SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan : Pembangunan Rumah Dinas Puskesmas Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya
Lingkup Pekerjaan :
I PEKERJAAN PENDAHULUAN
II PEKERJAAN PONDASI
III PEKERJAAN STRUKTUR BERTULANG
IV PEKERJAAN DINDING, ATAP, PLAFOND, DAN PENUTUP LANTAI
V PEKERJAAN PENGECATAN
VI PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN JALUSI
VII PEKERJAAN ELEKTRIKAL
VIII PEKERJAAN SANITASI
IX PEKERJAAN LAIN-LAIN
A. UMUM
3. PERSIAPAN DI LAPANGAN
3.1. Kontraktor harus membuat direksi keet dengan luas 36 m2. semi permanen
a. Pondasi, rangka dan dinding dibuat dari kayu.
b. Atap dari seng gelombang.
c. Direksi keet dicat.
3.2. Direksi keet harus dilengkapi dengan
a. Meja dan Kursi Pengawas, 1 buah
b. Kursi dan Meja rapat minimal untuk 6 orang
c. White board ukuran 120x240 cm
d. Lemari
e. Rak contoh material
3.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja (barak kerja) dan gudang penyimpanan
material dapat dikunci
3.4. Direksi keet dan bangsal kerja setelah pekerjaan selesai harus dibongkar, pembongkaran
kedua bangunan tersebut menjadi tanggung jawabkontraktor.
3.5. Kecuali ditentukan lain semua bahan bongkaran menjadi milikkontraktor, kecuali
direksi keet, pemanfaatnya lebih lanjut akan diatur kemudian oleh Pemberi Tugas .
3.6. Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan,kontraktorharus menyediakan;
a. Manager proyek yang meguasai masalah teknis dan administrasi pelaksanaan
bangunan serta dapat mengambil keputusan apabila segera diperlukan.
b. Pelaksana-pelaksana lapangan yang mengerti gambar dan cara-cara pelaksanaanya
serta terampil dalam bidang pekerjaanya masing-masing.
c. Tukang-tukang yang ahli dan biasa melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang
kerja masing-masing
d. Menyediakan semua peralatan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menjamin ketelitian, kerapian dan kecepatan pekerjaaan serta ketepatan waktu.
e. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus
sudah berada dilapangan menjelang dimulainya pekerjaan sehingga tidak akan
terjadi keterlambatan pelaksanaaan dari jadwal yang telah ditentukan.
2
f. Buku-buku yang diperlukan seperti buku tamu, buku logistik, buku pemesanan
bahan, buku pekerja, buku laporan harian dan lain sebagainya yang harus selalu
berada ditempat pekerjaan selama masa pelaksanaan pekerjaan
g. Persiapan-persiapan lainya berkaitan dengan teknis pelaksanaan administrasi di
lapangan sehingga kelancaran pelaksanaan dapat terjamin dan tidak terganggu
jadwal pelaksanaan pekerjaan.
4. JADWAL PELAKSANAAN
4.1. Sebelum pelaksanaan lapangan dimulai,kontraktor wajib menyiapkan rencana
pelaksanaan (Time schedulle) berupa barchart dan curva-S, paling lambat 7 hari setelah
SPMK. Time Schedulle tersebut sudah diserahkanKontraktor kepada Pengawas untuk
diperiksa.
4.2. Rencana kerja yang sudah diperiksa oleh Pengawas diserahkan kepada Pemberi Tugas
untuk mendapat persetujuan.
4.3. Kontraktor wajib memberikan salinan Time Schedulle yang telah mendapat persetujuan
dari Pemberi Tugas sebanyak 4 (empat) kepada Pengawas. Satu salinan harus
ditempelkan di ruang Dreksi Keet dan selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan
(prestasi kerja)
4.4. Pengawasakan menilai prestasi pekerjaan Kontraktorberdasarkan grafik rencana kerja
tersebut.
6. KEAMANAN PROYEK
6.1. Kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-barang milik proyek
Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan.
6.2. Untuk maksud tersebut,kontraktordiperbolehkan membuat pagar pengaman dari kayu
atau bahan lain yang biayanya menjadi tanggunganKontraktor.
6.3. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan yang telah dipasang atau belum, menjadi tanggung
jawabkontraktorsepenuhnya dan tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan
tambahan.
6.4. Apabila terjadi kebakaran,kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itukontraktorharus menyediakan alat-
alat pemadam kebakaran yang siap yang ditempatkan pada tempat yang mudah
dijangkau.
3
7. JAMINAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
7.1. Kontraktordiwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja di
lapangan.
7.2. Kontraktorwajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan dan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas
dan pekerja di lapangan. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan
untuk menjaga keamanan.
7.3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan Kontraktor sesuai dengan peraturan yang berlaku.
8. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, baik peralatan kecil maupun
peralatan besar, harus disediakan oleh Kontraktordalam keadaan baik dan siap dipakai
sebelum pekerjaan fisik bersangkutan dimulai.
9. URAIAN PEKERJAAN
9.1. SARANA BEKERJA
Untuk kelancaran kerja Kontraktor harus menyediakan:
a. Tenaga kerja terampil dan tenaga ahli yang memadai dengan jenis dan volume yang
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti beton molen (mixer beton), vibrator, pompa air, alat gali,
penyipat datar (theodolit, waterpass), mesin gilas atau peralatan lainnya yang benar-
benar digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap item pekerjaan.
Penyedian material yang dimaksud paling lambat 2(dua) hari sudah berada
dilapangan sebelum pekerjaan dimaksudkan dimulai.
4
c. Kelalaian dan ketidaktelitian yang dilakukan oleh Kontraktordalam hal ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim penambahan biaya atau waktu
pelaksanaan.
5
b. Kontraktorharus selalu menjaga kebersihan halaman dari segala bentuk kotoran,
sampah sisa pekerjaan yang dapat menggangu kelancaran pelaksanaan bekerja dan
keserasian lingkungan sesuai petunjuk Pengawas.
11.5. PEMBONGKARAN
a. Apabila didalam lokasi pekerjaan masih terdapat sisa-sisa akar pohon, baik yang
berada di atas maupun yang masih tersisa didalam tanah, harus dibongkar dan
dikeluarkan dari lokasi.
b. Semua benda-benda berharga dalam bentuk apapun terutama benda peninggalan
sejarah yang ditemukan dalam lokasi pekerjaan harus diamankan dan menjadi milik
pekerjaan (dibaca : Pemerintah) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6
Bangunan (BTB) dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya
pekerjaan tambah tersebut.
7
Pencegahan keruntuhan dinding galian dapat dilaksanakan dengan cara pemasangan
turap dari kayu dengan jarak tertentu disesuaikan dengan kebutuhan. Biaya
pemasangan turap sudah termasuk dalam pekerjaan galian tanah.
8
b. PASIR BETON
1. Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organik
maupun lumpur, tanah karang, garam dan sebagainya sesuai dengan syarat
didalam PBI 1971 dan SK SNI 1991. Pasir harus berupa crushed yang mempunyai
susunan gradasi yang baik dan cukup syarat kekerasannya.
2. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
3. Bahan pasir harus disimpan ditempat yang bersih, keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi percampuran dengan kotoran.
c. AGREGAT
1. Harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, tidak mudah pecah
dan tidak terpengaruh oleh cuaca.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % tidak boleh mengandung zat
yang merusak beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tertera dalam PBI
1971 dan SK SNI 1991 serta harus sesuai spesifikasi agregat kasar menurut
ASTM-C-33.
3. Agregat harus ditimbun di tempat pekerjaan sedemikian rupa sehingga
pengotoran oleh bahan-bahan lain dan pencampuran satu sama lain dapat
dicegah.
d. A I R
1. Air untuk adukan dan merawat beton harus air tawar yang bersih dan bebas dari
bahan-bahan yang dapat merusak atau campuran-campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen sesuai dengan persyaratan.
2. Bila dianggap perlu Direksi meminta pada Kontraktoruntuk memeriksa air di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah. Biaya pemeriksaan mutu
air tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
e. BESI BETON
1. Besi baja tulangan harus memenuhi persyaratan PBI 1971 dan SK SNI
1991dengan tegangan leleh karakteristik U-24 dan jenis mutu ST-37.
2. Kawat beton, kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng, tidak kaku dan
tidak getas.
3. Besi beton > Ø 10 mm digunakan besi ulir produk Krakatau Steel (KS).
4. Pemakaian dan pemasangan besi beton harus sesuai dengan gambar kerja dan
atau mendapat persetujuan Pengawas.
5. Besi beton, harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta bahan
lain yang mengurangi daya lekat terhadap beton.
6. Pelaksanaan
- Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran
tidak berubah tempat.
9
- Selimut beton harus mempunyai ketetapan sesuai dengan yang termuat dalam
PBI 1971dan disesuaikan dengan gambar konstruksi.
7. Perawatan
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk
f. MUTU BETON
1. Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971
2. Beton harus mempunyai kekuatan karateristik sesuai dengan yang telah
ditentukan dalam RKS ini.
3. Sebelum pekerjaan beton dimulai,Kontraktor harus membaut percobaan adukan
(trial mixes) unutk mengontrol daya kerja beton sehingga tidak ada kelebihan
pada permukaan atau menyebabkan dari agregat. Percobaan slump diadakan
menurut syarat-syarat dalam PBI 1971
10
- Semua bekesting harus diberi penguat datar dan sling sehingga tidak ada
kemungkinan bergerak, bekesting juga harus rapat untuk menghindarkan
keluarnya bagian adukan.
- Susunan bekesting disusun sedemikian rupa sehingga mudah dikontrol dan
mudah pula dalam pembongkaran tanpa merusak beton yang bersangkutan.
- Bila digunakan bahan kayu untuk penunjang harus terdiri dari kayu yang
bermutu baik (dolken) sehingga dapat menjamin kekuatan dan kekakuannya,
bambu sama sekali tidak boleh digunakan sebagai tiang penyangga.
- Pembongkaran konstruksi acuan harus disetujui oleh Direksi.
5. Pelapis Cetakan (moulding)
Untuk mempermudah penyingkiran penutup-penutup, pelapis cetakan dapat
dipergunakan dari merk-merk yang sudah disetujui. Minyak pelumas baik yang
sudah dipakai tidak boleh dipakai lagi.
6. Beton Decking
Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Kontraktormenyiapkan beton decking
secukupnya sesuai dengan kebutuhan.
d. PENGADUKAN
1. Pencampuran adukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk (beton molen).
2. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi dari masing-masing bahan
pembentukan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus mendapat
persetujuan dari Direksi Lapangan.
3. Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton tersebut benar-benar
homogen hingga menghasilkan adukan dengan susunan kekentalan dan warna
yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi
dari adukan.Pengadukan yang berlebihan (lama) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan kosistensi beton yang dikehendaki, tidak
dibenarkan.
4. Pengangkutan adukan
Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan gerobak dorong atau alat bantu
lainnya ke tempat pengecoran harus diatur sedemikian rupa, sehingga waktu
pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat. Waktu antara pengadukan
dan pengecoran tidak lebih dari 1 jam dan tidak terjadi perbedaan waktu
11
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dengan yang akan
dicor.
e. PENGECORAN BETON
1. Persiapan
- Sebelum adukan dicor, kayu-kayu bekesting harus bersih dari kotoran seperti
serbuk gergaji, tanah, minyak dan lain-lain serta harus dibasahi secukupnya.
Dan perlu dilakukan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air
pembasahan tersebut pada sisi bawah.
- Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan setelah Konsultan Pengawas
memeriksa dan menyetujui posisi bekisting, tulangan, stek-stek, beton
decking dan lain-lain, dimana beton tersebut akan diletakkan.
- Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu
perbandingan tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik sesuai RKS
ini.
2. Pelaksanaan
- Sebelum pelaksanaan pengecoran dilakukan,Kontraktor harus
menberitahukan pada Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 24 jam
sebelum suatu pengecoran dilakukan. Persetujuan Konsultan Pengawas untuk
pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan
pemasangan besi serta bukti bahwaKontraktor dapat melaksanakan
pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi
tanggung jawabKontraktor atas pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh.
- Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi
jika Konsultan Pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
- Beton dicor sedemikian rupa hingga menghindarkan terjadinya pemisah
material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan
dengan alat pembantu seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus dapat
persetujuan dari dereksi lapangan.
- Alat-alat bantu penuangan selalu bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton
yang mengeras.
- Jika pada bagian pengecoran terjadi pemberhentian, maka tempat
pemberhentian harus ditentukan letaknya yang dibuat seperti yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Cetakan beton atau penulangan tidak boleh diganggu sampai 24 jam setelah
beton dicor dan Kontraktor tidak diperkenankan mengecor beton sewaktu
hujan, kecuali jika Kontraktor mengambil tindakan-tindakan pencegahan
kerusakan yang telah disetujui Konsultan Pengawas.
- Semua pengecoran bagian dasar kontruksi beton menyentuh tanah harus
diberi lantai kerja setebal 5 cm agar menjadi dudukan tulangan dengan baik
dan untuk menghindari penyerapan air semen oleh tanah.
- Bila pengecoran beton harus dihentikan sementara sedang beton sudah
menjadi keras dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air
12
semen dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang
cukup sampai beton yang padat.
- Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
3. Pemadatan beton
- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengangkut dan menuangkan
beton dengan kekentalan yang dapat dipertahankan agar didapat beton yang
padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
- Penggetaran tidak boleh dilakukan pada tulangan, terutama pada tulangan
yang telah masuk pada beton yang telah mengeras.
- Pekerjaan beton yang telah diselesaikan harus merupakan satu masa yang
bebas dari lubang-lubang agregasi dan Honey Combing, sehingga
menghasilkan permukaan yang halus dan mempunyai suatu kepadatan yang
sama dengan yang diperoleh pada kubus test.
- Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan
terlatih.
- Dalam hal pemilihan pemakaian alat pemadat,Kontraktor harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
13
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian sehingga suhu beton melebihi 32
C,Kontraktor harus mengambil langkah-langkah efektif, misalnya mendinginkan
agregat, ataupun mengecor pada waktu malam hari.
c. PLAT LANTAI
1. Bahan
- Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah K-225
14
- Baja Tulangan yang digunakan dipakai baja tulangan polos wiremesh M-6 Ø 6
mm.
- Dimensi ketebalan plat lantai yang digunakan sesuai seperti yang telah dirujuk
dalam gambar kerja.
- Persyaratan tentang plat lantai ini seperti yang telah dispesifikasikan dalam pasal-
pasal yang nyata berkaitan dengan pekerjaan beton
.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
- Persyaratan dari pelaksanaan tentang plat lantai ini seperti yang telah
dispesifikasikan dalam pasal-pasal yang nyata berkaitan dengan pekerjaan beton
dalam pasal-pasal terdahulu dalam RKS ini.
16.2. BAHAN
a. Genteng Metal t : 0,30 mm
b. Kuda-kuda Baja Ringan Profil C 0,65 mm
c. Rengseng Baja Ringan
d. Atap Genteng Metal Tipe Prima tebal 0,25 mm
15
C. SPESIFIKASI PEKERJAAN ARSITEKTUR
19.1. BAHAN
a. SEMEN PORTLAND
Persyaratan semen yang dipakai pada pekerjaan adukan dan plesteran ini pada
prinsipnya sama dengan persyaratan pada pekerjaan beton.
b. PASIR
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir, tajam dan keras. Kadar lumpur yang
terkandung dalam pasir tidak boleh melebihi 5% dan harus memenuhi persyaratan
NI.3-PUBB 1070. Persyaratan pasir yang dipakai pada pekerjaan adukan dan plesteran
ini pada prinsipnya sama dengan persyaratan pada pekerjaan beton.
c. AIR
Persyaratan air yang dipakai pada pekerjaan adukan dan plesteran ini pada prinsipnya
sama dengan persyaratan pada pekerjaan beton.
19.2. PERSYARATAN
a. Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan alat/mesin
pengaduk yang diberi alas papan atau sejenisnya sehingga material benar-benar
tercampur hingga rata, baru diberi air kemudian diaduk hingga rata baik dari degi
warna maupun konsistensinya. Adukan yang mulai mengeras harus dibuang.
Menggunakan adukan yang mulai mengeras tidak dibenarkan.
b. Proporsi adukan plesteran harus mengikuti NI.3-1970, NI.8-1964 atau dengan
proporsi seperti yang disebut dibawah ini
PERBANDINGAN PENGGUNAAN
1 PC 2 : PS 1. Semua pekerjaan pasangan kedap air
2. Semua pekerjaan plesteran dinding dan beton kedap
air
3. Pekerjaan pelapis dinding dan pasangan untuk ubin
plint
16
1 PC 2 : 3 PS 1. Semua plesteran dinding bagian luar tidak kedap air
2. Plesteran beton bertulang tidak kedap air
1 PC 2 : 4 PS 1. Semua plesteran dinding bagian dalam tidak kedap air
c. Plesteran yang baru saja selesai, tidak boleh langsung difinish. Selama proses
pengeringan plesteran harus disirami dengan air selama 7 (tujuh) hari agar tidak
terjadi retak-retak karena proses pengeringan.
d. Bidang-bidang beton yang tampak (diexpose) dan akan diplester, sebelumnya harus
dipahat kasar kemudian disirami dengan air semen agar plesteran dapat melekat
dengan baik.
e. Plesteran pada bidang dinding yang akan dicat dengan cat tembok acrylic atau dilabur
dengan bahan lain, sebelumnya harus diratakan dengan acian dan digosok hingga
halus dengan ampelas bekas pakai atau dengan kertas zak semen.
f. Perbaikan atau penyambungan pada bidang plesteran baik bekas bongkaran maupun
bidang-bidang baru harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga sambungan bidang
plesteran benar-benar merupakan satu bidang rata, tidak bergelombang tidak retak-
retak dan terjadi ikatan yang benar-benar kuat.
g. Ketebalan plesteran sebagaimana yang ditunjukan disina atau digambar harus
dianggap sebagai ukuran minimal. Plesteran harus tebal sedemikian rupa yang
diperlukan agar lurus kebawah dan permukaan dinding menjadi siku, agar level
langit-langit sedemikian sehingga plesteran rata dengan permukaan yang
berdampingan.
h. Tebal plesteran kecuali dinyatakan lain pada gambar adalah :
h1. Tebal plesteran pada dinding conblok 1,5 cm
h2. Plesteran pada bidang konstruksi beton, minimal 0,5 cm.
20.2. BAHAN
a. batako adalah beton cetak yang berlubang dan pejal yang dibuat dari campuran
semen portland dan agregat halus yang sesuai peruntukan pembuatan konstruksi
dinding bangunan, baik yang memikul maupun yang tidak memikul beban.
b. Tebal minimum setiap dinding lubang dan sirip pada batako tidak boleh lebih kecil
dari 1,5 cm. Sisi-sisi dari arah panjang, tebal dan tinggi harus saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya.
c. Kecuali ditentukan lain, maka ukuran batako adalah 15 cm x 30 cm x 7 cm.
17
d. Sebelum pekerjaan dimulai,Kontraktor harus menyerahkan sample batako yang akan
dipakai, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas. Nyata-nyata tidak memenuhi
persyaratan harus segera dikeluarkan dari site.
18
e. Pekerjaan melapis dengan teakwood atau bahan sejenis harus direkat/dilem dengan
bahan lem tahan air (water resistant adhesive).
b. Persyaratan Khusus
b.1. Kayu yang akan dipakai adalah jenis bengkirai dengan ukuran disesuaikan
dengan ukuran kayu yang ada dan harus diserut halus dan rata
b.2. Kayu yang akan dipakai harus lurus, penampang harus segi empat yang
sudutnya saling menyiku.
b.3. Bagian yang akan difinish dengan cat atau melamik permukaanya harus terdiri
dari seret-serat seragam.
b.4. Semua pemasangan harus rapi sehingga pada waktu membuka dan menutup
pintu atau jendela dapat dilakukan dengan mudah, lancer dan ringan.
b.5. Setelah terpasang semua kunci-kunci, engsel dan gerendel harus diminyaki,
sehingga dapat bekerja dengan baik.
19
b. Pada pintu 2 (dua) daun batas kerenggangan antara daun yang satu dengan yang
lainnya adalah sebesar ± 1,50 mm.
c. Pemasangan harus mengikuti petunjuk pabrik atau Pengawas.
d. Ketinggian handel pintu dipasang + 100 cm dari lantai.
24.2. BAHAN
a. Sebelum pekerjaan dimulai,Kontraktor terlebih dahulu harus menyampaikan contoh
bahan kaca yang akan digunakan dalam proyek ini untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas.
20
b. Kaca yang digunakan Ex Asahi Glass atau yang setara, memunuhi standart SII
kualitas baik.
c. Penggunaan kaca diataur seperti dibawah ini :
c.1. Kaca tebal 5 mm rayban digunakan untuk semua jendela penerangan baik,
untuk jendela mati dan jendela hidup.
c.2. Semua jenis kaca rayban berwarna super blue.
c.3. Khusus jendela penerangan ventilasi ruang WC/Toilet digunakan kaca
buram/susu.
25.2. BAHAN
a. Rangka Plafond Besi hollow 40 x 40 x 2 mm
b. Bahan penutup plafond.
a.1. Bypsum Board (dalam Ruangan)
a.2. GRC board tebal 4 mm
Digunakan pada Teras dan kaki Atap
21
b. Penutup plafond
b.1. Penutup plafond digunakan gypsum tebal 9 mm
b.2. Penutup palfond dipasang menggunakan sekrup.
b.3. jarak pemasangan sekrup minimal 15 cm dengan yang lain, dipasang lurus
sedangkan sekrup terhadap pinggiran lembaran bahan penutup 1,5 cm.
b.4. Pemasangan plafond rata, tidak bergelombang.
b.5. Bahan yang digunakan mempunyai bidang yang rata, halus, sisi-sisinya lurus
dan saling siku satu dengan lainnya.
b.6. Pola pemasangan plafond dan patternya sesuai petunjuk gambar RKS.
b.7. Penutup plafond boleh dipasang apabila semua instalasi yang ada
diatas/didalam plafond sudah selesai dipasang dan di test.
c. Para-para (manhole)
c.1. Kontraktor harus membuat lubang plafond/manhole pada tempat-tempat yang
ditunjukan dalam gambar.
c.2. Lubang manhole dibuat ukuran 60x60 cm2
c.3. Lubang manhole harus dilengkapi dengan penutup dengan bahan yang sama
dengan bahan penutup plafond umunya.
c.4. Pembuat lubang dan penutup manhole harus rapi.
26.2. PRODUK
a. Pabrikan cat
Dipakai prosuk cat dengan kualitas terbaik untuk semua pekerjaan pengecatan.
Diutamakan cat dibuat oleh produsen dalam negeri atau yang terwakili
b. Bahan
22
b.1. Gunakan cat lapisan bawah (undercoat) yang diproduksi oleh pabrikan yang
sama dengan lapisan penutup akhir (finish coat)
b.2. Bahan pengencer hanya diperbolehkan dipakai bahan yang
direkomendasikan dan disetujui oleh pabrikan cat dan hanya digunakan
sesuai dengan petunjuk dan batasan rekomendasikan.
b.3. Pengering, dempul, bahan pengisi, plamur dan lainnya yang nyata-nyata
berkaitan langsung dengan pekerjaan pengecatan dari kwalitas terbaik dari
produk yang disetujui Pengawas.
26.3. PELAKSANAAN
a. Pekerjaan cat yang digunakan adalah untuk :
a.1. Pekerjaan cat tembok untuk dinding dan plafond
a.2. Pekerjaan cat minyak untuk pekerjaan kayu besi dan besi yang diexpose.
a.3. Pekerjaan cat untuk plafond lamberserring
b. Cat Tembok
b.1. Pekerjaan cat tembok untuk dinding dan plafond
b.2. Sebelum memulai pekerjaan pengecatan, seluruh bidang yang akan dicat
harus diplamur dan diamplas hingga benar-benar rata.
b.3. Pada tempat-tempat yang berlubang agar didempul/filter coat agar tertutup
dan permukaanya menjdai rata, setelah kering dan mengeras lapisan ini
diampelas agar bidang cat menjdai halus. Kemudian dicat dengan roller 20
cm sampai baik atau dengan mengikuti petunjuk pabrik produsen cat yang
digunakan.
b.4. Setelah minum 12 jam lapisan cat yang berikutnya dapat dilaksanakan setelah
lapisan pertama dilakukan.
b.5. Cat tembok yang digunakan setara merk Vinilex dan warna ditentukan
kemudian dengan keputusan Pemberi Tugas.
b.6. Untuk dinding bagian luar harus dicat dengan cat yang tahan cuaca
(wheatershield).
c. Cat Kayu
c.1. Pekerjaan cat kayu dilaksanakan pada semua pekerjaan kayu yang terlihat
dan memerlukan finishing dengan pengecatan 3 (tiga) lapis.
c.2. Sebelum pekerjaan cat kayu dilaksanakan seluruh permukaan bidang kayu
yang akan dicat harus diplamur dan diampelas.
c.3. Lubang-lubang bekas paku atau retak dan cacat-cacat lainnya harus
didempul setelah mengeras diampelas hingga halus. Setelah diberi cat dara,
baru dicat sebanyak 3 (tiga) lapis. Pengecatan dilakukan lapis demi lapis jarak
denganjarak waktu minimum 12 jam setelah lapisan pertama dilakukan.
d. Pekerjaan Melamik
d.1. Pekerjaan melamik dilakukan pada plafond lamberseering dan ornamen
berbahan dari kayu.
d.2. Sebelum pekerjaan melamik dilaksanakan seluruh permukaan bidang kayu
yang akan dicat harus diplamur dan diampelas.
23
d.3. Bahan melamik yang digunakan adalah kualitas baik dan dilaksanakan
sehingga warnanya merata
d.4. Bahan melamik yang digunakan setara dari Produk Nippon.
24
c. Pemborong m=wajib menyelesaikan sertikat tanda uji yang menyatakan semua
bahan dan hasil pekerjaan pekerjaan memenuhi standarm pemasangan instalasi
yang berlaku.
d. Sertifikat (tanda lulus uji) mwerupakan salah satu syarat penyerahan peklerjaan
antara Kontraktor dengan Pemberi Tugas.
3. INSPEKSI
a. Kontraktor wajib membuat gambar kerja rencana kerja pelaksanaan pekerjaan.
b. Gambar serta rencana kerja tersebut wajib tersedia di ruang Kontraktor dan
mudah diperiksa sewaktu-waktu.
4. PERALATAN
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, disediakan oleh
Kontraktor sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis.
b. Bila kemudian ternyata ada kelainan antara daftar yang telah diajukan dengan
material yang akan dipasang, Kontraktor wajib meminta persetujuan pada
pengawas tentang adanya perubahan ini.
c. Kontraktor wajib mengganti semua peralatan yang telah dipasang apabila
ternyata peralatan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi yang terdapat dalam
daftar yasng diajukan sebelumnya atau yang telah disetujui Pengawas.
5. PENGUJIAN
a. Sebelum peralatan yang akan digunakan ke instalasi, seluruh hasil kerja
pemasangan instalasi harus sudah selesai diuji coba dan didapat hasil yang baik.
Dalam pengujian harus disaksikan dan disetujui oleh Pengawas dan oleh aparat
Instansi Pemerintah yang berwenang dalam hal ini.
b. Penggujian tahanan isolasi dan kabel tegangan 220/380 Volt harus
menggunakan Megger 500 volt. Megger yang digunakan dari tipe putaran
tangan.
c. Pengujian tahanan pertahanan menggunakan Geo-ohm meter.
d. Semua penggujian harus disaksikan oleh Pengawas dan oleh aparat Instansi
Pemerintah yang berwenang dalam hal ini.
e. Bila pengujian didapat hasil yang kurang baik pada satu bagian instalasi,
kontraktor harus memperbaikinya, kemudian pengujian dilakukan ulang hingga
mendapatkan hasil yang memuaskan.
f. Kontraktor wajib mengadakan peralatan, tenaga kerja dan biaya yang diperlukan
untuk oengujian tersebut. Pemberitahuan kepada Pengawas dan Pimpro untuk
pekerjaan pengujian paling lambat disampaikan 48 jam sebelum dilakukan.
6. BAHAN
a. Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini :
a.1. Kabel jenis NYY produksi sekualitas Kabelindo, Metalindo atau produksi
lain yang telah mendapat pengakuan PLN dengan adanya Tulisan LMK pada
kabel tersebut.
a.2. Instalasi penerangan dan stop kontak biasa menggunakan kabel ukuran 2 x
2,5 mm2 dan 3 x 4 mm2
25
b. Pemasangang Instalasi Titik Penerangan
b.1. Semua kabel digunakan NYY 3 x 4 mm2, 1,5 x 2,5 mm2
b.2. Pemasangan instalasi yang berhubungan dengan tembok dipasang dalam
pipa PVC Ø 1/2" dan tempat saklar serta fitting menggunakan doos plastik.
b.3. Sambungan kabel yang terletak diatas plafond harus dilindungi dengan
isolasi doos plastik dan dop porselin.
b.4. Semua jalur kabel yang ada diatas plafond harus ditarik secara lurus dan
rapi serta memakai klem kabel yang sesuai dengan ukuran kabelnya.
c. Pemasangang Instalasi Titik Kontak Biasa
c.1. Semua kabel untuk instalasi stop kontak biasa digunakan jenis NYY 3 x 4
mm2 atau sesuai dengan kebutuhan berdasarkan besarnya perhitungan
yang dilakukan oleh instalator.
c.2. Pemasangan instalasi yang berhubungan dengan tembok dipasang dalam
tembok (inbow) dimana kabel NYY dimasukkan kedalam pipa PVC dan doos
plastik.
c.3. Semua stop kontak menggunakan arde terpusat, dimana arde stop kantak
dihubungan dengan arde Panel Induk ataupun arde Panel Pembagi.
d. Rekomendasi Material
d.1. Bahan kabel jenis NYY atau kabel lainnya diguanak sekelas merk :
- Kabelindo, Metalindo
- Atau merk lain yang telah mendapat pengakuan PLN dengan bertuliskan
label LMK pada kabel tersebut.
d.2. Pemakaian bahan stop kontak, sakelar digunakan sekelas merk :
- National
- Broco
- Atau merk lain sesuai rekomendasi dari Pemberi Tugas
d.3. Pemakaian bahan rumah/box lampu
- Box lampu TL sekelas Artolite atau Philips
d.4. Pemakaian bahan bola lampu :
- Bola lampu TL, SL maupun PL sekualitas National atau Philips
d.5. Pemakaian ballast trafo :
- Trafo, ballast sekualitas National atau Philips
28.2. Persetujuan
26
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/Konsultan
Management Konstruksi beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.Jika dipandang
perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui
Perencana/Konsultan Management Konstruksi berdasarkan contoh yaang dilakukan
Kontraktor.
28.3. Bahan/Produk
a. Untuk wastafel, urinal, kloset setara merk INA / dalam negeri atau setara.
b. Floor drain dan clean out :setara merk dalam negeri atau setara.
28.4. Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
b. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Perencana/Konsultan Management Konstruksi.
c. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
d. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
e. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
27
c. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass.
Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
28
29.PEKERJAAN PENYELESAIAN, PEMBERSIHANDAN PEKERJAAN PENUTUP
29.1. Segala kerusakan yang timbul akibat adanya pelaksanaan pekerjaan yang telah
dikerjakan, misalnya kerusakan jalan akibat mobilisasi kendaraan maupun
kerusakan – kerusakan lain yang nyata-nyata akibat pelaksanaan pekerjaan ini, yang
dipandang perlu adanya perbaikan menjadi tanggung jawab atas biaya Kontraktor.
29.2. Setelah seluruh pekerjaan selesai 100% pada saat sebelum penyerahan pertama,
segala kotoran, potongan – potongan kayu dan lainnya. Harus disingkirkan dan
dibuang atau dibakar sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
29.3. Harga yang ditawarkan dalam pelelangan merupakan biaya lumpsum dan
sudah termasuk pajak-pajak, keuntungan, asuransi pelaksanaan (CAR) dan biaya
perincian yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan ini
29
30