Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM

PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA

KEGIATAN
PENATAAN KAWASAN PARIWISATA

PEKERJAAN
PEMBANGUNAN MENARA PANDANG

LOKASI
OBYEK WISATA PANTAI OETUNE
DESA TUAFANU, KEC. KUALIN, KAB. TTS

KONSULTAN PERENCANA

CV. RASKA KONSULTANT


TEKNIK DAN MANAJEMEN
JL. SERUNI SOE - TTS
Dinas Pariwisata Kab.TTS . T.A 2019

SPESIFIKASI TEKNIS

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

PASAL 1 : UMUM

1. Kontraktor harus menyediakan di lapangan sekurang-kurangnya satu salinan : Standar


Nasional Indonesia (SNI) yang ditentukan dalam Spesifikasi atau Standar lainnya untuk
bahan dan hasil pekerjaan yang akan dikerjakan. Standar tersebut harus tersedia setiap
saat untuk keperluan pemeriksaan dan penggunaan oleh Direksi.
2. Sebelum memulai pekerjaan kontraktor wajib memberitahukan jadwal pematokan dan
pekerjaan persiapan dilokasi kepada direksi
3. Kontraktor wajib menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan, buku tamu, buku direksi
dan buku harian lapangan.
4. Demi kelancaran pekerjaan dilapangan kontraktor dituntut menghadirkan tenaga kerja
yang kompeten dan memiliki keahlian pada bidang pekerjaan yang ditanggulanginya.
Apabila ada tenaga kerja yang memiliki kinerja dan kualitas kerja rendah maka
kontraktor harus bersedia menggantikannya dengan tenaga kerja baru.
5. Pelaksanaan pekerjaan dilapangan harus sesuai dengan yang tertera dalam kontrak,
gambar rencana kerja, RKS, dan Aanwijzing serta ketentuan dan syarat yang dibuat
selama pelaksanaan pekerjaan dan telah disetujui oleh semua komponen dalam proyek.
6. Semua penyimpangan yang dilakukan pihak kontraktor tanpa seijin direksi harus
dibongkar dan disesuaikan dengan rencana semula. Segala biaya akibat kelalaian tersebut
ditanggung oleh pihak kontraktor.
7. Semua instruksi dari direksi kepada kontraktor harus disampaikan dalam bentuk tertulis
dan diketahui oleh Pemberi Tugas.
8. Bila ada pekerjaan tambah kurang dilapangan maka harus dengan ijin tertulis dari
Pemberi Tugas.
9. Pekerjaan dilapangan selain pekerjaan listrik dan pekerjaan air tidak boleh di serahkan
ke pihak ketiga tanpa persetujuan dari pihak direksi dan pihak pemilik pekerjaan.
10. Bahan dan hasil pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci atau tidak dicakup oleh
Standar Nasional atau Standar lain yang telah disetujui haruslah bahan dan hasil
pekerjaan seperti mutu kelas satu.
11. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang akan digunakan sesuai
atau tidak untuk maksud pekerjaan yang akan dilaksanakan.
12. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja/bantu dalam kondisi yang baik dan dalam
jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan agar dapat menyelesaikan pekerjaan tepat
pada waktunya. Alat-alat ini harus dibuat daftarnya dan diserahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum memulai seluruh pekerjaan.
13. Selama tidak bertentangan dengan peraturan dalam RKS ini, peraturan lain yang berlaku
adalah sebagai berikut antara lain :
a) Algemene Vooewarden Voor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werken
1941(AV.41) yang disahkan oleh Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No 9
Tanggal 18 Mei 1941, dan Tambahan Lembaran Negara Nomor : 14571 terjemahan
AV diatas : syarat syarat umum untuk pelaksanaan bangunan umum yang dilelangkan
atau disingkat dalam Bahasa Indonesia : SU 41.
b) Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan pada penyelenggaraan
bangunan di indonesia atau disingkat PUBB 1956 NI.3
c) Peraturan konstruksi kayu indonesia PPKI 1961 NI 5.
d) Peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.
e) Peraturan-peraturan lain yang berlaku berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
f) Petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tulisan dari direksi/pengawas
selama pekerjaan berlangsung.

PASAL 2 : PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah penanda tanganan Surat Perintah Kerja (SPK)
Kontraktor sudah harus melakukan kegiatan nyata dilapangan.

2
Dinas Pariwisata Kab.TTS . T.A 2019

2. Kontraktor diwajibkan membuat dan memasang papan nama proyek dilokasi pekerjaan
dilengkapi dengan tulisan warna hitam diatas dasar putih serta harus cukup jelas dibaca.
Menggunakan papan tebal 2 cm selengkapnya bisa dilihat pada contoh dibawah :

PROGRAM : ……………………………………………
KEGIATAN : ……………………………………………
PEKERJAAN : ……………………………………………
NILAI KONTRAK : ……………………………………………
WAKTU PELAKSANAAN : ……………………………………………
KONTRAKTOR : CV.
PELAKSANA
KONSULTAN : ……………………………………………
PENGAWAS
TAHUN ANGGARAN : 2019

3. Los kerja dan direksi kit


a) Pemborong wajib membuat los kerja termasuk direksi kit
▪ Satu ruang direksi dengan ukuran disesuaikan (min 3 x 4 m).
▪ Satu ruang penyimpanan/gudang alat dan bahan
▪ Sebuah MCK darurat
b) Bangunan los kerja dibangun dengan bahan :
▪ Dinding tripleks
▪ Rangka regel kayu
▪ Atap seng BJLS
c) Direksi kit dilengkapi :
▪ Satu meja tulis
▪ Empat buah kursi
▪ Papan tulis/panil untuk menempelkan instruksi kerja
dan aturan-aturan
d) Biaya pembuatan direksi kit/los kerja tidak dibolehkan masuk dalam penawaran
kontrak.
e) Kontraktor harus menjaga dan memelihara bangunan tersebut bersama alat-alat adan
bahan agar terjamin kualitas dan keamanannya agar tetap layak untuk digunakan, serta
selalu menyediakan air bersih juga obat-obatan untuk para pekerja.
f) Tempat dibangunnya direksi dan los kerja ditentukan oleh direksi/pengawas lapangan.

PASAL 3 : PERSIAPAN LOKASI DAN PEMATOKAN

1. Pembersihan lokasi termasuk pembersihan tanaman dan rerumputan yang menghalangi


pelaksanaan pekerjaan, syarat pembersihan lokasi :
▪ Pohon/tanaman yang kelihatan tidak mengganggu proses pelaksanaan pekerjaan
tidak perlu dipotong
▪ Pohon/tanaman yang menghalangi pelaksanaan pekerjaan di potong agar
memudahkan pelaksanaan pekerjaan
▪ Pemagaran lokasi pekerjaan sangat perlu apabila ada indikasi terjadinya hal-hal yang
dapat mengganggu proses jalannya pekerjaan.
▪ Biaya pemagaran tidak masuk dalam angka kontrak
2. Pengukuran
Pengukuran dan penetapan titik duga/titik awal (peil 0.00) pekerjaan harus disetujui oleh
semua pihak/komponen dalam proyek
3. Pemasangan bowplank
▪ Patok dibuat dari kayu kuat misalnya kayu/balok/usuk 5/7cm.sedangkan bowplank
dari papan klas II ukuran 2/20cm. yang harus diwaterpass bagian topnya
▪ Jarak patok dengan as galian adalah 1.50 m, sedangkan untuk jarak dari as patok ke
as patok adalh kurang lebih 2.00 m

3
Dinas Pariwisata Kab.TTS . T.A 2019

▪ Semua titik sumbu bangunan di jaga dengan diberikan cat pada bowplank dengan
paku 7 cm
▪ Kontraktor wajib menjaga semua keberadaan patok,titik dan bowplank selama masa
pekerjaan.

PASAL 4 : PEKERJAAN URUGAN/TIMBUNAN

1. Yang termasuk dalam pekerjaan urugan adalah semua pekerjaan


penimbunan,pengurugan, pemadatan dan perataan kembali pada galian tanah dengan
pasir sampai mencapai permukaan yang diinginkan sesuai dengan gambar rencana kerja.
2. Syarat dan ketentuan pekerjaan ini adalah :
▪ Urugan kembali galian biasanya menggunakan tanah asli bekas galian sebelumnya.
▪ Urugan dilakukan lapis demi lapis setiap 5 cm, disirami dengan air hingga mencapai
kepadatan yang diinginkan.

PASAL 5 : PEKERJAAN BETON


1. Beton
a) Lingkup pekerjaan
Melengkapi semua tenaga, alat dan bahan untuk menyelesaikan pekerjaan beton
sesuai dengan gambar rencana konstruksi, dan selalu memperhatikan ketentuan
ketentuan tambahan dari perencana dalam uraian RKS
Kualitas beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang camp. 1pc : 2psr : 3 krkl
dan harus memnuhi syarat yang ditentukan dalam PBI 1971.

Standar dan pedoman :


▪ Persyratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)- NI.3
▪ Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2)
▪ Peraturan Kostruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-2)
▪ Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8)
▪ ASTM-C150”Specification For Concrete Anggregate”
▪ Peraturan Pembangunan Daerah Setempat
▪ Peraturan Pembangunan Nasional 1978
▪ American Siceity For Testing And Material (ASTM)
▪ American Concrete Institute (ACI)
▪ Petunjuk dan peringatan lisan dari pengawas lapangan.

b) Kwalitas beton

▪ Kualitas beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang camp. 1pc : 2psr : 3
krkl dan harus memnuhi syarat yang ditentukan dalam PBI 1971.
▪ Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen beton tercampur.

c) Keahlian pekerja
Kontraktor bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan dan
syarat yang berlaku, termasuk kekuatan , toleransi penyelesaian, khususnya untuk
pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah harus di buatkan lapisan lantai
kerja dengan agregat sederhana 1:3:5.
Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh pekerja-pekerja yang ahli dan
berpengalaman agar output pekerjaan memiliki mutu dan kualitas yang ditentukan
sebelumnya.

d) Syarat bahan
▪ Semen portland

4
Dinas Pariwisata Kab.TTS . T.A 2019

Digunakan PC jenis II menurut BI-82 atau Type I menurut ASTM dan memenuhi
S.400 menurut standar portland semen yang digariskan oleh Asosiasi semen indonesia
( semen bosowa,tonasa, tiga roda & semen kupang)
Merk yang dipilih tidak dapat ditukar selama pelaksanaan pekerjaan kecuali dengan
persetujuan pihak pemilik pekerjaan dan direksi , itupun terjadi apabila keterbatasan
stok dipasaran jadi semen sulit didapat.

▪ Pasir/ agregat.
- Kualitas agregat harus sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam PBI-1971
Agregat kasar harus berupa batu pecah yang bergradasi baik, syarat kekerasannya
padat tidak kropos, kadar lumpur dari agregat tidak melebihi 5 % berat kering.
- Dimensi maks. Dari agregat kasar tidak boleh lebih dari 3.0 dan tidak boleh lebih
dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
- Pasir harus terdiri dari butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan –bahan
organis, garam, lumpur, tanah lempung dsb.

▪ Air
Air yang disyaratkan adalah air tawar tidak mengandung minyak, asam alkali dan
bahan lain yang bisa menurunkan mutu beton. Bila diperlukan maka pengawas dapat
merekomendsikan air dari hasil uji laboratorium yang bersih dan layak pakai.

▪ Besi tulangan
- Tulangan harus bebas dari korosi/karat agar tidak mempengaruhi kualitas beton
yang dihasilkan
- Dimensi tulangan harus sesuai dengan gambar rencana
- Perlengkapan pekerjaan besi meliputu semua peralatan untuk mengatur jarak
tulang/besi beton serta pengikatan tulangan
- Untuk mendapatkan mutu dan kualitas yang baik dari tulangan yang akan
digunakan maka perlu adanya sertifikasi dari pabrik dan penyedia/suplier.
- Adanya sertifikasi uji laboratorium untuk kuat tekan tulangan, uji pelengkungan
dari pabrik dan harus disetujui oleh pihak direksi.

e) Pengganti besi
▪ Kontraktor harus mengusahakan besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang
ditentukan dalam gambar kerja
▪ Bila ada kekurangan, kekeliruan dalam pemasangan jumlah besi maka ;
✓ Kontraktor dapat menambah jumlah besi untuk penyempurnaan dengan tidak
mengurangi jumlah awal tulangan dengan berkoordinasi dengan pihak pengawas
bila perlu dengan pihak perencana.
✓ Jika hal diatas diminta sebagai pekerjaan lebih oleh kontraktor maka penambahan
tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan dari perencana konstruksi
dan pengawas lapangan.
✓ Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahn tersebuthanya
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari perencana konstruksi.pengajuan usul
dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan juga keharusan dari kontraktor.
▪ Jika kontraktor tidak mendapatkan dimensi besi yang sesuai yang ditetapkan maka
dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter terdekat denag catatan :
- Harus ada persetujuan dari pengawas
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar ( dalam hal ini yang dimaksudkan
adalah jumlah luas

5
Dinas Pariwisata Kab.TTS . T.A 2019

- Penggantian tersebut tidak boleh menimbulkan kerumitan pembesian didaerah


tersebut atau daerah over lapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian vibrator/penggetar.
- Ringbalbak dan kolom beton disesuaikan dengan gambar rencana peninggian
bangunan (penambahan tinggi 60 cm)

f) Perawatan beton
▪ Beton harus terlindungi dari cuaca panas sehingga terjadi penguapan beton
▪ Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan
▪ Beton harus sering dibasahi/disiram selama 10 hr setelah pengecoran

g) Tanggung jawab kontraktor


▪ Kontraktor bertanggungjawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang
diberikan. Kehadiran pengawas selaku wakil pemberi tugas yang sejauh mungkin
memberi saran/melihat dan mengawasi serta menasihati tidklah mengurangi tanggung
jawab penuh diatas.
h) Perbaikan permukaan beton
▪ Perbaikan pada permukaan beton yang kropos setelah pembukaan acuan dan bekisting
hanya bisa dilakukan setelah ada persetujuan dari pihak pengawas lapangan dan
pemilik pekerjaan
▪ Jika masalah kropos diatas tidak bisa diperbaiki untuk mendapatkan hasil seperti yang
diinginkan maka konstruksi beton tersebut harus dibongkar dan semua
pembiayaannya ditanggung pihak kontraktor
▪ Masalah ketidaksempurnaan beton diatas selain kropos pada permukaan beton ada
pula karena pecah, retak, gelembung udara, bertulang, tonjolan dan benjolan,
gelombang dsb diluar dari bentuk yang diharapkan.

i) Bagian-bagian yang tertanam dalam beton


▪ Bagian angker dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang
diperhatikan sebaiknya agar tidak terdapat bagian yang karat.

j) Pembersihan
Pembersihan ini meliputi pembersihan lokasi pekerjaan dan pembersihan terhadap sisa
bahan pekerjaan

k) Contoh/sample material yang akan digunakan


▪ Sebelum pelaksanaan pekerjaan pihak kontraktor wajib menunjukan sampel/contoh
material yang akan digunakan seperti ; semen, pasir, krikil/batu pecah, split, besi
tulangan
▪ Sampel material dimaksud diatas harus mendapatkan persetujuan dari pihak direksi
maupun pemilik pekerjaan
▪ Sampel-sampel material yang disetujui harus di simpan di tempat khusus dan tidak
boleh digabungkan dengan material lain. Guna dari pemisahan ini agar mutu dan
kualitas material tetap terjaga. Penyimpanan material dan bahan ini juga harus pada
tempat yang telah disepakati terlebih dahulu.

2. Bahan/ produksi
A. Persyaratan bahan
1) Semen
Yang digunakan harus dari mutu baik terdiri dari satu jenis merk dan atas
persetujuan perencana dan harus memenuhi MI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian /seluruhnya tidak boleh digunakan lagi. Penyimpanan semen harus
terhindar dari kelembaban. Tidak boleh bersentuhan langsung dengan lantai, dan di
tumpuk pun dalam tumpukan yang jumlahnya sesuai dengan standar penumpukan.

6
Dinas Pariwisata Kab.TTS . T.A 2019

2) Pasir beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1971
3) Koral beton/split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik dan tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan koral dan
split ini harus terpisah satu dengan yang lainnya. Sehingga dapat dijamin kedua
bahan tersebut tidak bercampur bila akan dibuatkan perbandingan di saat akan
diadakannya pengecoran.
4) Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton. Untuk itu
perlu ada perhatian khusus dari pihak kontraktor untuk masalah pengadaan air
bersih untuk konstruksi,
5) Besi beton
Digunakan mutu U 24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi syarat NI-2 (PBI
1971). Bila dipandang perlu kontraktor wajib untuk memeriksa mutu besi beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan.
6) Sebelum pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus memberikan sampel material
misalnya semen, pasir, koral/split dan besi tulangan. Contoh/sampel yang telah
disetujui akan dipakai sebagai material dan bahan terstandar untuk pelaksanaan
konstruksi.
3. Pelaksanaan
a. Mutu beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang campuran 1 pc ; 2 psr ; 3
krkl dan harus memenuhi syarat dalam PBI 1971.
b. Pembesian
▪ Pembuatan tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait-
kait dan pembuatan sengkang harus sesuai dengan syarat PBI 1971
▪ Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar kerja.
▪ Tulangan beton harus diikat kuat agar tidak bergeser dan berubah posisi selama
pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang
selimut beton sesuai dengan PBI 1971.
▪ Besi beton yang tidak memenuhi syarat teknis langsung dikeluarkan dari lapangan
pekerjaan 24 jam setelah ada perintah tertulis dari pihak pengawas.

c. Cara pengadukan beton


▪ Cara pengadukan beton harus menggunakan beton molen/concrete mixer manual
▪ Takaran dan komposisi material semen pasir kerikil dan air sudah mendapat
persetujuan dari pihak direksi
▪ Selama pengadukan kekentalan beton harus diperhatikan dengan cara memeriksa
slump/kekentalan adonan beton min 5 cm maks 10 cm.

4. Pengecoran beton
• Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan cetakan beton sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan
ketinggian. Pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak
• Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan bila sudah diijinkan oleh pengawas dan
perencana

7
Dinas Pariwisata Kab.TTS . T.A 2019

• Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat


penggetar/vibrator agar menjamin kepadatan beton dan menghindari adanya
cacat/kropos pada beton
• Apabila akan ada perhentian pelaksanaan pengecoran dan dilanjutkan esok harinya
maka tempat perhentian juga harus disetujui pihak pengawas.

5. Pekerjaan acuan/bekisting
• Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran ukuran yang telah ditetapkan
dalam gambar
• Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup
kuat menahan beban selama pengecoran dilakukan
• Acuan harus rapat tidak bocor, permukaan licin, bebas kotoran bekas gergaji, bebas dari
potongan kayu,tripleks dsb. Sebelum pengecoran harus adanya pengecekan ke setiap
acuan
• Acuan harus mudah dibongkar tanpa merusak beton
• Kontraktor harus menunjukan sampel material dan bahan untuk pengecoran.setelah
mendapat ijin dari pihak direksi barulah pekerjaan bisa dilaksanakan
• Kawat pengikat harus sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dalam NI-2 (PBI
1971)
• Beton harus dilindungi dari panas matahari langsung hingga tidak mengakibatkan
penguapan cepat, persiapan akan datangnya hujan selama masa pengecoran harus
diperhatikan
• Beton harus disiram/dibasahi paling lambat 10 hari setelah masa pengecoran

a. Bongkaran acuan
Pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan setelah masa pengeringan beton
maksimal mencapai 28 hari setelah pengecoran. Dan itupun harus adanya persetujuan
dari pihak direksi dan pengawas.

b. Syarat pengamanan pekerjaan


▪ Beton yang selesai di cor harus dihindarkan dari benturan langsung dari benda keras
selama 3x24 jam.
▪ Beton yang telah di cor sedapat mungkin dihindarkan dari cacat akibat pekerjaan
lain
▪ Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan ditanggung oleh kontraktor
▪ Bagian yang dicor harus selalu di siram minimal selama seminggu ataupun lebih
sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971

PASAL 6 : PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

1. Yang termsuk dalam pekerjaan pasangan adalah :


pasangan batu karang/gunung untuk pondasi kopel menara pandang dengan adukan 1 pc:
5 psr
2. Yang termasuk pekerjaan plesteran adalah plesteran tepi luar pondasi dan permukaan
beton yang kelihatan dan diplester dengan campuran 1 pc ; 4 psr kemudian diaci dengan
saus semen
3. Material plesteran dalam hal ini pasir dan semen sebelum dipakai harus mendapatkan
persetujuan pihak direksi dan pengawas.
Catatan :
- Pasangan, Plesteran dan Acian disesuaikan dengan gambar rencana

8
Dinas Pariwisata Kab.TTS . T.A 2019

PASAL 8 : PEKERJAAN RANGKA MENARA PANDANG

1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :


Pekerjaan Tiang Beton Menara ukuran. 25x25 cm, Balok Lantai 2 dan Lantai 3 Balok
Beton, Pangkuan Lantai Menara Balok kayu 5/10, Tangga Menara 6/12 dan Reling
Lantai Menara 3/10cm serta Reling Tangga Menara 3/10cm, semua pekerjaan ini
menggunakan balok atau papan kayu kasuari tua.
2. Pekerjaan Reling, semuanya menggunakan kayu kasuari tua lokal yang tua dan kering
udara, dengan ukuran 3/10cm.
3. Material yang akan digunakan dalam hal ini balok/papan harus diserut rapi dan sebelum
dipakai harus mendapatkan persetujuan pihak direksi dan pengawas.

PASAL 10 : PEKERJAAN LANTAI, TANGGA DAN ATAP MENARA

1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :


Lantai, tangga dan atap menara berbahan kayu kasuari tua, dengan ukuran untuk lantai
papan 3/15cm, untuk anak tangga, papan 3/20cm, untuk atap, Zincalum 0.30. dengan
balok rangka lantai dan rangka atap yang juga berbahan kayu balok kasuari tua 6/12cm.
2. Persyaratan pelaksanaan:
a. Semua bahan kayu harus diserut rapi dan pada semua sambungan harus di menie
b. Penggantungan balok penyangga/pangkuan menggunakan baut/mur tanam dan
pemasangannya harus diperiksa dan disetujui direksi dan konsultan pengawas.
c. Semua kayu yang digunakan harus berkualitas baik,lurus,tidak ada cacat dan kropos.
Catatan :
- Untuk penggantian bahan kayu jika sulit mendapatkan bahan kayu kasuari tua
maka penggantiannya harus dikonsultasikan dengan pemilik pekerjaan dan
kayu yang dipakai harus mendapat persetujuan dari direksi dan pengawas.

PASAL 13 : PEKERJAAN CAT DAN PELABURAN

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :


▪ Cat seluruh bidang kayu
▪ Persyaratan cat dan laburan :
- Bidang kayu sebelum dicat harus dimenie dahulu selanjutnya didempul diplamir
dan diamplas sampai rata agar halus dan baik.
- Cat menggunakan cat kilap (warna cat disesuaikan dengan pengguna anggaran)
- Bahan-bahan menie, dempul, plamir untuk pekerjaan ini harus dikhususkan untuk
peruntukannya
- Untuk cat tepi luar pondasi dan permukaan plat lantai menggunakan Waterproofing
- Untuk Reling lantai dan tangga menara menggunakan politur/teac oil minimal 3x
pelaburan hingga rata dan mengkilap.

PASAL 14 : PEKERJAAN LAIN-LAIN


1. Sebelum melakukan penyerahan pertama pekerjaan (PHO) keadaan lokasi pekerjaan
harus sudah bersih dari segala macam bentuk kotoran, baik bekas galian, sisa material,
bekas penebangan pohon dan tanaman disekitar bangunan sudah harus disingkirkan.
Hal-hal lain yang belum tercantum dalam dokumen ini agar terlebih dahulu
dikonsultasikan kepada konsultan perencana, pihak direksi dan pemilik pekerjaan
dimaksud.

Terima kasih,

SoE, April 2019

9
Dinas Pariwisata Kab.TTS . T.A 2019

Konsultan perencana
CV. RASKA KONSULTANT

HAMKA D., ST
Direktur

10

Anda mungkin juga menyukai