Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekivalen JLS. G. 3112
Baja tulangan ulir mempunyai kuat leleh lebih besar dari 400 KN/cm2 boleh
dipakai asalkan fy adalah tegangan yang memberikan regangan 0,30 %.
Baja tulangan beton yang dianyam harus memilih ASTM AIG4 Spesification For
Fabricated Deform Steel Bar Mats For Concrete Reinforcement.
Berat
Keliling
Luas Penampang
(mm)
(kg/m)
(cm)
(cm2)
10
0,67
3,14
0,785
13
1,04
4,08
1,33
16
1,58
5,02
2,01
19
2,23
5,96
2,84
22
2,98
6,91
3,80
25
3,85
7,85
4,91
32
6,31
10,05
8,04
36
7,99
11,30
10,20
40
9,87
12,56
12,60
Berat
Keliling
Luas penmpang
(mm)
(kg/m)
(cm)
(cm2)
0,222
1,88
0,283
0,395
2,51
0,503
10
0,617
3,14
0,785
12
0,888
3,77
1,13
16
1,58
5,02
2,01
Untuk melindungi tulangan terhadap bahaya kebakaran dan korosi disebelah luar
tulangan harus diberi tebal minimum beton. Tebal selimut beton bervariasi
tergantung pada tipe konstruksi dan kondisi lingkungan. Berdasarkan pasal 3.16.7
SNI, tebal selimut beton bertulang yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca
atau tanah adalah tidak boleh lebih kecil dari 20 mm untuk pelat, dinding, dan pelat
berusuk yang menggunkan diameter tulangan lebih kecil dari D-36, sert 40 mm
untuk balik dan kolom. Jika beton tersebut berhubungan langsung dengan tanah,
tebal selimut minimum adalah 40-50 mm, tergantung dari diameter tulangannya,
tetapi jika beton tersebut dicor langsung ditanah tanpa adanya lapisan dasar atau
lantai kerja, tebal selimut beton minimum 70 mm. (L.Wahyudi, 1999:32)
Sifat-sifat ini dapat ditentukan secara pengujian tarik. Pada uji tarik, Dilakukan
suatu pengujian tarik batang baja beton hingga batang patah.
I.
PENDAHULUAN
Pekerjaan pembesian yang dimaksudkan dalam hal ini, adalah pekerjaan pada
pembuatan struktur beton bertulang. Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas
dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa
prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama sama
dalam menahan beban.
gaya gaya yang bekerja. Beton hanya diperhitungkan dalam memikul gaya tekan
sedangkan tulangan diperhitungkan memikul gaya tarik dan sebagian gaya tekan, selain itu ada
gaya gaya lain yang dipikul oleh tulangan seperti, gaya puntir ( Torsi ), gaya geser dan lain lain.
II.
A.
B.
Pemasangan Tulangan
III.
Baja tulangan untuk konstruksi beton bertulang ada bermacam macam jenis dan mutu
tergantung dari pabrik yang membuatnya. Ada dua jenis baja tulangan , tulangan polos ( Plain
bar ) dan tulangan ulir ( Deformed bar ). Sebagian besar baja tulangan yang ada di Indonesia
berupa tulangan polos untuk baja lunak dan tulangan ulir untuk baja keras. Beton tidak dapat
menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu tanpa mengalami keretakan. Oleh karena itu, agar
beton dapat bekerja dengan baik dalam sistem struktur, beton perlu dibantu dengan memberinya
perkuatan penulangan yang berfungsi menahan gaya tarik. Penulangan beton menggunakan
bahan baja yang memiliki sifat teknis yang kuat menahan gaya tarik. Baja beton yang digunakan
dapat berupa batang baja lonjoran atau kawat rangkai las (wire mesh) yang berupa batang-batang
baja yang dianyam dengan teknik pengelasan. Baja beton dikodekan berurutan dengan: huruf BJ,
TP dan TD,
BJ berarti Baja
TP berarti Tulangan Polos
TD berarti Tulangan Deformasi (Ulir)
Angka yang terdapat pada kode tulangan menyatakan batas leleh karakteristik yang dijamin.
Baja beton BJTP 24 dipasok sebagai baja beton polos, dan bentuk dari baja beton BJTD 40
adalah deform atau dipuntir . Baja beton yang dipakai dalam bangunan harus memenuhi norma
persyaratan terhadap metode pengujian dan permeriksaan untuk bermacam macam mutu baja
beton menurut Tabel
Tabel berikut menunjukan sifat mekanik baja tulangan :
Tegangan leleh
Kekuatan tarik
Perpanjangan
2
Simbul mutu Minimum (kN/
Minimum (kN/ cm )
Minimum ( % )
2
cm )
BJTP 24
24
39
18
BJTP 30
30
49
14
BJTD 30
30
49
14
BJTD 35
35
50
18
BJTD 40
40
57
16
SNI menggunakan simbol BJTP ( Baja Tulangan Polos) dan BJTD ( Baja Tulangan Ulir ). Baja
tulangan polos yang tersedia mulai dari mutu BJTP -24 hingga BJTP 30, dan baja tulangan ulir
umumnya dari BJTD 30 hingga BJTD 40. Angka yang mengikuti simbul ini menyatakan
tegangan leleh karakteristik materialnya. Sebagai contoh BJTP 24 menyatakan baja tulangan
polos dengan tegangan leleh material 2400kg/ cm2 ( 240 MPa )
Secara umum berdasarkan SNI 03-2847-2002 tentang Tata cara perhitungan struktur beton
untuk bangunan gedung, baja tulangan yang digunakan harus tulangan ulir. Baja polos
diperkenankan untuk tulangan spiral atau tendon. Di samping mutu baja beton BJTP 24 dan
BJTD 40 seperti yang ditabelkan itu, mutu baja yang lain dapat juga spesial dipesan (misalnya
BJTP 30). Tetapi perlu juga diingat, bahwa waktu didapatnya lebih lama dan harganya jauh lebih
mahal. Guna menghindari kesalahan pada saat pemasangan, lokasi penyimpanan baja yang
spesial dipesan itu perlu dipisahkan dari baja Bj.Tp 24 dan Bj.Td 40 yang umum dipakai. Sifatsifat fisik baja beton dapat ditentukan melalui pengujian tarik. Sifat fisik tersebut adalah: kuat
tarik (fy) ,batas luluh/leleh, regangan pada beban maksimal, modulus elastisitas (konstanta
material), (Es)
Tulangan Polos
Baja tulangan ini tersedia dalam beberapa diameter, tetapi karena ketentuan SNI hanya
memperkenankan pemakaiannya untuk sengkang dan tulangan spiral, maka pemakaiannya
terbatas. Saat ini tulangan polos yang mudah dijumpai adalah hingga diameter 16 mm, dengan
panjang 12 m.
Diameter
( mm )
6
8
10
12
16
Berat ( kg / m)
0,222
0,395
0,617
0,888
1,578
Luas penampang
( cm2 )
0,28
0,50
0,79
1,13
2,01
Berat ( kg / m)
Keliling ( cm )
0,617
1,04
1,58
2,23
2,98
3,85
6,31
7,99
9,87
3,14
4,08
5,02
5,96
6,91
7,85
10,05
11,30
12,56
Luas penampang
( cm2 )
0,785
1,33
2,01
2,84
3,80
4,91
8,04
10,20
12,60
Berdasarkan SNI, baja tulangan ulir lebih diutamakan pemakaiannya untuk batang tulangan
struktur beton. Hal ini dimaksudkan agar struktur beton bertulang tersebut memiliki keandalan
terhadap efek gempa, karena akan terdapat ikatan yang lebih baik antara beton dan tulangannya.
Bentuk baja tulangan seperti gambar di bawah ini :
IV.
p 10 - 250
fc : mutu beton,
Beberapa besi yang dapat anda temukan di dalam beton (lazimnya di temukan di
dalam beton dengan susunan tertentu) dinamakan besi tulangan beton / baja
tulangan beton. Ketika disebut beton, lazimya di tempat kita diartikan beton bertulang
sedangkan untuk penyebutan beton tanpa penulangan disebut beton tak bertulang,
maka ketika ditanya sebuah gedung lantai 12 konstruksinya beton, maka yang
dimaksud dalam hal ini adalah beton bertulang. Kombinasi besi tulangan beton dengan
beton dinamakan beton bertulang. Lha apakah ada beton yang tanpa tulangan,
jawabanya ada. Di tempat kita banyak kok beton tak bertulang contohnya paving blok,
genteng beton, buis beton dan lain-lain.
Sifat Paling Mendasar Dari Beton (Beton Bertulang)
Beton tak bertulang sangat kuat terhadap tekanan dan sangat lemah terhadap
tarikan danlenturan. Bahkan di dalam asumsi perhitungan beton kekuatan tariknya
diabaikan artinya sebenarnya beton tidak punya kekuatan tarik, dia hanya punya
kekuatan tekan saja. Sedangkan besi tulangan / baja tulangan beton (banyak disebut
orang besi beton, sebagian orang menyebut besi stal) adalah material yang sangat kuat
terhadap tarik maupun lentur akan tetapi dengan ukuran besi beton yang ada pada kita,
material tersebut sangat lemah terhadap tekanan. Nah sekarang ketahuankan kenapa 2
spesies material ini harus dikawinkan. Perkawinan antara beton dengan besi beton ini
akan melahirkan spesies baru bernama beton bertulang (orang barat sering
Gambar 23.1
Nah gaya tekan diantisipasi oleh beton, sedangkan gaya tarik dan gaya lintang
diantisipasi oleh baja tulangan beton. Maka dalam sebuah konstruksi, beton bertulang
ini sudah memenuhi syarat untuk digunakan.
Secara bersama-sama sebenarnya kombinasi besi beton, beton dan lekatan antara
keduanya ini yang menjadikan faktor penentu utama kekuatan beton (beton bertulang).
Lekatan antara besi beton dan beton dipengaruhi oleh :
Semakin kasar bentuk besi beton, maka lekatan antara besi beton dan beton semakin
baik. Besi beton yang kasar yang dimaksud dalam hal ini adalah besi beton bersirip
(deform). Artinya kelau ditanya bagusmana besi beton yang polos dengan besi beton
yang bersirip, ya tentu saja baik yang pakai sirip dong.
Sedangkan tegangan leleh beton disebut dengan kekuatan besi beton. Satuan yang
digunakan adalah Mpa. Terdapat 2 jenis pembagian yaitu Baja Tulangan Polos
(BJTP) dengan tegangan leleh sebesar 240 Mpa dan Baja Tulangan Deform (BJTD)
dengan tegangan leleh sebesar 400 Mpa
Mutu Beton
Semakin baik mutu betonya, maka semakin baik kuat tekan beton tersebut (semkin
keras) dan lekatan antara beton dan besi betonya juga semakin baik. Nah ini sebabnya
kenapa mutu beton itu penting. Masih ingatkan parameter kualitas tekan beton..kalau
lupa coba deh buka posting-posting sebelumnya.
Syarat-Syarat Besi Beton
Sebenarnya pemerintah kita lewat BSN (badan Standarisasi Negara ) telah membuat
peraturan khusus tentang penulangan beton (pembesian beton) mau tahu unduh
disini..Unduh sni baja tulangan
Produk-produk besi tulangan sendiri sebenarnya juga sudah buanyak yang mendapat
sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia), jadi kalau anda beli ditoko tidak perlu
kuwatir kok asal sudah berlogo SNI dan dari merk yang memang sudah kondang
dengan mutunya, insyalloh besi beton anda baik kok.
Aka tetapi tidak ada salahnya pada kesempatan kali ini kita sedikit membahas tentang
SNI yang Sudah ada tadi yaitu SNI 07 2052 2002 tentang Baja Tulangan Beton.
Syarat Mutu Baja Tulangan Beton:
Sifat tampak
Baja tulangan beton tidak boleh menganudng serpihan, lipatan, retakan, cema (luka pd
besi beton yang terjadi karena proses cenai) yang dalam dan hanya diperkenankan
berkara ringan pada permukaan.
Bentuk
Besi tulangan polos, permukan batang baja tulangan beton harus tidak bersirip
Baja Tulangan Beton Sirip (Defom)
Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak
yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda
atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada
posisi di mana angka atau huruf dapat di abaikan
Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45 derajat terhadap sumbu
batang, apabila membentuk sudut antara 45 sampai dengan 75derajat, arah sirip
melintang pada satu sisi atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya di atas
70derajat arah berlawanan tidak diperlukan
Ukuran dan Toleransi Besi Tulangan Beton
Ukuran baja tulangan polos adalah sebagai berikut :
Toleransi
(mm)
(%)
6 s/d 8
10 s/d 11
16 s/d 28
> 28