Anda di halaman 1dari 30

BAB VI

SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan : Pembangunan Rumah Dinas Puskesmas Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya

Lingkup Pekerjaan :

I PEKERJAAN PENDAHULUAN
II PEKERJAAN PONDASI
III PEKERJAAN STRUKTUR BERTULANG
IV PEKERJAAN DINDING, ATAP, PLAFOND, DAN PENUTUP LANTAI
V PEKERJAAN PENGECATAN
VI PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN JALUSI
VII PEKERJAAN ELEKTRIKAL
VIII PEKERJAAN SANITASI
IX PEKERJAAN LAIN-LAIN

A. UMUM

1. PERATURAN-PERATURAN/REFERENSI-REFERENSI YANG DIGUNAKAN


1.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS) atau yang telah tercantum dalam gambar atau yang telah dirinci
harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan yang disebutkan berlaku dan mengikat
peraturan-peraturan dibawah ini termasuk semua perubahan-perubahan dan
tambahan-tambahannya sebagai berikut:
a. Keppres No. 80 Tahun 2003 berikut lampiran-lampiranya
b. Peraturan Umum tentang Pembangunan di Indonesia atau Algemen Voorwaarden
voor de Uitoering bij Aaneming van Ovenbare Warken (AV) 1941.
c. Peraturan-peraturan dari Mejelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia – 1971 (PBI-NI 2 – 1971)
e. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977 dan PLN setempat. Peraturan Umum
pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembuangan dari Perusahaan Air
Minum.
f. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961)
g. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
h. Peraturan Muatan Indonesia NI-18 Tahun 1970
i. Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia Tahun 1983
j. Peraturan Cat Indonesia
k. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
l. Peraturan dan Ketentuan Lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat, yang berkaitan dengan permasalahan bangunan.
1.2. Untuk melaksanakan pekerjaan berlaku dan mengikat pula :
a. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) serta Gambar Kerja yang dibuat oleh
Perencana yang disyahkan oleh Pemberi Tugas .
b. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
c. Surta Penunjukan Pemberi Tuga stentang PenunjukanKontraktor.
d. Surat Perintah Mulai Kerja
e. Surat Penyerahan Lapangan.
f. Surat Penawaran beserta lampiran-lapirannya.
g. Jadwal pelaksanaan (Tentative Time Schedulle) yang telah disetujui Pengawas.

2. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


2.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan spesifikasi yang diberikan oleh Direksi.
2.2. Bila terdapat perbedaan antara RKS dan Gambar Kerja, maka yang berlaku dan menikat
adalah adalah RKS.
2.3. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar dengan skala
besar dan dengan detail yang lebih jelas yang berlaku.
2.4. Bila perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, makaKontraktor wajib menanyakan kepada
konsultan Pengawas/direksi danKontraktor harus mengikuti keputusannya.

3. PERSIAPAN DI LAPANGAN
3.1. Kontraktor harus membuat direksi keet dengan luas 36 m2. semi permanen
a. Pondasi, rangka dan dinding dibuat dari kayu.
b. Atap dari seng gelombang.
c. Direksi keet dicat.
3.2. Direksi keet harus dilengkapi dengan
a. Meja dan Kursi Pengawas, 1 buah
b. Kursi dan Meja rapat minimal untuk 6 orang
c. White board ukuran 120x240 cm
d. Lemari
e. Rak contoh material
3.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja (barak kerja) dan gudang penyimpanan
material dapat dikunci
3.4. Direksi keet dan bangsal kerja setelah pekerjaan selesai harus dibongkar, pembongkaran
kedua bangunan tersebut menjadi tanggung jawabkontraktor.
3.5. Kecuali ditentukan lain semua bahan bongkaran menjadi milikkontraktor, kecuali
direksi keet, pemanfaatnya lebih lanjut akan diatur kemudian oleh Pemberi Tugas .
3.6. Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan,kontraktorharus menyediakan;
a. Manager proyek yang meguasai masalah teknis dan administrasi pelaksanaan
bangunan serta dapat mengambil keputusan apabila segera diperlukan.
b. Pelaksana-pelaksana lapangan yang mengerti gambar dan cara-cara pelaksanaanya
serta terampil dalam bidang pekerjaanya masing-masing.
c. Tukang-tukang yang ahli dan biasa melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang
kerja masing-masing
d. Menyediakan semua peralatan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menjamin ketelitian, kerapian dan kecepatan pekerjaaan serta ketepatan waktu.
e. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus
sudah berada dilapangan menjelang dimulainya pekerjaan sehingga tidak akan
terjadi keterlambatan pelaksanaaan dari jadwal yang telah ditentukan.

2
f. Buku-buku yang diperlukan seperti buku tamu, buku logistik, buku pemesanan
bahan, buku pekerja, buku laporan harian dan lain sebagainya yang harus selalu
berada ditempat pekerjaan selama masa pelaksanaan pekerjaan
g. Persiapan-persiapan lainya berkaitan dengan teknis pelaksanaan administrasi di
lapangan sehingga kelancaran pelaksanaan dapat terjamin dan tidak terganggu
jadwal pelaksanaan pekerjaan.

4. JADWAL PELAKSANAAN
4.1. Sebelum pelaksanaan lapangan dimulai,kontraktor wajib menyiapkan rencana
pelaksanaan (Time schedulle) berupa barchart dan curva-S, paling lambat 7 hari setelah
SPMK. Time Schedulle tersebut sudah diserahkanKontraktor kepada Pengawas untuk
diperiksa.
4.2. Rencana kerja yang sudah diperiksa oleh Pengawas diserahkan kepada Pemberi Tugas
untuk mendapat persetujuan.
4.3. Kontraktor wajib memberikan salinan Time Schedulle yang telah mendapat persetujuan
dari Pemberi Tugas sebanyak 4 (empat) kepada Pengawas. Satu salinan harus
ditempelkan di ruang Dreksi Keet dan selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan
(prestasi kerja)
4.4. Pengawasakan menilai prestasi pekerjaan Kontraktorberdasarkan grafik rencana kerja
tersebut.

5. PERSONIL PELAKSANA LAPANGAN


5.1. Kontraktorwajib menempatkan seorang kuasanya dilapangan atau yang biasa disebut
pelaksana yang mempunyai kemampuan untuk memimpin dan bertanggung jawab
penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penempatan ini harus dibuat secara resmi oleh
Kontraktordengan surat tertulis yang ditujukan kepada Pemberi Tugas dengan tembusan
kepada Pengawas.
5.2. Pelaksana harus berpendidikan Sarjana Teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman
lapangan minumum 3 (tiga) tahun masa kerja, atau Sarjana Muda Teknik Sipil atau yang
sederajat dengan pengalaman lapangan minimum 5 (lima) tahun masa kerja.
5.3. Bila kemudian harimenurut pengawasternyata pelaksana tidak mampu menjalankan
tugasnya, maka Pengawasberhak minta kepadakontraktor untuk mengganti personil
dimaksud dengan yang ahli paling lambat 7 (tujuh) hari setelah surat pemberitahuan
akan hal tersebut diterima Kontraktor.

6. KEAMANAN PROYEK
6.1. Kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-barang milik proyek
Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan.
6.2. Untuk maksud tersebut,kontraktordiperbolehkan membuat pagar pengaman dari kayu
atau bahan lain yang biayanya menjadi tanggunganKontraktor.
6.3. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan yang telah dipasang atau belum, menjadi tanggung
jawabkontraktorsepenuhnya dan tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan
tambahan.
6.4. Apabila terjadi kebakaran,kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itukontraktorharus menyediakan alat-
alat pemadam kebakaran yang siap yang ditempatkan pada tempat yang mudah
dijangkau.

3
7. JAMINAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
7.1. Kontraktordiwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja di
lapangan.
7.2. Kontraktorwajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan dan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas
dan pekerja di lapangan. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan
untuk menjaga keamanan.
7.3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan Kontraktor sesuai dengan peraturan yang berlaku.

8. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, baik peralatan kecil maupun
peralatan besar, harus disediakan oleh Kontraktordalam keadaan baik dan siap dipakai
sebelum pekerjaan fisik bersangkutan dimulai.

9. URAIAN PEKERJAAN
9.1. SARANA BEKERJA
Untuk kelancaran kerja Kontraktor harus menyediakan:
a. Tenaga kerja terampil dan tenaga ahli yang memadai dengan jenis dan volume yang
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti beton molen (mixer beton), vibrator, pompa air, alat gali,
penyipat datar (theodolit, waterpass), mesin gilas atau peralatan lainnya yang benar-
benar digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap item pekerjaan.
Penyedian material yang dimaksud paling lambat 2(dua) hari sudah berada
dilapangan sebelum pekerjaan dimaksudkan dimulai.

9.2. CARA PELAKSANAAN


Semua bagian pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan keterampilan
yang tinggi sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tertulis dalam RKS, Gambar Kerja
untuk pelaksanaan, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan,petunjuk-petunjuk pelaksanaan
untuk bagian pekerjaan tertentu serta petunjuk dari Pengawas.

9.3. JENIS DAN MUTU BAHAN


Semua jenis material dan mutu bahan yang dipakai sesuai seperti yang ditulis dalam
spesifikasi teknis tertulis ini dan harus memenuhi Standar SNI yang berlaku.

10. SITUASI DAN UKURAN

10.1. SITUASI PERSIL/LAHAN


a. Kondisi persil dimana akan didirikan bangunan diatasnya merupakan lahan yang
terbuka yang ditumbuhi oleh semak perdu dan tanaman keras.
b. Kontraktorwajib meneliti situasi lapangan, terutama mengenai keadaan tanah, sifat
dan luasnya lahan yang akan mempengaruhi harga penawaran.

4
c. Kelalaian dan ketidaktelitian yang dilakukan oleh Kontraktordalam hal ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim penambahan biaya atau waktu
pelaksanaan.

10.2. SATUAN UKURAN


a. Kontraktortetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang
tercantum dalam RKS dan gambar-gambar.
b. Kontraktorwajib memeriksa kebenaran setiap ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagian-bagianya dan segera memberitahukab kepada Pengawas/Pemberi Tugas
tentang setiap perbedaan yang dijumpai dalam RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan.
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan dalam hal apapun
menjadi tanggungjawab Kontraktor. Oleh sebab itu diharuskan kepadaKontraktor
mengadakan pemeriksaan dan penelitian terhadap semua gambar-gambar yang ada.
d. Satuan yang digunakan adalah centimeter (cm), kecuali baja menggunakan satuan
milimeter (mm)

10.3. PEIL (LEVEL) LANTAI BANGUNAN


a. Peil lantai ± 0,00 ditentukandiatas muka jalan didepan proyek yang akan
dilaksanakan.
b. Kontraktorwajib membuat titik duga atau patok tetap (Bench Mark) diatas tanah dari
kayu kls 1 minimal 7x7 cm, panjang 300 cm yang sisi-sisinya sudah diketam halus,
patok ini dipancang sedemikian hingga tidak bergerak atau tidak terjadi penurunan.
Titik ini harus dijaga keberadaanya/kedudukannya agar tidak terganggu selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Titik ini tidak boleh dibongkar hingga
pekerjaan selesai, pembongkaran titik duga ini harus seijin Pengawas.

12. PEKERJAAN PERSIAPAN


11.1. IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)
Kontraktorharus mengurus IMB dan perijinan lainnya dan semua biaya yang
dikeluarkan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pengurusan IMB segera
diusahakan/dilaksanakan sejak SPMK diterima Kontraktor.

11.2. PAPAN REKLAME


Kontraktortidak diijinkan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun didalam
kawasan pekerjaan.

11.3. PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktorharus membuat papan nama proyek dengan kententuan yang disyaratkan
baik mengenai ukuran papan maupun ukuran dan redaksinya. Biaya yang dikeluarkan
untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

11.4. PEMBERSIHAN TAPAK DAN LOKASI PROYEK


a. Lapangan harus dibersihkan terlebih dahulu dari rumput, semak akar-akar pohon
yang dapat menggangu kelancaran proyek.

5
b. Kontraktorharus selalu menjaga kebersihan halaman dari segala bentuk kotoran,
sampah sisa pekerjaan yang dapat menggangu kelancaran pelaksanaan bekerja dan
keserasian lingkungan sesuai petunjuk Pengawas.

11.5. PEMBONGKARAN
a. Apabila didalam lokasi pekerjaan masih terdapat sisa-sisa akar pohon, baik yang
berada di atas maupun yang masih tersisa didalam tanah, harus dibongkar dan
dikeluarkan dari lokasi.
b. Semua benda-benda berharga dalam bentuk apapun terutama benda peninggalan
sejarah yang ditemukan dalam lokasi pekerjaan harus diamankan dan menjadi milik
pekerjaan (dibaca : Pemerintah) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

11.6. PENGUKURAN TAPAK KEMBALI


a. Kontraktorwajib meneliti situasi tapak, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain
yang dapat mempengaruhi harga penawarannya.
b. Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktordalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk
mengajukan tuntutan.
c. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm, kecuali
ukuran-ukuran untuk baja dalam inch dan mm.
d. Segala pekerjaan pengukuran persiapan (uizet) termasuk tanggunganKontraktor
dilaksanakan dengan instrumen waterpas atau theodolite.

11.7. MEMASANG PAPAN DASAR PELAKSANAAN BANGUNAN (BOUWPLANK)


a. Penetapan letak tapak bangunan diukur dibawah pengamatanPengawas. Patok
/piket yang dipancang kuat, kemudian dihubungkan dengan papan kayu yang kuat
dengan ketebalan papan minimun 2 cm. Sisi atas dari papan tersebut harus diketam
rata.
b. Tinggi sisi atas papan patol ukurharus sama dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain
oleh Perencana/Pengawas.
c. Kontraktorharus melaporkan pada Pengawas setelah selesai pemasangan papan
dasar pelaksanaan (bouwplank).

13. PEKERJAAN TAMBAH/KURANG


a. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan secara tertulis atau
ditulis dalam buku harian oleh Konsultan Pengawas serta mendapat persetujuan dari
Pemberi Tugas.
b. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Konsultan Pengawas atau atas persetujuan Pemberi Tugas.
c. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan, yang dimasukkan oleh Kontraktorsesuai AV 41 artikel 50 dan 51 yang
pembayarannya diperhitungkan bersama dengan angsuran terakhir.
d. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan
yang dimasukkan dalam penawaran harga satuanya akan ditentukan lebih lanjut
oleh Konsultan Pengawas bersama-samaKontraktor dengan persetujuan Pemberi
Tugas.
e. Adanya pekerjaan tambahan tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab
keterlambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas/Bimbingan Teknik

6
Bangunan (BTB) dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya
pekerjaan tambah tersebut.

B. TEKNIS BANGUNAN GEDUNG

14. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

13.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan penggalian dan pengurugan tanah ditentukan dan ditunjukkan dalam gambar
yang akan dipergunakan untuk struktur dan utilitas lainnya. Pekerjaan galian dan
urugan tanah ini untuk Pekerjaan pondasi dan pembuatan Bak air serta pengisian
kembali lubang galian pondasi dan bagian tepi bak air.

13.2. PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Umum
Sebelum dimulainya pelaksanaan penggalian pada suatu tempat, Kontraktorharus
mencegah air mengalir ke dalam galian.
b. Air tanah
Pada waktu pelaksanaan penggalian tanah bila ditemui adanya air tanah,
makaKontraktorharus mencegah agar dasar galian Bak air atau bagian bawah plat
struktur Bak air tidak terendam air tanah.
c. Turap

7
Pencegahan keruntuhan dinding galian dapat dilaksanakan dengan cara pemasangan
turap dari kayu dengan jarak tertentu disesuaikan dengan kebutuhan. Biaya
pemasangan turap sudah termasuk dalam pekerjaan galian tanah.

13.3. PENGURUGAN KEMBALI


Setelah selesai pembuatan struktur dan utilitas, daerah tepi bak air harus diurug kembali
sampai dengan permukaan maksimum. Pelaksanaan pengurugan kembali harus
dikoordinasikan dengan pemasangan pipa saluran atau kabel.

15. PEKERJAAN BETON

14.1. LINGKUP PEKERJAAN


Yang termasuk dalam ruang lingkup pekerjaan beton adalah penyediaan tenaga,
peralatan dan bahan-bahan untuk menyelesaikan konstruksi beton sesuai dengan
gambar kerja dan Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat.
a. Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam
PBI-NI2-1971 dengan ketentuan mutu beton yang digunakan pekerjaan ini dengan
mutuK-225 dan K-100
b. Penggunaan beton dengan mutu yang disyaratkan adalah sebagai berikut :
- Mutu Beton K-225 digunakan untuk semua pekerjaan struktur utama yaitu:
a). Pekerjaan plat dan kolom pondasi
b). Pekerjaan Balok sloof, balok lantai, ring balok.
c). Pekerjaan plat lantai
d). Pekerjaan kolom struktur
c. Beton adukan 1PC: 3PS : 5KR
Digunakan untuk lantai kerja.

14.2. PERSYARATAN BAHAN


a. SEMEN PORTLAND
Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui oleh Direksi dan
memenuhi syarat menurut Standar Semen Indonesia (NI-8-1972).
1. Syarat-syarat pelaksanaan
Untuk seluruh pekerjaan beton harus digunakan semen dari merk yang sama
kecuali sebab-sebab dibawah ini antara lain :
 Tidak ada persedian dipasaran dari merk yang sudah digunakan.
 Ditentukan oleh Direksi agar menggunakan merk yang lain tanpa
meninggalkan syarat kualitas yang ditentukan.
2. Perawatan
 Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan dan diterima dalam
kantong asli dari pabrik dalam keadaan tertutup rapat.
 Disimpan di dalam gudang yang mempunyai ventilasi cukup dan tidak kena
air, diletakkan pada tempat dengan tinggi paling sedikit 20 cm dari
permukaan tanah dan setiap pengiriman baru harus dipisahkan dan diberi
tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.

8
b. PASIR BETON
1. Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organik
maupun lumpur, tanah karang, garam dan sebagainya sesuai dengan syarat
didalam PBI 1971 dan SK SNI 1991. Pasir harus berupa crushed yang mempunyai
susunan gradasi yang baik dan cukup syarat kekerasannya.
2. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
3. Bahan pasir harus disimpan ditempat yang bersih, keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi percampuran dengan kotoran.

c. AGREGAT
1. Harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, tidak mudah pecah
dan tidak terpengaruh oleh cuaca.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % tidak boleh mengandung zat
yang merusak beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tertera dalam PBI
1971 dan SK SNI 1991 serta harus sesuai spesifikasi agregat kasar menurut
ASTM-C-33.
3. Agregat harus ditimbun di tempat pekerjaan sedemikian rupa sehingga
pengotoran oleh bahan-bahan lain dan pencampuran satu sama lain dapat
dicegah.

d. A I R
1. Air untuk adukan dan merawat beton harus air tawar yang bersih dan bebas dari
bahan-bahan yang dapat merusak atau campuran-campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen sesuai dengan persyaratan.
2. Bila dianggap perlu Direksi meminta pada Kontraktoruntuk memeriksa air di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah. Biaya pemeriksaan mutu
air tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

e. BESI BETON
1. Besi baja tulangan harus memenuhi persyaratan PBI 1971 dan SK SNI
1991dengan tegangan leleh karakteristik U-24 dan jenis mutu ST-37.
2. Kawat beton, kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan  1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng, tidak kaku dan
tidak getas.
3. Besi beton > Ø 10 mm digunakan besi ulir produk Krakatau Steel (KS).
4. Pemakaian dan pemasangan besi beton harus sesuai dengan gambar kerja dan
atau mendapat persetujuan Pengawas.
5. Besi beton, harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta bahan
lain yang mengurangi daya lekat terhadap beton.
6. Pelaksanaan
- Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran
tidak berubah tempat.

9
- Selimut beton harus mempunyai ketetapan sesuai dengan yang termuat dalam
PBI 1971dan disesuaikan dengan gambar konstruksi.
7. Perawatan
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk

f. MUTU BETON
1. Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971
2. Beton harus mempunyai kekuatan karateristik sesuai dengan yang telah
ditentukan dalam RKS ini.
3. Sebelum pekerjaan beton dimulai,Kontraktor harus membaut percobaan adukan
(trial mixes) unutk mengontrol daya kerja beton sehingga tidak ada kelebihan
pada permukaan atau menyebabkan dari agregat. Percobaan slump diadakan
menurut syarat-syarat dalam PBI 1971

g. TEST KUBUS BETON (PENGUJIAN TERHADAP MUTU BETON)


1. Pengawas berhak meminta setiap saat kepadaKontraktor untuk membuat kubus
percobaan dari adukan beton yang dibuat.
2. Setiap volume pengecoran 5 M3 beton harus dibuatkan uji kubus dengan ukuran
benda uji adalah 15x15x15 cm.
3. Kubus harus ditandai untuk indentifikasi uang menunjukkan tanggal
pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lainnya yang
diperlukan untuk dicatat.
4. Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok
adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai.Kontraktor harus
menyingkirkan dari tempt pekerjaan.
5. Jika pengujian tekanan gagal maka perbaikan maka perbaikan harus dilakukan
dengan mengikuti prosedur-prosedur yang dimuat dalam PBI 1971.
6. Semua biaya yang ditimbulkan untuk pembuatan kubus uji beton dan test uji
kubus beton menjadi tanggung jawabKontraktor.
7. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan kepada Pengawas
setelah selesai hasil pemeriksaan Laboratorium.

h. CETAKAN DAN ACUAN


1. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk dan
ukuran serta batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh gambar maupun
petunjuk Direksi.
2. Bekesting yang digunakan dapat dalam bentuk beton, baja, pasangan bata
diplester atau kayu/multiplek.
3. Bila digunakan kayu atau multiplek maka untuk penyelesaian yang halus dibuat
dari papan plywood tebal dan cetakan untuk beton penyelesaian kasar, dibuat
dari kayu kelas III.
4. Konstruksi
- Bekesting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan-perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat menahan beban-
beban sementara sesuai dengan jalannya pekerjaan beton.

10
- Semua bekesting harus diberi penguat datar dan sling sehingga tidak ada
kemungkinan bergerak, bekesting juga harus rapat untuk menghindarkan
keluarnya bagian adukan.
- Susunan bekesting disusun sedemikian rupa sehingga mudah dikontrol dan
mudah pula dalam pembongkaran tanpa merusak beton yang bersangkutan.
- Bila digunakan bahan kayu untuk penunjang harus terdiri dari kayu yang
bermutu baik (dolken) sehingga dapat menjamin kekuatan dan kekakuannya,
bambu sama sekali tidak boleh digunakan sebagai tiang penyangga.
- Pembongkaran konstruksi acuan harus disetujui oleh Direksi.
5. Pelapis Cetakan (moulding)
Untuk mempermudah penyingkiran penutup-penutup, pelapis cetakan dapat
dipergunakan dari merk-merk yang sudah disetujui. Minyak pelumas baik yang
sudah dipakai tidak boleh dipakai lagi.
6. Beton Decking
Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Kontraktormenyiapkan beton decking
secukupnya sesuai dengan kebutuhan.

c. BAHAN CAMPURAN TAMBAHAN


1. Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixture) kecuali yang disebut
tegas dalam gambar dan persyaratan harus seijin tertulis dari Konsultan
Pengawas. Kontraktorharus mengajukan analisa kimiawi serta bukti
penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.
2. Bahan campuran sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi persyaratan ASTM
C.494 type D sekaligus sebagai pengurangan air adukan dan penundaan
pengerasan awal.
3. Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik dan
dimasukkan dalam mesin pengaduk bersamaan dengan air adukan dan yang
terakhir dituangkan dalam mesin pengaduk. Pemakaian additive tidak boleh
menyebabkan dikuranginya volume semen dalam adukan.

d. PENGADUKAN
1. Pencampuran adukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk (beton molen).
2. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi dari masing-masing bahan
pembentukan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus mendapat
persetujuan dari Direksi Lapangan.
3. Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton tersebut benar-benar
homogen hingga menghasilkan adukan dengan susunan kekentalan dan warna
yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi
dari adukan.Pengadukan yang berlebihan (lama) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan kosistensi beton yang dikehendaki, tidak
dibenarkan.
4. Pengangkutan adukan
Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan gerobak dorong atau alat bantu
lainnya ke tempat pengecoran harus diatur sedemikian rupa, sehingga waktu
pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat. Waktu antara pengadukan
dan pengecoran tidak lebih dari 1 jam dan tidak terjadi perbedaan waktu

11
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dengan yang akan
dicor.

e. PENGECORAN BETON
1. Persiapan
- Sebelum adukan dicor, kayu-kayu bekesting harus bersih dari kotoran seperti
serbuk gergaji, tanah, minyak dan lain-lain serta harus dibasahi secukupnya.
Dan perlu dilakukan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air
pembasahan tersebut pada sisi bawah.
- Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan setelah Konsultan Pengawas
memeriksa dan menyetujui posisi bekisting, tulangan, stek-stek, beton
decking dan lain-lain, dimana beton tersebut akan diletakkan.
- Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu
perbandingan tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik sesuai RKS
ini.
2. Pelaksanaan
- Sebelum pelaksanaan pengecoran dilakukan,Kontraktor harus
menberitahukan pada Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 24 jam
sebelum suatu pengecoran dilakukan. Persetujuan Konsultan Pengawas untuk
pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan
pemasangan besi serta bukti bahwaKontraktor dapat melaksanakan
pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi
tanggung jawabKontraktor atas pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh.
- Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi
jika Konsultan Pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
- Beton dicor sedemikian rupa hingga menghindarkan terjadinya pemisah
material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan
dengan alat pembantu seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus dapat
persetujuan dari dereksi lapangan.
- Alat-alat bantu penuangan selalu bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton
yang mengeras.
- Jika pada bagian pengecoran terjadi pemberhentian, maka tempat
pemberhentian harus ditentukan letaknya yang dibuat seperti yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Cetakan beton atau penulangan tidak boleh diganggu sampai 24 jam setelah
beton dicor dan Kontraktor tidak diperkenankan mengecor beton sewaktu
hujan, kecuali jika Kontraktor mengambil tindakan-tindakan pencegahan
kerusakan yang telah disetujui Konsultan Pengawas.
- Semua pengecoran bagian dasar kontruksi beton menyentuh tanah harus
diberi lantai kerja setebal 5 cm agar menjadi dudukan tulangan dengan baik
dan untuk menghindari penyerapan air semen oleh tanah.
- Bila pengecoran beton harus dihentikan sementara sedang beton sudah
menjadi keras dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air

12
semen dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang
cukup sampai beton yang padat.
- Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

3. Pemadatan beton
- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengangkut dan menuangkan
beton dengan kekentalan yang dapat dipertahankan agar didapat beton yang
padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
- Penggetaran tidak boleh dilakukan pada tulangan, terutama pada tulangan
yang telah masuk pada beton yang telah mengeras.
- Pekerjaan beton yang telah diselesaikan harus merupakan satu masa yang
bebas dari lubang-lubang agregasi dan Honey Combing, sehingga
menghasilkan permukaan yang halus dan mempunyai suatu kepadatan yang
sama dengan yang diperoleh pada kubus test.
- Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan
terlatih.
- Dalam hal pemilihan pemakaian alat pemadat,Kontraktor harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.

4. Pembongkar Cetakan dan Acuan


- Waktu minimum dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran cetakan dan acuan dari bagian-bagian struktur harus
ditentukan dari percobaan kubus benda uji yang memberikan kekuatan desak
minimum seperti yang tercantum pada daftar sebagai berikut.
- Setelah cetakan dan acuan dibuka, sisi/sudut yang tajam supaya dilindungi
terhadap benturan/kerusakan dengan pertolongan papan/bambu dan
sebagainya.
- Lajur-lajur tulangan yang belum dicor pada bagian atas harus dibungkus
dengan spesi semen supaya tidak berkarat dan meneteskan air karat.

Tabel Waktu Cetakan dan Acuan


WAKTU MINIMUM
BAGIAN STRUKTUR
PEMBONGKARAN CETAKAN
Sisi beton dan dinding 3 hari
Penyangga Balok 28 hari
5. S u h u
Suhu beton waktu dicor tidak boleh lebih dari 32 C. Bila suhu dari beton yang
ditaruh berada antara 27 C dan 32 C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan
untuk langsung dicor.

13
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian sehingga suhu beton melebihi 32
C,Kontraktor harus mengambil langkah-langkah efektif, misalnya mendinginkan
agregat, ataupun mengecor pada waktu malam hari.

6. Perawatan dan Perlindungan


- Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air dan kerusakan yang
disebabkan oleh peralatan.
- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas sehingga tidak terjadi
penguapan yang terlalu cepat.
- Tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan kecuali pada tempat yang
terlindung.
- Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus
diperhatikan supaya jangan sampai adukan yang belum mengikat menjadi
rusak oleh air.
- Semua beton yang telah mengeras selalu dalam keadaan basah, selama paling
sedikit 7 hari dibasahi dengan air / direndam terus menerus.
- Sesudah beton dicor dan finishing maka permukaan yang tidak ditutupi oleh
cetakan harus dijaga terhadap kehilangan kelembabannya dengan menjaga
agar tetap basah secara terus menerus selama 7 hari.
- Bekesting kayu dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan
untuk mencegah retak pada sambungan dan pengeringan beton yang terlalu
cepat.
- Air yang dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali bebas
dari unsur-unsur kimia yang mungkin mengakibatkan perubahan-
perubahan pada beton.

16. PELAKSANAAN PEKERJAANSTRUKTUR


a. Kolom, Balok dan Ring Balok
1. Bahan
- Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah K-225
- Baja Tulangan utama yang digunakan baja ulir (deformed), sedangkan beugel
dipakai baja tulangan polos (plain).
- Dimensi kolom, balok dan ring balok yang digunakan sesuai seperti yang telah
dirujuk dalam gambar kerja.
- Persyaratan tentang Kolom, Balok dan Ring Balok ini seperti yang telah
dispesifikasikan dalam pasal-pasal yang nyata berkaitan dengan pekerjaan beton
.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
- Persyaratan dari pelaksanaan tentang kolom, balok dan ring balok ini seperti yang
telah dispesifikasikan dalam pasal-pasal yang nyata berkaitan dengan pekerjaan
beton dalam pasal-pasal terdahulu dalam RKS ini.

c. PLAT LANTAI
1. Bahan
- Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah K-225

14
- Baja Tulangan yang digunakan dipakai baja tulangan polos wiremesh M-6 Ø 6
mm.
- Dimensi ketebalan plat lantai yang digunakan sesuai seperti yang telah dirujuk
dalam gambar kerja.
- Persyaratan tentang plat lantai ini seperti yang telah dispesifikasikan dalam pasal-
pasal yang nyata berkaitan dengan pekerjaan beton
.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
- Persyaratan dari pelaksanaan tentang plat lantai ini seperti yang telah
dispesifikasikan dalam pasal-pasal yang nyata berkaitan dengan pekerjaan beton
dalam pasal-pasal terdahulu dalam RKS ini.

17. PEKERJAAN RANGKA KUDA-KUDA/RANGKA ATAP


16.1. LINGKUP PEKERJAAN
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan termasuk alat bantu lainnya, pekerjaan ini, meliputi pemasangan penutup atap
dan bumbungan dari jenis atap yang sama

16.2. BAHAN
a. Genteng Metal t : 0,30 mm
b. Kuda-kuda Baja Ringan Profil C 0,65 mm
c. Rengseng Baja Ringan
d. Atap Genteng Metal Tipe Prima tebal 0,25 mm

16.3. CARA PELAKSANAAN


a. Sebelum dilakukan pemasangan atap Kontraktor dengan persetujuan Konsultan
Pengawas harus dapat memastikan bahwa pemasangan balok gording benar-benar
telah memenuhi syarat baik jaraknya maupun kelurusannya.
b. Pemasangan bahan atap untuk pertemuan harus dilakukan dengan teliti dan hati-
hati agar tidak terjadi kerusakan pada bagian lain dari atap tersebut.
c. Pemasangan atap harus dilakukan oleh tenaga ahli/tukang khusus dan dilakukan
dengan penuh ketelitian agar didapatkan hasil yang sempurna.
d. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rencana serta petunjuk dari Konsultan
Pengawas.

15
C. SPESIFIKASI PEKERJAAN ARSITEKTUR

18. PERATURAN-PERATURAN/REFERENSI YANG DIGUNAKAN


Dalam melaksanakan pekerjaan Arsitektur, kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat (RKS) atau yang telah tercantum dalam gambar atau yang telah diperinci, harus
memenuhi peraturan-peraturan atau referensi-referensi dibawah ini termasuk semua
perubahan-perubahan dan tambahannya sebagai berikut :
a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembuangan
dari Perusahaan Air Minum.
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961).
d. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
e. Peraturan Muatan Indonesia NI-18 Tahun 1970.
f. Peraturan Cat Indonesia.

19. PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN

19.1. BAHAN
a. SEMEN PORTLAND
Persyaratan semen yang dipakai pada pekerjaan adukan dan plesteran ini pada
prinsipnya sama dengan persyaratan pada pekerjaan beton.
b. PASIR
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir, tajam dan keras. Kadar lumpur yang
terkandung dalam pasir tidak boleh melebihi 5% dan harus memenuhi persyaratan
NI.3-PUBB 1070. Persyaratan pasir yang dipakai pada pekerjaan adukan dan plesteran
ini pada prinsipnya sama dengan persyaratan pada pekerjaan beton.
c. AIR
Persyaratan air yang dipakai pada pekerjaan adukan dan plesteran ini pada prinsipnya
sama dengan persyaratan pada pekerjaan beton.

19.2. PERSYARATAN
a. Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan alat/mesin
pengaduk yang diberi alas papan atau sejenisnya sehingga material benar-benar
tercampur hingga rata, baru diberi air kemudian diaduk hingga rata baik dari degi
warna maupun konsistensinya. Adukan yang mulai mengeras harus dibuang.
Menggunakan adukan yang mulai mengeras tidak dibenarkan.
b. Proporsi adukan plesteran harus mengikuti NI.3-1970, NI.8-1964 atau dengan
proporsi seperti yang disebut dibawah ini

PERBANDINGAN PENGGUNAAN
1 PC 2 : PS 1. Semua pekerjaan pasangan kedap air
2. Semua pekerjaan plesteran dinding dan beton kedap
air
3. Pekerjaan pelapis dinding dan pasangan untuk ubin
plint

16
1 PC 2 : 3 PS 1. Semua plesteran dinding bagian luar tidak kedap air
2. Plesteran beton bertulang tidak kedap air
1 PC 2 : 4 PS 1. Semua plesteran dinding bagian dalam tidak kedap air

c. Plesteran yang baru saja selesai, tidak boleh langsung difinish. Selama proses
pengeringan plesteran harus disirami dengan air selama 7 (tujuh) hari agar tidak
terjadi retak-retak karena proses pengeringan.
d. Bidang-bidang beton yang tampak (diexpose) dan akan diplester, sebelumnya harus
dipahat kasar kemudian disirami dengan air semen agar plesteran dapat melekat
dengan baik.
e. Plesteran pada bidang dinding yang akan dicat dengan cat tembok acrylic atau dilabur
dengan bahan lain, sebelumnya harus diratakan dengan acian dan digosok hingga
halus dengan ampelas bekas pakai atau dengan kertas zak semen.
f. Perbaikan atau penyambungan pada bidang plesteran baik bekas bongkaran maupun
bidang-bidang baru harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga sambungan bidang
plesteran benar-benar merupakan satu bidang rata, tidak bergelombang tidak retak-
retak dan terjadi ikatan yang benar-benar kuat.
g. Ketebalan plesteran sebagaimana yang ditunjukan disina atau digambar harus
dianggap sebagai ukuran minimal. Plesteran harus tebal sedemikian rupa yang
diperlukan agar lurus kebawah dan permukaan dinding menjadi siku, agar level
langit-langit sedemikian sehingga plesteran rata dengan permukaan yang
berdampingan.
h. Tebal plesteran kecuali dinyatakan lain pada gambar adalah :
h1. Tebal plesteran pada dinding conblok 1,5 cm
h2. Plesteran pada bidang konstruksi beton, minimal 0,5 cm.

20. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

20.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan dinding sebagaimana yang
ditunjukkan dalam gambar kerja
b. Mengadakan koordinasi yang baik dengan pekerjaan lain, seperti pekerjaan
plesteran, pemipaan air, listrik dan lainnya yang erat kaitannya dengan pekerjaan
pasangan ini

20.2. BAHAN
a. batako adalah beton cetak yang berlubang dan pejal yang dibuat dari campuran
semen portland dan agregat halus yang sesuai peruntukan pembuatan konstruksi
dinding bangunan, baik yang memikul maupun yang tidak memikul beban.
b. Tebal minimum setiap dinding lubang dan sirip pada batako tidak boleh lebih kecil
dari 1,5 cm. Sisi-sisi dari arah panjang, tebal dan tinggi harus saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya.
c. Kecuali ditentukan lain, maka ukuran batako adalah 15 cm x 30 cm x 7 cm.

17
d. Sebelum pekerjaan dimulai,Kontraktor harus menyerahkan sample batako yang akan
dipakai, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas. Nyata-nyata tidak memenuhi
persyaratan harus segera dikeluarkan dari site.

20.3. CARA PELAKSANAANYA


a. Pemasangan batako untuk dinding harus lurus dan rata.Tidak satupun batako yang
ukurannya lebih kecil dari 7 cm boleh dipasang
b. Dalam satu hari pekerjaan pemasangan dinding batako tidak boleh melebihi
ketinggian h = m’. Pekerjaan boleh dilanjutkan (secara vertikal) apabila setelah
pasangan sebelumnya benar-benar sudah mengeras. Untuk setiap luas bidang
pasangan yang lebih besar dari 12 m² harus diberi angka penguat dari beton dengan
tulangan praktis
c. Pada tempat dimana anker-anker kosen berada harus di cor beton dengan adukan 1
Pc : 2 Ps : 3 Bp
d. Pasangan dinding yang menempel pada beton, harus dianker pada beton tersebut.
Pasangan dinding tidak boleh diterobos, pararel/horizontal, kecuali pada lubang-
lubang dan pembukaan-pembukaan yang telah direncanakan dan disediakan
dengan gambar untuk keperluan pekerjaan listrik, mekanikal, perpipaan dll
e. Semua pasangan dinding batako penyelesaian akhir harus diplester, kecuali disebut
lain dalam RKS atau akan di finish dengan material lain seperti keramik atau dengan
material pelapis lainnya
f. Proporsi adukan :
f.1. Adukan waterproof : adukan 1 Pc : 2 Ps
Plesteran waterproof : adukan 1 Pc : 4 Ps
Plesteran luar dan dalam : adukan 1 Pc : 4 Ps
f.2. Dinding kedap air dilakukan pada setiap dinding Ruang toilet dibuat + 180 cm
dari permukaan lantai yang bersangkutan.

21. PEKERJAAN KAYU


21.1. LINGKUP PEKERJAAN.
a. Pekerjaan ini meliputi menyediakan tenaga kerja, material, peralatan dan
perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan kayu dasar
sebagaimana terlihat dalam gambar-gambar.
b. Melaksanakan pekerjaan kayu halus berupa pemasangan kusen-kusen dan daun
pintu panel dan rangka partisi seperti yang ditunjukan pada gambar.

21.2. PERSYARATAN BAHAN.


a. Kayu yang dipakai harus memenuhi persyaratan mutu, yang sesuai dengan NI.5-
PKKI 1961 lampiran 1, kayu kualitas baik, tua kering dan tidak cacat, pecah-pecah
dan tidak terdapat kayu mudanya (spint) sesuai Pasal III PKKI 1961, Mutu A.
b. Selama pelaksanaan mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan tempat
penyimpanan yang kering, terlindung dari panas dan hujan terutama untuk kayu-
kayu pekerjaan halus seperti kusen dan rangka pintu, jendela yang sudah distel.
c. Sebagai bahan perekat untuk sambungan antar kayu dipakai lem kayu setara FOX
puhih atau bahan lain yang setara.
d. Jenis kayu yang digunakan dari jenis kayu klas-1 seperti Bangkirai.

18
e. Pekerjaan melapis dengan teakwood atau bahan sejenis harus direkat/dilem dengan
bahan lem tahan air (water resistant adhesive).

21.3. CARA PELAKSANAAN


a. Sebelum memulai pekerjaan, periksalah persiapan pekerjaan ini dilapangan
terhadap semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan kayu, baik
pekerjaan kayu kasar maupun pekerjaan kayu halus.
b. Semua pekerjaan kayu yang tampak (diexpose), harus diserut rata, khususnya kayu
untuk kusen, rangka pintu,jendela,kasau-kasau (yang diexpose), rangka plafon
(yang tampak) dan bidang tampak lainnya yang akan diplitur/teak oil/pinotex harus
benar-benar rata, licin dan diselesaikan dengan baik dan rapi.
c. Semua sambungan-sambungan harus diselesaikan dengan penuh keahlian rapat dan
rapi. Semua sambungan kayu (pen dan lubang) harus dimeni dan diberi baut paling
sedikit 2(dua) bait, dan tergantung pada pemakainya.
d. Semua dalam kosen yang dalam penyelesaian akan tersembunyi seperti bagian dalam
kosen yang menempel dalam tembok sebelumnya harus dicat dengan cat meni kayu.
e. Semua pekerjaan kayu halus yang akan difinish dengan melamik yang mengexpose
serat kayu, dalam pelaksanaanya harus dipilih jenis kayu yang mempunyai serat
kayu yang seragam (uniform). Agar kayu kosen yang sudah terpasang tidak dikotori
oleh macam-macam adukan atau yang lainnya dianjurkan agar sebelum
pelaksanaan kusen dilindungi dari kemungkinan terkotori oleh bahan-bahan yang
sulit dihilangkan.

22. PEKERJAAN KUSEN DAUN PINTU DAN JENDELA


22.1. PERSYARATAN BAHAN
a. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain dari berstek tertulis ini, yang dicantumkan dalam gambar
kerja untuk dilaksanakan maka persyaratan yang dipakai untuk membuat kusen
daun pintu dan jendela sama dengan persyaratan teknis pada pekerjaan kayu dan
lainnya yang sudah dijelaskan pada pasal terdahulu tentang pekerjaan kayu.

b. Persyaratan Khusus
b.1. Kayu yang akan dipakai adalah jenis bengkirai dengan ukuran disesuaikan
dengan ukuran kayu yang ada dan harus diserut halus dan rata
b.2. Kayu yang akan dipakai harus lurus, penampang harus segi empat yang
sudutnya saling menyiku.
b.3. Bagian yang akan difinish dengan cat atau melamik permukaanya harus terdiri
dari seret-serat seragam.
b.4. Semua pemasangan harus rapi sehingga pada waktu membuka dan menutup
pintu atau jendela dapat dilakukan dengan mudah, lancer dan ringan.
b.5. Setelah terpasang semua kunci-kunci, engsel dan gerendel harus diminyaki,
sehingga dapat bekerja dengan baik.

22.2. CARA PEMASANGAN PINTU DAN KUSEN


a. Semua jenis pintu harus mempunyai kerenggangan pada tepin samping atas dan
bawah sebesar ± 1,85 mm.

19
b. Pada pintu 2 (dua) daun batas kerenggangan antara daun yang satu dengan yang
lainnya adalah sebesar ± 1,50 mm.
c. Pemasangan harus mengikuti petunjuk pabrik atau Pengawas.
d. Ketinggian handel pintu dipasang + 100 cm dari lantai.

23. PEKERJAAN KUNCI DAN ENGSEL


23.1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi pengadaan, pemadangan seluruh alat-alat pengunci, penutup pegas dengan
persyaratan dan kelengkapanya.
b. Untuk emsua bahan kunci, engsel dan expanolet sebulum dipasok kes siteKontraktor
harus memberikan contoh bahan untuk disetujui Pengawas

23.2. PEKERJAAN KUNCI


a. Semua kunci yang dipasang pada daun pintu kamar/ruangan adalah kunci tanam
model slinder 2 putaran lengkap dengfan handel dan palt kunci serta anak kunci.
b. Kunci yang dipasang sekualitas merk KEND atau setaraf dan disetujui oleh Pemberi
Tugas melalui Pengawas.
c. Setelah terpasang semua kunci-kunci engsel dan grenedel harus diminyaki sehingga
dapat beklerja dengan baik.
d. Pada daun jendela dipsang gerendel pengunci.
e. Semua pemasangan kunci-kunci harus dikerjakan dengan rapid an tidak merusak
daun pintu, kedudukanya tidak boleh miring tidak cacat, mudah dibuka da ditutup
dan hasil pemasangan harus mendapat persetujuan Pengawas. Pengawas harus
mengikuti petunjuk pabrik atau Pengawas.

23.3. PEKERJAAN ENGSEL


a. Engsel yang digunakan untuk daun pintu adalah jenis engsel stainlees stel ukuran 4”
(inch) sekualitas SES, ARCII.
a.1. Tiap daun pintu panel kayu dipasang 4 engsel.
a.2. Selain daun pintu panel kayu dipasang engsel 3 buah engsel
b. Pemasangan engsel harus kuat, rata sehingga daun pintu terpasang tegak lurus.
c. Semua daun jendela dipasang engsel stainlees stell ukuran 3” (inch) sekualitas SES,
ARCH dan tiap daun jendela dipasang 2 buah engsel.

24. PEKERJAAN KACA


24.1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan kaca sebagaimana yang ditunjukkan
dalam gambar kerja.
b. Mengadakan koordinasi yang baik dengan pekerjaan lain, yang erat kaitanya dengan
pekerjaan ini.

24.2. BAHAN
a. Sebelum pekerjaan dimulai,Kontraktor terlebih dahulu harus menyampaikan contoh
bahan kaca yang akan digunakan dalam proyek ini untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas.

20
b. Kaca yang digunakan Ex Asahi Glass atau yang setara, memunuhi standart SII
kualitas baik.
c. Penggunaan kaca diataur seperti dibawah ini :
c.1. Kaca tebal 5 mm rayban digunakan untuk semua jendela penerangan baik,
untuk jendela mati dan jendela hidup.
c.2. Semua jenis kaca rayban berwarna super blue.
c.3. Khusus jendela penerangan ventilasi ruang WC/Toilet digunakan kaca
buram/susu.

24.3. CARA PENGERJAANYA


a. Kontraktor sebelumnya harus meneliti ukuran lubang jendela dimana kaca akan
dipasang.
b. Untuk menghindari pekerjaan bongkar pasang, pekerjaan ini dapat
disubKontraktorkan kepada pihak ketiga yang memang ahli dalam bidangnya seijin
Pengawas.
c. Kontraktor utam bertanggung jawab atas hasil pekerjaanKontraktor bawahan ini.
d. Kaca yang dipasang harus rata , tidak bergelombang dalam situasi apapun kaca tidak
boleh bergetar, serta tidak bocor pada waktu hujan.
e. Pemborong utama wajib menjaga semua rangka kusen yang telah terpasang, tidak
terkena adukan, cat dan bahan lainnya selama berlangsungnya pekerjaan.
f. Semua kaca yang telah terpasang harus dibersihkan dengan bahan pembersih yang
disetujui Pengawas.
g. Kaca yang retak, tergores atau pecah harus diganti dengan yang baru.

25. PEKERJAAN PLAFOND


Pekerjaan ini terdiri dari pemasangan rangka plafond berikut pemasangan bahan penutup
plafon serta pembuatan lubang manhole untuk bagian bagian bangunan yang
memerlukannya
25.1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan plafond sebagaimana yang ditunjukkan
dalam gambar kerja.
b. Mengadakan koordinasi yang baik dengan pekerjaan lain, yang erat kaitanya dengan
pekerjaan ini sehingga pekerjaan tidak tumpah tindih

25.2. BAHAN
a. Rangka Plafond Besi hollow 40 x 40 x 2 mm
b. Bahan penutup plafond.
a.1. Bypsum Board (dalam Ruangan)
a.2. GRC board tebal 4 mm
Digunakan pada Teras dan kaki Atap

25.3. CARA PELAKSANAANYA


a. Rangka plafond
a.3. Rangka plafond dipasang/digantungkan pada setiap titik yang tergambar
seperti dalam gambar kerja.
a.4. Semua rangka plafond menggunakan Rangka Besi Hollow 40 x 40 x 2 mm

21
b. Penutup plafond
b.1. Penutup plafond digunakan gypsum tebal 9 mm
b.2. Penutup palfond dipasang menggunakan sekrup.
b.3. jarak pemasangan sekrup minimal 15 cm dengan yang lain, dipasang lurus
sedangkan sekrup terhadap pinggiran lembaran bahan penutup 1,5 cm.
b.4. Pemasangan plafond rata, tidak bergelombang.
b.5. Bahan yang digunakan mempunyai bidang yang rata, halus, sisi-sisinya lurus
dan saling siku satu dengan lainnya.
b.6. Pola pemasangan plafond dan patternya sesuai petunjuk gambar RKS.
b.7. Penutup plafond boleh dipasang apabila semua instalasi yang ada
diatas/didalam plafond sudah selesai dipasang dan di test.
c. Para-para (manhole)
c.1. Kontraktor harus membuat lubang plafond/manhole pada tempat-tempat yang
ditunjukan dalam gambar.
c.2. Lubang manhole dibuat ukuran 60x60 cm2
c.3. Lubang manhole harus dilengkapi dengan penutup dengan bahan yang sama
dengan bahan penutup plafond umunya.
c.4. Pembuat lubang dan penutup manhole harus rapi.

26. PEKERJAAN PENGECATAN


26.1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pengecatan sebagaimana yang
ditunjukkan dalam gambar kerja.
b. Mengadakan koordinasi yang baik dengan pekerjaan lain, yang erat kaitanya dengan
pekerjaan ini sehingga pekerjaan tidak tumpah tindih
c. Melakukan pekerjaan seperti :
c.1. Pengecatan lapisan dasar (primer) pada permukaan yang belum di cat.
c.2. Pengecatan semua item lengkap dengan lapisan primer dari cat termasuk
menambal atau memperbaiki lapisan dasar yang cacat atau karatan atau
rusak atau tergores akibat kelalaian.
c.3. Pengecatan semua logam, besi, galvanis yang diexpose.
c.4. Pengecatan dinding plesteran, plafond yang diexpose.
c.5. Pengecatan permukaan material yang belum/atau tidak disebut disini tetapi
nyata-nyata harus dilakukan pengecatan maka harus dicat dan pengecatan
harus pada pekerjaan ini harus berkoordinasi dengan Pengawas.

26.2. PRODUK
a. Pabrikan cat
Dipakai prosuk cat dengan kualitas terbaik untuk semua pekerjaan pengecatan.
Diutamakan cat dibuat oleh produsen dalam negeri atau yang terwakili
b. Bahan

22
b.1. Gunakan cat lapisan bawah (undercoat) yang diproduksi oleh pabrikan yang
sama dengan lapisan penutup akhir (finish coat)
b.2. Bahan pengencer hanya diperbolehkan dipakai bahan yang
direkomendasikan dan disetujui oleh pabrikan cat dan hanya digunakan
sesuai dengan petunjuk dan batasan rekomendasikan.
b.3. Pengering, dempul, bahan pengisi, plamur dan lainnya yang nyata-nyata
berkaitan langsung dengan pekerjaan pengecatan dari kwalitas terbaik dari
produk yang disetujui Pengawas.

26.3. PELAKSANAAN
a. Pekerjaan cat yang digunakan adalah untuk :
a.1. Pekerjaan cat tembok untuk dinding dan plafond
a.2. Pekerjaan cat minyak untuk pekerjaan kayu besi dan besi yang diexpose.
a.3. Pekerjaan cat untuk plafond lamberserring

b. Cat Tembok
b.1. Pekerjaan cat tembok untuk dinding dan plafond
b.2. Sebelum memulai pekerjaan pengecatan, seluruh bidang yang akan dicat
harus diplamur dan diamplas hingga benar-benar rata.
b.3. Pada tempat-tempat yang berlubang agar didempul/filter coat agar tertutup
dan permukaanya menjdai rata, setelah kering dan mengeras lapisan ini
diampelas agar bidang cat menjdai halus. Kemudian dicat dengan roller 20
cm sampai baik atau dengan mengikuti petunjuk pabrik produsen cat yang
digunakan.
b.4. Setelah minum 12 jam lapisan cat yang berikutnya dapat dilaksanakan setelah
lapisan pertama dilakukan.
b.5. Cat tembok yang digunakan setara merk Vinilex dan warna ditentukan
kemudian dengan keputusan Pemberi Tugas.
b.6. Untuk dinding bagian luar harus dicat dengan cat yang tahan cuaca
(wheatershield).

c. Cat Kayu
c.1. Pekerjaan cat kayu dilaksanakan pada semua pekerjaan kayu yang terlihat
dan memerlukan finishing dengan pengecatan 3 (tiga) lapis.
c.2. Sebelum pekerjaan cat kayu dilaksanakan seluruh permukaan bidang kayu
yang akan dicat harus diplamur dan diampelas.
c.3. Lubang-lubang bekas paku atau retak dan cacat-cacat lainnya harus
didempul setelah mengeras diampelas hingga halus. Setelah diberi cat dara,
baru dicat sebanyak 3 (tiga) lapis. Pengecatan dilakukan lapis demi lapis jarak
denganjarak waktu minimum 12 jam setelah lapisan pertama dilakukan.

d. Pekerjaan Melamik
d.1. Pekerjaan melamik dilakukan pada plafond lamberseering dan ornamen
berbahan dari kayu.
d.2. Sebelum pekerjaan melamik dilaksanakan seluruh permukaan bidang kayu
yang akan dicat harus diplamur dan diampelas.

23
d.3. Bahan melamik yang digunakan adalah kualitas baik dan dilaksanakan
sehingga warnanya merata
d.4. Bahan melamik yang digunakan setara dari Produk Nippon.

27. PEKERJAAN LISTRIK


27.1. Batasan Pekerjaan
a. Yang dimkasud dengan pekerjaan elektrikal disini terbatas hanya sampai
pemasangan instalasi dalam lengkap dengan perlengkapan dan aksesoriesnya.
b. Pekerjaan diserahkan oleh kontraktor kepada Pemberi Tugas setelah dilakukan uji
coba dan atau meger dalam keadaan baik dan siap pakai untuk dioperasikan.

27.2. LINGKUP PEKERJAAN


1. Pekerjaan ini meliputi :
a. Pengadaan semua tenaga, bahan, ijin-ijin serta perngerjaan untuk pemasangan
sistem eletrikal yang lengkap sesuai persyaratan hingga hasil pekerjaan dapat
dioperasikan dengan baik
b. Pengadaan kabel feeder dari :
b.1. Sumber daya listrik (PLN) ke Panel Induk 220/380 volt
b.2. Dari panel induk ke sub panel.
b.3. Pengadaan, pemasangan kabel-kabel untuk instalasi penerangan dan stop
kontak
c. Pengadaan dan pemasangan lampu-lampu didalam maupun diluar gedung.
d. Pengadaan dan pemasangan sakelar dan stop kontak.
e. Pengadaan dan Pemasangan alat-alat bantu instalasi
f. Kontraktir wajib memenuhi mutu pada lingkup pekerjaan diatas hingga setelah
dipasangkan dan diuji didapat mutu instalasi yang dikerjakan baik dan siap
dipakai.
2. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pekerjaan dengan bidang pekerjaan
lainnya yang berkaitan erat dengan pekerjaan instalasi listrik sehingga secara
bersama-sama dapat menyelesaiakan pekerjaan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

27.3. PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK


1. Umum
a. Gambar dan spesifikasi merupakan satu kesatuan yang saling ,engikat dan
melengkapi.
b. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksnakan instalator yang mempunyai pass
PLN yang masih berlaku pada saat dan hingga selesainya pekerjaan ini dengan
kelas sesuai dengan pekerjaan ini.

2. IJIN DAN PEMERIKSAAN


a. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu instalasi dan mutu peralatan
yang dipergunakan.
b. Semua ijin dan pemeriksaan dari Instasi yang berwenang merupakan ytanggung
jawab kontraktor, baik cara maupun biaya yang timbul untuk itu.

24
c. Pemborong m=wajib menyelesaikan sertikat tanda uji yang menyatakan semua
bahan dan hasil pekerjaan pekerjaan memenuhi standarm pemasangan instalasi
yang berlaku.
d. Sertifikat (tanda lulus uji) mwerupakan salah satu syarat penyerahan peklerjaan
antara Kontraktor dengan Pemberi Tugas.

3. INSPEKSI
a. Kontraktor wajib membuat gambar kerja rencana kerja pelaksanaan pekerjaan.
b. Gambar serta rencana kerja tersebut wajib tersedia di ruang Kontraktor dan
mudah diperiksa sewaktu-waktu.

4. PERALATAN
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, disediakan oleh
Kontraktor sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis.
b. Bila kemudian ternyata ada kelainan antara daftar yang telah diajukan dengan
material yang akan dipasang, Kontraktor wajib meminta persetujuan pada
pengawas tentang adanya perubahan ini.
c. Kontraktor wajib mengganti semua peralatan yang telah dipasang apabila
ternyata peralatan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi yang terdapat dalam
daftar yasng diajukan sebelumnya atau yang telah disetujui Pengawas.

5. PENGUJIAN
a. Sebelum peralatan yang akan digunakan ke instalasi, seluruh hasil kerja
pemasangan instalasi harus sudah selesai diuji coba dan didapat hasil yang baik.
Dalam pengujian harus disaksikan dan disetujui oleh Pengawas dan oleh aparat
Instansi Pemerintah yang berwenang dalam hal ini.
b. Penggujian tahanan isolasi dan kabel tegangan 220/380 Volt harus
menggunakan Megger 500 volt. Megger yang digunakan dari tipe putaran
tangan.
c. Pengujian tahanan pertahanan menggunakan Geo-ohm meter.
d. Semua penggujian harus disaksikan oleh Pengawas dan oleh aparat Instansi
Pemerintah yang berwenang dalam hal ini.
e. Bila pengujian didapat hasil yang kurang baik pada satu bagian instalasi,
kontraktor harus memperbaikinya, kemudian pengujian dilakukan ulang hingga
mendapatkan hasil yang memuaskan.
f. Kontraktor wajib mengadakan peralatan, tenaga kerja dan biaya yang diperlukan
untuk oengujian tersebut. Pemberitahuan kepada Pengawas dan Pimpro untuk
pekerjaan pengujian paling lambat disampaikan 48 jam sebelum dilakukan.

6. BAHAN
a. Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini :
a.1. Kabel jenis NYY produksi sekualitas Kabelindo, Metalindo atau produksi
lain yang telah mendapat pengakuan PLN dengan adanya Tulisan LMK pada
kabel tersebut.
a.2. Instalasi penerangan dan stop kontak biasa menggunakan kabel ukuran 2 x
2,5 mm2 dan 3 x 4 mm2

25
b. Pemasangang Instalasi Titik Penerangan
b.1. Semua kabel digunakan NYY 3 x 4 mm2, 1,5 x 2,5 mm2
b.2. Pemasangan instalasi yang berhubungan dengan tembok dipasang dalam
pipa PVC Ø 1/2" dan tempat saklar serta fitting menggunakan doos plastik.
b.3. Sambungan kabel yang terletak diatas plafond harus dilindungi dengan
isolasi doos plastik dan dop porselin.
b.4. Semua jalur kabel yang ada diatas plafond harus ditarik secara lurus dan
rapi serta memakai klem kabel yang sesuai dengan ukuran kabelnya.
c. Pemasangang Instalasi Titik Kontak Biasa
c.1. Semua kabel untuk instalasi stop kontak biasa digunakan jenis NYY 3 x 4
mm2 atau sesuai dengan kebutuhan berdasarkan besarnya perhitungan
yang dilakukan oleh instalator.
c.2. Pemasangan instalasi yang berhubungan dengan tembok dipasang dalam
tembok (inbow) dimana kabel NYY dimasukkan kedalam pipa PVC dan doos
plastik.
c.3. Semua stop kontak menggunakan arde terpusat, dimana arde stop kantak
dihubungan dengan arde Panel Induk ataupun arde Panel Pembagi.
d. Rekomendasi Material
d.1. Bahan kabel jenis NYY atau kabel lainnya diguanak sekelas merk :
- Kabelindo, Metalindo
- Atau merk lain yang telah mendapat pengakuan PLN dengan bertuliskan
label LMK pada kabel tersebut.
d.2. Pemakaian bahan stop kontak, sakelar digunakan sekelas merk :
- National
- Broco
- Atau merk lain sesuai rekomendasi dari Pemberi Tugas
d.3. Pemakaian bahan rumah/box lampu
- Box lampu TL sekelas Artolite atau Philips
d.4. Pemakaian bahan bola lampu :
- Bola lampu TL, SL maupun PL sekualitas National atau Philips
d.5. Pemakaian ballast trafo :
- Trafo, ballast sekualitas National atau Philips

28. PEKERJAAN SANITIASI


28.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaiannya/operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, klosed, kran, perlengkapan kloset, floor
drain, clean out dan metal sink.

28.2. Persetujuan

26
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/Konsultan
Management Konstruksi beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.Jika dipandang
perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui
Perencana/Konsultan Management Konstruksi berdasarkan contoh yaang dilakukan
Kontraktor.

28.3. Bahan/Produk
a. Untuk wastafel, urinal, kloset setara merk INA / dalam negeri atau setara.
b. Floor drain dan clean out :setara merk dalam negeri atau setara.

28.4. Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
b. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Perencana/Konsultan Management Konstruksi.
c. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
d. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
e. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

28.5. Pekerjaan Wastafel


a. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak
ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh
Konsultan Management Konstruksi.
b. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk-petunjuk dari produksennya dalama brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

28.6. Pekerjaan Kloset


a. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui Konsultan Management Konstruksi.
b. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua telab 3 cm dan telah dicelup
dalam larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset disekrupkan
pada papan tersebut dengan sekrup kuningan.

27
c. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass.
Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.

28.7. Pekerjaan Keran


a. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur
alat-alat sanitair.
b. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyaai ring dudukan
yang harus dipasang menempel pada dinding.
c. Keran-keran harus dipasang pada pipaa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

28.8. Floor Drain dan Clean Out


a. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
b. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan
Pengawas.
c. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran
floor drain tersebut.
d. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

28.9. Gorong-Gorong Septick Tank


e. Gorong-gorong terdiri dari 4 (Empat) sambung dengan diameter 70-80 (Tujuh Pulu
– elapan Puluh) centimeter, dengan ketebalan dinding 3 centimeter, dipasang
ditempat sesuai gambar.
f. Gorong-gorong yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui
Konsultan Pengawas.
g. Pada tempat yang akan dipasang Gorong-gorong, penutup lubang harus dikasi
pegangan untuk perawatan dan dikerjakan dengan rapih,
h. Setelah gorong-gorong terpasang, dipasang pipa ¾ inch keluar untuk pembuangan
gas ke permukaan tanah dan pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari
noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

28
29.PEKERJAAN PENYELESAIAN, PEMBERSIHANDAN PEKERJAAN PENUTUP
29.1. Segala kerusakan yang timbul akibat adanya pelaksanaan pekerjaan yang telah
dikerjakan, misalnya kerusakan jalan akibat mobilisasi kendaraan maupun
kerusakan – kerusakan lain yang nyata-nyata akibat pelaksanaan pekerjaan ini, yang
dipandang perlu adanya perbaikan menjadi tanggung jawab atas biaya Kontraktor.
29.2. Setelah seluruh pekerjaan selesai 100% pada saat sebelum penyerahan pertama,
segala kotoran, potongan – potongan kayu dan lainnya. Harus disingkirkan dan
dibuang atau dibakar sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
29.3. Harga yang ditawarkan dalam pelelangan merupakan biaya lumpsum dan
sudah termasuk pajak-pajak, keuntungan, asuransi pelaksanaan (CAR) dan biaya
perincian yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan ini

29
30

Anda mungkin juga menyukai