Anda di halaman 1dari 8

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
PENJELASAN UMUM

1. Lingkup Pekerjaan :
a. Nama Kegiatan, Nama Pekerjaan dan Lokasi Pekerjaan :
Kegiatan : PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA PPP TEGALSARI
Pekerjaan : PERBAIKAN KIOS PENGEPAKAN IKAN DAN KIOS PKL
Lokasi : Kota Tegal
b. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi item pekerjaan sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan Plesteran.
3. Pekerjaan Atap.
4. Pekerjaan Lantai Rabat Beton.
5. Pekerjaan Pengecatan.
6. Pekerjaan Instalasi Listrik.

Konstruksi bangunan secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Plesteran : Plesteran 1 PC : 5 PP
b. Pekerjaan Atap : Pasang Kuda-kuda Kayu Kruing 8/12 cm,
Murplat Kayu Kruing 6/12 cm,Balok Konsol Kayu Kruing 6/12 cm
Gording Kayu Kruing 6/12 cm,Genteng Asbes Gelombang
Besar,Bubungan Asbes Gelombang,Lisplank Kayu Kruing 3/20 cm.
c. Penutup Lantai : Lantai Rabat Beton Tbl 5 cm.
d. Instalasi Listrik : Pasang instalasi llistrik,Box MCB,
Fitting lampu, Stopkontak, Saklar, Lampu SL.
e. Pengecatan : Cat Dinding.

Kewajiban Kontraktor Pelaksana :


a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk meneliti RKS, Gambar-gambar pelaksanaan dan
Dokumen lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini, memeriksa kebenaran dari kondisi
pekerjaan, meninjau lokasi pekerjaan melakukan pengukuran dan mempertimbangkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dan kelengkapan pekerjaan.
b. Kontraktor Pelaksana harus mengerjakan seluruh pekerjaan sesuai dengan RKS, Gambar-
gambar pelaksanaan dan dokumen lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini serta termasuk
juga untuk menyediakan bahan-bahan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan dengan
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
c. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
serta dalam kondisi yang baik, menyediakan tenaga kerja yang ahli/cakap dan menunjuk
seorang wakil yang harus selalu berada di tempat untuk mempertanggung jawabkan pekerjaan
yang dilaksanakan sehari-harinya.
d. Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki kerusakan lingkungan disekitar lokasi proyek yang
diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini.
e. Kontraktor Pelaksana harus menjamin kesejahteraan dan menjaga keselamatan kerja
pegawainya selama masa pelaksanaan pekerjaan.
f. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan seluruh hasil pekerjaan dalam keadaan selesai dan
baik termasuk kebersihan lokasi /lingkungannya
g. Kontraktor Pelaksana wajib mengikuti Program Jamsostek, membayar retribusi bahan galian "C"
dan mengajukan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk bangunan gedung dan pagar/tembok
keliling.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan :
Di dalam melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Pelaksana harus berpedoman
kepada peraturan-peraturan sebagai berikut :
a. Peraturan-peraturan Umum 1941 (AV-41) atau Syarat-syarat Umum 1941 (SU-41).
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)- 1971 - NI.2. & SNI 03-1750-1990
c. Sistem Konstruksi Standart Nasional Indonesia ( SKSNI ) - 1991
d. Peraturan Bangunan Baja Indonesia ( PBBI )-1981
e. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983.
f. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKl) 1961 - NI.5
g. Peraturan-peraturan dan Syarat-syarat Suatu Bahan di Indonesia NI.3
h. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI - 1982)
i. Peraturan Cement Portland di Indonesia - N1.18.
j. Peraturan Batu Merah sebagai Bahan Bangunan - N1.10.
k. Peraturan Bangunan Nasional.
l. Peraturan Umum Ketenaga Kerjaan.
m. Keputusan Presiden Rl Nomor 29 Tahun 1984.
n. Instruksi Presiden Rl Nomor 1 Tahun 1988.
o. RKS dan Gambar-gambar pelaksanaan serta Dokumen lain yang berhubungan dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
p. Petunjuk dan perintah dari Direksi.
3. Dalam pelaksanaan pekerjaan, yang berlaku dan mengikat yaitu :
a. Gambar Bestek Rencana Kerja dan Syarat - syarat (RKS).
b. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
c. Berita Acara Penunjukan.
d. Surat Keputusan Pimpinan Proyek Tentang Penunjukan Pelaksanaan Pekerjaan.
e. Surat Perintah Kerja (SPK).
f. Surat Penawaran Beserta Lampiran - Lampirannya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.
h. Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti rencana Bestek dan rencana kerja
dan syarat - syarat (RKS) termasuk penambahan/pengurangan atau perubahan yang
tercantum dalam berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)
i. Bila terdapat perselisihan antara rencana gambar bestek dengan rencana kerja dan syarat –
syarat (RKS) maka Pelaksana/Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi.
j. Bila terdapat perbedaan antara rencana gambar bestek yang satu dengan rencana gambar
bestek yang lain, maka diambil rencana gambar bestek yang ukuran skalanya lebih besar.
k. Bila perbedaan - perbedaan tersebut di atas, menimbulkan keragu - raguan sehingga akan
menimbulkan kesalahan -kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera di konsultasikan
kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana dan keputusan - keputusannya harus
dilaksanakan.
4. Gambar-gambar Pelaksanaan, meliputi
a. Gambar-gambar Perencanaan berikut gambar detailnya.
b. Gambar-gambar yang dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Pelaksana, yaitu shop
drawing ataupun as build drawing yang telah disetujui Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
5. Ijin Bangunan :
a. Setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan. maka izin bangunan dan izin lainnya akan
diurus oleh pemberi tugas, namun pelaksanaan dan pembiayaannya akan ditanggung oleh
Kontraktor.
b. Kontraktor diharuskan membuat papan nama Proyek sesuai dengan persyaratan yang berlaku
pada daerah setempat dan harus dipasang paling lambat 7 hari setelah dimulai pekerjaan.
6. Bangsal Kontraktor dan bangsal kerja/gudang :
a. Kontraktor harus membuat bangsal dengan ukuran disesuaikan kondisi dilapangan, dengan
menggunakan bahan - bahan sederhana seperti tongkat, lantai papan, dinding papan, atap
seng dan pintu yang harus dilengkapi dengan kunci yang baik serta cukup jendela dan
ventilasi / penerangan. Kantor tersebut tidak bersatu dengan gudang.
b. Kontraktor harus membuat bangsal Konsultan Pengawas dengan ukuran disesuaikan kondisi
dilapangan, dengan menggunakan bahan - bahan sederhana seperti tongkat, lantai papan,
dinding papan/plywood, atap seng dan pintu harus dilengkapi dengan kunci yang baik serta
cukup Jendela dan ventilasi/penerangan. Kantor tersebut tidak bersatu dengan gudang atau
bangsal kontraktor.
c. Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk pekerja dan gudang untuk menyimpan bahan-
bahan bangunan dan peralatan pekerjaan dan pintunya harus mempunyai kunci yang
baik/kuat untuk keamanan bahan/perlengkapan.
d. Tempat mendirikan bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang, akan ditentukan
kemudian dan dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas.
e. Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapannya, harus sudah siap dilokasi bangunan
sebelum pekerjaan dimulai atau 10 hari sesudah SPK diterima.
f. Setelah selesai pekerjaan tersebut, bangsal dan perlengkapannya menjadi milik Pemberi
Tugas.
g. Pembongkaran bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan bahan bongkaran menjadi milik Pemberi Tugas

7. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) :


a. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka kontraktor wajib membuat Jadual Pelaksanaan
(Time Schedule) yang memuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, bobot pekerjaan dan grafik
hasil pekerjaan secara terperinci serta Jadual penggunaan bahan bangunan dan tenaga kerja.
b. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci Pelaksana Kontraktor:
Harus membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang diketahui / distujui
oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
Harus membuat gambar kerja, untuk pegangan/ pedoman bagi kepala tukang yang harus
diketahui Konsultan Pengawas Lapangan.
Harus membuat daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan bangunan pada pasal 1.
c. Rencana Kerja (Time Schedule) di atas harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas.
d. Rencana Kerja (Time Schedule) harus sudah selesai paling lambat 7 (tujuh) hari kalender,
setelah SPK diterima.
e. Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedule) sebanyak 4 (empat)
lembar kepada Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar harus dipasang pada dinding bangsal
kerja.
f. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana kerja
(Time Schedule) yang ada harus membuat grafik prestasi pekerjaan.
8. Keamanan Lokasi Pekerjaan :
a. Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang - barang milik proyek, Konsultan
Pengawas dan Pihak Ketiga yang ada di lapangan, baik terhadap pencurian maupun
pengrusakan.
b. Untuk maksud di atas, maka Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari bahan kayu
dan seng serta perlengkapan lainnya yang dapat menjamin keamanan.
c. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang - barang, alat - alat dan hasil pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah kurang atau mengundurkan waktu pelaksanaan.
d. Apabila terjadi kebakaran, maka kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, untuk
mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam
kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat- tempat yang strategis dan mudah
dicapai.
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Tanah lokasi pekerjaan diserahkan kepada Kontraktor Pelaksana dalam keadaan seperti pada
waktu pemberian penjelasan pekerjaan di lapangan.
2. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan tanah lokasi pekerjaan dari segala material/unsur yang
bersifat merusak konstruksi pekerjaan sampai benar-benar bersih.
3. Kontraktor Pelaksana harus membuat kantor pengawas/pelaksana berikut perlengkapannya serta
gudang untuk menyimpan material/peralatan yang diperlukan.
4. Bangunan kantor dan gudang harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor Pelaksana harus mengadakan peralatan-peralatan kerja, air kerja serta material yang
diperlukan, minimal dapat mendukung kelancaran pelaksanaan, sehingga perkerjaan dapat selesai
pada waktunya.
6. Kontraktor Pelaksana harus mendatangkan/memperkerjakan tenaga kerja yang cukup jumlahnya
dan mempunyai kemampuan/skill yang tinggi, Jika tenaga tersebut dianggap tidak bagus/tidak
mampu oleh Direksi Pengawas pekerjaan, Pemborong harus bersedia menggantinya dengan yang
disetujui oleh Direksi Pengawas pula.
7. Kontraktor Pelaksana harus membuat papan nama pekerjaan dengan bentuk, ukuran dan redaksi
akan ditentukan kemudian oleh Direksi.

Pasal 3
PEKERJAAN PENGUKURAN TAPAK/UITZETTEN
1. Pekerjaan pengukuran/Uitzet sepenuhnya dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana dan disaksikan
oleh Pengawas Lapangan.
2. Pengukuran yang dilaksanakan tanpa sepengetahuan Pengawas Lapangan dianggap tidak sah dan
harus diulang kembali.
3. Pekerjaan pengukuran harus dilaksanakan dengan cermat/teliti menggunakan alat-alat ukur agar
ketepatan ukuran (susut, panjang, lebar, dalam/tebal/tinggi) dapat dipertanggungjawabkan sampai
dengan pekerjaan selesai dan apabila terjadi prnyimpangan ukuran maka Kontraktor Pelaksana
bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
4. Patok profil dibuat dari bahan kayu kelas III dan dipasang/ditanam kuat-kuat agar tidak mudah
goyah/bembah kedudukannya serta dicat warna yang jelas.
5. Ukuran-ukuran pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam RKS berikut
Gambar-gambar pelaksanaannya dan apabila terjadi perbedann ukuran antara :
Gambar pelaksanaan dengan gambar detail, maka yang berlaku adalah gambar detail, atau
petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.
Gambar pelaksanaan dengan RKS, maka yang berlaku adalah RKS atau petunjuk dari
Direksi/ Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.
6. Bilamana dalam gambar tercantum tetapi dalam RKS tidak tercantum, maka gambarlah yang
mengikat serta sebaliknya bilamana dalam gambar tidak tercnntum tetapi dalam RKS tercantum,
maka RKS-lah yang mengikat atau minta petunjuk terlebih dahului kepada Direksi / Konsultan
Pengawas.
7. Penentuan titik tinggi/peil duga masing-masing pekerjaan akan ditetapkan di lokasi pekerjaan
dengan menyesuaikan situasi/kondisi lapangan.
8. Hasil pengukuran harus dibuat catatan atau Berita Acara yang ditanda tangani oleh pihak-pihak
yang berkepentingan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

Pasal 5
AIR KERJA
1. Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan pekerjaan konstruksi jalan
lingkungan.
2. Air untuk pembuatan pasangan batu belah harus mengikuti syarat-syarat PBI 1971 pasal 3.6.atau
PUBI 1982 pasal 9.
3. Harus digunakan air bersih (standar untuk keperluan air minum) dan telah disetujui oleh Direksi
Pengawas.
4. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual.
5. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 g/lt.
6. Tidak mengandung garam-garam yang dapat lamt dan dapat merusak beton (asam-asam, zat
organik dll) lebih dari 15 g/lt. Kandungan klorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat
tidak lebih dari 1000 ppm sebagai SO3 .
7. Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan dievaluasi mutunya menurut
pemakaiannya.

Pasal 6
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Pekerjaan plesteran menggunakan campuran spesi 1 PC : 5 Psr dengan ketebalan 15mm kemudian
dihaluskan dengan acian.
2. Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan pasangan batu kali dan batu bata selesai serta
dalam kondisi cukup kering dan kuat. Campuran yang dipakai dan 1 PC : 5 Psr (disesuaikan dengan
yang tercantum dalam gambar kerja). Plesteran mempunyai ketebalan minimal 15mm, setelah
cukup kering dilakukan pengacian dengan pasta semen (PC + air) hingga permukaan plesteran
yang dihasilkan rata.
3. Semua pasangan yang akan diplester harus sudah disiram sampai basah dan bersih dari kotoran.
4. Pekerjaan plesteran akhir harus benar-benar lurus, rata, datar dan tegak lurus serta pada bagian-
bagian sudut harus benar-benar siku.
Pasal 7
PEKERJAAN RANGKA ATAP KAYU
1. Lingkup pekerjaan :
1. Pembuatan rangka atap dipakai adalah rangka kayu kelas II kayu Kruing. Pemakaian untuk
Kolom kuda-kuda dan gording dengan sistem sambungan seperti dalam gambar rencana dan
ukuran kayu yang dipakai menggunakan 8/12 cm , 6/12 cm
2. Pemasangan penutup atap dengan Asbes Gelombang
3. Pemasangan penutup nok dengan Asbes Gelombang
4. Pemasangan lisplank menggunakan Kayu Kruing 3/20 cm

1. Pelaksanaan
Pemasangan rangka atap akan sesuai dengan gambar sebelum dipasang akan melalui pengecekan
terlebih dahulu oleh direksi / pengawas lapangan.
a. Menggunakan sistem porous, baut, sekrup dan plat begel dilakukan secara sempurna dan akan
dicat reisdu.
b. Semua Konstruksi Kayu menggunakan kayu kelas II kualitas baik, ukuran dan cara
penyambungan sesuai dengan gambar rencana. Penyambungan gording akan menggunakan
baut.
Pasal 8
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Pemasangan penutup atap asbes gelombang besar kualitas baik dan bubungan asbes
gelombang.
2. Bahan material asbes gelombang yang digunakan harus mendapat persetujuan tim teknis /
pengawas teknis dan sebelumnya penyedia jasa mangajukan contoh material yang akan dipakai,
contoh tersebut agar disimpan di brak kerja agar memudahkan pemeriksaan.
3. Asbes Gelombang harus utuh, baik / tidak cacat kualitas baik, jika ternyata ada yang tidak sesuai
dengan ketentuan maka pengawas lapangan wajib menolak dan penyedia jasa menggantinya
dengan yang baik
4. Asbes Gelombang harus mempunyai ukuran yang sama dan satu merk agar pemasangan baik,
Asbes Gelombang harus satu warna, jika ada warna lain pengawas lapangan wajib menolaknya
5. Pemasangan atap Asbes Gelombang harus rapat pada tiap tumpuannya dan lurus alur alirannya.
6. Pelaksanaan pekerjaan penutup atap berikut bahan-bahannya harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

Pasal 9
PEKERJAAN LISPLANK
1. Lingkup Pekerjaan, meliputi :
a. Pemasangan papan Kayu Kruing lebar 30 cm, panjang 4 m
2. Bahan dan peralatan :
a. Papan lisplank dari Kayu Kruing yang lebar 30 cm, panjang 4 m
3. Pelaksanaan :
a. Lisplank Kayu Kruing lebar 30 cm, panjang 4 m pemasangannya harus lurus/waterpass serta
seluruh permukaannya dimeni dahulu sebelum dicat warna.
b. Pelaksanaan pekerjaan listplank berikut bahan-bahannya harus mendapat persetujuan dari
Direksi/ Pengawas terlebih dahulu.
Pasal 10
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Cat tembok
a. Pada permukaan tembok lama yang akan dicat terlebih dahulu harus dilakukan penghalusan
permukaan dengan ampelas dan plamur tembok dari merk yang sama dengan merk cat
temboknya, sehingga mendapatkan permukaan yang rata dan halus serta siap untuk dilakukan
pengecatan.
b. Pengecatan dilakukan berulang – ulang 3 kali pengecatan sedemikian rupa hingga sampai
mendapatkan warna yang merata.
c. Cat tembok yang digunakan kualitas yang baik,warna akan ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen
d. Baik tidaknya hasil finishing cat adalah menurut penilaian Tim Teknis / Pengawas Teknis /
Pejabat Pembuat Komitmen, bahkan jika diperlukan harus mengulang oleh pemberi tugas,
maka penyedia jasa wajib di laksanakan.

Pasal 11
PEKERJAAN LISTRIK
1. Lingkup pekerjaan, meliputi :
e. Pengadaan dan pemasangan pipa-pipa, kabel-kabel dan stop kontak, sakelar-sakelar, fiting,
armateur lampu, lampu SL, dan panil pembagi untuk penerangan.
2. Bahan dan peralatan :
a. Pipa-pipa yang dipakai dari sejenis pipa PVC.
b. Kabel-kabel yang dipakai dari sejenis NYY-220 V penampang minimal 2,50 mm (Eks DN).
c. Stop kontak, sakelar, fiting, armateur, panil dipakai eks. DN, dan lampu SL kualitas baik.
3. Pelaksanaan :
a. Gambar skema instalasi listrik harus dibuat oleh Biro Instalatir yang memiliki ijin operasional.
b. Gambar instalasi listrik harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.
c. Pasangan pipa dan kabel secara in-bouw dan harus rapi/baik.
d. Jaringan instalasi yang sudah terpasang harus dicoba/di test alirannya sesuai petunjuk Direksi
/Pengawas sampai menyala.

Pasal 12
PEKERJAAN LAIN - LAIN DAN PENGUJIAN BAHAN-BAHAN
1. Pekerjaan lain-lain yang dimaksud adalah pekerjaan-pekerjaan lain yang tercantum dalam RAB,
pelaksanaan serta bahan / material yang dipakai harus sesuai gambar dan seijin Direksi/Pengawas.
2. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus telah diperiksa/diteliti/diuji dan
disetujui oleh Direksi/Pengawas.
3. Kalau terjadi perbedaan paham antara Direksi/Pengawas Lapangan dengan Kontraktor Pelaksana
mengenai bahan-bahan, Direksi/Pengawas berhak mengambil contoh-contoh dari yang ada
dilapangan dan mengujinya pada balai pengujian bahan-bahan atas biaya Kontraktor Pelaksana.
Pasal 13
LAIN - LAIN DAN PENUTUP
1. Pelaksanaan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas terlebih dahulu.
2. Pekerjaan lain-lain yang merupakan komponen pelengkap fasilitas fisik bangunan harus
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dalam pasal-pasal diatas.
3. Apabila di dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan hal-hal yang dipasang, dibuat, dilaksanakan
dan disediakan, tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan hal ini menjadi bagian yang nyata
dilaksanakan dan diselesaikan, maka harus dianggap bagian tersebut telah dimuat dalam
spesifikasi ini, jadi tidak terhitung sebagai pekerjaan tambah.
4. Sebelum pekerjaan diserahkan, bangunan harus dirawat dan dibersihan dari segala kotoran dan
dirapikan kekurangan-kekurangan yang ada, termasuk merapikan, membersihkan dan merawat
pekarangan/halaman sehingga bangunan dapat difungsikan.
5. Pemasangan dan penggunaan yang tidak sesuai dengan syarat - syarat alat tersebut akan ditolak
atau dikeluarkan atas perintah Direksi dengan segal resiko pemborong.
6. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium bahan-bahan material, maka pemeriksaan ditanggung
Kontraktor Pelaksana.
7. Hasil bongkaran, material menjadi milik pemborong, setelah diuangkan pemborong wajib menyetor
ke Kas Daerah.
8. Hal-hal lain yang belum diatur dalam spesifikasi ini yang dianggap perlu, akan ditentukan kemudian
dalam naskah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Kontrak.

Anda mungkin juga menyukai