Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS

Pasal.01. : JENIS PEKERJAAN dan LOKASI


a. Pelaksanaan pekerjaan meliputi :
Dalam uraian ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Revitalisasi SDN Maos
Kidul 05 Kec. Maos (DAK) Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan,
pengerahan tenaga kerja, pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang
pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk didalam usaha penyelesaian
dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap.
Juga disini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang
walaupun tidak disebutkan didalam bestek tetapi masih berada didalam lingkungan
pekerjaan haruslah dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.
b. Pekerjaan yang dilaksanakan ialah :.
Pekerjaan ini mengikat Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS) / Dokumen Lelang ini,
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Gambar Rencana yang menyatu menjadi bestek;

Peraturan-peraturan pembangunan yang mengikat dalam pekerjaan ini, antara lain


adalah :
1. Peraturan Syarat-syarat Umum Pelaksana Pekerjaan Pemborong di Indonesia.
2. Spesifikasi Bahan Bangunan
3. Peraturan Beton Indonesia
4. Peraturan Besi Baja Indonesia.
5. Peraturan Kapur sebagai Bahan Bangunan
6. Peraturan Batu merah sebagai Bahan Bangunan
7. Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan
8. Peraturan Muatan Indonesia
9. Peraturan dari Dinas Teknis Kabupaten Cilacap
10. Peraturan Air Bersih / Minum
11. Peraturan dari Pemerintah Daerah setempat.
12. Peraturan lain yang relevan.

Pasal.02. : SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN


A. PEKERJAAN BONGKARAN
Melakukan pembongkaran bangunan lama yang perlu dibongkar, antaralain : bongkar
atap, Bongkar Tembok, dan Bongkar Beton.
Pembongkaran dilakukan dengan hati – hati dan berkordinasi dengan pihak Sekolah
dan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan beserta para pegawai atau staff yang sedang
bekerja pada saat melakukan pekerjaan atau masih dalam jam kerja.
B. TEMPAT TITIK DUGA dan UKURAN-UKURAN
1. Tempat bangunan
2. Titik duga (0,00) permukaan lantai dari bangunan ditentukan dilapangan oleh
direksi/pengawas;
3. Ukuran - ukuran pada denah dan ukuran - ukuran tinggi, telah ditetapkan dalam
gambar dengan catatan, bahwa :
a. Jika terdapat ukuran - ukuran pada gambar, maka yang menentukan adalah
ukuran - ukuran pada gambar dengan skala lebih besar atau menguntungkan
negara;
b. Jika tidak terdapat kesesuaian antara gambar dan RKS, maka harus dikonsultasikan
dengan direksi / pengawas;
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum / selama dan sesudah
pekerjaan menjadi tanggung jawab penyedia Jasa sepenuhnya;
d. Penetepan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan.
4. Penyedia Barang / Jasa harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri
sehubungan dengan pelaksanan pekerjaan ini berupa kantor Administrasi Lapangan, Los
kerja dan Gudang;
5. Penyedia Barang / Jasa harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bias
mengganggu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat
tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan yang
lain;
7. Untuk dasar ukuran sumbu - sumbu bangunan harus dibuat papan dasar pelaksana
(bouwplank) yang harus dibuat dari bahan kayu meranti tebal minimum 3 cm dengan
permukaan atasnya diserut sipat dasar (Waterpass);
8. Penyedia Barang /Jasa harus menyediakan alat - alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk
mengadakan pengukuran ulang.

C. PERSIAPAN dan ALAT BANTU


1. Penyedia Jasa harus membuat / pengadaan perancah dan alat bantu untuk membantu
proses selama pekerjaan berlangsung. Hal ini dilakukan, untuk memudahkan proses
pelaksanaan pekerjaan;
2. Peracah yang digunakan harus mampu menjangkau seluruh bagian yang akan
dikerjakan. Faktor kenyamanan dan keselamatan pekerja harus diutamakan sehingga
pekerjaan dapat berlangsung dengan lancar;
3. Alat bantu / Perancah yang digunakan juga harus memperhitungkan faktor pencapaian
pekerjaan dan keselamatan pekerja;
4. Dibuat pagar pengaman pada bangunan yang dikerjakan guna memenuhi keamanan
sekitar bangunan;
5. Ijin mendirikan bangunan diurus, paling tidak saat bangunan diserah-terimakan harus
sudah selesai.

D. AIR KERJA
1. Penyedia Jasa harus memperhitungkan penyediaan air kerja untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan, dengan sumur pompa atau cara lain yang memenuhi
persyaratan;
2. Air yang digunakan harus air tawar bersih yang bebas dari bahan organis, lumpur dan
bahan lain yang merusak mutu beton, dll. Harus memenuhi persyaratan air bagi
keperluan bangunan di Indonesia;
3. Selama pelaksanaan, supaya dibuatkan saluran pembuangan darurat untuk menghindari
gangguan air setempat.
E. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pada prinsipnya pekerjaan ini adalah membersihkan lingkungan yang direkomendasi
dalam rencana, guna dilakukan pekerjaan;
2. Pembersihan harus dilakukan secara hati-hati sehingga tidak merusak bagian yang lain,
yang tidak terkait pekerjan;
3. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu areal dibersihkan dari akar-akaran sehingga
lingkungan tetap terjaga kerapihannya.

F. PAPAN NAMA PEKERJAAN dan BARAK KERJA


1. Penyedia jasa harus menyediakan Papan Nama Pekerjaan/Kegiatan sebagai informasi
kepada umum tentang adanya pekerjaan;
2. Barak kerja disediakan sebagai tempat untuk menyimpan material serta alat-alat
keperluan pekerjaan, juga apabila memungkinkan sebagai tempat pertemuan lapangan;
3. Lokasi barak kerja harus mudah dijangkau dan luasannya harus cukup representative
menurut Pengguna Jasa, sesuai petunjuk direksi;
4. Penyedia Jasa harus menempatkan minimal seorang petugas untuk menjaga segala jenis
material yang disimpan ditempat ini dan mencatat keluar masuknya material keperluan
pekerjaan.

G. PEKERJAAN PASANGAN TEMBOK


1. Jenis Pasangan dan Penggunaannya;
a. Pasangan batu kali untuk pondasi, sedang pasangan bata merah dan bagian lain
seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan;
b. Pasangan bata merah ½ bata untuk sebagian besar dinding yang ada dalam bangunan
ini seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan.
Pasangan bata merah trasram untuk dinding-dinding ruang toilet, dinding-dinding
luar bangunan dan bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar
pelaksanaan.
2. Jenis Adukan Yang digunakan;
Adukan dengan campuran 1pc : 4psr. digunakan untuk dinding - dinding ruang
toilet, seluruh dinding luar bangunan atau trasram dan bagian - bagian lain seperti
ditunjukkan dalam gambar rencana.
Adukan dengan campuran 1pc : 6psr. digunakan untuk dinding - dinding ruang toilet,
seluruh dinding luar bangunan dan bagian - bagian lain seperti ditunjukkan dalam
gambar rencana.
3. Jenis Plesteran Yang Digunakan;
Plesteran trasram dengan campuran 1pc : 4psr digunakan untuk permukaan
beton dinding ruang-ruang toilet, seluruh permukaan dinding pasangan dibagian luar
bangunan, dan seluruh dinding lantai dasar sampai setinggi + 30cm dari permukaan
lantai.
Plesteran trasram dengan campuran 1pc : 6psr digunakan untuk permukaan dan
seluruh dinding lantai dasar lebih dari + 30cm dari permukaan lantai.
4. Kualitas Bahan Yang Digunakan;
a. Bata Merah;
Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Batu bata harus baru, dan terbuat dari campuran tanah liat yang dibakar dan
mencapai kematangan sesuai standard dan disetujui pengawas;
2. Bilamana terdapat bahan yang tidak dapat sesuai standard tersebut diatas
maka Direksi dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada dipasaran lokal
dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan;
3. Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan penetrasi air yang
rendah;
4. Seluruh permukaan datar/rata tidak melengkung, tanpa cacat/berlubang
ataupun mengandung kotoran, sudut-sudutnya tidak tumpul;
5. Ukuran seragam dengan standar nominal;
a). Mutu setaraf produksi/lokal dengan persetujuan Direksi.
b). Bahan untuk adukan, plesteran dan acian.
Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunakan untuk adukan
harus memenuhi ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam
buku RKS ini ataupun dalam SKSNI T-15-1991-03, yaitu pasir
muntilan/sekualitas.
5. Contoh-contoh Bahan;
Sebelum memulai pekerjaan pasangan, Penyedia Barang/Jasa terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan (batu kali, bata merah,
kerikil, split dll). Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan/ Perencana.
6. Syarat Pemasangan.
a. Pemasangan Batu Bata;
Pemasangan bata merah memperhatikan beberapa hal, antara lain :
1. Dinding harus dipasang/didirikan dengan ketebalan dan ketinggian sesuai
gambar rencana;
2. Masing-masing bata merah dipasang dengan nat/jarak : 1cm, diberi dasar
adukan pengikat dengan baik;
3. Pemasangan dinding tidak boleh diteruskan disatu bagian setinggi lebih dari 1
meter;
4. Tidak diperbolehkan memakai potongan bata merah untuk bagian-bagian
dinding kecuali untuk bagian dinding yang terpaksa harus menggunakan
potongan, potongan yang diperbolehkan untuk maksud tersebut tidak boleh
lebih kecil dari ½ bata merah;
5. Menggunakan skim coat untuk finishing dinding sekualitas Samudra;
6. Semen mortar untuk plesteran dinding sekualitas Samudra.
b. Perlindungan;
Bagian dinding atau pasangan batu kali yang sudah terpasang dan terkena
udara terbuka, pada waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan
penutup bagian atasnya dengan sesuatu yang memadai.
c. Perawatan;
Dinding pasangan balok beton ringan dan pasangan batu kali harus
dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan.
d. Angkur-angkur dan Pengikat;
Setiap hubungan antara dinding bata merah dengan permukaan beton,
harus diberi angkur yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran
dan diameter sesuai dengan kebutuhan. Permukaan beton yang
berhubungan dengan dinding bata harus dikasarkan dengan alat yang
sesuai agar adukan dinding dapat melekat.
e. Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar-
benar vertikal, datar, rata, tidak melengkung atau bergelombang;
f. Kolom Beton/Tulangan Praktis.
Untuk dinding dengan luasan minimal 10m2 diharuskan pelaksanaan dengan
perkuatan kolom beton praktis dengan tulangan pokok 4 o/ 12 dan begel
o/ 6-15cm.

H. PEKERJAAN BETON
1. Lingkup Pekerjaan;
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis pekerjaan
yang tercantum dalam Pasal-pasal buku RKS ini antara lain yang dikerjakan :
Beton bertulang struktur rangka, beton praktis, untuk semua kegiatan;
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan
yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Pedoman Pelaksanaan;
Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :
Semua ketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 terutama yang menyangkut pekerjaan
beton struktur.
3. Bahan-bahan Yang Digunakan;
a. Semen;
1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II menurut
NI 8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut Standard Cement
Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia;
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa persetujuan
Pengawas Lapangan;
3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila dipasaran tidak diperoleh semen dari
merk yang telah dipilih dan telah digunakan;
4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah
5. digunakan harus disertai jaminan dari Penyedia Barang/Jasa yang dilengkapi
dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti setaraf
dengan mutu semen yang digantikannya;
6. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
b. Aggregates;
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam SKSNI T-
15-1991-03, terdiri dari :
1. Pasir beton (aggregate halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4% berat
pasir beton;
2. Koral atau crushed stone (aggregate kasar) :
a. Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Dimensi maksimun 2,5cm, dan
tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
konstruksi yang bersangkutan;
b. Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembesian yang berat batas
maksimum tersebut 3cm dengan gradasi baik;
c. Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet) digunakan
split pecah/giling mesin.
c. Besi Beton;
Besi beton yang digunakan ialah : besi beton polos mutu fy = 320 Mpa ex
Krakatau Steel/setara, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 16mm dan
fy = 240 Mpa untuk diameter lebih kecil dari 13mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya certificate untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga harus dimintakan
certificate dari laboratorium baik pada saat pendatangan secara periodik minimal
2 contoh percobaan tarik (strees-strain) dan atau untuk setiap 20 ton besi. Untuk
pemotong tulangan tidak boleh mempergunakan alat pemanas (las),
pemotongan dengan alat gunting atau besi cutter atau gergaji besi.
d. Admixture.
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk setara Super
Plastet SR (kedap air) dan plastet no.2 untuk beton biasa. Namun sebelumnya
Penyedia Barang/Jasa diwajibkan mengajukan analisis kimia serta test, dan juga
bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia. Penggunaan harus sesuai dengan
petunjuk teknis pabrik.
4. Tata Cara Pengiriman dan Penyimpanan Bahan;
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan jadwal
pelaksanaan;
b. Penyimpanan Semen;
1. Semen harus didatangkan & disimpan dalam kantung/zak yang utuh. Berat
semen harus sama dengan yang tercantum dalam zak;
2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh
cuaca, berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah;
3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian yang mulai
mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas (tanpa
alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5% berat semen;
4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam
jumlah yang sama dengan syarat bahwa kualitas beton yang dihasilkan harus
sesuai dengan yang diminta perencana.
c. Penyimpanan Besi Beton;
1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu sehingga
bebas dari tanah (minimal 20cm);
2. Beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing lainnya.
d. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain
jenisnya/gradasinya dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya dengan tanah.
5. Bekisting Yang Digunakan;
a. Bekisting harus dibuat dari papan kayu kalimantan dengan rangka kayu yang kuat
tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu menggunakan baja;
b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang
nyata dan harus dapat menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan jalannya
kecepatan pembetonan;
c. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan
bergeraknya bekisting selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus
cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan (mortar leakage);
d. Susunan bekisting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga
pengawasan atas kekurangannya dapat mudah dilakukan
Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkarannya tidak akan merusak dinding, balok atau kolom beton yang
bersangkutan;
e. Pada bagian terendah pada setiap pashe pengecoran dari bekisting kolom atau
dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk Inspeksi dan pembersihan;
f. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum pengecoran;
g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar
tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting;
h. Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-penyangga atau silangan
silangan bekisting menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa;
i. Pembongkaran Bekisting :
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus yang
cukup untuk memikul 2x beban sendiri. Bila akibat pembongkaran cetakan, pada
bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban
rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut
berlangsung.
Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton
seluruhnya terletak pada Penyedia Barang/Jasa, dan perhatian Penyedia
Barang/Jasa mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke SKSNI T-15-1991-03
dalam Pasal yang bersangkutan.
Pembongkaran harus memberi tahu Pemberi Tugas/Arsitek bilamana ia bermaksud
akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuannya, tapi dengan adanya persejutuan itu tidak berarti Penyedia
Barang/Jasa terlepas dari tanggung jawabnya.
6. Pemasangan Pipa-pipa;
Pemasangan pipa dalam beton yang mungkin dilakukan tidak boleh merugikan kekuatan
konstruksi.
7. Kualitas Beton;
a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah dengan f ‘c = 19,3
Mpa. Sedang beton praktis dengan f ‘c = 17,5 Mpa.
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam SKSNI T-15-1991-03;
b. Penyedia Barang/Jasa harus memberikan jaminan atas kemampuannya untuk
memenuhi kualitas beton ini dengan memperlihatkan data-data pelaksanaan dilain
tempat atau dengan mengadakan Trialmix;
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut
dalam SKSNI T-15-1991-03;
d. Pada masa pemulaan pembetonan penyedia Barang/Jasa harus membuat minimum
1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji
yang pertama.
Pengambilan benda-benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan
dengan kecepatan pembetonan;
e. Penyedia Barang/Jasa harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton
yang dibuat, laporan tersebut harus disahkan oleh pengawas lapangan dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan harga karakteristiknya;
f. Selama pelaksanaan (bila dianggap perlu) ada pengujian slump, minimum 7,5 cm
maximum 12,5 cm;
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
1. Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan (beton) (bekesting);
2. Cetakan slump dibasahi dan diterapkan diatas kayu yang rata atau plat beton;
3. Cetakan diisi sampai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi diameter 16 mm panjanf
30 m dengan ujungnya yang bulat (seperti peluru);
4.Pengisian dilakukan secara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan
ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis yang
dibawahnya;
5. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan, dan diukur
penurunannya (slumpnya).
g. Pengujian kubus atau silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang
disetujui oleh pengawas Lapangan;
h. Perawatan kubus atau silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi
tidak tergenang air, sekama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka;
i. Jika dianggap perlu, maka penyediaan Barang/Jasa harus mengadakan percobaan
silinder umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan-ketentuan hasilnya tidak boleh
kurang 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda
uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian
beton ditempat dengan cara-cara yang ditentukan dalam SKSNI T-15-1991-03
dengan biaya ditanggung penyedia Barang/Jasa;
j. Pengadukan beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen-komponen beton;
k. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.
l. Siar-siar Kontruksi dan Pembongkaran Bekisting;
8. Pembongkaran bekisting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak
ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.
Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
9. Penggantian Besi;
a. Penyedia Barang/Jasa harus mengusahakan agar besi yang dipasang benar sesuai
dengan apa yang tertera dalam gambar;
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Barang/Jasa atau pendapatnya
mengalami kekeliruan, kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada
maka :
1. Penyedia Barang/Jasa dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada
Pengawas Lapangan untuk sekedar informasi;
2. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Penyedia Barang/Jasa sebagai kerja
tambah, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan tertulis dari Perencana dan disetujui Pemberi Tugas;
3. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut
hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana;
Mengajukan usulan dalam rangka kejadian tersebut diatas adalah merupakan juga
kewajiban bagi Penyedia Barang/ Jasa.
c. Jika Penyedia Barang/Jasa tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter
besi dengan diameter terdekat dengan syarat :
1. Harus ada persetujuan dari pengawas Lapangan;
2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar;
3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat
tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyatukan pembetonan atau
penyampaian penggetar.
d. Toleransi Besi :
Vasiasi dalam
Diameter, ukuran sisi (atau jarak antara Toleransi
berat yang
dua permukaan yang berlawanan) diameter
diperbolehkan

Dibawah 10 mm ±7% ± 0,4 mm

10 mm sampai 16 mm (tapi tidak


±5% ± 0,4 mm
termasuk & 16 mm)

16 mm sampai 28 mm ±5% ± 0,5 mm

29 mm dan 32 mm ±4% -

10. Perawatan Beton;


a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat;
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus
diperhatikan;
c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari sesudah
pengecoran.
11. Tanggung Jawab Penyedia Barang/Jasa;
a. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi
sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi yang diberikan;
b. Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil Bouwher atau
Perencana yang sejauh melihat/mengawasi/menegur atau memberi
nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas;
c. Jika Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang
menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan diatas atau yang telah
tertera dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi
tanggung jawab Pengawas Lapangan, Ketentuan tambahan ini harus
dibuat secara tertulis.
12. Pekerjaan Stek Kolom.
Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis :
a. Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi;
b. Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada
waktu sloof dicor sampai batas permukaan atas sloof;
c. Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetap lurus setelah selesai
pekerjaan sloof.
I. PEKERJAAN PLESTERAN
1. Semua pasangan batu bata merah yang kelihatan (karena dikupas/diperbaiki)
harus diplester. Plesteran digunakan adukan yang sama dengan adukan
pasangan batu bata merahnya sebelumnya;
3. Kupasan plesteran sebelumnya harus cukup kuat, sehingga penambahan
plesteran melekat/menyatu benar dengan pasangan tembok sebelumnya;
4. Semua pasangan yang akan diplester harus disiram dengan air (kalau
diperlukan dengan air semen) sampai basah dan bebas dari kotoran-kotoran.
Plesteran harus menghasilkan bidang yang rata dan lurus, serta sponengan
harus kelihatan rapi.
5. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang dari 1 cm,
kecuali plesteran beton tebal maksimum1 cm;
6. Semua permukaan beton yag diplester, permukaannya harus dikasarkan
terlebih dahulu;
7. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan acian PC
sehingga tidak terjadi retak-retak dan pecah, dengan hasil rata dan halus;
8. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rapi, rata, vertikal, tidak
bergelombang dan tegak lurus dengan bidang lainnya. Sponeng/tali air harus
baik dan lurus.

J. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Pemasangan atap bangunan yang dikerjakan, meliputi :
a. Pemasangan atap genteng gepak;
b. Pemasangan bubungan genteng gepak;
2. Bahan dan Peralatan :
a. Genteng gepak;
b. Kerpus menggunakan bahan yang sesuai dengan jenis genteng atapnya;
3. Pelaksanaan;
a. Bahan penutup atap dan bubungan yang dikerjakan harus yang baru,
harus betul-betul tidak mengalami kerusakan fisik maupun kekuatannya;
b. Untuk pemasangan kerpus, harus hati-hati betul agar terjaga tidak bocor
dan menurut petunjuk direksi;
c. Jarak reng sesuai dengan gambar dan sepersetujuan direksi;
d. Pemasangan genteng dan kerpus harus lurus dan rata benar. Tidak
bengkak bengkok karena suatu kesalahan. Apabila hal itu terjadi harus
segera diperbaiki hingga disetujui direksi;
e. Pemasangan atap genteng harus rata dan rapat;

K. PEKERJAAN KERAMIK dan LANTAI


1. Lingkup pekerjaan;
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan
gambar kerja dan RKS;
b. Penyedia Barang/Jasa diharuskan memberikan contoh-contoh bahan
lantai yang akan dipasang, khususnya untuk diseleksi kualitas, warna,
tesktur, bahan lantai untuk mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan ;
c. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan jaminan tertulis dari
Produser/sub-Penyedia Barang/Jasa kepada pemilik pekerjaan untuk
setiap masing-masing penggunaan bahan lantai dengan jangka waktu
jaminan minimal 5 (lima) tahun;
d. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan lantai keramik;
2. Pekerjaan keramik dinding;
3. Pekerjaan pasang batu tempel.
2. Pekerjaan Lantai Keramik;
a. Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan antara lain :
1. Urugan pasir bawah lantai ketebalan sesuai gambar (bila diperlukan);
2. Keramik warna 40/40, 30/30;
b. Data-data Teknis Bahan;
1. Bahan : Keramik KW I Lantai;
2. Ukuran : (menyesuaikan lapangan) Toleransi ukuran <1% &
penyerapan air tidak lebih dari 1%;
3. Warna : Harus sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan atau
Pemilik Proyek.
c. Keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang
gompal, retak maupun cacat;
d. Pekerjaan pemasangan lantai keramik bisa dimulai dan dilaksanakan
apabila Penyedia Barang/Jasa telah membawa contoh-contoh keramik
yang telah disetujui;
e. Sebelum pemasangan keramik untuk lantai dasar, terlebih dahulu
dipasang pasir urug, minimal setebal 7 cm, tanah telah dipadatkan, 1pc :
3psr : 5krl;
f. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin
potong, bekas potongan harus digerinda dan diamperas sampai halus dan
rata. Perlu dihindari pemotongan keramik yang < ½ x lebar/panjang
ukuran standard;
g. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh;
h. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1pc : 5psr dan
ditambah bahan perekat sekualitas dengan merk Corafix 2;
i. Bahan pengisi adalah grout semen berwarna yang sesuai dengan warna
keramik yang digunakan;
j. Apabila hasil pemasangan keramik tidak rapih, tidak membentuk garis
lurus, rekat dan hasil bergelombang, Penyedia Barang/Jasa harus
mengganti/mengulangi pekerjaan dengan biaya ditanggung sendiri oleh
Penyedia Barang/Jasa;
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih;
l. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban
selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari
pekerjaan lain;
m. Pemasangan lantai keramik pada sudut pertemuan dengan dinding
tembok, dibuat lengkung (tidak bersudut tajam).
L. PEKERJAAN LISTRIK
1. Lingkup pekerjaan meliputi :
- Pengadaan dan pemasangan pipa-pipa, stop kontak, saklar, fitting,
armature lampu dan panil pembagi untuk penerangan.

2. Bahan dan Peralatan


a. Pipa dipakai jenis paralon,
b. Kabel dipakai sesuai dengan tegangan yang ada (220V ). Menggunakan
kabel NYM penampang minimal 2,5mm 2 ex.dalam negeri
c. Stop kontak,saklar,fitting dan armature lampu dipakai ex.dalam negri
yang sesuai dengan kondisi dipasaran daerah yang bersangkutan.
d. Untuk panel pembagi dipakai yang berkualitas baik ex,dalam negeri.

3. Pelaksanaan
a. Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar skema listrik untuk diperiksa
dan disetujui Direksi/pengawas.
b. Penyedia Jasa harus memberi contoh alat-alat listrik dan armature lampu
untuk diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
c. Pemasangan pipa dan kabel dengan system in-bouw dan harus dilakukan
dengan rapi,
d. Setelah jaringan terpasang dengan rapi, Penyedia Jasa diwajibkan untuk
mengadakan pengetesan sesuai petunjuk Direksi/Pengawas Lapangan.

N. PEKERJAAN CAT – CATAN


1. Lingkup pekerjaan meliputi :
a. Pengecatan tembok di plamir bagian dalam Merk Catylac
b. Pengecatan tembok di plamir bagian luar Merk Catylac
c. Kusen, daun pintu dan daun jendela cat kayu Merk Avian
2. Bahan dan Peralatan
a. Untuk cat tembok maupun cat kayu digunakan cat merk yang berkualitas
baik.
b. Cat yang digunakan harus masih dalm keadaan baik, tertutup dan sedapat
mungkin menghindari bahan pengencer,
c. Bahan untuk mengeteer dipakai yang berkualitas baik.
3. Pelaksanaan
a. Sebelum dicat terlebih dahulu harus dimenie, diplamir dan dicat dasar.
Penentunan warna cat sesuai petunjuk Direksi / Pengawas dan
pelaksanaannya harus sesuai aturan pabrik serta peraturan yang berlaku,
b. Semua pekerjaan kayu yang bersinggungan dengan beton atau pekerjaan
pasangan harus dimenie minimal 2 ( dua ) kali,
c. Pengecatan dinding bagian luar maupun dalam dalam plafond sebanyak 2
(dua) lapis sehingga rata dan rapi,
d. Kusen, daun pintu daun daun jendela dicat minimal 2 ( dua ) kali.

O. BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Semua bahan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi
lapangan;
2. Jika terdapat perbedaan pendapat mengenai kualitas bahan bangunan antara
Penyedia Jasa dan pengawas, maka pengawas berhak meminta kepada
Penyedia Jasa untuk memeriksakan contoh bahan yang dimaksud, ditest di
laboratorium bahan, dengan biaya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa;
3. Air untuk mengaduk spesi, beton dll, sedapat mungkin menggunakan air
tawar setempat, jernih dan harus diendapkan terlebih dahulu dari kotoran.
Bebas dari mineral zat organic, bebas lumpur, larutan air kali dan lain-lain;
4. Bambu hanya digunakan untuk perancah, bukan untuk profil-profil
pemasangan pekerjaan yang lain;
5. Pasir cor maupun pasang yang digunakan tidak mengandung kotoran-kotoran
yang mengganggu campuran yang disyaratkan. Bila terdapat kotoran berlebih,
dapat diperintahkan untuk dicuci;
6. Split harus bebas dari pecahan dan bebas dari kotoran tanah atau lumpur
yang mengganggu;
7. Portland Cement digunakan dari segala merk, sekualitas Nusantara/ Holcim
dan harus diperhatikan syarat-syarat PBI 1971;
8. Besi beton yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan SK SNI 1991;
9. Peralatan air, baik air bersih maupun air kotor yang digunakan, harus
berkualitas baik. Diutamakan produksi dalam negeri, memenuhi standart air
bersih dan air kotor di Indonesia yang disetujui direksi;

P. BAHAN-BAHAN yang DINYATAKAN TIDAK MEMENUHI SYARAT


1. Bahan yang dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh direksi dan diakui
Penyedia Jasa, harus dikeluarkan dari tempat pekerjaan selambat-lambatnya
2x24 jam sesudah pemeriksaan;
2. Jika Penyedia Jasa melalaikan peringatan tersebut diatas, maka bahan
tersebut akan dikeluarkan direksi dengan biaya Penyedia Jasa.

Pasal.03. : P E N U T U P
a. Apabila dianggap perlu, seluruh pekerja memakai tanda pengenal kegiatan;
b. Semua bahan dan alat kelengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada
bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksakan dan diluluskan oleh unsur
terkait, baik secara lisan maupun tertulis;
c. Pemasangan dan penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat
seperti tersebut diatas akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah direksi dengan
segala resiko Penyedia Jasa;
d. Penyedia Jasa harus dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang telah ada dalam rencana/bestek dan petunjuk dari direksi;
e. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS, RAB dan Gambar Rencana dan
dianggap perlu, akan dicantumkan dalam risalah aanwijzing dan atau akan
dijelaskan oleh Pengawas/Direksi/Pengguna Jasa.

Cilacap, 2022

Anda mungkin juga menyukai