Anda di halaman 1dari 20

SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI

Kegiatan : Pengelolan Pendidikan Sekolah Dasar

Sub Kegiatan : Pembangunan Ruang Kelas Baru

Pekerjaaan : Penambahan Ruang Kelas Baru SDN 3 Natar

Lokasi Pekerjaan : SDN 3 Natar Kec. Natar Lampung Selatan

Tahun anggaran : 2023

I. PENJELASAN PEKERJAAN
Pekerjaan yang dilaksanakan secara garis besar berpedoman pada Gambar Kerja serta Rencana Anggaran
Biaya pelaksanaan yang telah ditentukan.

Dalam hal ini pekerjaan yang dilaksanakan adalah :

PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU

II. RINCIAN PEKERJAAN


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
III. PEKERJAAN PASANGAN DAN BETON
IV. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
V. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
VI. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK DINDING
VII. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG
VIII. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
IX. PEKERJAAN PENGECATAN
X. PEKERJAAN LAIN-LAIN

III. KETENTUAN LAIN-LAIN

HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Unsur penunjang lain yang tidak termasuk namun erat hubungannya dengan pekerjaan tersebut (Biaya Pajak,
Perizinan dll).

2. Seluruh pelaksanaan pekerjaan termasuk penyediaan bahan-bahan, peralatan dan tenaga kerja.

3. Rencana Kerja
a. Kontraktor harus membuat rencana pelaksanaan pekerjaan (Time Schedule) dengan Barchart selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah SPMK dan diajukan kepada Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan.

b. Kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurut rencana ini hanya dengan persetujuan
Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas diperkenankannya adanya perubahan-perubahan."
c. Setelah mendapat persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas , Rencana Kerja tersebut harus
dipasang dikantor lapangan / Direksi Keet dan menjadi rencana kerja yang resmi dan mengikat, dan 2
(dua) lembar rencana ini (foto copy) harus diserahkan kepada Pemberi Tugas Konsultan Pengawas.

d. Rencana Kerja ini akan dipakai oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterlambatan prestasi pekerjaan Kontraktor.

A. PEKERJAAN FISIK
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pasang Papan Nama Kegiatan
Kontraktor diharuskan membuat papan nama kegiatan yang sudah sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
a. Papan nama terbuat dari bahan yang kuat menahan cuaca (panas dan hujan) diberi tiang
penyangga kuat menahan beben dan angin
b. Ukuran papan nama 80 x 100 Cm
c. Isi papan nama kegiatan mencakup :
~ Nama kegiatan
~ Nama Pekerjaan
~ Nilai pekerjaan
~ Lokasi Pekerjaan
d. Lain-lain sesuai petunjuk Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas

2. Pembuatan Laporan Dan Foto Dokumentasi


a. Pembuatan Laporan meliputi :
~ Laporan Progres Mingguan
~ Laporan Progres Bulanan
~ Monthly Certificate (MC) setiap akhir bulan
~ Laporan dibuat dalam rangkap 3 (tiga).

b. Foto Dokumentasi
~ Foto dokumentasi meliputi progres fisik 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Terkecuali pada saat
pengambilan MC foto sesuai progres penagihan.
~ Foto dokumentasi diambil dari berbagai sisi, setiap pengambilan berikutnya diambil dari sisi
yang sama.

~ Foto dokumentasi dibuat dalam rangkap 3 (tiga)

3. Listrik Kerja Dan air bersih


a. Listrik kerja
~ Listrik kerja hanya digunakan untuk keperluan selama kegiatan pekerjaan ini berjalan.
~ Apabila tidak ada penyambungan listrik kontraktor bisa menggantinya dengan Genset.
~ Pada prinsipnya apabila diperlukan kontraktor harus siap.

b. Air Kerja
~ Kontraktor harus menyediakan Air bersih guna keperluan pelaksanaan pekerjaan dan para
pekerjanya.
~ Air bersih hanya digunakan untuk keperluan selama kegiatan pekerjaan ini berjalan.

4. Direksi Keet
a. Direksikeet harus memenuhi syarat untuk dijadikan tempat kerja.
b. Direksi Keet dibuat dari tiang kayu dinding tripleks, atap Asbes / seng gelombang sehingga
berfungsi dengan baik.
c. Direksi Keet dibuat layak untuk tempat kerja sehingga berfungsi bila sewaktu waktu Pemberi Tugas /
Konsultan Pengawas kelapangan.
d. Kontraktor dapat menyewa ruangan untuk dijadikan direksi keet dengan ketentuan berada dalam
atau berdekatan dengan lokasi pekerjaan yang dibuktikan dengan perjanjian sewa menyewa .

5. Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Konstruksi


a. Kontraktor harus memberikan asuransi tenaga kerja kepada pekerja pada pekerjaan ini.
b. Kontraktor harus menyediakan peralatan K3 bagi pekerjanya selama kegiatan pembangunan
berlangsung .
c. Jumlah tenaga kerja yang diasuransikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI


1. Pengukuran dan Pasang Bouwplank
a. Kontraktor harus melaksanakan pengukuran untuk menentukan batas bangunan dan penentuan
peil +/- 0.00.
b. Batas / letak bangunan dan penentuan Peil +/- 0.00 ditentukan bersama antara Kontraktor dan
Konsultan Pengawas yang disaksikan oleh piahk Sekolah dan Pemberi Tugas .
c. Alat-alat ukur yang dapat dipakai adalah pesawat ukur (theodolit, waterpass) dilengkapi dengan
papan rambu ukur, Meteran dan lain sebagainya.

Atau dapat menggunakan alat sederhana berupa selang akan tetapi harus dilakukan secara teliti
dan akurat.
Pengukuran harus teliti baik jarak maupun siku bangunan.
d. Pada tempat tertentu harus dibuat tugu patokan dasar (peil 0.00) yang terbuat dari balok beton
ukuran penampang 20 X 20 cm2 dengan menancap kuat kedalam tanah atau patokan lainya yang
posisinya kuat (agar tidak berubah letak maupun ketinggiannya).

e. Bahan yang digunakan untuk Bouwplank Kasau uk. 4x6 atau 5x7 cm dan papan 2x20 cm atau reng
3 x 4 Cm

f. Konstruksi bouplank harus kuat dan tidak mudah berubah.

2. Galian tanah untuk Pondasi


a. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua pasangan lainnya dibawah
tanah seperti rollag, semua saluran-saluran, dan lain-lain yang nyata-nyata harus dilakukan sesuai
dengan rencana gambar.

b. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan ini bila terjadi pengurugan
kembali harus dilakukan pemadatan atau dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa biaya
tambahan dari Pemberi Tugas.
c. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat didalam atau didekat tanah galian seperti akar atau
tunas pohon, sisa kayu, bekas bongkaran, batu-batuan dan sebagainya harus dikeluarkan dan
disingkirkan.

d. Pada bagian-bagian yang dianggap mudah longsor, Kontraktor harus mengadakan tindakan
pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau cara lain, .

f. Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat gugurnya tanah dengan alasan apapun menjadi
tanggungan Kontraktor.
g. Melengkapi dan menyediakan tenaga kerja terlatih, dan peralatan yang diperlukan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.

3. Urugan Tanah Sisi Pondasi


a. Tanah yang digunakan untuk urugan harus bersih dari humus, tidak expensive (lowclya content)
bebas sampah, bebas dari bahan organis dan lain-lain sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Tanah urug yang terlalu kering harus dibasahi dengan air.

4. Pasang Pondasi Batu Belah Adk. 1:4


Lingkup Pekerjaan :
Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan batu
belah sesuai dengan Gambar Kerja.
Bahan - bahan :
1. Batu Belah
Batu belah yang digunakan batu belah hitam / batu porselin kwalitas baik / keras.

2. Semen
a. Digunakan Portland Cement Type I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400 menurut
Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
b. Semen untuk pekerjaan pasangan sama kwalitasnya dengan yang digunakan untuk pekerjaan
beton .
c. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan dari kantong asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.

d. Semen harus disimpan di dalam gudang yang mempunyai ventilasi cukup dan tidak kena air,
diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Tidak boleh ditumpuk
sampai tingginya melampaui 2 m, dan setiap pengiriman baru harus dipisahkan diberi tanda
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya

e. Sebaiknya dipergunakan semen dari merek yang sama kecuali sebab-sebab dibawah ini yang
pelaksanaannya harus dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas,
sebab-sebab tersebut antara lain:

~ Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang telah dipergunakan.


~ Ditentukan oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas agar menggunakan yang lain
tanpa meninggalkan syarat kwalitas yang ditentukan.

f. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek, tidak diperkenankan


dipergunakan kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
g. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong sama sekali tidak diperbolehkan untuk
dipergunakan

3. Pasir
a. Pasir untuk pekerjaan pasangan harus pasir yang halus, dengan gradasi tidak lebih dari
diameter 0,35 mm.
b. Pasir laut sama sekali tidak boleh digunakan.

4. Air
Air untuk adukan harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak atau campuran-campuran
yang mempengaruhi daya rekat semen

Pemasangan batu belah ukuran sisi minimum 30 cm, menggunakan batu belah hitam, Semua batu belah
sebelum dipasang harus bersih dari segala kotoran, cara pemasangannya harus benar dan semua
campuran bagian dalam harus diisi (mortal) sesuai dengan campuran yang digunakan.

Sisi samping pondasi yang terlihat harus dibuat plesteran kasar sesuai dengan adukan pondasinya.
Proses pengeringan pondasi harus selalu dibasahi atau disiram dengan air, selama pondasi belum
selesai lubang bekas galian tidak boleh diurug.

5. Urugan Pasir Bawah Pondasi t. 5 cm


a. Urugan pasir dilaksanakan dibawah semua pondasi, minimal setebal 5 cm atau sesuai petunjuk
dalam RAB dan gambar.

b. Pasir urug dibersihkan dari akar-akaran dan kotoran lainnya.


c. Pasir urug setelah dihampar dipadatkan

III. PEKERJAAN PASANGAN DAN BETON


1. Pasangan Dinding Bata Adk. 1:4
A. Bahan - bahan :
1. Batu Bata
a. Batu bata biasa dari tanah liat ex lokal dengan ukuran standard (pada saat diberi
plesteran rata dengan lebar kayu kusen), berkwalitas baik, matang pembakarannya,
warnanya harus merata dan sisi-sisinya rapi saling tegak lurus.

b. Batu Bata yang pecah tidak boleh lebih dari 5 %.


c. Mempunyai kekuatan tekan 30 Kg/cm².
2. Semen
Semen untuk pekerjaan pasangan dinding bata sama kwalitasnya dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton atau pekerjaan pasangan lainya.

3. Pasir
a. Pasir untuk pekerjaan pasangan dinding bata sama kwalitasnya dengan yang digunakan
untuk pekerjaan pasangan lainya, gradasinya lebih halus dari yang digunakan untuk
pekerjaan Beton.
b. Pasir laut sama sekali tidak boleh digunakan.

4. Air
Air yang digunakan sama dengan air yang digunakan untuk pasangan lainya, harus bersih,
bebas dari bahan-bahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya
rekat semen

B Adukan
1. Trasraam dengan jenis adukan 1 Pc : 2 Ps dipakai pada bagian yang selalu terkena air (kedap
air).
2. Sedang dinding lainnya dipakai jenis adukan 1 Pc : 4 Ps.

C. Pelaksanaan
1. Bata yang ukurannya kurang dari yang telah ditentukan diatas (tidak standard) tidak boleh
dipergunakan dan bata yang pecah hanya boleh dipakai untuk keperluan hubungan bata.
2. Sebelum dipakai bata direndam dulu dalam air setelah pasangan dinding selesai harus dalam
keadaan basah seminggu berturut-turut.
3. Pasangan bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata, setiap pasangan tidak boleh lebih
dari 1 m baru boleh dilanjutkan setelah betul-betul mengeras.
4. Pasangan bata untuk dinding tiap luas maksimum 10 M² harus diberi bingkai beton dengan
adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Split berupa kolom praktis atau balok beton.

5. Di tempat-tempat tertentu sesuai dengan gambar diberi kolom praktis yang ukurannya
disesuaikan dengan Gambar Kerja.

2. Pekerjaan Plesteran Dinding, Kolom dll adk. 1:4 + Acian


Lingkup Pekerjaan :
Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk plester seperti tercantum
dalam RAB dan Gambar Kerja.
A. Bahan-bahan
1. Untuk adukan plesteran penggunaan semen dan air dengan persyaratan sama dengan
pekerjaan pasangan batu belah dan pasangan bata.

2. Khusus pasir, digunakan pasir pasang dengan gradasi tidak lebih diameter 0,35 mm bersih dan
bebas dari segala macam kotoran baik organik maupun lumpur, tanah, garam dan sebagainya.

3. Pasir laut sama sekali tidak boleh digunakan.


4. Mencampur adukan untuk plesteran harus dilakukan didalam alat pencampur diatas
permukaan yang keras. Tidak boleh memakai adukan yang sudah mengeras dengan
membubuhkan kembali.

B. Pelaksanaan
1. Guna penyelesaian muka beton dan dinding dipasang plesteran dengan tebal lapisannya tidak
lebih dari 3,5 cm kecuali ditentukan lain.

2. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa sehingga merupakan permukaan yang rata. Plesteran
harus dilaksanakan dengan memakai alat hampar dari kayu dan disebarkan kepinggir-pinggir
dengan memakai alat perata adukan sampai permukaannya rata halus.

3. Permukaan harus diratakan dengan alat perata yang dipegang, tapi terus menerus meratakan
permukaan disatu tempat harus dicegah.
4. Plesteran harus dibiarkan basah paling sedikit 2 (dua) hari setelah dipasang.
5. Mulailah membasahinya begitu plesteran telah mengeras secukupnya untuk menghindari
kerusakan. Walau kering dan panas, plesteran harus dijaga agar tidak terjadi penguapan
terlalu banyak dan tidak rata.

C. Pekerjaan Perbaikan dan Pembersihan


1. Membetulkan semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan membongkar bagian
tersebut sampai berbentuk bujur sangkar.
2. Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat lainnya.
3. Singkirkan sisa-sisa plesteran yang mungkin masuk kedalam lubang sparing / pipa yang
dipersiapkan untuk pekerjaan Instalasi Listrik.
4. Sewaktu-waktu dengan teratur, selama pelaksanaan pekerjaan, semua pekerjaan yang
menjadi kotor dalam melakukan harus dibersihkan.

D. Pekerjaan Acian
Pekerjaan acian dilaksanakan dengan hati-hati dan rapih serta sehalus mungkin. Pekerjaan acian
sebaiknya dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli.
Adapun pelaksanaan pengerjaannya sebagai berikut :
1. Adukan Acian disiapkan dan digunakan sebagai bahan isian pori-pori.
2. Bahan acian disiapkan.
3. Siram permukaan plesteran dengan air bersih hingga basah.
4. Lapiskan permukaan plesteran dengan bahan acian dan gosok dengan arah memutar.
5. Kerjakan secara berulang hingga permukaan tembok yang diaci benar-benar halus dan rata.

6. Haluskan plesteran tepi tegak dengan adukan acian yang lebih kental agar lebih kuat, karena
tepi tegak tembok sering terkena sentuhan / benturan hingga mudah rusak.
7. Hindarkan penggunaan sisa adukan (endapan adukan) untuk melapisi plesteran tembok,
sebab akan membuat tembok retak.
8. Usahakan penggosokan tembok secara sempurna, sebab bila kurang akan terjadi retak-retak
pada tembok.

3. Pasang Beton Bertulang Adk. 1:2:3 Untuk Sloof Uk. 15/20 cm


Lingkup Pekerjaan :
Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan Beton
sesuai Gambar Kerja dan RAB.
Seluruh beton menggunakan Adk. 1 Semen : 2 Pasir : 3 Split
A. Bahan - bahan :
1. Semen
Semen untuk pekerjaan beton sama kwalitasnya dengan yang digunakan untuk pekerjaan
pasangan.

2. Pasir
Pasir untuk pekerjaan beton sama kwalitasnya dengan yang digunakan untuk pekerjaan
pasangan lain hanya gradasinya lebih kasar.

3. Agregat / Split
a. Agregat / Split yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SNI 1991 dan telah diuji di laboratorium
bahan. Pemilihan gradasi split harus diperhatikan agar masuk ke dalam sepasi tulangan

b. Harus terjadi dari butiran-butiran yang keras dan tidak berpori, tidak mudah pecah dan
tidak terpengaruh oleh cuaca.
c. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %, juga tidak mengandung zat yang
merusak beton.
d. Pada dasarnya mengikuti ketentuan yang tertera pada PBI 1971, untuk beton berstruktur
digunakan split diameter 1 - 2 cm, kerikilnya hanya untuk beton non struktur.

4. Air
Air untuk pekerjaan beton sama kwalitasnya dengan yang digunakan untuk pekerjaan
pasangan.

5. Besi Beton
a. Besi beton yang digunakan terdiri besi untuk tulangan struktur utama, dan sengkang
terbuat dari besi polos bercap karakteristik fy = 4000 kg/cm² atau U-400.
Apabila ada kejanggalan dalam gambar mengenai pemakaian besi akibat dengan
pelambangan yang berbeda harus dikonfirmasikan dengan Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor tidak diperkenankan mengganti ukuran besi atau menurunkan diameter
pemakian besi.
Besi beton yang telah tertutup dengan adukan kering atau bahan lain untuk pelaksanaan
pengecoran lanjutan harus dibersihkan dulu dan dipastikan bahwa adukan tersebut dapat
menempel pada besi.

c. Besi bekas tidak boleh dipasang/dipergunakan.


d. Kawat beton dan kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1
mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak disepuh seng.
e. Besi dan kawat beton seperti dimaksud diatas harus bebas dari kotoran-kotoran, karat, cat
minyak, dan bahan lain yang mengurangi daya lekat terhadap beton.
f. Sambungan dan panjang lewatan besi beton harus sesuai dengan PBI 1971.

B. Begesting:
1. Bekesting yang digunakan dalam bentuk kayu papan/multiplek.
2. Untuk penyelesaiannya permukaan beton yang halus harus terbuat dari papan plywood /
multipleks tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak penguat cetakan tersebut dan untuk
beton yang penyelesaiannya kasar dapat terbuat dari papan .

3. Bekesting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk dan kuat
menahan beban-beban sementara sesuai dengan jalannya pekerjaan pembetonan.

4. Semua bekesting harus diberi penguat datar dan silang sehingga tidak ada kemungkinan
bergeraknya bekesting.
5. Juga harus rapat untuk menghindarkan keluarnya sebagian adukan.
6. Susunan bekesting dengan stutwerk disusun sedemikian hingga mudah dikontrol dan mudah
pembongkaran nantinya tanpa merusak beton yang bersangkutan.
7. Bila digunakan bahan kayu untuk menunjang harus terdiri dari kayu yang bermutu baik
(dolken) sehingga dapat menjamin kekuatan dan kekakuannya. Bambu sama sekali tidak boleh
dipakai sebagai penyangga.

C. Pelapis Cetakan (Mould Oil)


1. Untuk mempermudah penyingkiran penutup-penutup, pelapis cetakan dapat digunakan dari
merk yang telah disetujui.
2. Minyak baik yang sudah dipakai atau yang belum dipakai tidak boleh digunakan untuk ini.

D. Beton Dekking
Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Kontraktor agar menyiapkan beton dekking secukupnya
sesuai dengan kebutuhan.

E. Pekerjaan Pengecoran Beton


1. Persiapan
a. Proporsi semen, pasir dan Split adalah minimal (Standard), jadi tidak diizinkan untuk
dikurangi.
b. Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekesting harus bersih dari kotoran seperti
serbuk gergaji, tanah, minyak dan lain-lain serta harus dibasahi secukupnya. Perlu
diadakan tindakan-tindakan untuk menghindarkan mengumpulnya air pembasah tersebut
pada sisi bawah.

c. Pekerjaan pengecoran beton baru dilaksanakan sesudah Konsultan Pengawas


memeriksa dan menyetujui bekesting, tulangan, stek-stek, beton dekking dan lain-lain
dimana beton tersebut akan diletakkan.

d. Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya atau persiapan pengecoran tidak disetujui
oleh Konsultan Pengawas maka Kontraktor mungkin diperintahkan untuk menyingkirkan
beton yang baru dicor atas biaya sendiri.

2. Pelaksanaan
a. Semua campuran beton dilokasi pekerjaan harus diletakkan pada tempatnya/cetakan/mal
dan dipadatkan .
b. Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih besar dari 2 m, untuk kolom yang
tinggi harus dibuat pada cetakan, ini untuk menghindari agregasi dan menjadikan satu
pengecoran yang tidak terputus.

c. Pengecoran beton dilakukan dalam satu operasi yang menerus atau tercapai pada
construction joint, beton tidak boleh dituang diatas lapisan beton yang cukup keras.
d. Jika bagian pengecoran terjadi pemberhentian, maka tempat pemberhentian harus
ditentukan letaknya dan dibuat seperti yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

e. Beton cetakan atau penulangan tidak boleh diganggu sampai 24 jam setelah beton dicor.

Semua pengecoran dilakukan siang hari dan pengecoran dari satu bagian pekerjaan
jangan dimulai bila tidak dapat diselesaikan pada siang hari, kecuali atas izin Konsultan
Pengawas boleh dikerjakan malam hari.

f. Tidak boleh mengecor pada waktu hujan, kecuali jika Kontraktor mengambil tindakan-
tindakan pencegahan kerusakan yang telah di setujui Konsultan Pengawas.
3. Perawatan dan Perlindungan

a. Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air dan dari kerusakan yang disebabkan
oleh peralatan.
b. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas sehingga tidak terjadi penguapan yang terlalu
cepat.
c. Persiapan perlindungan dari pengaruh panas sehingga harus diperhatikan supaya
jangan sampai adukan yang belum mengikat menjadi rusak oleh air.
d. Semua beton selalu dalam keadaan basah, selama paling sedikit 7 hari dibasahi dengan
air/direndam terus menerus.
e. Bekesting kayu dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan untuk
mencegah retak pada sambungan dan pengeringan beton yang terlalu cepat.
Air yang digunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali harus bebas dari
unsur-unsur kimia yang mungkin menyebabkan perubahan warna pada beton.

4. Peedoman Pelaksanaan
a. Kecuali ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman
tetap dipakai PBI 1971 dan SK-SNI 1991, ACI, British Standard
b. Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis pada Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas
apabila ada perbedaan yang didapat di dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.

4. Pasang Beton Bertulang Adk. 1:2:3 Untuk Kolom Selasar Uk. 15/15 Cm

Persyaratan sama untuk seluruh pekerjaan beton, hanya dimensi ukuran besi dan ukuran betonya yang
berbeda sesuai Gambar Kerja / RAB

5. Pasang Beton Bertulang Adk. 1:2:3 Untuk Kolom Utama Uk. 12/20 Cm
Persyaratan sama untuk seluruh pekerjaan beton, hanya dimensi ukuran besi dan ukuran betonya yang
berbeda sesuai Gambar Kerja / RAB

6. Pasang Beton Bertulang Adk. 1:2:3 Untuk Kolom Praktis Uk. 10/10 Cm
Persyaratan sama untuk seluruh pekerjaan beton, hanya dimensi ukuran besi dan ukuran betonya yang
berbeda sesuai Gambar Kerja / RAB

7. Pasang Beton Bertulang Adk. 1:2:3 Untuk Ring Balk Uk. 10/15 Cm
Persyaratan sama untuk seluruh pekerjaan beton, hanya dimensi ukuran besi dan ukuran betonya yang
berbeda sesuai Gambar Kerja / RAB

8 Pasang Beton Bertulang Adk. 1:2:3 Untuk Balok Gantung Selasar Uk. 15/20 Cm
Persyaratan sama untuk seluruh pekerjaan beton, hanya dimensi ukuran besi dan ukuran betonya yang
berbeda sesuai Gambar Kerja / RAB

9 Pekerjaan Finishing + Ban Profilan untuk Kolom Selasar


a. Bahan yang digunakan sama dengan pekerjaan plester dan acian
b. Cara pengerjaanya sama dengan pekerjaan plesteran dan acian hanya karena pekerjaanya lebih
sulit untuk itu diharapkan menggunakan tukang yang benar-benar ahli (Khusus Tukang Profil).
c. Plesteran / adukan dilakukan lapis demi lapis hingga mencapai ketebalan sesuai yang ditentukan
dalam Gambar Kerja.

10 Pekerjaan Ban Profilan Dinding Bawah Kusen Selasar


Bahan dan cara pengerjaan sama dengan pekerjaan profilan

IV. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


1. Pasang Kusen Pintu Dan Jendela kayu Kls.II
a. Kusen dibuat dari Kayu Kls. II kwalitas baik dengan bentuk , ukuran sesuai gambar.
b. Bidang permukaan kusen yang terpasang harus rata dan waterpass, pembongkaran pekerjaan
akibat pemasangan kusen yang tidak baik ini menjadi resiko Kontraktor.
c. Kusen ditanam didalam tembok dan diberi angker besi.
d. Guna memperoleh hasil yang baik diharapkan Kontraktor membuat ditempat / Pengrajin khusus.

2. Pasang Daun Pintu Panel Bermotif Kayu Kls.II


a. Pasangan daun pintu menggunakan jenis daun pintu panil (atau sesuai gambar kerja),
menggunakan bahan Kayu Kls.II kwalitas baik terpasang lengkap dengan assesories (engsel, kunci
dll).

b. Guna memperoleh hasil yang baik diharapkan Kontraktor membuat ditempat / Pengrajin khusus.

3. Pasang Daun Jendela Kayu Kls.II + Kaca Polos 5 mm


a. Daun jendela terbuat dari papan Kayu Kls. II (sesuai Gambar/RAB) kwalitas baik.
b. Daun jendela dilengkapi dengan pengisi , menggunakan kaca bening tebal 5 mm.

4. Pasang Jalusi Papan Kayu Kls. II


a. Jalusi menggunakan bahan papan Kayu Kls.II, kwalitas baik
b. Jalusi menyatu dengan kusen pada bagian Boven/atas
c. Ukuran dan bentuk sesuai Gambar Kerja

5. Pasang Kaca Mati Polos t. 5 mm


a. Kaca dipasang pada bidang kusen kaca mati
b. Bahan yang digunakan kaca tebal 5 mm
c. Kaca dijepit / dikunci dengan lis kayu

V. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND


1. Pasang Rangka Kuda-Kuda Baja Ringan Zinkalume
a. Rangka atap menggunakan rangka/kuda-kuda baja ringan kwalitas baik, standard SNI, dikerjakan
oleh Aplikator / pabrikan / distributor resmi dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Rangka kuda-kuda menggunakan kanal C, AS 100 G 550 standard SNI minimal berukuran
Tinggi 80 mm, Lebar kaki 35 mm dan tebal 0,75 mm.
2. Reng yang digunakan minimal berukuran Tinggi 33 mm, Lebar atas 20 mm, lebar bawah 30,3
dan tebal 0,40 mm.
3. Rangka yang digunakan harus satu jenis dan satu ukuran.
4. Memberikan Perhitungan dan Gambar Konstruksi
5. Memberikan Garansi Jaminan Konstruksi selama 10 (Sepuluh) tahun.
Syarat- syarat tersebut harus diterima pihak Kontraktor asli (tidak diperkenankan foto copy). Syarat
No. 4 dan 5 dipenuhi apabila ditetapkan sebagai Pemenang.
b. Gambar Konstruksi harus diterima pihak Kontraktor sebelum pelaksanaan dimulai sebagai acuan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Jaminan Konstruksi diterima pihak Kontraktor setelah pekerjaan atap selesai.
d. Lembar asli Gambar Konstruksi dan Jaminan Konstruksi diserahkan ke Pemberi Tugas / Konsultan
Pengawas
e. Gambar Konstruksi dilegalisir setiap lembarnya oleh aplikator/pabrikan/distributor resmi .

2. Pasang Atap Genteng Metal Polos


a. Penutup atap menggunakan Genteng Metal Polos (sesuai dalam RAB) berkwalitas baik, berstandar
SNI dan dikeluarkan oleh Aplikator / Pabrikan / distributor resmi serta dipasang rapih.
b. Memberikan Jaminan pengecatan Atap dari aplikator / pabrikan / distributor resmi selama 3 (Tiga)
tahun untuk daun atap.
c. Pada setiap sambungan genteng yang menggunakan paku dilapis dengan silen.
d. Jaminan Pengecatan Atap diterima pihak Kontraktor setelah pekerjaan atap selesai terpasang.

e. Lembar asli Jaminan Pengecatan Atap diserahkan ke Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas

3. Pasang Bubungan Atap Genteng Metal Polos


Bubungan menggunakan bubungan atap Genteng Metal Polos , berstandar SNI dan dikeluarkan oleh
aplikator / pabrikan / distributor resmi serta dipasang rapih.

4. Pasang Lisplank GRC


Lisplank menggunakan bahan GRC berrstandar SNI dan dikerjakan oleh aplikator / pabrikan / distributor
resmi serta dipasang kuat dan rapih

Pemasangan Kuda-kuda, rangka atap, penutup atap dan lisplank menjadi satu kesatuan yang dikerjakan oleh
aplikator / pabrikan / distributor resmi.

Konsultan Pengawas berhak menolak pekerjaan yang kurang baik dan segala pembongkaran dan
pengulangan pekerjaan akibat kurang rapinya pekerjaan ini menjadi resiko Kontraktor.

5. Pasang Plafond PVC + Rangka Hollo Galvalume


a. Rangka plafond menggunakan Hollow galvalume.
b. Pemasangan Rangka dan penggantung Plafond harus kuat dan waterpass pada ketinggian yang
tertera dalam gambar.
c. Penggantung Plafond harus kuat menahan beban rangka, daun plafond dan beban lainya bila ada
perbaikan diatasnya.
d. Daun plafond yang dipasang adalah PVC dengan rangka Hollow galvalume sesuai petunjuk dalam
gambar.
Pemasangan daun plafond harus kuat dengan cara dipakukan ke besi holow menggunakan paku
sekrup.
Paku sekrup harus tertancap tembus hingga melebihi rangka besi hollow.
e. Bahan plafond yang rusak atau cacat maupun tidak memenuhi syarat kwalitas tidak boleh dipakai.

f. Pemasangan plafond harus waterpass pada ketinggian yang tertera dalam gambar.
g. Dikerjakan oleh Tenaga Ahli Khusus sesuai bidangnya.

6. Pasang Lis Plafond


Pada setiap pengakhiran plafond (tepi plafond) dipasang list plafond dari PVC (sesuai dengan
Gambar/RAB).

VI. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK DINDING


1. Urugan Tanah Peninggian Lantai
a. Tanah yang digunakan untuk urugan harus bersih dari humus, tidak expensive (lowcly content)
bebas sampah, bebas dari bahan organis dan lain-lain sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Tanah urug yang terlalu kering harus dibasahi dengan air.
c. Sebelum pelaksanaan pemasangan lantai tanah harus dipadatkan / distamper mencapai 80 %
kepadatan, maksimum urugan perlapis / perlayer setebal 15 cm.
d. Melengkapi dan menyediakan tenaga kerja terlatih, dan peralatan yang diperlukan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
2. Lapisan Pasir Bawah Lantai t. 5 cm
a. Urugan pasir dilaksanakan dibawah semua lantai, minimal setebal 5 cm atau sesuai petunjuk dalam
RAB dan gambar.
b. Pasir urug dibersihkan dari akar-akaran dan kotoran lainnya
e. Urugan pasir setelah dihampar dipadatkan

3. Pasang Lantai Keramik 40x40 Cm (bermotif / warna)


a. Keramik lantai menggunakan keramik Kwalitas baik ukuran 40x40 Cm bermotof/berwarna (sesuai
Rab/Gambar kerja).
b. Pemasangan lantai harus dilaksanakan dengan rata/waterpass, rapi dan tidak bergelombang. Untuk
daerah-daerah tertentu, pemasangan dilaksanakan dengan kemiringan 1 % kearah lubang
pembuangan.

c. Pada lantai yang tidak berhubungan dengan dinding/pengakhiran bebas atau karena perbedaan
tinggi dengan lantai lainnya, sebaiknya dipasang ubin pinggul bila disyaratkan dalam gambar / RAB.

d. Siar-siar (naad) lantai tidak boleh lebih dari 2 mm, harus merupakan garis lurus yang saling sejajar
dan tegak lurus kecuali ditentukan lain dalam gambar.

Pengecoran siar (naad) ini baru dilaksanakan setelah pemasangan lantai selesai dan setelah
diperiksa serta mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Pemotongan ubin harus dilakukan dengan alat/mesin pemotong khusus dan bekas pemotongan
harus dihaluskan dengan gerinda sebelum ubin tersebut dipasang.
f. Pemasangan lantai dilakukan diatas pasir urug tebal 5 cm (sesuai petunjuk gambar/RAB) yang telah
dipadatkan, dengan campuran 1 Pc : 4 Ps.
g. Pemasangan lantai dilakukan dengan rata dan adukan terisi padat (tidak boleh terdapat rongga
dibawah ubin).
h. Pengecoran siar (naad) antara ubin dilakukan dengan campuran semen putih dan pewarna setelah
bidang ubin lantai terpasang minimum 2 X 24 jam, dan segera dibersihkan sebelum campuran
semen mengering agar tidak terdapat noda semen pada permukaan lantai.
i. Jika terdapat pasangan lain yang terkait pemasangan keramik, mengikuti petunjuk gambar dan
Rencana Anggaran Biaya yang ada.

4. Pasang Plint Keramik 40x40 Cm (bermotif / warna)


a. Pemasangan lantai harus dilaksanakan dengan rata tegak lurus sejajar dengan plesteran dinding,
rapi dan tidak bergelombang.

b. Menggunakan bahan sesuai dengan bahan lantainya atau dapat menggunakan warna lain (warna
terang/tegas) sesuai dengan ukuran keramik lantai.

c. Diberi tali air pada pertemuan keramik dengan plesteran dinding.

5. Pasang Keramik Dinding Selasar uk. 20/40, 25/40 atau 25/50 Cm


a. Bahan dan persyaratan sama dengan pemasangan lantai sejenis
b. Bahan bisa dipilih dari salah satu ukuran diatas
c. Bahan bisa dipilih dari salah satu ukuran diatas dengan ukuran disesuaikan dengan lebar kolom
(keramik dapat dipotong menyesuaikan ukuran kolom/tiang)
6. Pasang Keramik Kolom Selasar uk. 20/40, 25/40 atau 25/50 Cm
a. Bahan dan persyaratan sama dengan pemasangan lantai sejenis
b. Bahan bisa dipilih dari salah satu ukuran diatas

Pelaksanaan pekerjaan lantai baik jenis bahan, bentuk, ukuran serta pemasangan sesuai ketentuan pada
Gambar Kerja dan Rencana Anggaran Biaya.

7. Pasang Rabat Keliling Bangunan


a. Pasangan rabat dibuat pada sekeliling bangunan (sesuai RAB). Pasangan ini menggunakan
pasangan floor dengan adukan 1 Pc : 4 Ps dengan ketebalan ± 4 cm dan lebar 1 m (sesuai gambar
kerja).

b. Dibawah pasangan floor diberi pasir urug t. 5 cm dan dipadatkan.

8. Pasang Siring Pasangan Bata Keliling Bangunan


a. Pasangan siring menggunakan pasangan bata dengan adukan 1 Pc : 4 Ps (finishing plester + aci).
Pasangan ini pada umumnya dibuat ditepi rabat keliling, yang berfungsi sebagai penampung
limpahan air yang jatuh dari atap. Pasangan siring dibuat dengan lebar ± 20 cm ukuran kedalaman
± 25 - 30 cm (sesuai gambar) serta dibuat lurus dan rapih.

b. Kemiringan dasar siring disesuaikan dengan arah pembuangan air.

VII. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG


1. Pasang Kunci Pintu 2 x Slaag

a. Pasangan Kunci Pintu 2 x putar 1 bh / daun pintu Kwalitas Baik


b. Pemasangan menggunakan Tukang Kayu Khusus yang ahli dalam bidangnya

2. Pasang Engsel Pintu (3 bh/daun)


a. Pasangan Engsel Pintu 3 bh / daun pintu Kwalitas Baik
b. Pemasangan menggunakan Tukang Kayu Khusus yang ahli dalam bidangnya

3. Pasang Engsel Jendela (2 bh/daun)


a. Pasangan Engsel Jendela 2 bh / daun jendela Kwalitas Baik
b. Pemasangan menggunakan Tukang Kayu Khusus yang ahli dalam bidangnya
c. Engsel dipasang pada sisi atas daun jendela agar daun jendela terbuka jungkit arah luar

4. Pasang Hak angin Jendela (2 bh/daun)


a. Pasangan Hak Angin Jendela 2 bh / daun Kwalitas Baik
b. Pemasangan menggunakan Tukang Kayu Khusus yang ahli dalam bidangnya
c. Hak angin dipasang pada sisi kiri dan kanan kusen dan dikaitkan ke daun jendela.
d. Berfungsi menahan daun jendela agar tidak tertutup pada saat dibuka.

5. Pasang Tarikan Jendela (1 bh/daun)


a. Tarikan Jendela 1 bh / daun Kwalitas Baik
b. Pemasangan menggunakan Tukang Kayu Khusus yang ahli dalam bidangnya
c. Tarikan dipasang pada sisi tengah daun jendela.
d. Berfungsi untuk menarik daun jendela pada saat akan ditutup.
6. Pasang Grendel Jendela (2 bh/daun)
a. Grendel Jendela 2 bh / daun Kwalitas Baik
b. Pemasangan menggunakan Tukang Kayu Khusus yang ahli dalam bidangnya
c. Grendel dipasang pada sisi kiri dan kanan daun jendela diantara tarikan jendela.
d. Pada kusen diberi lubang untuk mengaikan grendel jendela
e Berfungsi untuk mengunci daun jendela pada saat ditutup.

VIII. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


A. Lingkup Pekerjaan "
Pekerjaan instalasi listrik dipasang lengkap sesuai dengan item yang tercantum di dalam Rencana
Anggaran Biaya serta petunjuk Gambar Kerja.

Pekerjaan Instalasi Listrik dikerjakan oleh instalatir resmi dan tenaga ahi yang berpengalaman dalam
bidangnya

1. Pasang Instalasi Titik Lampu


a. Instalasi listrik menggunakan kabel standard PLN
b. Semua kelengapan terkait instalasi listrik menggunakan standard PLN.
c. Menggunakan tenaga ahli sesuai bidangnya dan bersertifikat.

2. Pasang Lampu SL 18 Watt


a. Terpasang lengkap berikut ornamenya
b. Jumlah sesuai yang tertera dalam gambar / RAB
c. Bahan kwalitas baik standard PLN

3. Pasang Stopontak
a. Jumlah sesuai yang tertera dalam gambar / RAB
b. Bahan kwalitas baik standard PLN

4. Pasang Saklar Ganda

a. Jumlah sesuai yang tertera dalam gambar / RAB

b. Bahan kwalitas baik standard PLN

5. Pasang Box Termis


a. Box Termis dipasang lengkap dengan termisnya
b. Ukuran Termis disesuaikan kebutuhan
c. Bahan kwalitas baik standard PLN

B. Peraturan yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :


a. Standar PLN, peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1978, untuk hal ini yang belum diatur dalam
SPLN dan PUIL 1987, berlaku Standar Industri Indonesia (SII).
b. Uraian dalam rencana Kerja dan syarat-syarat.
c. Penjelasan yang telah dan akan diberikan oleh Konsultan Pengawas pekerjaan secara tertulis.
d. Peraturan / ketentuan dan syarat-syarat lain yang berlaku yang belum disebutkan dari instalasi yang
bersangkutan.

C Pengujian dan Pemeriksaan


Setelah pekerjaan selesai dilakukan pengujian dan dipastikan bahwa seluruh instalasi dan ornamen
lainya berfungsi dengan baik.

IX. PEKERJAAN PENGECATAN


A. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan.

b. Semua pekerjaan dinding, kayu dan lain-lain difinish dengan cat kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Kerja dan RAB.
c. Untuk dinding luar tidak diperkenankan menggunakan Plamur.
d. Pekerjaan pengecatan tembok terdapat pada dinding yang tidak difinish oleh pelapis dinding lainnya
.
e. Pengecatan kayu dilakukan antara lain dilakukan pada pekerjaan lisplank, kusen, daun pintu, daun
jendela serta jalusi

B. Bahan - bahan
a. Produksi pabrik.
b. Cat yang digunakan masih berada dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan, tidak pecah
atau bocor dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Kontraktor. bertanggung jawab bahwa bahan cat dan warna tidak palsu sesuai dengan Spesifikasi.

C. Warna
a. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor mengajukan contoh
warna dan produk cat yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas untuk dipilih warna dan
disetujui.

b. Segera setelah Konsultan Pengawas menentukan warna pilihannya, Kontraktor menyiapkan bahan
dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, semua atas biaya Kontraktor.

D. Pekerjaan Persiapan :
Sebelum pekerjaan pengecatan dilakukan, pekerjaan langit-langit / Plafond dan lantai harus telah selesai
dan selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :

a. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Bagian retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan.
c. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah atau lembab.
d. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
e. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat mulai
dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir/finish.

f. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh Tenaga Ahli / Tukang cat yang benar-benar ahli.

g. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari Konsultan Pengawas.


E. Pekerjaan Pengecatan Kayu :
a. Semua pekerjaan kayu yang berhubungan dengan plesteran / dinding diberi dasar menie.
b. Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian diplamur bila terjadi retak, celah atau
lubang. Kemudian permukaan kayu yang telah diplamur diratakan.

c. Setelah permukaan kayu yang akan dicat, diamplas, diplamur, kemudian dicat dasar, diamplas lagi
dan yang terakhir dicat 2 X dengan cat penutup.
d. Kayu yang telah dicat kemudian tergores lagi harus diadakan pengecatan kembali.

1. Cat Dinding Dengan Cat Tembok 3 x Cat


a. Meliputi pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan
yang sesuai dengan RAB.

b. Semua dinding yang terlihat difinish dengan cat tembok kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja
dan Rab.
c. Untuk dinding luar tidak diperkenankan menggunakan Plamur.
d. Kontraktor harus memberikan Garansi Tertulis kepada Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas bahwa
cat sesuai dengan Spesifikasi dan hasil pekerjaannya tidak menggelembung, mengelupas dan cacat-
cacat lainnya selama 2 tahun sesudah penyerahan kedua pekerjaan.

2. Cat Kusen, Pintu, Jendela, Lisplank Dengan Cat Kayu 3 x Cat


a. Semua pekerjaan kayu yang berhubungan dengan plesteran diberi dasar menie.
b. Permukaan kayu yang kecil harus diberi 2 lapisan plamur yang tipis.
c. Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian diplamur bila terjadi retak, celah atau
lubang. Kemudian permukaan kayu yang telah diplamur diratakan.
d. Setelah permukaan kayu yang akan dicat, diamplas, diplamur, kemudian dicat dasar, diamplas lagi
dan yang terakhir dicat 2 X dengan cat penutup.
e. Kayu yang telah dicat kemudian tergores lagi harus diadakan pengecatan ulang kembali.

X. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pas. Rampak
a. Berfungsi sebagai lalu lintas / jalan bagi peserta didik penyandang cacat
b. Kemiringan dibuat landai sehingga mudah untuk dilalui apabila menggunakan kursiroda

c. Permukaan lantai dibuat kasar.

2. Pas. Bak cuci tangan lengkap dengan assesories dan instalasi

a. Terbuat dari pasangan / beton


b. Dilengkapi dengan ktran air dan instalasinya
c. Diberi penyangga dari pasangan bata sesuai petunjuk dalam gambar

III. KETENTUAN LAIN-LAIN


1. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor harus meneliti semua bagian yang mungkin perlu
penyempurnaan dan diperbaiki sesuai dengan tanggung jawabnya.
2. Cek seluruh item pekerjaan yang tertera dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) jangan ada yang
terlewat / belum dikerjakan.
3. Pada waktu penyerahan pekerjaan, ruang-ruang harus selesai dan dalam keadaan bersih serta lantai
sudah di polish / dibersihkan. Halaman luar bangunan sudah selesai dibersihkan dari segala macam
kotoran dan sisa bahan bangunan serta barang maupun peralatan lainnya.

4. Setelah Penyerahan Pekerjaan, semua barang serta peralatan milik Kontraktor harus segera
disingkirkan.
5. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kwalitas konstruksi sesuai dengan Gambar Kerja Konstruksi
yang diberikan.
6. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku Wakil Pemberi Tugas atau Perencana yang sejauh mungkin
melihat / mengawasi / menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh
tersebut diatas.

7. Jika Pemeri Tugas memberi ketentuan-ketentuan Tambah yang menyimpang dari ketentuan yang telah
digariskan diatas yang telah tertera dalam gambar kerja maka ketentuan tambah ini harus dilakukan
secara tertulis.

8. Seluruh Item pekerjaan dalam RAB harus dilaksanakan untuk itu Kontraktor harus memeriksa dengan
teliti apakah seluruh item pekerjaan dalam RAB sudah dikerjakan.

9. Konsultan Pengawas berhak menolak pekerjaan yang kurang baik dan segala pembongkaran dan
pengulangan pekerjaan akibat kurang rapinya pekerjaan ini menjadi resiko Kontraktor.
10. Meskipun telah ada Konsultan Pengawas dan unsur-unsur yang lainya, semua penyimpangan dari
ketentuan Rencana Anggaran Biaya dan Gambar Kerja tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Spesifikasi Teknis ini menjadi satu kesatuan dengan Gambar dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang tertuang
dalam Surat Perjanjian Kerja Sama (Kontrak) Fisik .

Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat untuk dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaa Pembangunan Fisik
pekerjaan ini .

Kalianda, 25 Juli 2023

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan

dto

SRI WIDIYARTO,SE
NIP. 19770626 200501 1 018

Anda mungkin juga menyukai