Anda di halaman 1dari 30

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN & FUNGSI BESI BETON 1.1.1. PENGERTIAN Besi beton merupakan besi yang digunakan untuk penulangan konstruksi beton atau yang lebih dikenal sebagai beton bertulang. Beton bertulang yang mengandung batang tulangan dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. Beton bertulang bersifat unik dimana dua jenis bahan yaitu besi tulangan dan beton dipakai secara bersamaan. Tulangan menyediakan gaya tarik yang tidak dimiliki beton dan mampu menahan gaya tekan. Secara umum besi beton tulangan mengacu pada dua bentuk yaitu besi polos (plain bar) dan besi ulir (deformed bar/BJTD). Besi polos adalah besi yang memiliki penampang bundar dengan permukaan licin atau tidak bersirip. Besi ulir atau besi tulangan beton sirip adalah batang besi dengan bentuk permukaan khusus berbentuk sirip melintang (puntir/sirip ikan) atau rusuk memanjang (sirip teratur/bambu) dengan pola tertentu, atau batang tulangan yang dipilin pada proses produksinya.

Gambar 1.1 Besi beton polos Tulangan ulir, yang diberi ulir melalui proses rol pada permukaannya (polanya berbeda tergantung dari pabrik pembuatnya) untuk mendapatkan ikatan (bonding) yang lebih baik antara tulangan dan beton yang digunakan

pada hampir semua aplikasi dibandingkan dengan tulangan polos dengan luas penampang sama. Bentuk ulir berupa sirip meningkatkan daya lekat guna menahan gerakan dari batang secara relatif terhadap beton. Tulangan polos (BJTD) jarang digunakan kecuali untuk membungkus tulangan longitudinal (sengkang atau spiral) yang diberi kait pada ujungnya, terutama pada kolom.

Gambar 1.2 Besi beton ulir/deform 1.1.2. FUNGSI BESI BETON Sejak tahun 1950 konstruksi konstruksi besi beton mulai digunakan sebagai elemen utama dalam pembangunan gedung tinggi. Karena pengetahuan manusia tentang perilaku beton bertulang yang terbatas, terutama mengenai nonlinearitas material beton itu sendiri, pada awal abad ke-20 kebanyakan gedung tinggi di Amerika menggunakan baja profil sebagai elemen struktur utamanya. Baru pada 1950-an konstruksi beton mulai ikut berperan dalam konstruksi gedung tinggi. Di Indonesia sendiri, besi beton lebih sering digunakan untuk pembangunan gedung, karena bahan ini lebih mudah didapat sehingga dirasakan lebih ekonomis dibanding konstruksi lainnya. Besi beton atau beton bertulang boleh jadi merupakan bahan konstruksi yang paling penting karena digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir semua struktur baik besar maupun kecil seperti bangunan, jembatan, perkerasan hjalan, bendungan, dinding pebahan tanah, terowongan, jembatan yang melintasi lembah (viaduct), drainase, fasilitas irigasi, tangki dan sebagainya. Khusus untuk bangunan gedung bertingkat tinggi, besi beton digunakan untuk struktur kolom, balok, dinding, plat, besi poer dan sloof.

Sukses beton bertulang sebagai bahan konstruksi yang universal karena banyaknya kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan tersebut antara lain : 1. Memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan kebanyakan bahan lain. 2. Memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, bahkan memiliki struktur terbaik untuk bangunan yang banyak bersentuhan dengan air. Pada peristiwa kebakaran dengan intesitas rata-rata, batang-batang struktur dengan ketebalan penutup beton yang memadai sebagai pelindung tulangan hanya mengalami kerusakan pada permukaannya saja tanpa mengalami keruntuhan. 3. Struktur beton bertulang sangat kokoh. 4. Tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi. 5. Dibandingkan dengan bahan lain, memiliki usia layan yang sangat panjang. Dalam kondisi-kondisi normal, struktur beton bertulang dapat digunakan sampai kapanpun tanpa kehilangan kemampuannya untuk menahan beban. Ini dapat dijelaskan dari kenyataan bahwa kekuatannya tidak berkurang dengan berjalannya waktu bahkan semakin lama semakin bertambah dalam hitungan tahun, karena lamanya proses pemadatan semen. 6. Merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untuk pondasi tapak, dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-bangunan semacam itu. 7. Dapat dirakit menjadi bentuk yang sangat beragam mulai dari plat, balok dan kolom yang sederhana sampai menjadi atap kubah dan cangkang besar. 8. Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi beton bertulang lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti baja struktur. 1.2 PENGETAHUAN DASAR PENULANGAN 1.2.1 Fungsi Penulangan Pada Struktur Beton Beton adalah batu buatan yang kuat sekali menerima tekanan tetapi sangat lemah apabila menerima gaya tarik. Jadi sifat-sifat beton sangat baik apabila hanya menerima gaya tekan, seperti pada kolom. Tetapi setelah beton tersebut menerima lenturan, seperti pada balok atau pelat, akan timbul sifat-sifat lain yang tampak seperti pada karet busa. Satu sisi pada beton lubang-lubang porinya tertekan sedangkan pada sisi yang lain

ubang-lubang tersebut tertarik. Daerah yang tertekan terletak pada bagian yang tertarik pada sebelah luarnya. Karena beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, maka beton tersebut tidak mampu menerima gaya tarik sehingga mengakibatkan terjadinya retak-retak yang lama-lama bisa mengakibatkan elemen beton akan pecah. Untuk menjaga retak lebih lanjut serta pecahnya balok tersebut, diperlukan pemasangan tulangan-tulangan baja pada daerah yang tertarik dan daerah dimana beton akan mengalami retak-retak. Alasan menggunakan tulangan baja ialah karena baja sangat baik dan mampu menerima gaya tarik. Pada beton bertulang, kita memanfaatkan sifat-sifat baik beton dalam menerima tekanan serta memakai tulangan pada daerah-daerah yang menerima gaya tarik. Jadi tulangan pada konstruksi beton sangat diperlukan untuk menahan gaya tarik yang terjadi, maka dari itu diperlukan luasan tulangan minimum pada penampang beton bruto. Dengan mengetahui tulangan minimum yang harus terpasang, maka konstruksi relatif aman untuk dilaksanakan.

Gambar 1.3 Pekerjaan penulangan

Gambar 1.4 Gaya tarik pada beton Perlu diketahui bahwa pada beton bertulang, tulangan-tulangan baja tersebut tidak mencegah retakan-retakan pada daerah beton bertulang yang menerima tarikan tetapi hanya mencegahnya dari retakan-retakan yang lebih besar (yang dapat terlihat jelas dengan kaca pembesar atau microscope) sehingga mencegah elemen beton dari kehancuran. Sebenarnya ada beberapa penyebab keretakan pada besi beton namun sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Dengan mengingat hal ini, kita sekarang mempunyai sebuah kriteria untuk menilai serta memeriksa apakah penempatan tulangan utama pada bagian kerangka mendatar (balok ataupun pelat) sudah benar.

Gambar 1.5 Penempatan tulangan utama pada kerangka mendatar balok (plat)

Karena pelat dapat dibayangkan seperti terbuat dari sambungan balok-balok yang mempunyai perubahan bentuk yang sama pada titik silangnya maka anggapan yang dapat diterapkan sambungan-sambungan balok tersebut pada tiap-tiap arah.

Gambar 1.6 Perubahan bentuk pada sambungan-sambungan balok plat yang diberi tulangan

Gambar 1.7 Pekerjaan penulangan pada plat 1.2.2 Karakteristik Penulangan Pada Elemen Struktur 1. Penulangan Kolom Kolom adalah komponen struktur bangunan yang bertugas menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Kolom beton yang pendek dan tidak bertulang mampu untuk membawa beban aksial yang besar, karena tegangan yang dihasilkannya merupakan desakan saja dan panjangnya yang tidak seberapa menghindarkan pelengkungan sisinya atau tekuk. Pemberian tulangan longitudinal akan meningkatkan kapasitas dukungan beban dari kolom tersebut, atau tanda beban yang diberikan akan memungkinkan penggunaan kolom yang luas penampang lintangnya lebih kecil. Di dalam praktek pada hakekatnya tak mungkin untuk menjamin bahwa beban akan tetap aksial dan dengan demikian tiada momen yang terjadi pada pertemuan balok dengan kolom. Dapat ditambahkan bahwa kolom seringkali ramping. Kesemuanya ini mempengeruhi lenturan sebuah kolom dengan akibat timbulnya tegangan tarik. Oleh karena itu kolom beton diberi tulangan untuk menghindari retak atau terjadinya reruntuhan. Tulangan desak memerlukan dukungan lateral (samping) untuk menjaganya dari tekuk keluar dibawah suatu beban, serta pecahnya selimut beton. Hal ini diatasi dengan mempergunakan tulangan transversal, dalam bentuk pengikatan lateral yang dikenal sebagai begel, diketakkan sedemikian

rupa sehingga setiap tulangan memanjang yang dipegangnya agar tidak tertekuk keluar. Ujungnya harus diberi angkur. Jarak antara begel sepenjang tiang harus dikalikan diameter batang tulangan yang terkecil diameternya. Agar kolom beton bertulang tahan terhadap tekuk, maka perlu untuk memasang batang tulangan sedekat mungkin muka keluar dengan konsistensi selimut beton yang secukupnya. Syarat menentukan tulangan kolom

Gambar 1.8 Tulangan Kolom Keterangan gambar : 1. Luas Penampang Tulangan Memanjang/Pokok adalah luas minimum 1% dan luas maksimum 8% dari luas penampang beban bruto 2. Diameter Begel; dimana : Tidak boleh 14 mm Tidak boleh 1/3 diamater tul pokok Minimum 6 mm

3. X adalah Jarak Begel; dimana : X 15 kali tul pokok Xab

Apabila oleh ketentuan praktis bagel tidak dapat dipasang (misal pada persilangan). Maka pengikat tulangan memanjang harus dilakukan dengan cara lain. 1

Gambar 1.9 Penulangan utama Keterangan gambar : 2. Jarak maksimum penulangan utama yaitu 300 mm 3. Jarak minimum penulangan utama; dimana : Jarak 30 mm Sama dengan tul pokok 4/3 butir kerikil normal (nominal yang terbesar) 2/3 butir kerikil pada ujung tulangan

2. Penulangan Balok Pembebanan pada sebuah balok menaikkan tegangan tarik, desak dan geser, sedemikian rupa sehingga pemikiran desain sebuah balok merupakan suatu penghantar yang mudah pada prinsip elementer desain beton bertulang. Dalam tujuan desain, kuat tarik beton yang kecil itu diabaikan, oleh karena itu satu balok beton, yang mampu memikul desakan di atas sumbu netral, tak mempunyai kemampuan yang berarti dalam menahan tarikan di bawah sumbu ini. Agar supaya balok dapat berfungsi dengan baik, pada daerah tarik harus diberi suatu tahanan atau dengan kata lain, luasan balook di bagian ini harus ditulangi.

Bilamana batang tulangan ditempatkan pada bagian bawah balok, tepatnya di dekat permukaan tarik yang terluar, kekuatan balok tak lagi dibatasi oleh kuat tarik beton dan pemberian tulangan untuk mencegah geseran horisontal, sehingga balok dapat menjadi kuat baik di dalam menahan tarikan maupun desakan. Agar supaya dapat memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dari tulangan, maka harus dipasang sedekat mungkin pada dasar balok. Bagaimanapun juga, perlu diberi selimut beton untuk mencegah korosi dan memberikan daya tahan terhadap api yang diperlukan. Syarat-syarat Menentukan Tulangan Balok

Gambar 1.10 Penulangan Balok 1. Luas tulangan pokok : Minimum 0,5% (dari luas balok a.b) Jarak maksimum 20 tulangan pokok Jarak maksimum 30 cm Luas minimum 0,2% (dari luas a.X)

2. Begel :

10

3. Jarak Begel : Xa X 30 cm X 25 tulangan begel X 2/3 untuk daerah geser a

Gambar 1.11 Jarak penulangan balok Keterangan gambar : a. Jarak maksimum penulangan sisi 300 mm b. Jarak minimum penulangan utama : 30 mm sama dengan tulangan pokok 4/3 butir kerikil (nominal yang terbesar) 2/3 butir kerikil nominal 50 mm

Pada balok T boleh diterapkan bentuk begel terbuka apabila syarat-syarat berikut ini terpenuhi : 1. Akhir dari begel harus dibuat kait bulat/kait serong. 2. Dalam pembengkokan kait ini harus terdapat batang memanjang. 3. Sisi terbuka dari begel harus ditutup dengan penulangan atas lantai tegak lurus dengan sumbu balok.

11

Begel Terbuka Keuntungan dengan memakai begel terbuka pada penulangan balok mempercepat pelaksanaan penulangan plat lantai karena : 1. Tulangan tidak harus memasukkan satu per satu. 2. Bila memakai tulangan mes (jaring) tidak mendapat kesulitan untuk memasukannya ke dalam balok (tidak memotong tulangan mes).

Gambar 1.12 Jarak penulangan balok 3. Penulangan Plat Lantai Bersama balok dan kolom, pelat melengkapi ketiga elemen dasar dari bangunan pada umumnya. Pelat dapat terdiri atas unit pra cetak atau sebagian beton yang dicor setempat sedapat mungkin monotolit (menjadi satu) dengan balok pendukungnya. Disini akan dibahas tentang elemen terakhir yaitu pelat. Sifat pelat di bawah suatu pembebanan, dalam kaitannya dengan keadaan dukungan ujung dan dukungan antara adalah mirip dengan balok. Tergantung pada bentuk panel pelat yang ditinjau, yaitu perbandingan antara panjang pada lebarnya, desain mungkin dilakukan sebagai penegangan satu arah saja, atau dalam dua arah yang biasanya tegak lurus satu dengan yang lain. Di dalam praktek, suatu pelat yang yang direncanakan membenytang satu arah sajaakan mencoba, menurut beberapa tingkat kemampuannya untuk menegang pada arah lain mengikat sifat alamiah konstruksi sebagai satu kesatuan. Oleh karena itu, tulangan yang jumlahnya minimum dipasang pada arah tegak lurus terhadap tulangan utama. Peletakan tulangan atas dan tulangan bawah pelat adalah serupa dengan peletakannya pada balok.

12

Pelat dapat diberi tulangan yang berbentuk anyaman yang sudah dilas dari pabrik (tulangan mes). Pada umumnya disediakan dalam bentuk lembaran atau rol, atau dengan memakai batang tulangan. Beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk penulangan plat menurut PBI 1971 : 1. Tebal pelat lantai tidak boleh diambil kurang dari 7 cm untuk pelat atap dan 12 cm untuk pelat lantai. 2. Luas tulangan pembagi harus diambil minimum 0.25% dari luas beton. 3. Pada pelat-pelat dimana tulangan pokoknya berjalan hanya satu arah saja, maka tegak lurus pada tulangan pokok tersebut harus dipasang tulangan pembagi, minimum 20% dari luas tulangan pokoknya. 4. Pada pelat-pelat dicor setempat, diameter dari batang tulangan pokok tersebut harus dipasang tulangan pembagi minimum 6 mm. 5. Pelat-pelat yang memikul beban vertikal ke bawah, walaupun menurut perhitungan teoritis oleh pengaruh pembebanan bentang-bentang pelat yang berbatas hanya memikul momen negatif, tetapi juga harus diberi tulangan bawah. Jumlah tulangan bewah ini harus diambil minimum sama dengan tulangan yang diperlukan oleh pelat tersebut untuk memikul momen negatif, tetapi juga harus diberi tulangan yang diperlukan oleh pelat tersebut untuk memikul beban vertikal yang sama, tetapi dengan tepi-tepinya terjepit penuh. Ketentuan ini tidak berlaku untuk pelat kantilever. 6. Pelat-pelat yang lebih tebal dari 25 cm senantiasa harus dipasang tulangan atas dan tulangan bawah di setiap tempat, dengan memperhatikan poin 2,3 dan 4. Ketentuan ini tidak berlaku untuk pondasi telapak.

13

Syarat-syarat menentukan tulangan pelat lantai

Gambar 1.13 Tulangan pelat lantai 1. Luas tulangan pokok 1,5% (Hr.X) 2. Luas tulangan pembagi 0,1% (Hr.Y) 3. Jarak maksimum penulangan utama (X) : 1,2 Hr 250 mm 4. Jarak maksimum penulangan bagi (Y) : 2 Hr 250 mm 4. Penulangan Balok Kantilever Balok kantilever adalah balok yang salah satu ujungnya terdapat tumpuan jepit dan ujung lain menggantung (bebas). Balok kantilever yang menahan beban gavitasi menerima momen negatif pada keseluruhan panjang balok tersebut. Akibatnya tulangan balok kantilever ditempatkan pada bagian atas atau sisi tariknya seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.13. Untuk batang seperti pada gambar, momen maksimum terjadi pada penampang di bagian peletakan. Akibatnya sejumlah besar tulangan diperlukan pada titik ini. Tulangan tidak tidak dapat hanya sampai pada tumpuan, harus dipanjangkan atau diangkur pada

14

beton di sebelah luar tumpuan. Perpanjangan ini disebut sebagai panjang penyaluran (development length). Panjang penyaluran ini tidak harus lurus seperti yang diperlihatkan pada gambar, karena tulangan akat dikaitkan pada 90o atau 180o.

Gambar 1.13 Balok kantilever Hingga saat ini hanya batang statis tertentu yang telah banyak dibicarakan, namun situasi yang sering terjadi untuk balok dan pelat adalah menerus di atas bebarapa perletakan seperti pada Gambar 1.14. Karena tulangan diperlukan pada daerah tarik balo, tulangan tersebut ditempatkan pada bagian bawah ketika momen positif dan pada bagian atas ketika momen negatif. Ada beberapa cara dalam mengatur letak tulangan untuk menahan momen positif dan negatif pada beban menerus. Salah satu pengaturan adalah yang mungkin diperlihatkan pada gambar 1.14.

Gambar 1.14 Pelat menerus menunjukkan penempatan tulangan secara teoritis untuk diagram momen yang diberikan

15

5. Penulangan Balok Prestress (prategang) Struktur beton prestress adalah sistem struktur beton yang secara khusus dengan cara memberikan tegangan awal tertentu pada komponen sebelum digunakan untuk mendukung beban luar sesuai yang diinginkan. Tujuan memberikan tegangan awal atau prategangan adalah untuk menimbulkan tegangan awal tekan beton pada lokasi dimana nantinya akan timbul tegangan tarik pada waktu komponen mendukung beban sedemikian rupa sehingga diharapkan sewaktu beban seluruhnya bekerja tegangan tarik total berkurang atau bahkan lenyap sama sekali. Bahan beton tidak kuat menahan gaya tarik, sehingga diusahakan untuk menghindari timbulnya tegangan tarik dalam beton agar berkurang masalah retak bahkan bebas retak sehingga proses korosi (pengaratan) tulangan akibat oksidasi dapat dihindari. Penampang balok dalam keadaan tertekan mampu mencegah timbulnya tegangan tarik diagonal sehingga retak-retak miring dapat dihindari. Selain itu dengan sengaja memasang tendon melengkung mengikuti koordinat yang diinginkan akan menimbulkan komponen gaya vertikal yang sangat membantu untuk memikul geser. Ketahanan terhadap geser yang lebih baik dan efektivitas penampang tersebut memberikan dimensi penampang komponen struktur prategangan menjadi lebih ramping sehingga beban mati berkurang. Cara yang biasa dilakukan untuk penerapan gaya prategang pada komponen struktur beton adalah menggunakan tendon baja yang dilakukan dengan cara : a. Pemberian pemberian prategangan prategangan melalui pada pra-penarikan beton dimana (pretensioning) tendon ditarik yaitu untuk

ditegangkan sebelum dilakukan pengecoran adukan beton ke dalam acuan yang disiapkan. Pelaksanaan cara ini umumnya dilakukan di suatu tempat khusus di lapangan pencetakan (casting yard). Langkah-langkah metoda ini seperti pada Gambar 1.15. Setelah seluruh proses hilangnya gaya prategangan berlangsung, pada tahap pelayanan beban kerja tersusun suatu kombinasi beban mati, beban hidup dan gaya prategangan. Tegangan tarik pada bagian tepi bawah balok tidak boleh lebih dari Sfc, sedangkan

16

tegangan tekan pada bagian tepi atas tidak melebihi 0,45fc. Nilai tegangan tarik ijin tersebut diambil hanya sedikit di bawah nilai modulus runtuh beton normal fr=0,7Sfc, karena kemungkinan bahaya retak atau tekuk secara tiba-tiba di daerah tersebut hanya kecil karena umumnya posisi tendon berada di dekat serat sisi terbawah. Pembatasan tegangan tarik ijin tersebut sudah termasuk memperhitungkan penyediaan tebal selimut beton dimana untuk kondisi korosif tebalnya ditambah di atas syarat minimum.

Gambar 1.15 Komponen struktur prategang

17

b. Penarikan purna (post-tensioning) adalah cara memberikan prategangan pada beton dimana tendon baru ditarik setelah betonnya dicetak terlebih dahulu dan mempunyai cukup kekerasan untuk menahan tegangan sesuai dengan yang diharapkan.

Gambar 1.16 Komponen struktur penarikan purna

1.3 JENIS-JENIS BESI BETON STANDAR 1.3.1 Macam-Macam Bahan Tulangan Besi beton yang dipakai dalam bangunan harus memenuhi persyaratan terhadap metoda pengujian dan pemeriksaan untuk bermacam-macam mutu besi beton seperti Tabel 1.1. Disamping mutu besi beton BJTP 24, BJTD 40 dan BJTD 50 seperti yang ditabelkan itu, mutu besi yang lain dapat juga dipesan secara khusus seperti BJTP 30. Tetapi perlu diingat, bahwa waktu didapatnya lebih lama dan harganya jauh lebih mahal. Guna menghindari kesalahan pada saat pemasangan, lokasi penyimpanan baja yang dipesan secara khusus itu perlu dipisahkan dari baja yang umum digunakan (BJTP 24 DAN BJTD 40). Tabel 1.1 Mutu besi beton Jenis besi Mutu besi Batas Luluh MPa (kg/cm ) Polos Deform BJTP 24 BJTD 40 240 (2400) 400 (4000)
2

Kuat Tarik MPa (kg/cm ) 390(3900) 500(5000)


2

Regangan pada Beban Maksimal 3% 5%

18

Tanda-tanda pengenal mutu baja

Gambar 1.17 Ciri-ciri nampak besi beton Besi beton BJTP 24 dipasok sebagai batang polos. Bentuk dari besi beton BJTD 40 adalah deform atau dipuntir (batang yang diprofilkan). a. Batang polos Batang polos adalah batang yang berpenampang bulat, persegi, lonjong dan lainlain dengan permukaan licin. Agar beton dan batang tulangan dapat bekerja sama maka harus ada ikatan dalam antara keduanya. Pada batang polos, tegangan tarik yang mengalir pada batang harus ditahan oleh ikatan lengket (gaya gesek) yang segaris.

Gambar 1.15 Besi beton polos

19

Hal yang sama berlaku untuk transfer tegangan tarik pada tulangan yang tidak terikat misalnya angkur dan tegangan tulangan. b. Batang yang diprofilkan/deform/ulir Batang profil adalah batang yang dipuntir dan permukaannya diberi rusuk-rusuk tegak/miring terhadap sumbu batang dengan jarak antara rusuk-rusuknya tidak > 0,7 x diameter batang pengenal.

Gambar 1.16 Besi beton profil (ulir) Tujuan pembuatan batang yang diprofilkan adalah untuk memperoleh ikatan lengket yang lebih baik antara beton dan batang tulangan. Dengan adanya rusuk (profil) maka permukaan lengket menjadi lebih besar dan beton yang berada di antara rusuk-rusuk mencegkeram batang tulangan lebih kuat. Dengan demikian ada ikatan lengket yang tertahan oleh rusuk-rusuk pada batang yang bertujuan untuk memperoleh kuat tarik yang lebih besar. 1.3.2 Standar Besi Beton Standar besi beton dibedakan untuk jenis besi polos (plain) dan besi ulir (deform).

20

Tabel 1.2 Jenis dan kelas besi tulangan (SII 0136-80)


JENIS KELAS SIMBOL BATAS ULUR MINIMUM N/mm2 235 (24) 294 (30) 235 KUAT TARIK MINIMUM N/mm2 382 (39) 480 (49) 382 REGANGAN SUDUT DIAMETER MINIMUM LENGKUNG LENGKUNG (%) 20 24 16 20 18 180o 22 2 BJTD 30 294 (30) 3 BJTD 35 343 480 (49) 490 14 180o 18 18 180o 20 4 BJTD 40 392 (40) 5 BJTD 50 490 (50) 559 (57) 618 (63) 16 180o 18 12 90o 14
maks D40 maks D50 maks D40 maks D50

Polos

1 2

BJTP 24 BJTP 30

180o 180o

3d 3d

Deformation

BJTD 24

3d

4d 4d 5d

5d

5d 6d

Tabel 1.4 Dimensi dan Berat Besi Tulangan (SII-136-80)

TULANGAN BAJA DIAMETER LUAS BERAT POLOS DEFORM NOMINAL NOMINAL NOMINAL (MM) (CM2) (KG/M) P6 P8 P9 P10 P12 P13 P14 P16 P18 P19 P20 P22 P25 P28 P32 D6 D8 D9 D10 D12 D13 D14 D16 D18 D19 D20 D22 D25 D28 D29 D32 D36 D40 D50 6,00 8,00 9,00 10,00 12,00 13,00 14,00 16,00 18,00 19,00 20,00 22,00 25,00 28,00 29,00 32,00 36,00 40,00 50,00 0,283 0,503 0,636 0,785 1,131 1,327 1,540 2,011 2,545 2,835 3,142 3,801 4,909 6,157 6,605 8,043 10,179 12,565 19,635 0,222 0,395 0,499 0,617 0,888 1,040 1,210 1,580 2,000 2,230 2,470 2,980 3,850 4,830 5,190 6,310 7,990 9,870 15,400
21

Tabel 1.5 Luas Tulangan Besi


DIAMETER BATANG (mm) 6 8 9 10 12 13 14 16 18 19 20 22 25 28 29 32 36 40 50 LUAS PANAMPANG (mm2) JUMLAH BATANG 4 5 6 113.1 201.1 254.5 314.2 452.4 530.9 615.8 804.2 1017.9 1134.1 1256.6 1520.5 1963.5 2463.0 2642.1 3217.0 4071.5 5026.5 7854.0 141.4 251.3 318.1 392.7 565.5 663.7 769.7 1005.3 1272.3 1417.6 1570.8 1900.7 2454.4 3078.8 3302.6 4021.2 5089.4 6283.2 9817.5 169.6 301.6 381.7 471.2 678.6 796.4 923.6 1206.4 1526.8 1701.2 1885.0 2280.8 2945.2 3694.5 3963.1 4825.5 6107.3 7539.8 11781.0

1 28.3 50.3 63.6 78.5 113.1 132.7 153.9 201.1 254.5 283.5 314.2 380.1 490.9 615.8 660.5 804.2 1017.9 1256.6 1963.5

2 56.5 100.5 127.2 157.1 226.2 265.5 307.9 402.1 508.9 567.1 628.3 760.3 981.7 1231.5 1321.0 1608.5 2035.8 2513.3 3927.0

3 84.8 150.8 190.9 235.6 339.3 398.2 461.8 603.2 763.4 850.6 942.5 1140.4 1472.6 1847.3 1981.6 2412.7 3053.6 3769.9 5890.5

7 197.9 351.9 445.3 549.8 791.7 929.1 1077.6 1407.4 1781.3 1984.7 2199.1 2660.9 3436.1 4310.3 4623.6 5629.7 7125.1 8796.5 13744.5

8 226.2 402.1 508.9 628.3 904.8 1061.9 1231.5 1608.5 2035.8 2268.2 2513.3 3041.1 3927.0 4926.0 5284.2 6434.0 8143.0 10053.1 15708.0

9 254.5 452.4 572.6 706.9 1017.9 1194.6 1385.4 1809.6 2290.2 2551.8 2827.4 3421.2 4417.9 5541.8 5944.7 7238.2 9160.9 11309.7 17671.5

Tabel 1.6 Luas Tulangan Besi per Meter Panjang Plat


DIAMETER BATANG (mm) 6 8 9 10 12 13 14 16 18 19 20 22 25 28 29 32 36 40 50 LUAS PENAMPANG (mm ) JARAK SPASI P.K.P (mm) 200 250 300 141.4 251.3 318.1 392.7 565.5 663.7 769.7 1005.3 1272.3 1417.6 1570.8 1900.7 2454.4 3078.8 3302.6 4021.2 5089.4 6283.2 9817.5 113.1 201.1 254.5 314.2 452.4 530.9 615.8 804.2 1017.9 1134.1 1256.6 1520.5 1963.5 2463.0 2642.1 3217.0 4071.5 5026.5 7854.0 94.2 167.6 212.1 261.8 377.0 442.4 513.1 670.2 848.2 945.1 1047.2 1267.1 1636.2 2052.5 2201.7 2680.8 3392.9 4188.8 6545.0
2

50 565.5 1005.3 1272.3 1570.8 2261.9 2654.6 3078.8 4021.2 5089.4 5670.6 6283.2

100 282.7 502.7 636.2 785.4 1131.0 1327.3 1539.4 2010.6 2544.7 2835.3 3141.6 3801.3 4908.7 6157.5 6605.2 8042.5

150 188.5 335.1 424.1 523.6 754.0 884.9 1026.3 1340.4 1696.5 1890.2 2094.4 2534.2 3272.5 4105.0 4403.5 5361.7 6785.8 8377.6 13090.0

350 80.8 143.6 181.8 224.4 323.1 379.2 439.8 574.5 727.1 810.1 897.6 1086.1 1402.5 1759.3 1887.2 2297.9 2908.2 3590.4 5610.0

400 70.7 125.7 159.0 196.3 282.7 331.8 384.8 502.7 636.2 708.8 785.4 950.3 1227.2 1539.4 1651.3 2010.6 2544.7 3141.6 4908.7

450 62.8 111.7 141.4 174.5 251.3 295.0 342.1 446.8 565.5 630.1 698.1 844.7 1090.8 1368.3 1467.8 1787.2 2261.9 2792.5 4363.3

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Anda mungkin juga menyukai