I. PENJELASAN PEKERJAAN
Pekerjaan yang dilaksanakan secara garis besar berpedoman pada Gambar Kerja serta Rencana Anggaran
Biaya pelaksanaan yang telah ditentukan.
2. Seluruh pelaksanaan pekerjaan termasuk penyediaan bahan-bahan, peralatan dan tenaga kerja.
3. Rencana Kerja
a. Kontraktor harus membuat rencana pelaksanaan pekerjaan (Time Schedule) dengan Barchart selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah SPMK dan diajukan kepada Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
b. Kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurut rencana ini hanya dengan persetujuan
Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas diperkenankannya adanya perubahan-perubahan."
c. Setelah mendapat persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas , Rencana Kerja tersebut harus
dipasang dikantor lapangan / Direksi Keet dan menjadi rencana kerja yang resmi dan mengikat, dan 2
(dua) lembar rencana ini (foto copy) harus diserahkan kepada Pemberi Tugas Konsultan Pengawas.
d. Rencana Kerja ini akan dipakai oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterlambatan prestasi pekerjaan Kontraktor.
A. PEKERJAAN FISIK
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pasang Papan Nama Kegiatan
Kontraktor diharuskan membuat papan nama kegiatan yang sudah sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
a. Papan nama terbuat dari bahan yang kuat menahan cuaca (panas dan hujan) diberi tiang
penyangga kuat menahan beben dan angin
b. Ukuran papan nama 80 x 100 Cm
c. Isi papan nama kegiatan mencakup :
~ Nama kegiatan
~ Nama Pekerjaan
~ Nilai pekerjaan
~ Lokasi Pekerjaan
d. Lain-lain sesuai petunjuk Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas
b. Foto Dokumentasi
~ Foto dokumentasi meliputi progres fisik 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Terkecuali pada saat
pengambilan MC foto sesuai progres penagihan.
~ Foto dokumentasi diambil dari berbagai sisi, setiap pengambilan berikutnya diambil dari sisi
yang sama.
b. Air Kerja
~ Kontraktor harus menyediakan Air bersih guna keperluan pelaksanaan pekerjaan dan para
pekerjanya.
~ Air bersih hanya digunakan untuk keperluan selama kegiatan pekerjaan ini berjalan.
4. Direksi Keet
a. Direksikeet harus memenuhi syarat untuk dijadikan tempat kerja.
b. Direksi Keet dibuat dari tiang kayu dinding tripleks, atap Asbes / seng gelombang sehingga
berfungsi dengan baik.
c. Direksi Keet dibuat layak untuk tempat kerja sehingga berfungsi bila sewaktu waktu Pemberi Tugas /
Konsultan Pengawas kelapangan.
d. Kontraktor dapat menyewa ruangan untuk dijadikan direksi keet dengan ketentuan berada dalam
atau berdekatan dengan lokasi pekerjaan yang dibuktikan dengan perjanjian sewa menyewa .
Atau dapat menggunakan alat sederhana berupa selang akan tetapi harus dilakukan secara teliti
dan akurat.
Pengukuran harus teliti baik jarak maupun siku bangunan.
d. Pada tempat tertentu harus dibuat tugu patokan dasar (peil 0.00) yang terbuat dari balok beton
ukuran penampang 20 X 20 cm2 dengan menancap kuat kedalam tanah atau patokan lainya yang
posisinya kuat (agar tidak berubah letak maupun ketinggiannya).
e. Bahan yang digunakan untuk Bouwplank Kasau uk. 4x6 atau 5x7 cm dan papan 2x20 cm atau reng
3 x 4 Cm
b. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan ini bila terjadi pengurugan
kembali harus dilakukan pemadatan atau dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa biaya
tambahan dari Pemberi Tugas.
c. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat didalam atau didekat tanah galian seperti akar atau
tunas pohon, sisa kayu, bekas bongkaran, batu-batuan dan sebagainya harus dikeluarkan dan
disingkirkan.
d. Pada bagian-bagian yang dianggap mudah longsor, Kontraktor harus mengadakan tindakan
pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau cara lain, .
f. Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat gugurnya tanah dengan alasan apapun menjadi
tanggungan Kontraktor.
g. Melengkapi dan menyediakan tenaga kerja terlatih, dan peralatan yang diperlukan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
2. Semen
a. Digunakan Portland Cement Type I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400 menurut
Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
b. Semen untuk pekerjaan pasangan sama kwalitasnya dengan yang digunakan untuk pekerjaan
beton .
c. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan dari kantong asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
d. Semen harus disimpan di dalam gudang yang mempunyai ventilasi cukup dan tidak kena air,
diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Tidak boleh ditumpuk
sampai tingginya melampaui 2 m, dan setiap pengiriman baru harus dipisahkan diberi tanda
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya
e. Sebaiknya dipergunakan semen dari merek yang sama kecuali sebab-sebab dibawah ini yang
pelaksanaannya harus dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas,
sebab-sebab tersebut antara lain:
3. Pasir
a. Pasir untuk pekerjaan pasangan harus pasir yang halus, dengan gradasi tidak lebih dari
diameter 0,35 mm.
b. Pasir laut sama sekali tidak boleh digunakan.
4. Air
Air untuk adukan harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak atau campuran-campuran
yang mempengaruhi daya rekat semen
Pemasangan batu belah ukuran sisi minimum 30 cm, menggunakan batu belah hitam, Semua batu belah
sebelum dipasang harus bersih dari segala kotoran, cara pemasangannya harus benar dan semua
campuran bagian dalam harus diisi (mortal) sesuai dengan campuran yang digunakan.
Sisi samping pondasi yang terlihat harus dibuat plesteran kasar sesuai dengan adukan pondasinya.
Proses pengeringan pondasi harus selalu dibasahi atau disiram dengan air, selama pondasi belum
selesai lubang bekas galian tidak boleh diurug.
3. Pasir
a. Pasir untuk pekerjaan pasangan dinding bata sama kwalitasnya dengan yang digunakan
untuk pekerjaan pasangan lainya, gradasinya lebih halus dari yang digunakan untuk
pekerjaan Beton.
b. Pasir laut sama sekali tidak boleh digunakan.
4. Air
Air yang digunakan sama dengan air yang digunakan untuk pasangan lainya, harus bersih,
bebas dari bahan-bahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya
rekat semen
B Adukan
1. Trasraam dengan jenis adukan 1 Pc : 2 Ps dipakai pada bagian yang selalu terkena air (kedap
air).
2. Sedang dinding lainnya dipakai jenis adukan 1 Pc : 4 Ps.
C. Pelaksanaan
1. Bata yang ukurannya kurang dari yang telah ditentukan diatas (tidak standard) tidak boleh
dipergunakan dan bata yang pecah hanya boleh dipakai untuk keperluan hubungan bata.
2. Sebelum dipakai bata direndam dulu dalam air setelah pasangan dinding selesai harus dalam
keadaan basah seminggu berturut-turut.
3. Pasangan bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata, setiap pasangan tidak boleh lebih
dari 1 m baru boleh dilanjutkan setelah betul-betul mengeras.
4. Pasangan bata untuk dinding tiap luas maksimum 10 M² harus diberi bingkai beton dengan
adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Split berupa kolom praktis atau balok beton.
5. Di tempat-tempat tertentu sesuai dengan gambar diberi kolom praktis yang ukurannya
disesuaikan dengan Gambar Kerja.
2. Khusus pasir, digunakan pasir pasang dengan gradasi tidak lebih diameter 0,35 mm bersih dan
bebas dari segala macam kotoran baik organik maupun lumpur, tanah, garam dan sebagainya.
B. Pelaksanaan
1. Guna penyelesaian muka beton dan dinding dipasang plesteran dengan tebal lapisannya tidak
lebih dari 3,5 cm kecuali ditentukan lain.
2. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa sehingga merupakan permukaan yang rata. Plesteran
harus dilaksanakan dengan memakai alat hampar dari kayu dan disebarkan kepinggir-pinggir
dengan memakai alat perata adukan sampai permukaannya rata halus.
3. Permukaan harus diratakan dengan alat perata yang dipegang, tapi terus menerus meratakan
permukaan disatu tempat harus dicegah.
4. Plesteran harus dibiarkan basah paling sedikit 2 (dua) hari setelah dipasang.
5. Mulailah membasahinya begitu plesteran telah mengeras secukupnya untuk menghindari
kerusakan. Walau kering dan panas, plesteran harus dijaga agar tidak terjadi penguapan
terlalu banyak dan tidak rata.
D. Pekerjaan Acian
Pekerjaan acian dilaksanakan dengan hati-hati dan rapih serta sehalus mungkin. Pekerjaan acian
sebaiknya dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli.
Adapun pelaksanaan pengerjaannya sebagai berikut :
1. Adukan Acian disiapkan dan digunakan sebagai bahan isian pori-pori.
2. Bahan acian disiapkan.
3. Siram permukaan plesteran dengan air bersih hingga basah.
4. Lapiskan permukaan plesteran dengan bahan acian dan gosok dengan arah memutar.
5. Kerjakan secara berulang hingga permukaan tembok yang diaci benar-benar halus dan rata.
6. Haluskan plesteran tepi tegak dengan adukan acian yang lebih kental agar lebih kuat, karena
tepi tegak tembok sering terkena sentuhan / benturan hingga mudah rusak.
7. Hindarkan penggunaan sisa adukan (endapan adukan) untuk melapisi plesteran tembok,
sebab akan membuat tembok retak.
8. Usahakan penggosokan tembok secara sempurna, sebab bila kurang akan terjadi retak-retak
pada tembok.
2. Pasir
Pasir untuk pekerjaan beton sama kwalitasnya dengan yang digunakan untuk pekerjaan
pasangan lain hanya gradasinya lebih kasar.
3. Agregat / Split
a. Agregat / Split yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SNI 1991 dan telah diuji di laboratorium
bahan. Pemilihan gradasi split harus diperhatikan agar masuk ke dalam sepasi tulangan
b. Harus terjadi dari butiran-butiran yang keras dan tidak berpori, tidak mudah pecah dan
tidak terpengaruh oleh cuaca.
c. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %, juga tidak mengandung zat yang
merusak beton.
d. Pada dasarnya mengikuti ketentuan yang tertera pada PBI 1971, untuk beton berstruktur
digunakan split diameter 1 - 2 cm, kerikilnya hanya untuk beton non struktur.
4. Air
Air untuk pekerjaan beton sama kwalitasnya dengan yang digunakan untuk pekerjaan
pasangan.
5. Besi Beton
a. Besi beton yang digunakan terdiri besi untuk tulangan struktur utama, dan sengkang
terbuat dari besi polos bercap karakteristik fy = 4000 kg/cm² atau U-400.
Apabila ada kejanggalan dalam gambar mengenai pemakaian besi akibat dengan
pelambangan yang berbeda harus dikonfirmasikan dengan Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor tidak diperkenankan mengganti ukuran besi atau menurunkan diameter
pemakian besi.
Besi beton yang telah tertutup dengan adukan kering atau bahan lain untuk pelaksanaan
pengecoran lanjutan harus dibersihkan dulu dan dipastikan bahwa adukan tersebut dapat
menempel pada besi.
B. Begesting:
1. Bekesting yang digunakan dalam bentuk kayu papan/multiplek.
2. Untuk penyelesaiannya permukaan beton yang halus harus terbuat dari papan plywood /
multipleks tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak penguat cetakan tersebut dan untuk
beton yang penyelesaiannya kasar dapat terbuat dari papan .
3. Bekesting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk dan kuat
menahan beban-beban sementara sesuai dengan jalannya pekerjaan pembetonan.
4. Semua bekesting harus diberi penguat datar dan silang sehingga tidak ada kemungkinan
bergeraknya bekesting.
5. Juga harus rapat untuk menghindarkan keluarnya sebagian adukan.
6. Susunan bekesting dengan stutwerk disusun sedemikian hingga mudah dikontrol dan mudah
pembongkaran nantinya tanpa merusak beton yang bersangkutan.
7. Bila digunakan bahan kayu untuk menunjang harus terdiri dari kayu yang bermutu baik
(dolken) sehingga dapat menjamin kekuatan dan kekakuannya. Bambu sama sekali tidak boleh
dipakai sebagai penyangga.
D. Beton Dekking
Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Kontraktor agar menyiapkan beton dekking secukupnya
sesuai dengan kebutuhan.
d. Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya atau persiapan pengecoran tidak disetujui
oleh Konsultan Pengawas maka Kontraktor mungkin diperintahkan untuk menyingkirkan
beton yang baru dicor atas biaya sendiri.
2. Pelaksanaan
a. Semua campuran beton dilokasi pekerjaan harus diletakkan pada tempatnya/cetakan/mal
dan dipadatkan .
b. Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih besar dari 2 m, untuk kolom yang
tinggi harus dibuat pada cetakan, ini untuk menghindari agregasi dan menjadikan satu
pengecoran yang tidak terputus.
c. Pengecoran beton dilakukan dalam satu operasi yang menerus atau tercapai pada
construction joint, beton tidak boleh dituang diatas lapisan beton yang cukup keras.
d. Jika bagian pengecoran terjadi pemberhentian, maka tempat pemberhentian harus
ditentukan letaknya dan dibuat seperti yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Beton cetakan atau penulangan tidak boleh diganggu sampai 24 jam setelah beton dicor.
Semua pengecoran dilakukan siang hari dan pengecoran dari satu bagian pekerjaan
jangan dimulai bila tidak dapat diselesaikan pada siang hari, kecuali atas izin Konsultan
Pengawas boleh dikerjakan malam hari.
f. Tidak boleh mengecor pada waktu hujan, kecuali jika Kontraktor mengambil tindakan-
tindakan pencegahan kerusakan yang telah di setujui Konsultan Pengawas.
3. Perawatan dan Perlindungan
a. Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air dan dari kerusakan yang disebabkan
oleh peralatan.
b. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas sehingga tidak terjadi penguapan yang terlalu
cepat.
c. Persiapan perlindungan dari pengaruh panas sehingga harus diperhatikan supaya
jangan sampai adukan yang belum mengikat menjadi rusak oleh air.
d. Semua beton selalu dalam keadaan basah, selama paling sedikit 7 hari dibasahi dengan
air/direndam terus menerus.
e. Bekesting kayu dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan untuk
mencegah retak pada sambungan dan pengeringan beton yang terlalu cepat.
Air yang digunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali harus bebas dari
unsur-unsur kimia yang mungkin menyebabkan perubahan warna pada beton.
4. Peedoman Pelaksanaan
a. Kecuali ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman
tetap dipakai PBI 1971 dan SK-SNI 1991, ACI, British Standard
b. Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis pada Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas
apabila ada perbedaan yang didapat di dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
4. Pasang Beton Bertulang Adk. 1:2:3 Untuk Kolom Selasar Uk. 15/15 Cm
Persyaratan sama untuk seluruh pekerjaan beton, hanya dimensi ukuran besi dan ukuran betonya yang
berbeda sesuai Gambar Kerja / RAB
5. Pasang Beton Bertulang Adk. 1:2:3 Untuk Kolom Utama Uk. 12/20 Cm
Persyaratan sama untuk seluruh pekerjaan beton, hanya dimensi ukuran besi dan ukuran betonya yang
berbeda sesuai Gambar Kerja / RAB
6. Pasang Beton Bertulang Adk. 1:2:3 Untuk Kolom Praktis Uk. 10/10 Cm
Persyaratan sama untuk seluruh pekerjaan beton, hanya dimensi ukuran besi dan ukuran betonya yang
berbeda sesuai Gambar Kerja / RAB
7. Pasang Beton Bertulang Adk. 1:2:3 Untuk Ring Balk Uk. 10/15 Cm
Persyaratan sama untuk seluruh pekerjaan beton, hanya dimensi ukuran besi dan ukuran betonya yang
berbeda sesuai Gambar Kerja / RAB
8 Pasang Beton Bertulang Adk. 1:2:3 Untuk Balok Gantung Selasar Uk. 15/20 Cm
Persyaratan sama untuk seluruh pekerjaan beton, hanya dimensi ukuran besi dan ukuran betonya yang
berbeda sesuai Gambar Kerja / RAB
b. Guna memperoleh hasil yang baik diharapkan Kontraktor membuat ditempat / Pengrajin khusus.
e. Lembar asli Jaminan Pengecatan Atap diserahkan ke Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas
Pemasangan Kuda-kuda, rangka atap, penutup atap dan lisplank menjadi satu kesatuan yang dikerjakan oleh
aplikator / pabrikan / distributor resmi.
Konsultan Pengawas berhak menolak pekerjaan yang kurang baik dan segala pembongkaran dan
pengulangan pekerjaan akibat kurang rapinya pekerjaan ini menjadi resiko Kontraktor.
f. Pemasangan plafond harus waterpass pada ketinggian yang tertera dalam gambar.
g. Dikerjakan oleh Tenaga Ahli Khusus sesuai bidangnya.
c. Pada lantai yang tidak berhubungan dengan dinding/pengakhiran bebas atau karena perbedaan
tinggi dengan lantai lainnya, sebaiknya dipasang ubin pinggul bila disyaratkan dalam gambar / RAB.
d. Siar-siar (naad) lantai tidak boleh lebih dari 2 mm, harus merupakan garis lurus yang saling sejajar
dan tegak lurus kecuali ditentukan lain dalam gambar.
Pengecoran siar (naad) ini baru dilaksanakan setelah pemasangan lantai selesai dan setelah
diperiksa serta mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Pemotongan ubin harus dilakukan dengan alat/mesin pemotong khusus dan bekas pemotongan
harus dihaluskan dengan gerinda sebelum ubin tersebut dipasang.
f. Pemasangan lantai dilakukan diatas pasir urug tebal 5 cm (sesuai petunjuk gambar/RAB) yang telah
dipadatkan, dengan campuran 1 Pc : 4 Ps.
g. Pemasangan lantai dilakukan dengan rata dan adukan terisi padat (tidak boleh terdapat rongga
dibawah ubin).
h. Pengecoran siar (naad) antara ubin dilakukan dengan campuran semen putih dan pewarna setelah
bidang ubin lantai terpasang minimum 2 X 24 jam, dan segera dibersihkan sebelum campuran
semen mengering agar tidak terdapat noda semen pada permukaan lantai.
i. Jika terdapat pasangan lain yang terkait pemasangan keramik, mengikuti petunjuk gambar dan
Rencana Anggaran Biaya yang ada.
b. Menggunakan bahan sesuai dengan bahan lantainya atau dapat menggunakan warna lain (warna
terang/tegas) sesuai dengan ukuran keramik lantai.
Pelaksanaan pekerjaan lantai baik jenis bahan, bentuk, ukuran serta pemasangan sesuai ketentuan pada
Gambar Kerja dan Rencana Anggaran Biaya.
Pekerjaan Instalasi Listrik dikerjakan oleh instalatir resmi dan tenaga ahi yang berpengalaman dalam
bidangnya
3. Pasang Stopontak
a. Jumlah sesuai yang tertera dalam gambar / RAB
b. Bahan kwalitas baik standard PLN
b. Semua pekerjaan dinding, kayu dan lain-lain difinish dengan cat kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Kerja dan RAB.
c. Untuk dinding luar tidak diperkenankan menggunakan Plamur.
d. Pekerjaan pengecatan tembok terdapat pada dinding yang tidak difinish oleh pelapis dinding lainnya
.
e. Pengecatan kayu dilakukan antara lain dilakukan pada pekerjaan lisplank, kusen, daun pintu, daun
jendela serta jalusi
B. Bahan - bahan
a. Produksi pabrik.
b. Cat yang digunakan masih berada dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan, tidak pecah
atau bocor dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Kontraktor. bertanggung jawab bahwa bahan cat dan warna tidak palsu sesuai dengan Spesifikasi.
C. Warna
a. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor mengajukan contoh
warna dan produk cat yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas untuk dipilih warna dan
disetujui.
b. Segera setelah Konsultan Pengawas menentukan warna pilihannya, Kontraktor menyiapkan bahan
dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, semua atas biaya Kontraktor.
D. Pekerjaan Persiapan :
Sebelum pekerjaan pengecatan dilakukan, pekerjaan langit-langit / Plafond dan lantai harus telah selesai
dan selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :
a. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Bagian retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan.
c. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah atau lembab.
d. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
e. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat mulai
dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir/finish.
f. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh Tenaga Ahli / Tukang cat yang benar-benar ahli.
c. Setelah permukaan kayu yang akan dicat, diamplas, diplamur, kemudian dicat dasar, diamplas lagi
dan yang terakhir dicat 2 X dengan cat penutup.
d. Kayu yang telah dicat kemudian tergores lagi harus diadakan pengecatan kembali.
b. Semua dinding yang terlihat difinish dengan cat tembok kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja
dan Rab.
c. Untuk dinding luar tidak diperkenankan menggunakan Plamur.
d. Kontraktor harus memberikan Garansi Tertulis kepada Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas bahwa
cat sesuai dengan Spesifikasi dan hasil pekerjaannya tidak menggelembung, mengelupas dan cacat-
cacat lainnya selama 2 tahun sesudah penyerahan kedua pekerjaan.
X. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pas. Rampak
a. Berfungsi sebagai lalu lintas / jalan bagi peserta didik penyandang cacat
b. Kemiringan dibuat landai sehingga mudah untuk dilalui apabila menggunakan kursiroda
4. Setelah Penyerahan Pekerjaan, semua barang serta peralatan milik Kontraktor harus segera
disingkirkan.
5. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kwalitas konstruksi sesuai dengan Gambar Kerja Konstruksi
yang diberikan.
6. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku Wakil Pemberi Tugas atau Perencana yang sejauh mungkin
melihat / mengawasi / menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh
tersebut diatas.
7. Jika Pemeri Tugas memberi ketentuan-ketentuan Tambah yang menyimpang dari ketentuan yang telah
digariskan diatas yang telah tertera dalam gambar kerja maka ketentuan tambah ini harus dilakukan
secara tertulis.
8. Seluruh Item pekerjaan dalam RAB harus dilaksanakan untuk itu Kontraktor harus memeriksa dengan
teliti apakah seluruh item pekerjaan dalam RAB sudah dikerjakan.
9. Konsultan Pengawas berhak menolak pekerjaan yang kurang baik dan segala pembongkaran dan
pengulangan pekerjaan akibat kurang rapinya pekerjaan ini menjadi resiko Kontraktor.
10. Meskipun telah ada Konsultan Pengawas dan unsur-unsur yang lainya, semua penyimpangan dari
ketentuan Rencana Anggaran Biaya dan Gambar Kerja tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Spesifikasi Teknis ini menjadi satu kesatuan dengan Gambar dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang tertuang
dalam Surat Perjanjian Kerja Sama (Kontrak) Fisik .
Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat untuk dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaa Pembangunan Fisik
pekerjaan ini .
dto
SRI WIDIYARTO,SE
NIP. 19770626 200501 1 018