Anda di halaman 1dari 53

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

A. SPESIFIKASI UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah PEMBANGUNAN
ASRAMA TARUNA 2 LANTAI di Politeknik Kelautan dan Perikanan
Bone.
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar
rencana, BQ dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari
rencana kerja dan syarat-syarat ini.

2. Peraturan Teknis Bangunan yang digunakan


Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya.
Perpres No. 54 tahun 2011 beserta lampiran-lampiran dan juknisnya.
Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di
Indonesia atau Algemene voor warden voor de uit voering bij aanneming
van openbare werken (AV) 1941.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03
Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code
1987 (SKBI-1.2.53.1987)
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung
SNI 03-1726-2003
Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995
Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5
Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
Tata cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991
Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja

1
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972


Perturan Bata Merah sebagai bahan bangunan NI 10
Peraturan Plumbing Indonesia
Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991
Tata cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-
1991. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah
setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap
sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka
Kontraktor Wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang
disebutkan diatas.

3. Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan
1. Pengukuran & Pemasangan Bowplank
2. Papan Nama Proyek.
3. Pembuatan/Sewa Direksi Keet
4. Pembuatan Gudang dan Barak Kerja
5. Pemasangan bouwplank
6. Administrasi dan Dokumentasi
7. Shop Drawing Dan As Built Drawing.
Persyaratan bahan
3.2.1. Untuk Gudang dan Bangsal Kerja; digunakan Rangka
Kayu, dinding papan dan atap seng.
3.2.2. Untuk direksi Keet; digunakan bahan rangka kayu, dinding
papan atau triplex dicat, atap seng BJLS 0.20, lantai rabat
beton.
3.2.3. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung,
air harus memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI
1991.
3.2.4. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan

2
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

triplek dicat putih.


3.2.5. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu meranti atau
sengon 5/7 dan papan meranti atau sengon ukuran 2/20 cm.
3.2.6. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak
takaran, gerobak dorong dan lain-lain digunakan bahan kayu
setempat.

3.3. Pedoman Pelaksanaan


3.3.1. Pembersihan dan Pembongkaran bangunan
Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk
pembongkaran akar-akar pohon yang terkena bangunan
dan halaman dimana gedung akan dibangunan, termasuk
perataan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil
bongkaran tersebut diatas dibuang ke luar lokasi
pekerjaan.Pembuatan Gudang,
3.3.2. Bangsal Kerja dan Direksi Keet
Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan
sementara yang dapat melindungi pekerja dari panas dan
hujan. Bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan
selesai dilaksanakan.
Untuk Direksi Keet, dibuat dengan konstruksi semi
permanen dengan ukuran sesuai gambar, luas = 12 M2,
dilengkapi mobiler sederhana 1 meja tulis, beberapa buah
kursi duduk, dan 1 lembar triplek tempat menempel
gambar.
3.3.3. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari
sumber air terdekat, kemudian ditampung dalam drum-
drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus
disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan
pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang tercantum

3
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

dalam PBI NI 2.
3.3.4. Pembuatan papan nama proyek
Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran
200 x 100 cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi
240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat
umum. Papan nama proyek memuat:
Nama proyek :
Pemilik Proyek :
Lokasi Proyek :
Jumlah biaya (kontrak) :
Nama Konsultan Perencana :
Nama Konsultan Pengawas :
Nama Pelaksana (Kontraktor) :
Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun :
3.3.5. Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat. Papan diketam
halus dan lurus pada sisi atasnya dan dipasang waterpass
(timbang air) dengan sudut- sudutnya harus siku.

4. Pengawasan
4.1. Prosedur Pengawasan.
Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh konsultan
pengawas.
4.2. Laporan Berkala.
a. Untuk melaksanakan pekerjaan. Kontraktor wajib membuat
laporan harian yang menyebutkan pekerjaan yang dilaksanakan
setiap hari, bahan-bahan dan alat-alat yang didatangkan,
besarnya prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan, jumlah
pekerjaan, keadaan cuaca dan lain-lain.
b. Kontraktor wajib menyediakan buku harian di lapangan
sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas.

4
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

c. Perintah dan penugasan dari konsultan pengawas ditulis di


dalam buku harian/surat dan dibubuhi tanda tangan dan nama
jelas petugas konsultan pengawas.
d. Kontraktor wajib menyampaikan permohonan melaksanakan
pekerjaan dan permohonan pemeriksaan pekerjaan apabila setiap
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pekerjaan dapat dilaksanakan
oleh kontraktor apabila telah disetujui oleh konsultan pengawas
dan Pihak Satuan Kerja ataupun Pejabat Pembuat Komitmen.

5. Dokumentasi
5.1. Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek
meliputi :
a. Photo-photo kegiatan proyek, antara lain kegiatan dalam uitzet,
penempatan peralatan-peralatan lapangan (beton batcher)
penempatan material, pengerasan jalan dan lain-lain.
b. Photo-photo tanggapan pekerjaan yang penting antara lain
pembersihan, bekesting, pekerjaan beton sebelum dan sesudah
pengecoran.
c. Photo-photo yang dianggap perlu untuk pengawas/Direksi.
5.2. Kondisi Proyek pada progress 0%, 25%, 50%, 75%, dan sampai
mencapai 100% (sesuai dengan tagihan progres) dan kondisi pada
waktu selesai dan setelah masa pemeliharaan.

6. Jaminan dan Keselamatan Kerja


6.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut yarat-
syarat pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu
dalam keadaan siap digunakan, untuk mengatasi segala kemungkinan
musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
6.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja
yang berada di bawah kekuasaan kontraktor.

5
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

6.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC


yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat
tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk para
pekerja tidak diperkenankan kecuali untuk penjaga keamanan.
6.4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan
para pekerja wajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

7. Mobilisasi
Pihak kontraktor harus menyediakan, menyerahkan dan mendapatkan surat
persetujuan dari pemilik perihal program mobilisasi dalam jangka waktu
yang ditentukan.
Program mobilisasi yang berlaku seperti yang tercantum dalam daftar
dan tambahan informasi berikut ini harus dimasukkan pula :
 Lokasi dari Base Camp kontraktor dengan denah lokasi umum
dan denah terperinci yang memperlihatkan lokasi dari kantor
kontraktor, bengkel, gudang dan peralatan konstruksi utama bersama
dengan kantor Direksi Teknik dan Laboratorium.
 Rencana Pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi saat ini dari
seluruh peralatan yang terdaftar dalam jadwal yang dimasukkan,
bersama cara pengangkutan yang diusulkan untuk dipakai dan jadwal
sesamapinya ditempat kerja.
 Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi Teknik atas setiap
perubahan pada jadwal peralatan dan penyediaan staf yang telah
dimasukkan dalam pekerjaan ini.

6
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

B. SPESIFIKASI TEKNIS

8. Pengukuran
8.1. Situasi
Pekerjaan ini merupakan PEMBANGUNAN ASRAMA TARUNA
2 LANTAI di Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone. .
Kabupaten : Bone
Provinsi : Sulawesi Selatan
8.2. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pekerjaan-pekerjaan, ahli, bahan, peralatan dan
kegitan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan pengukuran sesuai RKS dan gambar-gambar.
b. Pekerjaan pengukuran antara lain :
- Penentuan lokasi bangunan, jalan/saluran, lanscaping, dan
lain-lain.
- Penentuan Duga yaitu penentuan elevasi peil bangunan,
jalan, saluran, elevasinya dapat dilihat pada gambar bestek.
8.3. Syarat-syarat
a. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul ahli
dalam bidangnya dan berpengalaman.
b. Pemeriksaan : hasil pengukuran segera dilaporkan kepada.
Direksi/ konsultan pengawas dan dimintakan persetujuan.
Direksi/ konsultan pengawas juga akan menentukan patok
utama sebagai dasar dari gedung, jalan dan bangunan-bangunan
lainnya.
c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh instansi yang
berwenang dalam pengurusan IMB.

7
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

8.4. Bahan-bahan dan peralatan :


Theodolite, waterpass serta peralatan dan patok-patok yang kuat
diperlukan untuk pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki
pemborong dan harus selalu ada apabila sewaktu-waktu
memerlukan pemeriksaan.
8.5. Tata Kerja :
Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-
bangunan lainnya ditentukan dalam gambar. Jika terdapat keragu-
raguan supaya menanyakan kepada Direksi/Pengawas.

9. Pekerjaan Tanah/Urugan
9.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah
harus diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti
tanah pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain
sebagainya, yaitu:
9.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran
keliling bangunan).
9.1.2. Septictank dan peresapan
9.1.3. Timbunan kembali galian tanah pondasi
9.1.4. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran
termasuk pemadatannya.
9.1.5. Perataan tanah sekelilling bangunan
9.1.6. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai
yang di syaratkan.
9.1.7. Pekerjaan Cut & Fill (bila ada)

9.2. Persyaratan Bahan


Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas
galian pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan
pasir pasang kualitas baik.

8
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

9.3. Pedoman Pelaksanaan


9.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank
dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan
disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai
dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila
ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel
listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi,
maka Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada
Direksi atau kepada instansi yang berwenang untuk
mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung
jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan
pekerjaan galian tersebut. Apabila pada waktu penggalian
ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor wajib
melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.
Galian-galian untuk septictank, saluran air hujan, saluran air
kotor dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang
ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail. Untuk
kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus
memasang turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap
didalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai.
9.3.2. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi
lantai yang disyaratkan dalam gambar. Penggalian
tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah
yang disyarat dalam Site Plan.
9.3.3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan dalam gambar, maka Kontraktor harus
mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
9.3.4. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septictank, galian
saluran air hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor
diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis
maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan

9
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang


baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas.
Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang
bekas galian pondasi tertutup kembali.
9.3.5. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai
dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah
lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan
untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm, dan padatkan
5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis
tersebut.
9.3.6. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan
dipadatkan. Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan
dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk
dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus
mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan
pengurugan dan pemadatan.
9.3.7. Dibawah pondasi, dan dibawah air diurug dengan
pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan.

10. Penimbunan dan Penimbunan Kembali


Pekerjaan penimbunan dan penimbunan kembali terdiri dari pekerjaan
penimbunan tanah serta pemadatannya yang dilaksanakan di daerah -
daerah atau bagian-bagian pekerjaan sesuai ketentuan-ketentuan yang
tercantum pada gambar pelaksanaan yang mencakup kedudukan
kemiringan bagian-bagian dan dimensi-dimensi. Penimbunan harus
dilaksanakan dalam bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan maksimum
20 cm, dan didapatkan sesuai dengan instrukri Direksi. Bahan timbunan
harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuhan-tumbuhan, batu-batuan atau
bahan lain yang dapat merusak pekerjaan.

10
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

11. Penghamparan dan Pemadatan


Material untuk urugan yang didapat dan dengan macam yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas akan dihamparkan pada lapisan-lapisan horizontal
dengan tebal yang sama meliputi lebar yang ditentukan oleh ahli dan
sesuai dengan kedudukan kemiringan, bagian-bagian dan ukuran seperti
yang tercantum pada gambar pelaksanaan. Lapisan dari material lepas
selain dari material batu-batuan, tebalnya harus tidak lebih dari 20 cm.
dalam hal ini pemborong tidak dibatasi untuk menghampar dan
memadatkan material bukan batu-batuan dengan tebal lapisan-lapisan yang
diinginkan. Kepadatan yang maksimum, material lepas harus segera
dipadatkan hingga dicapai kepadatan seperti yang ditentukan. Harus
diusahakan agar lebar urugan harus dapat menampung alat pemadatan
yang dipergunakan, bila perlu lorong asli urugan tanah lama dipotong
secukupnya

12. Pekerjaan Pondasi


12.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
12.1.1. Pondasi pasangan batu kali/batu belah
12.1.2. Pondasi batu bata
12.2. Persyaratan Bahan
12.2.1. Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan
yang memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam
pasal beton bertulang. Beton yang digunakan adalah
beto K-225.
12.2.2. Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu
setempat yang berkualitas baik.
12.2.3. Pondasi batu belah dengan menggunakan spesi 1 PC :
3 Kpr : 10 Psr, bagian bawah pondasi dibuat
aanstamping dari batu belah kosong yang dipasang
berdiri rapat, setebal 20 cm dengan tidak terdapat

11
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

batu- batu bertumpuk.


12.3. Pedoman Pelaksanaan
12.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan
pengukuran- pengukuran untuk as pondasi sesuai
dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan
Direksi tentang kesempurnaan galian.
12.3.2. Dibawah dasar pondasi dilapisi dengan pasir pasang
setebal 10 cm dan dipadatkan, sebagai lantai kerja.
Diatas pasir dipasang aanstamping, untuk pondasi plat
tapak beton bertulang, cyclopen beton dan pondasi
batu kali/batu belah, terdiri dari batu kali dan pasir
pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus
dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga
pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali tersebut.
Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar detail
pondasi.
12.3.3. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5
kg/cm2, dibawah pondasi dipasang cerucuk kayu
gelam/kelukup yang ditumbuk hingga mencapai
kedalaman tanah keras.
12.3.4. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai
gambar kerja dan gambar detail. Campuran yang
digunakan: Plat tapak beton K-225. Pondasi beton
cyclopen dibuat dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr yang
diisi 30% batu kali. Pondasi batu kali/belah dipasang
dengan perekat 1 Pc : 3 Ps. Pondasi batu bata
dipasang dengan perekat 1 Ps : 4 Ps dan pada bagian
sisi diplester kasar/brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.
12.3.5. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang
Pedoman pelaksanaan, adukan dan pembesian harus
memenuhi pedoman pada pasal beton bertulang.

12
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

13. Pekerjaan Beton Bertulang


13.1. Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang dengan K-250 harus dibuat untuk :
13.1.1. Pondasi Poer
13.1.2. Sloof
13.1.3. Kolom-kolom induk
13.1.4. Kolom-kolom praktis
13.1.5. Ring balok dan balok-balok lantai
13.1.6. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton
bertulang sesuai dengan gambar rencana
13.2. Bahan
13.2.1. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8
tahun 1972 dan memenuhi S-400 menurut Standart
Cement Portlandia yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (NI 8 tahun 1972). Semen yang telah mengeras
sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen,
tidak siperkenankan pemakaiannya sebagai bahan
campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa
sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen
tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 cm.
Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat
dilakukan menurut urutan pengiriman.
13.2.2. Aggregat
a. Kualitas aggregat harus memenuhi syarat-syarat
SNI 03-246- 1991 atau P.B.I 1971. Aggregat kasar
harus berupa koral atau batu pecah yang
mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup
syarat kekerasannya dan padat (tidak porous).

13
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

Kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh lebih dari


4% berat.
b. Dimensi maksimum dari aggregat kasar tidak
lebih dari 31,5 mm dan tidak lebih dari seper empat
dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi
yang bersangkutan.
c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih,
tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur,tanah lempungdan sebagainya.
13.2.3. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
diminum.
13.2.4. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah besi ulir (ø 16, ø 20, ø
22 dan ø 25) dan besi beton polos (ø 14, ø 12, ø 10 dan
ø 9) dan behel dengan ø 10, ø 8. Mutu baja yang
digunakan adalah U-24 (tegangan leleh karakteristik
minimum 2400kg/ cm2). Diameter besi yang digunakan
harus sesuai dengan gambar kerja dan mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas. Daya lekat baja
tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat
lepas dan bahan lainnya, jika besi tulangan yang
diorder tidak ada label spesifikasi dari pabrik maka harus
dilakukan uji tarik, biaya ditanggung kontraktor.
13.2.5. Toleransi besi
Diameter, ukursn sisi (jarak antara dua permukaan yang
berlawanan), Dibawah 10 mm variasi dalam berat yang
diperuntukkan adalah +/- 7 % dan toleransi diameter

14
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

adalah +/- 0,2 mm. Diameter, ukuran sisi (jarak antara


dua permukaan yang berlawanan), 10 mm sampai
dengan 16 mm (tapi tidak termasuk diameter 16)
variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 5 %
dan toleransi diameter adalah +/- 0,2 mm. Diameter,
ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang
berlawanan), 16 mm sampai dengan 28 mm (tapi
tidak termasuk diameter 28) variasi dalam berat yang
diperuntukkan adalah +/- 4 % dan toleransi diameter
adalah +/- 0,2 mm. Besi beton harus disimpan dengan
tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara
terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan
meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika Pemborong
tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka
dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang
terdekat dengan catatan: Harus ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi
ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera
dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh
penukaran diameter besi menjadi tanggungjawab
pemborong.
13.2.6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus
bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai
bentuk, ukuran dan batas- batas yang sesuai dengan
yang ditujukkan oleh gambar rencana dan uraian

15
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus


memenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasal 5.1. SK
SNI T-15.1991.03.
13.2.7. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah K – 250 dan
perbandingan, jika dalam pengujian tidak mencapai K-
250 maka harus diadakan mix design, biaya ditanggung
oleh kontraktor.

Pedoman Pelaksanaan
13.2.8. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai SK
SNI T-15.1991.03.
13.2.9. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi
apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar
konstruksi dan gambar arsitektur.
13.2.10. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran
berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat
yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki
yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus
sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila
pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk
melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan
dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan

16
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m. Selama


pelaksanaan pengecoran beton harus diadakan/ dibuatkan
uji beton dengan pengujian slump test, minimum 7 cm,
dan maksimum 12 cm. Cara pengujian adalah sebagai
berikut : contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan
kedalam cetakan beton (bekisting). Cetakan Slump
dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau
plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih
sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk – tusuk
25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm
dengan ujung yang bulat. Setelah diatasnya diratakan,
segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya (nilai slump). Harus menggunakan vibrator
untuk pemadatan beton.
13.2.11. Bagian – bagian yang tertanam dalam beton
Pasang angkur dan lain-lai yang akan menjadi satu
dengan beton bertulang dan dicor pada saat yang
bersamaan. Diperhatikan juga tempat klos-klos untuk
kosen atau instalasi.
13.2.12. Pekerjaan Coating
Lingkup Pekerjaan Bagian ini meliputi penyediaan bahan
dan pemasangan penyekat air, serta penyediaan tenaga dan
peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan ini., sesuai
dengan yang dinyatakan dalam gambar dan dipasang pada
plat atap beton. Persyaratan
- NI – 3 1970
- BS 278 untuk elongation dan membrane strenght
- ASTME 154 untuk puncture resistence
- BS 3177 untuk water vapour permeability

13.2.13. Perawatan Beton

17
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak


kehilangan kelebaban untuk paling sedikit 14 (empat
belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah
sebagai penutup beton. Hasil pekerjaan beton yang tidak
baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti
bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian
atau seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk
selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko
pemborong.
13.2.14. Perbaikan Permukaan Beton
Pada saat pembongkaran bekesting/ mal yang perlu
diperhatikan adalah :
Penambahan pada daerah yang kurang sempurna, kropos
dengan campuran adukan semen (cement mortar) setelah
pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah
mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi/
Pengawas. Jika ketidak sempurnaan itu tidak diperbaiki
untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan
diterima Direksi/ pengawas, maka harus dibongkar dan
diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
kontraktor. Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah
susunan yang tidak teratur. pecah/ retak, ada gelombang
udara, kropos, berlubang, tonjolan, dan lainnya yang
tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/ diinginkan.
Hal- hal lain (“ Miscellaneous Items”) Isi lubang-lubang
atau permukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja
sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu untuk dibuat

18
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

bantalan beton untuk pondasi alat – alat mekanik dan


elektronik yang ukuran, rencana, dan tempatnya
berdasarkan gambar-gambar rencana mekanikal dan
elektrikal. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan
dan dengan penghalusan permukaannya.

14. Pekerjaan Quality Control Beton


Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton
yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk
berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-
15.1991.03.
- Pengadukan pengecoran harus menggunakan Concrete Mixer.
- Kontraktor harus memberikan Jaminan atas kemampuannya
membuat kualitas beton dengan memperhatikan data-data
pelaksanaan di lain tempat atau dengan mengadakan trial-mixer
dilaboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/pengawas lapangan.
- Kontraktor membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang
dibuat dengan disahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristik Laporan tertulis tersebut.
- Penunjukan Laboratorium harus dapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas.
14.1. Pengujian Dengan Menggunakan “ Kubus “
Sebelum diadakan pekerjaan pengecoran untuk setiap bagian
pekerjaan struktur bangunan (Pondasi, Sloof, Kolom, Plat Lantai
dan Balok, pihak kontraktor harus membuat percobaan test “kubus“
minimal 3 (tiga) sampel untuk masing- masing bagian pekerjaan.
Pelaksanaan percobaan yang dimaksud adalah pengujian mutu beton
dengan kubus terbuat dari plat baja dengan ukuran 20 x 20 x

19
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

20 cm, jika dalam pengetesan laboratorium mutu beton yang


inginkan tidak tercapai maka harus diadakan job mix design.
14.1.1. Pemeriksaan Mutu Beton
Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi
syarat apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 3 nilai hasil
pemeriksaan benda uji berturut-turut.
- Tidak boleh satu pun nilai rata-rata dari 3 hasil
pemeriksaan benda uji berturut-turut berkurang.
- Setiap hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut
seperti diatas, harus dipakai sebagai dasar untuk
mempertimbangkan apakah perlu diadakan perubahan
dalam campuran beton.
14.1.2. Pemeriksaan Benda Uji
Adukan beton untuk benda uji harus diambil langsung
dari mesin pengaduk dengan menggunakan ember atau alat
lainnya yang tidak menyerap air.
14.2.1. Pada adukan beton yang encer, adukan beton
diisikan kedalam cetakan dalam 3 lapis yang kira-
kira sama tebal, dimana masing-masing lapis
ditumbuk 10 kali dengan tongkat baja dengan
diameter 26 mm, dan ujung dibulatkan.
14.2.2. Selanjutnya adukan didalam cetakan harus
dipadatkan dengan cara yang sesungguhnya.
Apabila dalam hal ini dipergunakan jarum-jarum
penggetar, maka jarum penggetar tersebut harus
dimasukkan sentris kedalam setiap kubus tanpa
menyentuh dasarnya. Penggetaran harus dilanjutkan
sampai permukaan adukan beton nampak
mengkilap oleh air semen. Kemudian jarum
penggetar ditarik dan diadukkan.

20
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

14.2.3. Kubus-kubus uji harus disimpan ditempat yang


bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung
basah selama 24 jam.
14.2.4. Sebelum kubusdiuji diperiksa kekuatannya,
ukurannya harus ditentukan dengan ketelitian
sampai mm. Apabila berat isi dari beton juga harus
ditentukan, maka berat beton harus ditentukan
dengan ketelitian sampai ratusan gram.
14.2.5. Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban
tertinggi yang ditunjukkan oleh pesawat penguji.
Pesawat penguji tidak boleh mempunyai ± 3 %
pada setiap pembebanan diatas 10 % dari kapasitas
maksimum.
15. Pondasi Foot Plate
15.1. Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan pondasi Foot Plate adalah :
a. Pasir Alas
b. Beton cor lantai kerja
c. Beton kedap air
d. Pondasi Foot Plat
15.2. Bahan-bahan dan Peralatan
15.2.1. Bahan – bahan yang diperlukan adalah :

No. Bahan Jenis Spesifikasi

1. Semen Type 1 / Andalas PBI 1971


2. Besi Tulangan Dia.≤ 12mm U 24 / Polos PBI 1971
3. Besi Tulangan Dia.> 12mm U 32 / Ulir PBI 1971
4. Pasir Kerikil Baik PBI 1971
5. Batu Gunung Baik Baik/Keras PBI 1971
6. Papan Kayu Bekesting PBI 1971
PBI 1971

21
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

15.3. Peralatan yang diperlukan :


a. Sendok Semen
b. Molen
c. Vibrator
d. Kunci dan Gunting besi
e. Kereta Sorong
15.4. Peraturan dan Syarat-syarat
15.5. Peraturan yang harus dipedomani adalah PBI 1971
15.6. Plat poer pondasi beton bertulang dibuat dengan mutu beton K- 250
15.7. Beton lantai kerja dibuat dengan perbandingan 1 PC : 3 PS : 5
KR dengan ketebalan 10 cm
15.8. Tata cara pelaksanaa
15.4.1. Pembuatan besi plat poer dan persiapan lubang poer
pondasi.
15.4.2. Persiapan lubang poer pondasi meliputi lapisan pasir alas
poer pondasi setebal 5 cm dan pengecoran lantai kerja
setebal 10 cm.
15.4.3. Setelah selesai pembesian dan pembuatan mall/bekesting,
dilakulkan pengecoran Plat poer beton pondasi
15.4.4. Adukan campuran beton dibuat dengan menggunakan
molen.

16. Pekerjaan Quality Control Baja


16.1. Bahan logam untuk pekerjaan struktur
16.1.1. Bahan baja ini kecuali ditunjuk atau disyaratkan lain
harus sesuai dengan PUBB 1965.
16.1.2. Semua bagian baja yang digunakan harus dari jenis
yang sama kualitasnya. Dalam hal ini dipakai baja jenis
U-24 dengan tegangan tarik putus baja minimum 2.400
Kg/cm2.
16.1.3. Batang Profil harus bebas dari karat, lubang-lubang,

22
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

bengkok, putiran dan cacat perubahan lain.


16.1.4. Batang baja disediakan sesuai penampang, bentuk, tebal,
ukuran, berat dan detail-detail lainnya sesuai gambar.
16.1.5. Baut-baut atau mur yang digunakan harus baut hitam
dengan tegangan baut dan tegangan las minimum
1400 kg/m2 atau minimal sama dengan mutu baja yang
digunakan.
16.1.6. Elektroda-elektroda las harus diambil dari BPADE A
(Best Heavy Coated Type ) diamternya lebih besar atau
sama dengan 6 mm (1/4) dan harus dijaga agar selalu
dalam keadaan tetap kering.
16.2. Macam Pekerjaan
Membuat konstruksi kap pada bangunan gedung kantor sesuai
dengan gambar. Rangka-rangka harus rata dan baku dalam satu
bidang sesuai denagn gambar.
16.3. Penyambungan dan pemasangan
16.3.1. Penjelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati logam
yang dilas harus bebas dari retak dan cacat
yang dapat mengurangi kekuatan sambungan.
Permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihatan
rapi.
16.3.2. Sambungan/pertemuan batang pada plat bahul pada
konstruksi kap adalah sambungan las.
16.3.3. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti
dan dipasang dengan hati-hati untuk menghasilkan
tampak yang rapi dan tertip. Semua perlengkapan lain
perlu demi kesempurnaan pemasangan walaupun tidak
secara khusus diperlihatkan dalam gambar, harus
diadakan/disediakan.
16.3.4. Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran
sesungguhnya ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari

23
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

gambar-gambar kerja.
16.3.5. Seluruh permukaan baja dicat dengan cat menie baja.

17. Pekerjaan Dinding


17.1. Lingkup Pekerjaan
17.1.1. Diding Bata
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan
untuk seluruh pembatas ruangan, bagian saluran keliling
emperan bangunan dan septicktank, seperti tertera dalam
gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

Persyaratan ;
- PUBI – NI 1970 / peraturan Umum
- NI – 19 1973 / Peraturan Batu Merah Sebagai Bahan
Bangunan
- NI – 10 1973 / Peraturan
- SII – 0021 1978 / Standar Industri Indonesia
17.2. Persyaratan Bahan
17.2.1. Bata
Mutu bata yang digunakan dari jenis klas I menurut NI 10
dengan bentuk standart batu bata adalah prisma empat
persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam,
permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-
retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat
dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada
suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
17.2.2. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-
butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur
oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5% berat

24
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

17.2.3. Semen dan Air


Untuk persyartan kedua bahan tersebut, mengikuti
persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton
bertulang.
17.2.4. Batu Kali/ batu belah
Batu kali untuk pondasi harus bersih dari kotoran serta
keras dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
17.2.5. Papan digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat,
dan untuk triplek digunakan produksi dalam negeri.
17.3. Pedoman Pelaksanaan
17.3.1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
Pasangan kedap air (1 PC : 2 PS) Semua pasangan bata
dimulai diatas sloof sampai setinggi 30 cm diatas lantai
Pasangan dinding saluran keliling bangunan Pasangan
dinding WC setinggi 30 cm diatas permukaan lantai
Pasangan dinding septicktank Pasangan adukan 1 PC : 4
PS berada diatas pasangan kedap air tersebut.
17.3.2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk
didalam bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur
semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang
plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak
habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur
lagi dengan adukan yang baru.
17.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor
secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat:
Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan
pengukuran harus dilakukan dengan benang.
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan
benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangn bata yang

25
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

telah selesai.
17.3.4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya
harus berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak
dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
17.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk
menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat
tertentu sesuai gambar diberi kolom–kolom praktis yang
ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
17.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditaman
didalam dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada
pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut
setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan
bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
17.3.7. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka,
selama waktu hujan lebat harus diberi perhitungan dengan
sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah
terpasang harus deiberi perawatan dengan cara membasahi
secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah
pemasangannya.

18. Pekerjaan Plesteran


18.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata,
beton bertulang, saluran keliling bangunan dan septicktank.
Persyaratan :
- NI 2 – 1971
- NI 3 – 1970
- NI 8 – 1972

26
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

18.2. Persyaratan Bahan


Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah
digariskan dalam pasal beton bertulang.
18.3. Pedoman Pelaksanaan
18.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka : Dinding dibersihkan
dari semua kotoran Dinding dibasahi dengan air Semua
siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar
agar bahan plesteran dapat merekat dengan baik.
18.3.2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai
campuran 1 PC : 2 PS, sedangkan plesteran bata lainnya
dipergunakan campuran 1 PC:4 PSR.
18.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan
harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan berkisar
antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal
plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan
secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
yang digerakan secara horisontal dan vertikal.
18.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-
bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan
plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
18.3.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya
selama seminggu sejak permulaan plesteran.
18.3.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah
pekerjaan penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-
pipa listrik selesai dipasang.

27
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

19. Pekerjaan Dinding Keramik


19.1. Lingkup Pekerjaan
19.1.1. Dinding KM/WC dilapisi dengan granit ukuran 60 x 60
cm.
19.1.2. Lantai meja beton dan dinding didepannya setinggi
6 0 cm dilapisi dengan keramik 60 x 60 cm.
19.2. Persyaratan Bahan
Bahan keramik yang digunakan produksi Dalam Negeri.
19.3. Pedoman Pelaksanaan
19.3.1. Dinding bata tempat pemasangan granit diplester kasar
dengan campuran 1 PC : 3 PS, kemudian diatas plester
tersebut ditempel keramik atau dengan menggunakan
pasta semen.
19.3.2. Permukaan pasangan granit harus datar, rata alurnya,
harus sama besarnya. Celah-celah antar granit diisi
dengan semen berwarna sama dengan warna granit.

20. Pekerjaan Lantai


20.1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan,
KM/WC, Selasar depan dan keliling bangunan. Pekerjaan lantai
terdiri dari :
20.1.1. Lantai beton tumbuk atau beton rabat atau rabat kerikil
pada ruangan dalam, selasar samping kiri kanan,
belakang dan depan bangunan.
20.1.2. Lantai Granit pada seluruh ruang dan selasar bangunan.
20.1.3. Keramik unpolished pada WC/KM.
20.2. Bahan Yang digunakan
20.2.1. Keramik didalam bangunan ukuran 60 X 60 cm Produksi
setempat.
20.2.2. Beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr

28
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

20.3. Pedoman Pelaksanaan


20.3.1. Dasar lantai
Dilapisi pasir pasangan setebal 5 cm dan dipadatkan
20.3.2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa
semua pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain
sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik
sebelum pemasangan lantai dimulai.
20.3.3. Adukan
Adukan untuk tegel 1 Pc : 3 Pc
Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dan diplester 1 Pc :
3 Ps Adukan untuk keramik semen dicampur air,
sehingga didapat campuran yang plastis.
20.3.4. Pemasangan
Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 5
cm dan diplester setebal 1 cm. Adukan perekat lantai
dipakai 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps
Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul
padat/penuh agar tidak terdapat rongga-rongga
dibawah ubin yang dapat melemahkan konstruksi.
Sambungan antara ubin dengan ubin harus sama
lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen yang
warnanya sesuai dengan warna ubin. Hasil pasangan
akhir harus rata tidak bergelombang dan waterpass.
Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak,
noda dan cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada
lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar
sampai berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru
harus rata dengan sekitarnya. Permukaan pasangan
keramik/ubin harus datar dan waterpass. Pada lantai
KM/WC, permukaan lantainya dimiringkan 1 % ke arah

29
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

floor drain.

21. Pekerjaan Rangka Kosen Pintu dan Jendela


21.1. Lingkup Pekerjaan Kosen Alluminium.
Lingkup Pekerjaan rangka kosen pintu dan jendela meliputi
penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu yang diperlukan,
sehingga konstruksi pemasangan selesai dilaksanakan. Bagian
pekerjaannya adalah :
21.1.1. Pekerjaan kozen pintu dan jendela, pada bagian
dinding luar dan dalam terbuat dari bahan aluminium
dan sesuai dengan petunjuk gambar kerja/bestek.
21.1.2. Daun pintu/jendela dan ventilasi terbuat dari aluminium/
kaca sesuai petunjuk gambar bestek.
21.1.3. Entrence dari bahan Besi dilapisi plat seng aluminium.
Aluminium produksi dalam negeri berkualitas baik,
setara produksi ALCAN warna disesuaikan , tebal,
bentuk maupun sistim profil sesuai dengan gambar
bestek/ kerja.
21.1.4. Komponen lain-lain meliputi kunci- kunci , karet
penjepit kaca, karet peredam pintu dan bahan pelindung
aluminium untuk menghindari noda bekas percikan
adukan semen.
Persiapan :

a. Periksa semua ukuran digambar kerja dan disesuaikan setiap


kondisi lapangan sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat
perbedaan segera diberitahukan kepada pengawas lapangan untuk
mendapatka perbaikan.
b. Tanda- tanda cacat akibat proses pekerjaan seperti “ rock” atau “
griper “ pada permukaan aluminium harus diganti.

Pelaksanaan :

30
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

- Pekerjaan / pembuatan dan pemasangan kosen aluminium beserta


kaca harus dilaksanakan oleh Kontraktor aluminium yang ahli dalam
bidangnya.
- Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, kontraktor aluminium harus
datang kelapangan dan melakukan pengukuran ulang.
- Finishing Asesories sekrup asembling dan engsel- engsel harus
terbuat dari bahan stainless Steel.

21.2. Pekerjaan Kosen Kayu


21.2.1. Selain bangunan Utama, bangunan lainnya menggunakan
Kosen yang terbuat dari kayu .
21.2.2. Kosen- kosen pintu dan jendela harus terbuat dari
kayu klas I ( Seumantok ) kualitas baik, dengan bentuk,
ukuran dan cara pemasangan sesuai gambar. Kadar
kelembaman maksimum adalah 15 %.
21.2.3. Bentuk dan ukuran sesuai gambar bestek/ kerja dan
sebelum dibentu kayu-kayu tersebut harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi/ Pengawas.
21.2.4. Persyaratan persyaratan konstruksi harus didasarkan kepada
PPKI NI 5/PPKI dan segala sesuatu harus diketahjui dan
disetujui Direksi/Pengawas.
21.2.5. Setiap kosen harus dilengkapi dengan anker minimum
4 buah dipasang dikiri, kanan kosen, untuk kosenpintu
ujung bawah, dilengkapi dengan dook dan diangkerkan
dalam neut beton.
21.2.6. Setelah kosen terpasang, bidang permukaan kosen harus rata
dan tidak ada bagian-bagian kayu yang gompal-gompal atau
cacat-cacat lainnya dan kemudian dicat sesuai dengan yang
ditentukan.

Pekerjaan Pintu dan Jendela

31
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

21.2.7. Daun Pintu dan jendela


Daun pintu dan jendela pada gedung kantor utama
menggunakan bahan dari aluminium yang berkualitas baik.
Bahan Aluminium harus yang berkualitas baik, sehingga
pada saat dipasang tidak mudah lentur/ bengkok,bahan
dalam untuk mengikat kaca harus dilapisi karet sebagai
penguat getaran. Pembuatan daun pintu/jendela pada
bangunan lainnya menggunakan papan kayu klas kuat II
yang berkualitas baik. Untuk pintu km/wc daun pintu terbuat
dari bahan aluminium dan pemasangan Door Stoper. Semua
ketebalan daun jadi, baik panel maupun rangka pintu harus
sama. Bentuk, ukuran dan konstruksi tercantum didalam
gambar kerja yang aman segalanya harus ditaati, kecuali ada
ketentuan lain dari perencanaan, Konsultan Pengawas atau
Pemberi tugas.
21.2.8. Rangka Atap
Rangka atap yang digunakan adalah dari Konstruksi baja
ringan. Ukuran setiap unit kuda - kuda yang digunakan
harus sesuai standar Peraturan Konstruksi baja Indonesia,
dan dimensi baja yang diminta pada gambar kerja supaya
diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.
- Bahan baja ringan yang digunakan kecuali ditunjuk
atau diisyaratkan lain harus sesuai dengan PKKI.
- Semua bagian baja ringan yang digunakan harus dari
jenis yang sama kualitasnya .
- Batang baja ringan yang disediakan sesuai
penampang, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-
detail lainnya sesuai gambar kerja.
- Batang profil harus bebas dari lubang-
lubang, bengkok, puntiran,dan cacat perubahan

32
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

lainnya.
21.2.9. Macam Pekerjaan :
Membuat konstruksi kap pada bangunan gedung utama
sesuai dengan gambar.
Rangka – rangka hartus rata dan baku dalam satu
bidang sesuai dengan gambar.
21.2.10. Penutup Atap
Lingkup pekerjaan :
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan pekerjaan penutup atap
seperti yang tertera pada gambar kerja/bestek.
Bahan
Atap metal roff. Disini warna disesuaikan atau menunggu petunjuk dari
Direksi/pengawas.
Pedoman Pelaksanaan :
Rangka Penutup atap untuk banguna gedung diantaranya
- Konstruksi kuda – kuda baja ringan
- Gording mengguanakan konstruksi dari baja ringan
- Reng baja ringan sesuai ukuran pada gambar
- Jarak serta letak sisesuaikan dengan petunjuk gambar kerja/bestek/.
Pemasangan Metal roof harus mengkuti petunjuk dari brosur yang
telah disiapkan. Pemasangan harus rapi dan tidak boleh ada
gelombang yang menakibatka atap tidak sama rata.
21.2.11. Lisplank dari hahan GRC lebar sesuai gambar.
Pemasangannya langsung pada ujung bagian luar
konstruksi atap baja. Ukuran tinggi untuk Lisplang
harus sesuai dengan gambarkerja.harus rapi dan
lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang tidak lurus,
maka bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki
kembali atas beban Kontraktor.

22. Pekerjaan Kaca

33
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

22.1. Lingkup Pekerjaan


Bahan ini mencakup pengadaan dan pemasangan kaca, seperti
yang terteta dalam gambar perencanaan.
Persyaratan :
22.1.1. Bahan
1). Kaca bening dan berwarna, tebal minimum 5 mm
dipasang pada tempat sesuai dengan gambar
perencanaan dan peyunjuk Direksi Pelaksanaan ,
kualitas kaca setara dengan produk Asahi Mas.
2) Kaca cermin dari kualitas utama, tebal 6 mm,
dipasang sesuai dengan gambar perencanaan,
sekualitas Asahi Mas.
3) Kontraktor Harus memberikan contaoh kaca
pada direksi pelaksana untuk mendapatkan
persetujuan sebelum dilakukan pemasangan.
Pedoman Pelaksanaan
Kaca harus dipasang tegak lurus pada alurnya dan di stell di
tengah- tengah, dipasang sesuai dengan persyaratan dari pabrik
pembuatnya. Antara kaca dan bidang aluminium dipisahkan dengan
seal karet untuk penyekat dan penahan getaran. Kontraktor harus
mengambil ukuran yang tepat dari lubang/bidang yang akan
dipasang kaca, kesalahan karena ini menjadi tanggungjawab
Kontraktor. Setelah terpasang, kaca harus dibersihkan dan kaca
yang tergores harus diganti.

23. Pekerjaan Langit-langit


23.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada

34
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

seluruh ruang yang terdapat pada bangunan.


23.2. Persyaratan Bahan
- NI – 3- NI – 5
- NI – 0015 – 1976
Bahan :

23.2.1. Bahan yang digunakan adalah Aluminium Hollow 4x4 dan 4x2 cm
dari kualitas terbaik dan Calsiboard dengan tebal 6 mm siap
pasang/jadi.
23.2.2. Cara pemasangan plafond Calsiboard dapat dilihat pada
brosur saat dibelinya bahan tersebut. Bentuk dan Corak tergantung
permintaan pemilik proyek.
23.2.3. Diperlukan tenaga pemasang yang benar – benar ahli
dibidangnya.
Pedoman Pelaksanaan :

a. Plafond Calsiboard :
- Bahan penutup langit-langit / plafond, dapat dipasang apabila
semua instalasi diatas plafond sudah terpasang dan sudah diuji
coba ( test).
- Didalam pemasangan pertemuan bahan plafond harus lurus,
saling tegak lurus dan siku.
- Konstruksi penggantung plafond dibuat dengan
memperhatikan faktor kekuatan perletakan lampu dan lain-
lain fixtures yang akan dipasang pada pertemuan plafond.
- Pemasangan rangak plafond Calsiboard dengan modul polos
kecuali bila dalam gambar dinyatakan lain.
- Pemasangan plafond harus dipasang pada permukaan rangka
yang benar-benar datar ( water pass) . Celah-celah (naad) harus
benar- benar lurus sesuai dengan gambar. Permukaan plafond
pada rangka harus benar-benar rapi dan beraturan letaknya.

35
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

24. Pekerjaan Penutup Atap


24.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua
bidang atap bangunan.
24.2. Bahan yang digunakan
24.3. Penutup atap menggunakan metal roff atau sekualitas yang telah
disetujui direksi.
Pedoman Pelaksanaan
24.3.1. Pasangan metal roff disusun berlapis sesuai dengan bentuk
genteng yang ada. Bubungan ditutup dengan bahan
yang sejenis dengan bahan atap.
24.3.2. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat
sehingga tidak mengakibatkan kebocoran. Apabila
terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian
yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
25. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung
25.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua
daun pintu dan jendela, selanjutnya pada jendela dipasang
grendel dan hak angin.
Untuk bangunan utama bentuk dari penggantung dan
pengunci berhubungan langsung dengan plat kosen aluminium.
25.2. Persyaratan Bahan
25.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas merek ARCH
Nylon ukuran 4 X 3 atau yang setaraf.
25.2.2. Kunci pintu dipasang sekualitas merek Yale 2 (dua)
slaag (dua kali putas) atau yang setaraf.
25.2.3. Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin
berkualitas baik.
25.3. Pedoman pelaksanaan
25.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag

36
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

merk yale, dan kunci Cyelinder pada pintu yang sesuai


dengan rencana dan gambar kerja, bahan yang
didatangkan harus yang berkualitas baik.
25.3.2. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap
lembaran daun pintu. Pemasangan dilakukan dengan
mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan
melengketkan engsel ke pintu dan kozen
dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus
dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga
seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang
dipasang.
25.3.3. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang
Kontraktor wajib memperlihatkan contoh terlebih
dahulu untuk dimintakan persetujuan Direksi atau
Pemberi Tugas.
25.3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut
tidaksesuai dengan yang disyaratkan, maka Direksi
berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti
dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya
Kontraktor.
25.3.5. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah
untuk setiap daun jendela. Pasangan harus rapi dan
dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat
tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur
seperti tersebut pada ayat 11.3.2 pasal ini.
25.3.6. Expanyolet dipasang pada daun pintu buka dua
(dua lembar daun pintu pada satu pintu. Semua merk
dan ukuran harus dilihat pada gambar kerja
sehingga tidak terjadi kesalahan pemasangan ulang.

26. Pekerjaan Pemipaan dan Perlengkapan Sanitasi

37
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

Syarat – syarat umum :


Syarat- syarat umum merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila
ada beberapa klausul-klausul dari syarat umum yang dituliskan kembali
dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada
klausul-klausul dari syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila
dinyatakan secara tegas dalam persyaratan teknis ini.
Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang
ada. Apabila timbul persoalan pemborong wajib mengajukan saran
penyelesaian paling lambat seminggu sebelum bagian ini harus
dilaksanakan.
Pada waktu akan memulai pekerjaan, pemborong harus menyerahkan
gambar kerja (Shop Drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi/ Pengawas.

26.1. Lingkup Pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan meliputi pembuatan Sanitasi Air bersih dan
Air Kotor. Secara umum bagian-bagian pekerjaan utama yang
termasuk dalam persyaratan Teknis ini adalah sebagai berikut :
a. Sistim pemipaan air bersih dari jaringan utama air bersih
diluar bangunan sampai ke fixture-fixture dalam
bangunan lengkap dengan fixting-
fixtingnya.
b. Sistim pembuangan air kotor ( dari toilet, sarana
domestik) dari seluruh fixture sampai 1 ( satu ) meter di
luar bangunan.
c. Penyediaan dan pemasangan semua plumbing fixtures.

26.2. Bahan-bahan yang digunakan


26.2.1. Pipa PVC diameter ¾ “, untuk keperluan air bersih
digunakan bahan dengan kuat tekanan kerja 7 Kg/cm2.

38
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

Alat penyambung digunakan dari jenis bahan yang


sama dengan bahan untuk pipa.
26.2.2. Stop kran ¾” sekwalitas TOTO.
26.2.3. Kran diameter ¾” sekwalitas TOTO.
26.2.4. Saringan air kotor/floor drain dari plat galvanis kualitas
baik.
26.2.5. Septick tank, dari pasangan bata kedap air dengan
tutup dari beton bertulang, dan resapan dari batu
gunung/kali dengan ijuk, ukuran seperti gambar detail.
26.2.6. Kloset Duduk sekualitas TOTO standart atau sekualitas.
26.2.7. Bak penampungan air feberglass sekualitas GAPURA.
26.2.8. Wastafel sekualitas TOTO standart.
26.2.9. Bak cuci dari aluminium sekualitas DIAMOND.
26.2.10. Untuk saluran air hujan digunakan pasangan batu bata 1
Pc : 4 Ps dan diplester dengan adukan yang sama.
26.3. Pedoman Pelaksanaan
26.3.1. Pemasangan pipa-pipa di dalam bangunan dipasang di
dalam dinding (in bouw) sebelum di plester dan
pasangan dinding keramik. Pasangan pipa-pipa tersebut
harus horisontal dan vertikal, tidak boleh dipasang
miring.
26.3.2. Air diambil dari sumber PDAM. Pengambilan air tersebut
dihubungkan dari pompa ke toren air atau sistim
distribusi tertentu sesuai gambar, memakai pipa PVC
diameter ¾” dan diteruskan ke bangunan yang
memerlukan tapping air. Pipa ¾” ditanam didalam
dinding, dikeluarkan pada tempat-tempat yang
dibutuhkan, dan disini digunakan kran air diameter ¾”
Pipa pengambilan dan pipa distribusi harus ditanam
didalam tanah.
26.3.3. Tempat Penampungan Air Berada diatas Plat Beton,

39
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

dan bak air dari fiber glas dengan ukuran isi 1 m3 di


dudukkan diatas Plat beton.
26.3.4. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air,
sebelum di plester dan pasangan dinding keramik harus
dilakukan pengetesan yang disaksikan oleh Kontraktor,
Pengawas dan Pemimpin Bagian Proyek. Pengujian harus
menghasilkan tekanan hydraulik sebesar 10 kg/cm2
selama satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala cacat
dan kekurangan-kekurangan yang dijumpai dari hasil
pengujian harus diperbaiki dan semua biaya yang timbul
akibat kegagalan pengujian adalah tanggungan
Kontraktor.
26.3.5. Air kotor dari KM dialirkan dengan pipa beton
diameter ¾” - 20 cm kesaluran terdekat, harga satuan
untuk saluran harus termasuk harga grill didepan jalan
masuk. Pipa-pipa sanitair, bahan kimia digunakan dari
pipa PVC ( 6 kg/cm2 ) merek Wavin. Semua cabang
harus dibuat dengan Y buatan pabrik Wavin. Semua
floor drain dan WC harus diberi “ water trup “ baik
yang dibuat, mauopun yang dibuilt – in. Pipa-pipa dan
fitting untuk “ vent “ dibuat dari PVC klas ( 6 Kg/cm2)
merek Wavin.
26.3.6. Pembuangan air limbah/kotoran dari wc dialirkan
dengan pipa PCV diameter 4” ke septic tank. Pada
tempat-tempat tertentu sebelum pipa dihubungkan ke
septicktank, harus dipasang satu buah bak kontrol
tergantung dari jarak dan tikungan saluran.

26.3.7. Septictank dibuat dari pasangan trasram bata merah


adukan 1 PC : 2 PS, dengan sisi dalamnya diplester
dengan adukan yang sama dan bagian atasnya plat beton

40
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

bertulang 1 PC : 2PS : 3 KR tebal 8 cm (termasuk tutup


kontrol) serta diberi pipa pembuang udara dari pipa
galvanis diameter 2”.
26.3.8. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun
kapasitas septicktank dan sumur peresapannya harus
dilaksanakan sesuai gambar yang bersangkutan. Tata
letak sumur peresapan (rembesan) sekurang-kurangnya
15,00 m dari sumber air tanah (sumur gali) agar tidak
terjadi pencemaran terhadap sumber air tersebut.
26.3.9. Didalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari
pasangan batu bata 1 PC : 2 PS. Bak ini kemudian
dilapisi keramik/porselin kualias baik. Lubang penguras
pada bak air dipasang pipa khusus yang dilengkapi
dengan penutup khusus yang mempunyai ulir kualitas
baik.

Pengujian dan Desinfeksi Air Buangan.

Pengujian sistim pembuangan


◘ Seluruh Sistim pembuangan air harus mempunyai lubang-
lubang yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistim
tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang “ vent “
tertinggi.
◘ Sistim tersebut dapat menahan air yang diisikan seperti
tersebut diatas minimumselama 30 menit dan penurunan air
selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.
◘ Apabila pada waktu Direksi/Pengawas melaksanakan
pengujian lain disamping pengujian diatas, pemborong
harus melakukannya dengan tambahan biaya.
Pengujian dan desinfeksi Air bersih.
Pengujian sistim Distribusi Air :

41
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

◘ Setelah “ rouching- in” selesai dipasang dan sebelum


memasang fixture seluruh sistim distribusi air harus diuji
dengan tekanan hidrostatik sebesar satu setengah kali tekanan
kerjanya ( workingpressure), minimum 7,5 atau tanpa
mengalami kebocoran selama satu jam.
◘ Apabila sesuatu bagian dari instalasi pipa akan tertutup
oleh tembok atau konstruksi bangunan lainnya, maka bagian
dari instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang sama
seperti diatas sebelum ditutup dengan tembok atau bagian
bangunan tersebut.
◘ Gambar- gambar sesuai terpasang ( As- Built Drawings)
- Selama pelaksanaan pemasangan instalasi ini
berjalan, pemborong harus memberikan tanda – tanda
dengan pensil / tinta merah pada 2 set gambar pluimbing,
atas segala perubahan penghapusan atau
penambahan pada rencana instalasi atau dari gambar
tersebut.

27. Pekerjaan Instalasi Listrik


27.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan
instalasi di dalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber
dari instalasi PLN (Perusahaan Listrik Negara) atau Genset,
penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC, tiang
listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik
lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuaikan dengan
jumlah yang tertera dalam gambar. Titik Lampu dan Stop
Kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop
kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan
sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.
27.2. Gambar – gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian

42
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

yang saling melengkapi dan seluruh ketentuan yang tercantum


dalam gambar kerja dan spesifikasi bersifat mengikat.
27.3. Seluruh Pekerjaan Instalasi listrik yang tidak dilaksanakan
harus dikerjakan oleh kontraktor Instalasi Listrik yang dapat
dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan ditunjang oleh
tenaga-tenaga yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya,
serta terdaftar sebagai pemegang/ rekanan Instalatur PLN dengan
kelas minimal “ C “ dan masih berlaku hingga tahun terakhir
yang sedang berjalan.
27.4. Seluruh permukaan Instalasi harus dikerjakan menurut
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) di Indonesia/ peraturan
PLN setempat edisi terakhir sebagai petunjuk dan juga peraturan-
peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standard-
standard / “ code – code “ lainnya yang diakui secara
internasional (VDE, DIN, IES, NEMA, BS dan sebagainya).
27.5. Bahan-bahan yang digunakan
27.5.1. Kabel NYY Kabel dengan 4 inti
Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti .
Lapisan metal yang menyelubungi secara keseluruhan
sebagai earting conductor.
27.5.2. Kabel NYM
Kabel dengan 3 inti untuk satu pass Inti copper
dibungkus dengan isolasi PVS Isolasi 2 lapis
menyelubungi inti
27.5.3. Kabel NYA
Isolasi PVC, luas penampang minimum yang
boleh digunakan 2,5mm2. Kawat BC, kawat tembaga
yang telanjang.

27.5.4. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas
baik.

43
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

27.5.5. Bola lampu LED, Hias dan armaturnya adalah produksi


Nasional merk Philips, Toshiba, Tungsram atau yang
sekualitas.
27.5.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian
group pemasangan instalasi listrik, Produksi Dalam
Negeri (nasional) atau sekualitas, dengan arde
(pentanahan) dari kabel B.C.
Macam-macam switch/outlet yang digunakan untuk
tegangan 220 volt adalah :
Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)
Pole : Phase + Neutral + Earth Tegangan
: 220 volt, 1 phase, 50 Hz
Rating arus : 16 ampere
Type : Pemasangan sistem tanam
Bahan : Ebonit warna putih Plug dan
socket 1 phase untuk power
Pole : Phase + Neutral + Earth Tegangan
: 220 volt, 1 phase, 50 Hz Rating
arus : minimum 25 amper
Type : Pemasangan di luar diberi landasan
kayu
Bahan : Ebonit warna putih
Sekering BOX
Main Panel terdapat pada panel pertama menerima
daya dari gardu induk PLN ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (30 X 40) tinggi
maksimum 175 cm
Potongan : Puc Standing kuat tidak bergetar
Warna : Abu-abu

44
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

27.6. Penggunaan

27.6.1. Kabel NYY dipergunakan sebagai penghubung


antara lain panel digardu induk kedistribution
panel ditiap-tiap bangunan. Diluar bangunan
dipasang sebagai kabel tanah dengan
memperhatikan peraturan-peraturan yang
berlaku.
27.6.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai instalasi
penerangan di dalam dinding.
27.6.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi
penerangan.

27.7. Pedoman Pelaksanaan

27.7.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik


lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu
yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan
gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem
pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding
maupun beton harus ditanam (sistem inbouw)
dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas
plafon diikat dengan isolator khusus dengan
jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel
diatas plafon tersebut dimasukkan dalam pipa
PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak
harus dilengkapi kabel arde (pentanahan)
sesuai dengan peraturan yang berlaku
(mencapai dan terendam air tanah).
27.7.2. Pemasangan instalasi listrik berikut
penggunaan bahan/komponen- komponennya
harus disesuaikan dengan sistem tegangan

45
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

lokal 220 Volt.


27.7.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas
persetujuan direksi, pemborong boleh
menunjuk pihak ketida (instalatur) yang
telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau
izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari
Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap
bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini
sampai listrik tersebut menyala (siap
dipergunakan), termasuk biaya pengujian
dengan pihak PLN.
27.7.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan
kontraktor pada beban penuh selama 1 X
24 jam secara terus menerus. Semua biaya
yang timbul akibat pengujian ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
27.7.5. Kontraktor berkewajiban memasukkan arus
yang bersumber dari instalasi PLN.
Pemasukan arus ini bila harus menambah
tiang maka Kontraktor harus menambah tiang
beton pracetak. Biaya penambahan tiang dan
kabel listrik menjadi beban kontraktor.

Prinsip Distribusi :

Distribusi TR ( Tegangan Rendah ) 220/230 V secara


radial dari Panel utama Tegangan Rendah (LVDD)
didistrbusikan ke Panel bagi Bantu (SDP) setiap

46
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

bangunan. Panel-panel Daya (PP), Panel Penerangan (LP)


melalui kabel (NYY).
Karakteristik Tegangan Rendah 220/380 V, 50 Hz, 3 Fase, 3
kawat dan Tegangan Rendah 220/230 V, 550 Hz, 3 Fase, 5
kawat. Distribusi Daya untuk penerangan dan peralatan
terbagi dari 3 (tiga) sistim suplai daya, yaitu :
Suplai sepenuhnya dari PLN Suplay Genset
Suplai UPS

Fluktuasi tegangan yang diizinkan untuk penerangan


sekitar 3 % dan untuk mesin – mesin sekitar 3 %.
27.7.6. Untuk lebih Rinci dalam hal pemasangan Instalasi
Listrik pendekatan penjelasan dari rekanan
instalatur harus dimengerti para pekerja, agar
pemasangan tidak terjadi kesalahan yang tidak
mestinya diinginkan. Dan sebelum dilaksanakan
pekerjaan ini terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari Direksi/ pengawas Instalatur itu
sendiri.
27.7.7. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi .
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan. Pemborong baru dapat mengganti
bila adad persetujuan dari Direksi/pengawas resmi
secara tertulis. Produk bahan dan peralatan pada
dasarnya adalah sebagai

47
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

berikut :

Bahan/Peralatan Merk/Pembuatan

1. KomponenPanel Siemens, Merlin Gerlin, AEG


2. Pembuatan Panel PT. Industri, AEG Bina, PT
3. Kabel Mustika Parulindo
4. Konduit hight inpact Kabel Metal, Kabelindo,
5. Lampu TLD Eterna
- Flurescent Ega, Gifflex
- Starter
- Condensator Philips
- Fitting Philips
- Ballas Low Los Philips
- Pembuat Philips
* Kotak Kontak Philips
* Saklar PT. Industri Candela
* Metal Conduit Clipsal, Tenby
* Lasdop Clippsal. Tenby
National, Maruichi
3 M, Legrand

28. Pekerjaan Elektrikal


Semua sistem elektrikal seperti kabel, diagram pengkabelan dan
lainnya yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini harus dipasang sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
28.1. Pengujian dan Balancing.
a. Pengujian di lokasi dan balacing peralatan harus
dilaksanakan sesuai standar terbaik yang disetujui Konsultan
Pengawas. Semua pengujian yang diminta harus dibuat atas

48
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

biaya Kontraktor yang harus melengkapi semua bahan dan


peralatan pengujian yang diperlukan.
b. Setiap sistem harus diuji dan dibalance secara lengkap
untuk pemeriksaan :
Kapasitas mesin tiap unit

Aliran udara
Termperatur Udara
Kelembaban
Tekanan
Tegangan kerja dan daya
Tingkat suara dan getaran
Komponen pelindung
Dan pemeriksaan lainnya sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
c. Pengujian harus dilakukan mencapai beban penuh rencana
d. Semua peralatan harus diuji keamanan sistem listriknya.
e. Setelah pengujian dan balancing dinyatakan berhasil, sistem
harus dioperasikan perlahan tanpa segala jenis kegagalan
selama sebulan, sebelum Pengawas Lapangan memberikan
pernyataan.
28.2. Pemeliharaan
a. Setiap peralatan yang memerlukan perawatan atau
pemeriksaan harus dilengkapi dengan :
Spesifikasi teknis detail yang dipersiapkan oleh
pabrik pembuat yang mencakup deskripsi dan karakteristik;
29. Pekerjaan Pengecatan
29.1. Lingkup Pekerjaan
29.1.1. Meni kayu untuk bidang kozen yang melekat ke tembok,
sambungan- sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda
dan lain-lain.
29.1.2. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.

49
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

29.1.3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak,


daun pintu panel dan ventilasi kayu, listplank, dan list
eternit, serta dinding papan yang dapat dibuka dan
plafond lambrisering.
29.1.4. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang
beton dan plafond eternit.
29.1.5. Residu/Teer untuk kayu kuda-kuda, gording dan rangka
atap.
29.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
29.2.1. Meni kayu dan besi sekualitas Kuda Terbang, Platon atau
Ftalit.
29.2.2. Cat kayu sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.
29.2.3. Cat tembok sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex,
Platon.
29.2.4. Residu kualitas baik tidak luntur.
29.2.5. Politur sekualitas Platon
29.2.6. Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang,
Polymix, Vinilex, Platon.
29.3. Pedoman Pelaksanaan
29.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan
plafond.
29.3.2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata,
berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali.
29.3.3. Pekejaan cat kayu harus dilakukan lapis
demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan
jenis bahan yang digunakan. 2 (dua) kali pengerjaan meni
kayu/cat dasar. 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur
kayu. Penghalusan dengan amplas Finishing dengan cat
kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
29.3.4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses
sebagai berikut : Penggosokan dinding dengan batu

50
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan


kain basah hingga bersih. Melapis dinding dengan plamur
tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul kering
digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain
kering yang bersih. Pengecatan dengan cat tembok
emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali. Pekerjaan cat
tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak
terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
29.3.5. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses
berikut : Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan
bidang pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
29.3.6. Pelaksanaan Pekerjaan Cat harus sesuai dengan
persyaratan yang tercantum dalam PBI 1961.
29.3.7. Pengetesan tebal pengecatan, kekeringan dsinding,
kebersihan dengan alat test yang digunakan untuk
pengecatan harus dipenuhi kontraktor atas permintaan
Direksi/pengawas dan seluruh biaya pengetesan tersebut
menjadi tanggungjawab Kontraktor.
Interior Ekterior
- Plasteran Cat Dasar 2 kali Cat Dasar Alkasi Cat Emulsion 3
kali Cat Weatershield
- Langit-langit 2 Kali cat emulsi 2 kali cat emulsi
- Pintu teak wood 2 Kali Pinotex 2 kali Pinotex
- Pekerjaan Baja Didesign dengan lapisan Mordant. Satu lapis
catDasar Zink Chromate Dan 2 kali cat enamel

51
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

30. Pekerjaan Lain-lain


30.1. Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan
Administrasi/dokumentasi, Biaya Keamanan/jaga malam, obat-
obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini
telah dijabarkan pada masing-masing pasal diatas, kecuali
pekerjaan administrasi proyek berupa :
(i) Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan
dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan
tersebut dalam kontrak.
(ii) Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan dan jika diminta oleh DIREKSI
PEKERJAAN/ PEMILIK untuk keperluan pemeriksaan
sewaktu-waktu dapat diserahkan.
(iii) Dokumen Foto :
KONTRAKTOR diwajibkan membuat dokumen foto-foto,
sebelum pekerjaan dimulai sampai pada pekerjaan selesai 100 %
dan tiap tahap permintaan angsuran disertai keterangan lokasi,
arah pengambilan dan tahap pelaksanaan pembangunan serta
disusun secara rapih dan diketahui oleh DIREKSI
PEKERJAAN/PEMILIK dan Pengelola Teknis.
Syarat-syarat foto dokumentasi :
a) Tiap Unit Bangunan diambil dari empat arah,
b) Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
c) Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada
sudut pengambilan tersebut pada butir (a).
Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada PEMILIK
melalui DIREKSI PEKERJAAN rangkap 5 (lima).
Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Kontraktor,
Foto-foto tersebut harus dibuat dan menjadi lampiran setiap
permohonan angsuran pembayaran.
Segala laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (i) dan (ii) Pasal

52
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

ini, dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima) diisi pada
formulir yang telah disetujui oleh DIREKSI
PEKERJAAN/PEMILIK dan harus selalu berada di tempat
pekerjaan.
30.2. KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK as built
drawing. As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai
dengan pelaksanaan di lapangan yang harus diselesaikan 4
minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali, dalam
bentuk kalkir.
30.2.1. Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran
penawaran Kontraktor. Harga taksiran ini sudah mencakup semua
kebutuhan kontraktor sehingga bagian pekerjaan ini berjalan
dengan baik dan sempurna.
30.2.2. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini,
yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan
hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan oleh Kontraktor atas perintah tertulis Pemimpin
Proyek.
30.2.3. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus
ditaati oleh Kontraktor dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dalam melaksanakan pekerjaan ini.

53

Anda mungkin juga menyukai