuk tiang pancang baja atau beton adalah tipe uap atau diesel dan
untuk kayu boleh digunakan tipe gravity. Palu pancang tipe gravity sebaiknya mempunyai berta tidak
kurang dari jumlah berat tepi tiang dan tiangnya, dna diambil sekitar dua kali berat tiang dan tepinya.
Sebelum pekerjaan pemancangan dilakasanakan, maka pemborong harus memberikan terlebih dahulu
mengenai alat pancang yang akan dipakai untuk disetujui dan untuk menetapkan penetrasi yang
disyaratkan. Harus diperhatikan bahwa tidak diperkenankan memancang tiang dengan jarak 6 meter
didekat beton yang berumur dari 7 hari.

- Penghantar Tiang Pancang


Penghantar harus dibuat sedemikian rupa, sehingga palu pancang dapat bergerak dengan leluasa pada
posisi yang tetap dengan menggunakan tali atau stempel yang kaku untuk menjamin tertahannya tiang
pada saat pemancangan. Kecuali mendapat persetujuan khusus dari Direksi, penghantar akan dibuat
cukup panjang, sehingga tidak diperlukan lagi penyambungan, kecuali bila tiang pancang tersebut
dipancang dalam air.
Macam-Macam Tiang Pancang
- Tiang Pancang Dari Kayu
Tiang kayu dari bahan berkwalitas baik, lurus dan harus mempunyai diameter pada pangkal dan
ujungnya tidak kurang minimum seperti tertera pada gambar rencana. Tiang pancang dari kayu yang
umum digunakan dalam tahap konstruksi adalah tiang pancang dari kayu gelam / cerucuk gelam. Tiap
tiang harus diberi tambahan panjang sedemikian rupa agar nantinya mempunyai kepala yang baik
setelah dipancang ujung tiang-tiang harus diruncingkan, bila tertera demikian pada gambar rencana dan
harus diperkuat dengan sepatu tiang, tertanam secara sentris serta kokoh pada ujung tiang. Bila tidak
diperlukan sepatu tiang, maka tiang akan dipancang dengan ujung runcing atau tumpul sesuai dengan
yang ditetapkan oleh Direksi. Kepala tiang harus dilindungi pada saat pemancangan dengan baja tempa
atau cinci besi lunak yang tertanam sekeliling pangkal tiang. Tiang pancang sebelum dipancang harus
diberi tanda-tanda dengan cat-cat interval jarak 0,5 m. Setelah dipancang, satu tanda permanen harus
dipahat pada tiang dan diletakkan sebegitu rupa diatas tanah atau air, sehingga mudah diperiksa. Tanda
yang dibuat tersebut akan menyatakan panjang tiang-tiang dalam meter tempat tanda itu sampai ujung
daripada tiang. Tiang kayu hanya diperkenankan untuk disambung bila tertera demikian pada gambar
rencana atau pada suatu kondisi yang tidak terduga pada pemcangan dan apabila telah disetujui oleh
Direksi detail sambungan dan letaknya sepanjang tiang akan ditetapkan oleh Direksi.

C. PEKERJAAN STRUKTUR dan KONTRUKSI BAJA


1) Pekerjaan Galian
Lingkup Pekerjaan Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan galian pondasi, sloof, sesuai
dengan gambar rencana. Pengadaan material bahan pengisi dan mengangkutnya ke dalam lapangan
serta menimbunnya di daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup seperti dicantumkan dalam
syarat syaratnya. Persyaratan pekerjaan tersebut minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin menghalangi jalannya pekerjaan.
b. Pengeringan dan pengontrolan drainase.
c. Penggalian dan penimbunan (untuk penimbunan dengan tanah urug).
d. Pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing.
e. Menyediakan material-material pengisi yang baik.
Syarat-Syarat Pelaksanaan :
a. Pemeriksaan Lapangan (Aanwijzing Lapangan) Pemborong harus mengadakan pemeriksaan
dan pengecekan langsung ke lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan
bahan yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan
mempengaruhi jalannya pekerjaan.
b. Penggalian dan Pembersihan
Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi pekerjaan harus
disingkirkan dan dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang mungkin akan ditentukan
kemudian untuk dibiarkan tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal yang seperti itu.
Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, harus sedemikian rupa sehingga menjamin
barang-barang berharga yang mungkin berada di lapangan terhindar dari kerusakan.

2) Pekerjaan beton
Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga kerja, bahan dan alat. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
b. Lokasi pekerjaan. Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

Persyaratan Bahan.
a. Semen Semen yang digunakan adalah semen dengan mutu yang baik atas persetujuan
konsultan. Ditetapkan memakai semen Gresik atau yang setara.
b. Krikil/batu pecah beton Krikil yang digunakan adalah krikil dari alam atau batuan-batuan
yang diperoleh dari pemecahan batu, baha harus terdiri dari syarat gradasi agregat kasar,
memiliki permukaan yang kasar, dan bebas dari bahan yang dapat merusak konstruksi.
c. Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih dan jernih tidak mengandung minyak, asam,
garam, alkohol, atau bahan lain yang dapat merusak beton.
d. Pasir Beton Pasir yang digunakan adalah pasir dari jenis yang baik serta bersih dan tidak
tercampur dengan tanah liat atau kotoran dan bahan organik lainnya, atas persetujuan
konsultan.
e. Baja Tulangan
1. Penyimpanan baja tulangan harus sedemikian rupa sehingga mudah dikenali ukurannya
dengan jalan mengelompokkannya sesuai dengan ukurannya.
2. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar. Blok-blok penyangga tulangan harus
sesuai dengan tebal penutup baton, dan minimal berkekuatan sama dengan beton yang
dituang berdekatan.
3. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpihan-serpihan, karat,
minyak, oli dan lapisan yang akan merusak atau mengurangi daya lekat didalam beton.
4. Baja tulangan beton harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada Gambar Konstruksi.
5. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang
dapat merusak dari pada mutu tersebut.
6. Besi harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya dapat
diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Konsultan / Direksi lapangan.
7. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan Gambar Rencana.
8. Agar tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan harus diikat dengan kawat beton
(bindrat) dengan bantalan blok-blok cetak/beton decking atau kursi-kursi besi/cakar ayam
perenggang "spacer" atau logam gantung ("metal hangers") sesuai dengan kebutuhan.
9. Dalam segala hal, untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang
tepat sehingga tidak akan ada bata ringanng yang turun.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kontraktor harus betul-betul memperhatikan takaran dari campuran beton sesuai dengan yang
disetujui yaitu dengan ukuran K350 untuk semua jenis pekerjaan beton.
b. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perLengkapan yang mempunyai ketelitian cukup
untuk menentapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan beton.
c. Kontraktor juga harus mengecek slump test maupun compression test. Jika tidak memenuhi
syarat yang sudah ditentukan seluruh adukan yang tidak sesuai dengan ketentuan harus
dibuang oleh kontraktor.
d. Kontraktor harus terlebih dulu mengajukan perhitungan perhitungan gambar rancangan
cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Pengawas atau yang ditunjuk sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan. Tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi
tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan
kerusakan kerusakan yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian. Dalam gambar tersebut
harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan /acuan. Sambungan-sambungan serta kedudukan
dan sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman.
5) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan/bekesting selesai. Ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan instalasi-instalasi
yang harus ditanam, besi penggantung plafond sesuai pola kerangka langit-langit, stek-stek
angker penyokong dan pengikat serta lainlainnya yang telah selesai dikerjakan.
e. Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit14 (empat belas) hari
terus menerus segerasetelah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan, dengan cara
menutupnya dengan bahan yang dibasahi air dan atau dengan pipa-pipa berlubang-lubang.

3) Pekerjaan Kontruksi Baja


Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga kerja, material dan peralatan.
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk penyediaan tenaga kerja,
pengadaan bahan-bahan baik bahan dasar maupun bahan penyambung, peralatan baja dan
alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan aman.
b. Pengukuran lapangan.
Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang ada, seperti hasil pekerjaan
beton yang sudah dilaksanakan, maupun segala penyimpangan yang terjadi, sehingga dalam
gambar kerja diperlukan penyesuaian.
c. Tenaga ahli.
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman di lokasi pekerjaan, sehingga
dapat menyelesaikan segala masalah yang timbul di lapangan secara cepat dan benar.
d. Gambar kerja/ shop drawings.
Kontraktor harus membuat gambar kerja secara ditail, sebelum pekerjaan dimulai, termasuk
penyesuaian dengan kondisi lapangan sampai mendapatkan persetujuan dari Konsultan /
Direksi.
e. Gambar terlaksana/ As built drawings.
Setelah pekerjaan dilaksanakan, Kontraktor wajib membuat gambar terlaksana sesuai dengan
struktur yang dilaksanakan, dan diserahkan kepada Pemberi Tugas sesuai dengan kontrak.
Peraturan - Peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan
peraturan sebagai berikut :
1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1984 (PPBBI)
2. American Institute of Steel Construction Specification (AISC)
3. American Society for Testing and Materials (ASTM)
4. American Welding Society - Structural Welding Code (AWS)
5. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI-1982)

4) Perhitungan Berat Konstruksi Baja


a. Berat jenis baja
Berat jenis baja adalah 7800 kg/m3. Satuan berat elemen baja adalah sesuai dengan yang
tercantum di dalam tabel pabrik pembuat.

b. Berat baja di dalam BQ.


Di dalam menghitung volume baja di dalam Bill of Quantity (BQ), berat baja dihitung
berdasarkan volume (berat) teoritis sesuai dengan gambar struktur. Berat sisa atau "waste"
akibat pemotongan atau pembentukan elemen-elemen struktur dan juga alat penyambung
seperti baut, las, angkur dan pelat buhul harus diperhitungkan di dalam analisa harga satuan.

5) Material
a. Baja
Jika tidak disebutkan secara spesifik di dalam gambar, maka semua material untuk konstruksi
baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan "Hot rolled structural steel" dengan
mutu baja ST 37 (PPBBI-83) atau ASTM A 36 atau SS 41 (JIS. U 3101-1970), yang memiliki
tegangan leleh (yield stress) minimal, Fy = 240 Mpa dan tegangan tarik (tensile stress) Fu =
400 Mpa. Baja jenis ini umum disebut baja karbon (Carbon Steel) yang mengandung karbon
antara 0.25 - 0.29 %. Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang
dan kerusakan lainnya, lurus, tidak terpuntir, tanpa tekukan, serta memenuhi syarat toleransi
sesuai dengan spesifikasi ini.

b. Baut.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, baut penyambung yang digunakan adalah HTB A325
yang memiliki tegangan tarik putus nominal antara 105 - 120 ksi (735 - 840 Mpa). Baut
penyambung harus merupakan material baru, dan panjang ulir harus sesuai dengan yang
diperlukan. Jika tidak disebutkan khusus di dalam gambar maka baut yang dimaksud adalah
type A325-X (ulir terletak di luar bidang geser). Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-
masing 1 buah pada kedua sisinya. Mutu pelat ring harus sesuai dengan mutu baut.
c. Elektroda las.
Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar struktur, maka elektoda las yang
digunakan adalah E70XX, sesuai dengan lokasi penggunaannya.

d. Angkur.
Kecuali ditentukan lain di dalam gambar, maka angkur yang digunakan harus memiliki
kualitas BJTD 40, dengan panjang penjangkaran minimal sedalam 40 kali diameter. Angkur
harus memiliki ulir yang cukup sehingga pada saat digunakan benar-benar dapat berfungsi
secara benar.

e. Cat dasar/primer dan cat finish.


Seluruh material baja harus dilindungi dengan cat dasar Zinc Chromate dengan tebal seperti
tertera di dalam spesifikasi ini. Sedangkan untuk cat finish tertera di dalam spesifikasi teknis
arsitektur dan jika tidak disebutkan harus mengikuti ketentuan di dalam spesifikasi ini.

f. Angkur khusus.
Untuk menghubungkan elemen struktur beton lama dengan yang baru diperlukan suatu angkur
khusus. Angkur tersebut harus berasal dari pabrik Fischer.

6) Penggantian Profil/ Penampang


Pada prinsipnya dalam tahap perencanaan, profil yang digunakan adalah profil yang diproduksi
oleh pabrik. Apabila ternyata profil tersebut tidak tersedia, maka Kontraktor dapat mengganti
profil tersebut dengan profil lain yang disetujui oleh Konsultan / Direksi. Usulan perubahan
tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan yang menunjukkan bahwa profil pengganti tersebut
minimal sama kuat dan kakunya dengan profil yang digantikan. Juga harus diperhatikan bahwa
tinggi profil pengganti harus mempunyai tinggi maksimal sama dengan profil original, sehingga
tidak mengurangi ruang peralatan M&E. Walaupun perubahan profil tersebut disetujui, Kontraktor
tetap harus mengantisipasi perubahan tersebut, agar tidak terjadi klaim terhadap waktu
pelaksanaan maupun biaya.

7) Toleransi dimensi, panjang dan kelurusan


a. Toleransi dimensi
Dimensi yang tercantum di dalam gambar rencana adalah dimensi sesuai dengan yang tertera
di dalam tabel pabrik pembuat baja. Di dalam pembuatan terjadi variasi yang menyebabkan
terjadinya perbedaan dengan dimensi rencana. Perbedaan terhadap panjang, lebar serta tebal
diizinkan sebesar harga terkecil antara 1/32 inci (0.75 mm) atau 5 % dari dimensi rencana.

b. Toleransi panjang.
Untuk elemen baja (balok, kolom) yang dipasang merangka satu terhadap lainnya, toleransi
panjang diizinkan sebesar 1/16 inci (1.50 mm) untuk elemen dengan panjang kurang dari 9.00
meter dan sebesar 1/8 inci (3.00 mm) untuk panjang lebih dari 9.00 meter.

c. Toleransi kelurusan
Kelurusan dari elemen baja dibatasi sebesar 1/500 bentang di antara 2 titik tumpunya, kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan / Direksi.

8) Uji material
a. Contoh Material.
Kontraktor wajib menyediakan contoh material (baja, baut dan lain lain) untuk diuji pada
laboratorium yang disetujui oleh Konsultan / Direksi. Segala biaya pengujian harus termasuk
di dalam penawaran yang diajukan.

b. Uji pengelasan.
Apabila dianggap perlu oleh Konsultan / Direksi, maka akan dilakukan testing pada hasil
pengelasan. Tipe dan jumlah test untuk pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan sesuai
AWS serta dilakukan atas biaya Kontraktor.

9) Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Gambar kerja/ shop drawing.
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan
dan menyerahkan gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui Konsultan / Direksi. Bilamana
disetujui, Kontraktor dapat mulai pekerjaan fabrikasinya. Pemeriksaan dan persetujuan
Konsultan MK atas gambar kerja tersebut hanya menyangkut segi kekuatan struktur saja
seperti :

1. Ukuran/dimensi profil, ketebalan plat-plat, ukuran/jumlah baut/las, tebal pengelasan.


Ketepatan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi atau posisi dari elemen-elemen konstruksi
baja yang berhubungan dengan pengangkutan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Dengan kata lain walaupun semua gambar kerja telah disetujui Konsultan / Direksi,
tidaklah berarti mengurangi atau membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab ketidak
tepatan serta kemudahan dalam erection elemen-elemen konstruksi baja.
2. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.
3. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang diperlukan untuk
keperluan montase serta cara-cara montase yang direncanakan.

b. Fabrikasi
1. Selama proses fabrikasi Konsultan / Direksi harus menempatkan staffnya yang
berpengalaman dalam fabrikasi baja secara penuh untuk mengawasi pelaksanaan fabrikasi
di bengkel kerja Kontraktor.
2. Kontraktor harus memberikan Fabrication Manual Procedure termasuk Procedur Quality
Control kepada Konsultan MK untuk disetujui.
3. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh tukang-tukang
yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor yang ahli dalam konstruksi baja.
4. Semua elemen-elemen harus difabrikasi sesuai dengan ukuran-ukuran dan/atau bentuk
yang diinginkan tanpa menimbulkan distorsi-distorsi atau kerusakan-kerusakan lainnya
dengan memperhatikan persyaratan untuk penanganan sambungan-sambungan serta las di
lapangan dan sebagainya.
5. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi dan
pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong (brender) atau gergaji besi.
Pemotongan dengan mesin las sama sekali tidak diperbolehkan.

10) Tanda-tanda pada konstruksi baja


1. Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dengan kode yang
jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
2. Kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
3. Pelat-pelat sambungan dan bagian elemen lain yang diperlukan untuk sambungan-
sambungan di lapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada masing-masing elemen
dengan tetap diberi tanda-tanda.

11) Pengelasan
1. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC Specification dan baru dapat
dilaksanakan setelah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan / Direksi. Pengelasan harus
dilakukan dengan las listrik, bukan dengan las karbit.
2. Kawat las yang dipakai adalah harus dari produk yang disetujui oleh Konsultan / Direksi.
Ukuran kawat las disesuaikan dengan tebal pengelasan.
3. Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman
yang baik dalam dalam melaksanakan konstrksi baja sejenis. Hal ini harus dibuktikan
dengan menunjukkan sertifikat yang masih berlaku.
4. Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama tipe dan ukuran las yang tercantum di
dalam gambar (las sudut, las tumpul dan lain-lain), dan Kontraktor harus mempunyai alat
untuk mengukur tebal las sehingga dengan mudah dapat diketahui apakah tebal las sudah
sesuai dengan gambar atau tidak.
6. 5Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas-
bekas potongan api yang kasar dengan menggunakan mechanical wire brush dan untuk
daerah-daerah yang sulit dapat digunakan sikat baja. Bekas potongan api harus dihaluskan
dengan menggunakan gurinda agar permukaan baja menjadi baik. Kerak bekas
pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
7. Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi dan
tegangan residual pada elemen konstruksi baja yang dilas. Pengelasan pada pertemuan
elemen-elemen yang padat seperti pada tumpuan harus dilakukan dengan teknik
preheating.
8. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali),
maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan
dahulu dari kerak-kerak las/slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang
berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
9. Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan mutu pengelasan yang baik, maka
pada dasarnya semua pekerjaan pengelasan harus dilakukan di bengkel. Bila akan
mengadakan pengelasan lapangan harus seijin tertulis dari Konsultan / Direksi.
10. Perhatian khusus diberikan pada pengelasan yang dilakukan di lapangan (field weld),
dimana posisi dari tukang las harus sedemikian sehingga dapat dengan mudah melakukan
pengelasan dengan hasil yang baik tanpa mengabaikan keselamatan kerja.
11. Pada semua pengelasan harus dilakukan pemeriksaan visual untuk mengetahui apakah :
12. persiapan pengelasan sudah dilakukan dengan baik (bersih, gap yang cukup dan lain-
lain).
13. las yang ada tidak berpori, undercut, retak permukaan atau cacat-cacat lain.
14. ukuran dan tipe las sudah sesuai gambar.
15. Pada jumlah lokasi 30% dari seluruh lokasi pengelasan juga harus dilakukan "Liquid
Penetrant Test". Lokasi pengetesan ditentukan oleh Konsultan / Direksi.
16. Apabila dianggap perlu oleh Konsultan / Direksi atau apabila ada keraguan terhadap hasil
"Liquid Penetrant Test" tersebut, maka Konsultan / Direksi dapat meminta pada
Kontraktor untuk juga melakukan Radiographic Test.
17. Laboratorium uji las yang ditunjuk harus mendapat persetujuan Konsultan / Direksi dan
semua biaya pengujian las menjadi tanggung jawab Kontraktor.

12) Baut penyambung dan Angkur.

1. Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap baut pada laboratorium yang disetujui oleh
Konsultan MK, sebelum Kontraktor memesan baut yang akan dipakai.
2. Jumlah baut yang diuji untuk masing-masing ukuran adalah minimum 3 (tiga) buah.
3. Walaupun test baut tersebut memenuhi syarat, Konsultan / Direksi berhak untuk meminta
diadakan uji baut lainnya dengan jumlah 1 (satu) baut dari setiap 250 baut yang digunakan.
Biaya pengujian baut tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
4. Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameter baut. Jika
tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar, maka diameter lubang baut maksimal 1.60
mm (1/16 inci) lebih besar dari diameter baut. Kontraktor tidak boleh membuat lubang baru
di lapangan tanpa seijin Konsultan / Direksi.
5. Pembuatan lubang baut harus memakai bor, untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm,
boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan.
6. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan dengan kunci momen torsi yang
sebelumnya sudah dikalibrasi, sebagai berikut :

Diameter Baut Torsi

(inci) (mm) (lbs.ft) (kg.m)

½ 12 90 12,454

5/8 16 180 24,908

¾ 19 320 44,287

7/8 22 470 65,038


1 25 710 98,249

1 1/8 28 960 132,844

1¼ 32 1.350 186,872

1½ 38 2.580 357,018

7. Setiap pengencangan baut harus dilakukan sampai mencapai gaya tarik baut sesuai dengan
spesifikasi AISC. Pelaksanaannya harus diawasi secara langsung oleh Konsultan / Direksi.
8. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling
sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut. Panjang baut yang tidak memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak boleh
digunakan.
9. Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.

13) Pengecatan
a. Persiapan Pengecatan
Semua permukaan elemen baja sebelum dicat harus bebas dari :
1. lapisan mill, yaitu lapisan tipis mengkilap yang berasal dari pabrik baja.
2. karat
3. minyak dan bahan kimia lainnya.
4. kotoran yang akan mempengaruhi kualitas pengecatan.

Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan "mechanical wire brush" (sikat baja
mekanis) dan tidak boleh menggunakan sikat baja manual, kecuali hanya untuk permukaan-
permukaan yang betul-betul tidak dapat dijangkau oleh "mechanical wire brush" tersebut,
sebelum pengecatan dilakukan. Pembersihan dengan menggunakan sand blasting sangat
dianjurkan, terutama untuk permukaan baja yang mengalami korosi.

b. Pengecatan Primer/Dasar
Setelah persiapan pengecatan seperti tersebut di atas, elemen baja dicat dasar sebagai
berikut :

Item Cat Dasar


Tipe Zinc Chromate
Ketebalan 35 micron
Cat dilakukan di Workshop/ pabrik

Apabila cat dasar yang sudah dilakukan belum sempurna, maka Kontraktor wajib
memperbaiki kondisi ini dengan melakukan pembersihan atas cat dasar tersebut dan
pengecatan diulang kembali sesuai dengan prosedur yang ada.

c. Cat Finish.
Jika tidak disebutkan secara khusus maka cat finish harus dilakukan 2 (dua) kali dengan
ketentuan sebagai berikut :
Item Cat Finish I Cat Finish II
Tipe Cat gloss enamel Cat gloss enamel
Ketebalan 30 micron 30 micron
Cat dilakukan di Pabrik Pabrik

Sama seperti cat dasar, maka cat finish I maupun cat finish II baru boleh dilaksanakan
setelah lapisan cat-cat sebelumnya betul-betul kering. Kontraktor wajib melakukan
pengecatan sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. Hasil yang tidak
sempurna, harus diperbaiki dan Kontraktor bertanggung jawab atas segala risiko yang
terjadi.

d. Pemeriksaan tebal cat.


Untuk memeriksa tebal cat, Kontraktor harus menyediakan alat ukur khusus untuk itu.

e. Baja yang dibungkus dan baja sementara.


Khusus untuk elemen baja yang akan dibungkus beton atau baja yang tidak permanen, maka
bagian permukaan tersebut hanya dicat dengan cat dasar saja.

D. PEKERJAAN DINDING

1) Dinding bata Ringan


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan- bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasilyang baik.
b. Pekerjaan pasangan bata ringan ini meliputi pekerjaan pagar tebal 1/2 (setengah) batu pada
seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
Persyaratan Bahan
a. Bata ringan harus memenuhi NI-10.
b. Semen Portland harus memenuhi NI-8.
c. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
d. Air harus memenuhi PUBI-1982 Pasal 9.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
b. Seluruh pasangan bata ringan, dengan campuran 1 PC: 5 pasir pasang,
c. Bata ringan yang digunakan bata ringan ukuran 10x20x60 cm, dengan kualitas terbaik, siku
dan sama ukuran, sama warna dan tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah dua
atau lebih, tanpa persetujuan Direksi Pengawas.
d. Setelah bata ringan terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.
e. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan
siar-siar dibersihkan.
f. Pemasangan dinding bata ringan dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 10 lapis
perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis.
g. Bidang dinding bata ringan yang luasnya lebih dari 9 m2 harus ditambahkan kolom dan balok
penguat praktis dengan kolom ukuran 12 x 12 cm dan12 x24 cm dengan tulangan pokok 4
diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20cm, jarak antara kolom maksimum 3 meter.
h. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata ringan merah sama sekali tidak
diperkenankan.
i. Bagian pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus
diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mmjarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata
ringan sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
j. Pasangan dinding bata ringan tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm
dan untuk tebal 1 batu dengan tebal finish 30cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua
belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap
lantai serta merupakan bidang rata.
k. Pasangan bata ringan harus dilaksanakan dengan toleransi deviasi bidang pada arah diagonal
dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari0,5cm (sebelum diaci/diplester).
l. Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum diaci/diplester).
m. Khusus untuk pertemuan antara pasangan bata ringan dan beton guna menghindarkan retak-
retak setelah diplester, maka dipasang kawat kasa dengan ukuran lubang-lubangnya 1 x 1
cmpada pertemuan itu sebelum diplester
2) Pekerjaan plesteran
Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang
diperlukan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding bata ringan bangunan, serta seluruh
detail yang ditunjukkan dalam gambar.

Persyaratan Bahan
a. Semen harus memenuhi NI-8.
b. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14, PUBI 1982.
c. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10.
d. Campuran (Aggregate): Untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari
segala macam kotoran. Pasir untuk finishing harus bersih dan diayak.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh plesteran dinding bata ringan dengan aduk campuran 1 PC: 5 pasir pasang, kecuali
pada dinding bata ringan semen raam/rapat air.
b. Pada dinding bata ringan semen raam/rapat air diplester dengan aduk campuran 1 PC: 3 pasir
pasang (dapur, danbagian-bagian yang ditentukan dalam gambar).
c. Pasir pasang yang digunakan harusdiayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang
dipersyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan
disetujui Direksi Pengawas.
e. Bahan semen yang dikirim kelokasi harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong yang
masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh
dan tidak bercacat.
f. Bahan harus diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih. Tempat
penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya,
sesuai dengan persyaratan pabrik.
g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.
Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material yang mutunya sesuai dengan yang
disyaratkan tanpa biaya tambahan.
h. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa lokasi, apakah sudah sesuai
dengan syarat-syarat hingga pekerjaan ini dapat dimulai.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus
segera melaporkan kepada DireksiPengawas.
j. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal kelainan/perbedaan
ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
k. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm dan30 cm atau sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar.
l. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cmharus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat dari plesterannya.
m. Untuk setiap pertemuan permukaan dalam satu bidang datar yang berbeda jenisnya misalnya
dengan kosen dan lain-lain, harus diberi/ dibuat naat (tali air) dengan lebar 7 mm dalamnya 5
mm, kecuali bila ada petunjuk lain dalam gambar.
n. Plesteran halus (acian) dengan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari/kering betul.
o. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-
tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air
secara cepat.
p. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya sendiri selama kerusakan bukan disebabkan
oleh tindakan Pemberi Tugas/Pemakai.
q. Plesteran pada permukaan beton harus diawali dengan membuat permukaan beton menjadi
kasar dan dibersihkan dri debu maupun kotoran kemudian dikondisikan menjadi basah
permukaan selanjutnya diberikan pletseran dengan adukan 1pc: 2ps melalui ayakan halus dan
diaci ; Ketebalan plesteran tidak boleh kurang dari 10mm dan tidak boleh lebih dari 15mm
kecuali bila ditentukan lain.

3) Pekerjaan granite tile dinding


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan semua pekerja
yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai gambar kerja dan RKS.
b. Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan pelapis dinding yang akan dipasang,
khususnya untuk menentukan warna, tesktur yang akan ditentukan kemudian oleh Pemberi
Tugas.
c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari produser Sub
d. Pemborong kepada Pemilik Proyek untuk setiap penggunaan bahan dinding dengan jangka
waktu jaminan minimum 5 tahun.
e. Pekerjaan dinding bagian dalam bangunan (interior) meliputi
pekerjaan dinding dilapis granite tile terutama bagian kamar mandi dan WC

Persyaratan Bahan
a. Pemilihan warna ditentukan kemudian oleh pemilik proyek atau oleh Direksi lapangan.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, peraturan
keramik Indonesia NI19, PVBB 1970 dan PUBI 1982.
c. Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari Direksi Lapangan, setelah diseleksi
mengenai kualitas bahan, warna, tekstur dan bahan tidak boleh rusak, maupun cacat.
d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, haru baru, kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui Direksi Lapangan.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada permukaan dinding beton/bata ringan merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1Pc :3Ps, diaduk baik memakai larutan
supercement, jumlah pemakaian adalah 10% dari berat semen yang dipakai dengan tebal
adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan perekat khusus, dengan memperhatikan sehingga
mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
b. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap granite tile
harus sama tidak boleh retak, gempal atau cacat lainnya.
c. Pemotongan granite tile harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk
pabrik pembuat.
d. Sebelum granite tile dipasang, granite tile terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
e. Ketinggian peil tepi atas pola granite tile disesuaikan dengan gambar.
f. Awal pemasangan granite tile pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus
dibicarakan terlebih dahulu dengan Perancang/Direksi Lapangan sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
g. Bidang dinding granite tile harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus,
siar arah horisontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan
garis lurus.
h. Granite tile harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 35 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar granite tile harus diisi
dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan
dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
i. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cairan pembersih untuk granite tile seperti "Gol Getter" buatan Johnson Wax.
j. Naad-naad pada pemasangan granite tile harus diisi dengan bahan supergrout.

4) Cat dinding
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna. Meliputi pengecatan dinding/ beton bagian luar dan dalam serta seluruh
detail yang ditunjukan/disebutkan dalam gambar. Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan
permukaan pada berbagai material untuk maksud-maksud perlindungan/ pemberian warna,
pemberian texturedan memberi kemungkinan untuk dicuci dari material tersebut.
b. Perincian dari pekerjaan cat ini meliputi jenis-jenis berikut:
1. Pekerjaan pengecatan dasar atau primer dan pendempulan.
2. Pekerjaan cat dinding
Persyaratan Standar/Mutu bahan
a. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai denganNI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan spesifikasi
dari pabrik cat yang digunakan.
b. Standar dari bahan prosedur pengecatan ditentukan pabrik pembuat cat dan Kontraktor tidak
dibenarkan merubah standar dengan jalan mencampur dan mencairkan yang tidak sesuai dengan
instruksi pabrik atau tanpa ijin dari Direksi/Pengawas.
Syarat-syarat Pelaksanaan/Syarat Umum
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukan kepada Direksi/Pengawas beserta
ketentuan/persyaratan/jaminan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan. Jika dipandang perlu diadakan
penukaran/penggantian bahan pengganti harus disetujui Direksi/Pengawas berdasarkan contoh
yang diajukan Kontraktor. Pekerjaan pengecatan jangan dilakukan di daerah terbuka dalam
keadaan cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu yang akan mengurangi kualitas
pengecatan.
b. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pada suatu bidang harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas.
c. Sebelum memulai pelaksanaan pengecatan, Kontraktor wajib melakukan percobaan untuk
disetujui Direksi/Pengawas.
d. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di
tempat itu sebelum kelainan/perbedaan tersebut diselesaikan. Bila ada kelainan dalam hal
apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada
Direksi Pengawas. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi mengganti kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya Kontraktor.
Syarat Pengamanan Pekerjaan
a. Agar daerah-daerah yang sedang dicat ditutup dari pekerjaan-pekerjaan lain, maupun kegiatan
laindan juga daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai cat daerah tersebut
kering.
b. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau material lain yang dekat dengan pekerjaanini
seperti fitting-fitting,kosen-kosen dan sebagainya dengan cara menutup/melindungi bagian
tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki
atau mengganti material yang rusak akibat pekerjaan pengecatan tersebut.

5) Pekerjaan Dinding Partisi

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi gypsum, termasuk pemasangan
rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas
Persyaratan Bahan
a. Rangka : Rangka vertikal dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi hollow minimal
0,3 mm dan diberi meni. Rangka horizontal atas dan bawah dari metal runner berbahan steel
galvanized, berupa profil kanal C (C-Channal).
b. Penutup partisi : Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik produk JAYA Plasterboard atau
produk lain yang setara, tebal = 12 mm.
c. Bahan penutup sambungan partisi : Compound atau bahan plester ex UB400 atau produk lain
yg setara. Paper tape yang berpori/berlubang dan bergaris tengah, serta Corner Bead berbahan
metal, yaitu untuk penutup bagian sudut dinding partisi.
d. Bahan Insulasi Glasswool, tebal 4 cm density 28 kg/m3.
e. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemberi
Tugas.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-
out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. Juga terlebih
dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang terkait
dengan partisi gypsum, diantaranya adalah : -Pekerjaan Instalasi pada dinding -Pekerjaan
Kosen, dan lain sebagainya yang terkait dalam terlaksananya pekerjaan ini.
b. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik, bentuk
dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat
lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih dahulu di atas bidang lantai
sesuai gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas
dan Perencana.
d. Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
e. Rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan
lain, misal : permukaan merupakan bidang miring sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
f. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Gypsum
board dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan alat bor listrik dan setiap
pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.
g. Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas.
h. Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper tape
khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap
unit gypsum board hilang.
i. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh material lain, diberi corner bead
dan dicompound dan diamplas dengan baik.
j. Setelah panel gypsum board terpasang, bidang permukaan partisi harus rata, lurus dan siku,
dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat bergelombang dan sambungan. Kecuali bila
dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring atau melengkung sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.
k. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan dengan menggunakan
waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama Konsultan Pengawas/MK.

6) Pekerjaan dinding HPL

Bahan Finishing HPL


a. ersyaratan :High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex GPrassmerino motif kayu
dan warna solid atau Setara, warna sesuai dengan skema warna dan material yang
dikeluarkan oleh Perencana.
b. Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan profil
post forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm. 3.4.3.Proses laminasi sebaiknya
dipress secara hydrolis (High Pressure system ) di bengkel / work-shop Kontraktor.

c. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana/desain. 3.4.5.Permukaan
HPL dilarang keras diamplas.

d. Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi edging berbahan
PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna HPL nya atau sesuai petunjuk
gambar rencana/desain.

E. PEKERJAAN LANTAI
1) Pekerjaan Urugan
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan
untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
b. Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana.
Persyaratan Bahan.
a. Bahan bekas galian di dalam lokasi proyek.
Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi syarat untuk
digunakan. Tanah tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan organis lainnya.
b. Bahan urugan dari luar lokasi proyek.
Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. memiliki koefisien permeabilitas kurang dari 10-7 cm/detik.
b. mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas dari tanah organis,
kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung kurang dari 10 % partikel
gravel.
c. mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 persen. Bahan yang mempunyai PI lebih dari
30 persen akan sulit dipadatkan.
d. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dalam kondisi
lepas agar mudah dipadatkan.
e. Bahan urugan yang tidak memenuhi syarat.
f. Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan diganti
dengan bahan yang memenuhi syarat.

2) Pekerjaan Beton rabat


a. Persyaratan Pelaksanaan
1. Sebagai dasar digunakan pasir urug dengan tebal minimal 10 cm atau sesuai dengan
rencana gambar/sesuai petunjuk Pengawas lapangan.
2. Pekerjaan urugan pasir harus betul-betul padat dengan direndam air hingga jenuh.
3. Pemasangan dengan mengunakan pola-pola tertentu sesuai
rencana gambar dan petunjuk Pengawas.
b. Bahanbahan yang digunakan
1. Semen porland
2. Pasir pasang ex lokal.
3. Split/kricak(agregat kasar).

3) Granite tile lantai


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik & sempurna.
b. Pekerjaan finishing lantai bangunan yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah jenis Keramik (homogenous tile) buatan dalam negeri yang
bermutu baik dan disetujui Direksi Pengawas. Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-
masing warna harus seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak. Bahan perekat dari
adukan spesi 4 bagian pasir pasang: 1 bagian PC.
b. Penggunaan Keramik (homogenous tile) MULIA, ROMAN, MASTERINA atau setara untuk
lantai kamar mandi
c. Penggunaan Keramik (homogenous tile) MULIA, ROMAN, MASTERINA atau setara untuk
dinding kamar mandi.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Direksi
Pengawas.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola Keramik
(homogenous tile) yang disetujui Direksi Pengawas.
c. Keramik (homogenous tile) yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat dan tidak bernoda serta direndam dalam air sampai jenuh.
d. Adukan pengikat dengan campuran 1PC: 4 Pasir Pasang.
e. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan Keramik (homogenous tile) yang terpasang (lebar siar-siar),
harus sama lebar miminum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar
serta petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis sejaja dan lurus yang sama lebar
dan sama dalamnya, untuksiar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling
berpotongan tegak lurus sesamanya. Siar-siardiisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan, warna
bahan pengisi sesuai dengan warna Keramik (homogenous tile) yang dipasangnya.
g. Pemotongan unit-unit Keramik (homogenous tile) harus menggunakan alat pemotong khusus
sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
h. Keramik (homogenous tile) yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
pada permukaannya, hingga betul-betul bersih.
i. Pinggulan pasangan Keramik (homogenous tile) harus dilakukan dengan alat gerinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan memperoleh bentuk tepian yang sempurna.
j. Keramik (homogenous tile) yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain
selama 1 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan lantai
k. Kontraktor harus menyediakan material Keramik (homogenous tile) untuk persediaan dalam
kurun waktu masa pemeliharaan

F. PEKERJAAN PLAFOND
Lingkup Pekerjaan
Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna. Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond pada ruang-ruang sesuai yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
Persyaratan Bahan
a. Bahan Rangka
Sebagai rangka langit-langit gypsum board rata digunakan Cross-T dan Main-T dengan pola
plafond 600mm x 1200mm atau sesuai dengan gambar detail, yang digantungkan pada rangka
atap dengan memakai penggantung yang didrat dan pakai mur.
b. Penutup langit-langit Gypsum Tile:
c. Digunakan Gypsum Tile yang bermutu baik, merk Elephant, Knauf, Jayaboard atau setara yang
disetujui Direksi Pengawas. Bahan yang digunakan harus sesuai persyaratan dan yangtelah
disetujui dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut. Alat-alat pembantu
lainnya dari jenis dan ukuran disesuaikan dengan ukuran bahan yang digunakan
d. Bahan finishing:
Finishing penutup langit-langit menggunakan cat yang bermutu baik (lihat spek. Cat) dan yang
telah disetujui Direksi Pengawas. Warna dan corak akan ditentukan kemudian.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing sesuai ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang
disesuaikan gambar rencana dan telah disesuaikan keadaan dilapangan, shop drawing harus
mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
c. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai dan
dipasang.
d. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan rangka, gypsum board dan material yang lain
ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
e. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga
kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
f. Pemakaian bahan dan pola pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari persyaratan.
g. Semua rangka harus terpasang siku, rata pada permukaan bawahnya dan sesuai peil dalam
gambar dan datar (tidak melebihi batas toleransi kemiringin yang diizinkan dari masing-masing
bahan yang digunakan).
h. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang lain.
Bila mana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada
Direksi Pengawas.
i. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan,
benda-benda lain da nkerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah
tanggung jawab Kontraktor.
j. Semua panil (unit-unitnya) harus terpasang rapi dan kuat sesuai petunjuk-petunjuk gambar.
k. Semua hubungan terhadap bagian dari pekerjaan lain harus diperhatikan kerapihan dan
kekuatannya. Lubang-lubang bekas pemasangan, dan penguat lain harus tidak terlihat dan semua
penguat harus terpasang baik dan dapat menjamin kekuatannya.

G. PEKERJAAN ATAP
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan pemasangan penutup atap sesuai gambar kerja.
b. Pengukuran kembali jarak reng untuk persiapan pemasangan penutup atap supaya hasil akhir
pemasangan terlaksana dengan sempurna.
Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah atap spandek berpasir beserta pasangan kelengkapan lainnya
seperti bubungan atau nok, dll dari produk yang sama.
b. Semua kerusakan yang terjadi ketika penyimpanan maupun selama pengerjaan merupakan
tanggung jawab sepenuhnya dari pemborong.
c. Penutup Atap Dak Beton Hal khusus yang dikerjakan kontraktor pada atap dak beton adalah
pekerjaan Water Proofing secara keseluruhan termasuk talang dan terutama pada tempat-tempat
yang sulit dijangkau manusia apabila harus memperbaiki plat apabila ada kebocoran.

Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua pemasangan dari produk harus rapi, tidak ada kerusakan dari penutup atap. Setelah
pengerjaan selesai semua penutup atap harus bersih dari sisa kotoran material lain.
b. Semua kerusakan pada struktur atap pada waktu pengerjaan menjadi tanggung jawab pemborong
sepenuhnya.
c. Kontraktor mengajukan sample material, spesifikasi teknis, sertifikasi dan dokumen material
yang lain kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

H. PINTU JENDELA
1) Kusen pintu/jendela alumunium
Lingkup pekerjaan
Kusen aluminium harus dilengkapi dengan komponen perlengkapan antara lain:
1. Karet penjepit (Neo prame basket)
2. Sekrup galvanized
3. Dynabolt
Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Gambar pelaksanaan akan menunjukkan ukuran, bentuk, standart profil utama, finish,
perletakan masing-masing type secara keseluruhan. Kontraktor harus membuat gambar secara
rinci dengan usulan profil-profil sesuai dengan gambar detail yang diberikan.
b. Semua pekerjaan yang akan dirakit dan dipasang harus sesuai dengan disain arsitek dan
gambar kerja yang disetujui Direksi Pengawas.
Pekerjaan Persiapan
a. Memeriksa semua ukuran di gambar kerja dan disesuaikan dengan kondisi dilapangan
sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan segera diberitahukan kepada Direksi
Pengawas sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan segera diberitahukan
kepada Direksi Pengawas untuk mendapat persetujuan.
b. Tanda-tanda cacat akibat proses anodizing seperti “rock” atau “gripper” pada permukaanharus
diganti.
c. Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus
selama fabrikasi unit-unit jendela maupun pintu serta partisi dan lainnya, maka profil harus
diseleksi sehingga menjamin warna yang sama pada unit-unit tersebut.
Pekerjaan Pelaksanaan
a. Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen aluminium beserta kaca harus
dilaksanakan oleh orang yang ahli dalam bidangnya, dengan persetujuan Direksi Pengawas.
b. Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kosen aluminium harus dilakukan
langsung dilapangan.
c. Antara tembok/kolom/beton dan kosen aluminium harus diisi dengan “sealant” yang elastis.
d. Pemasangan kaca pada kosen aluminium harus diisi dengan “rubber sealant” (alur karet).
e. Pekerjaan memotong, punch serta drill harus dilakukan dengan mesin sehingga diperoleh hasil
yang setelah dirangkai untuk jendela, pintu, partisi dan lainnya mempunyai toleransi sebagai
berikut:
f. untuk tinggi dan lebar sebesar 1 mm
g. untuk tinggi diagonal sebesar 2 mm
h. Semua detail pertemuan harus runcing, halus, rata dan bersih dari goresan serta cacat yang
mempengaruhi permukaan aluminium.
i. Sambungan-sambungan vertikal maupun horisontal sambungan sudut maupun silang,
demikian juga pengkombinasian profil-profil aluminium harus dipasang sempurna, bila perlu
dengan skrup pengaku.
j. Fixing accessories seperti sekrup assembling dan engsel-engsel harus terbuat dari bahan yang
tahan terhadap korosi.
k. Sebelum maupun selama pemasangan permukaan aluminium harus dilindungi terhadap
pengotoran dari bahan-bahan plesteran, adukan beton serta benturan-benturan benda lainnya.
l. Direksi Pekerjaan berhak menginstruksikan kontraktor untuk mengganti bagian-bagian yang
menurut pendapatnya menjadi rusak akibat terkena plesteran, adukan beton maupun benturan
tersebut.
m. Pada bagian-bagian dari konstruksi dimana terjadi persinggungan antara aluminium dan besi
yang dapat mengakibatkan terjadinya korosi, maka seluruh permukaan pada bagian tersebut
harus dilapisi dengan “sealant” yang elastis.
n. Pemasangan rangka aluminium pada lantai atau dinding dilakukan dengan menggunakan
angker dengan posisi sedemikian rupa sehingga rangka tersebut betul-betul melekat/rapat pada
tempatnya.

2) Pekerjaan daun pintu


Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembuatan daun pintu meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang diperlukan untuk
semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk persyaratan yang sesuai terhadap masing-
masing pekerjaan.
Persyaratan bahan
a. Kayu harus memenuhi persyaratan diklasifikasi sesuai dengan peraturan klasifikasi setempat
b. Kayu lapis harus memenuhi british standart:bs 565;bs 1455;bs 3493;bs 3842;bs 4512
Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pekerjaan dan pemasangan serta ukuran daun pintu/kusen sesuai dengan detail/gambar yang
diterbitkan perencana.
b. Pekerjaan finishing natural doff, kontraktor harus mengajukan contoh warna dan finishing
untuk disetujui oleh perencana sebelum memulai pekerjaan
c. Lem, rackol putih dan heverin (tergantung dari keperluan)
d. lem kayu + kayu atau bahan dari kayu lainnya dipakai lem putih merkrackol atau aica aibon.
e. lemkayu + bahan jenis lain menggunakan lem epoxi; heverin.
f. pemakaian lem jenis lain harus mendapat rekomendasi dari perencana

3) Pekerjaan kaca
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan dalam pelaksanaan hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
Persyaratan Bahan
a. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelombang (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat
pada kaca), bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas dari
keretakan, bebas dari gumpilan tepi, bebas dari benang, gelombang dan bebas dari
lengkungan.
b. Kaca yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI – 1982 pasal 63 dan SII 0189-
78
c. Toleransi untuk ukuran panjang dan lebar kira-kira 2 mm, kesikuan maksimum 1,5 mm dan
ketebalan tidak boleh lebih dari 0,3 mm.
d. Kaca yang digunakan adalah kaca polos tebal 10mm dan disetujui oleh Direksi Pengawas.
e. Ukuran pemotongan kaca dan tempat pemasangan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Syarat – Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Direksi
Pengawas.
b. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digerinda/dihaluskan.
c. Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian
dan syarat-syarat dalam pekerjaan.
d. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh tenaga yang mempunyai pengalaman dan keahlian khusus
dalam bidangnya.
e. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda
agar mudah diketahui.
f. Pemotongan kaca harus rapih dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus.
g. Pemasangan kaca-kaca dalam alur rangkanya, harus rapat, kuat/tidak goyang dan sesuai
persyaratan.
h. Tepi kaca diberi sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi.
i. Sealant yang digunakan dari mutu terbaik, sesuai persyaratan pabrik.
j. Kaca harus terpasang rapih, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak ada cacat-cacat seperti yang
disyaratkan.
k. Untuk kaca cermin, pemasangan harus dengan baut stainless steel dengan ditutup oleh kepala
baut. perletakannya sesuai dengan gambar. baut harus berada pada kedudukan yang kuat
untuk mengikat keberadaan cermin.

4) pekerjaan pengunci dan penggantung


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan pintu/jendela
dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat pengunci dan penggantung dilakukan pada pintu seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

Persyaratan Bahan
a. Sebelum dipasang kontraktor harus mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi Pengawas.
b. Semua peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
spesifikasi ini. Apabila terjadi perubahan atau penggantian peralatan akibat pemilikkan merk,
kontraktor harus melaporkan hal tersebut kepada Direksi Pengawas untuk mendapat
persetujuan.
Pintu panel kayu solid dipasang menggunakan peralatan sebagai berikut:
a. Engsel, Ball bearing bult, 4”x 3” SSS 304 merk YANK, STERLING atau setara
b. Kunci Pintu, Mortice lockcase, 50mm b/s ; 85mm c/s europrofile cylinder FINO, KEND,
STERLING atau setara
c. Flush bolt, FINO, KEND, atau setara
d. Handle, Lever handle complete with rose and escutcheons Stainless Steel FINO, KEND,
STERLING atau setara
Syarat – Syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus ditunjukkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Pekerjaan pemasangan dan penyetelan alat-alat pengunci dan penggantung harus dilaksanakan
oleh orang yang ahli dalam bidangnya.
c. Engsel atas dipasang + 20 cm (as) dari permukaan atas pintu.
d. Engsel bawah dipasang + 20 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
e. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
f. Handle dipasang 100 cm dari permukaan lantai.
g. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Apabila hal tersebut tidak
tercapai, Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
h. Door closer harus dipasang dengan baik dan merekat dengan kuat pada bata ringanng kosen
dan daun pintu dan disetel sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat pada kosen
pintu.
i. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus

I. LISTRIK
Lingkup Pekerjaan
Pekeriaan Listrik terdiri dari 5 item utama pekerjaan penting yang menjadi satu kesatuan :
1) Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan Instalasi Listrik berupa pemasangan Kabel Utama dan Kabel Pembagi. Pemakaian
Kabel Utama dan Kabel Pembagi yang dipakai hendaknya sesuai dengan standart SNI dan
mendapat persetujuan dari direksi.

Kabel Utama
Kabel Utama adalah kabel yang menyalurkan daya kelistrikan dari sumber utama daya
menuju ke Panel Box. Adapun Spesifikasi kabel utama yang digunakan adalah jenis Kabel
NYFGBY.

Kabel NYFGBY adalah :


 kabel dengan inti tembaga berisolasi PVC
 inti lebih dari satu
 dilindungi oleh plat baja pipih yang dililitkan
 berbahan isolator yang sangat kuat

Kabel NYFGBY memiliki komponen dan fungsi sebagai berikut ;


 Konduktor, berfungsi sebagai penghantar arus listrik.
 Isolasi, penyekat antar konduktor agar tidak terjadi break down/konslet.
 Innershcath, isolasi layer berfungsi mengikat pilinan kabel agar tetap pada diameter
tertentu.
 Armouring pelindung mekanis konduktor dari bahaya luar, berbahan galvanized
steel plat.
 Outhersheath, isolasi layer luar berfungsi sebagai peltndung mekanis
 pengikat kabel agar pada posisi diameter tetap.

Kabel Pembagi
Adalah kabel yang menyalurkan daya kelisüikan dari Panel Box. Kabel pembagi mempunyai
mgsi membagi dan mengarahkan daya kelistrikan menuju ketitik yang telah ditentukan.
Adapun Spesifikasi kabel utama yang digunakan adalah jenis Kabel NY Y. Kabel NYY
adalah : Kabel standart atau penghantar berisolasi dengan penghantar sebagai inti, Selubung
berisolasi dari bahan PVC.

Pekerjaan Pemasangan Armature ( kelengkapan/accecories ) Elektrikal Armature terdiri dari :


Saklar
Saklar berfungsi sebagai pemutus dan payambung arus listrik yang mengalir. Saklar terdiri
dari Saklar Tunggal dan Saklar Seri. Bahan saklar memenuhi standart SNI dan terbuat dan
bahan yang tahan terhadap korosi agar penggunaannya lebih efisien. Jumlah dan titik
pernasangannya disesuaikan gambar dan arahan direksi.

Stop Kontak
Stop Kontak berfungsi sebagai alat pemutus ketika terjadi kontak antara arus positip , arus
negatip, dan grounding pada instalasi listrik. Bahan stop kontak mempunyai standart SNI dan
terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi agar penggunaannya lebih efisien. Jumlah dan
titik pemasangannya disesuaikan gambar dan arahan direksi.

Fifting atau Rumah Lampu


Rumah Lampu berfungsi sebagai pengikat dan tempat sebuah atau lebih lampu/bohlamp.
Rahan rumah lampu memenuhi standart SNI dan terbuat dari bahan yang tahan terhadap
korosi agar penggunaannya lebih efisien, juga bentuk
yang mempunyi nilai estetika tinggi, dan pada beberapa jenis mampu diarahkan pada tujuan
yang diinginkan(fleksible). Jumlah dan titik pemasangannya disesuaikan gambar dan arahan
direksi.

Lampu
Selain sebagai penerangan sebuah atau lebih ruang , Lampu berfungsi juga untuk
memunculkan nilai-nilai estetika yang ingin di sampaikan/perlihatkan. Dengan pemasangan
lampu yang ideal diharapkan apa yang diinginkan tentang penerangan ruang dan penampilan
estetika arsitekturalnya bisa dihadirkan dan maksimal. Lampu yang dipakai memiliki standar
SNI dan mempunyai Lumen yang ideal, hemat energi, sesuai peruntukan, berkualitas, warna
lampu, titik peletakan dan jumlah sesuai gambar atau arahan direksi.

Jenis Lampu meliputi :


1. Lampu Kristal Custom
2. Lampu Hias
3. Lampu Downlight LED
4. Lampu LED selang; standart
5. Lampu Cermin Wastafel; standart

2) Pemasangan AC (Air Conditioner)


- Jenis AC Standing uk. 5 PK
- Jenis AC Split Uk. 2 PK
- Power listrik AC 4 x 6
- Kabel NYY kontrol AC 3 x 4 mm
- Pipa refrigrant 3/8 + 5/8
- Pipa pembuangan AC
Syarat-syarat Pelaksanaan
-
- Pemasangan AC dilakukan setelah pengerjaan konstruksi dan interior bangunan selesai.
- Sebelum melaksanakan pemasangan AC pastikan instalasi pendukung AC telah
terpasang seperti : kompressor, jalur pembuangan air AC, dan stop kontak AC.
- Kabel AC disarankan tidak disambung, namun jika terpaksa menyambung
maka disolder dan titik sambungan tidak boleh sejajar

3) SLO (Sertifikat Laik Operasi) dan JIL (Jaminan Instalasi Listrik)


Melakukan standarisasi keamanan dan kualitas dari instalasi listrik yang terpasang dengan
melakukan :
- Pembuatan Gambar jaminan instalasi listrik ( Jildak ) ,jildak ini bisa didapatkan setelah
pemasangan instalasi telah selesai di kerjakan.
- Pendaftaran dan pembuatan Sertifikat Laik Operasi ( SLO ) yang di terbitkan melalui
Suatu Lembaga inspeksi teknik.

J. PEKERJAAN SANITASI DLL


Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, peralatan, bahan untuk
pemasangan semua fixtures pada ruang dan toilet.
b. Pemasangan perlengkapan sanitair meliputi :
1. Kloset Duduk
2. Kloset Jongkok
3. Wastafel + cermin
4. Kran Air
5. Floor drain
6. Sistem perpipaan
7. Pompa booster
c. Model/type sesuai dengan gambar dan atau sesuai petunjuk konsultan/direksi lapangan.
Pemasangan
a. Semua perlengkapan sanitair dipasang dalam keadaan kokoh pada tempat-tempat yang sesuai
gambar, dengan perkuatan besi angkur dan mur baut yang sesuai.
b. Untuk pemasangan perlengkapan sanitair harus mengikuti metode pelaksanaan yang
ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan gambar kerja.
c. Pada saat pemasangan, hendaknya semua fixture harus dihindari dari benturan-benturan, serta
dalam keadaan terpasang harus benar-benar bersih dari goresan-goresan maupun kotoran-
kotoran.
d. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finishing plesteran dan tiles dilaksanakan.
e. Perpipaan
Lingkup pekerjaan perpipaan air limbah secara umum meliputi perpipaan Air
Limbah Sanitair, Air Limbah Dapur/Pantry.
1. Limbah Sanitair
2. Perpipaan Limbah Sanitair mulai dari Alat Sanitair antara lain Closet, dan Floor Drain,
Tandon air, pompa air, sampai septictank & peresapan.
3. Limbah Dapur
4. Perpipaan Limbah Dapur mulai dari Kitchen Zink, Floor Drain
sampai peresapan.
Tangki Septicktank
Tangki septicktank berfungsi untuk mengolah air limbah selama jangka waktu pemakaian
sebesar pemakaian air rata-rata sehari. Tangki septick menggunakan Biofil.

K. PENUTUP
a. Ketentuan dan persyaratan standar yang tidak termuat dalam dokumen ini 1. Semua bahan dan
alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada bangunan ini sebelum
dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh Direksi.
b. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh Pemborong.
c. Dokumen pelaksanaan, Gambar, RKS, BQ, Berita acara aanwijzing merupakan dokumen yang
saling melengkapi.
d. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail maka segera
dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri.
e. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi itu mutlak dibutuhkan,
maka hal tersebut harus dikerjakan / dilaksanakan.
f. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal spesifikasi teknis ini akan
dijelaskan dalam Aanwijzing.

Anda mungkin juga menyukai