Pasal 1
PENJELASAN UMUM
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Nama Kegiatan, Nama Pekerjaan dan Lokasi Pekerjaan :
Kegiatan : PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA PPP TEGALSARI
Pekerjaan : PERBAIKAN KIOS PENGEPAKAN IKAN DAN KIOS PKL
Lokasi : Kota Tegal
b. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi item pekerjaan sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan Plesteran.
3. Pekerjaan Atap.
4. Pekerjaan Lantai Rabat Beton.
5. Pekerjaan Pengecatan.
6. Pekerjaan Instalasi Listrik.
a. Plesteran : Plesteran 1 PC : 5 PP
b. Pekerjaan Atap : Pasang Kuda-kuda Kayu Kruing 8/12 cm,
Murplat Kayu Kruing 6/12 cm,Balok Konsol Kayu Kruing 6/12 cm
Gording Kayu Kruing 6/12 cm,Genteng Asbes Gelombang
Besar,Bubungan Asbes Gelombang,Lisplank Kayu Kruing 3/20 cm.
c. Penutup Lantai : Lantai Rabat Beton Tbl 5 cm.
d. Instalasi Listrik : Pasang instalasi llistrik,Box MCB,
Fitting lampu, Stopkontak, Saklar, Lampu SL.
e. Pengecatan : Cat Dinding.
Pasal 3
PEKERJAAN PENGUKURAN TAPAK/UITZETTEN
1. Pekerjaan pengukuran/Uitzet sepenuhnya dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana dan disaksikan
oleh Pengawas Lapangan.
2. Pengukuran yang dilaksanakan tanpa sepengetahuan Pengawas Lapangan dianggap tidak sah dan
harus diulang kembali.
3. Pekerjaan pengukuran harus dilaksanakan dengan cermat/teliti menggunakan alat-alat ukur agar
ketepatan ukuran (susut, panjang, lebar, dalam/tebal/tinggi) dapat dipertanggungjawabkan sampai
dengan pekerjaan selesai dan apabila terjadi prnyimpangan ukuran maka Kontraktor Pelaksana
bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
4. Patok profil dibuat dari bahan kayu kelas III dan dipasang/ditanam kuat-kuat agar tidak mudah
goyah/bembah kedudukannya serta dicat warna yang jelas.
5. Ukuran-ukuran pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam RKS berikut
Gambar-gambar pelaksanaannya dan apabila terjadi perbedann ukuran antara :
Gambar pelaksanaan dengan gambar detail, maka yang berlaku adalah gambar detail, atau
petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.
Gambar pelaksanaan dengan RKS, maka yang berlaku adalah RKS atau petunjuk dari
Direksi/ Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.
6. Bilamana dalam gambar tercantum tetapi dalam RKS tidak tercantum, maka gambarlah yang
mengikat serta sebaliknya bilamana dalam gambar tidak tercnntum tetapi dalam RKS tercantum,
maka RKS-lah yang mengikat atau minta petunjuk terlebih dahului kepada Direksi / Konsultan
Pengawas.
7. Penentuan titik tinggi/peil duga masing-masing pekerjaan akan ditetapkan di lokasi pekerjaan
dengan menyesuaikan situasi/kondisi lapangan.
8. Hasil pengukuran harus dibuat catatan atau Berita Acara yang ditanda tangani oleh pihak-pihak
yang berkepentingan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Pasal 5
AIR KERJA
1. Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan pekerjaan konstruksi jalan
lingkungan.
2. Air untuk pembuatan pasangan batu belah harus mengikuti syarat-syarat PBI 1971 pasal 3.6.atau
PUBI 1982 pasal 9.
3. Harus digunakan air bersih (standar untuk keperluan air minum) dan telah disetujui oleh Direksi
Pengawas.
4. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual.
5. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 g/lt.
6. Tidak mengandung garam-garam yang dapat lamt dan dapat merusak beton (asam-asam, zat
organik dll) lebih dari 15 g/lt. Kandungan klorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat
tidak lebih dari 1000 ppm sebagai SO3 .
7. Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan dievaluasi mutunya menurut
pemakaiannya.
Pasal 6
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Pekerjaan plesteran menggunakan campuran spesi 1 PC : 5 Psr dengan ketebalan 15mm kemudian
dihaluskan dengan acian.
2. Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan pasangan batu kali dan batu bata selesai serta
dalam kondisi cukup kering dan kuat. Campuran yang dipakai dan 1 PC : 5 Psr (disesuaikan dengan
yang tercantum dalam gambar kerja). Plesteran mempunyai ketebalan minimal 15mm, setelah
cukup kering dilakukan pengacian dengan pasta semen (PC + air) hingga permukaan plesteran
yang dihasilkan rata.
3. Semua pasangan yang akan diplester harus sudah disiram sampai basah dan bersih dari kotoran.
4. Pekerjaan plesteran akhir harus benar-benar lurus, rata, datar dan tegak lurus serta pada bagian-
bagian sudut harus benar-benar siku.
Pasal 7
PEKERJAAN RANGKA ATAP KAYU
1. Lingkup pekerjaan :
1. Pembuatan rangka atap dipakai adalah rangka kayu kelas II kayu Kruing. Pemakaian untuk
Kolom kuda-kuda dan gording dengan sistem sambungan seperti dalam gambar rencana dan
ukuran kayu yang dipakai menggunakan 8/12 cm , 6/12 cm
2. Pemasangan penutup atap dengan Asbes Gelombang
3. Pemasangan penutup nok dengan Asbes Gelombang
4. Pemasangan lisplank menggunakan Kayu Kruing 3/20 cm
1. Pelaksanaan
Pemasangan rangka atap akan sesuai dengan gambar sebelum dipasang akan melalui pengecekan
terlebih dahulu oleh direksi / pengawas lapangan.
a. Menggunakan sistem porous, baut, sekrup dan plat begel dilakukan secara sempurna dan akan
dicat reisdu.
b. Semua Konstruksi Kayu menggunakan kayu kelas II kualitas baik, ukuran dan cara
penyambungan sesuai dengan gambar rencana. Penyambungan gording akan menggunakan
baut.
Pasal 8
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Pemasangan penutup atap asbes gelombang besar kualitas baik dan bubungan asbes
gelombang.
2. Bahan material asbes gelombang yang digunakan harus mendapat persetujuan tim teknis /
pengawas teknis dan sebelumnya penyedia jasa mangajukan contoh material yang akan dipakai,
contoh tersebut agar disimpan di brak kerja agar memudahkan pemeriksaan.
3. Asbes Gelombang harus utuh, baik / tidak cacat kualitas baik, jika ternyata ada yang tidak sesuai
dengan ketentuan maka pengawas lapangan wajib menolak dan penyedia jasa menggantinya
dengan yang baik
4. Asbes Gelombang harus mempunyai ukuran yang sama dan satu merk agar pemasangan baik,
Asbes Gelombang harus satu warna, jika ada warna lain pengawas lapangan wajib menolaknya
5. Pemasangan atap Asbes Gelombang harus rapat pada tiap tumpuannya dan lurus alur alirannya.
6. Pelaksanaan pekerjaan penutup atap berikut bahan-bahannya harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
Pasal 9
PEKERJAAN LISPLANK
1. Lingkup Pekerjaan, meliputi :
a. Pemasangan papan Kayu Kruing lebar 30 cm, panjang 4 m
2. Bahan dan peralatan :
a. Papan lisplank dari Kayu Kruing yang lebar 30 cm, panjang 4 m
3. Pelaksanaan :
a. Lisplank Kayu Kruing lebar 30 cm, panjang 4 m pemasangannya harus lurus/waterpass serta
seluruh permukaannya dimeni dahulu sebelum dicat warna.
b. Pelaksanaan pekerjaan listplank berikut bahan-bahannya harus mendapat persetujuan dari
Direksi/ Pengawas terlebih dahulu.
Pasal 10
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Cat tembok
a. Pada permukaan tembok lama yang akan dicat terlebih dahulu harus dilakukan penghalusan
permukaan dengan ampelas dan plamur tembok dari merk yang sama dengan merk cat
temboknya, sehingga mendapatkan permukaan yang rata dan halus serta siap untuk dilakukan
pengecatan.
b. Pengecatan dilakukan berulang – ulang 3 kali pengecatan sedemikian rupa hingga sampai
mendapatkan warna yang merata.
c. Cat tembok yang digunakan kualitas yang baik,warna akan ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen
d. Baik tidaknya hasil finishing cat adalah menurut penilaian Tim Teknis / Pengawas Teknis /
Pejabat Pembuat Komitmen, bahkan jika diperlukan harus mengulang oleh pemberi tugas,
maka penyedia jasa wajib di laksanakan.
Pasal 11
PEKERJAAN LISTRIK
1. Lingkup pekerjaan, meliputi :
e. Pengadaan dan pemasangan pipa-pipa, kabel-kabel dan stop kontak, sakelar-sakelar, fiting,
armateur lampu, lampu SL, dan panil pembagi untuk penerangan.
2. Bahan dan peralatan :
a. Pipa-pipa yang dipakai dari sejenis pipa PVC.
b. Kabel-kabel yang dipakai dari sejenis NYY-220 V penampang minimal 2,50 mm (Eks DN).
c. Stop kontak, sakelar, fiting, armateur, panil dipakai eks. DN, dan lampu SL kualitas baik.
3. Pelaksanaan :
a. Gambar skema instalasi listrik harus dibuat oleh Biro Instalatir yang memiliki ijin operasional.
b. Gambar instalasi listrik harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.
c. Pasangan pipa dan kabel secara in-bouw dan harus rapi/baik.
d. Jaringan instalasi yang sudah terpasang harus dicoba/di test alirannya sesuai petunjuk Direksi
/Pengawas sampai menyala.
Pasal 12
PEKERJAAN LAIN - LAIN DAN PENGUJIAN BAHAN-BAHAN
1. Pekerjaan lain-lain yang dimaksud adalah pekerjaan-pekerjaan lain yang tercantum dalam RAB,
pelaksanaan serta bahan / material yang dipakai harus sesuai gambar dan seijin Direksi/Pengawas.
2. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus telah diperiksa/diteliti/diuji dan
disetujui oleh Direksi/Pengawas.
3. Kalau terjadi perbedaan paham antara Direksi/Pengawas Lapangan dengan Kontraktor Pelaksana
mengenai bahan-bahan, Direksi/Pengawas berhak mengambil contoh-contoh dari yang ada
dilapangan dan mengujinya pada balai pengujian bahan-bahan atas biaya Kontraktor Pelaksana.
Pasal 13
LAIN - LAIN DAN PENUTUP
1. Pelaksanaan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas terlebih dahulu.
2. Pekerjaan lain-lain yang merupakan komponen pelengkap fasilitas fisik bangunan harus
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dalam pasal-pasal diatas.
3. Apabila di dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan hal-hal yang dipasang, dibuat, dilaksanakan
dan disediakan, tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan hal ini menjadi bagian yang nyata
dilaksanakan dan diselesaikan, maka harus dianggap bagian tersebut telah dimuat dalam
spesifikasi ini, jadi tidak terhitung sebagai pekerjaan tambah.
4. Sebelum pekerjaan diserahkan, bangunan harus dirawat dan dibersihan dari segala kotoran dan
dirapikan kekurangan-kekurangan yang ada, termasuk merapikan, membersihkan dan merawat
pekarangan/halaman sehingga bangunan dapat difungsikan.
5. Pemasangan dan penggunaan yang tidak sesuai dengan syarat - syarat alat tersebut akan ditolak
atau dikeluarkan atas perintah Direksi dengan segal resiko pemborong.
6. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium bahan-bahan material, maka pemeriksaan ditanggung
Kontraktor Pelaksana.
7. Hasil bongkaran, material menjadi milik pemborong, setelah diuangkan pemborong wajib menyetor
ke Kas Daerah.
8. Hal-hal lain yang belum diatur dalam spesifikasi ini yang dianggap perlu, akan ditentukan kemudian
dalam naskah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Kontrak.